Pengembangan Modul Bersuplemen Chemo Ent

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 411

PENGEMBANGAN MODUL BERSUPLEMEN CHEMO-

ENTREPRENEURSHIP (CEP) MATERI POKOK LARUTAN


ASAM BASA DAN LARUTAN PENYANGGA
(Studi Kasus di MA Sholihiyyah)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Dalam Ilmu Pendidikan Kimia

Oleh:
Zumrotul Asrifah
NIM: 1403076019

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
ABSTRAK
Judul : Pengembangan Modul Bersuplemen Chemo-
entrepreneurship (CEP) Materi Pokok Larutan
Asam Basa dan Larutan Penyangga (Studi Kasus
di MA Sholihiyyah)
Penulis : Zumrotul Asrifah
NIM : 1403076019

Penelitian ini didasarkan kepada fakta bahwa di


Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah
pengangguran dengan angka yang tinggi. Pendidikan
kewirausahaan seharusnya dibutuhkan oleh peserta didik
bukan hanya dari SMK/MAK tetapi juga dibutuhkan oleh
peserta didik yang bersal dari SMA/MA. Pendidikan
kewirausahaan bisa disisipkan dalam modul pembelajaran
peserta didik, sehingga dapat dipelajari peserta didik secara
individu di rumah. Salah satu upaya yaitu dengan
mengembangkan modul kimia bersuplemen Chemo-
entrepreneurship (CEP) dengan mengenalkan kepada peserta
didik mengenai bidang usaha dalam bidang kimia. Subjek dari
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MA Sholihiyyah,
Kalitengah yang berjumlah 9 anak. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah R&D atau Research and
Development dengan model 4D dari Thiagarajan. Hasil uji
kualitas modul yang dikembangkan pada penelitian ini
berdasarkan penilaian oleh validator materi dan media yang
menyatakan bahwa modul yang dikembangkan adalah “Cukup
Valid” dengan rata-rata skor 83,42%. Hasil uji keterbacaan
modul dengan skor rata-rata 90,40% termasuk kategori
“Independen”. Respon angket tanggapan peserta didik
sebesar 78% termasuk dalam kategori “Cukup Baik”.
Peningkatan minat berwirausaha peserta didik meningkat
sebesar 35,6% dengan minat berwirausaha sebelum
penerapan modul sebesar 48,4% dan minat berwirausaha
setelah penerapan modul sebesar 84,0%.

vi
Kata Kunci: Modul, Chemo-entrepreneurship, Larutan Asam
Basa, Larutan Penyangga

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puja dan puji syukur tercurahkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq,
serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sang
insprirator sejati, Nabi Agung Muhammad SAW.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis
mengucapkan ucapan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo
Semarang Dr. H. Ruswan, M.A
2. Ketua jurusan Pendidikan Kimia UIN Walisongo
Semarang R. Arizal Firmansyah, S.Pd., M.Si
3. Dosen pembimbing Hj. Malikhatul Hidayah, ST., M.Pd dan
Teguh Wibowo, M.Pd yang telah memberikan bimbingan
dan arahan selama proses penulisan skripsi.
4. Tim Validator materi dan media, Ratih Rizqi Nirwana,
S.Si., M.Pd., Fachri Hakim, M.Pd., dan M. Nurul Huda, ST
yang telah memberikan masukan maupun saran pada
produk penelitian skripsi penulis.

viii
5. Kepala MA Sholihiyyah Kalitengah, Arifin, S.Ag., M.Pd
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
di MA Sholihiyyah Kalitengah.
6. Guru Pengampu Kimia, M. Nurul Huda, ST yang
memberilkan banyak arahan dan informasi selama
proses penelitian.
7. Kedua orangtua penulis, Bapak Sariman dan Ibu Sulimah
yang senantiasa mendoakan dalam setiap sholatnya,
senantiasa memberikan nasihat yang bermanfaat, dan
senantiasa mengupayakan segala hal demi mewujudkan
cita-cita saya. Semoga segala kebaikan dibalas Allah SWT.
8. Kedua kakak saya tercinta, Kak Kin beserta keluarganya
dan Mbak Al beserta keluarganya yang selalu
mensupport perjalanan pendidikan saya dari saya kecil
hingga sekarang, selalu memberikan semangat dan
mengorbankan segala hal demi pendidikan saya. Semoga
Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang
telah dilakukan.
9. Kedua keponakan saya Vivi Juli P. dan A. Nadhif F. S. Yang
telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, semoga
Allah SWT membalas kebaikan kalian.
10. Segenap Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah
membekali banyak pengetahuan selama studi di UIN

ix
Walisongo Semarang. Semoga ilmu yang telah bapak dan
ibu berikan mendapat berkah dari Allah SWT.
11. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2014 yang
telah memberikan warna selama menempuh
perkuliahan.
12. Teman-teman Pendidikan Kimia kelas A yang telah
memberikan pengalaman dalam belajar di UIN Walisongo
Semarang.
13. Teman-teman PPL MAN 1 Semarang yang telah
memberikan pengalaman dalam mengajar dan belajar.
14. Keluarga KKN MIT V Posko 40 Desa Banyumeneng,
Mranggen Demak yang telah memberikan banyak
pengalaman dalam berorganisasi, pengalaman dalam
bermasyarakat, dan pengalaman dalam berbagi suka dan
duka.
15. Sahabat, teman berbagi selimut selama 45 hari di Posko
40, Wanud, Mbak Isma, Nay, Tari, terimakasih telah
mengajarkan arti kerjasama yang baik, bekerjasama
dalam kegiatan, dalam memasak dan juga dalam berbagi
tempat jemuran. Hal kecil apapun bersama kalian
memberikan kesan yang manis dalam hidup penulis.
16. Sahabat-sahabat penulis yang telah memberikan
semangat dalam penulisan skripsi, yang selalu
menyemangati untuk tidak menyerah dalam proses

x
penulisan skripsi ini. Semoga kebaikan kalian dibalas
Allah SWT.
17. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik
moril maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan
satu pesatu.

Penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain


ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga Allah SWT
membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik
balasan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bisa bermanfaat bagi semuanya. Aamiin
Wassalamualaikum Wr. Wb
Semarang, 2 Januari 2019
Peneliti

Zumrotul Asrifah

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................ iii
NOTA DINAS ........................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................xxii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................1


A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI .................................................. 11


A. Kajian Pustaka ...........................................................11
1. Modul sebagai Bahan Pembelajaran
Kimia ..................................................................11
2. Pembelajaran Kimia CEP .............................23

xii
3. Kompetensi Dasar Kimia di SMA/MA ....26
4. Permen Jelly .....................................................36
5. Detergen Bubuk ............................................38
B. Penelitian Terdahulu ............................................42
C. Kerangka Pemikiran Teoritis ..............................46
D. Rumusan Hipotesis ...............................................49

BAB III METODE PENELITIAN ............................................ 50


A. Jenis dan Model Penelitian ..................................50
B. Model Pengembangan ............................................51
C. Populasi dan Sampel Penelitian .........................60
D. Teknik Pengambilan Sampel ...............................61
E. Subjek dan Tempat Penelitian ............................61
F. Metode Pengumpulan Data ...............................62
G. Metode analisis Data ...............................................67

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ......................... 74


A. Deskripsi Prototipe Produk ...............................74
B. Model Pengembangan Penelitian ......................79
C. Hasil Uji Lapangan ............................................... 117
D. Analisis Data ........................................................... 124
E. Prototipe Hasil Pengembangan ....................... 135

BAB V PENUTUP ................................................................ 151

xiii
A. Kesimpulan ........................................................... 151
B. Saran ........................................................................ 152

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 .......................................................................................hlm. 68


Kategori Skor Validasi
Tabel 3.2 ......................................................................................hlm. 69
Konversi Tingkat Pencapaian Validator
Tabel 3.3 ......................................................................................hlm. 70
Kategori Skor Minat Berwirausaha Peserta Didik
Tabel 3.4 .......................................................................................hlm. 71
Konversi Tingkat Pencapaian Peserta Didik
Tabel 3.5 ........................................................................................hlm. 73
Indikator Uji Rumpang
Tabel 4.1 .......................................................................................hlm. 83
Hasil Wawancara Kebutuhan Peserta Didik
Tabel 4.2 .......................................................................................hlm. 85
Ketertarikan Berwirausaha Peserta Didik
Tabel 4.3 ........................................................................................hlm. 88
Kompetensi Dasar
Tabel 4.4 ........................................................................................hlm. 89
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Tabel 4.5 .................................................................................... hlm. 119
Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik
Tabel 4.6 ..................................................................................... hlm. 121
Hasil Keterbacaan Modul

xv
Tabel 4.7 .......................................................................................hlm. 12
Minat Berwirausaha Peserta Didik
(Sebelum Penerapan Modul)
Tabel 4.8 ..................................................................................... hlm. 124
Minat Berwirausaha Peserta Didik
(Setelah Penerapan Modul)
Tabel 4.9 .................................................................................... hlm. 130
Hasil Analisis Uji Keterbacaan Modul

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ................................................................................hlm. 48


Kerangka Berpikir Pendidikan
Gambar 3.1 ................................................................................hlm. 52
Prosedur Pengembangan Model 4D
Gambar 4.1 ................................................................................hlm. 98
Tampilan Daftar Isi Sebelum Revisi
Gambar 4.2 ................................................................................hlm. 99
Tampilan Daftar Isi Sesudah Revisi
Gambar 4.3 ................................................................................hlm. 99
Daftar Gambar Sebelum Revisi
Gambar 4.4 ............................................................................. hlm. 100
Daftar Gambar Sesudah Revisi
Gambar 4.5 ............................................................................. hlm. 100
Indikator Pencapaian Kompetensi Sebelum Revisi
Gambar 4.6 ............................................................................. hlm. 101
Indikator Pencapaian Kompetensi Sesudah Revisi
Gambar 4.7 ............................................................................. hlm. 101
Panduan Belajar Peserta Didik Sebelum Revisi
Gambar 4.8 ............................................................................. hlm. 102
Panduan Belajar Peserta Didik Sesudah Revisi
Gambar 4.9 ............................................................................. hlm. 103
Tampilan Bab Larutan Asam Basa Sebelum Revisi

xvii
Gambar 4.10 ............................................................................. hlm. 103
Tampilan Bab Larutan Asam Basa Sesudah Revisi
Gambar 4.11 .......................................................................... hlm. 104
Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi
Gambar 4.12 .......................................................................... hlm. 104
Tujuan Pembelajaran Sesudah Revisi
Gambar 4.13 .......................................................................... hlm. 105
Pembuatan Permen Jelly Sebelum Revisi
Gambar 4.14 ....................................................................... hlm. 106
Pembuatan Permen Jelly Sesudah Revisi
Gambar 4.15 .......................................................................... hlm. 106
Pembuatan Produk Sebelum Revisi
Gambar 4.16 .......................................................................... hlm. 107
Pembuatan Produk Sesudah Revisi
Gambar 4.17 .......................................................................... hlm. 107
Tampilan Bab 3 Sebelum Revisi
Gambar 4.18 .......................................................................... hlm. 108
Tampilan Bab3 Sesudah Revisi
Gambar 4.19 .......................................................................... hlm. 109
Tampilan Sub Bab Larutan Penyangga Sebelum Revisi
Gambar 4.20 .......................................................................... hlm. 109
Tampilan Sub Bab Larutan Penyangga Sesudah Revisi
Gambar 4.21 .......................................................................... hlm. 110
Analisis Ekonomi Sebelum Revisi

xviii
Gambar 4.22 .......................................................................... hlm. 111
Analisis Ekonomi Sesudah Revisi
Gambar 4.23 .......................................................................... hlm. 112
Sub Bab Peluang Usaha Dalam Bidang Kimia Sebelum Revisi
Gambar 4.24 .......................................................................... hlm. 112
Sub Bab Peluang Usaha Dalam Bidang Kimia Sesudah Revisi
Gambar 4.25 ............................................................................. hlm. 113
Sampul Sebelum Revisi
Gambar 4.26 ............................................................................. hlm. 113
Sampul Sesudah Revisi
Gambar 4.27 .......................................................................... hlm. 114
Tampilan Akhir Bab Sebelum Revisi
Gambar 4.28 .......................................................................... hlm. 114
Tampilan Akhir Bab Sesudah Revisi
Gambar 4.29 .......................................................................... hlm. 115
Kolom Refleksi Sebelum Revisi
Gambar 4.30 .......................................................................... hlm. 115
Kolom Refleksi Sesudah Revisi
Gambar 4.31 .......................................................................... hlm. 116
Apa Rencanamu Sebelum Revisi
Gambar 4.32 .......................................................................... hlm. 116
Apa Rencanamu Sesudah Revisi
Gambar 4.33 .......................................................................... hlm. 117
Biografi Penulis Sesudah Revisi

xix
Gambar 4.34 .......................................................................... hlm. 128
Hasil Validasi Ahli Materi dan Media
Gambar 4.35 .......................................................................... hlm. 132
Hasil Angket Pra Angket Dan Post Angket
Gambar 4.36 .......................................................................... hlm. 134
Penilaian Modul Masing-Masing Aspek
Gambar 4.37 .......................................................................... hlm. 138
Tampilan Cover Depan Dan Belakang
Gambar 4.38 ............................................................................. hlm. 139
Identitas Modul
Gambar 4.39 .......................................................................... hlm. 139
Standar Kompetensi Dan Petunjuk Penggunaan Modul
Gambar 4.40 ............................................................................. hlm. 140
Kegiatan Konstruktivisme
Gambar 4.41 ............................................................................. hlm. 141
Kegiatan Bertanya
Gambar 4.42 ............................................................................. hlm. 142
Kegiatan Penemuan
Gambar 4.43 .......................................................................... hlm. 143
Kegiatan Masyarakat Belajar
Gambar 4.44 .......................................................................... hlm. 144
Kegiatan Belajar Berwirausaha
Gambar 4.45 .......................................................................... hlm. 145
Kisah Inspiratif Entrepreneur Sukses

xx
Gambar 4.46 .............................................................................. hlm.146
Analisis Ekonomi
Gambar 4.47 .......................................................................... hlm. 147
Peluang Usaha Lain Dalam Bidang Kimia
Gambar 4.48 ............................................................................. hlm. 148
Kolom Refleksi
Gambar 4.49 ............................................................................. hlm. 148
Latihan Soal
Gambar 4.50 ............................................................................. hlm. 149
Soal Evaluasi
Gambar 4.51 ............................................................................ hlm. 150
Daftar Pustaka
Gambar 4.52 ............................................................................ hlm. 150
Glosarium

xxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Mendalam


Lampiran 2 Hasil Wawancara Mendalam
Lampiran 3 Angket Ketertarikan Berwirausaha Peserta
Didik (Kegiatan Pra Riset)
Lampiran 4 Hasil analisis Angket Ketertarikan
Berwirausaha Peserta Didik
Lampiran 5 Kisi-kisi Lembar Penilaian Validator Ahli
Materi
Lampiran 6 Kisi-kisi Lembar Penilaian Validator Ahli
Media
Lampiran 7 Lembar Penilaian Validator Ahli Media
Lampiran 8 Hasil Analisis Lembar Penilaian Validator Ahli
Materi
Lampiran 9 Lembar Penilaian Validator Ahli Media
Lampiran 10 Hasil Analisis Lembar Penilaian Validator Ahli
Media
Lampiran 11 Silabus Kelas XI SMA/MA
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Larutan Asam Basa
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Larutan Penyangga
Lampiran 14 Uji Coba Kelas Kecil

xxii
Lampiran 15 Kisi-kisi Angket Minat Berwirausaha Peserta
Didik
Lampiran 16 Angket Minat Berwirausaha Peserta Didik
sebelum Penerapan Modul
Lampiran 17 Hasil Analisis Angket Minat Berwirausaha
Peserta Didik sebelum Penerapan Modul
Lampiran 18 Angket Minat Berwirausaha Peserta Didik
setelah Penerapan Modul
Lampiran 19 Hasil Analisis Angket Minat Berwirausaha
Peserta Didik setelah Penerapan Modul
Lampiran 20 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik
Terhadap Modul
Lampiran 21 Angket Respon Peserta Didik Terhadap Modul
Lampiran 22 Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik
Terhadap Modul
Lampiran 23 Kunci Jawaban Tes Rumpang
Lampiran 24 Instrumen Tes Rumpang
Lampiran 25 Hasil Analisis Instrumen Tes Rumpang
Lampiran 26 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran 27 Surat Izin Riset
Lampiran 28 Surat Balasan dari Sekolah
Lampiran 29 Surat Telah Melaksanakan Riset
Lampiran 30 Dokumentasi

xxiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran
(Suyanti, 2010). Pembelajaran yang baik dan efektif
adalah pembelajaran yang mampu memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan
merata, sehingga mereka dapat mengembangkan
potensinya secara optimal (Mulyasa, 2006).
Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika dilakukan
dengan menerapkan macam-macam metode
pembelajaran di kelas. Salah satu metode yang sering
digunakan guru dalam mengajar adalah ceramah, karena
lebih praktis diterapkan. Metode ceramah apabila sering
diterapkan akan membuat peserta didik menjadi pasif,
dan tujuan pembelajaran juga tidak tercapai secara
optimal, juga akan berpengaruh pada mutu pembelajaran
(Karwapi, 2012).
Berdasarkan hasil wawancara kepada Guru Mapel
Kimia di MA Sholihiyyah, metode yang sering digunakan

1
2

dalam pembelajaran adalah ceramah, dengan sekali-kali


di buat diskusi kelas kecil. Metode ceramah dilakukan
karena fasilitas yang ada di setiap kelas kurang memadai,
seperti kurangnya LCD Proyektor, dan lokasi
perpustakaan yang cukup jauh dari sekolah.
Menurut Prayitno, Dewi dan Wijayanti (2016:161)
Peningkatkan mutu pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan
berbasis kompetensi dapat digunakan sebagai acuan
dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar dalam
bentuk modul saat ini menjadi kebutuhan yang sangat
mendesak. Modul dapat membantu sekolah dalam
mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan juga
dapat mengkondisikan pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan didapatkan hasil (output) yang jelas.
Modul sengaja disusun agar peserta didik dapat
belajar secara individu di rumah maupun di sekolah.
Modul memiliki karakteristik yang berbeda dari buku
paket, diktat atau bahan ajar lainya. Modul sebagai bahan
ajar sangat jarang dijumpai di sekolah, karena modul
disusun khusus dengan kebutuhan peserta didik dan
memiliki ciri khas tertentu (Daryanto, 2012). Salah satu
modul yang dibutuhkan di MA Sholihiyyah adalah modul
kimia.
3

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan


di MA Sholihiyyah, juga berdasarkan hasil wawancara
kepada Waka Kurikulum dan Guru Kimia, bahan ajar
yang digunakan di sekolah tersebut adalah LKS (Lembar
Kerja Siswa), sedangkan bahan ajar yang digunakan guru
adalah buku paket. Pengunaan LKS sebagai bahan ajar
dirasakan peserta didik sangat kurang efektif, karena
materi yang terdapat didalam LKS sangat singkat dan
kurang dipaparkan dengan jelas. Berdasarkan hasil
wawancara dengan 10 peserta didik kelas XI IPA 2,
sebagian besar peserta didik menginginkan bahan ajar
lain selain LKS, sehingga mereka bisa mencari referensi
sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran kimia. Salah
satu solusinya yaitu dengan modul kimia.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar
isi menyatakan tujuan dari mata pelajaran kimia adalah
membekali peserta didik dengan pengetahuan,
pemahaman sejumlah kemampuan yang di persyaratkan
untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran
kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Salah satu tujuan
penting mata pelajaran kimia adalah peserta didik
4

memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta


keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi
(Sutika, 2010).
Seperti dijelaskan di atas, salah satu tujuan
pelajaran kimia yaitu peserta didik mampu untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam mencapai
tujuan ini yaitu dengan diadakannya praktikum di akhir
pembelajaran. Kegiatan praktikum dilakukan untuk
memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam
memecahkan masalah. Berdasarkan hasil wawancara
kepada guru kimia praktikum yang pernah dilakukan
yaitu titrasi asam basa dan menghitung pH larutan
penyangga.
Praktikum yang biasa dilakukan biasanya
menghasilkan limbah yang dapat mencemari air dan
tanah. Apabila hal ini terus menerus dilakukan maka
akan terus menghasilkan limbah yang mencemari
lingkungan. Salah satu upaya untuk meminimalisir
masalah ini yaitu dengan menerapkan pembelajaran
Chemo-entrepreneurship (CEP).
Menurut Supartono (2005) dalam penelitian
Kusumo dan Kusoro Siadi (2010:544) Pembelajaran CEP
5

adalah pembelajaran kimia yang dikembangkan dengan


mengkaitkan langsung pada objek nyata atau fenomena
di sekitar kehidupan manusia, sehingga selain mendidik,
dengan pembelajaran CEP juga memungkinkan peserta
didik dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan
menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomis, dan
memotivasi peserta didik untuk berwirausaha.
Salah satu cara untuk memberikan gambaran CEP
pada peserta didik yaitu dengan menyisipkan prinsip-
prinsip CEP dalam modul. Selain untuk memberikan
gambaran peluang usaha pada peserta didik, modul
bersuplemen CEP juga diharapkan akan menjadi jawaban
dari masalah pengangguran yang ada di Indonesia
(Mukhsinin, 2014).
Modul bersuplemen CEP memberikan gambaran
mengenai peluang usaha yang bisa di kembangkan oleh
peserta didik sebagai bekal keterampilan setelah lulus
sekolah. Karena saat ini pengangguran adalah masalah
yang cukup serius di Indonesia, hal ini bisa dilihat dari
banyaknya industri besar yang memutuskan hubungan
kerja sehingga menimbulkan banyak pengangguran.
Kenyataan seperti ini mengindikasikan bahwa sekolah
baru sekedar mempersiapkan peserta didik untuk
mengisi lapangan kerja dan belum mampu
6

mempersiapkan mereka menjadi manusia pencipta


lapangan kerja (Mukhsinin, 2014).
Dengan adanya modul kimia bersuplemen CEP
akan memberikan keterampilan dalam berwirausaha
bagi peserta didik SMA/MA yang tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi. Peluang usaha dalam bidang ilmu kimia
sendiri sangatlah banyak sekali diantaranya dalam
bidang makanan dan produk kebersihan rumah tangga.
Peluang usaha di bidang makanan maupun dalam produk
kebersihan rumah tangga erat kaitanya dengan ilmu
kimia, ilmu kimia sangat berperan penting dalam proses
pengolahan makanan dan proses pengolahan produk
kebersihan rumah tangga (Rismandari, dkk., 2017:103).
Permen adalah makanan yang hampir disukai oleh
banyak kalangan, seperti anak-anak, remaja dan
mahasiswa. Berdasarkan teksturnya permen dibedakan
menjadi dua, yaitu permen dengan tekstur keras (hard
candy) dan permen yang bertekstur kenyal (permen
jelly). Salah satu inovasi dalam pembuatan permen yaitu,
pembuatan permen jelly daun pepaya. Dalam pembuatan
permen jelly daun pepaya didalamnya berkaitan dengan
materi larutan asam basa, jadi peserta didik dapat
menghubungkan peran materi larutan asam basa yang
7

mereka pelajari di kelas dengan pembuatan permen jelly


daun pepaya yang dilakukan.
Selain permen, produk kebersihan rumah tangga
juga termasuk dalam bisnis yang menjanjikan. Produk
kebersihan rumah tangga seperti sabun mandi, sabun
cuci piring, shampo, detergen merupakan kebutuhan
yang hampir setiap hari dibutuhkan oleh masyarakat.
Produk kebersihan rumah tangga seperti shampo, sabun,
dan detergen dalam pembuatannya juga berkaitan
dengan materi kimia yaitu materi larutan penyangga.
Selama ini kita hanya menggunakan produk kebersihan
dengan cara membelinya di warung atau di supermarket,
namun kita tidak mengetahui bagaimana cara
pembuatannya. Salah satu produk kebersihan rumah
tangga yang bisa dibuat sendiri dengan peralatan
sederhana yaitu detergen bubuk. Selain lebih ekonomis,
membuat detergen sendiri juga menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai industri pembuatan detergen
bubuk, dan bisa dijadikan sebagai salah satu usaha yang
menjanjikan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti
berharap peserta didik SMA/MA yang tidak memiliki
bekal keterampilan mampu menciptakan peluang kerja
untuk dirinya sendiri bahkan untuk orang lain. Oleh
8

karena itu dilakukan penelitian yang berjudul


Pengembangan Modul Bersuplemen Chemo-
entrepreneurship (CEP) Materi Pokok Larutan Asam Basa
dan Larutan Penyangga.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana rancangan modul bersuplemen Chemo-
entrepreneurship dalam meningkatkan minat
berwirarausaha peserta didik?
2. Bagaimana efektivitas modul bersuplemen Chemo-
entrepreneurship dalam meningkatkan minat
berwirarausaha peserta didik?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap modul
bersuplemen Chemo-entrepreneurship?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui rancangan Modul Bersuplemen
Chemo-entrepreneurship dalam meningkatkan minat
berwirausaha peserta didik.
2. Untuk mengetahui efektivitas Modul Bersuplemen
Chemo-entrepreneurship dalam meningkatkan minat
berwirausaha peserta didik.
3. Untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap
Modul Bersuplemen Chemo-entrepreneurship.
9

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi
banyak pihak, diantaranya:
1. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru
mengenai pengembangan modul bersuplemen
Chemo-entrepreneurship sebagai salah satu bahan
ajar yang mampu memberikan gambaran usaha
dalam bidang kimia serta meningkatkan minat
berwirausaha peserta didik pada kegiatan
pembelajaran kimia.
2. Bagi peserta didik, sebagai salah satu bahan ajar
yang mampu mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu, sehingga dapat membantu meningkatkan
pemahaman konsep dalam proses pembelajaran
kimia serta meningkatkan minat berwirausaha
peserta didik yang dapat digunakan atau tanpa
kehadiran guru dengan kemampuan belajar masing-
masing.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi bahan
ajar pembelajaran dalam rangka perbaikan mutu
pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu lulusan
demi kemajuan sekolah.
4. Bagi peneliti, menambah pengalaman dan wawasan
mengenai pengembangan Modul bersuplemen
10

Chemo-entrepreneurship serta sebagai bekal peneliti


sebagai calon pendidik kedepannya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Modul Sebagai Bahan Pembelajaran Kimia
a. Pengertian Bahan Ajar
Sebelum melaksanakan proses
pembelajaran maka seorang guru berkewajiban
membuat dan meyediakan materi pembelajaran.
Bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan
oleh guru dan dipelajari peserta didik sebagai
cara untuk mencapai indikator yang telah
ditetapkan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar (Haryati, 2007).
Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan peserta didik
dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis
sehingga mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu.

11
12

b. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Jenis bahan ajar harus disesuaikan
terlebih dahulu dengan kurikulum yang berlaku
dan setelah itu dibuat rancangan pembelajaran,
sehingga tercipta lingkungan yang
memungkinkan peserta didik belajar dengan
baik. Bentuk bahan ajar dikelompokkan menjadi
empat, yaitu (Amri dan Lif Khoiru Ahmadi,
2010) :
1) Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas
bahan cetak (printed) seperti hand out,
buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non
cetak.
2) Buku adalah bahan tertulis yang
menyajikan ilmu pengetahuan. Buku
sebagai bahan ajar merupakan buku yang
berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis
terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
3) Modul merupakan sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, oleh karena itu modul
harus berisi tentang petunjuk belajar,
13

kompetensi yang akan dicapai, isi materi


pembelajaran, informasi pendukung,
latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi dan
balikan terhadap hasil evaluasi.
c. Pengertian Modul

Modul merupakan salah satu bentuk


bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat
pengalaman belajar yang terencana dan di
desain untuk membantu peserta didik
menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul
minimal memuat tujuan pembelajaran, materi
atau substansi belajar, dan evaluasi. Modul
berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat
mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar
secara mandiri sesuai dengan kecepatan
masing-masing (Daryanto, 2012).

d. Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang


mampu meningkatkan motivasi belajar,
pengembangan modul harus memperhatikan
karakteristik yang diperlukan sebagai modul.
14

1) Self instruction

Merupakan karakteristik penting


dalam modul, dengan karakter tersebut
memungkinkan seorang belajar secara
mandiri dan tidak tergantung pada pihak
lain (Daryanto, 2012). Untuk memenuhi
karakter self instruction, maka modul
harus:

a) Memuat tujuan pembelajaran yang


jelas, dan dapat menggambarkan
pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar;
b) Memuat materi pembelajaran yang
dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan
dipelajari secara tuntas;
c) Tersedia contoh dan ilustrasi yang
mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran;
d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan
sejenisnya yang memungkinkan untuk
mengukur penguasaan peserta didik;
15

e) Konstektual, yaitu materi yang


disajikan terkait dengan suasana, tugas
atau konteks kegiatan dan lingkungan
peserta didik;
f) Menggunakan bahasa yang sederhana
dan komunikatif;
g) Terdapat rangkuman materi
pembelajaran;
h) Terdapat instrument penilaian, yang
memungkinkan peserta didik
melakukan penilaian mandiri (self
assesment);
i) Terdapat umpan balik atas penilaian
peserta didik, sehingga peserta didik
mengetahui tingkat penguasaan
materi;
j) Terdapat informasi tentang rujukan/
pengayaan/ referensi yang mendukung
materi pembelajaran yang dimaksud.
2) Self contained

Modul dikatakan self contained bila


seluruh materi pembelajaran yang
dibutuhkan termuat dalam modul tersebut.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
16

kesempatan peserta didik mempelajari


materi pembelajaran secara tuntas, karena
materi belajar dikemas kedalam satu
kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan
pembagian atau pemisahan materi dari satu
standar kompetensi/kompetensi dasar,
harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan keluasan standar
kompetensi/kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh peserta didik.

3) Berdiri sendiri (stand alone)

Stand alone atau berdiri sendiri


merupakan karakteristik modul yang tidak
tergantung pada bahan ajar/media lain,
atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar/media lain. Dengan
menggunakan modul, peserta didik tidak
perlu bahan ajar lain untuk mempelajari
dan atau mengerjakan tugas pada modul
tersebut. Jika peserta didik masih
menggunakan dan bergantung pada bahan
ajar lain selain modul yang digunakan,
maka bahan ajar tersebut tidak
17

dikategorikan sebgai modul yang berdiri


sendiri.

4) Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya


adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi.
Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta
fleksibel/luwes digunakan diberbagai
perangkat keras (hardware).

5) Bersahabat/Akrab (user friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi


kaidah user friendly atau bersahabat/
akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi
dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan
pemakaiannya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon dan mengakses
sesuai dengan keinginan. Penggunaan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti,
serta menggunakan istilah yang umum
18

digunakan, merupakan salah satu bentuk


user frendly.

e. Elemen Mutu Modul

Untuk menghasilkan modul


pembelajaran yang mampu memerankan fungsi
dan peranannya dalam pembelajaran yang
efektif, modul perlu dirancang dan
dikembangkan dengan memperhatikan
beberapa elemen yang mensyaratkannya, yaitu:
format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf,
spasi kosong, dan konsistensi (Daryanto, 2012).

1) Format
a) Gunakan format kolom yang
proporsional. Penggunaan kolom
tunggal atau multi harus sesuai dengan
bentuk dan ukuran kertas yang
digunakan. Jika menggunakan kolom
multi, hendaknya jarak dan
perbandingan antar kolom secara
proporsional.
b) Gunakan format kertas (vertikal atau
horisontal) yang tepat. Penggunaan
format kertas secara vertikal atau
19

horisontal harus memperhatikan tata


letak dan format pengetikan.
c) Gunakan tanda-tanda (icon) yang
mudah ditangkap dan bertujuan untuk
menekankan pada hal-hal yang
dianggap penting atau khusus. Tanda
dapat berupa gambar, cetak tebal,
cetak miring atau lainnya.
2) Organisasi
a) Tampilan peta/bagan yang
mengggambarkan cakupan materi yang
akan dibahas dalam modul.
b) Organisasikan isi materi pembelajaran
dengan urutan dan susunan yang
sistematis, sehingga memudahkan
peserta didik memahami materi
pembelajaran.
c) Susun dan tempatkan naskah, gambar
dan ilustrasi sedemikian rupa sehingga
informasi mudah dimengerti oleh
peserta didik.
d) Organisasikan antara bab, antar unit
dan antar paragraf dengan susunan
20

dan alur yang memudahkan peserta


didik memahaminya.
e) Organisasikan antar judul, sub judul
dan uraian yang mudah diikuti peserta
didik.
3) Daya Tarik

Daya tarik modul dapat ditempatkan


dibeberapa bagian seperti:

a) Bagian sampul (cover) depan, dengan


mengkombinasikan warna, gambar
(ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf
yang serasi.
b) Bagian isi modul dengan menempatkan
rangsangan-rangsangan berupa
gambar atau ilustrasi, pencetakan
huruf tebal, miring, garis bawah atau
warna.
c) Tugas dan latihan dikemas sedemikian
rupa sehingga menarik.
4) Bentuk dan Ukuran Huruf
a) Gunakan bentuk dan ukuran huruf
yang mudah dibaca sesuai
karakteristik umum peserta didik.
21

b) Gunakan perbandingan huruf yang


proporsional antar judul, sub judul dan
isi naskah.
c) Hindari penggunaan huruf kapital
untuk seluruh teks, karena dapat
membuat proses membaca menjadi
sulit.
5) Ruang (Spasi Kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong


tanpa naskah atau gambar untuk
menambah kontras penampilan modul.
Spasi kosong dapat berfungsi untuk
menambahkan catatan penting dan
memberikan kesempatan jeda kepada
peserta didik. Gunakan dan tempatkan
spasi kosong tersebut secara proporsional.
Penempatan ruang kosong dapat dilakukan
dibeberapa tempat seperti:

a) Ruangan sekitar judul bab dan sub bab.


b) Batas tepi; batas tepi yang luas
memaksa perhatian peserta didik
untuk masuk ke tengah-tengah
halaman
22

c) Spasi antar kolom; semakin lebar


kolomnya semakin luas spasi
diantaranya.
d) Pergantian antar paragraf dimulai
dengan huruf kapital
e) Pergantian antar bab atau bagian
6) Konsistensi
a) Gunakan bentuk dan huruf secara
konsisten dari halaman ke halaman.
Usahakan agar tidak menggabungkan
beberapa cetakan dengan bentuk dan
ukuran huruf yang terlalu banyak
variasi.
b) Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak
antar judul dengan baris pertama,
antara judul dengan teks utama. Jarak
baris atau spasi yang tidak sama sering
dianggap buruk dan tidak rapi.
c) Gunakan tata letak pengetikan yang
konsisten, baik pola pengetikan
maupun margin/ batas-batas
pengetikan.
23

2. Pembelajaran Kimia Chemo-entrepreneurship (CEP)

Menurut Surachman (2011) dan Hendro


(2011) dalam penelitian Teguh Wibowo dan
Ariyatun (2018:64) Sikap kewirausahaan
merupakan kecenderungan bertindak,
perasaan/emosi, serta pola pikir, pandangan
pendapat atau opini seseorang terhadap objek sikap
tertentu yang berkaitan dengan kewirausahaan.
Kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak
atau ciri pengusaha semata, dikarenakan watak atau
ciri pengusaha semata juga dimiliki oleh seseorang
yang bukan wirausaha. Sikap dalam hal
berwirausaha sebenarnya ada pada setiap pribadi
manusia yang memiliki perilaku inovatif, kreatif,
menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan
tantangan.

Menurut Supartono (2005) dalam penelitian


Kusumo dan Kusoro Siadi (2010:544) Pembelajaran
kimia CEP adalah pembelajaran kimia yang
dikembangkan dengan mengkaitkan langsung pada
objek nyata atau fenomena disekitar kehidupan
manusia sebagai peserta didik, sehingga selain
mendidik, dengan pembelajaran CEP juga
24

memungkinkan peserta didik dapat mempelajari


proses pengolahan suatu bahan menjadi produk
bermanfaat, bernilai ekonomi, dan memotivasi untuk
berwirausaha. Dengan pembelajaran ini menjadikan
pelajaran kimia lebih menarik, menyenangkan, dan
lebih bermakna.

Menurut Bently, (2000) dalam penelitian


Kusumo dan Kusoro Siadi (2010:544), salah satu
pengembangan konsep CEP dalam pembelajaran
kimia antara lain dalam bentuk life skill pada setiap
bab yang berpeluang. Life skill (kecakapan hidup)
artinya kecakapan yang selalu diperlukan oleh
seseorang (peserta didik) dimanapun ia berada
ketika mengarungi kehidupan, baik bekerja atau
tidak bekerja dan apapun profesinya. Untuk
mewujudkan hal itu perlu diterapkan prinsip
pendidikan dengan model pembelajaran
CEP/kewirausahaan yang tidak hanya berorientasi
pada bidang akademik atau vokational semata, tetapi
juga mempraktekannya untuk memecahkan
problema kehidupan sehari-hari.

