7.kematangan Dan Well Being

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KEMATANGAN DAN WELL BEING

Disusun oleh : Kelompok 7

1. M.Gilang Wahyudin (2022143146)

2. Maharani Nur Auliya (2022143140)

3. Resipratiwi (2022143147)

4. Rivia Chairunnisa (2022143134)

5. Shafira Ramadhani (2022143128)

6. Sintya Agustina Pandiangan (2022143152)

7. Tasa Septiana (2022143136)

Dosen Pengampu : Rina Anggita Tampubolon, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat membuat sebuah makalah bahasa Indonesia tentang "Kematangan
Dan Well-Being".

Dalam makalah ini, kami mencoba menyajikan materi-materi yang bersangkutan


dengan sejarah bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan serta
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber. Kami
menyadari sepenuhnya balowa makalah ini masih belum sempurna dan untuk menjadi
sempurna. Untuk ini diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan
kekurangan dan jauh dari apa yang kita harapkan. Untuk itu, diharapkan adanya kritik, dan
saran demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila tentapat kesalahan kata-kata yang Kami
berkenan memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depat
Akhir kata kami sampaikan terima kasih

Palembang, Oktober 2022

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumasan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Konteks Well Being pada Pematangan Individu ................................................................... 3
B. Aspek-Aspek Perkembangan yang Mendukung Well-Being ................................................ 3
1. Physical well being ......................................................................................................... 4
2. Economic well-being ...................................................................................................... 4
3. Social well-being ............................................................................................................ 4
4. Engaging activities and work ......................................................................................... 5
5. Emotional well-being...................................................................................................... 5
6. Life satisfaction............................................................................................................... 5
7. Domain specific satisfaction........................................................................................... 5
8. Spiritual wellbeing .......................................................................................................... 6
9. Psychological well-being................................................................................................ 6
10. Environmental wellness ................................................................................................ 6
3. Implikasi Proses Pendidikan Berorientasi well-being ........................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
A.Kesimpulan ............................................................................................................................ 8
B.Saran ....................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan ini jika seseorang ditanya, apakah yang mereka inginkan.
Kebanyakan dari mereka akan mengatakan bahagia, keadaan dimana seseorang merasakan
perasaan senang, nyaman, dan gembira. Kebahagiaan akan menjadi suatu prioritas utama untuk
dicapai dalam kehidupan setiap orang. Kebahagian merupakan hal yang tidak dapat dibayar,
karena kebahagiaan merupakan perasaan senang yang tidak dapat ditukar oleh apapun. Setiap
orang memiliki tolak ukur tersendiri terhadap suatu hal yangg membahagiakan bagi dirinya.
Ryff (dalam Kartikasari, 2013) happinnes atau well-being merupakan suatu keadaan dimana
individu mampu memerima dirinya apa adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat
dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengantrol
lingkungan eksternal, memiliki arti dalam hidup serta mampu merealisasikan potensi dirinya
secara berkelanjutan.
Kebahagian adalah hak setiap individu yang hidup didunia, tanpa pengecualian pada
kelompok minoritas apapun. Adanya stigma-stigma yang mengungkap bahwa banyak dari
individu yang merasa tidak bahagia dalam hidupnya. Segala bentuk permasalahan pada dilema
kehidupan membuat beberapa kelompok tidak merasa bebas dalam mendapatkan kebahagian.
Banyaknya perlakuan sosial yang tidak mendukung sehingga mayoritas individu merasa tidak
nyaman dalam menjalani kehidupannya baik itu, permasalahan yang datang dari faktor internal
maupun eksternal, seperti: bronken home dalam rumah tangga, ketidakpuasan dalam bekerja,
kurangnya motivasi, kurangnya rasa percaya diri dan kurangnya rasa menghargai antar sesama
dan banyak lagi hal yang menghambat kebahagian seorang individu.
Melihat permasalahan dalam lingkungan sosial yang sering dialami oleh beberapa
individu dan kelompok, maka timbul pertanyaan besar yang mendasari beberapa penelitian
dalam psikologi positif tentang bagaimana seseorang yang memiliki berbagai macam
permasalahan bisa memperoleh kebahagiaan atau well-being.

