IDI KUDUS - RUU Omnibus Law Kesehatan
IDI KUDUS - RUU Omnibus Law Kesehatan
IDI KUDUS - RUU Omnibus Law Kesehatan
Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE
Ketua BHP2A Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
Curriculum Vitae
Experience
Dr. dr. Beni Satria, M.Kes, S.H, M.H.,
CPMed., CPArb., CPCLE., C.M.C
Akademisi | Dosen Hukum Kesehatan
n Dosen Pascasarjana Magister Hukum UNPAB | 2016 – Skrg
Praktisi & Pengalaman Perumahsakitan
n Dosen Pascasarjana Magister Hukum NTU Academy Nomensen
1. Direktur PT. Sri Pamela Medika Nusantara | 2021 - Skrg n Dosen IKKES Helvetia – Prodi Administrasi Rumah Sakit dan AKK
2. Direktur RSU Bunda Thamrin | 2020 – 2021 n Dosen Pascasarjana Magister Hukum Univ. Prima Indonesia
3. Direktur Utama PT. RMH (Regina Maris Hospital)
4. Direktur RSU Sarah | 2015 – 2019 Organisasi Perumahsakitan
5. Kepala Pelayanan Medis RS Sarah | 2014 – 2015 n Kompartemen Hukum Adv Mediasi Organisasi PERSI Pusat | 2021 - skrg
6. Kepala Bag. Legal & Umum RS Khusus Mata SMEC n Sekretaris PERSI Daerah SUMUT | 2018 – 2021
n Pengurus PERSI Daerah SUMUT | 2016 – 2021
n Pengurus ARSSI SUMUT | 2016 – Skrg
Anggota TKMKB BPJS Kesehatan Divre I SUMUT | 2014 – Skrg Organisasi Profesi Dokter
Anggota Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Provsu | 2021 – skrg n Sekretaris MKEK IDI Wilayah SUMUT | 2016 – 2021
n Pengurus IDI Wilayah SUMUT | 2009 – 2016
Konsultan JICA KPPIP-SF (Japan) | 2016 - 2019 n Pengurus PB IDI Jakarta | 2016 – 2018
Konsultan Hukum Perumahsakitan RSU MITRA MEDIKA GROUP n Dewan Penasehat IDI Cabang Sergei – PDUI SUMUT
Konsultan Hukum Perumahsakitan RSU BUNDA THAMRIN Medan Organisasi Hukum Kesehatan
n Ketua DPW MHKI SUMUT | 2021 – Skrg
Konsultan Hukum Perumahsakitan RSU GRANMEDISTRA Lubuk Pakam n Pengurus ADHKI (Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia) | 2016 – Skrg
n Ketua DPP MHKI Bid. Kajian Hukum Perumahsakitan | 2018 – Skrg
Konsultan Hukum Perumahsakitan RSU INANTA P. Sidimpuan
n Pengurus LAFAI (Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia) | 2019 - Skrg
Konsultan Hukum Perumahsakitan RSU SEMBIRING Deli Serdang n Ketua MHKI SUMUT Bid. Hukum Rumah Sakit | 2015 – Skrg
n Direktur LPKM MHKI SUMUT | 2016 – 2019
K E S E H ATA N
OMNIBUS law
Konsep hukum baru di Indonesia
Omnibus law ialah sebuah konsep hukum
baru bagi Indonesia yang diperkenalkan
Epistemologi oleh Presiden Joko Widodo sebagai upaya
peningkatan laju investasi.
Omnibus Law, secara epistimologi berasal
dari Bahasa latin yang berarti “for everything”,
bertujuan untuk menyederhanakan berbagai
produk hukum antara Pemerintah Pusat dan DPR focus satu bidang dimasing-masing KOMISI
daerah
• Sistem omnibus law yang meringkas beberapa
Undang-Undang menjadi satu paket perundang -
Digunakan di Sistem Common Law undangan tentunya memerlukan perubahan
Telah digunakan luas oleh negara- negara anglo perumusan di DPR.
saxon yang menganut system common law • Padahal, DPR memiliki fokus utama pada satu
seperti Amerika Serikat, Kanada, Irlandia, Selandia bidang pembahasan UU di setiap komisinya
Baru, Filipina dll. Irlandia merupakan salah satu sehingga perlu kesiapan DPR untuk berkolaborasi
negara yang mencapai rekor dunia dalam hal ini dalam tahap penyusunan sampai pembahasan
karena ia mampu menghapus 3.225 Undang- melibatkan lembaga – lembaga lain terkait dengan
Undang melalui omnibus law. perubahan yang akan diadakan seperti Kementerian
Koperasi dan UMKM, dan Kementerian Perindustrian
Dianggap berbahaya di CIVIL LAW
sangat berbahaya apabila diterapkan di
Indonesia yang menganut system civil law
yang justru akan memperpanjang sistem
hukum yang sudah saling tumpang-tindih.