Selain untuk meningkatkan pemahaman


peserta didik terhadap konsep kimia yang dipelajari,
25

CEP dalam kegiatan pembelajaran juga dapat


menjadikan suasana belajar lebih aktif dan
menyenangkan. Hal ini sesuai seperti yang
dipaparkan oleh Sumarti (2008) bahwa dengan
pembelajaran CEP, menjadikan pembelajaran kimia
tidak membosankan dan memberi kesempatan
peserta didik untuk mengoptimalkan potensinya
dalam menghasilkan suatu produk. Bila peserta didik
terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian tidak
menutup kemungkinan akan menumbuhkan jiwa
kewirausahaanya. Jiwa kewirausahaan yang di
dukung kemampuan berpikir yang memadai akan
meningkatkan efektivitas pembelajaran kimia
tersebut.

Melalui penerapan pembelajaran CEP


diharapkan peserta didik memperoleh suatu
pembekalan untuk lebih kreatif dalam menghasilkan
suatu produk yang bernilai ekonomis, karena
kenyataan dilapangan tidak semua peserta didik
setelah menamatkan bangku sekolah melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi (Rahmawana, dkk.,
2016: 113).
26

3. Kompetensi Dasar Kimia di SMA/MA


a. Kompetensi yang diharapkan dari Materi
Larutan Asam Basa dan Larutan Penyangga.

Kimia adalah ilmu yang mencari


jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana
gejala-gejala alam yang berkaitan dengan
komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika, dan energi zat. Oleh sebab itu, mata
pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala
sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi,
struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan
energenetika zat yang melibatkan keterampilan
dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan
dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu
kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori)
dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah
(Mulyasa, 2006).

Dalam ilmu kimia mempelajari bangun


(struktur) materi dan perubahan-perubahan
yang dialami materi dalam proses-proses
alamiah maupun dalam eksperimen yang
direncanakan. Melalui kimia, peserta didik
27

mengenal susunan (komposisi) zat dan


penggunaan bahan-bahan kimia, baik alamiah
maupun buatan, dan mengenal proses-proses
penting pada makhluk hidup, termasuk tubuh
kita sendiri (Keenan, 1984).

Berarti pembelajaran kimia merupakan


proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran kimia. Menurut silabus mata
pelajaran kimia (peminatan bidang MIPA)
Kompetensi dasar yang ingin ditampilkan dalam
Materi Larutan Asam Basa dan Larutan
Penyangga yaitu:

1) Peserta didik mampu nenunjukkan perilaku


ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,
jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif) dalam merancang
dan melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2) Peserta didik mampu menunjukkan
perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta
28

damai dan perduli terhadap lingkungan


serta hemat dalam memanfaatkan sumber
daya alam.
3) Peserta didik mampu menunjukkan
perilaku responsif dan pro-aktif serta
bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
4) Peserta didik mampu menentukan
konsentrasi/kadar asam atau basa.
5) Peserta didik mampu merancang,
melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan titrasi asam-
basa.
6) Peserta didik mampu menganalisis peran
larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup.
7) Peserta didik mampu merancang,
melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan untuk
menentukan sifat larutan penyangga.

Kompetensi Dasar di atas adalah acuan dalam


menyusun modul CEP yang dikembangkan.
Selain itu pada penelitian ada beberapa
29

Indikator Pencapaian Kompetensi tambahan


yang ingin dicapai, khususnya pada aspek CEP
nya, diantaranya yaitu:

1) Peserta didik mampu merancang,


melakukan, menyimpulkan dan menyajikan
hasil percobaan pembuatan permen jelly
daun pepaya serta mendeskripsikan peran
larutan asam basa dalam pembuatan
permen jelly daun pepaya.
2) Peserta didik mampu merancang,
melakukan, menyimpulkan dan menyajikan
hasil percobaan pembuatan detergen bubuk
serta mendeskripsikan peran larutan
penyangga dalam pembuatan detergen
bubuk.
b. Larutan Asam Basa
1) pH untuk Suatu Ukuran Keasaman
Karena konsentrasi ion H+ dan OH-
dalam larutan air sering kali sangat kecil
dan karenanya sulit diukur, biokimiawan
Denmark Soren Sorensen pada tahun 1909
mengajukan cara pengukuran yang lebih
praktis yang disebut pH. pH suatu larutan
didefinisikan sebagai logaritma negatif dari
30

konsentrasi ion Hidrogen (dalam mol per


liter).
pH = -log [H3O+], atau
pH = -log H+
Persamaan di atas hanyalah definisi
yang dibuat agar kita mudah menangani
angka-angka. Dalam sebagian besar kasus,
logaritma negatif menghasilkan angka
positif untuk pH, dimana logaritma positif
sebaliknya akan menghasilkan angka
negatif karena kecilnya nilai [H+]. Selain itu,
suku [H+] dalam persamaan diatas berlaku
hanya untuk bagian numerik pada
persamaan konsentrasi ion Hidrogen, sebab
kita tidak dapat melogaritmakan satuan.
Jadi seperti halnya konstanta
kesetimbangan, pH larutan tak berdimensi.
Karena pH pada dasarnya hanyalah
ssuatu cara untuk menyatakan konsentrasi
ion hidrogen, larutan asam dan larutan basa
pada suhu 25˚C dapat diidentifikasi
berdasarkan nilai pH nya, sperti berikut:
Larutan asam:
[H+] > 1,0 x 10-7 M, pH < 7,00
31

Larutan Basa:
[H+] < 1,0 x 10-7 M, pH > 7,00
Larutan Netral:
[H+] = 1,0 x 10-7 M, pH = 7,00
Perhatikan bahwa pH meningkat dengan
menurunnya H+
Di laboratorium, pH larutan diukur
dengan pH meter. Skala pOH yang analog
dengan skala pH dapat dibuat dengan
menggunakan logaritma negatif dari
konsentrasi ion Hidroksida. Jadi kita
mendefinisikan pOH sebagai
pOH = -log [OH-]
Sekarang lihat kembali konstanta hasil kali
ion untuk air:
[H+] [OH-] = Kw = 1,0 x 10-14
Dengan menghitung logaritma negatif
dikedua sisi, kita peroleh:
-(log [H+] + log [OH-]) = -log (1,0 x 10-14)
-(log [H+] - log [OH-]) = 14,00

Dari definisi pH dan pOH kita peroleh:

pH + pOH = 14,00
32

2) Kekuatan Asam dan Basa


Asam kuat adalah elektrolit kuat, yang
untuk kebanyakan tujuan praktis dianggap
terionisasi sempurna dalam air.
Kebanyakan asam kuat adalah asam
anorganik, asam klorida (HCl), asam nitrat
(HNO3), asam perklorat (HClO4) dan asam
sulfat (H2SO4):
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
HNO3(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + NO3-(aq)
HClO4(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + ClO4-(aq)
H2SO4(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + HSO4-(aq)
Perhatikan bahwa H2SO4 adalah asam
diprotik, yang kita lihat disini hanyalah
tahap pertama ionisasi. Pada
kesetimbangan, molekul asam kuat
terionisasi sempurna.
Kebanyakan asam terionisasi hanya
sedikit dalam air. Asam seperti ini
digolongkan ke dalam asam lemah. Pada
kesetimbangan, larutan berair dari asam
lemah menandung campuran antara
molekul asam yang tidak terionisasi, ion
H3O+, dan basa konjugat. Contoh asam
33

lemah antara lain: Asam HidroFluoriat (HF),


Asam Asetat (CH3COOH), dan ion Amonium
(NH4+). Kekuatan asam lemah sangat
beragam karena beragamnya derajat
ionisasi. Terbatasnya ionisasi asam lemah
beerkaitan dengan konstanta
kesetimbangan ionisasi.
Apa yang telah dibahas mengenai asam
kuat juga berlaku pada basa kuat, yang
mencakup hidroksida dari logam allkali dan
logam alkali tanah tertentu, seperti NaOH,
KOH, dan Ba(OH)2. Basa kuat ialah semua
elektrolit kuat yang terionisasi sempurna di
air.
NaOH(s) → Na+(aq) + OH-(aq)
KOH(s) → K+(aq) + OH-(aq)
Ba(OH)2(s) → Ba2+(aq) + 2OH-(aq)
Basa lemah sama seperti asam lemah
adalah elektrolit lemah. Ammonia ialah
basa lemah, yang sangat sedikit terionisasi
dalam air (Chang, 2004).
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)
34

c. Larutan Penyangga

Larutan Buffer adalah larutan yang


terdiri dari asam lemah atau basa lemah dan
garamnya, kedua komponen itu harus ada.
Larutan ini mampu melawan pH ketika terjadi
penambahan sedikit asam atau sedikit basa.
Buffer sangat penting dalam sistem kimia dan
biologi. pH dalam tubuh manusia sangat
beragam dari satu carian ke cairan lainya. Nilai-
nilai pH ini, penting karena enzim dapat bekerja
dengan benar dan agar tekanan osmotik tetap
seimbang, dalam banyak kasus dipertahankan
oleh buffer.

Larutan buffer harus mengandung


konsentrasi asam yang cukup tinggi untuk
bereaksi dengan ion OH- yang ditambahkan
kepadanya dan harus mengandung konsentrasi
basa yang sama tingginya untuk bereaksi
deengan ion H+ yang ditambahkan. Selain itu,
komponen asam dan basa dari buffer tidak
boleh saling menghabiskan dalam suatu reaksi
penetralan. Persyaratan ini dipenuhi oleh
pasangan asam-basa konjugat (asam lemah dan
35

basa konjugatnya atau basa lemah dan asam


konjugatnya).

Larutan buffer sederhana dapat dibuat


dengan menambahkan asam asetat (CH3COOH)
dan natrium asetat (CH3COONa) dalam jumlah
yang sama kedalam air. Konsentrasi
kesetimbangan baik asam maupun basa
konjugat (dari CH3COONa) diasumsikan sama
dengan konsentrasi awalnya.

Larutan yang mengandung kedua zat ini


mampu menetralkan asam atau basa yang
ditambahkan. Natrium asetat, suatu elektrolit
kuat, terionisasi sempurna dalam air.

CH3COONa(s) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)


Jika yang ditambahkan adalah asam, ion
H+ akan dikonsumsi oleh basa konjugat dalam
buffer, CH3COO- berdasarkan persamaan:
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
Jika yang ditambahkan ke dalam sistem
Buffer adalah basa, ion OH- akan dinetralkan
oleh asam dalam buffer:
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)
36

Kapasitas buffer yaitu keefektifan


larutan buffer, bergantung pada jumlah asam
dan basa konjugat yang menyusun buffer
tersebut. Semakin besar jumlahnya, semakin
besar kapasitan buffernya.
Pada umumnya, sistem buffer dapat
dinyatakan sebagai garam/asam atau basa
konjugat/asam. Jadi sistem natrium asetat–
asam asetat dapat dituliskan sebagai
CH3COONa/CH3COOH atau CH3COO-/CH3COOH
(Chang, 2004).
4. Permen Jelly

Permen adalah sejenis gula-gula


(confectionary) yang banyak disukai oleh anak-anak
sehingga dewasa. Permen yang banyak beredar
dipasaran sangat beragam bentuk, jenis, maupun
rasanya, antara lain permen karet (gum), permen
lolipop, permen kenyal (jelly), permen keras (hard
candy), permen berbahan coklat (bounty), caramel,
caramen kacang kunyah, nougat, dan permen jahe.

Badan Standarisasi Nasional (2008)


mengemukakan bahwa permen jelly adalah
kembang gula bertekstur lunak, yang di proses
37

dengan penambahan komponen hidro koloid seperti


agar, gum, pektin, pati, karageenan, gelatin dan lain-
lain yang digunakan untuk memodifikasi tekstur
sehingga menghasilkan produk yang kenyal.
Dominasi gelatin sebagai salah satu komponen
hidrokoloid pembentuk permen jelly sebanyak 23%
dari penggunaan gelatin dalam industri pangan
sebesar 154.000 ton (Rismandari, dkk., 2017:103).

Pada umumnya permen jelly dibuat dengan


gelatin sebagai bahan pembentuk gel. Selama ini
bahan gelatin komersial sebagaian besar masih
diimpor dari Eropa dan Amerika. Selain harganya
yang relatif tinggi, gelatin impor sering di ragukan
kehalalannya bagi kaum muslim karena diduga
mengandung unsur babi. Keunggulan lain
menggunakan gelatin babi dari pada sumber yang
lain dikarenakan sifat fisika dan viskositasnya yang
tinggi dari pada gelatin sumber lain (Rismandari,
dkk., 2017 : 103).

Permen jelly merupakan permen yang dibuat


dari air atau sari buah dan bahan pembentuk gel,
yang berpenampilan jernih, transparan serta
mempunyai tekstur dengan kekenyalan tertentu.
38

Permen jelly tergolong pangan semi basah, oleh


karena itu produk ini cepat rusak. Penambahan
bahan pengawet diperlukan untuk memperpanjang
waktu simpannya.

Permen jelly memerlukan bahan pelapis


berupa campuran tepung tapioka dengan tepung
gula. Guna bahan pelapis ini adalah untuk membuat
permen jelly tidak melekat satu sama lain dan juga
menambah rasa sehingga bertambah manis.
Umumnya permen jelly dari gelatin dilapisi dengan
tepung pati kering untuk membentuk lapisan luar
yang tahan lama, dan menghasilkan bentuk gell yang
baik. Perbandingan komposisi bahan pelapis permen
jelly terbaik adalah tepung tapioka : tepung gula
(1:1) (Anonim, 2010).

5. Detergen Bubuk
Keinginan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidup terus meningkat. Berbagai produk
baru dengan kualitas yang semakin baik terus
bermunculan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Detergen merupakan produk yang
digunakan masyarakat untuk mencuci pakaian.
Detergen merupakan salah satu produk industri
39

yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,


terutama untuk keperluan rumah tangga dan
industri.
Detergen adalah campuran berbagai bahan
yang digunakan untuk membantu pembersihan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai daya
cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air. Detergen merupakangaram Natrium
dari Asam Sulfonat (Shagir, 2017).
Produk detergen terdapat dua jenis yaitu
detergen matic dan detergen biasa. Detergen matic
dengan karakteristiknya yang rendah busa
digunakan untuk mencuci pakaian di mesin cuci,
sedangkan detergen biasa digunakan untuk mencuci
pakaian secara manual. Kedua jenis detergen
tersebut masih berupa bubuk. Namun demikian,
produk tersebut mempunyai kegunaan yang sama
bagi kebutuhan rumah tangga yang sering digunakan
pada kesehariannya (Setiawan, dkk, 2011:2).

Jenis-jenis detergen berdasarkan senyawa organik


yang dikandungnya.
40

Berdasarkan senyawa organik yang dikandungnya,


detergen dikelompokkan menjadi:

a. Detergen anionik (DAI)


Merupakan detergen yang mengandung
surfaktan anionik dan dinetralkan dengan alkali.
Detergen ini akan berubah menjadi partikel,
bermuatan negatif apabila dilarutkan dalam air.
Detergen anionik biasanya digunakan untuk
pencuci kain. Kelompok utama dari detergen
anionik adalah:
1) Rantai panjang (berlemak) alkohol sulfat.
2) Alkil aril sulfonat.
3) Olefin sulfat dan sulfonat.
b. Detergen kationik
Merupakan detergen yang mengandung
surfaktan kationik. Detergen ini akan berubah
menjadi partikel bermuatan positif ketika
terlarut dalam air, biasanya digunakan pada
pelembut (softener). Selama proses
pembuatannya tidak ada netralisari tetapi
bahan-bahan yang mengganggu dihilangkan
dengan asam kuat untuk netralisasi. Agen aktif
permukaan kationik mengandung kation rantai
41

panjang yang memiliki sifat aktif pada


permukaannya.
c. Detegen nonionik
Merupakan senyawa yang tidak mengandung
molekul ion sementara, kedua asam dan
basanya merupakan molekul yang sama.
Detergen ini tidak akan berubah menjadi
partikel bermuatan apabila dilarutkan dalam air
tetapi dapat bekerja di dalam air sadah dan
dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis
kotoran.
d. Detergen Amfoterik
Detergen jenis ini mengandung kedua
kelompok kationik dan anionik. Detergen ini
dapat berubah menjadi partikel positif, netral,
atau negatif bergantung kepada pH air yang
digunakan. Biasanya digunakan untuk percuci
alat-alat rumah tangga (Smulders, dkk., 2002).

Jenis-jenis deteren berdasarkan bentuk fisiknya

Berdasarkan bentuk fisiknya, detergen dibedakan


menjadi 3, yaitu:

a. Detergen cair
42

Secara umum detergen cair hampir sama


dengandetergen bubuk. Yang membedakan
Cuma bentuk fisik. Biasanya detergen cair
digunakan untuk laundry modern menggunakan
mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan
teknologi canggih.
b. Detergen krim
Bentuk detergen krim dengan sabun colek
hampir sama tetapi kandungan formula bahan
baku keduanya berbeda.
c. Detergen bubuk
Jenis detergen bubuk ini yang beredar di
masyarakat atau dipakai sewaktu mencuci
pakaian. Detergen bubuk dapat dibedakan
menjadi dua yaitu detergen bubuk berongga dan
detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk
butiran kedua kelompok tersebut disebabkan
oleh perbedaan proses pembuatannya (Shagir,
2017)
B. Penelitian Terdahulu

Berangkat dari latar belakang dan pokok


permasalahan, maka kajian ini memusatkakn penelitian
tentang “Pengembangan Modul Bersuplemen Chemo-
Entrepreneurship Materi Pokok Asam Basa dan Larutan
43

Penyangga yang dilaksanakan di MA Sholihiyyah,


Mranggen Demak”. Untuk menghindari kesamaan antara
penelitian ini dengan penelitian terdahulu, penulis
memberikan gambaran beberapa karya atau penelitian
yang ada relevansinya, diantaranya:

Pada tahun 2011 Atik Himmatul Afifah dalam


skripsinya melakukan penelitian yang berjudul
Pengembangan Bahan Ajar Materi Asam Basa
Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) bagi Siswa
kelas VII di MTs. Sunan Barnawi Kabupaten Demak
menghasilkan sebuah bahan ajar yang berorientasi
Chemo-entrepreneurship materi Asam Basa di MTs. Sunan
Barnawi. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu
variabel input adalah pengembangan bahan ajar materi
asam basa berorientasi CEP dan variabel output yaitu
hasil belajar siswa pada materi pokok asam basa. Hasil
dari penelitian ini yaitu pengembangan bahan ajar yang
berorientasi CEP pada skala kelas kecil dan skala kelas
besar adalah efektif (Afifah, 2011).

Persamaan penelitian yang dilakukan dengan


penelitian dari Atik Himmatul Afifah yaitu materi yang
digunakan dalam bahan ajar, yaitu materi larutan asam
basa, selain itu persamaan lainnya yaitu pada variabel
44

input yaitu berupa bahan ajar yang di kembangkan.


Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Atik Himmatul Afifah yaitu terletak pada
variabel output, dimana variabel output dari penelitian
yang sudah dilakukan yaitu hasil belajar peserta didik,
dan pada penelitian ini variabel output yang akan dicapai
yaitu minat berwirausaha peserta didik. Selain itu, pada
penelitian ini pengembangan modul yang dilakukan
adalah bersuplemen CEP dan bukan berorientasi CEP,
dan materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu
materi Larutan Asam Basa dan Larutan Penyangga.

Ersanghono Kusuma dan Kusoro Hadi pada tahun


2010 dalam jurnalnya melakukan yang berjudul
Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo-
Entrepreneurship untuk meningkatlkan Hasil belajar dan
life skill mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar kimia dan life skill
mahasiswa dengan menggunakan bahan ajar yang
berorientasi CEP. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang terdiri dari tiga tahap. Tiap tahap
terdIri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Subyek dari penelitiaan ini adalah mahasiswa
jurusan pendidikan kimia UNNES semester dua. Fokus
pada penelitian ini adalah hasil belajar dan
45

pengembangan life skill mahasiswa. Berdasarkan hasil


penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil
bahwa hasil belajar dan life skill mahasiswa dapat
meningkat melalui penerapan bahan ajar berorientasi
CEP (Kusuma, dkk, 2010).

Persamaan penelitian yang akan dilakukan


dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Ersanghono
Kusuma dan Kusoro Siadi yaitu sama-sama
mengembangkan bahan ajar yang ada CEP didalamnya.
Adapun perbedaan penelitian yang akan dilakukan
dengan penelitian yang sudah dilakukan yaitu terletak
pada subjek penelitiannya. Subjek penelitian pada
penelitian ini yaitu peserta didik kelas XI IPA 2 di MA
Sholihiyyah, dan pada penelitian yang sudah dilakukan
subjek penelitian nyayaitu mahasiswa pendidikan kimia
semester 2 di Universitas Negri Semarang. Adapun pada
penelitian ini bahan ajar yang dikembangkan berupa
modul bersuplemen CEP yang bertujuan untuk
meningkatkan minat berwirausaha peserta didik.

Pada tahun 2016 Rahmawanna, Adlim dan Abdul


Halim dalam jurnalnya melakukan penelitian yang
bejudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Chemo-
entrepreneurship (CEP) terhadap sikap siswa pada
46

pelajaran kimia dan minat berwirausaha. Penelitian ini


bertujuan untuk mengetahui peningkatan sikap siswa
terhadap pelajaran kimia dan minat berwirausaha siswa,
serta untuk menilai kualitas kegiatan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CEP. Penelitian ini dilakukan
dengan metode pra experimental design. Hasil dari uji
hipotesis minat wirausaha siswa terdapat perbedaan
yang signifikan minat wirausaha siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu pembelajaran dengan pendekatan CEP dapat
meningkatkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran
kimia dan meningkatkan minat wirausaha siswa.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan


dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh
Rahmawanna, dkk. yaitu sama-sama betujuan untuk
meningkatkan minat berwirausaha peserta didik. Adapun
perbedaannya yaitu pada penelitian ini menggunakan
modul bersuplemen CEP sedangkan pada penelitian yang
sudah dilakukan menggunakan pendekatan CEP dalam
pembelajaran kimia.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Indonesia merupakan negara dengan jumlah


penduduk yang banyak hampir 11 juta penduduk.
47

Banyaknya penduduk di Indonesia juga mengharuskan


banyaknya lapangan kerja yang dibuka, namun
kenyataannya mencari kerja di negri Indonesia tercinta
ini masih sangat susah, padahal setiap tahun ada ribuan
penduduk yang membutuhkan pekerjaan untuk
melanjutkan hidupnya. Apabila hal itu terus menerus
terjadi akan menimbulkan pengangguran.

Salah satu upaya untuk mengurangi


pengangguran yaitu dengan memberikan pendidikan
berwirausaha di sekolah menengah atas. Pendidikan
berwirausaha dapat juga dimasukkan dalam modul
pembelajaran, dimana sekarang kita mengetahui modul
merupakan salah satu bahan ajar yang jumlahnya masih
sangat terbatas. Modul yang didalamnya mengandung
nilai-nilai kewirausahan dapat memberikan gambaran
umum kepada peserta didik mengenai wirausaha yang
bisa dikembangkan, sehingga peserta didik memiliki
bekal berwirausaha yang bisa diterapkan setelah lulus
sekolah.

Berdasarkan kajian teori dan hasil pengamatan


dilapangan, diuraikan kerangka berpikir dalam bentuk
bagan seperti pada Gambar 2.1 berikut:
48

STUDY PENDAHULUAN

Akar Permasalahan:

1. Bahan Ajar siswa yang digunakan dalam sekolah tersebut adalah LKS
2. Siswa menginginkan referensi lain sebagai acuan belajar selain LKS
3. Siswa merasakan belajar kimia sangat sulit karena banyaknya rumus dan
jarangnya praktikum.
4. Siswa memiliki minat wirausaha yang baik namun tidak didukung dengan
ketersedian buku yang mengkaitkan dengan kewirausahaan.

Diperlukan

Bahan Modul Mengkombinasikan Meningkatkan


Ajar Pembelajaran antara kegiatan minat
selain sebagai acuan pembelajaran didalam kewirausahaan
LKS belajar selain kelas dengan kegiatan siswa dengan
LKS peraktikum sehingga bantuan modul
pembelajaran lebih Chemo-
bermakna entrepreneurship

Pengembangan Modul bersuplemen Chemo-entrepreneurship

Meningkatkan minat kewirausahaan siswa melalui


kegiatan pembelajaran kimia
Implementasi
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
49

D. Rumusan Hipotesis
1. Rancangan modul bersuplemen CEP diantaranya ada
tahap konstruktivisme, tahap bertanya, masyarakat
belajar, penemuan, uraian materi, contoh soal,
latihan soal, dan latihan pembuatan produk dan
berbagai kalimat motivasi didalamnya dapat
meningkatkan minat berwirausaha peserta didik.
2. Modul bersuplemen CEP yang dikembangkan efektif
dalam meningkatkan minat berwirausaha peserta
didik.
3. Tanggapan peserta didik terhadap modul
bersuplemen CEP yang dikembangkan adalah sangat
baik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Model Penelitian

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan


sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan
dibuktikaan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan
(Sugiyono, 2008). Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Penelitian dan Pengembangan
Research and Development (R&D) dengan menggunakan
model penelitian 4D. Metode penelitian dan
pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research
and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2007).
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan
pengembangan bersifat longitudinal (Sudaryono, 2017).

50
51

B. Model Pengembangan

Penelitian ini dititik beratkan pada pola


pengembangan modul yang didalamnya mengandung
nilai-nilai Chemo-entrepreneurship (CEP). Penelitian ini
akan dilakukan dengan menggunakan desain penelitian
yang dikembangkan oleh Thiagarajan yaitu 4D (Define,
Design, Develop, Disseminate), namun pada penelitian ini
desain penelitian dari Thiagarajan dimodifikasi menjadi
3D yaitu (Define, Design, Develop) Ketiga tahap 3D dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Tahap define yaitu tahap studi pendahuluan, baik


secara teoritik maupun empirik. Misalnya, setelah
peneliti memilih dan menentukan produk yang akan
dikembangkan serta merumuskan langkah awal yang
perlu, maka selanjutnya peneliti melakukan studi
literatur, survey lapangan, observasi, wawancara dan
sebagainya. Tahap design, yaitu merancang model dan
prosedur pengembangan secara kopseptual teoritik.
Tahap develop, yaitu melakukan kajian empirik tentang
pengembangan produk awal, melakukan uji coba, revisi
dan validasi. Untuk tahapan lebih jelasnya pada setiap
kegiatan akan dijelaskan pada Gambar 3.1 sebagai
berikut (Thiagarajan, 1974):
52

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Model 4D


53

1. Define (Pendefinisian)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk


menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering
dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk
tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda.
Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan
kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-
syarat pengembangan produk yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna serta model penelitian dan
pengembangan (Model R&D) yang cocok digunakan
untuk mengembangkan produk. Analisis bisa
dilakukan melaui studi literatur atau penelitian
pendahuluan. Thiagarajan (1974) menganalisis 5
kegiatan yang dilakukan pada tahap define, yaitu:

a. Front and analysis (Analisis Awal)


Analisis Awal dilakukan untuk mengetahui
permasalahan dasar dalam pengembangan
modul yang bersuplemen CEP. Pada tahap ini
didapatkan fakta-fakta dan alternatif
penyelesaian sehingga memudahkan untuk
menentukan langkah awal dalam
54

pengembangan modul bersuplemen CEP yang


sesuai untuk dikembangkan.
Adapun fakta-fakta yang didapatkan yaitu
tidak tersedianya bahan ajar dalam bentuk
modul di MA Sholihiyyah. Fakta lain yaitu,
sebagian besar siswa menginginkan bahan ajar
lain selain LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai
acuan dalam belajar Kimia.
b. Learner analysis (Analisis Peserta Didik)
Analisis peserta didik sangat penting
dilakukan pada awal perencanaan. Analisis
peserta didik dilakukan dengan cara mengamati
karakteristik peserta didik. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui minat awal
berwirausaha peserta didik tanpa perlakuan
modul bersuplemen CEP. Sehingga peneliti bisa
mempertimbangkan dan mempunyai gambaran
awal dalam penyusunan modul.
c. Task analysis (Analisis Tugas)
Analisis tugas bertujuan untuk
mengidentifikasi tugas-tugas utama yang akan
dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas
terdiri dari analisis terhadap Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) terkait materi
55

yang akan dikembangkan melalui Modul


bersuplemen CEP.
d. Concept analysis (Analisis Konsep)
Analisis konsep bertujuan untuk
menentukan isi materi dalam Modul
bersuplemen CEP yang dikembangkan. Analisis
konsep dibuat dalam peta konsep pembelajaran
yang nantinya digunakan sebagai sarana
pencapaian kompetensi tertentu dengan cara
mengidentifikasi dan menyusun secara
sistematis bagian-bagian utama materi
pembelajaran.
e. Specifying instructional objectives (Analisis
Tujuan Pembelajaran)
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk
menentukan indikator pencapaian
pembelajaran yang didasarkan atas analisis
materi dan analisis kurikulum. Dengan
menuliskan tujuan pembelajaran, peneliti dapat
mengetahui kajian apa saja yang akan
ditampilkan dalam Modul bersuplemen CEP
menentukan kisi-kisi soal, dan akhirnya
menentukan seberapa besar tujuan
pembelajaran yang tercapai.
56

2. Design (Tahap Perancangan)

Setelah mendapatkan permasalahan dari


tahap pendefinisian, selanjutnya dilakukan tahap
perancangan. Tahap perancangan ini bertujuan untuk
merancang suatu modul bersuplemen CEP yang dapat
digunakan dalam pembelajaran Kimia.

Thiagarajan membagi tahap design dalam


empat kegiatan, yaitu: constructing criterion-
referenced test, media selection, format selection, initial
design. Kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut
antara lain (Thiagarajan, 1974):

a. Constructing Criterion-Referenced Test (Menyusun


tes kriteria).
Penyusunan tes instrumen dilakukan
bersadarkan penyusunan tujuan pembelajaran
yang menjadi tolak ukur kemampuan peserta
didik berupa produk, proses selama dan setelah
kegiatan pembelajaran.
b. Media Selection (Pemilihan Media)
Pemilihan media dilakukan untuk
mengidentifikasi media pembelajaran yang
relevan dengan karakteristik materi dan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Media dipilih
57

untuk menyesuaikan analisis peserta didik,


analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik
target pengguna, serta rencana penyebaran
dengan atribut yang bervariasi dari media yang
berbeda-beda.
Pada penelitian ini media yang digunakan
dalam pembelajaran yaitu modul bersuplemen
CEP. Pemilihan media ini diharapkan dapat
membantu peserta didik dalam pencapaian
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
diharapkan.
c. Format Selection (Pemilihan Format)
Pemilihan format dilakukan pada langkah
awal. Pemilihan format dilakukan agar format
yang dipilih sesuai dengan materi pembelajaran.
Pemilihan bentuk penyajian disesuaikan dengan
media pembelajaran yang digunakan. Pemilihan
format dalam pengembangan dimaksudkan
dengan mendesain isi pembelajaran, pemilihan
pendekatan, dan sumber belajar,
mengorganisasikan dan merancang isi modul,
membuat desain modul, yang meliputi desain
layout, gambar, dan tulisan.
58

d. Initial Desain (Desain Awal)


Desain awal yaitu rancangan modul yang
telah dibuat oleh peneliti kemudian diberi
masukan secara umum oleh dosen pembimbing.
Masukan dari dosen pembimbing akan digunakan
untuk memperbaiki modul sebelum dilakukan
validasi kepada dosen validator.
3. Develop ( Tahap Pengembangan)

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk


menghasilkan modul yang sudah direvisi
berdasarkan masukan validator ahli materi dan ahli
media dan uji coba kepada peserta didik.

Thiagarajan membagi tahap pengembangan


dalam dua jenis kegiatan yaitu: expert appraisal dan
developmental testing. Expert appraisal merupakan
teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan
rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan
evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Developmental
testing merupakan kegiatan uji coba rancangan
produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya.
59

a. Expert Appraisal (Validasi Modul oleh validator


ahli materi dan ahli media)
Validasi modul oleh ahli materi dan media
ini befungsi untuk memvalidasi konten materi
kimia dalam modul sebelum dilakukan uji coba
dan hasil validasi akan digunakan untuk
melakukan revisi produk awal. Modul
bersuplemen CEP yang telah disusun kemudian
akan dinilai oleh dosen ahli materi dan dosen
ahli media, sehingga dapat diketahui apakah
modul tersebut layak diterapkan atau tidak.
Hasil dari validasi ini digunakan sebagai
bahan perbaikan untuk kesempurnaan modul
yang dikembangkan. Setelah draf 1 divalidasi
dan direvisi, maka dihasilkan draf 2. Draf 2
selanjutnya akan diujikan kepada peserta didik
dalam tahap uji coba lapangan terbatas.
b. Developmental Testing (Uji Coba Produk)
Setelah dilakukan validasi ahli kemudian
dilakukan uji coba lapangan terbatas untuk
mengetahui hasil penerapan modul dalam
pembelajaran dikelas. Pada penelitian ini hanya
dilakukan sampai tahap Developmental Testing
(Uji Coba Produk Terbatas) , yaitu dengan
60

menyebarluaskan dan mempromosikan produk


akhir modul bersuplemen CEP secara terbatas
kepada 9 peserta didik kelas XI di MA
Sholihiyyah, sehingga tahap disseminate (tahap
penyebarluasan) tidak dilakukan pada
penelitian ini karena keterbatasan biaya dan
waktu.
C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menggambarkan keseluruhan objek


yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai,
maupun hal yang terjadi (Arifin, 2014). Populasi dalam
penelitian ini termasuk populasi terbatas atau populasi
terhingga. Populasi terbatas yaitu populasi yang memiliki
batas kuantitatif secara jelas karena memiliki
karakteristik yang terbatas (Margono, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua


peserta didik kelas XI MA Sholihiyyah yang terdiri dari 45
peserta didik yang terdiri dari dua kelas, yang dimana
masing-masing kelas terdiri dari 22 peserta didik kelas XI
IPA 1 dan 23 peserta didik kelas XI IPA 2. Sampel dalam
penelitian pengembangan ini menggunakan sampel kelas
XI IPA 2 MA Sholihiyyah dengan 9 siswa dipilih sebagai
kelas uji coba skala kecil. 9 peserta didik tersebut yaitu 3
61

peserta didik yang memiliki nilai rata-rata atas, 3 peserta


didik dengan nilai rata-rata tengah dan 3 peserta didik
dengan nilai rata-rata bawah.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian pengembangan ini teknik yang


digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik
Purposive sampling. Pengambilan sampel dengan teknik
Purposive sampling karena berdasarkan pada
pertimbangan dan tujuan tertentu, serta berdasarkan
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui
sebelumnya (Arifin, 2014). Adapun pengambilan 9
peserta didik yaitu 3 peserta didik yang memiliki nilai
rata-rata atas, 3 peserta didik dengan nilai rata-rata
tengah, dan 3 peserta didik dengan nilai rata-rata bawah,
karena untuk memudahkan peneliti dalam mencari tahu
keefektifan penerapan modul bersuplemen CEP jika
diterapkan pada semua peserta didik dengan tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda.

E. Subjek dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada peserta didik


kelas XI IPA 2, yaitu di MA Sholihiyyah Mranggen Demak.
Uji coba yang dilakukan adalah uji coba tahap 1 yaitu
62

pada kelas kecil yang berjumlah 9 peserta didik, 3


peserta didik dengan nilai rata-rata atas, 3 peserta didik
dengan nilai rata-rata tengah dan 3 peserta didik dengan
nilai rata-rata bawah.

