Proposal Skripsi SNF 2021

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

EFEKTIVITAS PENERAPAN REGULASI

PELAYANAN PERNIKAHAN PADA ERA NEW


NORMAL DI KUA KECAMATAN
SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Menyusun Skripsi


Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Pada Jurusan Hukum Keluarga Islam
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negri
Sultan Maulan Hasanuddin Banten

Oleh:

SITI NABILAH NURFAZRIN


NIM: 181110015

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021 M / 1442 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pernikahan adalah jalan untuk salah satu tujuan asasi dari syariat Islam

yaitu menjaga nasab, karena dengannya terbentuklah sarana penting guna

memelihara manusia agar tidak terjatuh ke dalam perkara yang diharamkan Allah,

seperti perilaku zina, homoseksual, dan sebagainya. Melalui sejumlah redaksional

dalil dapat kita temukan anjuran untuk menikah yang mana merupakan bagian

dari kehidupan para nabi atau yang dimaksud dengan sunnah nabi.1 Sebagaimana

hadist berikut:

َّْْ‫ع ِم ْنكُ ُم ا َ ْلبَا َءة َ ََ ََْْت َََ ه‬ َ َ ‫ب َم ِن ا ْست‬


َ ‫طا‬ ِ ‫شبَا‬ ‫ّللَا يَا َم ْعش ََر اَل ه‬ِ ‫سو ُل َ ه‬ ُ ‫ّللَاِ ب ِْن َم ْسعُو ٍد قَا َل لَنَا َر‬
‫ع ْب ِد َ ه‬
َ ‫ع ْن‬
َ
ِ‫ص ْوم ََإِنههُ لَهُ َِّ َجاء‬ ‫ْ ََّ َم ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع ََعََْ َْ ِه ِبال ه‬ ْ َ ْ َ
ُّ ‫ََإِنههُ أغ‬
ِ ‫ص ُن ِلْفَ ْر‬
َ ْ‫ص ِر ََّأح‬ َ َ‫َض ِلْب‬

Dari ibnu mas’ud rosulullah SAW berkata: “Wahai para pemuda! Barangsiapa di
antara kalian sudah mampu menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih
menundukkan pandangan, dan lebih memelihara farji (kemaluan). Dan
barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena
shaum itu dapat membentengi dirinya.” (HR Bukhari dan Muslim).2

Di Indonesia sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

perkawinan umat Islam diatur oleh hukum agamanya, baik sebelum kemerdekaan

Republik Indonesia atau sesudahnya. Hukum agama yang dimaksud disini adalah

fiqh munakahat, jika dilihat dari materinya berasal dari mazhab Syafi’i, karena
1
Firman Arifandi, Anjuran Menikah Dan Mencari Pasangan, Editor: Faqih
(Jakarta:Rmah Fiqih Publishing, 2018), h. 6.
2
Firman Arifandi, Anjuran Menikah…h. 11.

2
sebagian besar umat islam di Indonesia secara nyata mengamalkan mazhab Syfi’i

dalam keseluruhan amaliyah agama.3 Kemudian pembaruan Hukum pernikahan

Islam dilakukan dengan lahirnya UU No. 1 tahun 1974 tentang pernikahan. pada

Pasal 2 Ayat 2 menyatakan “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku”. Maka setiap calon pengantin wajib

mencatatkan pernikahan mereka untuk mendapatkan akta nikah di dalam

adiministrasi kependudukan. Pentingnya calon penganten mencatatkan

pernikahannya dikarenakan akan banyak memberikan manfaat yang membawa

akibat hukum bagi seseorang. misalnya untuk kepentingan waris, menentukan dan

memastikan bahwa mereka adalah muhrimnya, atau dapat memberi arah ke


4
pengadilan dimana seseorang akan bercerai dan lain sebagainya. Negara

menginginkan semua hubungan hukum warganya berjalan teratur dan pasti. Oleh

karena itu pencatatan perkawinan menjadi penting bagi negara, kemudian

Lembaga yang berwenang dalam melakukan pencatatan pernikahan adalah kantor

urusan agama (KUA).

Keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari instansi

pemerintah daerah yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Agama Islam, di wilayah

Kecamatan. Dikatakan sebagai unit kerja terdepan karena Kantor Urusan Agama

(KUA) secara langsung berhadapan dengan masyarakat. Karena itu wajar bila

3
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh Munakahat Dan
Undang-Undang Perkawinan (Jakarta: Kencana Prenadmedia Group, 2006), h. 21.
4
Hikmah Hijriani, “Implementasi Pelayanan Pencatatan Pernikahan Di Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Sangasanga Kabupaten Kutai Kartanegara”, Jurnal Administerasi
Negara Vol 3 No. 2 (2015) Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu politik, Universitas Mulawarman. h
535.

3
keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) dinilai sangat urgen seiring keberadaan

Departemen Agama. Fakta sejarah juga menunjukan kelahiran Kantor Urusan

Agama (KUA) hanya berselang sepuluh bulan dari kelahiran Departemen Agama,

tepatnya tanggal 21 Nopember 1946. Hal ini menunjukkan peran Kantor Urusan

Agama sangat strategis bila dilihat dari keberadaannya yang bersentuhan langsung

dengan masyarakat, terutama yang memerlukan pelayanan di bidang urusan

Agama Islam. Konsekuensi dari peran itu, secara otomatis Kantor Urusan Agama

(KUA) harus mampu mengurus rumah tangga sendiri dengan menyelenggarakan

manajemen kearsipan, administrasi surat menyurat dan statistik serta dokumentasi

yang mandiri. Selain itu, Kantor Urusan Agama (KUA) juga dituntut benar-benar

mampu menjalankan tugas di bidang pencatatan nikah dan rujuk secara apik.

Pelayanan ini merupakan tugas pokok Kantor Urusan Agama (KUA) karena

pelayanan itu sangat besar pengaruhnya dalam membina kehidupan beragama,

disitulah cikal bakal terbentuknya keluarga sakinah, mawadah dan warahmah. 5

namun pelaksanaan pernikahan pada saat ini mengalami perubahan yang

signifikan hal itu mempengaruhi perubahan pelayanan pernikahan pada KUA.

Pelaksanaan pernikahan pada tahun 2020-2021 berbeda dengan

pelaksanaan pernikahan sebelumnya, yang di akibatkan dari munculnya virus

corona pada bulan desember 2019, virus corona atau covid-19 ini melanda negara

indonesia bahkan seluruh dunia, awal munculnya covid-19 ini pertama kali di

5
Hikmah Hijriani, “Implementasi Pelayanan Pencatatan Pernikahan Di Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Sangasanga Kabupaten Kutai Kartanegara”, Jurnal Administerasi
Negara Vol 3 No. 2 (2015) Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu politik, Universitas Mulawarman. h
535.

4
kota wuhan, provinsi hubei, china. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11

Maret resmi menyatakan virus corona COVID-19 sebagai pandemi. Karena sifat

dari virus ini yang cepat menyebar luas secara masif di seluruh dunia, yang

meningkatkan angka kematian terus bertambah.

Graphic 1 Data kasus aktif covid-19 di indonesia 2021


Sumber : BeritaSatu.com

Curva di atas menunjukan kasus covid-19 di indonesia. sejak tanggal 2 maret

2020 samapai dengan 21 oktober 2021, Terkonfirmasi sampai saat ini ada 15.594

kasus aktif covid-19. Oleh karena itu Pandemi Covid-19 ini berimplikasi pada

berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam masalah pernikahan.

Pelaksanaan pernikahan sebelum datangnya pandemi covid-19 calon

pengantin (catin) dapat melaksanakan akad nikah pada tempat yang sudah

disepakati oleh calon pengantin tanpa membatasi jumlah orang yang mengikuti

prosesi akad nikah, menerapkan protocol kesehatan yang ketat dan setiap tamu

undangan dapat mengikuti resepsi pernikahan sampai selesai.

