RPP Arus Searah Taisa
RPP Arus Searah Taisa
RPP Arus Searah Taisa
( RPP )
DISUSUN OLEH :
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2018/2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Identitas
B. Kompetensi
Kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (inderect learning) pada pembelajaran. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan melalui keteladanan, pembiasan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan,
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kompetensi Inti
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, yang dipelajarinya di sekolah secara
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan mandiri, bertindak secara efektif dan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan kreatif, serta mampu menggunakan
1
peradaban terkait penyebab fenomena dan metode sesuai kaidah keilmuan.
kejadian, serta menerap-kan pengetahuan
prose-dural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik 4.1 Melakukan percobaan prinsip mkerja
searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari . rangkaian listrik searah (DC) dengan
metode ilmiah berikut presentasi hasil
percobaan
Indikator
3.1.1 Menjelaskan Arus listrik dan pengukurannya 4.1.1 Melakukan percobaan kerja rangkaian
3.1.2 Mengidentifikasi arus dan tegangan pada listrik searah (DC)
rangkaian seri dan parallel 4.1.2 Mengukur arus dan tegangan pada
3.1.3 Menjelaskan prinsip kerja peralatan listrik rangkaian tertutup
searah DC dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.4 Menjelaskan hukum ohm
3.1.5 Menjelaskan hukum I kirchoff dan hukum II
kirchoff
C. Tujuan Pembelajaran
2
D. Materi Pembelajaran
Pengetahuan faktual :
a. Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor
Pengetahuan konseptual:
a. Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu
penghantar tiap satuan waktu. Simbol kuat arus listrik adalah I.
b. Beda Potensial adalah besarnya energy yang diperlukan untuk memindahkan
muatan dari suatu titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah.
c. Hukum I Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada titik
percbangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan
tersebut.
d. Hukum II Kirhhoff menyatakan di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah
aljabar gaya gerak listrik ( E ) dengan penurunan tegangan ( I.R ) sama
dengan 0.Secara sistematis .
e. Pengetahuan prosedural:
Secara sistematis kuat arus listrik dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut.
Ket :
I = kuat arus listrik (A)
q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)
``````Besarnya beda potensial dapat dirumuskan sebagai berikut.
Ket :
V = beda potensial ( volt )
W = usaha ( joule )
q = muatan listrik ( coulomb)
f. Metakognitif: HOTS
1.Menganalisis prinsip kerja kapasitor
2.Menyusun laporan hasil percobaan proses pengisian dan pelepasan muatan
pada kapasitor.
E. Metode Pembelajaran
3
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Discovery Learning (DL)
Metode : Demonstrasi, Diskusi, dan Presentasi
4
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 2
Kegiatan Model Scientific Kegiatan Siswa Kegiatan Guru
Stimulation Menjawab salam dan berdoa Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
(stimullasi/ Apersepsi (menggali informasi awal siwa dan berdoa untuk memulai pembelajaran
pemberian tentang konsep) Mengkondisikan siswa untuk belajar
rangsangan) Guru menayangkan video gelombang air laut
Mengamati atau gelombang pada tali
Literasi media dan
Awal 21st Century Skill
(5-10 Siswa melihat /mencermati tayangan video
menit) Rangkain arus searah
Problem Siswa mengajukan pertanyaan hasil tayangan Guru mengajak siswa mengajukan pertanyaan
statemen dalam bentuk rumusan masalah Guru menyampaikan materi yang akan dibahas
(pertanyaan/ Menanya Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tujuan pembelajarannya
identifikasi
masalah)
Siswa duduk dengan kelompok dan Guru mengintruksikan siswa duduk dalam
mengambil LKPD/alat kelompok dan membagi LKPD dan alat
Data
Inti Setiap anggota kelompok diskusi dan Guru membimbing diskusi setiap kelompok
collection melakukan percobaan
(60 menit) Mengumpulkan Data
(pengumpulan Selama kegiatan,setiap kelompok
data) mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk
foto atau rekaman video Literasi Media
Data Siswa dalam kelompoknya berdiskusi Guru membimbing siswa dalam mengolah data
processing mengolah data hasil pengamatan
Mengolah Data
(pengolahan
Data)
5
Menyimpulkan data hasil pengamatan Guru membimbing siswa dalam membuat
Menyimpulkan hasil dari percobaan siswa laporan
Verification menyelidiki perbedaan nilai resistansi pada
Asosiasi
(pembuktian) rangkaian seri dan pararel melalui percobaan
dengan baik
Setiap kelompok membuat laporan
Verification Mempresentasikan hasil percobaan di depan Guru menilai kebenaran dari hasil presentasi
(pembuktian) kelas. siswa
Guru memimpin diskusi kelas
Generalization
(menarik Mengkomunikasikan Mendiskusikan hasil laporan dari percobaan
kesimpulan) siswa menyelidiki perbedaan nilai resistansi
pada rangkaian seri dan pararel melalui
percobaan dengan baik
6
H. Penilaian
Aspek Teknik Instrumen
Pengetahuan Tugas dan tes tertulis Format penelitian tugas (subtansi,
bahasa, dan estetika), dan tes uraian
(soal dan penskoran)
Keterampilan Kinerja praktik, Menulis Format pengamatan kinerja praktik
(Laporan) (merangkai, mengukur, menyaji/
mengolah data), format penilaian
laporan ( kesusaian struktur, detail
kegiatan, hasil grafik/ persamaan/
kesimpulan, dan dokumen
pendukung)
Sikap Observasi Format pengamatan sikap
(kejujuran data/dokumen, disiplin
waktu, tanggung jawab)
.................................... ....................................
NIP. NIP.
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
ARUS SEARAH
Pengertian Listrik Arus Searah
7
Listrik Arus Searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik yang lebih rendah. Pada umumnya sumber arus listrik
searah adalah baterai seperti aki dan elemen volta dan juga panel surya. Selain dari aki
sumber arus searah didapat juga melalui arus bolak balik yang yang dirubah menjadi arus
searah yaitu dengan menggunakan penyearah (Rectifier).
Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Dahulunya arus listrik searah
dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung sumber positif ke ujung sumber
negatif. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus
searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.
Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang
“tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arus listrik searah banyak digunakan
dalam peralatan rumah tangga, hal ini karena komponen elelktonika sebagian besar adalah
menggunakan arus searah.
Dalam tinjauan mikroskopik, sebuah benda dikatakan brmuatan listrik jika benda tersebut
kelebihan atau kekurangan elektron. Benda yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif,
sedangkan benda yang kekurangan elektron akan bermuatan positif.
Ketika dua benda yang berbeda jumlah muatannya ( positif dan negative ) dihubungkan
dengan sebuah konduktor, sebagian muatan (positif dan negatif ) salah satu dari kedua benda
akan saling mengalir menuju benda lainnya melalui konduktorsehingga dicapai keadaan
seimbang yakni muatan listrik kedua benda menjadi sama. Terjadinya aliran arus listrik
karena perbedaan potensial listrik yang mendorong muatan positif mengalir dari potensial
tinggi ke potensial rendah. Aliran muatan listrik positif in disebut arus listrik. Arus listrik
mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah melalui konduktor, tetapi
tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat dianalogikan dengan aliran air dari
tempat ( potensial gravitasi ) tinggi ke tempat ( potensial gravitasi) rendah.
8
2. Kuat Arus LIstrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap
satuan waktu. Simbol kuat arus listrik adalah I.
Secara sistematis kuat arus listrik dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
Ket : I = kuat arus listrik (A)
q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)
Banyaknya muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan besar
muatan sebuah electron – 1,6. C Jika pada konduktor mengalir n buah , maka total muatan
yang mengalir memenuhi persamaan sebagai berikut.
Rapat arus (J) adalah besar kuat arus listrik per satuan luas penampang. Satuan rapat arus
dalam system SI adalah ampere / atau A.