F. Metode Pengumpulan Data


Penelitian disamping perlu menggunakan metode
yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat
pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan
alat pengumpul data yang tepat memungkinkan
diperolehnya data yang objektif. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini yaitu;
1. Observasi
a. Tujuan Observasi
Teknik observasi dilakukan pada tahap pra
riset. Tujuan dari observasi ini yaitu untuk
menganalisis sarana dan prasarana yang
menunjang bagi pembelajaran kimia disekolah.
b. Subyek Observasi
Subyek observasi yaitu pihak yang
memberikan informasi terkait dengan tujuan
observasi. Adapun subyek dari observasi yang
telah dilakukan yaitu Waka Kurikulum MA
Sholihiyyah yang memberikan informasi
63

mengenai sarana dan prasarana yang ada di


sekolah tersebut.
c. Objek Observasi
Objek observasi dalam penelitian ini berarti
hasil yang telah didapatkan pada saat dilakukan
observasi. Hasil observasi yang sudah dilakukan
yaitu di dapatkan informasi mengenai
ketersediaan buku paket kimia di perpustakan
sekolah yang sangat minim. Juga gedung
perpustakaan yang jaraknya sangat jauh dari
sekolah juga menjadi penghambat peserta didik
untuk mencari referensi sebagai sumber belajar
diperpustakaan.
2. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan
dengan tanya jawab secara langsung antara peneliti
dan subjek yang menjadi sumber data. Adapun
sumber data wawancara dalam penelitian ini
diantaranya:
a. Waka Kurikulum (Bapak Sakori, SAg)
Wawancara dengan waka kurikulum
bertujuan untuk mengetahui kurikulum yang
berlaku di sekolah tersebut, mengetahui
ketersediaan bahan ajar di perpustakaan, dan
64

untuk mengetahui sarana dan prasarana


pendidikan di sekolah tersebut.
b. Guru Mapel Kimia (Bapak Nurul Huda, ST)
Wawancara dengan guru mapel kimia
bertujuan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas,
mengetahui metode pembelajaran yang sering
diterapkan, dan menganalisis kebutuhan modul
bersuplemen CEP.
c. Peserta Didik kelas XI IPA 2
Wawancara kepada peserta didik bertujuan
untuk menganalisis permasalahan dalam
pembelajaran kimia dikelas, mengetahui
metode pembelajaran yang digunakan guru saat
proses pembelajaran kimia dikelas, dan untuk
mengetahui kebutuhan modul dalam
pembelajaran kimia.
3. Angket
a. Angket validasi modul
Instrumen ini digunakan untuk
memperoleh data tentang penilaian dari ahli
materi dan ahli media terhadap Modul
bersuplemen CEP yang dikembangkan. Hasil
dari penilaian ini dijadikan dasar untuk
65

perbaikan modul sebelum di uji coba kepada


peserta didik. Lembar validasi modul
bersuplemen CEP di isi oleh dosen ahli materi
dan ahli media juga dari guru kimia. Lembar
validasi modul ini disusun sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penyusunan lembar validasi ini dikembangkan
berdasarkan kisi-kisi instrumen penilaian
modul untuk ahli materi dan ahli media.
b. Angket minat berwirausaha peserta didik
Angket minat berwirausaha digunakan
untuk mengetahui minat berwirausaha peserta
didik sebelum penerapan modul dan sesudah
penerapan modul bersuplemen CEP. Instrumen
ini terdiri dari dua macam yaitu angket minat
berwirausaha awal (Pra Angket) dan angket
minat berwirausaha akhir (Post Angket). Angket
minat berwirausaha awal diberikan kepada
peserta didik sebelum pembelajaran dengan
menggunakan modul bersuplemen CEP yang
dikembangkan, dan angket minat berwirausaha
akhir diberikan kepada peserta didik setelah
pembelajaran dengan menggunakan modul
66

bersuplemen CEP yang dikembangkan. Hasil


dari angket ini digunakan untuk mengetahui
apakah modul bersuplemen CEP yang
dikembangkan efektif atau tidak dalam
meningkatkan minat berwirausaha peserta
didik.
c. Angket tanggapan peserta didik
Instrument ini digunakan untuk
mengetahui respon peserta didik terhadap
modul bersuplemen CEP yang dikembangkan.
Penyusunan lembar respon peserta didik
menggunakan indikator yang lebih sederhana
dibandingkan dengan lembar validasi ahli. Hal
ini dimaksudkan untuk menyesuaikan aspek
penilaian dengan perkembangan kognitif
peserta didik. Penyusunan lembar respon
peserta didik ini dikembangkan berdasarkan
kisi-kisi instrumen respon peserta didik yang
telah dibuat.
4. Tes Rumpang (tes cloze)
Tes rumpang (tes cloze)merupakan teknik
penghilangan kata-kata secara sistematis dari
sebuah wacana, dan pembaca diharapkan dapat
mengisi kata-kata yang hilang tersebut dengan
67

kata-kata yang sesuai. Teknik isian tes rumpang


ini merupakan alat untuk mengukur
keterbacaan (Sulistyorini,2006).
Tes rumpang pada penelitian ini dibagi
menjadi tiga wacana, dimana setiap wacana
terdiri kurang dari 150 kata. Pada wacana 1,
kata yang dihilangkan adalah kata ke-5 dari satu
kalimat. Pada wacana 2, kata yang dihilangkan
adalah kata kerja yang terdapat dalam satu
kalimat, dan wacana 3, kata yang dihilangkan
adalah kata yang berkaitan dengan materi
kimia.
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Angket Validasi Modul
Uji validasi modul diperlukan untuk
menunjukan kesesuaian antara teori penyusunan
dengan modul yang disusun. Validasi juga
diperlukan untuk mengetahui apakah modul yang
telah dibuat itu cukup valid (layak, baik) atau tidak.
Apabila modul yang telah dibuat kurang valid/belum
layak digunakan berdasarkan teori dan masukan
perbaikan validator, maka modul tersebut perlu
diperbaiki. Adapun ketentuan skor validasi dalam
penelitian ini bisa dilihat pada Tabel 3.1 yaitu:
68

Tabel 3.1 Kategori Skor Validasi

Keterangan
Skor
98 – 120 Modul dapat digunakan tanpa revisi
75 – 97 Modul dapat digunakan dengan sedikit
revisi
53 – 75 Modul dapat digunakan dengan banyak
revisi
30 – 52 Modul tidak dapat digunakan

Valid atau tidaknya modul modul ditentukan


dari kecocokan hasil validasi empiris dengan kriteria
validitas yang ditentukan. Jumlah total skor validasi
kemudian dihitung presentasenya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖


Skor (%) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100%

Rumus di atas digunakan sebagai ketentuan


dalam memberikan makna dan pengambilan
keputusan dengan ketetapan yang ditetapkan pada
Tabel 3.2 sebagai berikut:
69

Tabel 3.2 Konversi Tingkat Pencapaian Validator


(Akbar, 2013)

Kriteria Validitas Keterangan

85,01% - 100,00 % Sangat valid, atau dapat digunakan


tanpa revisi.

70,01% - 85,00% Cukup valid, atau dapat digunakan


namun perlu revisi.

50,01% - 70,00% Kurang valid, disarankan tidak


dipergunakan karena perlu revisi
besar.

01,00% - 50,00% Tidak valid atau tidak boleh


dipergunakan

2. Analisis Angket Minat Berwirausaha


Data yang diperoleh melalui agket akan
dianalisa dan diolah sehingga diperoleh presentase
minat berwirausaha peserta didik sebelum
penerapan modul dan sesudah penerapan modul
bersuplemen CEP. Rumus yang digunakan untuk
menghitung presentase minat berwirausaha sebagai
berikut:
70

Σ (𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑖𝑙𝑖 ℎ𝑎𝑛 )


Presentase = 𝑥 100
𝑛 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Keterangan:
∑ = Jumlah
n = Jumlah seluruh item angket

Tabel 3.3 Kategori Skor Minat Berwirausaha Peserta


Didik
%Skor Kategori Minat Berwirausaha
81,25% - 100% Sangat Baik
62,5% - 80,75% Baik
43,75% - 61,95% Cukup
25 % - 42,35% Kurang

3. Analisis Angket Tanggapan Peserta Didik Terhadap


Modul
Data yang diperoleh melalui angket akan
dianalisa dan diolah sehingga diperoleh presentase
tanggapan peserta didik terhadap modul
bersuplemen CEP, sehingga dapat diketahui
kelayakan modul tersebut. Rumus yang digunakan
untuk menghitung presentase tanggapan peserta
didik sebagai berikut:
Σ (𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑖𝑙𝑖 ℎ𝑎𝑛 )
Presentase = 𝑥 100
𝑛 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Keterangan:
71

∑ = Jumlah
n = Jumlah seluruh item angket
Presentase yang dihasilkan kemudian dikonversikan
dalam bentuk Tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4 Konversi Tingkat Pencapaian Peserta Didik
(Akbar, 2013)
Kriteria Validitas Keterangan
85,01 – 100,00 % Sangat baik, atau dapat
digunakan tanpa revisi.
70,01% - 85,00% Cukup baik, atau dapat
digunakan namun perlu revisi.
50,01% – 70,00% Kurang baik, disarankan tidak
dipergunakan karena perlu
revisi besar.
01,00% - 50,00% Tidak baik, atau tidak boleh
dipergunakan.

4. Analisis Tes Rumpang


Modul yang telah divalidasi oleh tim ahli
kemudian diuji keterbacaannya oleh peserta didik.
Uji keterbacaan modul tersebut melalui uji tes isian
rumpang oleh peserta didik. Tes rumpang ini
menggunakan prosedur cloze tes yang digunakan
sebagai bahan ajar adalah teks materi didalam
72

modul yang terdiri atas maksimal 150 kata dan


jawaban boleh berupa sinonim atau kata yang secara
struktur dan makna dapat menggantikan kedudukan
kata yang dihilangkan (Syarofah, 2012).
Skor tes kemudian didapatkan dari hasil
perhitungan dengan rumusan sebagai berikut,
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡
% skor setiap siswa = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

Keterangan:
a. Isian tepat adalah yang sama atau bersinonim
dengan kata asli yang dilepaskan dan sesuai
dengan konteks, dan
b. Isian tidak tepat adalah isian yang tidakl sesuai
dengan kata asli , tidak sesuai dengan konteks,
dan isian yang tidak dijawab.

Hasil penilaian dari tes rumpang tersebut kemudian


disajikan dalam presentase skor dan selanjutnya
dideskripsikan pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
73

Tabel 3.5 Indikator Uji Rumpang


(Syarofah, 2012)
Kategori Skor Penafsiran Keterangan
≥ 60% Independen/mu Tidak perlu
dah direvisi
41%-60% Instruksional Direvisi
≤ 40% Frustasi/Gagal Direvisi
BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian


dan pengembangan produk yang telah dilakukan.
Perkembangan dari penelitian ini dimulai dengan deskripsi
prototipe produk dan hasil uji lapangan yaitu hasil uji
lapangan terbatas. Pembahasan yang diuraikan selanjutnya
adalah analisis data, produk dan permasalahan, dan prototipe
hasil pengembangan.

A. Deskripsi Prototipe Produk


1. Pengumpulan Data Awal
a. Analisis Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Analisis KBM dilakukan dengan melakukan
observasi, dan wawancara kepada Waka
Kurikulum dan guru kimia yang ada di MA
Sholihiyyah Kalitengah, Mranggen. Observasi
pada penelitian ini dilakukan untuk melihat
kegiatan pembelajaran kimia di kelas.
Sedangkan wawancara pada penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh data mengenai
pembelajaran yang dilakukan, sumber belajar
siswa, ketersediaan sumber belajar di sekolah,
kondisi perpustakaan, kualitas kontens sumber
74
75

belajar, kurikulum yang digunakan pada sekolah


tersebut, metode pembelajaran yang digunakan
guru, serta mengetahui materi yang dianggap
sulit bagi peserta didik.
Informasi yang diperoleh dari wawancara
dengan waka kurikulum disekolah tersebut
diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di
kelas setiap harinya adalah LKS, sedangkan
buku paket hanya digunakan oleh guru. selain
itu lokasi perpustakaan sekolah yang jauh dari
gedung yang digunakan untuk kegiatan
mengajar juga menjadi penghambat peserta
didik dalam mencari referensi belajar. Hasil
wawancara dengan waka kurikulum juga
diketahui bahwa di sekolah tersebut kelas XII
masih menggunakan kurikulum KTSP,
sedangkan kelas X-XI menggunakan kurikulum
2013.
Informasi yang diperoleh dari wawancara
dengan guru kimia di MA Sholihiyyah yakni
Bapak Nurul Huda, ST adalah selama
pembelajaran kimia sumber belajar yang
digunakan peserta didik adalah LKS dan sumber
76

mengajar guru adalah buku paket. Metode yang


digunakan dalam pembelajaran kimia dominan
ceramah, dengan sesekali menggunakan power
point atau berdiskusi. Beliau juga berpendapat
bahwa adanya modul kimia yang bersuplemen
CEP akan memberikan perubahan dalam
praktikum, karena praktikum pada biasanya
menghasilkan limbah, sedangkan praktikum
dengan menggunakan prinsip CEP akan
menghasilkan produk yang bernilai jual.
b. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan
cara melakukan wawancara dengan 80% anak
kelas XI IPA 2, dan menyebarkan angket
mengenai ketertarikan peserta didik dengan
dunia wirausaha.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dilakukan kepada 80% peserta didik, sebagian
dari mereka mengeluhkan mata pelajaran kimia
termasuk mata pelajaran yang sulit. Hal itu
dikarenakan mata pelajaran kimia didalamnya
banyak rumus, banyak istilah baru yang baru
mereka baca, sehingga menyulitkan mereka
untuk memahami kimia. Mereka juga
77

menginginkan bahan ajar selain LKS karena


materi yang ada di LKS sangat singkat dan
kurang lengkap.
Berdasarkan hasil angket ketertarikan
peserta didik terhadap wirausaha, menunjukan
bahwa sebanyak 81,81% peserta didik tertarik
dengan dunia berwirausaha. Hal ini
mengindikasikan bahwa adanya modul kimia
yang bersuplemen CEP sangat dibutuhkan di
sekolah tersebut.
2. Desain Produk Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini
menghasilkan produk berupa modul kimia
bersuplemen Chemo-entrepreneurship(CEP) pada
materi larutan asam basa dan larutan penyangga
dengan dikaitkan dunia berwirausaha dan pelatihan
pembuatan produk untuk meningkatkan minat
berwirausaha peserta didik kelas XI di MA
Sholihiyyah. Desain modul peserta didik yang
dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Cover depan
b. Identitas modul
c. Kata pengantar
78

d. Bagian pendahuluan, meliputi daftar gambar,


daftar tabel, latar belakang penulisan modul,
standar kompetensi yang berlaku, petunjuk
penggunaan modul, serta manfaat yang bisa
diambil dari modul.
e. Kontens 1, yang terdiri dari peta konsep materi
larutan asam basa, tujuan pembelajaran,
konstruktivisme, bertanya, penemuan (petunjuk
praktikum pembuatan permen jelly daun
pepaya), masyarakat belajar, analisis ekonomi
(modal dan keuntungan usaha produksi permen
jelly daun pepaya), penyajian materi larutan
asam basa, contoh soal, latihan soal 1 serta
kolom refleksi.
f. Kontens 2, yang terdiri dari peta konsep materi
larutan penyangga, tujuan pembelajaran,
konstruktivisme, bertanya, penemuan (petunjuk
praktikum pembuatan detergen bubuk)
masyarakat belajar, analisis ekonomi (modal
dan keuntungan usaha produksi detergen
bubuk), penyajian materi larutan penyangga,
contoh soal, latihan soal 2 serta kolom refleksi.
79

g. Kontens 3, yang terdiri dari kisah inspiratif


entrepreneur sukses, peluang usaha dalam
bidang kimia, kolom refleksi serta soal evaluasi.
h. Ayo membaca
i. Mari berlatih
j. Fakta kimia
k. Apa rencanamu
l. Mari berwirausaha
m. Evaluasi penjualan
n. Glosarium
o. Daftar pustaka
p. Biografi penulis

Modul kimia bersuplemen CEP pada


penelitian ini dikembangkan dengan paradigma
konstruktivisme yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang membangun pemahaman konsep peserta didik.
Selain itu, materi juga dikaitkan dengan dunia
kewirausahaan dan peluang usaha yang bisa
dikembangkan peserta didik kedepannya.

B. Model Pengembangan Penelitian

Pendeskripsian prototipe modul kimia


bersuplemen CEP didasarkan pada model pengembangan
Thiagarajan yaitu 4D yang dimodifikasi menjadi 3D
80

(Define, Design, Develop), karena tidak dilakukan


penyebarluasan produk modul kimia bersuplemen CEP.
Pengembangan berdasarkan model pengembangan 3D
adalah sebagai berikut:

1. Define (Pendefinisian)

Tahap define dapat disebut sebagai tahap


analisis kebutuhan. Ada lima tahap pendefinisian
yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Ujung Depan

Analisis ujung depan dapat diperoleh


dari hasil wawancara kepada waka kurikulum,
guru kimia dan peserta didik kelas XI IPA 2 di
MA Sholihiyyah. Analisis ujung depan pada
penelitian ini difokuskan pada pembelajaran
kimia di MA Sholihiyyah dan ketertarikan
peserta didik mengenai dunia berwirausaha.
Masalah dasar dalam pembelajaran kimia dapat
dilihat dari berbagai aspek seperti metode yang
digunakan guru, media pembelajaran yang
digunakan, kegiatan belajar di kelas, kegiatan
praktikum, fasilitas yang tersedia maupun yang
digunakan dalam proses pembelajaran kimia.
81

Adapun hasil dari wawancara dengan peserta


didik kelas XI IPA 2 diketahui masalah dasar
yang terdapat dalam pembelajaran kimia di MA
Sholihiyyah sebagai berikut:

1) Kurangnya sumber belajar yang digunakan


peserta didik di MA Sholihiyyah, karena
sumber belajar yang digunakan hanyalah
LKS dari penerbit yang isinya hanya
rangkuman materi dan latihan soal tes.
2) Peserta didik tidak tertarik dengan
pembelajaran kimia karena metode yang
digunakan guru dominan ceramah.
3) Peserta didik mengeluhkan mata pelajaran
kimia yang sulit karena didalamnya banyak
rumus dan banyak istilah yang baru mereka
dengar.
4) Peserta didik menginginkan sumber belajar
selain LKS karena menurut mereka LKS
hanya memuat rangkuman materi.
5) Peserta didik belum mengetahui bahwa
materi kimia bisa dihubungkan dengan
dunia berwirausaha dan praktikum yang
dilakukan bisa menghasilkan produk yang
bernilai jual.
82

Adapun hasil wawancara dengan waka


kurikulum dan guru mata pelajaran kimia di MA
Sholihiyyah sebagai berikut:

1) Kurikulum yang digunakan di MA


Sholihiyyah adalah kelas XII masih
menggunakan kurikulum KTSP sedangkan
kelas X dan kelas XI menggunakan
kurikulum 2013.
2) Ketersediaan buku paket kimia yang ada
diperpustakaan sangat terbatas jumlahnya.
3) Lokasi perpustakaan yang berbeda gedung
menjadi penghambat peserta didik untuk
mengunjungi perpustakaan untuk
meminjam buku.
4) Modul pembelajaran kimia belum pernah
diterapkan untuk peserta didik.
5) Adanya modul kimia yang bersuplemen
CEP diharapkan kegiatan praktikum kimia
menjadi lebih bermakna.
b. Analisis Karakteristik Peserta Didik

Tahap analisis peserta didik diperoleh


dari hasil wawancara dan angket ketertarikan
berwirausaha peserta didik. Hasil wawancara
83

menunjukan bahwa peserta didik mengalami


kesulitan dalam pembelajaran kimia
dikarenakan sumber belajar yang digunakan
adalah LKS.

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Kebutuhan Peserta Didik

Pertanyaan Penelitian Informan


1. Apakah kimia salah satu  9 anak menyatakan
materi yang kalian sukai? bahwa Kimia termasuk
Mengapa? mata pelajaran yang sulit.
 1 anak menyatakan
bahwa kimia bukan
termasuk mata pelajaran
yang sulit.
Alasan:
 Sebagian besar
mengatakan karena
banyaknya rumus. Ada
juga yang mengatakan
metode ceramah
mendominasi pada saat
pembelajaran, selain itu
ada juga yang
menyatakan kimia sulit di
84

pahami.
2. Bahan ajar apa yang  10 siswa mengatakan
digunakan dalam bahan ajar yang
pembelajaran dikelas? digunakan dalam
Apakah buku paket atau pembelajaran adalah LKS.
LKS?
3. Menurut kalian apakah  Sebagian besar
LKS sudah cukup menyatakan bahwa LKS
sebagai bahan referensi tidak mampu menjadi

dalam belajar? sumber referensi satu-


satunya, karena materi
nya yang singkat.
4. Apakah kalian  Sebagian besar
membutuhkan bahan ajar membutuhkan bahan ajar
selain LKS? lain selain LKS.

Berdasarkan Tabel 4.1 peserta didik


mengeluhkan pembelajaran kimia yang sulit. Dan
sebagian besar peserta didik juga menginginkan
bahan ajar lain selain LKS. Sedangkan hasil dari
angket ketertarikan terhadap wirausaha bisa dilihat
pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
85

Tabel 4.2 Katertarikan Berwirausaha Peserta Didik

Ketertarikan peserta didik Presentase


dengan wirausaha
Sangat Baik 18,18%
Baik 81,81%
Cukup 0%
Kurang 0%

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui


sebanyak 81,81% peserta didik sangat tertarik
dengan dunia berwirausaha. Oleh karena itu
peneliti mengembangkan modul yang dikaitkan
dengan dunia berwirausaha khususnya dalam
bidang kimia, dengan dua pelatihan pembuatan
produk yaitu pembuatan permen jelly daun
pepaya dan pembuatan detergen bubuk.

c. Analisis Tugas

Analisis tugas didasarkan pada tugas-


tugas yang diberikan guru kepada peserta didik.
Tugas yang diberikan guru berupa soal yang ada
di LKS. Soal-soal tersebut biasanya diberikan
pada jam terakhir proses pembelajaran.
86

Analisis tugas harus sesuai dengan


Indikator Pencapaian Kompetensi. Adapun
Indikator Pencapaian Kompetensi pada
penelitian ini dikhususkan pada materi larutan
asam basa dan larutan penyangga. Pencapaian
indikator pada materi larutan asam basa yaitu
(1) Peserta didik mampu mendeskripsikan
teori-teori asam basa menurut Arrhenius,
Bronsted Lowry, dan GN Lewis. (2) Peserta
didik mampu mengidentifikasi sifat larutan
asam-basa. (3) Peserta didik mampu memahami
derajat keasaman (pH), derajat ionisasi, dan
tetapan kesetimbangan asam-basa, dan
Indikator aspek CEP yang ingin dicapai pada
materi larutan asam basa yaitu (4) Peserta didik
mampu mendeskripsikan peran materi larutan
asam basa dalam pembuatan permen jelly daun
pepaya.

Indikator pencapaian kompetensi yang


ingin dicapai pada materi larutan penyangga
mencakup pemahaman materi juga pemahaman
dalam aspek CEP nya, dan indikator pencapaian
kompetensi nya yaitu (1) Peserta didik mampu
mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan
87

pembuatannya. (2) Peserta didik mampu


menentukan pH larutan penyangga dengan
benar. (3) Peserta didik mampu
mendeskripsikan sistem penyangga dalam
kehidupan sehari-hari, dan indikator
pencapaian dalam aspek CEP nya yaitu (4)
Peserta didik mampu mendeskripsikan peran
materi larutan penyangga dalam pembuatan
detergen bubuk.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan untuk


mengidentifikasi konsep pokok yang digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan materi pada
modul bersuplemen CEP. Konsep-konsep
disusun untuk memudahkan peserta didik
dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Konsep-konsep utama yang harus diajarkan dan
diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik
pada materi larutan asam basa dan larutan
penyangga yang didasarkan pada silabus kimia
kelas XI kurikulum 2013 yang meliputi sifat
asam dan basa, teori asam dan basa,
kesetimbangan ion dalam larutan asam dan
88

basa, derajat keasaman, reaksi asam dan basa,


komposisi larutan penyangga, nilai pH larutan
penyangga, prinsip kerja larutan penyangga, dan
larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari.

e. Specifying Instructional Objectives

Tahap-tahap Specifying Instructional


Objectives merupakan transformasi dari analisis
tugas dan konsep untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara
kepada guru kimia. Hasil wawancara didapatkan
bahwa kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013. Berdasarkan silabus
kurikulum 2013, Kompetensi Dasar (KD) bisa
dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Kompetensi Dasar


KD 3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan
konsep asam basa dan/pH larutan.
KD 4.10 Mengajukan ide/gagasan tentang
penggunaan indikator yang tepat untuk
menentukan keasaman asam/basa atau
titrasi asam/basa.
KD 3.11 Menentukan konsentrasi/kadar asam
89

atau basa berdasarkan data hasil titrasi


asam basa.
KD 4.11 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan titrasi asam-basa.
KD 3.13 Menganalisis peran larutan penyangga
dalam tubuh makhluk hidup.
KD 4.13 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk menentukan sifat
larutan penyangga.

Setelah melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD),


maka indikator yang diharapkan adalah:

Tabel 4.4 Indikator Pencapaian Pembelajaran

Indikator 3.10 - 3.11


o Mendeskripsikan teori-teori asam-basa.
o Mengidentifikasi sifat larutan asam-basa.
o Memahami derajat keasaman (pH), derajat
ionisasi, dan tetapan keseimbangan asam basa.
Indikator 4.10 - 4.11
o Mendeskripsikan peran Asam Basa dalam
pembuatan permen jelly daun pepaya.
90

Indikator 3.13
o Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan
pembuatannya.
o Menentukan pH larutan penyangga.
o Mendeskripsikan sistem penyangga dalam
kehidupan sehari-hari.
Indikator 4.13
o Mendeskripsikan sistem penyangga dalam
pembuatan Detergen Bubuk

2. Hasil Tahap Design (Perancangan)

Hasil analisis pada tahap define digunakan


sebagai acuan perancangan produk modul kimia
bersuplemen CEP. Perancangan modul disesuaikan
dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik. Tahap
design (perancangan) modul peserta didik dimulai
dari memilih media pembelajaran yang sesuai
dengan materi dan karakteristik peserta didik.
berdasarkan wawancara dengan beberapa peserta
didik kelas XI IPA 2 di MA Sholihiyyah, mereka
menginginkan bahan ajar selain LKS, dan akhirnya
dipilih modul sebagai bahan ajar yang
dikembangkan. Selanjutnya yaitu pemilihan bentuk
91

penyajian pembelajaran yang disesuaikan dengan


media pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan
angket minat berwirausaha yang diberikan pada
kegiatan pra riset, didapatkan presentase minat
berwirausaha peserta didik sebesar 81,81% dengan
minat berwirausaha yang baik, akhirnya
dikembangkan modul bersuplemen CEP dengan
bentuk penyajian dihubungkan dengan dunia
berwirausaha. Modul ini berisi pertanyaan-
pertanyaan dan apersepsi yang mengajak peserta
didik masuk dalam materi dalam modul. Modul ini
mengkaitkan dengan dunia berwirausaha yang bisa
dikembangkan peserta didik khususnya peluang
usaha dalam bidang kimia.

3. Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan ini adalah pembuatan


modul kimia bersuplemen CEP yang disesuaikan
dengan indikator yang telah ditentukan pada tahap
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pembuatan modul kimia bersuplemen CEP adalah
mendesain media pembelajaran dengan
mengidentifikasi materi dan konten-konten yang
akan ditampilkan dan dipelajari dalam media
92

pembelajaran ini. Adapun kerangka dalam


pembuatan modul kimia bersuplemen CEP sebagai
berikut:

a. Cover modul
Cover merupakan tampilan awal dari modul
bersuplemen CEP. Cover ini berisi judul modul,
judul materi, pelatihan CEP, logo UIN Walisongo
Semarang, gambar yang mencerminkan isi buku,
penulis, logo kelas XI, dan gambaran singkat
modul pada sampul belakang.
b. Pendahuluan
Pendahuluan berisi, Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), indikator, petunjuk
penggunaan modul, dan manfaat modul.
c. Deskripsi modul
Deskripsi modul berisi karakteristik dari modul
yang dikembangkan, yaitu keterkaitan materi
larutan asam basa dan larutan penyangga
dengan dunia berwirausaha.
d. Daftar isi
Daftar isi merupakan halaman yang menjadi isi
pokok dalam modul.
e. Tahap-tahap CEP
93

Tahap-tahap CEP berisi mengenai tahap


konstruktivisme, tahap bertanya, tahap
penemuan, tahap analisis ekonomi dalam
pembuatan produk. Selain itu juga berisi
peluang usaha lain dalam bidang kimia yang
bisa dikembangkan.
f. Materi larutan asam basa dan larutan
penyangga
Materi dalam modul tersaji dalam bentuk
konstruktive dimana modul ini mengajak
peserta didik masuk dalam pengetahuan
berdasarkan pengetahuan yang sudah ada.
Selain itu materi dikaitkan dengan dunia
berwirausaha dengan mengajak peserta didik
melakukan pelatihan CEP yaitu dalam bentuk
praktikum pembuatan permen jelly daun
pepaya dan praktikum pembuatan detergen
bubuk.

Langkah yang dilakukan dalam pengembangan


produk adalah validasi produk.

a. Validasi ahli

Validasi ahli dilakukan untuk mengetahui


kelayakan produk. Validasi ini dilakukan melalui
94

dua tahap, yaitu validasi ahli materi dan validasi


ahli media. Validasi dalam penelitian ini ada 3
validator. Ahli materi dan ahli media yang
memvalidasi modul ini adalah dosen UIN
Walisongo Semarang yaitu, Ibu Ratih Rizqi
Nirwana, S.Si., M.Pd (Validator 1 ahli materi), dan
Bapak Fachri Hakim, M.Pd (Validator 2 ahli
media), serta guru kimia di MA Sholihiyyah yaitu
Bapak Muhammad Nurul Huda, ST (Validator 3
ahli materi).

Penilaian kelayakan produk dilakukan


oleh validator materi dan validator media
menggunakan instrumen penilaian yaitu lembar
validasi yang berisi beberapa aspek dan indikator
yang telah ditentukan. Saran dari validator ahli
dibidang materi kimia dan media digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki produk
menjadi lebih baik. Hasil validasi ahli oleh
validator ahli dibidang materi kimia dan validator
ahli dari media dapat dilihat pada Lampiran 9.

Selain memberikan penilaian pada lembar


validasi, validator juga memberikan saran
maupun kritik untuk perbaikan produk. Adapun
95

saran dari validator ahli materi kimia dan ahli


media sebagai berikut:

Saran dan Masukan Validator Materi

1) Pada daftar isi, karena ada penambahan


praktikum, maka daftar isi harus diperbaiki
lagi.
2) Daftar gambar juga harus diperbaiki karena
ada penambahan praktikum.
3) Pada bagian standar kompetensi, indikator
diperbaiki lagi.
4) Penggunaan tanda baca pada petunjuk
penggunaan modul jangan berlebihan.
5) Pada bab larutan asam basa ditambahi
langkah-langkah konstektualnya seperti
tahap konstruktivisme, tahap bertanya, tahap
penemuan, tahap masyarakat belajar dan
tahap analisis ekonomi.
6) Tujuan pembelajaran diperbaiki lagi karena
ada penambahan materi.
7) Pada sub bab asam basa dalam pembuatan
permen jelly diperbaiki lagi.
8) Latihan pembuatan produk nya di taruh
disetiap bab.
96

9) Ditambahi bagian mengenai entrereneur


sukses untuk memotivasi peserta didik.
10) Pada bab larutan penyangga juga di tambahi
tahap konstruktivisme, bertanya, penemuan,
masyarakat belajar dan tahap analisis
ekonomi.
11) Pada bab larutan penyangga ditambahi
praktikum pembuatan detergen bubuk.
12) Pada sub bab prinsip kerja larutan
penyangga dalam pembuatan permen jelly
diubah menjadi prinsip larutan penyangga
dalam pembuatan detergen bubuk.
13) Pada tampilan awal bab larutan penyangga
diperbaiki lagi.
14) Petunjuk praktikum pembuatan permen jelly
salah, jadi diperbaiki lagi.
15) Tampilan awal bab 3 diperbaiki lagi.
16) Pada bagian menganalisis modal dan
keuntungan berwirausaha diperinci lagi.
17) Pada bagian peluang usaha lain dalam bidang
kimia, diberi sumber pengambilan data, dan
diganti dengan usaha yang sesuai dengan
umur peserta didik.
18) Daftar pustaka diperbaiki lagi.
97

Saran dan Masukan Validator Media


1) Pada sampul depan diperbaiki lagi menjadi
lebih simpel dan mencerminkan isi modul.
2) Pada sampul belakang mengenai gambaran
singkat isi modul diberi bingkai agar tulisan
nya terbaca.
3) Pada bagian kata pengantar terdapat
kesalahan dalam penulisan terima kasih dan
orang tua.
4) Setiap gambar yang ada didalam modul
diberi sumber pengambilan nya.
5) Diberi kalimat motivasi, untuk memberikan
motivasi peserta didik.
6) Menghilangkan kolom rangkuman singkat
dan diganti dengan kolom refleksi diakhir
bab.
7) Penambahan kolom fakta kimia.
8) Penggunaan tanda baca yang salah pada
kolom apa rencanamu.
9) Di tambahi biografi penulis pada bagian akhir
modul.
98

b. Revisi berdasarkan saran validator ahli dibidang


materi dan media meliputi.
1) Pada daftar isi, karena ada penambahan
praktikum, maka daftar isi harus diperbaiki
lagi. Tampilan sesudah dan sebelum revisi
dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2
sebagai berikut:

Gambar 4.1 Tampilan Daftar isi sebelum revisi


99

Gambar 4.2 Tampilan Daftar isi setelah revisi

2) Daftar gambar juga harus diperbaiki lagi


kerena ada penambahan praktikum.
Tampilan sebelum dan sesudah revisi dapat
dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4
berikut:

Gambar 4.3 Daftar gambar sebelum revisi


100

Gambar 4.4 Daftar gambar sesudah revisi

3) Pada bagian standar kompetensi, indikator


diperbaiki lagi. Tampilan sebelum dan
sesudah revisi dapat dilihat pada Gambar
4.5 dan Gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.5 Indikator Pencapaian Kompetensi sebelum revisi


101

Gambar 4.6 Indikator Pencapaian Kompetensi sesudah revisi

4) Penggunaan tanda baca pada petunjuk


penggunaan modul jangan berlebihan.
Tampilan sebelum dan sesudah revisi dapat
dilihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8
berikut:

Gambar 4.7 Panduan Belajar Peserta Didik sebelum revisi


102

Gambar 4.8 Panduan Belajar Peserta Didik sesudah revisi

5) Pada bab larutan asam basa ditambahi


langkah-langkah konstektualnya seperti
tahap konstruktivisme, tahap bertanya, tahap
penemuan, tahap masyarakat belajar dan
tahap analisis ekonomi. Tampilan sebelum
dan sesudah revisi dapat dilihat pada
Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 berikut:
103

Gambar 4.9 Tampilan Bab Larutan Asam Basa sebelum revisi

Gambar 4.10 Tampilan Bab Larutan Asam Basa sesudah revisi


104

6) Tujuan pembelajaran diperbaiki lagi karena


ada penambahan materi. Tampilan sebelum
dan sesudah revisi dapat dilihat pada
Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 berikut:

Gambar 4.11 Tujuan Pembelajaran sebelum revisi

Gambar 4.12 Tujuan Pembelajaran setelah revisi


105

7) Pada sub bab asam basa dalam pembuatan


permen jelly diperbaiki lagi. Tampilan
sebelum dan sesudah revisi dapat dilihat
pada Gambar 4.13 dan Gambar 4.14
berikut:

Gambar 4.13 Pembuatan Permen Jelly sebelum revisi


106

Gambar 4.14 Pembuatan Permen Jelly sesudah


revisi
8) Latihan pembuatan produknya di taruh
disetiap bab. Tampilan sebelum dan sesudah
revisi dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan
Gambar 4.16 berikut:

Gambar 4.15 Pembuatan Produk sebelum revisi


107

Gambar 4.16 Pembuatan Produk sesudah revisi

9) Ditambahi bagian mengenai entrepreneur


sukses untuk memotivasi peserta didik.
Tampilan sebelum dan sesudah revisi dapat
dilihat pada Gambar 4.17 dan Gambar 4.18
berikut:

Gambar 4.17 Tampilan Bab 3 sebelum revisi


108

Gambar 4.18 Tampilan Bab 3 sesudah revisi

10) Pada sub bab prinsip kerja larutan


penyangga dalam pembuatan permen jelly
diubah menjadi prinsip kerja larutan
penyangga dalam pembuatan detergen
bubuk. Tampilan sebelum dan sesudah revisi
dapat dilihat pada Gambar 4.19 dan
Gambar 4.20 berikut:
109

Gambar 4.19 Tampilan Sub Bab Larutan Penyangga sebelum revisi

Gambar 4.20 Tampilan Sub Bab Larutan Penyangga sesudah revisi

11) Pada bagian menganalisis modal dan


keuntungan berwirausaha diperinci lagi.
Tampilan sebelum dan sesudah revisi dapat
dilihat pada Gambar 4.21 dan Gambar 4.22
berikut:
110

Gambar 4.21 Analisis Ekonomi sebelum revisi


111

Gambar 4.22 Analisis Ekonomi sesudah revisi

12) Pada bagian peluang usaha lain dalam bidang


kimia, diberi sumber pengambilan data, dan
diganti dengan usaha yang sesuai dengan
usia peserta didik. Tampilan sebelum dan
112

sesudah revisi dapat dilihat pada Gambar


4.23 dan Gambar 4.24 berikut:

Gambar 4.23 Sub Bab Peluang Usaha dalam bidang Kimia sebelum
revisi

Gambar 4.24 Peluang Usaha dalam Bidang Kimia sesudah revisi


113

13) Pada sampul belakang mengenai gambaran


singkat isi modul diberi bingkai agar
tulisannya lebih terbaca. Tampilan sebelum
dan sesudah revisi dapat dilihat pada
Gambar 4.25 dan Gambar 4.26 berikut:

Gambar 4.25 Sampul sebelum Gambar 4.26 Sampul sesudah


revisi revisi

14) Ditambahkan kalimat motivasi, untuk


memberikan motivasi peserta didik.
Tampilan sebelum dan sesudah revisi dapat
114

dilihat pada Gambar 4.27 dan Gambar 4.28


berikut:

Gambar 4.27 Tampilan Akhir Bab sebelum revisi

Gambar 4.28 Tampilan Akhir Bab sesudah revisi


115

15) Menghilangkan kolom rangkuman singkat


dan diganti dengan kolom refleksi diakhir
bab. Tampilan sebelum dan sesudah revisi
dapat dilihat pada Gambar 4.29 dan
Gambar 4.30 berikut:

Gambar 4.29 Kolom Refleksi sebelum revisi

Gambar 4.30 Kolom Refleksi sesudah revisi


116

16) Penggunaan tanda baca yang salah pada


kolom apa rencanamu. Tampilan sebelum
dan sesudah revisi dapat dilihat pada
Gambar 4.31 dan Gambar 4.32 berikut:

Gambar 4.31 Apa Rencanamu


Gambar 4.31 Apa Rencanamu
sesudah revisi
sebelum revisi

17) Ditambahi biografi penulis pada bagian akhir


modul. Tampilan sesudah revisi dapat dilihat
pada Gambar 4.33 berikut:
117

Gambar 4.33 Biografi Penulis sesudah revisi

C. Hasil Uji Lapangan


Pada uji lapangan ini produk yang telah diperbaiki
diimplementasikan dalam pembelajaran kelas kecil
dengan jumlah 9 peserta didik yang dipilih berdasarkan
tingkat kemampuan yang berbeda, yaitu 3 peserta didik
dengan kemampuan rendah, 3 peserta didik dengan
kemampuan sedang, 3 peserta didik berkemampuan
tinggi. Proses pembelajaran dilakukan dengan 3 kali
118

pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan penyebaran


angket minat berwirausaha peserta didik sebelum
perlakuan modul, pengenalan modul, dan dilakukan
pembelajaran menggunakan modul bersuplemen CEP.
Pada pertemuan pertama peneliti mengawali dengan
menanyakan kepada peserta didik mengenai asam dan
basa yang ada di sekitar sebagai apersepsi. Selanjutnya
dilanjutkan dengan berdiskusi mengenai materi larutan
asam basa dan hasil dari diskusi setiap kelompok (LKPD)
dipresentasikan di depan kelas. Pertemuan kedua adalah
pembelajaran materi larutan penyangga. Pembelajaran
diawali dengan mengenalkan kepada peserta didik
bahwa di dalam darah manusia terdapat sistem
penyangga karbonat, sehingga pH darah relatif stabil.
Selanjutnya dilanjutkan dengan berdiskusi materi larutan
penyangga dan hasil dari diskusi (LKPD) dipresentasikan
didepan kelas. Pertemuan ketiga adalah praktikum
pelatihan pembuatan produk CEP yang dilaksanakan di
ruang laboratorium Sholihiyyah. Praktikum di bagi
menjadi 3 kelompok, dengan 2 kelompok melakukan
praktikum pembuatan detergen bubuk, dan 1 kelompok
melakukan praktikum pembuatan permen jelly daun
pepaya. Pada pertemuan ketiga ini peserta didik juga
mengerjakan LKPD berupa tugas kelompok dan mengisi
119

hasil pengamatan praktikum yang ada di modul., dan


sebelum pembelajaran berakhir peserta didik diminta
untuk mengisi angket tanggapan peserta didik terhadap
modul dan angket minat berwirausaha setelah
penerapan modul.
1. Hasil tanggapan peserta didik
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas
kecil. Peneliti memberikan angket untuk mengetahui
respon/tanggapan peserta didik terhadap modul
yang digunakan. Hasil angket tanggapan peserta
didik terhadap modul dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggapan Peserta
Didik
No Responden Skor % Kategori
1 R-1 117 79 % Cukup Baik
2 R-2 103 70% Cukup Baik
3 R-3 117 79% Cukup Baik
4 R-4 92 62% Cukup Baik
5 R-5 110 74% Cukup Baik
6 R-6 116 78% Cukup Baik
7 R-7 124 84% Cukup Baik
8 R-8 115 78% Cukup Baik
9 R-9 122 79% Cukup Baik
120

Jumlah 1016 78% Cukup Baik

Berdasarkan hasil tanggapan 9 responden


pada uji coba kelas kecil, 9 responden menyatakan
bahwa modul yang dikembangkan ”Cukup Baik”. Dari
keseluruhan responden berdasarkan data diatas,
sebanyak 78% rata-rata peserta didik menyatakan
bahwa modul yang dikembangkan cukup baik.
Setelah mengisi angket, peserta didik diminta
tanggapannya beupa kritik dan saran dalam bentuk
angket terbuka terhadap modul yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil angket didapatkan tanggapan
bahwa modul sudah cukup baik dalam segi tampilan
dan isi nya mudah dipahami baik dalam materi
maupun dalam pembuatan produk wirausahanya.
2. Uji Keterbacaan Modul
Uji ketebacaan dilakukan dengan tes rumpang.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kualitas modul
yang termasuk dalam kategori terbaca baik atau
tidak. Dari hasil angket pengukuran uji keterbacaan
modul, didapatkan hasil angket keterbacaan peserta
didik terhadap modul yang dikembangkan dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
121

Tabel 4.6 Hasil Keterbacaan Modul

No Responden Jawaban Benar Skor


1 R-1 21 95,45%
2 R-2 20 90,90%
3 R-3 21 95,45%
4 R-4 19 86,36%
5 R-5 19 86,36%
6 R-6 20 90,90%
7 R-7 18 81,81%
8 R-8 20 90,90%
9 R-9 21 95,45%
Skor Pencapaian
Rata-rata 90,40%
Kategori Independen

Hasil uji rumpang peserta didik terhadap


keterbacaan modul kimia bersuplemen CEP yang
telah dikembangkan menunjukan skor uji
keterbacaan rata-rata 90,40% dengan kategori
Independen artinya modul yang dikembangkan
dapat terbaca baik bagi peserta didik. Dengan
demikian modul yang dikembangkan efektif
digunakan sebagai sumber belajar peserta didik.
122

3. Peningkatan Minat Berwirausaha Peserta Didik


Peningkatan minat berwirausaha peserta
didik diukur dengan menggunakan angket minat
berwirausaha sebelum penerapan modul
bersuplemen CEP dan setelah penerapan modul
bersuplemen CEP. Sebelum dilakukan pembelajaran
dengan modul, peserta didik diminta untuk mengisi
angket minat berwirausaha tahap 1. Hasil angket
minat berwirausaha peserta didik tahap 1 dapat
dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Minat Berwirausaha Peserta Didik
(Sebelum Penerapan Modul)
No Responden Skor % Kategori
1 R-1 67 55,8% Cukup
2 R-2 62 51,6% Cukup
3 R-3 60 50% Cukup
4 R-4 59 49,1% Cukup
5 R-5 56 46,6% Cukup
6 R-6 55 45,8% Cukup
7 R-7 52 43,3% Cukup
8 R-8 55 45,8% Cukup
9 R-9 57 47,5% Cukup
Jumlah 523 48,4% Cukup
123

Dari data Tabel 4.7 diketahui rata-rata minat


berwirausaha peserta didik sebanyak 48,4% atau
bisa dikatakan minat berwirausaha beserta didik
“cukup”. Minat berwirausaha peserta didik yang
presentasenya masih rendah mengindikasikan
peserta didik kurang berminat dalam berwirausaha.
Setelah peserta didik mengisi angket minat
berwirausaha tahap 1. Selanjutnya dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan modul
bersuplemen CEP. Proses pembelajaran dengan
modul dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama
yaitu pembelajaran dikelas dengan metode diskusi
dan tahap kedua yaitu praktikum pelatihan
pembuatan produk yaitu permen jelly daun pepaya
dan detergen bubuk.
Setelah proses pembelajaran selesai peserta
didik diminta untuk mengisi angket minat
berwirausaha tahap 2, yaitu angket minat
berwirausaha setelah penerapan modul. Hasil dari
angket tahap 2 bisa dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
124

Tabel 4.8 Minat Berwirausaha Peserta Didik


(Setelah Penerapan Modul)
No Responden Skor % Kategori
1 R-1 98 81,6% Baik
2 R-2 96 80,0% Baik
3 R-3 103 85,8% Sangat baik
4 R-4 105 87,5% Sangat Baik
5 R-5 101 84,1% Sangat Baik
6 R-6 102 85,0% Sangat Baik
7 R-7 99 82,5% Sangat Baik
8 R-8 103 85,8% Sangat Baik
9 R-9 101 84,1% Sangat Baik
Jumlah 908 84,0% Sangat Baik

Dari data Tabel 4.8 diketahui bahwa rata-rata


minat berwirausaha peserta didik setelah penerapan
modul bersuplemen CEP sebersar 84,0% dengan
kategori “sangat baik”. Minat berwirausaha peserta
didik sebelum penerapan modul dan sesudah
penerapan modul terjadi peningkatan sebesar
35,6%.
D. Analisis Data
Masalah dasar dalam pembelajaran kimia di MA
Sholihiyyah dapat dilihat dari berbagai aspek seperti
125

metode pembelajaran dan sumber belajar yang


digunakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
kimia dan sebagian peserta didik kelas XI IPA 2
menyatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang
sering digunakan dalam pembelajaran kimia. Metode
ceramah dianggap sebagai cara yang lebih mudah
dilakukan untuk menyampaikan informasi. Gunawan
(2007) menyatakan bahwa dalam metode ceramah guru
memiliki peran utama dalam proses pembelajaran
sehingga peserta didik menjadi pasif dan kurang dapat
mengembangkan daya pikirnya. Selain metode, sumber
belajar juga memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran (Sitepu, 2014). Sumber belajar yang
digunakan di MA Sholihiyyah adalah LKS yang berisi
rangkuman materi dan soal-soal evaluasi. Materi yang
ada didalam LKS juga tidak dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari ataupun dikaitkan dengan bidang
berwirausaha.
Proses pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013 jarang dilakukan karena keterbatasan
waktu dalam penyampaian materi. Peserta didik akan
lebih memahami materi pembelajaran jika dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu peserta didik
akan lebih tertarik jika materi pembelajaran dikaitkan
126

dengan kehidupan berwirausaha. Karena pendidikan


berwirausaha penting didapatkan peserta didik untuk
bekal ketika sudah lulus sekolah.
Selain itu modul kimia yang bersuplemen CEP, juga
menjadikan pembelajaran kimia menjadi lebih bermakna.
Salah satu contonya yaitu pada saat pelaksanaan
praktikum. Praktikum yang secara umum dilakukan
biasanya menghasilkan limbah yang berbahaya bahkan
bisa mencemari air dan tanah jika langsung dibuang di
air maupun tanah. Tetapi praktikum dengan menerapkan
prinsip CEP akan menghasilkan produk yang bermanfaat
dan bernilai jual.
Modul berbasis CEP sangat dibutuhkan oleh
peserta didik, terutama peserta didik dengan latar
belakang SMA/MA karena peserta didik SMA/MA tidak
mendapatkan bekal keterampilan dasar untuk bekerja
setelah lulus sekolah. Keterampilan dasar dalam bekerja
didapatkan peserta didik SMK/MAK sederajat karena
mereka belajar untuk mempersiapkan dirinya dalam
bekerja setelah lulus sekolah nantinya. Hal ini menjadi
alasan mengapa modul kimia berbasis CEP sangat
dibutuhkan oleh peserta didik SMA/MA yang tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi untuk memberikan
wawasan mengenai peluang usaha yang bisa
127

dikembangkan, terutama peluang usaha dalam bidang


ilmu kimia.
Modul berbasis CEP diharapkan akan menjadi
jawaban dari masalah pengangguran yang ada di
Indonesia, karena modul berbasis CEP memberikan
gambaran mengenai peluang usaha yang bisa
dikembangkan. Karena saat ini pengangguran adalah
masalah yang cukup serius di Indonesia, kondisi ini
diperparah dengan diputusnya hubungan kerja dari
beberapa industri besar karena terpengaruh krisis global.
Kenyataan seperti ini mengindikasikan bahwa sekolah
baru sekedar mempersiapkan peserta didik untuk
mengisi lapangan kerja dan belum mampu
mempersiapkan mereka menjadi manusia pencipta
lapangan kerja (Mukhsinin, 2014).
Berdasarkan analisis diatas maka modul
bersuplemen CEP diperlukan di sekolah tersebut.
Pelatihan CEP yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
pembuatan permen jelly daun pepaya dan pembuatan
detergen bubuk. Materi yang dipilih yaitu materi larutan
asam basa dan larutan penyangga. Pemilihan materi ini
didasarkan karena berhubungan dengan pembuatan
produk pada penelitian ini, dan materi ini juga masih
dianggap sulit oleh peserta didik.
128

Modul yang dikembangkan divalidasi oleh


validator ahli di bidang materi dan media. Pada penilaian
validator tersebut dilakukan beberapa revisi produk
dengan masukan dan saran-saran yang diberikan oleh
validator seperti kelayakan isi, aspek kelayakan
penyajian dan aspek Chemo-entrepreneurship (CEP) nya.
Berikut adalah grafikhasil penilaian oleh validator ahli
materi:

86 85,83

84
81,94
82 82,5

80 skor

Gambar 4.34 Hasil Validasi Ahli Materi dan Media


Dari hasil penilaian oleh 3 Validator masing-masing
penilaian dilakukan satu tahap. Penilaian validator satu
adalah 82,5%. Validator dua adalah 81,94%, dan
129

validator tiga adalah 85,83%. Dari masing-masing


penilaian tersebut diperoleh setelah melakukan beberapa
revisi dari masukan masing-masing validator. Hasil rata-
rata dari tiga validator adalah 83,42% yang
dikategorikan “Cukup Valid”.
Pada tahap selanjutnya adalah tahap uji coba kelas
kecil dengan jumlah peserta didik 9, dengan kriteria
peserta didik tingkt tinggi, sedang, dan rendah.sebelum
proses pembelajaran menggunakan modul yang
dikembangkan, peserta didik diberikan angket minat
berwirausaha awal peserta didik, hal ini bertujuan untuk
mengetahui minat berwirausaha awal peserta didik
sebelum penerapan modul.
Proses selanjutnya adalah pembelajaran
menggunakan modul. Pada tahap ini dapat diketahui
bagaimana proses pembelajaran menggunakan modul.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara rinci
bagaimana modul ynag dikembangkan dipahami atau
tidak oleh peserta didik maka dilakukan uji keterbacaan
modul. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah modul
terbaca dengan baik atau tidak. Hasil uji keterbacaan
modul diperoleh bahwa modul yang digunakan
berkategori “Independen” artinya modul yang digunakan
130

dapat terbaca baik oleh peserta didik. Berikut ini adalah


Tabel 4.9 hasil analisis uji keterbacaan modul.
Tabel 4.9
Hasil Analisis Uji Keterbacaan Modul

No Respon Skor %Skor Kategori Penafsiran


den
1 R-1 21 95,45% Independen Tidak Revisi
2 R-2 20 90,90% Independen Tidak Revisi
3 R-3 21 95,45% Independen Tidak Revisi
4 R-4 19 86,36% Independen Tidak Revisi
5 R-5 19 86,36% Independen Tidak Revisi
6 R-6 20 90,90% Independen Tidak Revisi
7 R-7 18 81,81% Independen Tidak Revisi
8 R-8 20 90,90% Independen Tidak Revisi
9 R-9 21 95,45% Independen Tidak Revisi
Skor Pencapaian
Rata-rata 90,40%
Kategori Independen

Pemahaman peserta didik terhadap modul sudah


baik, hal ini karena materi yang disajikan dalam modul
menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
pemahaman peserta didik. Hal ini sesuai dengan
131

Rosmaini, dkk bahwa bahan bacaan yang berada pada


kategori Independen, berarti bahan bacaan tersebut
mudah dipahami dan dapat digunakan secara mandiri
oleh peserta didik.
Selain uji keterbacaan modul, peneliti juga
melakukan pra angket untuk mengetahui minat
berwirausaha awal peserta didik sebelum penerapan
modul, dan peneliti juga memberikan post angket untuk
mengetahui minat berwirausaha peserta didik setelah
penerapan modul. Angket ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penggunaan modul dalam
meningkatkan minat berwirausaha peserta didik. Angket
ini berisi pernyataan-pernyataan singkat mengenai dunia
berwirausaha dan wirausahawan. Hasil dari post angket
dan pra angket akan dibandingkan hasilnya. Hasil dari
angket sebelum penerapan modul dan sesudah
penerapan modul dapat dilihat pada Gambar 4.35
berikut:
132

90

40
R-1 R-2 R-3
R-4 R-5
R-6 R-7 R-8 R-9

R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9


pra angket 55,8 51,6 50 49,1 46,6 45,8 43,3 45,8 47,5
post angket 81,6 80 85,8 87,5 84,1 85 82,5 85,8 84,1

Gambar 4.35 Hasil Pra Angket dan Post Angket

Berdasarkan Gambar 4.35 minat berwirausaha


awal peserta didik sebelum penerapan modul dan minat
berwirausaha peserta didik setelah penerapan modul
mengalami peningkatan. Minat berwirausaha peserta
didik sebelum penerapan modul dan sesudah penerapan
modul terjadi peningkatan sebesar 35,6%.
Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh
Rahmawanna, Adlim dan Abdul Halim pada tahun 2016.
Pada penelitian Rahmawanna, dkk menggunakan
pendekatan CEP pada proses pembelajaran terhadap
133

sikap pembelajaran kimia dan minat berwirausaha.


Berdasarkan data angket sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan pendekatan CEP diketahui bahwa
sikap siswa terhadap pelajaran kimia mengalami
peningkatan dalam kategori sikap “tinggi” yaitu 19,8%
menjadi 80,8%. Sedangkan untuk minat wirausaha siswa
juga mengalami peningkatan dalam kategori tinggi yaitu
dari 7,7% menjadi 73,1% (Rahmawanna, dkk, 2016).
Pada proses pembelajaran peneliti juga menilai
aspek afektif dan aspek psikomotorik peserta didik.
Aspek penilaian afektif peserta didik pada saat proses
pembelajaran diukur pada saat kegiatan diskusi,
kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab dan
kedisiplinan peserta didik. Penilaian psikomotorik
peserta didik dilihat dari kegiatan praktikum pembuatan
produk yang dilakukan di Laboratorium IPA di MA
Sholihiyyah. Hasil analisis penilaian aspek afektif peserta
didik dikategorikan “baik”, sedangkan psikomotorik
peserta didik dikategorikan “sangat baik”. Hasil ini
menggambarkan cara bersika dan bertindak peserta
didik yang sangat baik sebagai respon peserta didik
dalam pembelajaran menggunakan modul bersuplemen
CEP. Setelah proses pembelajaran, peneliti meminta
peserta didik untuk memberikan tanggapan mengenai
134

modul yang dikembangkan. Penilaian Modul pada


masing-masing aspek dapat dilihat pada Gambar 4.36
berikut:

80 76,89
77,16
76,61
75
75,46
70
skor
65
65,82
60
1 2 3 4 5

Gambar 4.36 Penilaian Modul Masing-masing Aspek

Keterangan:

1. Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran


menggunakan modul
2. Ketertarikan terhadap tampilan modul
3. Kesesuaian materi
4. Aspek bahasa
5. Aspek Chemo-entrepreneurship (CEP) dan aspek
kewirausahaan
135

Penilaian angket respon peserta didik pada masing-


masing aspek diketahui bahwa minat peserta didik
terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan modul
sebesar 76,89%. Ketertarikan terhadap tampilan modul
sebesar 75,46%, kesesuaian materi sebesar 77,16%,
aspek bahasa sebesar 65,82%, dan aspek Chemo-
entrepreneurship (CEP) dan aspek kewirausahaan
sebesar 76,61%. Pada masing-masing aspek penilaian
terendah terdapat pada aspek bahasa yaitu sebesar
65,82%. Hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan
terutama dalam menjelaskan materi terdapat kosa kata
kimia yang asing di baca peserta didik, sehingga pesera
didik perlu memahami lebih dalam materi yang
diajarkan.
Berdasarkan hasil angket respon peserta didik
menunjukan bahwa modul yang dikembangkan terasuk
dalam kategori “Cukup Valid”. Hal ini menunjukan bahwa
pengembangan modul kimia bersuplemen CEP pada
materi pokok Larutan Asam Basa dan Larutan Penyangga
layak digunakan sebagai sumber belajar peserta didik.
E. Prototipe Hasil Pengembangan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan
produk berupa modul kimia bersuplemen CEP yang telah
dinilai oleh validator ahli materi dan ahli media, dan
136

mendapat tanggapan dari uji coba kelas kecil. Apersepsi


diambil dari artikel-artikel yang tersebar di internet dan
materi pembelajaran di ambil dari buku kimia.
Produk yang dihasilkan pada penelitian ini
menggunakan model pengembangan 4-D dari
Thiagarajan, dkk (1974). Berikut rincian yang terdapat
dalam modul:
1. Materi yang disajikan dalam modul yaitu materi
larutan asam basa dan larutan penyangga yang
bersuplemen CEP dengan akhir dari pembelajaran
ini yaitu pelatihan pembuatan produk yaitu permen
jelly daun pepaya dan detergen bubuk.
2. Materi yang disajikan dalam modul disajikan sesuai
tahap-tahap CEP, yaitu:
a. Tahap Konstruktivisme
b. Tahap Bertanya
c. Tahap Penemuan
d. Masyarakat Belajar
e. Contoh Soal
f. Soal Evaluasi
g. Refleksi
3. Pada modul disajikan analisis ekonomi pada
pembuatan permen jelly daun pepaya dan detergen
bubuk. Analisis ekonomi ini disajikan sesuai yang
137

telah dipraktekan. Didalamnya berisi tentang modal


investasi, modal produksi dan keuntungan yang akan
didapat.
4. Disajikan lembar praktikum pembuatan permen jelly
daun pepaya dan pembuatan detergen bubuk,
sehingga peserta didik dapat mengetahui secara
langsung pembuatan permen jelly dan pembuatan
detergen bubuk.

Adapun yang terdapat dalam modul kimia bersuplemen


CEP sebagai berikut:

1. Cover depan dan cover belakang


Cover depan dibuat dengan latar daun pepaya
sebagai gambaran umum isi modul. Sampul depan
modul didominasi warna hijau. Terdapat gambar
uang, gambar detergen, gambar lambung, gambar
orang sakit maag, sebagai gambaran umum
mengenai isi modul. Sedangkan pada cover belakang
berisi deskripsi singkat mengenai latar belakang
pembuatan modul. Gambar cover dapat dilihat pada
Gambar 4.37 berikut:
138

Gambar 4.37 Tampilan Cover Depan dan Belakang

2. Pendahuluan (Identitas Modul, Standar Kompetensi,


dan Petunjuk Penggunaan Modul)
Bagian pendahuluan wajib dibaca oleh peserta
didik, agar peserta didik dapat mengetahui petunjuk
penggunaan modul dan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Gambar pendahuluan dapat dilihat
pada Gambar 4.38 dan Gambar 4.39 berikut:
139

Gambar 4.38 Identitas Modul

Gambar 4.39 Standar Kompetensi dan Petunjuk Penggunaan Modul


140

3. Kegiatan Konstruktivisme
Pada kegiatan ini, peserta didik diberikan
bacaan mengenai kejadian yang dialami dikehidupan
nyata. Kegiatan konstruktivisme ini bisa juga disebut
sebagai apersepsi dalam menyampaikan materi.
Gambar kegiatan konstruktivisme dapat dilihat pada
Gambar 4.40 berikut:

Gambar 4.40 Kegiatan Konstruktivisme


141

4. Kegiatan Bertanya
Pada kegiatan ini, peserta didik disajikan
kolom kosong yang akan di isi dengan pertanyaan-
pertanyaan yang timbul setelah membaca artikel
pada kegiatan konstruktivisme. Gambar kegiatan
bertanya dapat dilihat pada Gambar 4.41 berikut:

Gambar 4.41 Kegiatan Bertanya


142

5. Kegiatan Penemuan
Pada kegiatan penemuan, disajikan suatu lembar
praktikum pembuatan produk yang akan di
praktekkan oleh peserta didik di laboratorium.
Kegiatan penemuan dapat dilihat pada Gambar 4.42
berikut:

Gambar 4.42 Kegiatan Penemuan


143

6. Kegiatan Masyarakat Belajar


Kegiatan masyarakat belajar ini dibuat agar
peserta didik dapat bekerja sama dengan teman
sejawatnya dalam menyelesaikan suatu masalah.
Gambar kegiatan masyarakat belajar dapat dilihat
pada Gambar 4.43 berikut:

Gambar 4.42 Kegiatan Penemuan


144

7. Belajar Berwirausaha
Pada bab belajar berwirausaha didalamnya
menyangkut hal-hal yang terkait dengan dunia
berwirausaha agar peserta didik lebih mengetahui
lebih banyak mengenai wirausaha. Gambar tampilan
bab belajar berwirausaha dapat dilihat pada
Gambar 4.44 berikut:

Gambar 4.44 Kegiatan Belajar Berwirausaha


145

8. Kisah Inspiratif Entrepreneur sukses


Kisah inspiratif entrepreneur sukses merupakan
bacaan yang menggambarkan kisah hidup
entrepreneur yang sukses. Gambar kisah inspiratif
entrepreneur sukses dapat dilihat pada Gambar 4.45
berikut:

Gambar 4.45 Kisah Inspiratif Entrepreneur Sukses

9. Analisis ekonomi, modal dan keuntungan dalam


produksi produk CEP
Pada bagian ini menggambarkan analisis
ekonomi dari pembuatan produk yang telah
dilakukan. Tampilan lengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 4.46 berikut:
146

Gambar 4.46 Analisis Ekonomi

10. Peluang usaha lain dalam bidang kimia


Pada bagian ini peserta didik diberi gambaran
mengenai peluang usaha yang bisa dikembangkan
dalam bidang kimia, sehingga memotivasi peserta
didik untuk mengembangkan usaha. Tampilan
peluang usaha lain dalam bidang kimia dapat dilihat
pada Gambar 4.47 berikut:
147

Gambar 4.47 Peluang Usaha Lain dalam Bidang Kimia

11. Kolom refleksi


Kolom refleksi mengajak peserta didik untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah mereka
dapat secara mandiri. Tampilan kolom refleksi dapat
dilihat pada Gambar 4.48 berikut:
148

Gambar 4.48 Kolom Refleksi

12. Latihan soal


Latihan soal berisi tentang soal-soal evaluasi dari
setiap bab untuk mengetahui tingkat pemahaman
peserta didik. Gambar latihan soal dapat dilihat pada
Gambar 4.49 berikut:

Gambar 4.49 Latihan Soal


149

13. Soal evaluasi


Soal evaluasi berisi mengenai materi dari semua bab
yang ada dalam modul. Gambar soal evaluasi dapat
dilihat pada Gambar 4.50 berikut:

Gambar 4.50 Soal Evaluasi

14. Daftar pustaka


Daftar pustaka berisi sumber yang dijadikan peneliti
dalam menulis modul. Tampilan daftar pustaka
dapat dilihat pada Gambar 4.51 berikut:
150

Gambar 4.51 Daftar Pustaka

15. Glosarium
Glosarium berisi kata-kata penting, kata-kata itu
dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Hal itu bertujuan
agar tidak terjadi salah konsep, karena ada kata-kata
yang kurang dipahami. Gambar glosarium dapat
dilihat pada Gambar 4.52 berikut:

Gambar 4.52 Glosarium


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan dan uji lapangan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil rancangan modul kimia bersuplemen Chemo-
entrepreneurship (CEP) materi pokok larutan asam
basa dan larutan penyangga meliputi: cover modul,
identitas modul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk
penggunaan modul, manfaat modul, peta konsep,
tahap konstruktivisme, tahap bertanya, tahap
penemuan, tahap masyarakat belajar, contoh soal,
latihan soal, analisis ekonomi, pengenalan
entrepreneur sukses, peluang usaha lain dalam
bidang kimia, kolom refleksi, soal evaluasi, kunci
jawaban dan daftar pustaka. Modul yang
dikembangkan dilengkapi dengan fitur gambar dan
tabel beserta uraian materi yang dikaitkan dengan
pendekatan CEP dan dunia berwirausaha.
2. Efektivitas modul bersuplemen CEP dalam
meningkatkan minat berwirausaha peserta didik
dapat dilihat dari angket minat berwirausaha
peserta didik. Berdasarkan hasil analisis angket

151
152

diketahui minat berwirausaha peserta didik


mengalami peningkatan sebesar 35,6%. Dimana
minat berwirausaha awal peserta didik sebelum
penerapan modul adalah 48,4% atau dalam kategori
“cukup” dan minat berwirausaha peserta didik
setelah penerapan modul sebesar 84,0% atau dalam
kategori “sangat baik”.
3. Tanggapan peserta didik terhadap modul
bersuplemen CEP dapat dilihat dari angket respon
peserta didik terhadap modul. Hasil analisis angket
respon peserta didik didapatkan skor rata-rata
sebesar 78% yang artinya modul tersebut ada dalam
kategori “cukup baik” atau layak digunakan sebagai
sumber belajar mandiri peserta didik.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengembangan modul kimia
bersuplemen Chemo-entrepreneurship (CEP) pada materi
larutan asam basa dan larutan penyangga, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Modul perlu diterapkan dalam kelas besar untuk
mengetahui keefektifan modul bersuplemen CEP
dalam meningkatkan minat berwirausaha peserta
didik.
153

2. Modul bersuplemen CEP tidak hanya untuk


meningkatkan minat berwirausaha peserta didik,
tetapi juga perlu dilakukan pengembangan untuk
menigkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Modul perlu dikembangkan pada peluang usaha lain
selain pembuatan permen jelly daun pepaya dan
pembuatan detergen bubuk.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, A. H. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Materi Asam


Basa Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) bagi
Siswa Kelas VII MTs. Sunan Barnawi Kabupaten
Demak. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Akmal, F., Winarti, S.. 2014. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa


Penyakit Lambung dengan Implementasi Metode
CBR (Case-Based Reasoning) berbasis Web. Jurnal
Sarjana Teknik Informatika Vol. 2 No. 1:790

Anonim. 2010. Home Industri Dragon Candy (Permen Jelly


Buah Naga) dalam http://bisnisukm.com/home-
industry-dragon-candy-permen-jelly-buah-
naga.html diunduh pada 14 Desember 2019

Amri, S., Ahmadi. L. K. 2010. Konstruksi Pengembangan


Pembelajaran Pengaruhnya Terhadap Mekanisme
dan Praktik Kurikulum. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya

Arifin, Z. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya
Chang, R.. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga
Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Dahar, R. W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan

Daryanto. 2012. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan


Guru Dalam Mengajar. Jakarta: Penerbit Gava Media

Gunawan, E. 2007. Pengaruh Metode Mengajar (Ceramah,


Ceramah-Praktikum dan Ceramah-Pemberian Tugas)
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

Haryati, M. 2007. Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat


Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press

Karwapi, M. 2012. Keunggulan dan kelemahan metode


ceramah dalam pembelajaran di kelas. Dalam
https://JexueqJfOeR/erpwAKspbpizmrGzfyRIdS7aK
9CiNAUO4Jbke+ZmcKEs2nL8yTtsg diunduh pada 27
Desember 2018

Keenan, C. W. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta:


Erlangga
Kusuma, E., Hadi, K. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Kimia
Berorientasi Chemo-Entrepreneurship untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Life Skill
Mahasiswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Vol. 4 No
1. : 544

Margono. 2010. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta:


Rineka Cipta

Mukhsinin. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis


Enterpreneurship Untuk Meningkatkan Minat
Kewirausahaan. Rancangan Tesis. Universitas Negri
Semarang

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep,


Karakteristik, Inovasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Prayitno, M. A., Dewi, N.K., Wijayati, N. 2016. Pengembangan


Modul Pembelajaran Kimia Bervisi SETS
Berorientasi Chemo Entrepreneurship (CEP) Pada
Materi Larutan Asam Basa. Jurnal inovasi pendidikan
kimia, vol. 10, :1618

Rahmawanna, Adlim, Halim, A. 2016. Pengaruh Penerapan


Pendekatan Chemo-Entrepreneurship (CEP)
Terhadap Sikap Siswa Pada Pelajaran Kimia dan
Minat Berwirausaha. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia Vol. 04 No. 02. : 113

Rismandari, M., Agustini, T.W., Amalia, U. 2017. Karakteristik


Permen Jelly dengan Penambahan Iota Karagenan
dari Rumput Laut Eucheuma Spinosum. A vailable
online at Indonesia Journal of Fisheries Science and
Technology (IJFST) Saintek Perikanan Vol. 12 No. 2. :
103

Setiawan, D. dkk., 2011, Industri kecil detergen cair. Jurnal.


Surabaya: Institut Teknologi 10 Nopember: 2

Shagir, A.M.H. 2017. Pengertian dan Jenis-jenis Detergen.


Dalam https://www.alifmh-shagir.com diunduh
pada minggu 30 desember 2018

Sitepu, B.P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:


Raja Grafindo Persada

Smulders, E., dkk., 2002. Laundry Detergents in Ullmann’s


Encyclopedia of Industrial Chemistry, Wiley-VCH,
Weinheim dalam
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/1
4356007.a08_315.pub2

Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali


Pers
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Penerbit
Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sulistyorini, H. 2006. Tingkat Keterbacaan Teks dan


Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Pokok Bahasan Larutan Penyangga di SMA Negri 1
Kramat Kabupaten Tegal. Skripsi. Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negri Semarang

Sumarti, S. S. 2008. Peningkatan Jiwa Kewirausahaan


Mahasiswa Calon Guru Kimia dengan Pembelajaran
Praktikum Kimia Dasar Berorientasi Chemo-
entrepreneurship. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia
Vol. 02. : 306

Sutika, W. 2010. Karakteristik Pembelajaran Kimia, dalam


http://ekapaysmachemistri.blogspot.com/2010/12/
karakteristik-pembelajaran-kimia.html?m=1 di
unduh pada tanggal 26 Desember 2018

Suyanti, R. D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta:


Graha Ilmu
Syarofah, B. 2012. Perbandingan Tingkat Keterbacaan BSE dan
Non BSE Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA Negri
di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Yogyakarta

Thiagarajan, S., Semmel, D.S., Semmel, MI. 1974. Instructional


Development for training teacher of exceptional
children. Indiana Indiana University Blommington

Wibowo, T., Ariyatun. 2018. Penerapan Pembelajaran


Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP)
terhadap Kreativitas Siswa SMA Modern Pondok
Selamat pada Materi Kelarutan dan Ksp. Jurnal
Tadris Kimiya, Vol. 3 No. 1
Lampiran 1

DAFTAR PERTANYAAN

WAWANCARA MENDALAM

Sub Fokus Aspek / Pertanyaan Penelitian Informan


Penelitian Indikator
Pendapat Pendapat 1. Bagaimana pendapat Wakil
tentang mengenai bapak, jika penelitian Kepala
penelitian judul saya mengenai bagian
yang akan penelitian. pengembangan bahan Kurikulum
dilakukan. ajar/modul kimia yang
berorientasi
entrepreneurship/kewir
ausahaan yang bertujuan
untuk meningkatkan
minat wirausaha siswa?
2. Mengenai bahan ajar
yang berupa modul kimia
yang berorientasi
entrepreneurship,
apakah modul saya ini
sudah ada yang
melakukan penelitian di
MA Sholihiyyah ini apa
belum? Dan apakah
modul saya ini
dibutuhkan di Madrasah
ini?
3. Bahan ajar yang
digunakan siswa dalam
belajar apakah Modul
atau LKS?
4. Apakah ketersediaan
buku paket kimia
didalam perpustakaan
cukup banyak?
5. Apakah sebelumnya
sudah ada yang
melakukan penelitian
mengenai pengembangan
modul kimia yang
berorientasi
entrepreneurship?
6. Usaha apa yang
dilakukan sekolah untuk
mempersiapkan siswa
dalam menghadapi dunia
pekerjaan selanjutnya?
Apakah ada pelatihan
berwirausaha? Atau yang
lain?

Data alumni Mengetahu 1. Berapa presentase Bagian BK


yang i pesentase lulusan/alumni MA
melanjutka alumni Sholihiyyah yang
n yang melanjutkan ke
kepergurua melanjutka Perguruan Tinggi dan
n tinggi, dan n ke berapa presentase
yang perguruan alumni yang bekerja?
bekerja. tinggi dan
yang
bekerja.
Kendala Mengetahu 1. Kendala apa yang dialami Guru
belajar i kendala siswa ketika belajar Mapel
siswa di yang kimia, khususnya siswa Kimia
kelas. dialami kelas XI?
siswa 2. Apakah ada siswa yang
ketika mengeluh kalau mapel
belajar kimia itu sulit?
kimia. 3. Kalau untuk bab Larutan
Penyangga dan Asam
Basa kira-kira pada bab
itu membutuhkan modul
apa tidak ya pak?
Khususnya modul yang
berorientasi
entrepreneur?
4. Apakah pernah
disampaikan peluang
usaha apa yang
kemungkinan terkait
dengan materi itu?