5
Namun hal ini berbeda setelah datangnya pandemi, Pandemi covid -19 saat

ini pemerintah indonesia mulai menerapkan kehidupan normal yang baru (new

normal).6 adanya penerapan new normal ini juga berpengaruh terhadap pelayanan

pernikahan di KUA, Berbeda dengan sebelum pandemi covid-19, pernikahan di

masa pandemi covid-19 masyarakat yang akan melaksanakan pernikahan harus

mengikuti aturan baru pelayanan pernikahan di KUA, seperti batasan tamu yang

hadir, menggunakan masker, physical distancing dan perubahan cara

bersilahturahmi (face to face). Oleh karena itu Setiap KUA kecamatan wajib

menerapkan perubahan pelayanan nikah yang di atur dalam surat edaran pelyanan

pernikahan menju masyarakat produktif aman covid. Hal ini untuk meminimalisir

penyebaran covid-19.

Kantor urusan agama (KUA) kecamatan sukamulya merupakan salah satu

kantor urusan agama yang berada di kabupaten tangerang, di kecamatan

sukamulya terkonfirmasi kasus covid-19 pada 14 desember 2021. konfirmasi

kasus di rawat 228 orang, konfirmasi kasus sembuh 225 orang, dan konfirmasi

kasus meninggal 3 orang. 7 banyaknya masyarakat kecamatan sukamulya yang

terkonfirmasi covid-19 hal itu memepengaruhi pelayanan public KUA kecamatan

sukamulya dengan perubahan yang signifikan.

Penerapan pelayanan yang sesuai dengan Surat edaran NOMOR: P -

006/DJ.III/Hk.007/06/2020 tentang pelayanan nikah menuju masyarakat produktif

6
Muhyiddin,” Covid-19, New Normal Dan Perencanaan Pembangunan Di Indonesia”,
The Indonesian Jurnal Of Development Planning, Vol 4 No 2( 2 Juni 2020). h. 246.
7
“Sukamulya Covid-19” Https://Covid19.Tangerangkab.Go.Id/, Diakses Pada 20 Oct,
2021, Pukul 21.00 WIB.

6
aman covid tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mengurangi dan mencegah

terjadinya penyebaran Covid-19, baik oleh petugas serta masyarakat luas, dan

sebagai pengendali pelayanan nikah pada masa darurat Pandemi Covid-19 secara

khusus pada Kantor Urusan Agama, oleh karena itu Pelayanan yang diberikan

oleh pegawai KUA di masa pandemi berbeda dengan pelayanan sebelum

datangnya pandemi covid-19. Tentunya hal ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, maka penulis yang kebetulan

bertempat tinggal di wilayah KUA kecamatan sukamulya kabupaten tangerang

tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang penerapan regulasi pelayanan

pernikahan pada era new normal yang berada di KUA kecamatan sukamulya,

sehingga penulis mengangkatnya dalam bentuk proposal skripsi yang berjudul

“EFEKTIVITAS PENERAPAN REGULASI PELAYANAN

PERNIKAHAN PADA ERA NEW NORMAL DI KUA KECAMATAN

SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Landasan berfikir setiap penelitian terdapat dalam permasalahan, sehingga

dari permasalahan itulah yang melatar belakangi terciptanya gagasan dilakukan

penelitian.

Berdasarkan uraian yang ada, yang menjadi rumusan permasalahan penulis

adalah:

7
1. Bagaimana efektivitas penerapan regulasi pelayanan pernikahan pada era

new normal di KUA kecamatan sukamulya kabupaten tangerang?

2. apasajakah faktor penghambat penerapan regulasi pelayanan pernikahan

pada era new normal di KUA kecamatan sukamulya kabupaten tangerang?

3. Bagaimana upaya KUA dalam menanggulangi hambatan penerapan

regulasi pelayanan pernikahan pada era new normal di KUA kecamatan

sukamulya kabupaten tangerang?

C. FOKUS PENELITIAN

1. Fokus dalam penelitian diatas penyusun memfokuskan tentang studi

analisis terhadap penerapan regulasi pelayanan pernikahan pada era new

normal di KUA kecamatan sukamulya kabupaten tangerang.