1
B. Rumasan Masalah

1. Bagaimana konteks well-being pada kematangan individu?

2. Bagaimana aspek-aspek perkembangan yang mendukung well-being?

3.Bagaimana implikasi proses pendididkan berorientasi well-being?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana konteks well-being pada kematangan individu

2. Untuk mengetahui Bagaimana aspek-aspek perkembangan yang mendukung well-being

3. Untuk mengetahui Bagaimana implikasi proses pendididkan berorientasi well-being

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konteks Well-Being pada Pematangan Individu

Menurut kamus American Psychological Association (APA), well-being adalah


keadaan pada individu yang digambarkan dengan adanya rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres
yang rendah, sehat secara fisik dan mental, serta kualitas hidup yang baik. Dengan kata lain,
individu dengan well-being yang tinggi menjaga kesehatan secara fisik dan mental agar mampu
menyelesaikan tantangan, mencapai kebahagiaan, dan kepuasan dalam kehidupan.

Jadi well-being merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesehatan


psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif. Individu tersebut
dapat menerima kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, menciptakan hubungan positif
dengan orang lain yang ada disekitarnya, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
dan mandiri, mampu dan berkompetensi untuk mengatur lingkungan, memiliki tujuan hidup,
dan merasa mampu untuk melalui tahapan perkembangan dalam kehidupannya.

terdapat beberapa cara sederhana yang mampu meningkatkan well-being. Cara yang
dimaksud adalah dengan mengekspresikan rasa syukur dalam bentuk tulisan, menghitung
berkat yang didapat pada hari ini, melakukan kebaikan, mengasah kualitas diri,
menggambarkan diri ideal di masa depan, dan bermeditasi. Kita dapat menyadari serta
menerima hal-hal yang kita miliki, fokus pada saat ini (here and now), dan mengembangkan
kualitas diri kita. Namun, kita juga perlu menaruh perhatian pada beberapa faktor yang
mempengaruhi kesuksesan aktivitas positif yang akan kita lakukan, seperti jumlah, jenis, dan
variasi aktivitas.

B. Aspek-Aspek Perkembangan yang Mendukung Well-Being

Sebenarnya, well-being adalah konsep kondisi seorang individu yang luas, tidak hanya
memiliki satu definisi saja. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada
beberapa kesepakatan umum untuk menggambarkan well-being, seperti adanya emosi
dan mood yang positif, ketiadaan emosi negatif seperti kecemasan dan depresi, perasaan puas
akan kehidupan, dan dapat memenuhi fungsi/peran secara positif. Beberapa peneliti berusaha
untuk mengidentifikasi aspek-aspek khusus dari well-being, seperti:

3
1. Physical well being

Menurut Ryff (1989) psychological well-being adalah suatu kondisi seseorang yang
bukan hanya bebas dari tekanan atau masalah-masalah mental saja, tetapi lebih dari itu yaitu
kondisi seseorang yang mempunyai kemampuan menerima diri sendiri maupun kehidupannya
di masa lalu (self-acceptance), pengembangan atau pertumbuhan diri (personal growth),
keyakinan bahwa hidupnya bermakna dan memiliki tujuan (purpose in life), memiliki kualitas
hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others), kapasitas untuk
mengatur kehidupannya dan lingkungannya secara efektif (environmental mastery), dan
kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri (autonomy).

Jadi Keadaan fisik yang baik bukan hanya karena tidak adanya penyakit, juga
mencakup pilihan gaya hidup untuk memastikan kesehatan, menghindari penyakit dan kondisi
yang dapat dicegah, dan untuk hidup dalam kondisi tubuh, pikiran, dan jiwa yang seimbang.

2. Economic well-being

Kesejahteraan ekonomi berarti memiliki keamanan finansial saat ini dan masa depan.
Keamanan finansial saat ini mencakup kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk
secara konsisten memenuhi kebutuhan dasar mereka (termasuk makanan, perumahan, utilitas,
perawatan kesehatan, transportasi, pendidikan, perawatan anak, pakaian, dan pajak yang
dibayar), dan memiliki kendali atas hari mereka keuangan sehari-hari. Juga mencakup
kemampuan untuk membuat pilihan ekonomi dan menikmati rasa aman, kepuasan, dan
pemenuhan pribadi dengan keuangan pribadi dan pekerjaan. Keamanan finansial di masa depan
mencakup kemampuan untuk menghadapi guncangan keuangan, memenuhi tujuan keuangan,
membangun aset keuangan, mempertahankan pendapatan yang memadai sepanjang masa
hidup. salah satunya ditandai dengan kondisi finansial yang stabil

3. Social well-being

Fondasi bagi kesetaraan sosial, modal sosial, kepercayaan sosial, penangkal rasisme, stigma,
kekerasan dan kejahatan, yang bergantung pada:

1. Jumlah individu dalam suatu kelompok, komunitas atau masyarakat yang memiliki
kesajahteraan mental,
2. Kualitas pemerintahan – lokal, organisasi, nasional dan internasional
3. Kualitas layanan dan penyediaan dukungan bagi mereka yang membutuhkan
4. Distribusi sumber daya yang adil termasuk pendapatan
5. Norma yang berkaitan dengan hubungan interpersonal dalam suatu kelompok,
komunitas atau masyarakat, termasuk menghormati orang lain dan kebutuhan mereka,
kasih sayang dan empati, dan interaksi otentik.