Masalah Mengetahu 1. Apakah kimia salah satu Siswa


yang i segala materi yang kalian sukai?
dihadapi sesuatu Mengapa?
siswa. yang 2. Bahan ajar apa yang
menjadi digunakan dalam
kendala pembelajaran dikelas?
dalam Apakah buku paket atau
belajar. LKS?
3. Menurut kalian apakah
LKS sudah cukup sebagai
bahan referensi dalam
belajar?
4. Apakah kalian
membutuhkan bahan ajar
selain LKS?
Lampiran 2

HASIL WAWANCARA MENDALAM

No. Pertanyaan wawancara Responden Jawaban


1. Bagaimana pendapat bapak, Wakil Penelitiannya
jika penelitian saya mengenai kepala cukup bagus
pengembangan bahan bagian apabila
ajar/modul kimia yang Kurikulum bersangkutan
berorientasi dengan KD dan
entrepreneurship/kewirausah materi yang
aan yang bertujuan untuk diajarkan,
meningkatkan minat sehingga siswa
wirausaha siswa? selain belajar
materi juga
berlatih untuk
berwirausaha.
Mengenai bahan ajar yang Wakil Mengenai
berupa modul kimia yang kepala Modul/Bahan
berorientasi bagian Ajar yang
entrepreneurship, apakah Kurikulum berorientasi
modul saya ini sudah ada yang entrepreneurs
melakukan penelitian di MA hip selama ini
Sholihiyyah ini apa belum? belum ada
Dan apakah modul saya ini penelitian
dibutuhkan di Madrasah ini? serupa di MA
Sholihiyyah ini.

Apabila Modul
yang
bersangkutan
relevan dengan
KD dan
menyangkut
materi yang
diajarkan ada
kemungkinan
Modul tersebut
di butuhkan di
sekolah ini.

Bahan ajar yang digunakan Wakil Bahan Ajar


siswa dalam belajar apakah kepala yang
Modul atau LKS? bagian digunakan
Kurikulum siswa dalam
pembelajaran
dikelas adalah
LKS.
Apakah ketersediaan buku Wakil Ketersediaan
paket kimia didalam kepala buku paket di
perpustakaan cukup banyak? bagian perpustakaan
Kurikulum sangat
terbatas, dan
terkendala
jarak antara
gedung
perpustakaan
dan ruang
kelas yang
cukup jauh
(Berbeda
gedung).

Apakah sebelumnya sudah ada Wakil Sebelumnya


yang melakukan penelitian kepala belum ada
mengenai pengembangan bagian yang
modul kimia yang berorientasi Kurikulum melakukan
entrepreneurship? penelitian
mengenai
modul
entrepreneurs
hip.
Usaha apa yang dilakukan Wakil Usaha yang
sekolah untuk mempersiapkan kepala dilakukan
siswa dalam menghadapi bagian sekolah untuk
dunia pekerjaan selanjutnya? Kurikulum mempersiapka
Apakah ada pelatihan n siswa dalam
berwirausaha? Atau yang lain? menghadapi
dunia kerja
yaitu dengan
memberikan
mapel tata
boga sehingga
siswa belajar
untuk
memasak dan
menjual hasil
masakannya.

Mengenai
pelatihan
berwirausaha
yaitu dengan
diadakannya
expo mengenai
masakan
nusantara di
lingkup
sekolah.

Berapa presentase Bagian BK Presentasi


lulusan/alumni MA Lulusan MA
Sholihiyyah yang melanjutkan Sholihiyyah.
ke Perguruan Tinggi dan 20%
berapa presentase alumni melanjutkan ke
yang bekerja? perguruan
tinggi
80% bekerja
Kendala apa yang dialami Guru Mapel Ada beberapa
siswa ketika belajar kimia, Kimia siswa yang
khususnya siswa kelas XI? mengeluh
Apakah ada siswa yang kalau mata
mengeluh kalau mapel kimia pelajaran kimia
itu sulit? sulit.

Kalau untuk bab Larutan Guru Mapel Pada materi


Penyangga dan Asam Basa Kimia Asam Basa dan
kira-kira pada bab itu Larutan
membutuhkan modul apa penyangga
tidak ya pak? Khususnya dibutuhkan
modul yang berorientasi Modul/Bahan
entrepreneur? Ajar yang
berkaitan
dengan Cemo-
entrepreneurs
hip
dikarenakan
bisa membantu
dalam
Praktikum,
karena
praktikum
pada biasanya
hanya
mereaksikan
larutan kimia
atau yang lain,
namun kalau
praktikumnya
berorientasi
CEP
diharapkan
praktikumnya
menghasilkan
suatu produk
yang
bermanfaat
dan bernilai
jual.

Apakah pernah disampaikan Guru Mapel Pernah


peluang usaha apa yang Kimia disampaikan
kemungkinan terkait dengan peluang usaha
materi itu? namun tidak
pada semua
materi, hanya
materi tertentu
saja, contohnya
koloid.
Metode pembelajaran apa saja Guru Mapel Metode yang
yang pernah diterapkan dalam Kimia sering dipakai
pembelajaran dikelas? dalam proses
pembelajaran
yaitu
pengelopokan
dan model
micro teaching

Apakah dengan adanya Modul Guru Mapel Adanya


akan membantu dalam Kimia modulsangat
pelaksanaan pembelajaran? membantu
dalam proses
pembelajaran,
karena didalam
modul
tentunya
mencakup
materi yang
lebih luas lagi.

Bahan ajar apa yang Guru Mapel Bahan ajar


digunakan siswa dan guru? Kimia yang
digunakan
siswa adalah
LKS
Sedangkan
guru adalah
buku paket.

Apakah kimia salah satu Sampel 9 anak


materi yang kalian sukai? Siswa kelas menyatakan
Mengapa? XI bahwa Kimia
(10 Siswa) termasuk mata
pelajaran yang
sulit.
1 anak
menyatakan
bahwa kimia
bukan
termasuk mata
pelajaran yang
sulit.
Alasan:
Sebagian besar
mengatakan
karena
banyaknya
rumus. Ada
juga yang
mengatakan
metode
ceramah
mendominasi
pada saat
pembelajaran,
selain itu ada
juga yang
menyatakan
kimia sulit di
pahami.

Bahan ajar apa yang Sampel 10 siswa


digunakan dalam Siswa kelas mengatakan
pembelajaran dikelas? Apakah XI bahan ajar
buku paket atau LKS? (10 Siswa) yang
digunakan
dalam
pembelajaran
adalah LKS.
Menurut kalian apakah LKS Sampel Sebagian besar
sudah cukup sebagai bahan Siswa kelas menyatakan
referensi dalam belajar? XI bahwa LKS
(10 Siswa) tidak mampu
menjadi
sumber
referensi satu-
satunya,
karena materi
nya yang
singkat.

Apakah kalian membutuhkan Sampel Sebagian besar


bahan ajar selain LKS? Siswa kelas membutuhkan
XI bahan ajar lain
(10 Siswa) selain LKS.
Lampiran 3
Minat Awal siswa terhadap Berwirausaha
Soal/
Responden Skor
(R)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 1 2 1 3 3 4 54
R2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 2 4 2 3 64
R3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 59
R4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 61
R5 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 61
R6 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 4 3 3 3 2 3 4 3 64
R7 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 54
R8 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 64
R9 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 1 2 3 3 66
R10 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 63
R11 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 62
R12 3 3 4 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 65
R13 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 67
R14 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 66
R15 3 3 4 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 65
R16 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 0 4 4 59
R17 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 4 61
R18 0 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 65
R19 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 2 2 2 4 4 4 3 4 3 4 65
R20 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 70
R21 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 64
R22 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 1 2 4 4 4 2 3 2 3 63
Minat siswa terhadap Berwirausaha
Soal/
Responden Skor Nilai Kategori
(R)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 1 2 1 3 3 4 54 68 Baik
R2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 2 4 2 3 64 80 Baik
R3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 59 74 Baik
R4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 61 76 Baik
R5 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 61 76 Baik
R6 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 4 3 3 3 2 3 4 3 64 80 Baik
R7 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 54 68 Baik
R8 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 64 80 Baik
R9 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 1 2 3 3 66 83 Baik
R10 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 63 79 Baik
R11 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 62 78 Baik
R12 3 3 4 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 65 81 Baik
R13 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 67 84 Baik
R14 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 66 83 Baik
81 Sangat
R15 3 3 4 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 65
Baik
R16 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 0 4 4 59 74 Baik
R17 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 4 61 76 Baik
81 Sangat
R18 0 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 65
Baik
81 Sangat
R19 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 2 2 2 4 4 4 3 4 3 4 65
Baik
87 Sangat
R20 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 70
Baik
R21 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 64 80 Baik
R22 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 1 2 4 4 4 2 3 2 3 63 79 Baik
Nomor Skor Peserta Didik Kategori Jumlah Siswa Presentase
1 81.25 – 100 Sangat Baik 4 18,18 %
2 62.5 – 80.75 Baik 18 81,81 %
3 43.75 – 61.95 Cukup 0 0%
4 25 – 42.35 Kurang 0 0%
Jumlah 22 100 %
Lampiran 4
PEDOMAN PENILAIAN

Banyaknya soal : 20
Skor Maksima l : 80
Skor Minimal : 20
Banyaknya skor yang di gunakan : 4 (SS, S, KS, TS)
80
Skor Maksimal = 𝑥 100 = 100
80
20
Skor Minimal = 80 𝑥 100 = 25

Menghitung Intervalnya:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Interval = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟
100−25
Interval = 4 = 18.75

Pedoman Penilaian:
Sangat Baik = 100-18.75 = 81.25
Baik = 81.75-18.75 = 62.5
Cukup = 62.5-18.75 = 43.75
Kurang = 43.75 – 18.75 = 25

Keterangan:
Sangat Baik = 81.25-100
Baik = 62.5 – 80.75
Cukup = 43.75 – 61.95
Kurang = 25- 42.35
Lampiran 5

KISI-KISI INSTRUMEN VALIDASI MATERI MENURUT


BSNP
(Urip Purwono, 2008)

Indikator Butir
Skor Deskripsi
Penilaian Penilaian
Kesesuaian Kelengkapan Materi yang disajikan mencakup
materi dengan materi 4 materi yang terkandung dalam
KD KI dan KD.
Materi yang disajikan mencakup
3 materi dalam KI dan KD namun
sedikit kurang lengkap.
Materi yang disajikan mencakup
2 materi dalam KI dan KD namun
sangat kurang lengkap.
Materi yang disajikan tidak
1 mencakup materi yang
terkandung dalam KI dan KD.
Keluasan Materi yang disajikan
materi mencerminkan jabaran yang
4
mendukung pencapaian
Kompetensi Dasar (KD)
Materi yang disajikan sedikit
kurang mencerminkan jabaran
3
yang mendukung pencapaian
Kompetensi Dasar (KD).
Materi yang disajikan kurang
2 mencerminkan jabaran yang
mendukung pencapaian
Kompetensi Dasar (KD).
Materi yang disajikan tidak
mencerminkan jabaran yang
1
mendukung pencapaian
Kompetensi Dasar (KD).
Kedalaman Materi yang disajikan mulai dari
materi pengenalan konsep, definisi,
prosedur, tampilan output,
4 contoh kasus, latihan, sampai
dengan tingkat pendidikan di
SMA/MA dan sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD)
Jika setidaknya empat dari
kriteria diatas seperti
pengenalan konsep, definisi,
prosedur, tampilan output
3
sampai dengan tingkat
pendidikan di SMA/MA dan
sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD).
Jika setidaknya dua dari kriteria
diatas seperti pengenalan
konsep, definisi, sampai dengan
2
tingkat pendidikan di SMA/MA
dan sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD).
Jika tidak ada satu pun kriteria
yang disebutkan dyang sampai
diatas dengan tingkat
1
pendidikan di SMA/MA dan
sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD).
Keakuratan Keakuratan Konsep dan definisi yang
4
Materi konsep dan disajikan tidak menimbulkan
definisi banyak tafsir dan sesuai dengan
konsep definisi yang berlaku
dalam Materi Larutan Asam
Basa dan Larutan Penyangga.
Konsep dan definisi yang
disajikan sedikit menimbulkan
penafsiran yang berbeda tapi
3 sesuai dengan konsep definisi
yang berlaku dalam Materi
Larutan Asam Basa dan Larutan
Penyangga.
Konsep dan definisi yang
disajikan banyak menimbulkan
penafsiran yang berbeda tapi
2 sesuai dengan konsep definisi
yang berlaku dalam Materi
Larutan Asam Basa dan Larutan
Penyangga.
Konsep dan definisi yang
disajikan banyak menimbulkan
penafsiran yang berbeda dan
1 tidak sesuai dengan konsep
definisi yang berlaku dalam
Materi Larutan Asam Basa dan
Larutan Penyangga.
Keakuratan Fakta dan data yang disajikan
data dan fakta sesuai dengan kenyataan dan
4
efisien untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik.
Fakta dan data yang disajikan
kurang sesuai dengan
3 kenyataan dan kurang efisien
untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik.
Fakta dan data yang disajikan
sangat kurang sesuai dengan
2 kenyataan dan sangat kurang
efisien untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik.
Tidak menyajikan fakta dan
1
data dalam modul.
Keakuratan Contoh dan kasus yang
contoh dan disajikan sesuai dengan
kasus 4 kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman
peserta didik.
Contoh dan kasus yang
disajikan sedikit kurang sesuai
dengan kenyataan dan sedikit
3
kurang efisien untuk
meningkatkan pemahaman
peserta didik.
Contoh dan kasus yang
disajikan sangat kurang sesuai
dengan kenyataan dan sangat
2
kurang efisien untuk
meningkatkan pemahaman
peserta didik.
Tidak menyajikan contoh dan
1
kasus dalam modul.
Keakuratan Gambar, diagram dan ilustrasi
gambar, diutamakan yang terdapat
diagram, dan 4 dalam kehidupan sehari-hari
ilustrasi namun juga dilengkapi
penjelasan.
Gambar, diagram dan ilustrasi
3 diutamakan yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari
namun penjelasan yang
tercamtum kurang jelas.
Gambar, diagram dan ilustrasi
yang dicamtumkan bukan
2 gambar dalam kehidupan
sehari-hari namun penjelasan
yang tercamtum jelas.
Gambar, diagram dan ilustrasi
1 tidak dicamtumkan dalam
modul.
Keakuratan Istilah-istilah teknis sesuai
istilah-istilah dengan kelaziman yang berlaku
4
dalam Materi Larutan Asam
Basa dan Larutan Penyangga.
Istilah-istilah teknis sedikit
kurang sesuai dengan
3 kelaziman yang berlaku dalam
Materi Larutan Asam Basa dan
Larutan Penyangga.
Istilah-istilah teknis kurang
sesuai dengan kelaziman yang
2 berlaku dalam Materi Larutan
Asam Basa dan Larutan
Penyangga.
Istilah-istilah teknis sangat
tidak sesuai dengan kelaziman
1 yang berlaku dalam Materi
Larutan Asam Basa dan Larutan
Penyangga.
Kemuktahiran Gambar, Gambar, diagram dan ilustrasi
Materi diagram dan diutamakan yang terdapat
ilustrasi 4 dalam kehidupan sehari-hari,
dalam namun juga dilengkapi
kehidupan penjelasan.
sehari-hari Gambar, diagram dan ilustrasi
diutamakan yang terdapat
3 dalam kehidupan sehari-hari
namun penjelasan yang
tercamtum kurang jelas.
Gambar, diagram dan ilustrasi
yang dicamtumkan bukan
2 gambar dalam kehidupan
sehari-hari namun penjelasan
yang tercamtum jelas.
Gambar, diagram dan ilustrasi
1 tidak dicamtumkan dalam
modul.
Menggunakan Contoh dan kasus yang
contoh dan disajikan sesuai dengan situasi
4
kasus yang serta kondisi yang terjadi dalam
terdapat kehidupan sehari-hari.
dalam Contoh dan kasus yang
kehidupan disajikan sedikit kurang sesuai
sehari-hari 3 dengan situasi serta kondisi
yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
Contoh dan kasus yang
disajikan kurang sesuai dengan
2 situasi serta kondisi yang
terjadi dalam kehidupan sehari-
hari.
Contoh dan kasus yang
disajikan sangat tidak sesuai
1 dengan situasi serta kondisi
yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
Mendorong Mendorong Uraian, latihan atau contoh-
4
Keingintahuan rasa ingin contoh kasus yang disajikan
tahu mendorong peserta didik untuk
mengerjakannya lebih jauh dan
menumbuhkan kreativitas.
Uraian, latihan atau contoh-
contoh kasus yang disajikan
sedikit kurang mendorong
3 peserta didik untuk
mengerjakannya lebih jauh dan
kurang menumbuhkan
kreativitas.
Uraian, latihan atau contoh-
contoh kasus yang disajikan
sangat kurang mendorong
2 peserta didik untuk
mengerjakannya lebih jauh dan
sangat kurang menumbuhkan
kreativitas.
Uraian, latihan atau contoh-
contoh kasus yang disajikan
tidak mendorong peserta didik
1
untuk mengerjakannya lebih
jauh dan tidak menumbuhkan
kreativitas.
Menciptakan Uraian, latihan atau contoh-
kemampuan contoh kasus yang disajikan
4
bertanya mendorong peserta didik untuk
mengetahui materi lebih jauh.
Uraian, latihan atau contoh-
contoh kasus yang disajikan
3 sedikit kurang mendorong
peserta didik untuk mengetahui
materi lebih jauh.
Uraian, latihan atau contoh-
2
contoh kasus yang disajikan
sangat kurang mendorong
peserta didik untuk mengetahui
materi lebih jauh.
Uraian, latihan atau contoh-
contoh kasus yang disajikan
1 tidak mendorong peserta didik
untuk mengetahui materi lebih
jauh.

KELAYAKAN ISI

KELAYAKAN PENYAJIAN

Indikator Butir
Skor Deskripsi
Penilaian penilaian
Konsisten Konsistensi Jika sistematika penyajian
sistematika dalam setiap bab taat asas dan
4
sajian dalam runtut, memiliki pendahuluan,
bab. isi dan penutup.
Jika sistematika penyajian
dalam setiap bab taat asas
3 namun sedikit kurang runtut,
memiliki pendahuluan, isi dan
penutup.
Jika sistematika penyajian
dalam setiap bab taat asas
2
namun kurang runtut, memiliki
pendahuluan, isi dan penutup.
Jika sistematika penyajian
dalam setiap bab tidak taat asas
1
dan tidak runtut, tidak memiliki
pendahuluan, isi dan penutup.
Keruntutan Penyajian konsep dari yang
Penyajian mudah ke sukar, dari yang
konkret ke abstrak, dan dari
4
yang sederhana ke yang
kompleks, dari yang dikenal
sampai yang belum dikenal.
Jika dua dari kompoten diatas
terpenuhi, seperti penyajian
3 konsep dari yang mudah ke
sukar, dan dari yang konkret ke
abstrak sudah terpenuhi.
Jika satu dari kompoten diatas
terpenuhi, seperti penyajian
2
konsep dari yang mudah ke
sukar, sudah terpenuhi.
Tidak ada komponen diatas
1
yang terpenuhi dalam modul.
Koherensi Penyajian materi dalam satu
paragraf menunjukan kesatuan
4
pokok pikiran sehingga setiap
elemen saling mendukung.
Penyajian materi dalam satu
paragraf sedikit kurang
3 menunjukan kesatuan pokok
pikiran namun setiap elemen
saling mendukung.
Penyajian materi dalam satu
paragraf kurang menunjukan
2 kesatuan pokok pikiran
sehingga setiap elemen kurang
saling mendukung.
Penyajian materi dalam satu
1 paragraf tidak menunjukan
kesatuan pokok pikiran
sehingga setiap elemen saling
tidak mendukung.
Lugas Ketepatan Kalimat yang digunakan
struktur mewakili isi pesan atau
kalimat informasi yang ingin
4
disampaikan dengan tetap
mengikuti tata kalimat Bahasa
Indonesia.
Kalimat yang digunakan sedikit
kurang mewakili isi pesan atau
informasi yang ingin
3
disampaikan namun tetap
mengikuti tata kalimat Bahasa
Indonesia.
Kalimat yang digunakan kurang
mewakili isi pesan atau
informasi yang ingin
2
disampaikan namun tetap
mengikuti tata kalimat Bahasa
Indonesia.
Kalimat yang digunakan tidak
mewakili isi pesan atau
informasi yang ingin
1
disampaikan dan tidak
mengikuti tata kalimat Bahasa
Indonesia.
Keefektifan Kalimat yang digunakan
kalimat 4 sederhana dan langsung ke
sasaran.
Kalimat yang digunakan
3 sederhana namun kurang
mengena ke sasaran.
Kalimat yang digunakan sedikit
2
rumit dan kurang langsung ke
sasaran.
Kalimat yang digunakan sangat
1 rumit dan tidak langsung ke
sasaran.
Kebakuan Istilah yang digunakan sesuai
istilah dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan istilah teknis
4
yang telah baku digunakan
dalam Materi Larutan Asam dan
Larutan Penyangga.
Istilah yang digunakan sedikit
kurang sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia namun
3 istilah teknis yang telah baku
digunakan dalam Materi
Larutan Asam dan Larutan
Penyangga.
Istilah yang digunakan kurang
sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia namun istilah
2 teknis yang telah baku
digunakan dalam Materi
Larutan Asam dan Larutan
Penyangga.
Istilah yang digunakan tidak
sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan tidak
1 sesuai istilah teknis yang telah
baku digunakan dalam Materi
Larutan Asam dan Larutan
Penyangga.
Komunikatif Pemahaman Pesan atau informasi
terhadap 4 disampaikan dengan bahasa
pesan atau yang menarik dan lazim dalam
informasi komunikasi tulis Bahasa
Indonesia.
Pesan atau informasi
disampaikan dengan bahasa
yang sedikit kurang menarik
3
dan sedikit kurang lazim dalam
komunikasi tulis Bahasa
Indonesia.
Pesan atau informasi
disampaikan dengan bahasa
2 yang kurang menarik dan
kurang lazim dalam komunikasi
tulis Bahasa Indonesia.
Pesan atau informasi
disampaikan dengan bahasa
1 yang tidak menarik dan tidak
lazim dalam komunikasi tulis
Bahasa Indonesia.
Dialogis dan Kemampuan Bahasa yang digunakan
interaktif memotivasi membangkitkan rasa senang
peserta didik ketika peserta didik
4
membacanya dan mendorong
mereka untuk mempelajari
buku tersebut secara tuntas.
Bahasa yang digunakan sedikit
kurang membangkitkan rasa
senang ketika peserta didik
3 membacanya dan kurang
mendorong mereka untuk
mempelajari buku tersebut
secara tuntas.
Bahasa yang digunakan kurang
2 membangkitkan rasa senang
ketika peserta didik
membacanya dan kurang
mendorong mereka untuk
mempelajari buku tersebut
secara tuntas.
Bahasa yang digunakan tidak
membangkitkan rasa senang
ketika peserta didik
1 membacanya dan tidak
mendorong mereka untuk
mempelajari buku tersebut
secara tuntas.
Kesesuaian Kesesuaian Bahasa yang digunakan dalam
dengan dengan menjelaskan suatu konsep
perkembanga perkembanga 4 sesuai dengan tingkat
n peserta n intelektual perkembangan kognitif peserta
didik peserta didik didik.
Bahasa yang digunakan dalam
menjelaskan suatu konsep
3 sedikit kurang sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitif
peserta didik.
Bahasa yang digunakan dalam
menjelaskan suatu konsep
2 kurang sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif peserta
didik.
Bahasa yang digunakan dalam
menjelaskan suatu konsep tidak
1 sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif peserta
didik.
Kesesuaian Bahasa yang digunakan sesuai
dengan 4 dengan tingkat kematangan
tingkat emosional peserta didik.
perkembanga Bahasa yang digunakan sedikit
n emosional kurang sesuai dengan tingkat
3
peserta didik kematangan emosional peserta
didik.
Bahasa yang digunakan kurang
sesuai dengan tingkat
2
kematangan emosional peserta
didik.
Bahasa yang digunakan tidak
sesuai dengan tingkat
1
kematangan emosional peserta
didik.
Kesesuaian Ketepatan Tata kalimat yang digunakan
denggan tata bahasa untuk menyampaikan pesan
kaidah bahasa 4 mengacu kepada kaidah tata
Bahasa Indnesia yang baik dan
benar.
Tata kalimat yang digunakan
untuk menyampaikan pesan
3 sedkit kurang mengacu kepada
kaidah tata Bahasa Indnesia
yang baik dan benar.
Tata kalimat yang digunakan
untuk menyampaikan pesan
2 kurang mengacu kepada kaidah
tata Bahasa Indnesia yang baik
dan benar.
Tata kalimat yang digunakan
untuk menyampaikan pesan
1 tidak mengacu kepada kaidah
tata Bahasa Indnesia yang baik
dan benar.
Ketepatan Ejaan yang digunakan mengacu
4
ejaan kepada pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan.
Ejaan yang digunakan sedikit
kurang mengacu kepada
3
pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan.
Ejaan yang digunakan kurang
2 mengacu kepada pedoman
Ejaan Yang Disempurnakan.
Ejaan yang digunakan tidak
1 mengacu kepada pedoman
Ejaan Yang Disempurnakan.

ASPEK PENILAIAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP (CEP)

Indikator Butir
Skor Deskripsi
Penilaian Penilaian
Nilai-nilai Memuat nilai- Pada materi yang disajikan
kewirausahaa nilai memuat nilai-nilai
n. kewirausaha kewirausahaan seperti tanggap
wan terhadap peluang dan
kesempatan berusaha,
mengandung sifat prestatif
4 yaitu selalu berusaha
memperbaiki prestasi, sifat
keyakinan diri dalam segala
kegiatan wirausaha, sifat
pengambilan resiko yang
diperhitungkan, sifat mandiri,
dan mengandung sifat inovatif.
Jika setidaknya tiga dari
3 komponen diatas terpenuhi,
seperti pada materi yang
disajikan memuat nilai-nilai
kewirausahaan seperti tanggap
terhadap peluang dan
kesempatan berusaha,
mengandung sifat prestatif
yaitu selalu berusaha
memperbaiki prestasi, sifat
keyakinan diri dalam segala
kegiatan wirausaha, sifat
pengambilan resiko yang
diperhitungkan.
Jika setidaknya dua dari
komponen diatas terpenuhi,
seperti pada materi yang
disajikan memuat nilai-nilai
kewirausahaan seperti tanggap
terhadap peluang dan
2
kesempatan berusaha,
mengandung sifat prestatif
yaitu selalu berusaha
memperbaiki prestasi, sifat
keyakinan diri dalam segala
kegiatan wirausaha.
Jika setidaknya satu dari
komponen diatas terpenuhi,
seperti pada materi yang
1 disajikan memuat nilai-nilai
kewirausahaan seperti tanggap
terhadap peluang dan
kesempatan berusaha.
Memberikan Jika materi yang disampaikan
motivasi dalam Praktik Berwirausaha
4
peserta didik dalam Bab III sudah bisa
untuk memotivasi siswa untuk
menjadi membua usaha sendiri, dan
pengusaha mampu meningkatkan
(entrepreneur kreativitas siswa dalam
) berwirausaha.
Jika materi yang disampaikan
dalam Praktik Berwirausaha
dalam Bab III sedikit bisa
memotivasi siswa untuk
3
membua usaha sendiri, dan
mampu meningkatkan
kreativitas siswa dalam
berwirausaha.
Jika materi yang disampaikan
dalam Praktik Berwirausaha
dalam Bab III kurang bisa
memotivasi siswa untuk
2
membua usaha sendiri, dan
mampu meningkatkan
kreativitas siswa dalam
berwirausaha.
Jika materi yang disampaikan
dalam Praktik Berwirausaha
dalam Bab III tidak bisa
memotivasi siswa untuk
1
membua usaha sendiri, dan
mampu meningkatkan
kreativitas siswa dalam
berwirausaha.
Berorientasi Pada sub bagian tertentu modul
ke masa ini mampu mengajak siswa
depan untuk berorientasi ke masa
4
depan, memikirkan apa yang
akan dilakukannya pada masa
depan, dan mengajak siswa
untuk berpikir peluang usaha
apa yang bisa ia kembangkan di
masa depan.
Pada sub bagian tertentu modul
ini sedikit mampu mengajak
siswa untuk berorientasi ke
masa depan, memikirkan apa
3 yang akan dilakukannya pada
masa depan, dan mengajak
siswa untuk berpikir peluang
usaha apa yang bisa ia
kembangkan di masa depan.
Pada sub bagian tertentu modul
ini sangat kurang mampu
mengajak siswa untuk
berorientasi ke masa depan,
memikirkan apa yang akan
2
dilakukannya pada masa depan,
dan mengajak siswa untuk
berpikir peluang usaha apa
yang bisa ia kembangkan di
masa depan.
Pada sub bagian tertentu modul
ini tidak mampu mengajak
siswa untuk berorientasi ke
masa depan, memikirkan apa
1 yang akan dilakukannya pada
masa depan, dan mengajak
siswa untuk berpikir peluang
usaha apa yang bisa ia
kembangkan di masa depan.
Nilai-nilai Berkaitan Materi kewirausahaan yang
Chemo- langsung 4 disajikan berkaitan langsung
entrepreneurs pada objek dengan obyek nyata yang ada
hip (CEP) nyata atau dilingkungan sekitar, sehingga
fenomena peserta didik mudah memahami
disekitar alur belajarnya.
manusia Materi kewirausahaan yang
disajikan kurang berkaitan
langsung dengan obyek nyata
3
yang ada dilingkungan sekitar,
sehingga peserta didik kurang
memahami alur belajarnya.
Materi kewirausahaan yang
disajikan sangat kurang
berkaitan langsung dengan
2 obyek nyata yang ada
dilingkungan sekitar, sehingga
peserta didik kurang
memahami alur belajarnya.
Materi kewirausahaan yang
disajikan tidak berkaitan
langsung dengan obyek nyata
1
yang ada dilingkungan sekitar,
sehingga peserta didik tidak
memahami alur belajarnya.
Memotivasi Pada sub bagian tertentu dalam
peserta didik modul mampu memotivasi
untuk peserta didik untuk
mempelajari 4 mempelajari proses pengolahan
proses bahan mentah menjadi produk
pengolahan yang bermanfaat dan bernilai
bahan jual.
menjadi Jika ≥ 60% komponen diatas
3
produk terpenuhi
bermanfaat. Jika ≥ 40% komponen diatas
2
terpenuhi
1 Jika ≥ 10% komponen diatas
terpenuhi
Memberikan Pada sub bagian tertentu dalam
gambaran modul sudah memberikan
peluang beberapa gambaran mengenai
usaha dalam peluang usaha dalam bidang
4
bidang kimia kimia, juga mendorong peserta
didik untuk mencari tahu
peluang usaha dalam bidang
kimia yang lainnya.
Pada sub bagian tertentu dalam
modul kurang memberikan
beberapa gambaran mengenai
peluang usaha dalam bidang
3
kimia, juga kurang mendorong
peserta didik untuk mencari
tahu peluang usaha dalam
bidang kimia yang lainnya.
Pada sub bagian tertentu dalam
modul sangat kurang
memberikan beberapa
gambaran mengenai peluang
2 usaha dalam bidang kimia, juga
sangat kurang mendorong
peserta didik untuk mencari
tahu peluang usaha dalam
bidang kimia yang lainnya.
Pada sub bagian tertentu dalam
modul tidak memberikan
beberapa gambaran mengenai
peluang usaha dalam bidang
1
kimia, juga tidak mendorong
peserta didik untuk mencari
tahu peluang usaha dalam
bidang kimia yang lainnya.
Lampiran 6