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas penerapan regulasi pelayanan pernikahan

pada era new normal di KUA kecamatan sukamulya kabupaten tangerang.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat penerapan regulasi pelayanan

pernikahan pada era new normal di KUA kecamatan sukamulya kabupaten

tangerang.

3. Untuk mengetahui upaya KUA dalam menanggulangi hambatan penerapan

regulasi pelayanan pernikahan pada era new normal di KUA kecamatan

sukamulya kabupaten tangerang.

8
E. MANFAAT/ SIGNIFIKAN PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dari penulis Skripi ini dapat menambah kontribusi

pengetahuan tentang Faktor penghamabat penerapan regulasi pelayanan

pernikahan pada era new normal serta menambah suatu wawasan dan

pengetahuan ilmu hukum pada umumnya dan hukum perkawinan pada

khususnya. juga dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang

bermanfaat dalam praktik pelayanan pernikahan yang tejadi di masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis, diharapkan hasil penelitian ini juga mampu

memberikan manfaat secara praktis. Yaitu sebagai bahan, dalam suatu

pelayanan pernikahan pada era new normal di KUA kecamatan sukamulya

kabupaten tamgerang.

F. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

Untuk mendukung penulis karya ilmiah ini dan menghindari duplikasi

karya ilmiah, maka penulis tidak luput dari kebutuhan terhadap buku dan jurnal

yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Pertama skripsi yang disusun oleh Isti Astuti Savitri, mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta prodi al-ahwal al-syakhshiyah tahun 2011 yang

berjudul “Efektivitas Pencatatan Perkawinan Pada KUA Kecamatan Bekasi

Utara” dalam skripsi ini membahas Pencatatan perkawinan di KUA Kecamatan

Bekasi utara dapat dikatakan efektif karena dari hasil laporan pada tahun 2010

9
sudah tercatat 2013 perkawinan. Sedangkan pada tahun 2009 ada sekitar 1836

ditemukan perkawinan yang tidak dicatatkan dan hanya 635 perkawinan yang

tidak dicatatkan dengan presentasenya mencapai 35%. Setidanya ada peningkatan

yang signifikan tentang kesadaran masyarakat tentang pentingnya sebuah


8
pencatatan perkawinan tersebut. kesamaan skripsi terdahulu yaitu suatu

penelitiannya di KUA dan yang membedakan skripsi terdahulu tugas pokok KUA

yaitu pencatatan perkawinan sedangkan skripsi penulis membahas tentang

pelayanan pernikahan yang di laksanakan pada era new normal.

Kedua skripsi yang disusun oleh Rismayanti, Mahasiswa UIN Alauddin

Makasar prodi sosiologi agama tahun 2021 yang berjudul “Pernikahan Pada Masa

Pandemi Covid-19 Di Desa Majannang Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa

Tinjauan Sosiologi” dalam skripsi ini membahas pernikahan di masa Pandemi

perbedaan pernikahan tahun 2020 dan 2021 pada tahun 2020 pelaksanaan akad

nikah pada masa Pandemi covid-9 di desa Maja Knangan Kecamatan Parigi

kabupaten Gowa dilaksanakan di kantor KUA dengan membatasi keluarga.

prosesi Akad nikah sebanyak banyaknya 10 orang dalam ruangan, dihadiri oleh

calon istri, calon suami, wali, dua orang saksi sebagai rukun nikah. Memasuki

tahun 2021 pelaksanaan Akad nikah diselenggarakan di rumah, diikuti sebanyak-

banyaknya 20% dari kapasitas ruangan dengan ketentuan pihak keluarga kedua

mempelai harus bertanggung jawab jalannya prosesi Akad dan tetap menerapkan

protocol kesehatan covid-19 yaitu menggunakan masker menyiapkan

8
Isti Astuti Savitri, “Efektivitas Pencatatan Perkawinan Pada KUA Kecamatan Bekasi
Utara,” (Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).