Contoh :
Sebuah kawat penghantar mempunyai penampang berbentuk lingkaran dengan diameternya
2 mm, dialiri arus sebesar 2 A selama 2 menit. Hitunglah jumlah muatan yang mengalir
melewati, suatu penampang tertentu dan besar rapat arusnya ?
Penyelesaian :
Diketahui : I = 2 A
T = 2 menit
d = 2mm = 2.
Ditanya : a. q ?
b. J ?
Jawab :
1. q = I . t
= 2 . 120 = 240 C
1. J
9
==
Jadi jumlah muatan yang mengalir adalah 240 C dan besar rapat muatannya adalah
3. Potensial Listrik
Arus Listrik dapat mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah menggunakan sumber
energy, mislanya baterai. Potensial listrik ini yang akan menimbulkan perbedaan tegangan
antara kedua kutub positif dan negative pada suatu penghantar listrik.
Beda Potensial adalah besarnya energy yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari
suatu titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Beda potensial listrik ( tegangan )
timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihuungkan oleh suatu
penghantar. Beda potensialini berfungsi untuk mengaliran muatan dari satu titik ke titik
lainnya dalam suatu penghantar listrik. Besarnya beda potensial dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Ket : V = beda potensial ( volt )
W = usaha ( joule )
q = muatan listrik ( coulomb )
4. Hambatan Listrik
Hambatan listrik dapat berupa resistor tetap dan variable. Resistor tetap dibuat dari karbo
atau kawat nikrom tipis. Sedangkan resistor variable dapat dibedakan menjadi resistor
variable tipe berputar dan tipe bergeser. Hambatan listrik erat kaitannya dengan hokum
Ohm, yaitu hokum yang menyatakan hubungan antara tegangan, arus , danhambatan listrik
pada sebuah penghantar listrik ( konduktor ).
1. Hukum Ohm
10
Arus Listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dari hasil percobaan George
Simon Ohm ( 1787 – 1854 ) beliau menyimpulkan bahwa “Besarnya beda potensial listrik
ujung – ujung penghantar yang berhambatan tetap sebanding dengan kuat arus listrik yang
mengalir melalui penghantar tersebut selama suhu penghantar tersebut dijaga tetap”. Karena
beda potensial sebanding dengan kuat arus, maka perbandingan tegangan dengan kuat arus
adalah konstan.
Dari percobaan lebih lanjut dengan menggunakan penghantar yang berhambatan R, ternyata
diperoleh huungan sebagai berikut.
Ket : V = beda potensial ( volt )
I = kuat arus ( ampere )
R = hambatan kawat penghantar ( Ω )
Kuat arus listrik akan kecil ketika melalui konduktor yang luas penampangnya kecil,
hambatan jenisnya besar,dan panjang. Sebaliknya, kuat arus listrik akan besar ketika
melewati konduktor yang luas penampangangnya kecil, hambatan jenisnya besar dan
sebaliknya, ketika kuat arusnya besar, berarti hambatan konduktornya kecil. Apabila
hambatan dapat berupa sebuah kawat penghantar yang lurus.
Penghantar ( , luas penampang kawat penghantar (A), dan penghantar jenis penghantar ( ).
Besarnya hambatan sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas
penampang kawat, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan :
Ket : R = hambatan ( Ω )
= panjang kawat ( m )
= hambatan jenis kawat ( Ω.m )
A = luas penampang kawat ()
11
Hambatan jenis konduktor bergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhunya, semakin
tinggi hambatan jenis konduktor dan semakin tinggi pula hambatan konduktor tersebut.
Pengaruh suhu terhadap hambatan konduktor dapat dituliskan dalam persamaan berikut.