KISI-KISI INSTRUMENT VALIDASI AHLI MEDIA


MENURUT BSNP

Indikator Komponen Validasi Ahli Media

Indikator
Butir Penilaian Skor Deskripsi
Penilaian
Ukuran Kesesuaian ukuran Ukuran modul A4 (210 x
Modul modul sesuai 4 297 mm), A5 (148 x 210
standar ISO mm), B5 (176 x 250 mm).
Ukuran modul sudah
memenuhi salah satu
3 kriteria diatas dan sesuai
dengan keakuratan
ukuran dan kertas..
Ukuran modul kurang
memenuhi kriteria diatas
2
seperti ketidak akuratan
ukuran dan kertas.
Ukuran modul tidak
1 memenuhi salah satu dari
kriteria diatas.
Kesesuaian ukuran Pemilihan ukuran modul
dengan materi isi disesuaikan dengan
modul materi isi modul. Hal ini
4
akan mempengaruhi tata
letak bagian isi dan
jumlah halaman modul.
Pemilihan ukuran modul
3 kurang disesuaikan
dengan materi isi modul.
Sehingga sedikit
mempengaruhi tata letak
bagian isi dan jumlah
halaman modul.
Pemilihan ukuran modul
sangat kurang
disesuaikan dengan
materi isi modul.
2
Sehingga sangat
mempengaruhi tata letak
bagian isi dan jumlah
halaman modul.
Pemilihan ukuran modul
tidak disesuaikan dengan
materi isi modul.
1 Sehingga sangat
mempengaruhi tata letak
bagian isi dan jumlah
halaman modul.
Desain Penampilan unsur, Desain sampul muka,
Sampul tata letak pada punggung dan belakang
Modul sampul muka, merupakan suatu
belakang dan kesatuan yang utuh.
punggung secara 4 Elemen warna, ilustrasi,
harmonis memiliki dan tipografi ditampilkan
irama dan kesatuan secara harmonis dan
serta konsisten. saling terkait satu dengan
lainnya.
Desain sampul muka,
punggung dan belakang
merupakan suatu
3
kesatuan yang utuh.
Elemen warna, ilustrasi,
dan tipografi ditampilkan
sedikit kurang harmonis
dan sedikit kurang terkait
satu dengan lainnya.
Desain sampul muka,
punggung dan belakang
merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
2 Elemen warna, ilustrasi,
dan tipografi ditampilkan
secara kurang harmonis
dan kurang terkait satu
dengan lainnya.
Desain sampul muka,
punggung dan belakang
merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
1 Elemen warna, ilustrasi,
dan tipografi ditampilkan
tidak harmonis dan tidak
terkait satu dengan
lainnya.
Ukuran huruf judul Judul modul harus dapat
modul lebih memberikan informasi
4
dominan dan secara cepat tentang
proporsional materi isi modul.
dibandingkan Judul modul sedikit
ukuran modul, kurang dapat
nama pengarang. 3 memberikan informasi
secara cepat tentang
materi isi modul.
Judul modul kurang dapat
memberikan informasi
2
secara cepat tentang
materi isi modul.
Judul modul tidak dapat
memberikan informasi
1
secara cepat tentang
materi isi modul.
Tidak Menggunakan dua jenis
menggunakan huruf agar lebih
terlalu banyak komunikatif dalam
kombinasi huruf. menyampaikan informasi
yang disampaikan. Untuk
4
membedakan dan
mendapatkan kombinasi
tampilan huruf dapat
menggunakan variasi dan
seri huruf.
Menggunakan tiga jenis
3 huruf sehingga kurang
komunikatif.
Menggunakan empat jenis
2 huruf sehingga kurang
komunikatif.
Menggunakan lebih dari
empat jenis huruf
1
sehingga tidak
komunikatif.
Menggambarkan Dapat dengan cepat
isi/materi ajar dan memberikan gambaran
mengungkapkan tentang materi ajar
karakter obyek. tertentu dan secara visual
4
dapat mengungkap jenis
ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi
ajarnya.
Sedikit kurang dapat
3
memberikan gambaran
tentang materi ajar
tertentu dan secara visual
dapat sedikit belum
mengungkap jenis
ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi
ajarnya.
Kurang dapat
memberikan gambaran
tentang materi ajar
tertentu dan secara visual
2
dapat belum mengungkap
jenis ilustrasi yang
ditampilkan berdasarkan
materi ajarnya.
Tidak dapat memberikan
gambaran tentang materi
ajar tertentu dan secara
visual dapat tidak
1
mengungkap jenis
ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi
ajarnya.
Bentuk warna Tampilan sesuai dengan
ukuran, proporsi bentuk, warna dan
obyek sesuai realita. ukuran obyeknya
sehingga tidak
menimbulkan salah
4 penafsiran maupun
pengertian peserta didik,
warna yang digunakan
sesuai sehingga tidak
menimbulkan salah
pemahaman dan
penafsiran.
Tampilan sedikit kurang
sesuai dengan bentuk,
warna dan ukuran
obyeknya sehingga
sedikit menimbulkan
salah penafsiran maupun
3 pengertian peserta didik,
warna yang digunakan
sedikit kurang sesuai
sehingga sedikit
menimbulkan salah
pemahaman dan
penafsiran.
Tampilan kurang sesuai
dengan bentuk, warna
dan ukuran obyeknya
sehingga sedikit
menimbulkan salah
penafsiran maupun
2
pengertian peserta didik,
warna yang digunakan
kurang sesuai sehingga
sedikit menimbulkan
salah pemahaman dan
penafsiran.
Tampilan tidak sesuai
dengan bentuk, warna
dan ukuran obyeknya
sehingga menimbulkan
1
salah penafsiran maupun
pengertian peserta didik,
warna yang digunakan
sedikit tidak sesuai
sehingga menimbulkan
salah pemahaman dan
penafsiran.
Desain Isi Penempatan unsur, Penempatan unsur tata
Modul tata letak konsisten letak (judul, sub judul,
berdasarkan pola. 4 kata pengantar, daftar isi,
ilustrasi, dll) pada setiap
awal kegiatan konsisten.
Penempatan unsur tata
letak (judul, sub judul,
kata pengantar, daftar isi,
3
ilustrasi, dll) pada setiap
awal kegiatan sedikit
kurang konsisten.
Penempatan unsur tata
letak (judul, sub judul,
kata pengantar, daftar isi,
2
ilustrasi, dll) pada setiap
awal kegiatan kurang
konsisten.
Penempatan unsur tata
letak (judul, sub judul,
kata pengantar, daftar isi,
1
ilustrasi, dll) pada setiap
awal kegiatan tidak
konsisten.
Pemisahan antar Susunan teks pada akhir
paragraf jelas. paragraf terpisah dengan
jelas, dapat berupa jarak
(pada susunan teks rata
4
kiri-kanan/blok) ataupun
dengan inden (pada
susunan teks dengan
alenia).
Susunan teks pada akhir
paragraf sedikit kurang
terpisah dengan jelas,
dapat berupa jarak (pada
3 susunan teks rata kiri-
kanan/blok) ataupun
dengan inden (pada
susunan teks dengan
alenia).
Susunan teks pada akhir
paragraf kurang terpisah
dengan jelas, dapat
berupa jarak (pada
2 susunan teks rata kiri-
kanan/blok) ataupun
dengan inden (pada
susunan teks dengan
alenia).
Susunan teks pada akhir
paragraf tidak terpisah
dengan jelas, dapat
berupa jarak (pada
1 susunan teks rata kiri-
kanan/blok) ataupun
dengan inden (pada
susunan teks dengan
alenia).
Bidang cetak dan Penempatan unsur tata
margin letak (judul, sub judul,
proporsional teks, ilustrasi, keterangan
4
gambar, nomor halaman)
pada bidang cetak
proporsional.
3 Penempatan unsur tata
letak (judul, sub judul,
teks, ilustrasi, keterangan
gambar, nomor halaman)
pada bidang cetak sedikit
kurang proporsional.
Penempatan unsur tata
letak (judul, sub judul,
teks, ilustrasi, keterangan
2
gambar, nomor halaman)
pada bidang cetak kurang
proporsional.
Penempatan unsur tata
letak (judul, sub judul,
teks, ilustrasi, keterangan
1
gambar, nomor halaman)
pada bidang cetak tidak
proporsional.
Spasi antar teks dan Merupakan kesatuan
illustrasi sesuai. tampilan antara teks
4
dengan ilustrasi dalam
satu halaman.
Sedikit kurang
menggambarkan
3 kesatuan tampilan antara
teks dengan ilustrasi
dalam satu halaman.
Kurang menggambarkan
kesatuan tampilan antara
2
teks dengan ilustrasi
dalam satu halaman.
Tidak menggambarkan
kesatuan tampilan antara
1
teks dengan ilustrasi
dalam satu halaman.
Penempatan Menempatkan
hiasan/ilustrasi hiasan/ilustrasi pada
sebagai latar halaman sebagai latar
belakang tidak belakang jangan tidak
mengganggu judul, 4 mengganggu kejelasan,
teks, dan angka penyampaian informasi
halaman. pada teks, sehingga tidak
menghambat pemahaman
siswa.
Menempatkan
hiasan/ilustrasi pada
halaman sebagai latar
belakang sedikit
3 mengganggu kejelasan,
penyampaian informasi
pada teks, sehingga dapat
menghambat pemahaman
siswa.
Menempatkan
hiasan/ilustrasi pada
halaman sebagai latar
belakang jangan sampai
2 mengganggu kejelasan,
penyampaian informasi
pada teks, sehingga dapat
menghambat pemahaman
siswa.
Menempatkan
hiasan/ilustrasi pada
halaman sebagai latar
1 belakang jangan sangat
mengganggu kejelasan,
penyampaian informasi
pada teks, sehingga
sangat menghambat
pemahaman siswa.
Tidak Maksimal menggunakan
menggunakan dua jenis huruf sehingga
terlalu banyak jenis tidak mengganggu siswa
4
huruf. dalam menyerap
informasi yang
disampaikan.
Menggunakan tiga jenis
huruf sehingga
3 mengganggu siswa dalam
menyerap informasi yang
disampaikan.
Menggunakan empat jenis
huruf sehingga
2 mengganggu siswa dalam
menyerap informasi yang
disampaikan.
Menggunakan lebih dari
empat jenis huruf
sehingga mengganggu
1
siswa dalam menyerap
informasi yang
disampaikan.
Penggunakan Digunakan untuk
variasi huruf (bold, membedakan
italic, all capital, jenjang/hirarki judul, dan
small capital) tidak sub judul serta
berlebihan. 4 memberikan tekanan
pada susunan teks yang
dianggap paling penting
dalam bentuk tebal dan
miring.
3 Kurang memberikan
tekanan pada susunan
teks yang dianggap paling
penting dalam bentuk
tebal dan miring.
Sangat kurang dalam
memberikan tekanan
pada susunan teks yang
2
dianggap paling penting
dalam bentuk tebal dan
miring.
Tidak memberikan
tekanan pada susunan
1 teks yang dianggap paling
penting dalam bentuk
tebal dan miring.
Spasi antar baris Jarak spasi tidak terlalu
susunan teks lebar atau tidak terlalu
normal. 4 sempit sehingga
memudahkan dalam
membaca.
Jarak spasi sedikit terlalu
lebar atau sedikit terlalu
3 sempit sehingga kurang
memudahkan dalam
membaca.
Jarak spasi terlalu lebar
atau terlalu sempit
2 sehingga kurang
memudahkan dalam
membaca.
Jarak spasi sangat terlalu
lebar atau sedikit sangat
1
terlalu sempit sehingga
kurang memudahkan
dalam membaca.
Jenjang judul-judul Menunjukan
jelas, konsisten dan urutan/hierarki susunan
proposional. teks secara berjenjang
sehingga mudah
dipahami. Hierarki
4
susunan teks dapat dibuat
dengan perbedaan jenis
huruf, ukuran huruf dan
variasi huruf (bold, italic,
all capital, small caps).
Sedikit kurang ada
perbedaan jenis huruf,
3 ukuran huruf dan variasi
huruf (bold, italic, all
capital, small caps).
Kurang ada perbedaan
jenis huruf, ukuran huruf
2 dan variasi huruf (bold,
italic, all capital, small
caps).
Tidak ada perbedaan jenis
huruf, ukuran huruf dan
1
variasi huruf (bold, italic,
all capital, small caps).
Bentuk akurat dan Bentuk dan ukuran
proporsional sesuai ilustrasi realistis dan
kenyataan. secara rinci dapat
memberikan gambaran
4 yang akurat tentang
obyek yang dimaksud.

Bentuk ilustrasi
proporsional sehingga
tidak menimbulkan salah
tafsir peserta didik.
Bentuk dan ukuran
ilustrasi sedikit kurang
realistis dan kurang rinci
sehingga belum dapat
memberikan gambaran
yang akurat tentang
3 obyek yang dimaksud.

Bentuk ilustrasi sedikit


kurang proporsional
sehingga sedikit
menimbulkan salah tafsir
peserta didik.
Bentuk dan ukuran
ilustrasi kurang realistis
dan kurang rinci sehingga
belum dapat memberikan
gambaran yang akurat
tentang obyek yang
2
dimaksud.

Bentuk ilustrasi kurang


proporsional sehingga
menimbulkan salah tafsir
peserta didik.
Bentuk dan ukuran
ilustrasi tidak realistis
dan tidak rinci sehingga
1 tidak dapat memberikan
gambaran yang akurat
tentang obyek yang
dimaksud.
Bentuk ilustrasi tidak
proporsional sehingga
menimbulkan salah tafsir
peserta didik.
Kualitas Kejelasan tulisan Tulisan dan gambar yang
Tampilan dan gambar ada didalam modul
4 tertera dengan jelas dan
tidak menimbulkan salah
tarsif peserta didik.
Tulisan dan gambar yang
ada didalam modul
tertera sedikit kurang
3
jelas dan sedikit
menimbulkan salah tarsif
peserta didik.
Tulisan dan gambar yang
ada didalam modul
2 tertera dengan kurang
jelas dan menimbulkan
salah tarsif peserta didik.
Tulisan dan gambar yang
ada didalam modul
1 tertera dengan tidak jelas
dan menimbulkan salah
tarsif peserta didik.
Lampiran 7

Hasil Penilaian 1 Validator Ahli Materi (Ibu Ratih Rizqi


Nirwana, S.Si., M.Pd) sebagai Validator 1
Hasil Penilaian 2 Validator Ahli Materi (Ibu Ratih Rizqi
Nirwana, S.Si., M.Pd)
Hasil Penilaian Validator Ahli Materi (Bapah M. Nurul
Hida, ST) sebagai Validator 3
Lampiran 8

Hasil Analisis Lembar Validasi Ahli Materi

Validator 1 Validator
Butir Penilaian 3
Ke-1 Ke-2
Kelengkapan materi 3 4 3
Keluasan materi 3 4 4
Kedalaman materi 3 3 3
Keakuratan konsep dan 3 3 4
definisi
Keakuratan data dan fakta 2 3 4
Keakuratan contoh dan kasus 2 3 3
Keakuratan gambar, diagram, 3 3 3
dan ilustrasi
Keakuratan istilah-istilah 2 3 3
Gambar, diagram dan ilustrasi 3 3 4
dalam kehidupan sehari-hari
Menggunakan contoh dan 2 3 4
kasus yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari
Mendorong rasa ingin tahu 3 4 4
Menciptakan kemampuan 3 4 4
bertanya
Konsistensi sistematika sajian 2 3 3
dalam bab
Keruntutan penyajian 2 3 3
Koherensi 3 3 3
Ketepatan struktur kalimat 3 3 4
Keefektifan kalimat 2 3 4
Kebakuan istilah 3 3 4
Pemahaman terhadap pesan 3 3 4
atau informasi
Kemampuan memotivasi 2 4 3
peserta didik
Kesesuaian dengan 3 3 3
perkembangan intelektual
peserta didik
Kesesuaian dengan tingkat 2 3 3
perkembangan emosional
peserta didik
Ketepatan tata bahasa 2 3 3
Ketepatan ejaan 3 3 3
Memuat nilai-nilai 3 4 3
kewirausahawan
Memberikan motivasi peserta 3 4 3
didik untuk menjadi
pengusaha (entrepreneur)
Berorientasi ke masa depan 3 3 3
Berkaitan langsung pada 3 3 4
objek nyata atau fenomena
disekitar manusia
Memotivasi peserta didik 2 4 4
untuk mempelajari proses
pengolahan bahan menjadi
produk bermanfaat.
Memberikan gambaran 2 4 3
peluang usaha dalam bidang
kimia
Jumlah 81 99 103
Presentase 67,5% 82,5% 85,83%

Kriteria Cukup Cukup Sangat valid


valid valid
1. Perhitungan Skor Validator 1
Penilaian 1
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor (%) = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

81
Skor (%) =
120
𝑥 100%

Skor (%) = 67,5 %

Penilaian 2
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor (%) = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

99
Skor (%) = 𝑥 100%
120

Skor (%) = 82,5 %

2. Perhitungan Skor Validator 3


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor (%) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%

103
Skor (%) = 𝑥 100%
120

Skor (%) = 85,3 %


Lampiran 9

Hasil Penilaian Validator Ahli Media (Bapah Fachri Hakim,


M.Pd) sebagai Validator 2
Lampiran 10

Hasil Analisis Lembar Validasi Ahli Materi

Validator
Butir Penilaian 2

Kesesuaian ukuran modul sesuai standar ISO 4


Kesesuaian ukuran dengan materi isi modul 4

Penampilan unsur, tata letak pada sampul 3


muka, belakang dan punggung secara
harmonis memiliki irama dan kesatuan serta
konsisten.
Ukuran huruf judul modul lebih dominan dan 4
proporsional dibandingkan ukuran modul,
nama pengarang.
Tidak menggunakan terlalu banyak 3
kombinasi huruf.
Menggambarkan isi/materi ajar dan 4
mengungkapkan karakter obyek.
Bentuk warna ukuran, proporsi obyek sesuai 4
realita.
Penempatan unsur, tata letak konsisten 4
berdasarkan pola.
Pemisahan antar paragraf jelas. 3
Bidang cetak dan margin proporsional 4
Spasi antar teks dan illustrasi sesuai.
Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar 4
belakang tidak mengganggu judul, teks, dan
angka halaman.
Tidak menggunakan terlalu banyak jenis 3
huruf.
Penggunakan variasi huruf (bold, italic, all 3
capital, small capital) tidak berlebihan.
Spasi antar baris susunan teks normal. 4
Jenjang judul-judul jelas, konsisten dan 4
proposional.
Bentuk akurat dan proporsional sesuai 4
kenyataan.
Kejelasan tulisan dan gambar 4
Jumlah 59
Presentase 81,94%
Kriteria Cukup
valid

Perhitungan Skor Validator 2


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor (%) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%

59
Skor (%) = 72 𝑥 100%

Skor (%) = 81,94 %


Lampiran 11
SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA
(Peminatan Bidang MIPA)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat  Senyawa Mengamati(Observing) Tugas 3 mgg x 4 jp Buku kimia
hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, hidrokarbon  Mengkaji dari berbagai sumber tentang senyawa  Membuat bahan Lembar
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai (Identifikasi hidrokarbon presentasi tentang kerja
wujud kebesaranTuhan YME dan pengetahuan atom C,H dan  Mengamati demonstrasi pembakaran senyawa minyak bumi, bahan  molymod
tentang adanya keteraturan tersebut sebagai O) karbon (contoh pemanasan gula). bakar alternatif selain  Berbagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang  Kekhasan atom dari minyak bumi dan sumber
kebenarannya bersifat tentatif. karbon. Menanya(Questioning) gas alam dalam kerja dari migas
 Atom C primer,  Mengajukan pertanyaan mengapa senyawa kelompok serta atau yang
sekunder , tertier, hidrokarbon banyak sekali terdapat di alam? mempresentasikan lainnya
1.2 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa dan kuarterner.  Bagaimana cara mengelompokkan senyawa
minyak bumi, batubara dan gas alam serta
 Struktur Alkana, hidrokarbon? Observasi
berbagai bahan tambang lainnya sebagai  Mengamati sikap
alkena dan  Bagaimana cara memberi nama senyawa
anugrah Tuhan YME dan dapat dipergunakan ilmiah dalam
alkuna hidrokarbon?
untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

1
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
(α), tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp) dan
hubungan Kc dengan Kp
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Membuat laporan percobaan dan mempresen-
tasikannya dengan menggunakan tata bahasa
yang benar.

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat  Perkembangan Mengamati (Observing) Tugas 3 mgg x 4 jp - Buku kimia
hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, konsep asam  Mencari informasi dengan cara membaca/  Merancang percobaan kelas XI
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai dan basa melihat/ mengamati dan menyimpulkan data indikator alam dan - Lembar
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan  Indikator percobaan untuk memahami teori asam dan basa, indikator kimia kerja
tentang adanya keteraturan tersebut sebagai  pH asam lemah, indikator alam dan indikator kimia, pH (asam/basa  Merancang percobaan - Berbagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang basa lemah, lemah, asam/basa kuat) kekuatan asam dan sumber
kebenarannya bersifat tentatif. dan pH asam basa lainnya
Menanya (Questioning)
kuat basa kuat  Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin Observasi
tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu adakah bahan-bahan disekitar kita yang dapat
berfungsi sebagai indikator  Sikap ilmiah dalam
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, melakukan percobaan
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,  Apa perbedaan asam lemah dengan asam kuat
dan presentasi,
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan dan basa lemah dengan basa kuat
misalnya: melihat
melakukan percobaan serta berdiskusi yang Mengumpulkan data (eksperimenting) skala volume
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
 Menganalisis teori asam basa berdasarkan dan suhu, cara
konsep Arrhenius, Bronsted Lowry dan Lewis menggunakan pipet,
2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran,  Mendiskusikan bahan alam yang dapat diguna- cara menimbang,
cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat kan sebagai indikator keaktifan, kerja sama,
dalam memanfaatkan sumber daya alam.  Merancang dan mempresentasikan rancangan komunikatif, dan peduli
percobaan indikator alam dan indikator kimia, lingkungan, dsb)
untuk menyamakan persepsi
2.3 Menunjukkan perilaku responsive dan pro-aktif  Melakukan percobaan indikator alam dan indikator Portofolio
serta bijaksana sebagai wujud kemampuan kimia.  Laporan percobaan
memecahkan masalah dan membuat keputusan  Mendiskusikan perbedaan asam/basa lemah

8
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep dengan asam/basa kuat Tes tertulis uraian
asam basa dan/atau pH larutan.  Merancang dan mempresentasikan rancangan  Pemahaman konsep
percobaan membedakan asam/basa lemah asam basa
dengan asam/basa kuat yang konsentrasinya  Menghitung pH larutan
4.10 Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan sama dengan indikator universal atau pH meter asam/basa lemah dan
indikator yang tepat untuk menentukan untuk menyamakan persepsi asam/basa kuat
keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa.  Melakukan percobaan membedakan asam/basa  Menganalisis kekuatan
lemah dengan asam/basa kuat yang asam basa dihubungan
konsentrasinya sama dengan indikator universal dengan derajat ionisasi
atau pH meter ( α ) atau tetapan
 Mengamati dan mencatat hasil percobaan ionisasi (Ka )
Mengasosiasi (Associating)
 Menyimpulkan konsep asam basa
 Mengolah dan menyimpulkan data bahan alam
yang dapat digunakan sebagai indikator.
 Menganalisis indikator yang dapat digunakan
untuk membedakan asam dan basa atau titrasi
asam dan basa
 Memprediksi pH larutan dengan menggunakan
beberapa indikator.
 Menyimpulkan perbedaan asam /basa lemah
dengan asam/basa kuat
 Menghitung pH larutan asam/basa lemah dan
asam/basa kuat
 Menghubungkan asam/basa lemah dengan
asam/basa kuat untuk mendapatkan derajat
ionisasi ( α ) atau tetapan ionisasi ( Ka )

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Membuat laporan percobaan dan mempresen-
tasikannya dengan menggunakan tata bahasa
yang benar.
 Mengkomunikasikan bahan alam yang dapat
digunakan sebagai indikator asam basa
9
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat  Titrasi asam Mengamati (Observing) Tugas 2 mgg x 4 jp - Buku kimia
hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, basa  Mencari informasi dari berbagai sumber tentang  Merancang percobaan kelas XI
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai  Kurva titrasi titrasi asam basa . titrasi asam basa - Lembar
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan  Membuat kurva/grafik kerja
tentang adanya keteraturan tersebut sebagai Menanya (Questioning) titrasi - Berbagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang  Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan sumber
kebenarannya bersifat tentatif. apa fungsi indikator dalam titrasi asam basa, Observasi lainnya
Indikator apa yang tepat untuk titik titrasi asam  Mengamati sikap
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin basa, kapan titrasi dinyatakan selesai?
tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu ilmiah dalam
 Bagaimana menguji kebenaran konsentrasi suatu melakukan percobaan
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, produk,misalnya cuka dapur 25%.
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, dan presentasi,
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan misalnya: merangkai
Mengumpulkan data (Eksperimenting) alat titrasi melihat
melakukan percobaan serta berdiskusi yang
 Merancang percobaan dan mempresentasikan skala volume, cara
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
hasil rancangan titrasi asam basa untuk mengisi buret, cara
2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, menyamakan persepsi menggunakan pipet,
cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat  Memprediksi indikator yang dapat digunakan cara menimbang,
dalam memanfaatkan sumber daya alam. untuk titrasi asam basa keaktifan, kerja sama,
 Melakukan percobaan titrasi asam basa. komunikatif, dan peduli
2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif  Mengamati dan mencatat data hasil titrasi lingkungan, dsb)
serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan. Mengasosiasi (Associating) Portofolio
 Mengolah data hasil percobaan  Laporan percobaan
 Menentukan konsentasi pentiter atau zat yang  Kurva titrasi
4.11 Menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa
berdasarkan data hasil titrasi asam basa. dititer
 Menentukan kemurnian suatu zat Tes tertulis uraian
 Menganalisis kurva titrasi dan menentukan titik  Menentukan
4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan ekivalen melalui titik akhir titrasi konsentasi pentiter
serta menyajikan hasil percobaan titrasi asam- atau zat yang dititer
basa. Mengkomunikasikan (Communicating)  Menganalisis kurva
 Membuat laporan titrasi asam basa dan titrasi dan menentukan
mempresentasikannya dengan menggunakan titik ekivalen melalui
tata bahasa yang benar titik akhir titrasi
 Menngkomunikasikan bahwa untuk menentukan

10
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
kemurnian suatu zat dapat dilakukan dengan cara
titrasi asam basa.

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat  Sifat garam Mengamati (Observing) Tugas 3 mgg x 4 jp - Buku kimia
hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, yang  Mencari informasi dari berbagai sumber tentang  Merancang percobaan kelas XI
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai terhidrolisis hidrolisis garam hidrolisis garam - Lembar
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan  Tetapan  Melakukan identifikasi pH garam dengan kerja
tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hidrolisis (Kh) menggunakan kertas lakmus atau indikator Observasi - Berbagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang  pH garam yang universal atau pH meter  Sikap ilmiah dalam sumber
kebenarannya bersifat tentatif. terhidrolisis melakukan percobaan lainnya
Menanya (Questioning)
dan presentasi,
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin  Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
misalnya: cara
tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu sifat garam yang berasal dari:
menggunakan kertas
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, - asam kuat dan basa kuat,
lakmus, indikator
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, - asam kuat dan basa lemah,
universal atau pH
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan - asam lemah dan basa kuat,
meter; melihat skala
melakukan percobaan serta berdiskusi yang - asam lemah dan basa lemah
volume dan suhu, cara
diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Mengumpulkan data (Eksperimenting) menggunakan pipet,
 Merancang percobaan dan mempresentasikan cara menimbang,
2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, hasil rancangan identifikasi pH garam untuk keaktifan, kerja sama,
cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat menyamakan persepsi komunikatif, dan peduli
dalam memanfaatkan sumber daya alam.  Melakukan percobaan identifikasi garam. lingkungan, dsb)
 Mengamati dan mencatat hasil titrasi
Portofolio
2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif  Laporan percobaan
Mengasosiasi (Associating)
serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan  Mengolah dan menganalisis data hasil
pengamatan
 Menyimpulkan sifat garam yang terhidrolisis Tes tertulis uraian
3.12 Menganalisis garam-garam yang mengalami  Menganalisis rumus kimia garam-garam dan  Menganalisis grafik
hidrolisis. memprediksi sifatnya hubungan perubahan
 Menentukan grafik hubungan perubahan harga pH harga pH pada titrasi
pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat asam basa untuk
4.12 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menjelaskan sifat
menyajikan hasil percobaan untuk menentukan garam yang terhidrolisis
 Menentukan tetapan hidrolisis (Kh) dan pH larutan garam yang
jenis garam yang mengalami hidrolisis. terhidrolisis
11
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
garam yang terhidrolisis melalui perhitungan  Menentukan tetapan
hidrolisis (Kh) dan pH
Mengkomunikasikan (Communicating) larutan garam yang
 Membuat laporan percobaan identifikasi garam terhidrolisis melalui
dan mempresentasikannya dengan menggunakan perhitungan
tata bahasa yang benar

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat  Sifat larutan Mengamati (Observing) Tugas 3 mgg x 4 jp - Buku kimia
hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, penyangga  Mencari informasi dari berbagai sumber tentang  Merancang percobaan kelas XI
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai  pH larutan larutan penyangga, sifat dan pH larutan larutan penyangga - Lembar
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan penyangga penyangga serta peranan larutan penyangga kerja
tentang adanya keteraturan tersebut sebagai  Peranan larutan dalam tubuh makhluk hidup Observasi - Berbagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang penyangga  Mencari informasi tentang darah yang  Sikap ilmiah dalam sumber
kebenarannya bersifat tentatif. dalam tubuh berhubungan dengan kemampuannya dalam melakukan percobaan lainnya
makhluk hidup mempertahankan pH terhadap penambahan asam dan presentasi,
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin atau basa dan pengenceran misalnya: cara
tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu menggunakan kertas
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, Menanya (Questioning)
lakmus, indikator
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,  Mengajukan pertanyaan bagaimana terbentuknya
universal atau pH
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan larutan penyangga
meter; melihat skala
melakukan percobaan serta berdiskusi yang  Mengapa larutan penyangga pHnya relatif tidak volume dan suhu, cara
diwujudkan dalam sikap sehari-hari. berubah dengan penambahan sedikit asam atau menggunakan pipet,
basa cara menim-bang,
2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran,
 Apa manfaat larutan penyangga dalam tubuh keaktifan, kerja sama,
cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat
makhluk hidup komunikatif, dan peduli
dalam memanfaatkan sumber daya alam.
lingkungan, dsb)
2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif Mengumpulkan data (Eksperimenting)
serta bijaksana sebagai wujud kemampuan  Menganalisis terbentuknya larutan penyangga Portofolio
 Laporan percobaan
memecahkan masalah dan membuat keputusan  Menganalisis sifat larutan penyangga
 Merancang percobaan untuk mengetahui larutan Tes tertulis uraian
3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam yang bersifat penyangga atau larutan yang bukan  Menganalisis data
tubuh makhluk hidup. penyangga dengan menggunakan indikator untuk menyimpulkan
universal atau pH meter serta mempresentasikan larutan yang bersifat

12
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
4.13 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta hasil racangan untuk menyamakan persepsi penyangga
menyajikan hasil percobaan untuk menentukan  Merancang percobaan untuk mengetahui sifat  Menghitung pH larutan
sifat larutan penyangga. larutan penyangga atau larutan yang bukan penyangga
penyangga dengan penambahan sedikit asam  Menganalisis grafik
atau basa atau bila diencerkan serta mem- hubungan perubahan
presentasikan hasil rancangan untuk harga pH pada titrasi
menyamakan persepsi asam basa untuk
menjelaskan sifat
 Melakukan percobaan
larutan penyangga
 Mengamati dan mencatat data hasil pengamatan
Mengasosiasi (Associating)
 Mengolah dan menganalisis data untuk
menyimpulkan larutan yang bersifat penyangga
 Menentukan pH larutan penyangga melalui
perhitungan
 Menentukan grafik hubungan perubahan harga pH
pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat
larutan penyangga
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Membuat laporan percobaan identifikasi garam
dan mempresentasikannya dengan mengguna-
kan tata bahasa yang benar
 Mengkomunikasikan sifat larutan penyangga dan
manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup.

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat  Kelarutan dan Mengamati (Observing) Tugas 4 mgg x 4 jp - Buku kimia
hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, hasilkali  Mencari informasi dari berbagai sumber dengan  Merancang percobaan kelas XI
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai kelarutan membaca/mendengar/mengamati tentang reaksi pengendapan - Lembar
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan  Memprediksi kelarutan dan hasilkali kelarutan serta kerja
tentang adanya keteraturan tersebut sebagai terbentuknya memprediksi terbentuknya endapan dan pengaruh Observasi - Berbagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang endapan penambahan ion senama  Sikap ilmiah dalam sumber
kebenarannya bersifat tentatif.  Pengaruh Menanya (Questioning) melakukan percobaan lainnya
penambahan ion dan presentasi,
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin  Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
13
Lampiran 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : MA Sholihiyyah
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pembelajaran : Larutan Asam Basa
Kelas/Semester : XI/Genap
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (3 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
KI-2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradapan terkait penyebab fenomena dan
keajaiban, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuwan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menganalisis sifat larutan o Mendeskripsikan
berdasarkan konsep asam basa teori-teori asam basa.
dan/pH larutan. o Mengidentifikasi sifat
larutan asam basa.
4.10 Mengajukan ide/gagasan
tentang penggunaan indikator
yang tepat untuk menentukan
keasaman asam/basa atau
titrasi asam basa.
o Memahami derajat
keasaman (pH), derajat
ionisasi, dan tetapan
kesetimbangan asam
3.11 Menentukan konsentrasi
basa
asam atau basa berdasarkan
o Memahami dan
data hasill titrasi asam basa.
menentukan
stoikiometri larutan
4.11 Merancang, melakukan,
melalui titrasi asam
dan menyimpulkan serta
basa.
menyajikan hasil percobaan
o Menganalisis grafik
titrasi asam basa.
hasil titrasi asam basa.
o Mendeskripsikan peran
Asam Basa dalam
pembuatan permen
jelly daun pepaya.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat memberikan contoh asam
basa dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
2. Peserta didik dapat menjelaskan teori asam basa
menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat larutan
asam dan larutan basa.
4. Peserta didik dapat menghitung pH dari suatu
asam dan suatu basa.
5. Peserta didik dapat menuliskan reaksi asam basa
dengan benar.
6. Peserta didik dapat menentukan stoikiometri
larutan melalui titrasi asam basa.
7. Peserta didik dapat menganalisis grafik hasil
titrasi asam basa.
8. Peserta didik dapat mendeskripsikan peran
Asam Basa dalam pembuatan permen jelly daun
pepaya.
D. Materi Pembelajaran
a) Sifat Asam dan Basa
b) Teori Asam dan Basa
c) Nilai pH dan Sifat Larutan
d) Reaksi Asam dengan Basa
E. Pendekatan Pembelajaran/Model/Metode
1. Pendekatan : Saintifik Learning
2. Model Pembelajaran : Constekstual
Teaching and Learning (CTL)
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya
jawab, ceramah, penugasan.
F. Media/Alat/Bahan
1. Media : Power point, lembar kerja siswa.
2. Alat : Laptop, LCD proyektor, papan tulis,
spidol, penggaris.
3. Sumber belajar : Modul kimia Bersuplemen
Chemo-entrepreneurship (CEP) Materi Pokok
Larutan Asam Basa dan Larutan Penyangga.
G. Sumber Belajar
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 2 untuk
SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Sudarmo, Unggul. 2014. Kimia untuk SMA/MA kelas
XI. Jakarta : Erlangga
Utami, Budi, dkk.. Kimia untuk SMA/MA kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
H. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 15
1. Melakukan pembukaan dengan salam menit
pembuka, memanjatkan syukur kepada Allah
SWT dan berdoa untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Peserta didik menyimak perkenalan modul
kimia bersuplemen Chemo-entrepreneurship
(CEP)
Apersepsi
1. Guru merangsang pengetahuan peserta didik
dengan menanyakan bab apa yang kan kita
pelajari hari ini? Setelah itu guru menanyakan
kepada peserta didik, pernahkah kalian
memakan buah belimbing wuluh? Apakah yang
kalian rasakan? Dan, pernahkah kalian
meminum jamu brotowali? Apakah yang kalian
rasakan? Ya kejadian diatas adalah contoh dari
asam basa dalam kehidupan sehari-hari
(Aspek Konstruktivisme).
2. Guru mendeskripsikan daun pepaya sebagai
contoh basa dan sebagai tanaman obat
tradisional yang sudah dikenal sejak jaman
dahulu. Guru juga memberikan gambaran
lambung manusia mengandung asam kuat
yaitu HCl sehingga pH lambung bersifat asam.
3. Guru menggambarkan kondisi ketika sakit
maag, dan guru menjelaskan kepada peserta
didik bahwa daun pepaya dapat meredakan
nyeri ketika sakit maag (Pendekatan CEP).
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari
ini.
Kegiatan Inti
DISKUSI
1. Guru membentuk menjadi 10 kelompok yang
terdiri dari 3 peserta didik setiap
kelompoknya.
2. Guru menjelaskan garis besar materi yang
65
akan diajarkan.
menit
3. Guru menugaskan setiap kelompok untuk
mempelajari Sifat Asam dan Basa, Teori
Asam dan Basa, dan Kesetimbangan Ion
dalam Larutan Asam dan Basa yang ada
didalam modul (Aspek Masyarakat Belajar).
4. Guru meminta satu kelompok untuk
mempresentasikan didepan kelas dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi
(Tahap Bertanya).
5. Guru menjelaskan materi yang belum
dipahami oleh peserta didik.
6. Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) kepada setiap kelompok.
7. Guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang ada
didalam LKPD (Evaluasi).
8. Guru mempersilahkan salah satu kelompok
untuk mempresentasikan didepan kelas.
9. Guru memberikan feedback kepada peserta
didik.
10. Guru mempersilahkan peserta didik untuk
menanyakan apa yang belum dipahami.
(Tahap Bertanya).
11. Guru menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan Penutup
1. Guru mereview kembali pembelajaran apa 10
yang sudah dipelajari hari ini dan menuntun menit
peserta didik untuk menulis kesimpulan
secara mandiri didalam modul (Refleksi).
2. Guru menyampaikan kepada peserta didik
kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan
dipertemuan berikutnya.
3. Guru memberikan salah satu contoh bisnis
yang bisa dikembangkan peserta didik
kedepannya (Pendekatan CEP).
4. Guru memberikan salah satu kalimat motivasi
kepada peserta didik.
5. Guru menyampaikan kepada peserta didik
untuk mempersiapkan praktikum pada
pertemuan selanjutnya.
6. Peserta didik bersama guru berdoa dengan
membaca hamdalah.
7. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

PERTEMUAN 2 (2 X 45 menit)
Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 10
1. Melakukan pembukaan dengan salam menit
pembuka, memanjatkan syukur kepada Allah
SWT dan berdoa untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
1. Guru menjelaskan teori yang mendasari dalam
praktikum pembuatan permen jelly daun
pepaya.
Kegiatan Inti
KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Guru membentuk kelompok praktikum yang
terdiri dari 3 peserta didik setiap
kelompoknya.
2. Guru menjelaskan peraturan yang harus
70
dipatuhi peserta didik dalam kegiatan
menit
praktikum.
3. Guru mempersilahkan peserta didik untuk
praktikum.
4. Guru mengawasi kegiatan praktikum
berlangsung.
Kegiatan Penutup
1. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk
mengumpulkan data hasil pengamatan 10
didepan. menit
2. Guru memberikan tugas untuk membuat
laporan praktikum dan dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya (Aspek Masyarakat
Belajar).
3. Guru meminta peserta didik untuk
mempelajari sub materi Derajat Keasaman,
Reaksi Asam dengan Basa, Asam Basa
dalam pembuatan permen jelly daun
pepaya yang ada didalam modul.
4. Peserta didik bersama guru berdoa dengan
membaca hamdalah.
5. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

PERTEMUAN 3 (2 x 45 menit)
Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 15
1. Melakukan pembukaan dengan salam menit
pembuka, memanjatkan syukur kepada Allah
SWT dan berdoa untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
1. Guru mereview kembali materi yang sudah
diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
2. Guru menanyakan hasil praktikum yang telah
di laksanakan, dan menanyakan apakah
praktikum yang sudah dilakukan berhasil?
3. Guru menghubungkan materi asam basa
dengan pembuatan permen jelly daun pepaya
kepada peserta didik (Pendekatan CEP).
4. Guru meminta salah satu kelompok untuk
menguraikan pendapatnya.
Kegiatan Inti
DISKUSI
1. Guru membentuk menjadi 10 kelompok yang
terdiri dari 3 peserta didik setiap
kelompoknya.
2. Guru menjelaskan garis besar materi yang
akan diajarkan
3. Guru menugaskan setiap kelompok untuk 65
mempelajari sub materi Derajat Keasaman, menit
Reaksi Asam dengan Basa, Asam Basa
dalam pembuatan permen jelly daun
pepaya yang ada didalam modul (Aspek
Masyarakat Belajar).
4. Guru meminta satu kelompok untuk
mempresentasikan didepan kelas dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi
(Tahap Bertanya).
5. Guru menjelaskan materi yang belum
dipahami oleh peserta didik.
6. Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) kepada setiap kelompok.
7. Guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang ada
didalam LKPD (Evaluasi).
8. Guru mempersilahkan salah satu kelompok
untuk mempresentasikan didepan kelas.
9. Guru memberikan feedback kepada peserta
didik.
10. Guru mempersilahkan peserta didik untuk
menanyakan apa yang belum dipahami.
(Tahap Bertanya).
11. Guru menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan Penutup
1. Guru mereview kembali pembelajaran apa
yang sudah dipelajari hari ini dan menuntun 10
peserta didik untuk menulis kesimpulan menit
secara mandiri didalam modul (Refleksi).
2. Guru memberikan gambaran entrepreneur
sukses sebagai inspirasi peserta didik
(Pendekatan CEP).
3. Guru memberikan salah satu kalimat motivasi
kepada peserta didik.
4. Peserta didik diberikan tugas untuk dikerjakan
dirumah yaitu latihan soal 1 dalam modul.
5. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya yaitu Larutan
Penyangga.
6. Peserta didik bersama guru berdoa dengan
membaca hamdalah.
7. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


PERTEMUAN 1
1. Penilaian Afektif
PENILAIAN SIKAP DALAM BERDISKUSI

No Nama Aspek Penilaian


Keterangan

Kedisiplin Bertanggu Bekerjasa


an ng jawab ma
Nilai
Skor

1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP DALLAM BERDISKUSI


No. Aspek Skor Kriteria
1 Kedisiplinan 3 Peserta didik mengerjakan dan
mengumpulkan tugas tepat
waktu.
2 Peserta didik mengerjakan dna
terlambat mengumpulkan
tugas.
1 Peserta didik tidak
mengerjakan dan tidak
mengumpulkan tugas.
2 Bertanggung 3 Peserta didik mampu
jawab berdiskusi, mengikuti
pembelajaran, dan mengerjakan
tugas di kelas dengan baik.
2 Peserta didik melakukan dua
kegiatan diatas.
1 Peserta didik tidak melakukan
kegiatan diatas.
3 Bekerja 3 Peserta didik mampu
sama bekerjasama dengan semua
anggota kelompok.
2 Peserta didik hanya
bekerjasama dengan salah satu
anggota kelompok.
1 Peserta didik tidak mampu
bekerjasama dengan satu
kelompok.

Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

2. Penilaian Kognitif
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


1. Sebutkan contoh asam basa yang kalian
ketahui dalam kehidupan sehari-hari!
2. Cobalah kalian tuliskan reaksi oksida asam
SO2, Cl2O7 dengan air!
3. Cobalah kalian tuliskan reaksi oksida basa
CaO dengan air.
4. Bagaimanakah teori asam basa yang
dikembangkan oleh Arrhenius?
5. Bagaimanakah teori asam basa yang
dikembangkan oleh Bronsted Lowry?
6. Bagaimanakah teori asam basa menurut
Lewis?
7. Jelaskan pengaruh asam dan basa terhadap
kesetimbangan air?

Pedoman Penilaian
Jumlah soal :7
Skor maksimal : 28

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ


Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

PERTEMUAN 2
1. Penilaian Afektif
PENILAIAN SIKAP SAAT PRAKTIKUM
No Nama Aspek Penilaian
Keterangan

Kedisiplin Bertanggu Bekerjasa


an ng jawab ma
Nilai
Skor

1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP PADA SAAT PRAKTIKUM


No. Aspek Skor Kriteria
1 Kedisiplinan 3 Peserta didik datang tepat
waktu dan memakai jas
praktikum.
2 Peserta didik datang terlambat
dan memakai jas praktikum.
1 Peserta didik tidak datang pada
saat praktikum.
2 Bertanggung 3 Peserta didik melaksanakan
jawab kegiatan praktikum dengan
baik, dan menjaga alat
praktikum dengan baik.
2 Peserta didik melaksanakan
praktikum dengan bersenda
gurau tetapi menjaga alat
praktikum dengan baik.
1 Peserta didik melaksanakan
praktikum dengan bersenda
gurau dan tidak menjaga alat
praktikum dengan baik.
3 Bekerja 3 Peserta didik mampu
sama bekerjasama dengan semua
anggota kelompok.
2 Peserta didik hanya
bekerjasama dengan salah satu
anggota kelompok.
1 Peserta didik tidak mampu
bekerjasama dengan satu
kelompok.

Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

2. Penilaian Kognitif
TUGAS KELOMPOK

Kelas :
Nama Kelompok :

Diskusikan dengan kelompok kalian tugas-tugas


yang ada dibawah ini, dan kerjakan dalam kertas
folio.
1. Apa fungsi penambahan air rebusan daun
pepaya dalam pembuatan permen jelly?
2. Mengapa permen jelly dijemur dibawah terik
matahari selama 3 hari?
3. Kandungan apa saja yang terdapat dalam
daun pepaya?
4. Berapa pH permen jelly yang sudah dibuat?
5. Dengan pH sekian apakah permen jelly daun
pepaya bermanfaat jika dikonsumsi penderita
maag?
6. Jelaskan secara singkat mengapa daun pepaya
dapat dijadikan obat tradisional dalam
meredakan sakit maag?
7. Menurut kalian apakah permen jelly yang
kalian buat akan laku dipasaran?

Pedoman Penilaian
Jumlah soal =7
Skor maksimal = 28
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM

No Aspek Skor Kriteria


1 Judul Praktikum 3 Jika judul praktikum sesuai
dengan kegiatan praktikum
yang telah dilaksanakan.
2 Jika judul praktikum tidak
sesuai dengan kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan.
1 Jika dalam laporan
praktikum tidak disertakan
judul praktikum.
2 Tujuan 3 Jika tujuan praktikum sesuai
Praktikum dengan kegiatan praktikum
yang telah dilaksanakan.
2 Jika tujuan praktikum
kurang sesuai dengan
kegiatan praktikum yang
telah dilaksanakan.
1 Jika tujuan praktikum tidak
sesuai dengan kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan.
3 Landasan Teori 3 Jika dalam landasan teori
memuat tentang (1) permen
jelly, (2) daun pepaya, (3)
asam basa, (4) sakit maag,
(5) senyawa karpain.
2 Jika dalam landasan teori
hanya memuat 3 komponen
diatas.
1 Jika dalam landasan teori
hanya memuat satu
komponen diatas.
4 Alat dan Bahan 3 Jika alat bahan yang
disebutkan dalam laporan
sesuai dengan alat bahan
yang digunakan pada saat
praktikum.
2 Jika alat bahan yang
disebutkan dalam laporan
kurang sesuai dengan alat
bahan yang digunakan pada
saat praktikum.
1 Jika alat bahan yang
disebutkan dalam laporan
tidak sesuai dengan alat
bahan yang digunakan pada
saat praktikum.
5 Cara Kerja 3 Jika cara kerja yang ada
dalam laporan dibuat bagan
dan menunjukan cara kerja
yang sesuai dengan kegiatan
praktikum.
2 Jika cara kerja yang ada
dalam laporan tidak dibuat
bagan namun menunjukan
cara kerja yang sesuai
dengan kegiatan praktikum.
1 Jika cara kerja yang ada
dalam laporan tidak dibuat
bagan dan tidak menunjukan
cara kerja yang sesuai
dengan kegiatan praktikum.
6 Hasil 3 Jika hasil pengamatan di
Pengamatan sebutkan secara detail dan
jelas.
2 Jika hasil pengamatan yang
disebutkan kurang jelas dan
kurang detail.
1 Jika hasil pengamatan tidak
sesuai dengan kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan.
7 Pembahasan 3 Jika pembahasan menjawab
tujuan praktikum dan
menjelaskan secara detail
dan lengkap mengenai
perubahan yang terjadi
sampai pada hasil
praktikum.
2 Jika pembahasan menjawab
tujuan praktikum tetapi
kurang dalam menjelaskan
mengenai perubahan yang
terjadi sampai pada hasil
praktikum.
1 Jika pembahasan yang ada
dalam laporan tidak sesuai
dengan kegiatan praktikum
yang telah dilaksanakan.
8 Rangkuman 3 Jika rangkuman dibuat
secara singkat, padat dan
jelas dan menjawab tujuan
dari praktikum.
2 Jika tiga dari komponen
diatas terpenuhi.
1 Jika satu komponen diatas
terpenuhi.
9 Daftar Pustaka 3 Jika daftar pustaka sesuai
dengan referensi yang
digunakan ketika menulis
laporan.
2 Jika daftar pustaka kurang
sesuai dengan referensi yang
digunakan ketika menulis
laporan.
1 Jika daftar pustaka tidak
sesuai dengan referensi yang
digunakan ketika menulis
laporan.

Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 27
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

3. Penilaian Psikomotorik
PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM
No Nama Aspek Penilaian
Persiapan Pelaksana Setelah
Praktiku an Praktiku

Keterangan
m Praktiku m
m

Nilai
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM

No Aspek penilaian Skor Kriteria


1 Persiapan 3 (1) Peserta didik datang 10
sebelum menit sebelum praktikum
praktikum. dimulai.
(2) Peserta didik mengecek
kelengkapan alat dan bahan
sesuai dengan yang ada
dipetunjuk praktikum
dalam modul.
(3) Peserta didik
menimbang bahan yang
dibutuhkan sesuai dengan
yang ada di petunjuk
praktikum dalam modul.
2 Jika dua indikator diatas
terpenuhi.
1 Jika satu indikator diatas
terpenuhi.
2 Pelaksanaan 3 (1) Peserta didik mengolah
praktikum bahan menjadi produk yang
mempunyai nilai ekonomis
sesuai prosedur yang ada di
modul.
(2) Peserta didik
menganalisis rancangan
biaya dalam pembuatan
produk serta menganalisis
konsep kimia yang
diaplikasikan dalam
pembuatan produk
tersebut.
(3) Peserta didik
menyimpulkan konsep
asam basa dalam
pembuatan permen jelly
daun pepaya.
2 Ketika dua indikator diatas
terpenuhi
1 Ketika satu indikator diatas
terpenuhi
3 Setelah kegiatan 3 (1) Peserta didik
praktikum membersihkan alat dan
bahan yang digunakan
untuk praktikum.
(2) Peserta didik
merapikan tempat kerja
yang digunakan untuk
praktikum.
(3) Peserta didik
melakukan praktikum tepat
waktu.
2 Jika dua indikator diatas
terpenuhi.
1 Jika satu indikator diatas
terpenuhi.

Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

PERTEMUAN 3
1. Penilaian Afektif
PENILAIAN SIKAP DALAM BERDISKUSI

No Nama Aspek Penilaian

Keterangan
Kedisiplin Bertanggu Bekerjasa
an ng jawab ma

Nilai
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP DALAM BERDISKUSI

No. Aspek Skor Kriteria


1 Kedisiplinan 3 Peserta didik mengerjakan dan
mengumpulkan tugas tepat
waktu.
2 Peserta didik mengerjakan dna
terlambat mengumpulkan
tugas.
1 Peserta didik tidak
mengerjakan dan tidak
mengumpulkan tugas.
2 Bertanggung 3 Peserta didik mampu
jawab berdiskusi, mengikuti
pembelajaran, dan mengerjakan
tugas di kelas dengan baik.
2 Peserta didik melakukan dua
kegiatan diatas.
1 Peserta didik tidak melakukan
kegiatan diatas.
3 Bekerja 3 Peserta didik mampu
sama bekerjasama dengan semua
anggota kelompok.
2 Peserta didik hanya
bekerjasama dengan salah satu
anggota kelompok.
1 Peserta didik tidak mampu
bekerjasama dengan satu
kelompok.

Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

2. Penilaian Kognitif
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


1. Berapa gram asam cuka yang terlarut dalam
100 mL larutan jika pada titrasi 25 mL larutan
asam cuka membutuhkan 30 mL larutan KOH
0,1 M dengan indikator pp ...?
2. Larutan 0,74 gram Ca(OH)2 (Mr = 74) dalam 2
Liter air, mempunyai harga pH ....
3. Kedalam 60 mL larutan HA 0,1 M
ditambahkan 40 mL larutan Ca(OH)2 0,075 M.
Jika Ka HA = 1,5 x 10-4, maka pH larutan yang
terjadi adalah ....
4. pH larutan 100 mL NH4Cl 0,1 M adalah .... (Kb
NH3 = 10-5)
5. Jelaskan bagaimana peran materi asam basa
dalam pembuatan permen jelly daun pepaya?

Pedoman Penilaian
Jumlah soal :5
Skor maksimal : 15

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ


Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

J. Lampiran-Lampiran
Terlampir

Demak, 30 Oktober 2018


Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti

M. Nurul Huda, ST Zumrotul Asrifah


MATERI PEMBELAJARAN

a) Sifat Asam dan Basa


Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman
dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istillah basa
(alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga
sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan. Di alam asam banyak ditemukan
dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat yang
terkandung dalam buah jeruk yang berfungsi
memberikan rasa limun yang tajam. Contoh lain
yaitu cuka yang mengandung asam asetat.
Meskipun asam dan basa dapat dibedakan
dari rasanya, tetapi tidak disarankan (dilarang)
untuk mencicipi asam atau basa yang ada di
laboratorium. Asam dan basa dapat dibedakan
menggunakan zat tertentu yang disebut indikator
atau dengan menggunakan alat khusus.
Larutan asam dan basa dapat diperoleh
dengan melarutkan asam atau basa secara
langsung ke dalam air. Selain itu, larutan ini juga
dapat diperoleh melalui reaksi antara senyawa
oksida dengan larutan asam. Reaksi antara oksida
asam dengan air akan menghasilkan larutan asam,
sedangkan reaksi antara oksida basa dengan air
akan menghasilkan larutan basa. Larutan basa juga
dapat dihasilkan dari reaksi antara logam reaktif
dengan air.
Oksida adalah senyawa antara unsur-
unsur tertentu dengan oksigen. Oksida asam
merupakan oksida yang berasal dari unsur non
logam dengan oksigen misalnya, CO2; SO2; P2O5;
Cl2O7; dan sebagainya. Oksida asam jika bereaksi
dengan air akan menghasilkan larutan asam.
Oksida basa merupakan oksida yang
berasal dari unsur logam dengan oksigen,
misalnya Na2O; CaO; Fe2O3; dan sebagainya. Oksida
basa jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
larutan basa.
Diantara senyawa oksida, ada yang disebut
dengan oksida indiferen, yaitu oksida yang tidak
dapat membentuk asam maupun basa, misalnya
CO dan NO. Selain itu, ada juga oksida amfoter,
yaitu oksida yang dapat membentuk asam maupun
basa tergantung lingkungannya. Pada saat
lingkungan asam akan menjadi basa, tetapi pada
saat lingkungannnya basa akan menjadi asam,
misalnya Al2O3 dan ZnO.
b) Teori Asam dan Basa
Teori Asam Basa Arrhenius
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius
(1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya
dibidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran
tentang senyawa yang terpisah atau terurai
menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia
menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam
larutan aqua (air) tergantung pada
konsentrasi ion-ion hidrogen didalamnya.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat
yang didalam air melepaskan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air
melepaskan ion OH-. Jadi pembawa sifat asam
adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa
adalah ion OH-.
HCl(aq) → H+(aq) + CL-(aq) (Asam)

NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq) (Basa)


Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan
oleh satu molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari
asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion
sisa asam. Jumlah ion OH- yang dapat
dilepaskan oleh satu molekul basa disebut
valensi basa.
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923 Johanes N. Bronsted
dan Thomas Lowry mengemukakan teori
asam dan basa sebagai berikut, “Asam adalah
senyawa yang dapat memberikan proton (H+)
kepada senyawa lain. Disebut juga donor
proton. Basa adalah senyawa yang menerima
proton (H+) dari senyawa lain. Disebut juga
akseptor proton”.
HCl (asam 1)+ H2O (basa 2) ⇌ H3O+(asam 2) + Cl-(aq)
(Basa 1)

CH3COOH (asam 1) + H2O (basa 2) ⇌ CH3COO-(aq) (basa 1) +


H3O+(asam 2)

Dengan menggunakan konsep asam dan


basa menurut Bronsted Lowry maka dapat
ditentukan suatu zat bersifat asam atau basa
dengan melihat kemampuan zat tersebut
dalam serah terima proton dalam larutan.
Dalam hal ini pelarut tidak terbatas oleh
pelarut air saja. Tetapi juga berupa pelarut
lain yang sering dijumpai di laboratorium,
misalnya alkohol, amonia cair, dan eter.
Teori Asam Basa Lewis
Konsep asam basa yang dikembangkan
oleh Lewis didasarkan pada ikatan kovalen
koordinasi. Atom atau spesi yang memberikan
pasangan elektron didalam membentuk ikatan
kovalen koordinasi akan bertindak sebagai
basa, sedangkan atom, molekul, atau spesi
yang menerima pasangan elektron disebut
sebagai asam.
c) Nilai pH dan Sifat Larutan
Air murni mempunyai nilai pH = 7 dan pOH =
7. Bagaimana dengan nilai pH larutan yang bersifat
asam atau larutan yang bersifat basa? Berikut akan
kami paparkan cara menghitung pH larutan Asam
Kuat, Asam lemah, Basa kuat dan Basa lemah.
pH Asam Kuat
Telah disebutkan diatas bahwa Asam Kuat
adalah asam yang mengion sempurna, pH
larutan asam kuat dapat di tentukan dengan
cara:
[H+] = M x valensi asam
pH = -log [H+]
pH Asam Lemah
Asam Lemah adalah asam yang didalam
larutannya hanya sedikit terionisasi atau
mempunyai derajat ionisasi yang kecil. pH
larutan asam lemah dapat di tentukan dengan
cara:
[H+] = K a [HA]
Dengan:
Ka = tetapan ionisasi asam
[HA] = kosentrasi asam
Dan pH larutan asam lemah yaitu:
pH = - log [H+]
pH Basa Kuat
Seperti halnya asam kuat, basa kuat juga
terionisasi sempurna dalam larutannya.
Sehingga pH nya dapat di tentukan dengan
cara:
[OH-] = M x valensi basa
pH Basa Lemah
Seperti halnya asam lemah, basa lemah juga
sedikit mengalami ionisasi dalam larutannya.
pH basa lemah dapat ditentukan dengan cara:
[OH-] = K b [BOH]
Dengan:
Kb = tetapan ionisasi basa
[BOH] = konsentrasi basa
d) Reaksi Asam dengan Basa
Reaksi Netralisasi
Reaksi asam dengan basa menghasilkan
garam dan air. Reaksi ini disebut reaksi
penetralan atau reaksi penggaraman.
Asam + Basa → Garam + Air

Garam adalah senyawa ion yang terbentuk


dari ion positif basa dengan ion negatif sisa
asam. Perhatikanlah contoh-contoh berikut:
Reaksi antara larutan natrium hidroksida
dengan larutan asam sulfat.
Persamaan setara untuk reaksi ini adalah:
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O
Reaksi Oksida Basa dengan Asam
Oksida basa adalah oksida logam yang
dengan air membentuk basa dan dengan asam
membentuk garam dan air. Oksida logam yang
larut dalam air membentuk basa hanya oksida
dari logam golongan alkali dan alkali tanah
(kecuali oksida dari berilium tidak larut dalam
air).
Oksida Basa + Asam → Garam + Air

Contoh: Kalsium oksida larut dalam air


membentuk kalsium hidroksida.

CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)

Reaksi kalsium oksida dengan asam klorida


encer. Persamaan reaksinya adalah:

CaO(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l)

Reaksi Oksida Asam dengan Basa


Oksida asam adalah oksida unsur non logam
yang dengan air membentuk asam dan dengan
basa membentuk garam dan air.
Oksida Basa + Asam → Garam + Air
Contoh

CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)

Titrasi Asam Basa


Reaksi penetralan dapat digunakan
untuk menetapkan kadar atau konsentrasi
suatu larutan asam atau basa. Penetapan
kadar suatu larutan ini disebut Titrasi Asam
Basa. Titrasi adalah penambahan larutan
baku (larutan yang telah diketahui dengan
tepat konsentrasinya) kedalam larutan lain
dengan bantuan indikator sampai tercapai
titik ekuivalen. Titrasi dihentikan tepat pada
saat indikator menunjukan perubahan warna.
Saat perubahan warna indikator disebut
dengan titik akhir titrasi.
Larutan basa yang diletakan dalam
buret disebut dengan larutan penitrasi.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam
basa adalah indikator yang mempunyai trayek
perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab
pada saat asam kuat dan basa kuat telah habis
bereaksi, pada saat itu juga pH larutan alkan
sama dengan 7.
Perubahan warna indikator yang
menandai tepat bereaksinya kedua larutan
tidak selamanya tepat seperti perhitungan
secara teoritis. Volume larutan penitrasi yang
diperoleh melalui perhitungan secara teoritis
disebut dengan Volume Titik Ekuivalen.
Perbedaan volume titik akhir titrasi dengan
titik ekuivalen disebut dengan Kesalahan
Titrasi. Berat kecilnya kesalahan titrasi
ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika
indikatornya semakin tepat, kesalahan
titrasinya kecil.
V1 . M1 . Valensi 1 = V2 . M2 . Valensi 2
Dengan:
V1 = Volume zat 1
M1 = Konsentrasi zat 1 (M)
V2 = Volume zat 2
M2 = Volume zat 2
PETUNJUK PRAKTIKUM

Pembuatan Permen Jelly Daun Pepaya


1. Tujuan
a. Mempelajari proses pembuatan permen jelly daun
pepaya yang bermanfaat untuk di konsumsi
penderita Maag.
b. Mengetahui peran materi Larutan Asam Basa
dalam pembuatan permen jelly daun pepaya.
2. Pendahuluan
Permen adalah sejenis gula-gula (confectionary)
yang banyak disukai oleh anak-anak sehingga dewasa.
Permen yang banyak beredar dipasaran sangat
beragam bentuk, jenis, maupun rasanya, antara lain
permen karet (gum), permen lolipop, permen kenyal
(jelly), permen keras (hard candy), permen berbahan
coklat (bounty), caramel, caramen kacang kunyah,
nougat, dan permen jahe. Badan Standarisasi Nasional
(2008) mengemukakan bahwa permen jelly adalah
kembang gula bertekstur lunak, yang di proses dengan
penambahan komponeen hidro koloid seperti agar,
gum, pektin, pati, karagenan, gelatin dan lain-lain yang
digunakan untuk memodifikasi tekstur sehingga
menghasilkan produk yang kenyal.
Permen jelly merupakan permen yang dibuat
dari air atau sari buah dan bahan pembentuk gel, yang
berpenampilan jernih transparan serta mempunyai
tekstur dengan kekenyalan tertentu. Bahan pembentuk
gel yang biasa digunakan antara lain gelatin, karagenan
dan agar. Permen jelly tergolong permen semi basah,
oleh karena itu produk ini cepat rusak. Penambahan
bahan pengawet diperlukan untuk memperpanjang
waktu simpannya.
Bahan pengawet yang biasa digunakan adalah
sodium propionat dalam menghambat pertumbuhan
kapang dan beberapa jenis bakteri. Penambahan
sodium propionat yang diperbolehkan dalam makanan
maksimal 0,3%. Bahan pengawet lain yang biasa
digunakan dalam pembuatan permen yaitu asam sitrat.
Permen jelly memerlukan bahan pelapis
berupa campuran tepung tapioka dengan tepung gula.
Guna bahan pelapis ini adalah untuk membuat permen
tidak melekat satu sama lain dan juga menambah rasa
sehingga bertambah manis. Umumnya permen dari
gelatin dilapisi dengan tepung pati kering untuk
membentuk lapisan luar yang tahan lama, dan
menghasilkan bentuk gel yang baik. Perbandingan
komposisi bahan pelapis permen jelly terbaik adalah
tepung tapioka : tepung gula (1:1).
3. Alat dan Bahan
a. Alat
 Gelas beker 500 ml
 Termometer
 Pemanas bunsen/kompor listrik
 Gelas ukur 100 mL
 Pengaduk
 Cetakan permen
b. Bahan
 1 bungkus serbuk agar-agar (tidak berwarna)
 1 bungkus serbuk jelly (tidak berwarna)
 150 gr gula pasir
 400 ml air
 50 ml air rebusan daun pepaya
 Tepung gula dan Tepung Tapioka
 Pewarna makanan
4. Cara Kerja
a. Pembuatan Air Rebusan Daun Pepaya
 Daun pepaya muda yang masih segar sebanyak
2 Lembar dicuci bersih dari debu dan kotoran
yang menempel.
 Di rebus menggunakan 1 L air bersih hingga
suhu 85˚C hingga air rebusan menjadi keruh.
 Di saring dan di ambil filtratnya sebanyak 50
mL.
b. Pembuatan Permen Jelly
 Masukkan serbuk agar-agar dan serbuk jelly
kedalam gelas beker 500 ml kemudian
tambahkan air sebanyak 400 ml dan 50 mL air
rebusan daun pepaya.
 Panaskan pada api sedang.
 Tambahkan 200 gram gula kedalam adonan,
dan aduk hingga mendidih.
 Tuangkan adonan kedalam cetakan.
 Tambahkan pewarna makanan sebanyakl 2 mL
kedalam adonan yang masih panas, aduk hingga
warna adonan merata.
 Tunggu hingga adonan menjadi keras.
 Potong adonan menjadi kotak-kotak.
 Jemur dibawah terik matahari selama 3 hari
untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam
adonan permen.
 Taburkan campuran gula halus dan tepung
tapioka pada permen yang sudah jadi untuk
mengurangi lengket.
 Bungkus permen jelly pada plastik bening
untuk dipasarkan.
5. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Perubahan yang terjadi
1. Pencampuran serbuk
jelly dan serbuk
pepaya dalam larutan

2. Penambahan gula
pasir kedalam adonan
permen.

3. Penambahan air
rebusan daun pepaya
kedalam adonan

4. Dijemur dibawah terik


matahari selama 3
hari.

5. Penambahan tepung
tapioka dan tepung
gula pada permen.
TUGAS KELOMPOK

Kelas :
Nama Kelompok :

Diskusikan dengan kelompok kalian tugas-tugas yang ada


dibawah ini, dan kerjakan dalam kertas folio.
1. Apa fungsi penambahan air rebusan daun pepaya
dalam pembuatan permen jelly?
2. Mengapa permen jelly dijemur dibawah terik
matahari selama 3 hari?
3. Kandungan apa saja yang terdapat dalam daun
pepaya?
4. Berapa pH permen jelly yang sudah dibuat?
5. Dengan pH sekian apakah permen jelly daun pepaya
bermanfaat jika dikonsumsi penderita maag?
6. Jelaskan secara singkat mengapa daun pepaya dapat
dijadikan obat tradisional dalam meredakan sakit
maag?
7. Menurut kalian apakah permen jelly yang kalian buat
akan laku dipasaran?
8. Buatlah laporan praktikum diatas menggunakan
kertas folio dengan urutan:
 Judul praktikum
 Tujuan praktikum
 Landasan teori yang mendukung
 Alat dan bahan
 Cara kerja (dibuat bagan)
 Hasil pengamatan
 Pembahasan
 Rangkuman
 Daftar pustaka

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


1. Sebutkan contoh asam basa yang kalian ketahui
dalam kehidupan sehari-hari!
2. Cobalah kalian tuliskan reaksi oksida asam SO2, Cl2O7
dengan air!
3. Cobalah kalian tuliskan reaksi oksida basa CaO
dengan air.
4. Bagaimanakah teori asam basa yang dikembangkan
oleh Arrhenius?
5. Bagaimanakah teori asam basa yang dikembangkan
oleh Bronsted Lowry?
6. Bagaimanakah teori asam basa menurut Lewis?
7. Jelaskan pengaruh asam dan basa terhadap
kesetimbangan air?
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


1. Berapa gram asam cuka yang terlarut dalam 100 mL
larutan jika pada titrasi 25 mL larutan asam cuka
membutuhkan 30 mL larutan KOH 0,1 M dengan
indikator pp ...?
2. Larutan 0,74 gram Ca(OH)2 (Mr = 74) dalam 2 Liter
air, mempunyai harga pH ....
3. Kedalam 60 mL larutan HA 0,1 M ditambahkan 40 mL
larutan Ca(OH)2 0,075 M. Jika Ka HA = 1,5 x 10-4, maka
pH larutan yang terjadi adalah ....
4. pH larutan 100 mL NH4Cl 0,1 M adalah .... (Kb NH3 =
10-5)
5. Jelaskan bagaimana peran materi asam basa dalam
pembuatan permen jelly daun pepaya?
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : MA Sholihiyyah
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
Kelas/Semester : XI/Genap
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (3 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
KI-2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradapan terkait penyebab fenomena dan
keajaiban, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuwan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.13 Menganalisis peran o Mendeskripsikan sifat
larutan penyangga dalam tubuh larutan penyangga dan
makhluk hidup. pembuatannya.
o Menentukan pH
4.10 Merancang, melakukan larutan penyangga.
dan menyimpulkan serta o Mendeskripsikan
menyajikan hasil percobaan sistem penyangga
untuk menentukan sifat larutan dalam kehidupan
penyangga. sehari-hari.
o Mendeskripsikan
sistem penyangga
dalam pembuatan
detergen bubuk.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan sifat larutan
penyangga dan komponen penyusunnya.
2. Siswa dapat menentukan pH larutan penyangga.
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan
penyangga.
4. Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan
dalam kehidupan sehari-hari
5. Siswa dapat mendeskripsikan sistem penyangga
dalam pembuatan Detergen Bubuk
D. Materi Pembelajaran
a) Komposisi Larutan Penyangga
b) Nilai pH Larutan Penyangga
c) Prinsip Kerja Larutan Penyangga
d) Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari
E. Pendekatan Pembelajaran/Model/Metode
1. Pendekatan : Saintifik Learning
2. Model Pembelajaran : Constekstual
Teaching and Learning (CTL)
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya
jawab, ceramah, penugasan.
F. Media/Alat/Bahan
1. Media : Power point, lembar kerja siswa.
2. Alat : Laptop, LCD proyektor, papan tulis,
spidol, penggaris.
3. Sumber belajar : Modul kimia Bersuplemen
Chemo-entrepreneurship (CEP) Materi Pokok
Larutan Asam Basa dan Larutan Penyangga.
G. Sumber Belajar
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 2 untuk
SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Sudarmo, Unggul. 2014. Kimia untuk SMA/MA kelas
XI. Jakarta : Erlangga
Utami, Budi, dkk.. Kimia untuk SMA/MA kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
H. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 15
4. Melakukan pembukaan dengan salam menit
pembuka, memanjatkan syukur kepada Allah
SWT dan berdoa untuk memulai pelajaran.
5. Memeriksa kehadiran peserta didik.
6. Peserta didik menyimak perkenalan modul
kimia bersuplemen Chemo-entrepreneurship
(CEP)
Apersepsi
5. Guru merangsang pengetahuan peserta
didik dengan menanyakan bab apa yang kan
kita pelajari hari ini? Setelah itu guru
menanyakan kepada peserta didik,
pernahkah kalian mengamati darah kalian
mengapa ketika kalian memakan buah yang
rasanya masam, darah kalian tidak menjadi
asam? Begitu juga ketika anda memakan
sesuatu yang bersifat basa, darah kalian juga
tidak bersifat basa? (Aspek
Konstruktivisme).
6. Guru menjelaskan bahwa didalam darah
terdapat sistem penyangga yang mengatur
pH darah agar tetap stabil.
7. Guru mendeskripsikan sistem penyangga
dalam kehidupan sehari-hari yang lainnya,
diantaranya sistem penyangga dalam obat
tetes mata, pada shampo bayi dan pada
detergen (Pendekatan CEP).
8. Guru menjelaskan sistem penyangga asam
sitrat dalam detergen, dan menanyakan
kepada peserta didik apakah mereka tertarik
untuk membuat detergen?
Kegiatan Inti
DISKUSI
12. Guru membentuk menjadi 10 kelompok yang
terdiri dari 3 peserta didik setiap 65
kelompoknya. menit
13. Guru menjelaskan garis besar materi yang
akan diajarkan.
14. Guru menugaskan setiap kelompok untuk
mempelajari Komposisi Larutan
Penyangga dan Nilai pH Larutan
Penyangga yang ada didalam modul (Aspek
Masyarakat Belajar).
15. Guru meminta satu kelompok untuk
mempresentasikan didepan kelas dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi
(Tahap Bertanya).
16. Guru menjelaskan materi yang belum
dipahami oleh peserta didik.
17. Guru memberikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) kepada setiap kelompok.
18. Guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang ada
didalam LKPD (Evaluasi).
19. Guru mempersilahkan salah satu kelompok
untuk mempresentasikan didepan kelas.
20. Guru memberikan feedback kepada peserta
didik.
21. Guru mempersilahkan peserta didik untuk
menanyakan apa yang belum dipahami.
(Tahap Bertanya).
22. Guru menjelaskan kembali materi yang
belum dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan Penutup
8. Guru mereview kembali pembelajaran apa
yang sudah dipelajari hari ini dan menuntun
peserta didik untuk menulis kesimpulan
secara mandiri didalam modul (Refleksi).
9. Guru menyampaikan kepada peserta didik
kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan
dipertemuan berikutnya.
10. Guru memberikan salah satu contoh bisnis
yang bisa dikembangkan peserta didik
10
kedepannya (Pendekatan CEP).
menit
11. Guru memberikan salah satu kalimat
motivasi kepada peserta didik.
12. Guru menyampaikan kepada peserta didik
untuk mempersiapkan praktikum pada
pertemuan selanjutnya.
13. Peserta didik bersama guru berdoa dengan
membaca hamdalah.
14. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam.
PERTEMUAN 2 (2 x 45 menit)
Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 10
3. Melakukan pembukaan dengan salam menit
pembuka, memanjatkan syukur kepada Allah
SWT dan berdoa untuk memulai pelajaran.
4. Memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
2. Guru menjelaskan teori yang mendasari dalam
praktikum pembuatan detergen bubuk.
Kegiatan Inti
KEGIATAN PRAKTIKUM
5. Guru membentuk kelompok praktikum yang
terdiri dari 3 peserta didik setiap
kelompoknya.
6. Guru menjelaskan peraturan yang harus
70
dipatuhi peserta didik dalam kegiatan
menit
praktikum.
7. Guru mempersilahkan peserta didik untuk
praktikum.
8. Guru mengawasi kegiatan praktikum
berlangsung.
Kegiatan Penutup
6. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk
mengumpulkan data hasil pengamatan
didepan.
7. Guru memberikan tugas untuk membuat
laporan praktikum dan dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya (Aspek Masyarakat
Belajar).
8. Guru meminta peserta didik untuk
10
mempelajari sub materi Prinsip Kerja
menit
Larutan Penyangga, Larutan Penyangga
dalam Kehidupan Sehari-hari, dan Prinsip
Kerja Larutan Penyangga dalam
Pembuatan Detergen Bubuk yang ada
didalam modul.
9. Peserta didik bersama guru berdoa dengan
membaca hamdalah.
10. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

PERTEMUAN 3 (2 x 45 menit)
Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 15
1. Melakukan pembukaan dengan salam menit
pembuka, memanjatkan syukur kepada Allah
SWT dan berdoa untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
5. Guru mereview kembali materi yang sudah
diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
6. Guru menanyakan hasil praktikum yang telah
di laksanakan, dan menanyakan apakah
praktikum yang sudah dilakukan berhasil?
7. Guru menghubungkan materi larutan
penyangga dengan pembuatan detergen
bubuk kepada peserta didik (Pendekatan
CEP).
8. Guru meminta salah satu kelompok untuk
menguraikan pendapatnya.
Kegiatan Inti
DISKUSI
1. Guru membentuk menjadi 10 kelompok yang
terdiri dari 3 peserta didik setiap 65
kelompoknya. menit
2. Guru menjelaskan garis besar materi yang
akan diajarkan.
3. Guru menugaskan setiap kelompok untuk
mempelajari Komposisi Larutan
Penyangga dan Nilai pH Larutan
Penyangga yang ada didalam modul (Aspek
Masyarakat Belajar).
4. Guru meminta satu kelompok untuk
mempresentasikan didepan kelas dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi
(Tahap Bertanya).
5. Guru menjelaskan materi yang belum
dipahami oleh peserta didik.
6. Guru memberikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) kepada setiap kelompok.
7. Guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang ada
didalam LKPD (Evaluasi).
8. Guru mempersilahkan salah satu kelompok
untuk mempresentasikan didepan kelas.
9. Guru memberikan feedback kepada peserta
didik.
10. Guru mempersilahkan peserta didik untuk
menanyakan apa yang belum dipahami.
(Tahap Bertanya).
11. Guru menjelaskan kembali materi yang
belum dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan Penutup
8. Guru mereview kembali pembelajaran apa
yang sudah dipelajari hari ini dan menuntun
peserta didik untuk menulis kesimpulan
secara mandiri didalam modul (Refleksi).
9. Guru memberikan gambaran entrepreneur
sukses sebagai inspirasi peserta didik
(Pendekatan CEP).
10. Guru memberikan salah satu kalimat
motivasi kepada peserta didik. 10
11. Peserta didik diberikan tugas untuk menit
dikerjakan dirumah yaitu latihan soal 2
dalam modul.
12. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
13. Peserta didik bersama guru berdoa dengan
membaca hamdalah.
14. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


PERTEMUAN 1
1. Penilaian Afektif
PENILAIAN SIKAP DALAM BERDISKUSI

No Nama Aspek Penilaian

Keterangan
Kedisiplin Bertanggu Bekerjasa
an ng jawab ma

Nilai
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP DALLAM BERDISKUSI


No. Aspek Skor Kriteria
1 Kedisiplinan 3 Peserta didik mengerjakan dan
mengumpulkan tugas tepat
waktu.
2 Peserta didik mengerjakan dna
terlambat mengumpulkan
tugas.
1 Peserta didik tidak
mengerjakan dan tidak
mengumpulkan tugas.
2 Bertanggung 3 Peserta didik mampu
jawab berdiskusi, mengikuti
pembelajaran, dan mengerjakan
tugas di kelas dengan baik.
2 Peserta didik melakukan dua
kegiatan diatas.
1 Peserta didik tidak melakukan
kegiatan diatas.
3 Bekerja 3 Peserta didik mampu
sama bekerjasama dengan semua
anggota kelompok.
2 Peserta didik hanya
bekerjasama dengan salah satu
anggota kelompok.
1 Peserta didik tidak mampu
bekerjasama dengan satu
kelompok.
Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

2. Penilaian Kognitif
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1
Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


8. Berikan contoh larutan penyangga yang
dibuat dari asam lemah dan basa
konjugasinya?
9. Berikan contoh larutan penyangga yang
dibuat dari basa lemah dan asam
konjugasinya?
10. Tentukan pH larutan bila 25 mL larutan
CH3COOH 0,2 M di campurkan dengan 25 mL
larutan KOH 0,1 M jika Ka = 10-5....
11. Bila 50 mL larutan NH4OH 0,2 M di campurkan
kedalam 50 mL larutan HCl 0,1 M. Hitung pH
campuran yang terjadi jika Kb = 2 x 10-5....