Pembentukan peraturan perundang-undangan dengan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan merupakan metode penyusunan peraturan perundang-undangan yang;
MEMUAT MENCABUT
memuat materi muatan MENGUBAH mencabut peraturan
baru; perundang-undangan
mengubah materi muatan yang
memiliki keterkaitan dan/atau yang jenis dan hierarki
kebutuhan hukum yang diatur dalam nya sama
berbagai peraturan perundang-
undangan yang jenis dan hierarkinya
sama; dan/atau
dengan menggabungkan ke dalam satu peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan tertentu.
Omnibus Law - UU 11/2020
UU No 40 Tahun 2007
UU No 40 Tahun 2004 Tentang Perseroan Terbatas UU No 24 Tahun 2011
Tentang SJSN Tentang BPJS
RUU
KESEHATAN
UU No 20 tahun 2013 UU No 4 Tahun 2019
Tentang Pendidikan Kedokteran Tentang Kebidanan
UU No 29 Tahun 2004
UU No 8 Tahun 1984 PRADOK UU No 18 Tahun 2014
Tentang Wabah Penyakit Menular Tentang Kesehatan Jiwa
Kajian diskusi
UU No 36/2009 ttg Kesehatan Secara Yuridis
Keberadaan RUU ini dimaksudkan
Hanya ada 8 PP dari 28 PP yang harus
ada pada tahun 2010 seperti yang untuk mengatasi overregulated and
overlapping peraturan-perundang
diamanatkan.
undangan. RUU ini mensyaratkan
adanya sekitar 500 aturan turunan
UU No 44/2009 ttg Rumah Sakit yang menjadikannya hyper-regulated
dan semakin menambah kompleksitas
Baru ada 3 PP dari 55 PP yang harus permasalahan di tataran normatif.
ada pada tahun 2011 seperti yang
diamanatkan
Kewenangan POLRI
Kewenangan Polri sebagai penyidik
dalam 79 undang-undang yang
tercakup RUU Cipta kerja dihapus dan
v RUU ini tidak memberikan penjelasan
tentang Perlindungan Bagi Tenaga Medis diserahkan kepada Penyidik Pegawai
dan Tenaga Kesehatan serta Rumah Negeri Sipil atau PPNS. Perlu diingat
Sakit sebagai Pemberi Jasa Pelayanan bahwa tidak semua kementerian
Kesehatan memiliki PPNS. Pembentukan PPNS
pada suatu kementerian bukanlah hal
yang mudah, terlebih jika tindakan
tersebut bersifat projustisia
Kritisi & diskusi
KEWENANGAN MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI ( ORGANISASI PROFESI
DAN ORGANISASI PERUMAHSAKITAN, DLL) DI HILANGKAN
KESEHATAN merupakan HAK ASASI MANUSIA. Negara mengakui HAK setiap orang untuk
memperoleh STANDAR TERTINGGI yang dapat dicapai atas KESEHATAN FISIK dan
MENTAL (pasal 28 H ayat (1) : “Hak untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan”)
UU 36/2014
STR berlaku seumur Hidup (?)
Draft RUU Kesehatan
Tentang SIP
Rekomendasi Organisasi dihilangkan
“SIP Virtual”
Dalam RUU KESEHATAN OMNIBUS
a. STR
b. Tempat Praktik
c. Bukti Pemenuhan
Kompetensi
d. Pemenuhan
kecukupan SKP
Pasal 46
UU Tenaga Kesehatan 36/2014
Rekomendasi Izin Praktik (IDI)
Anggota biasa memperoleh rekomendasi dari IDI
Cabang dengan persyaratan sebagai berikut:
RUU Kesehatan
“Omnibus Health”
IDI/PDGI sebagai Putusan MK Nomor
10/PUU-XIII/2017
satu-satunya IDI Sebagai rumah besar profesi kedokteran diisi
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : [email protected]
Bahwa Penyelenggaraan praktik kedokteran yang merupakan INTI dari berbagai
Konsideran kegiatan dalam penyelenggaraan upaya Kesehatan harus dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi yang memiliki ETIK dan MORAL yang tinggi, keahlian dan
kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui
UU No 29/2004 pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, lisensi, serta
pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan praktik
Praktik Kedokteran kedokteran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tenakes WNA
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing
“Tenaga Kesehatan ASING”
Dalam RUU KESEHATAN OMNIBUS
RUU KESEHATAN
Tentang DIKLAT
Dalam RUU KESEHATAN OMNIBUS UU PRADOK 29/2004
RUU KESEHATAN
Tentang Transplantasi/Donor
Dalam RUU KESEHATAN OMNIBUS
RUU KESEHATAN
Batasan usia anggota KKI dihilangkan?