10
handsanitizer, menggunakan kaos tangan, dan jaga jarak. 9 kesamaan skripsi

terdahulu yaitu sama-sama membahas pandemi covid-19, perbedaan skripsi

penulis yaitu objek pembahasa KUA yang berbeda daerah.

Ketiga skripsi yang disusun oleh Indri Maritasari, mahasiswa UIN Prof.

K.H. Syaifuddin Zuhri Purwokerto prodi hukum keluarga islam 2021 yang

berjudul “Implementasi Regulasi Pelayanan Pernikahan Pada Era New Normal Di

KUA Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga” dalam skripsi ini membahas

Pelayanan pernikahan di KUA Kecamatan Padamara sebelum pandemi COVID-

19 bisa dilaksanakan di Balai nikah KUA maupun di luar KUA, tanpa adanya

batasan orang, tanpa menggunakan prokes, tidak ada pembatasan mobilitas dan

interaksi. Pelayanan nikah selama pandemi terdapat pembatasan orang yang

mengikuti acara pernikahan yaitu 10 orang, serta prokes yang harus diikuti oleh

masyarakat. Saat ijab kabul penghulu, wali nikah dan catin laki-laki menggunakan

masker dan sarung tangan. Pandemi COVID-19 mempengaruhi permohonan

pernikahan di KUA Kecamatan Padamara terlihat dari menurunnya jumlah

permohonan pernikahan bulan Maret-Mei 2020 yaitu 32 pasangan menjadi 16

pada bulan April 2020 kemudian menjadi 2 pasangan pada bulan Mei 2020.

Adanya pandemi COVID-19 mempengaruhi jam kerja pelayanan kantor dan

bimbingan perkawinan saat pandemi dikenal dengan Bimper mandiri yang

dilaksanakan di KUA Kecamatan Padamara. Pelayanan KUA pada saat pandemi

COVID-19 ini mempermudah masyarakat yang melangsungkan pernikahan

9
Rismayanti, “Pernikahan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Majannang Parigi
Kabupaten Gowa : Tinjauan Sosiologi,” (Skripsi Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan Politik UIN
Alauddin Makassar, 2021).

11
meskipun pihak undangan yang datang tidak sepenuhnya disiplin dalam menjaga

jarak dan berinteraksi serta dalam mengikuti protokol kesehatan. Peraturan

pelayanan pernikahan seperti menggunakan protokol kesehatan, adanya batasan

serta harus menjaga jarak diperbolehkan dalam hukum Islam karena untuk

menjaga kemaslahatan serta untuk menghindari kemafsadatan dari tertularnya

COVID-19 dalam hal pernikahan.10 kesamaan skripsi terdahu yaitu sama-sama

membahas tentang pelayanan pernikahan pda era new normal, perbedaan dari

skripsi penulis yautu bedanya objek pembahasan KUA .

G. KERANGKA PEMIKIRAN

Efektivitas dalam kamus bahasa indonesia berasal dari kata efektiv yang

diartikan adanya efek atau dapat membawa hasil, jika dilihat dalam ensiklopedia

umum efektivitas diartikan dengan menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

Maksudnya adalah sesuatu akan dikatakan efektif apabila proses tersebut

mencapai tujuannya. 11 Efektivitas yang di maksud dalam penelitian ini adalah

mengenai penerapan regulasi pelayanan pernikahan pada era new normal.

penerapan adalah impelemntasi atau pelaksanaan. Regulasi adalah kata

serapan dari bahasa Inggris “Regulation” yang artinya aturan. Menurut Collins

Dictionary, regulasi adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas lain

10
Indri martasari, “implementasi regulasi pelayanan pernikahan pada era new normal di
KUA kecamatan padamara kabupaten purbalingga,” (skripsi fakultas syariah UIN prof. K.H.
saifuddin zuhri purwokerto, 2021).
11
Isti Astuti Savitri, “Efektivitas Pencatatan Perkawinan Pada KUA Kecamatan Bekasi
Utara,” (Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011). h. 42.