4
4. Engaging activities and work

Kesehatan kerja mencakup mempersiapkan dan memanfaatkan hadiah, keterampilan,


dan bakat untuk mendapatkan tujuan, kebahagiaan, dan pengayaan dalam hidup.
Pengembangan kepuasan dan kesejahteraan kerja terkait dengan sikap tentang pekerjaan.
Mencapai kesehatan kerja yang optimal memungkinkan manusia mempertahankan sikap
positif dan mengalami kepuasan / kesenangan dalam pekerjaan. Kesehatan kerja berarti
berhasil mengintegrasikan komitmen pada pekerjaan ke dalam gaya hidup total yang
memuaskan dan bermanfaat.

5. Emotional well-being

Keadaan dinamis yang sering berfluktuasi dengan enam dimensi kesehatan yang lain.
Menjadi emosional yang baik biasanya didefinisikan sebagai memiliki kemampuan untuk
merasakan dan mengekspresikan emosi manusia seperti kebahagiaan, kesedihan dan
kemarahan. Itu berarti memiliki kemampuan untuk mencintai dan dicintai dan mencapai rasa
kepuasan dalam hidup. Kesehatan emosional meliputi optimisme, harga diri, penerimaan diri
dan kemampuan untuk berbagi perasaan.Psychological well-being: dapat dilihat dari enam
dimensi, yaitu penerimaan diri, relasi positif dengan orang lain, otonomi, environmental
mastery, tujuan hidup, dan personal growth (Ryff & Keyes, 1995).

6. Life satisfaction

Kepuasan hidup tidak hanya melihat umur panjang dan kehidupan yang stabil sebagai
bagian dari kebahagiaan. Ini adalah tentang perasaan umum kita tentang hidup kita dan betapa
senangnya kita dengan bagaimana hal itu terjadi. Ada banyak faktor yang berkontribusi
terhadap kepuasan hidup dari sejumlah domain, termasuk pekerjaan, hubungan romantis,
hubungan dengan keluarga dan teman, pengembangan pribadi, kesehatan dan kesejahteraan,
dan lainnya.

7. Domain specific satisfaction

Kepuasan domain dapat didefinisikan sebagai apresiasi abadi terhadap aspek


kehidupan tertentu. Seperti kepuasan hidup (kebahagiaan), kepuasan domain menunjukkan
kualitas subjektif dari kehidupan yang dialami oleh sekelompok individu tertentu. Namun,
sementara yang pertama menunjukkan kepuasan abadi dengan kehidupan seseorang secara
keseluruhan, kepuasan domain adalah evaluasi dari aspek kehidupan tertentu (domain), seperti
kehidupan keluarga, kesehatan, dan standar hidup. Mengikuti beberapa teori perbedaan
(Michalos, 1985), kepuasan domain mencerminkan sejauh mana kondisi objektif dalam bidang
kehidupan tertentu sesuai dengan kebutuhan atau aspirasi masing-masing orang. Domain
kehidupan yang paling sering dipelajari adalah kepuasan kerja, kepuasan kesehatan, dan
kepuasan pernikahan. Seperti kebahagiaan keseluruhan, kepuasan domain sulit disimpulkan
dari perilaku; karenanya, para peneliti mengandalkan laporan diri (Self report), biasanya
dengan menggunakan skala penilaian.Engaging activities and work: salah satunya ditandai
dengan dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan yang penting untuk kehidupan

5
8. Spiritual wellbeing

Mencakup memiliki seperangkat keyakinan, prinsip, atau nilai-nilai yang membimbing


yang membantu memberi arah pada kehidupan seseorang.

9. Psychological well-being
Kesejahteraan psikologis terdiri dari hubungan positif dengan orang lain, memahami
diri pribadi, otonomi, memahami tujuan dan makna dalam kehidupan, dan pertumbuhan dan
perkembangan pribadi. Kesejahteraan psikologis diperoleh dengan mencapai kondisi
keseimbangan yang dipengaruhi oleh peristiwa kehidupan yang menantang dan bermanfaat.