Ket : R = hambatan konduktor pada suhu C (
= hambatan konduktor pada suhu ( Ω )
α = koefisien suhu hambatan jenis (/)
= t – selisih suhu (
2. Rangkaian hambatan listrik
Hambatan seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan seri. Hambatan
yang disusun seri akan membentuk rangkaian listrik tak bercabang. Kuat arus yang mengalir
di setiap titik besarnya sama. Tujuan rangkaian hambatan seri untuk memperbesar nilai
hambatan listrik dan membagi beda potensial dari sumber tegangan. Rangkaian hambatan
seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti seri (Rs).
(Image From: yourdictionary.com)
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri dihubungkan
dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Tegangan
sebesar V dibagikan ke tiga hambatan masing-masing V1, V2, dan V3, sehingga berlaku:
12
V = V1 + V2 + V3
Berdasarkan Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang) berlaku:
I = I1 = I2 = I3
Hambatan Paralel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan paralel.
Hambatan yang disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik bercabang dan memiliki
lebih dari satu jalur arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah
hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel (Rp).
(Image From: gstatic.com)
Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik. Tiga buah lampu masing
masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun paralel dihubungkan dengan baterai yang
tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I.
Besar kuat arus I1, I2, dan I3 yang mengalir pada masingmasing lampu yang hambatannya
masing-masing R1, R2, dan R3. sesuai Hukum Ohm dirumuskan:
Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu pada satu titik
percabangan.
V = V1 = V2 = V3
13
rumus hambatan pengganti paralel:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1. Hukum Kirchhoff
Rangkaian sederhana dapat terdiri dari lampu, sakelar, dan baterai yang satu sama lain
terhubung oleh kawat / kabel. Ketika sakelar masih terbuka, arus listrik b`elum mengalir
shingga lampu menjadi padam. Sebaliknya ketika sakelar dismbungkan, arus mengalir dari
kutub positif baterai ke kutub negative baterai melalui kabel dan lampu sehingga lampu
menyala. Sebelum sakelar dihubungkan, rangkaian listrik disebut rangkaian listrik terbuka,
sedangkan setelah dihubungkan dengan sakelar, disebut rangkaian listrik tertutup.
Rangkaianseperti ini secara umum disebut rangkaian listrik arus searah.Rangkaian listrik
arus searah yang terdiri dari sebuah baterai dan beban disebut rangkaian listrik sederhana.
Beda potensial dari sumber tegangan dapat diketahui jika dihubungkan dengan hambatan,
misalnya lampu dan alat elektronik lainnya.Baterai merupakan sumber enegri arus
searah.Selain baterai, sumber energi listrik lainnya adalah generator.Alat yang dapat
mengubah suatu bentuk energy lain menjadi energy listrik disebut sumber gerak gaya listrik
(GGL). GGL adalah beda potensial antarterminal sumber tegangan
( baterai atau generator ) ketika tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian luar.Simbol
GGL adalah E.
2. Hukum I Kirchhoff
14
Kuat arus listrik dalam suatu rangkain tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu – Lampu
dirumah kita pada umumnya terpasang secara pararel.Rangkaian listrik biasanya terdiri
banyak hubugan sehingga akan terdapat banya cabang atau lebih. Hukum I Kirchhoff
menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada titik percbangan sama dengan jumlah arus
yang keluar dari titik percabangan tersebut. Ilustrasi hokum I Kirchhoff seperti pada gambar
berikut ini.
Secara sistematis, hokum Kirchhoff dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
+=
3. Hukum II Kirchhoff
Menjelaskan tentang beda potensial mengitari suatu rangkaian tertutup. Hukum II Kirhhoff
menyatakan di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik ( E )
dengan penurunan tegangan ( I.R ) sama dengan 0.Secara sistematis, hokum II Kirchhoff
memenuhi persamaan :
Beberapa langkah untuk menganalisis rangkaian tertutup dengan loop tungal sesuai hukum
II kirchhoff menggunakan ketentuan – ketentuan sebagai berikut.