12
untuk mengontrol cara sesuatu yang dilakukan atau cara orang berperilaku. 12

penerapan regulasi yang di maksud adalah peraturan kementrian agama melalui

surat edaran Nomor: P-006/DJ.III/Hk.00.7/06/2020 Tentang Pelayanan Nikah

Menuju Masyarakat Produktif Aman COVID-19.13

Pelayanan pernikahan pada saat ini berbeda dengan pelayanan pernikahan

sebelum datangnya pandemi covid-19. Pemerintah menerapakan peraturan guna

mencegah dan mengurangi resiko penyebaran wabah virus covid-19. Pelayanan

pernikahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayanan pernikahan yang

dilaksanakan oleh KUA Kecamatan sukamulya kabupaten tangerang dalam

memberikan pelayanan pernikahan pada era new normal.

New normal merupakan bentuk perubahan yang dipicu oleh krisis dan

adapatasi sistem baru yang bisa mencegah terjadinya kembali atau

mempersiapkan diri menghadapi sebuah Situasi krisis. Tatanan baru masyarakat

yang terbentuk sebagai akibat situasi krisis dan kelembagaan sistem Menejemen

kebencanaan yang lebih komperehnsif (Mulai dari mitigasi) sampai dengan sistem

pemulihan adalah gambaran new normal.14 Era new normal yang di maksud yaitu

bagaiman menerapkan adaptasi baru yang berdampingan dengan pandemi covid-

19. Di era new normal pemerintah memberi izin pelayanan akad nikah di luar

kantor urusan agama (KUA) pada masa new normal. Panduan tersebut dijabarkan

12
“Regulasi adalah Peraturan untuk Mengendalikan Suatu Tatanan”
https://id.berita.yahoo.com/amphtml/regulasi-adalah-peraturan-untuk-mengendalikan-
060033314.html, diakses pada 29 oct 2021, pukul 18.00 WIB.
13
Rosidin , “Indeks Kualitas Pelayanan Pernikahan Di Jawa Tengah”, Jurnal Wacana
Hukum Islam Dan Kemanusiaan Vol 16 No 2 (Desember 2016) Badan Litbang Dan Diklat
Kemenag RI, h. 260.
14
Wawan Mas’udi Dan Poppy S, Winati, New Normal Perubahan Social Ekonomi Dan
Politik Akibat COVID-19, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Prwss, 2020), Cetakan I, h. 7.

13
melalui surat Edaran tentang pelayanan nihkah menuju masyarakat produktif

aman covid-19. Panduan tersebut diterbitkan untuk mencegah mengurangi resiko

penyebaran wabah covid-19. Panduan juga berguna untuk melindungi pegawai

kantor KUA Kecamatan serta masyarakat dengan tetap memperhatikan protocol

kesehatan yang ketat.

H. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian lapangan (field

research) dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi

atau gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Sedangkan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data yang deskriptif, yang bersumber dari tulisan atau

ungkapan dan tingkah laku yang dapat diobservasi dari manusia.15 Dalam

penelitian ini yang diteliti adalah efektivitas penerapan regulasi pelayanan

pernikahan pada era new normal di KUA kecamatan sukamulya kabupaten

tangerang. Sedangkan data-data diperoleh dari KUA setempat.

2. Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis

normatif. Pendekatan yuridis normatif yaitu suatu penelitian hukum yang

15
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 63.

14
menggunakan sumber data skunder. Dilakukan dengan menekankan dan

berpegang pada segi-segi yuridis. Penelitian hukum normatif merupakan

penelitian kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data skunder. Data

skunder mempunyai ruang lingkup yang meliputi surat-surat pribadi,

buku-buku, sampai pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh

pemerintah. Pendekatan normative ini akan dititik beratkan pada masalah

yuridis mengenai regulasi pelayanan pernikahan pada era new normal di

KUA kecamatan sukamulya.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan metode sebagai

berikut:

a. Wawancara/Interview

Wawancara atau interview adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan penjawab. Dalam hal ini responden yang

diwawancarai adalah kepala KUA, penghulu KUA, dan responden yang

melakukan pernikahan pada era new normal.

b. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

mata, tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

Observasi dilakukan di KUA kecamatan sukamulya kabupaten tangerang.