Dalam RUU KESEHATAN OMNIBUS
RUU KESEHATAN
ANCAMAN PIDANA
DENDA NAIK 3X LIPAT
“Setiap Tenaga Kesehatan DILARANG
Menjalankan Praktik tanpa STR dan SIP”
Pasal 84, 85 UU 36/2014 jo Pasal 75,76 UU 29/2004 Pasal 440 jo 441 RUU Kesehatan Pasal 444 RUU Kesehatan
Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan Setiap orang yang dengan sengaja
sengaja menjalankan praktik tanpa memiliki sengaja menjalankan praktik tanpa memiliki mempekerjakan Tenaga Kesehatan yang tidak
STR dan SIP dipidana dengan pidana denda STR dan SIP dipidana dengan pidana denda mempunyai SIP dipidana dengan pidana penjara
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling
juta rupiah). juta rupiah) banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pidana praktik tanpa STR
Pasal 440 RUU Kesehatan
Berubah
Pasal 85 UU No 36/2014 ttg Tenaga Kesehatan
1. Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja menjalankan
praktik tanpa memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 44 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang dengan
sengaja memberikan Pelayanan Kesehatan tanpa memiliki STR
Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Kewajiban Tenakes
Ketidakpastian
HUKUM bagi Tenaga
Kesehatan
Tidak berubah
Pasal 83 UU No 36/2014 ttg Tenaga Kesehatan
RUU KESEHATAN
UU TENAKES 36/2014
YANKESTRAD
TENAKES
Pidana praktik menggunakan ALAT seolah tenaga kesehatan
RUU Kesehatan
“Omnibus Health”
RUU KESEHATAN No …..
UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN
RUU Kesehatan
“Omnibus Health”
RUU KESEHATAN No ….. UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN
Ketentuan Pasal 27 diubah sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai Ketentuan Pasal 27 diubah sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai
berikut: berikut:
RUU Kesehatan
“Omnibus Health”
UU No 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS
RUU KESEHATAN No ….. Ketentuan huruf d ayat (3) Pasal 24 dihapus, sehingga Pasal 24 berbunyi
Ketentuan huruf d ayat (3) Pasal 24 dihapus, sehingga Pasal 24 sebagai berikut:
berbunyi sebagai berikut:
“Omnibus Health”
RUU Kesehatan
RUU KESEHATAN No ….. UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS
Ketentuan huruf f ayat (1) Pasal 25 dihapus, sehingga Pasal 25 Ketentuan huruf f ayat (1) Pasal 25 dihapus, sehingga Pasal 25
berbunyi sebagai berikut: berbunyi sebagai berikut:
“Omnibus Health”
RUU Kesehatan
RUU KESEHATAN No ….. UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS
Ketentuan huruf f ayat (1) Pasal 25 dihapus, sehingga Pasal 25 Ketentuan huruf f ayat (1) Pasal 25 dihapus, sehingga Pasal 25
berbunyi sebagai berikut: berbunyi sebagai berikut:
RUU Kesehatan
“Omnibus Health”
RUU KESEHATAN No ….. UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS
Ketentuan huruf d ayat (3) Pasal 24 dihapus, sehingga Pasal 24 Ketentuan huruf d ayat (3) Pasal 24 dihapus, sehingga Pasal 24
berbunyi sebagai berikut: berbunyi sebagai berikut:
RUU Kesehatan
“Omnibus Health”
RUU KESEHATAN No ….. UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS
Ketentuan Pasal 34 diubah, sehingga Pasal 34 berbunyi sebagai Ketentuan Pasal 34 diubah, sehingga Pasal 34 berbunyi sebagai
berikut: berikut:
RUU Kesehatan
“Omnibus Health”
UU No 20 Tahun 2003
Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Regulasi yang
diubah
Ketentuan yang
diubah
Bentuk
Perguruan
Tinggi
Pendidikan
Profesi
Pendidikan
Profesi
Gelar Akademik
Otonomi
Perguruan
Tinggi
Badan Hukum
Pendidikan
Sisipan pasal 8a
Sisipan pasal
Gelar Profesi
Hospital base?
Sertifikat Profesi
UU DIKDOK
Jenis RS
Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
Khusus
Pendanaan
Pendidikan
Pendanaan
Sistem
Kesehatan
Akademik
Gelar
subspesialis dari
Menteri
Organisasi
Profesi ?
Sisipan pasal
Sisipan pasal
Akselerasi
Defenisi
Defenisi
Tenaga
Kesehatan
“dokter”?
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : [email protected]
Praktik Kedokteran dilaksanakan berasaskan PANCASILA dan di dasarkan pada;
(Pasal 2 UU Praktik Kedokteran No 29/2004)
Penyelenggaraan praktik kedokteran tidak Perlindungan & Praktik kedokteran harus didasarkan pada
hanya memberikan pelayanan Kesehatan Nilai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semata, tetapi harus mampu memberikan keselamatan diperoleh baik dalam Pendidikan termasuk
ILMIAH
peningkatan derajat kesehatan dengan pasien Pendidikan berkelanjutan maupun
tetap memperhatikan perlindungan dan pengalaman serta ETIKA PROFESI;
keselamatan pasien.
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : [email protected]
Organisasi Profesi
Peran Organisasi
Profesi Ditingkatkan
RUU Omnibus Kesehatan
Thank You
Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H