10. Environmental wellness

Kesadaran akan keadaan bumi yang tidak stabil dan efek dari kebiasaan sehari-hari
pada lingkungan fisik. Ini terdiri dari mempertahankan cara hidup yang memaksimalkan
harmoni dengan bumi dan meminimalkan kerusakan lingkungan. Ini termasuk terlibat dalam
kegiatan yang bertanggung jawab secara sosial untuk melindungi lingkungan

3. Implikasi Proses Pendidikan Berorientasi well-being

Sekolah adalah suatu lembaga yang dirancang khusus untuk siswa memperoleh
pengajaran yang diberikan oleh guru. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan fungsinya
secara optimal untuk membantu siswa mendapatkan pengetahuan serta mengasah keterampilan
yang akan digunakan dalam kehidupan selanjutnya di masyarakat (Holander dalam Bachrie,
2009). Sekolah yang baik adalah sekolah yang diharapkan mampu memberikan pengalaman
terbaik bagi siswa sehingga membuat siswa-siswanya merasa sejahtera karena kesejahteraan
siswa mempengaruhi hampir seluruh aspek dan fungsi siswa di sekolah (Smith, R. dkk, 2010).
Disamping itu juga, sekolah memiliki pengaruh besar dalam perkembangan dan kehidupan
remaja karena, remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah (Marin & Brown,
2005).

Sekolah juga merupakan tempat belajar formal dilaksanakan serta pusat kehidupan
sosial remaja. Oleh karena itu, siswa remaja perlu merasa sejahtera ketika berada di sekolah.
Selain itu, sekolah juga akan membentuk kepribadian dan membantu perkembangan sosial
individu belajar untuk bersosialisasi, termasuk didalamnya kepercayaan diri, di sekolah juga
individu belajar untuk bersosialisasi dengan orang lain, terutama dengan teman, guru, dan
orang yang ada di lingkungan sekolah.

6
School well-being menjadi penting diterapkan di sekolah karena siswa yang sehat
merasa bahagia dan sejahtera dalam mengikuti pelajaran di kelas, dapat secara efektif dan
memberi kontribusi positif pada sekolah dan lebih luas lagi pada komunitas (Konu & Rimpela,
2006). Well-being harus menjadi fungsi pendidikan utama, dan semua sekolah harus
digerakkan untuk memaksimalkan pertumbuhan siswa dan pendidik. Kesejahteraan pada siswa
biasanya ditandai dengan adanya perilaku positif yang berhubungan dengan baiknya performa
akademik siswa, hubungan interpersonal yang baik, serta tidak adanya masalah perilaku pada
siswa seperti penurunan prestasi, ketidakhadiran di kelas, kurangnya perilaku prososial serta
masalah kesehatan mental siswa.

7
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Well-being merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesehatan
psikologis individu(Kesejateraan)

1. Aspek-Aspek Perkembangan yang Mendukung Well-Being

 Physical well-being
kondisi fisik yang sehat
 Economic well-being
kondisi finansial yang stabil
 Social well-being
ditandai dengan relasi positif dengan orang lain
 Engaging activities and work
keinginan dan upaya untuk tujuan, kebahagiaan, dan pengayaan dalam hidup
 Emotional well-being
ditandai dengan munculnya emosi positif sesuai konteks dan memiliki semangat hidup.
 Life satisfaction
perasaan puas akan hidup secara menyeluruh
 Domain specific satisfaction
adanya kepuasan pada aspek yang dirasa penting dalam kehidupan
 Engaging activities and work
ditandai dengan dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan yang penting untuk kehidupan
 Psychological well-being
Kesejahteraan psikologis terdiri dari hubungan positif dengan orang lain, memahami
diri pribadi, otonomi, memahami tujuan dan makna dalam kehidupan
 Environmental wellness
Kesadaran atau adanya rasa tanggung jawab terahadap bumi

B.Saran

1. Seseorang yang menjalani setiap kehidupan tidak semata-mata akan berjalan dengan mulus.
Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa setiap kehidupan itu tidak akan pernah terlepas
dari suatu masalah.

2. Setiap orang akan merasakan kesulitan-kesulitan tersebut sebagaimana permasalahan


masing-masing. Apapun yang menjadi masalah dalam hidup itu adalan sebuah karunia atau
bentuk kasih sayang yang ingin Tuhan tunjukkan kepada hambanya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aspek-Aspek Perkembangan yang Mendukung Well-Being from


https://www.monevstudio.org/wellbeing-sejahtera-dan-bahagia

Implikasi Proses Pendidikan Berorientasi well-being from


file:///G:/Dowloads/adminjipt,+5.+Ulifa+Rahma%20(2).pdf

Konteks well-being pada pematangan individu from


Penhuluanhttps://www.academia.edu/35334057/WELL_BEING

Anda mungkin juga menyukai