Dalam hal ini yang diobservasi adalah pelayanan pernikahan pada era new

normal.

15
c. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, dan

lain sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data

tentang keadaan desa sukamulya kabupaten tangerang.

d. Metode Analisis Data

Setelah penulis mendapatkan data yang diperlukan, maka data

tersebut penulis analisis dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis

deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena atau keadaan

pernikahan pada era new dan penerapan regulasi pelayanan pernikahan

pada era new normal di KUA kecamatan sukamulya kabupaten tangerang.

Data tersebut dinilai dan diuji dengan ketentuan yang ada dan yang sesuai

dengan dalam hukum.

Hasil penelitian dan pengujian tersebut akan disimpulkan dalam

bentuk deskripsi sebagai hasil pemecahan permasalahan yang ada.

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap penelitian ini,

maka peneliti kemukakan secara garis besar tentang sistematika penulisannya,

yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut.

BAB I, Pendahuluan, untuk menghantarkan skripsi ini secara garis besar,

kemudian dilanjut kepada latar belakang masalah, fokus penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu yang relevan,

16
kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian ini

merupakan pengantar materi untuk dibahas lebih lanjut pada bab lain.

BAB II, Kondisi Objektif KUA kecamatan sukamulya kabupaten

tangerang, dalam bab ini akan membahas gambaran umum tentang KUA, sejarah

berdirinya KUA, struktur organisasi, visi misi dan motto KUA kecamatan

sukamulya kabupaten tangerang

BAB III, Kantor urusan agama, dalam bab ini akan menjelaskan tentang

penegertian KUA, tugas pokok dan fungsi KUA, pengertian pelayanan,

pelayanan pernikahan di KUA, pelayanan pernikahan di KUA sebelum dan

selama pandemi COVID-19, sekilas sejarah covid-19, pelayanan pernikahan

selama covid-19, pelayanan pernikahan covid-19 menurut hukum islam.

Bab IV, penelitian dan pembahasan, pada bab ini menguraikan dan

menganalisis terhadap hasil penelitian mengenai efektivitas penerapan regulasi

pelayanan pernikahan pada era new normal di KUA kecamatan sukamulya

kabupaten tangerang,

BAB V, Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifandi, Firman, Anjuran Menikah Dan Mencari Pasangan, editor: Faqih


Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018.

Hijraini, Hikmah, Implementasi Pelayanan Pencatatan Pernikahan Di Kantor


Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sangasanga Kabupaten Kutai
Kartanegara, Jurnal Administerasi Negara Vol 3 No. 2 2015 Fakultas
Ilmu Social Dan Ilmu politik, Universitas Mulawarman.

Isti Astuti Savitri, “Efektivitas Pencatatan Perkawinan Pada Kua Kecamatan


Bekasi Utara”, Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum Uin Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2011.

Indri Martasari, “Implementasi Regulasi Pelayanan Pernikahan Pada Era New


Normal Di Kua Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga”, Skripsi
Fakultas Syariah Uin Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, 2021.

Muhyiddin, “Covid-19, New Normal Dan Perencanaan Pembangunan Di


Indonesia”, The Indonesian Jurnal Of Development Planning, Vol 4 No
2, 2 Juni 2020.

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999.

Rismayanti, “Pernikahan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Majannang


Parigi Kabupaten Gowa : Tinjauan Sosiologi”, Skripsi Fakultas
Ushuluddin Filsafat Dan Politik Uin Alauddin Makassar, 2021.

18
Rosidin , “Indeks Kualitas Pelayanan Pernikahan Di Jawa Tengah”, Jurnal
Wacana Hukum Islam Dan Kemanusiaan Vol 16 No 2 (Desember 2016)
Badan Litbang Dan Diklat Kemenag RI, h. 260.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh


Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Kencana
Prenadmedia Group, 2006.

Wawan Mas’udi Dan Poppy S, Winati, New Normal Perubahan Social Ekonomi
Dan Politik Akibat COVID-19, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Prwss, 2020), Cetakan I, h. 7.

19

Anda mungkin juga menyukai