1. Pilih rmasing rangkaian untuk msing-masing lintasan tertutup dengan arah
tertentu.pemilihan loop bebas,talpi jika memungkinkan di usahakan searah dengan arah arus
listrik ,
2. Jika lpada suatu cabang,arah loop sama dengan arah arus,maka penurunan tegangan (IR)
betanda positif,sedangkan bila arah loop brlawanan arah dengan arah arus,maka penurunan
tegangan (I, R) bertanda negatif
3. Bila saat mengikuti arah loop, kutulp sumber tegangan yang lllebih dahulu di jumpai adalah
kutup positif ,maka gaya gerak listrik bertanda positif,sebalik nya bila
kutup negatif.maka penurunan tegangan (I , R) bertanda negatif,
Lampiran 2
(LKPD)
15
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
4. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan percobaan;
2. Buatlah rangkaian seperti gambar no.1 pastikan polaritas alat ukur dan batas ukurnya
serta powersupply;
3. Tentukan tegangan sumber : 6 volt, dan ukur tegangan antara titik A dan B, VAB dan
ukur arus yang mengalir;
4. Masukkan hasil pengamatan tadi pada tabel hasil pengamatan;
5. Lakukan percobaan seterusnya sesuai dengan tabel pengamatan berikutnya.
5. Tabel Data
16
No Gambar rangkaian R1 R2 R3 Es VAB VBC I
1.
2.
3.
4.
5.
Dengan :
R1 = Hambatan 1
R2 = Hambatan 2
R3 = Hambatan 3
Es = Tegangan s
VAB = Tegangan AB
VBC = Tegangan BC
I = Kuat Arus
Pertanyaan
1. Adakah pengaruh besar nya hambatan dalam rangkaian DC ?
2. Bagaimana pengaruh besarnya tegangan terhadap rangkaian DC ?
3. Apakah ada perbedaan hasil percobaaan antara perhitungan menggunakan rumus dengan
perhitungan menggunkan alat ukur ?
17
SOAL TES TERTULIS
18
R = V / I = 3 volt / 0,02 A =
150 Ohm
Menghitung kuat arus listrik
I = V / R = 4,5 volt / 150 Ohm
= 0,03 A
I = 30 mA
Pedoman Penilaian
Skor perolehan
Nilai= x 100
40
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Merancang
Nilai 3 : Jika siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan serta dapat merancang
kegiatan percobaan sesuai dengan arahan cara kerja pada percobaan yang dilakukan.
Nilai 2 : Jika siswa hanya mampu salah satunya.
Nilai 1 : Jika siswa tidak mampu keduanya.
Mengukur
Nilai 3 : Jika siswa dapat mengukur dan membaca data hasil percobaan yang dilakukan.
Nilai 2 : Jika siswa hanya mampu salah satunya.
Nilai 1 : Jika siswa tidak mampu keduanya.
Mengolah data
Nilai 3 : Jika siswa mampu mengolah data dan menyaji data tersebut sesuai dengan hasil
percobaan yang dilakukan.
Nilai 2 : Jika siswa hanya mampu salah satunya.
20
Nilai 1 : Jika siswa tidak mampu keduanya.
21
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jujur
Nilai 3 : Jika siswa mampu jujur dalam mengukur data dan mengolah data pada kegiatan
percobaan yang dilakukan.
Nilai 2 : Jika siswa hanya mampu salah satunya.
Nilai 1 : Jika siswa tidak mampu keduanya.
Teliti
Nilai 3 : Jika siswa teliti dalam mengukur dan membaca data hasil percobaan yang
dilakukan.
Nilai 2 : Jika siswa hanya mampu salah satunya.
Nilai 1 : Jika siswa tidak mampu keduanya.
Disiplin
Nilai 3 : Jika siswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan mampu mengolah data
dengan baik.
Nilai 2 : Jika siswa hanya mampu salah satunya.
22
Nilai 1 : Jika siswa tidak mampu keduanya.
Kerja sama
Nilai 3 : Jika siswa mampu memberi dan menerima pendapat orang lain pada percobaan
yang dilakukan.
Nilai 2 : Jika siswa hanya mampu salah satunya.
Nilai 1 : Jika siswa tidak mampu keduanya.
23