Pedoman Penilaian
Jumlah soal :4
Skor maksimal : 16

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ


Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

PERTEMUAN 2
1. Penilaian Afektif
PENILAIAN SIKAP SAAT PRAKTIKUM
ter
Nil
Ke

an
Sk

No Nama Aspek Penilaian


or

ai
Kedisiplin Bertanggu Bekerjasa
an ng jawab ma
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2 -
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP PADA SAAT PRAKTIKUM


No. Aspek Skor Kriteria
1 Kedisiplinan 3 Peserta didik datang tepat
waktu dan memakai jas
praktikum.
2 Peserta didik datang terlambat
dan memakai jas praktikum.
1 Peserta didik tidak datang pada
saat praktikum.
2 Bertanggung 3 Peserta didik melaksanakan
jawab kegiatan praktikum dengan
baik, dan menjaga alat
praktikum dengan baik.
2 Peserta didik melaksanakan
praktikum dengan bersenda
gurau tetapi menjaga alat
praktikum dengan baik.
1 Peserta didik melaksanakan
praktikum dengan bersenda
gurau dan tidak menjaga alat
praktikum dengan baik.
3 Bekerja 3 Peserta didik mampu
sama bekerjasama dengan semua
anggota kelompok.
2 Peserta didik hanya
bekerjasama dengan salah satu
anggota kelompok.
1 Peserta didik tidak mampu
bekerjasama dengan satu
kelompok.
Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

2. Penilaian Kognitif
TUGAS KELOMPOK

Kelas :
Nama Kelompok :
Diskusikan dengan kelompok kalian tugas-tugas
yang ada
dibawah ini, dan kerjakan dalam kertas folio.
1. Jelaskan sifat fisik dan kimia dari STTP?
2. Mengapa pada pembuatan detergen dilakukan
pemanasan selama 1 jam?
3. Apa fungsi penambahan Sodium Karbonat dan
Sodium Sulfat pada pembuatan detergen?
4. Apa fungsi penambahan Asam Sitrat pada
pembuatan detergen?
5. Bahan aktif apa yang terkandung didalam
detergen?
6. Apa peran materi larutan penyangga dalam
pembuatan detergen ini?
7. Bahan aktif apa yang menyebabkan detergen
bisa berbusa?
8. Apakah detergen yang kalian buat memiliki
nilai ekonomis dan bernilai jual?
9. Apakah detergen yang kalian buat ramah
lingkungan?

Pedoman Penilaian
Jumlah soal =9
Skor maksimal = 36
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM


No Aspek Skor Kriteria
1 Judul Praktikum 3 Jika judul praktikum sesuai
dengan kegiatan praktikum
yang telah dilaksanakan.
2 Jika judul praktikum tidak
sesuai dengan kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan.
1 Jika dalam laporan
praktikum tidak disertakan
judul praktikum.
2 Tujuan 3 Jika tujuan praktikum sesuai
Praktikum dengan kegiatan praktikum
yang telah dilaksanakan.
2 Jika tujuan praktikum
kurang sesuai dengan
kegiatan praktikum yang
telah dilaksanakan.
1 Jika tujuan praktikum tidak
sesuai dengan kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan.
3 Landasan Teori 3 Jika dalam landasan teori
memuat tentang (1) permen
jelly, (2) daun pepaya, (3)
asam basa, (4) sakit maag,
(5) senyawa karpain.
2 Jika dalam landasan teori
hanya memuat 3 komponen
diatas.
1 Jika dalam landasan teori
hanya memuat satu
komponen diatas.
4 Alat dan Bahan 3 Jika alat bahan yang
disebutkan dalam laporan
sesuai dengan alat bahan
yang digunakan pada saat
praktikum.
2 Jika alat bahan yang
disebutkan dalam laporan
kurang sesuai dengan alat
bahan yang digunakan pada
saat praktikum.
1 Jika alat bahan yang
disebutkan dalam laporan
tidak sesuai dengan alat
bahan yang digunakan pada
saat praktikum.
5 Cara Kerja 3 Jika cara kerja yang ada
dalam laporan dibuat bagan
dan menunjukan cara kerja
yang sesuai dengan kegiatan
praktikum.
2 Jika cara kerja yang ada
dalam laporan tidak dibuat
bagan namun menunjukan
cara kerja yang sesuai
dengan kegiatan praktikum.
1 Jika cara kerja yang ada
dalam laporan tidak dibuat
bagan dan tidak menunjukan
cara kerja yang sesuai
dengan kegiatan praktikum.
6 Hasil 3 Jika hasil pengamatan di
Pengamatan sebutkan secara detail dan
jelas.
2 Jika hasil pengamatan yang
disebutkan kurang jelas dan
kurang detail.
1 Jika hasil pengamatan tidak
sesuai dengan kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan.
7 Pembahasan 3 Jika pembahasan menjawab
tujuan praktikum dan
menjelaskan secara detail
dan lengkap mengenai
perubahan yang terjadi
sampai pada hasil
praktikum.
2 Jika pembahasan menjawab
tujuan praktikum tetapi
kurang dalam menjelaskan
mengenai perubahan yang
terjadi sampai pada hasil
praktikum.
1 Jika pembahasan yang ada
dalam laporan tidak sesuai
dengan kegiatan praktikum
yang telah dilaksanakan.
8 Rangkuman 3 Jika rangkuman dibuat
secara singkat, padat dan
jelas dan menjawab tujuan
dari praktikum.
2 Jika tiga dari komponen
diatas terpenuhi.
1 Jika satu komponen diatas
terpenuhi.
9 Daftar Pustaka 3 Jika daftar pustaka sesuai
dengan referensi yang
digunakan ketika menulis
laporan.
2 Jika daftar pustaka kurang
sesuai dengan referensi yang
digunakan ketika menulis
laporan.
1 Jika daftar pustaka tidak
sesuai dengan referensi yang
digunakan ketika menulis
laporan.
Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 27
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

3. Penilaian Psikomotorik
PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM

No Nama Aspek Penilaian


Persiapan Pelaksana Setelah
Praktiku an Praktiku

Keterangan
m Praktiku m
m

Nilai
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM

No Aspek penilaian Skor Kriteria


1 Persiapan 3 (1) Peserta didik datang 10
sebelum menit sebelum praktikum
praktikum. dimulai.
(2) Peserta didik mengecek
kelengkapan alat dan bahan
sesuai dengan yang ada
dipetunjuk praktikum
dalam modul.
(3) Peserta didik
menimbang bahan yang
dibutuhkan sesuai dengan
yang ada di petunjuk
praktikum dalam modul.
2 Jika dua indikator diatas
terpenuhi.
1 Jika satu indikator diatas
terpenuhi.
2 Pelaksanaan 3 (1) Peserta didik mengolah
praktikum bahan menjadi produk yang
mempunyai nilai ekonomis
sesuai prosedur yang ada di
modul.
(2) Peserta didik
menganalisis rancangan
biaya dalam pembuatan
produk serta menganalisis
konsep kimia yang
diaplikasikan dalam
pembuatan produk
tersebut.
(3) Peserta didik
menyimpulkan konsep
asam basa dalam
pembuatan permen jelly
daun pepaya.
2 Ketika dua indikator diatas
terpenuhi
1 Ketika satu indikator diatas
terpenuhi
3 Setelah kegiatan 3 (1) Peserta didik
praktikum membersihkan alat dan
bahan yang digunakan
untuk praktikum.
(2) Peserta didik
merapikan tempat kerja
yang digunakan untuk
praktikum.
(3) Peserta didik
melakukan praktikum tepat
waktu.
2 Jika dua indikator diatas
terpenuhi.
1 Jika satu indikator diatas
terpenuhi.
Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

PERTEMUAN 3
1. Penilaian Afektif
PENILAIAN SIKAP DALAM BERDISKUSI

No Nama Aspek Penilaian

Keterangan
Kedisiplin Bertanggu Bekerjasa
an ng jawab ma

Nilai
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP DALAM BERDISKUSI

No. Aspek Skor Kriteria


1 Kedisiplinan 3 Peserta didik mengerjakan dan
mengumpulkan tugas tepat
waktu.
2 Peserta didik mengerjakan dna
terlambat mengumpulkan
tugas.
1 Peserta didik tidak
mengerjakan dan tidak
mengumpulkan tugas.
2 Bertanggung 3 Peserta didik mampu
jawab berdiskusi, mengikuti
pembelajaran, dan mengerjakan
tugas di kelas dengan baik.
2 Peserta didik melakukan dua
kegiatan diatas.
1 Peserta didik tidak melakukan
kegiatan diatas.
3 Bekerja 3 Peserta didik mampu
sama bekerjasama dengan semua
anggota kelompok.
2 Peserta didik hanya
bekerjasama dengan salah satu
anggota kelompok.
1 Peserta didik tidak mampu
bekerjasama dengan satu
kelompok.
Pedoman Penilaian
Skor maksimal = 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

2. Penilaian Kognitif
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


6. Jelaskan bagaimana mekanisme darah sebagai
penyangga dalam tubuh?
7. Berikan contoh larutan penyangga dalam
bidang industri?
8. Jelaskan sistem penyangga dalam detergen
bubuk?
9. Buatlah kerangka bisnis yang ingin kalian
kembangkan!

Pedoman Penilaian
Jumlah soal :4
Skor maksimal : 15
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

J. Lampiran-Lampiran
Terlampir

Demak, 30 Oktober 2018


Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti

M. Nurul Huda, ST Zumrotul Asrifah


MATERI PEMBELAJARAN

a) Komposisi Larutan Penyangga


Pengertian Larutan Penyangga (Larutan
Buffer)
Larutan penyangga adalah larutan yang
mengandung asam lemah dan basa
konjugasinya atau basa lemah dan asam
konjugasinya. Larutan buffer mempunyai sifat
penyangga usaha untuk mengubah pH seperti
penambahan asam, basa, atau pengenceran.
Artinya pH larutan buffer praktis tidak
berubah walaupun kepadanya ditambahkan
sedikit asam kuat atau basa kuat atau bila
larutan di encerkan.
Komposisi Larutan Penyangga
a. Sistem Penyangga Asam Lemah dan Basa
Konjugasinya.
Campuran CH3COOH dengan
CH3COONa ternyata dapat berperan
sebagai sistem penyangga. Dalam sistem
campuran ini sebenarnya terdapat
beberapa spesi, yaitu CH3COOH yang tidak
teruai (asam lemah) , CH3COO- hasil
ionisasi dari sebagian kecil CH3COOH dan
ionisasi CH3COONa, ion H+ hasil ionisasi
sebagian kecil CH3COOH, dan ion Na+ dari
ionisasi CH3COONa.
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq)
CH3COONa(aq) ⟶ CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Didalam larutan penyangga
tersebut terdapat campuran asam lemah
(CH3COOH) dengan basa konjugasinya
(CH3COO-). Sistem campuran tersebut
dibuat secara langsung dari asam lemah
dengan garam yang mengandung basa
konjugasi pasangan dari asam lemah
tersebut, atau sering disebut campuran
asam lemah dengan garamnya.
b. Sistem Penyangga Basa Lemah dan Asam
Konjugasinya
Campuran dari NH4OH dengan
NH4Cl juga membentuk sistem
penyangga. Dalam larutan sebenarnya
terdapat ion OH- yang berasal dari
ionisasi sebagian NH4OH, serta ion NH4+
yang berasal dari ionisasi sebagian
NH4OH dan ionisasi NH4Cl.
NH4OH(aq) ⇌ NH4+(aq) + OH- (aq)

NH4Cl(aq) ⟶ NH4+(aq) + Cl-(aq)


Dengan demikian didalam sistem
penyangga tersebut terdapat campuran
basa lemah dengan asam konjugasinya.
Sistem ini dapat dibuat secara langsung
dengan mencampurkan basa lemah
dengan garam yang mengandung asam
konjugasi dari basa tersebut, dan sering
disebut sebagai campuran dari basa
lemah dengan garamnya.
b) Nilai pH Larutan Penyangga
Sistem Penyangga Asam Lemah dan Basa
Konjugasinya

Faktor yang berperan sangat penting


dalam larutan penyangga adalah sistem reaksi
kesetimbangan yang terjadi pada asam lemah
atau basa lemah. Pada sistem penyangga asam
lemah (misalnya HA) dengan basa
konjugasinya, misalnya ion A- yang berasal
dari NaA, maka dalam sistem larutan terdapat
kesetimbangan:

HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq) ....................... (1)

NaA(aq) ⟶ Na+(aq) + A-(aq) ................. (2)

Dari reaksi kesetimbangan (1) didapatkan:

H + [A − ]
Ka = [HA ]
............................................. (3)

Sehingga konsentrasi ion H+ dalam sistem


dapat dinyatakan:

𝐾𝑎 [HA ]
[H+] = ............................................. (4)
[A − ]

Pada sistem campuran tersebut, HA


merupakan asam lemah yang sedikit
terionisasi, sehingga konsentrasi HA dianggap
tetap dan selanjutnya disebut dengan
konsentrasi asam atau [asam]. Konsentrasi ion
[A-] berasal dari dua komponen, yaitu [A-] dari
asam lemah (HA) dan [A-] dari NaA. Oleh
karena HA asam lemah, maka hanya
dihasilkan ion A- dalam jumlah yang sangat
sedikit, sehingga [A-] yang berasal dari asam
dapat diabaikan. Jadi, [A-] dianggap sama
dengan [A-] yang berasal dari NaA dan
selanjutnya disebut sebagai konsentrasi basa
konjugasi atau [basa konjugasi].

Dari persamaan (4) maka untuk


menentukan [H+] larutan penyangga asam
lemah dengan basa konjugasinya dapat
dirumuskan:

[Asam ]
[H+] = Ka x [Basa Konjugasi ]

Jika konsentrasi dinyatakan dengan sebagai


banyaknya mol tiap Liter larutan atau M =
mol/L, maka:

mol HA
L
[H+] = Ka mol A
L

Oleh karena sistem merupakan campuran


dalam satu wadah, maka volumenya akan
selalu sama, sehingga rumusan tersebut dapat
di tulis:

mol asam
[H+] = Ka x
mol basa konjugasi
pH = - log [H+]

Sistem Penyangga Basa Lemah dan Asam


Konjugasinya

Seperti halnya pada sistem penyangga


asam lemah dan basa konjugasinya, didalam
sistem penyangga basa lemah dan asam
konjugasinya ysng berperan dalam sistem
tersebut adalah reaksi kesetimbangan pada
basa lemah. Dengan cara yang sama, untuk
sistem penyangga basa lemah dengan asam
konjugasinya, konsentrasi ion OH- akan
diperoleh dari rumus:

mol basa
[OH-] = Kb x mol asam konjugasi

pOH = - log [OH-]

pH = 14 - pOH
c) Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Pada dasarnya, suatu larutan penyangga


yang tersusun dari asam lemah dan basa
konjugasinya adalah suatu sistem kesetimbangan
ion didalam air yang melibatkan adanya
kesetimbangan air dan kesetimbangan asam
lemah. Disamping itu, terdapat ion basa konjugasi
yang berasal dari garam atau hasil reaksi antara
asam lemah tersebut dengan suatu basa kuat,

H2O(l) ⇌ H+(aq) + OH-(aq) ....................... (1)

HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq) .......................... (2)

NaA(aq) ⟶ Na+(aq) + A-(aq) .................... (3)

Dalam hal ini yang berfungsi sebagai


larutan penyangga adalah HA, ion H+, dan ion A-
baik yang berasal dari ionisasi asam lemah
ataupun yang berasal dari garam tersebut. Oleh
karena itu, sistem penyangganya adalah:

HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)

NaA(aq) ⟶ Na+(aq) + A-(aq)

Jika kedalam sistem tersebut terdapat ion


H+ yang datang di luar sistem, maka ion H+ yang
berasal dari HA relatif tetap, sebab H+ yang bersal
dari asam tersebut akan bereaksi dengan ion A-
didalam sistem tersebut. Jika yang masuk kedalam
sistem adalah ion OH-, maka ion tersebut tidak
menyebabkan pergeseran kesetimbangan dalam
air, sebab akan segera bereaksi dengan ion H+ yang
terdapat dalam larutan. Akibatnya, konsentrasi ion
H+ relatif tetap. Hal yang sama juga terjadi didalam
sistem larutan penyangga yang terbentuk dari bas
lemah dengan asam konjugasinya, misalnya
larutan NH4OH dan NH4Cl.

Penambahan larutan asam atau basa


kedalam suatu larutan penyangga dalam batas-
batas tertentu, pH larutan penyangganya dapat
dipertahankan. Akan tetapi, penambahan atau
pengenceran yang berlebihan tetap akan
menyebabkan perubahan pH larutan penyangga.

Setiap larutan penyangga akan mempunyai


efektivitas penyangga pada daerah pH tertentu.
Untuk menjadi larutan penyangga yang efektif,
umumnya perbandingan konsentrasi asam lemah
dengan basa konjugasinya mendekati satu.
Demikian pula untuk larutan penyangga yang
berisi basa lemah dan asam konjugasinya, akan
efektif jika perbandingan dari kedua komponen
tersebut sekitar 1.

d) Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari

Darah mempunyai pH yang relatif tetap


disekitar 7,4. Hal ini di mungkinkan karena
adanya sistem penyangga H2CO3/HCO3-, sehingga
meskipun setiap saat darah kemasukan berbagai
zat yang bersifat asam maupun basa, tetapi
pengaruhnya terhadap perubahan pH dapat
dinetralisir. Jika darah kemasukan zat yang
bersifat asam, maka ion H+ dari asam tersebut
akan bereaksi dengan ion HCO3-.
H+(aq) + H2CO3-(aq) ⇌ H2CO3(aq)

Sebaliknya, jika darah kemasukan zat yang bersifat


basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan H2CO3.

OH-(aq) + H2CO3(aq) ⇌ HCO3- (aq) + H2O(l)

Perbandingan konsentrasi H2CO3 : HCO3-


dalam darah sekitar 20 : 1. Hal ini dapat terjadi
karena adanya kesetimbangan antara gas CO2 yang
terlarut dalam darah dengan H2CO3, serta
kesetimbangan kelarutan gas CO2 dari paru-paru
dengan CO2 yang terlarut.

CO2(g) + H2O(l) ⇌ H2CO3(aq)

Maka apabila didalam darah banyak terlarut


H2CO3, darah akan segera melepaskan gas CO2
kedalam paru-paru.

Jika metabolisme tubuh meningkat


(misalnya akibat olahraga atau ketakutan), maka
pada proses metabolisme tersebut banyak
dihasilkan zat-zat yang bersifat asam masuk
kedalam aliran darah, yang bereaksi dengan HCO3-
dalam darah yang menghasilkan H2CO3 dalam
darah. Tingginya kadar H2CO3 akan
mengakibatkan turunnya nilai pH dalam darah.
Untuk menjaga agar penurunan nilai pH tidak
terlalu besar, maka H2CO3 akan segera terurai
menjadi gas CO2 dan H2O. Akibat yang terjadi
adalah pernapasan berlangsung lebih cepat agar
darah dapat membuang CO2 kedalam paru-paru
dengan cepat. Hal yang sebaliknya akan terjadi bila
pada kondisi tertentu darah banyak mengandung
basa (ion OH-). Adanya basa akan diikat oleh H2CO3
yang selanjutnya akan berubah menjadi ion HCO3-.
Dengan demikian, diperlukan gas CO2 dari paru-
paru yang harus dimasukan kedalam darah untuk
menggantikan H2CO3 tersebut. Hal ini
mengakibatkan pernapasan juga terlalu cepat.
PETUNJUK PRAKTIKUM

Pembuatan Detergen Bubuk


6. Tujuan
c. Siswa dapat mengetahui proses pembuatan
detergen bubuk.
d. Siswa dapat mengetahui peran materi larutan
penyangga dalam pembuatan detergen bubuk.
7. Pendahuluan
Detergen sangat akrap dengan kehidupan kita
terutama bagi ibu rumah tangga untuk mencuci
pakaian. Detergen tidaklah sama dengan sabun,
meskipun sabun juga termasuk detergen. Kata
“detergen” berasal dari bahasa Latin “detergene” yang
berarti menghapus. Detergen sintetik berbentuk bubuk
atau granul, terdiri dari rantai karbon C7-C18 dengan
gugus hidrofilik yang bukan berkarboksilat dengan
tambahan zat lain, umumnya berbentuk dari bahan
dasar pembentuk, pengisi dan surfaktan, mudah untuk
dilarutkan, tidak berbahaya untuk kesehatan,
mempunyai daya larut kotoran dan hasil cucian tetap
bersih.
Detergen merupakan campuran dari berbagai
bahan yang digunakan untuk membersihkan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Detergen berhubungan dengan pembersih benda padat
dengan menyingkirkan benda yang tidak diinginkan
dari permukaannya. Pembersihan ini dapat dilakukan
dengan berbagai metode seperti pemisahan mekanik
sederhana dan pemisahan dengan pelarut. Hasil
pencucian sangat bergantung pada interaksi tersebut.
Selain itu kondisi pencucian seperti temperatur, waktu,
energi mekanik yang diberikan dan kesadahan air juga
menentukan.
8. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu,
 Baskom 1 buah
 Beaker glass 500 mL 3 buah
 Beaker glass 100 mL 2 buah
 Batang pengaduk besar 1 buah
 Hand sealer 1 buah
 Kemasan plastik secukupnya

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu


 Texapon powder 25 gram
 Emal-10 25 gram
 Sodium karbonat 15 gram
 STTP 7 gram
 Sodium sulfat 100 gram
 Asam Sitrat 3 gram
 Parfum secukupnya
9. Cara Kerja
Pembuatan detergen bubuk
 Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang sesuai
formula.
 Emal-10 dan STTP dicampurkan, dimasukkan
kedalam baskom aduk dengan pengaduk kayu
hingga rata.
 Masukkan Sodium karbonat pada beaker 500 mL
dan tambahkan parfum secukupnya, diaduk rata
kemudian dicampurkan pada baskom.
 Masukkan sodium sulfat pada gelas beaker 500
mL, kemudian dicampurkan setengahnya pada
baskom lalu diaduk rata.
 Sisa sodium sulfat lainnya dicampurkan kedalam
baskom dan diaduk rata.
 Masukkan asam sitrat bubuk kedalam baskom dan
diaduk rata.
 Detergen dipanaskan selama 1 jam, kemudian
disaring lalu diaduk selama 10 menit.
 Detergen bubuk siap dikemas dalam plastik.
10. Hasil Pengamatan

Perlakuan Perubahan yang terjadi


Pencampuran Emal-10
dan STTP kedalam
baskom dan diaduk
hingga rata.

Penambahan Sodium
karbonat kedalam
campuran.

Penambahan parfum
kedalam campuran

Penambahan sodium
sulfat kedalam
campuran.
Penambahan asam
sitrat kedalam
campuran.

Pemanasan selama 1
jam

Warna detergen

Tekstur dan aroma


detergen

Berbusa/tidak

Kemampuan
menghilangkan noda
TUGAS KELOMPOK

Kelas :
Nama Kelompok :

Diskusikan dengan kelompok kalian tugas-tugas yang ada


dibawah ini, dan kerjakan dalam kertas folio.
1. Jelaskan sifat fisik dan kimia dari STTP?
2. Mengapa pada pembuatan detergen dilakukan
pemanasan selama 1 jam?
3. Apa fungsi penambahan Sodium Karbonat dan
Sodium Sulfat pada pembuatan detergen?
4. Apa fungsi penambahan Asam Sitrat pada pembuatan
detergen?
5. Bahan aktif apa yang terkandung didalam detergen?
6. Apa peran materi larutan penyangga dalam
pembuatan detergen ini?
7. Bahan aktif apa yang menyebabkan detergen bisa
berbusa?
8. Apakah detergen yang kalian buat memiliki nilai
ekonomis dan bernilai jual?
9. Apakah detergen yang kalian buat ramah lingkungan?
10. Buatlah laporan praktikum diatas menggunakan
kertas folio dengan urutan,
 Judul praktikum
 Tujuan praktikum
 Landasan teori/Pendahuluan
 Alat dan Bahan
 Cara kerja (dibuat bagan)
 Hasil pengamatan
 Pembahasan
 Rangkuman
 Daftar Pustaka
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


1. Berikan contoh larutan penyangga yang dibuat dari
asam lemah dan basa konjugasinya?
2. Berikan contoh larutan penyangga yang dibuat dari
basa lemah dan asam konjugasinya?
3. Tentukan pH larutan bila 25 mL larutan CH3COOH 0,2
M di campurkan dengan 25 mL larutan KOH 0,1 M
jika Ka = 10-5....
4. Bila 50 mL larutan NH4OH 0,2 M di campurkan
kedalam 50 mL larutan HCl 0,1 M. Hitung pH
campuran yang terjadi jika Kb = 2 x 10-5....
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

Kelas :
Nama :

Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar dan tepat.


1. Jelaskan bagaimana mekanisme darah sebagai
penyangga dalam tubuh?
2. Berikan contoh larutan penyangga dalam bidang
industri?
3. Jelaskan sistem penyangga dalam detergen bubuk?
4. Buatlah kerangka bisnis yang ingin kalian
kembangkan!
Lampiran 14

UJI COBA KELAS KECIL

MA SHOLIHIYYAH KALITENGAH

Nilai Ulangan Rata-


No Nama Keterangan
Rata
1 Shenny Margareta 81,25 Atas
2 Nova Auliatul 81,18 Atas
Faizah
3 Kunti Alfina 80,25 Atas
Damayanti
4 Mandira Ayu 76,80 Tengah
Puspita
5 Asri Fany 75,25 Tengah
Rahmasari
6 Fikri Aji Ahmat 73,25 Tengah
Alfarizi
7 M. Ikhwal A. 70,75 Bawah
8 Sinta Nur Tazkiyah 70,25 Bawah
9 Fitri Arfianita 70,00 Bawah
DAFTAR RESPONDEN UJI COBA KELAS KECIL

MA SHOLIHIYYAH KALITENGAH

No Nama Kode
1 Shenny Margareta R-1
2 Nova Auliatul Faizah R-2
3 Kunti Alfina Damayanti R-3
4 Mandira Ayu Puspita R-4
5 Asri Fany Rahmasari R-5
6 Fikri Aji Ahmat Alfarizi R-6
7 M. Ikhwal A. R-7
8 Sinta Nur Tazkiyah R-8
9 Fitri Arfianita R-9

DAFTAR KELOMPOK UJI COBA KELAS KECIL

Nama Kategori
Kelompok 1 Fikri Aji Ahmat Alfarizi Sedang
Shenny Margareta Tinggi
Nova Auliatul Faizah Tinggi
Kelompok 2 M. Ikhwal A. Rendah
Mandira Ayu Puspita Sedang
Asri Fany Rahmasari Sedang
Kelompok 3 Fitri Arfianita Rendah
Sinta Nur Tazkiyah Rendah
Kunti Alfina Damayanti Tinggi
Lampiran 15

KISI-KISI ANGKET MINAT BERWIRAUSAHA

No
Indikator Pertanyaan
Item
(+) Saya rasa mencari pekerjaan adalah
hal yang sangat sulit, sehingga saya 4
berpikiran untuk membuka usaha sendiri.
(+) Menjadi wirausahawan mempunyai
kreatifitas yang tinggi untuk menghasilkan 7
produk.
(+) Saya rasa penghasilan sebagai seorang
wirausaha jauh lebih menjanjikan 5
dibandingkan penghasilan PNS.
Inisiatif
(+) Profesi menjadi wirausahawan jauh
2
lebih menjanjikan.
(+) Menjadi seorang wirausahawan dapat
mengatasi masalah kemiskinan di 6
Indonesia.
(+) Mempunyai usaha sendiri dapat
1
mencukupi kebutuhan setiap harinya.
(+) Menjadi wirausahawan dapat
3
mengurasi masalah pengangguran.
(+) Saya rasa mencari pekerjaan adalah
Inisiatif hal yang sangat sulit, sehingga saya 10
berpikiran untuk membuka usaha sendiri
(+) Saya akan sangat bangga kepada diri
saya sendiri ketika saya bisa memberikan
Percaya diri 11
pekerjaan kepada orang lain dan saya
menjadi Bos nya.
(+) Apabila saya tidak diterima di
Inisiatif perguruan tinggi, saya akan membuka 9
usaha sendiri dan memperkerjakan orang
lain.
Frekuensi (+) Wirausahawan menjadi contoh
kegiatan anggota masyarakat untuk meningkatkan 12
wirausaha kesejahteraan masyarakat.
(+) Saya semakin tertarik untuk menjadi
Kemampuan 8
wirausahawan.
(-) Wirausaha adalah pekerjaan yang
kurang menghormati hukum dan 15
peraturan.
(-) Membuka usaha pasti membutuhkan
17
modal yang banyak.
(-) Wirausahawan adalah pekerjaan yang
14
kurang menantang
(-) Menjadi sorang wirausahawan
merupakan pekerjaan yang membuang 13
tenaga dan waktu.
(-) Menjadi wirausahawan merupakan
16
pekerjaan yang kurang layak.
(+) Saya semakin tertarik dengan bidang
wirausaha setelah belajar dengan
18
menggunakan Modul bersuplemen Chemo-
entrepreneurship
(+) Saya memiliki pandangan kedepan
Melakukan
tentang usaha yang bakal saya 19
sesuatu
kembangkan.
(+) Saya sangat tertarik dengan usaha
22
dalam bidang kimia.
(+) Saya menghadiri kegiatan yang
Frekuensi berkaitan dengan kewirausahaan (seperti:
20
kegiatan pameran buku/bedah buku/studi
wirausaha banding).
(+) Saya menyukai hal-hal yang berkaitan
dengan kewirausahaan (misalnya: buku– 21
buku tentang kewirausahaan).
(+) Saya mempelajari ilmu kewirausahaan. 27
(+) Saya lebih suka membangun usaha
29
sendiri daripada bekerja untuk orang lain.
(+) Saya memperhitungkan baik-buruk
30
spekulasi usaha yang saya lakukan.
(+) Saya terus mencari alternatif peluang
28
usaha baru yang lebih baik.
(+) Saya ingin membuat usaha yang
Frekuensi 24
berbeda dari yang lain.
kegiatan
(+) Saya ingin menjalankan atau memiliki
wirausaha
usaha untuk menambah pendapatan saya 26
dan keluarga.
(+) Berwirausaha memberikan
keuntungan dan investasi yang baik bagi 23
masa depan saya.
(+) Saya memutuskan sendiri pilihan karir
dan jalan hidup yang akan saya jalani 25
termasuk berwirausaha.
Lampiran 16

Angket Minat Berwirausaha Peserta Didik Sebelum


Penerapan Modul Bersuplemen CEP
HASIL ANGKET MINAT BERWIRAUSAHA PESERTA DIDIK

(Sebelum Penerapan Modul)

Skor tiap Soal


Responden

Kategori
Jumlah
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
R1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1 3 3 2 67 55,8% Cukup
R2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 62 51,6% Cukup
R3 1 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 4 3 1 1 3 1 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1 60 50% Cukup
R4 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 3 3 3 2 1 2 59 49,1% Cukup
R5 2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 1 2 2 1 3 3 3 1 3 1 2 1 1 56 46,6% Cukup
R6 3 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 3 3 55 45,8% Cukup
R7 2 1 2 2 2 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 52 43,3% Cukup
R8 1 2 2 1 2 3 1 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 3 2 1 3 2 3 2 55 45,8% Cukup
R9
%
ktg

Jml
44,4% 16

1
44,4% 16

2
55,5% 20

3
50% 18

2
55,5% 20

1
58,3% 21

2
47,2% 17

1
52,7% 19

3
47,2% 17

2
50% 18

1
44,4% 16

2
55,5% 20

2
44,4% 16

1
50% 18

1
50%

Cukup
18

2
38,8% 14

2
55,5% 20

2
36,1% 13

2
44,4% 16

3
52,7% 19

2
38,8% 14
1
47,2% 17 2
44,4% 16
2

55,5% 20
2

44,4% 16
1

50% 18
3

44,4% 16
1

47,2% 17
3

52,7% 19
2

50% 18
3
523

57
48,4%

47,5%
Cukup
Cukup
Lampiran 17
PEDOMAN PENILAIAN

Banyaknya soal = 30
Skor Maksimal = 120
Skor Minimal = 30
Banyaknya skor yang di gunakan =4
120
Skor Maksimal (%) = 𝑥 100 = 100%
120
30
Skor Minimal (%) = 120 𝑥 100 = 25%
Menghitung Intervalnya:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Interval = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟
100−25
Interval = 4 = 18,75

Kategori Minat Berwirausaha:


Sangat Baik = 100% - 18,75% = 81,25%
Baik = 81,75% - 18,75% = 62,5%
Cukup = 62,5% 1875% = 43,75%
Kurang = 43,75% – 18,75% = 25%

Kategori Minat Berwirausaha:


Sangat Baik = 81,25% - 100%
Baik = 62,5% – 80,75%
Cukup = 43,75% – 61,95%
Kurang = 25 – 42,35%
TABEL MINAT BERWIRAUSAHA PESERTA DIDIK

(Sebelum Penerapan Modul)

No Responden Skor % Kategori


1 R-1 67 55,8% Cukup
2 R-2 62 51,6% Cukup

3 R-3 60 50% Cukup

4 R-4 59 49,1% Cukup

5 R-5 56 46,6% Cukup

6 R-6 55 45,8% Cukup

7 R-7 52 43,3% Cukup

8 R-8 55 45,8% Cukup

9 R-9 57 47,5% Cukup

Jumlah 523 48,4% Cukup


Lampiran 18

Hasil Angket Minat Berwirausaha Peserta Didik setelah


Penerpan Modul Bersuplemen CEP
HASIL ANGKET MINAT BERWIRAUSAHA PESERTA DIDIK

(Setelah Penerapan Modul)

Skor tiap Soal


Responden

Kategori
Jumlah
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
R1 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 98 81,6% Baik
R2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 96 80,0% Baik
R3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 103 85,8% Sangat baik
R4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 105 87,5% Sangat Baik
R5 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 101 84,1% Sangat Baik
R6 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 102 85,0% Sangat Baik
R7 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 99 82,5% Sangat Baik
R8 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 103 85,8% Sangat Baik
R9 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 1 2 3 4 101 84,1% Sangat Baik
%
ktg

Jml
94% 34
83,3% 30
83,3% 30
83,3% 30
83,3% 30
88,8% 32
77,7% 28
83,3% 30
88,8% 32
86,1% 31
88,8% 32
80,5% 29
83,3% 30
83,3% 30

Sangat Baik
83,3% 30
88,8% 32
94% 34
80,5% 29
80,5% 29
86,1% 31
77,7% 28
80,5% 29
83,3% 30
86,1% 31
86,1% 31
86,1% 31
75% 27
805% 29
83,3% 30
80,5% 29
908
84,0%
Sangat Baik
Lampiran 19

PEDOMAN PENILAIAN

Banyaknya soal = 30
Skor Maksimal = 120
Skor Minimal = 30
Banyaknya skor yang di gunakan =4
120
Skor Maksimal (%) = 120 𝑥 100 = 100%
30
Skor Minimal (%) = 120 𝑥 100 = 25%
Menghitung Intervalnya:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Interval = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟
100−25
Interval = 4 = 18,75

Kategori Minat Berwirausaha:


Sangat Baik = 100% - 18,75% = 81,25%
Baik = 81,75% - 18,75% = 62,5%
Cukup = 62,5% 1875% = 43,75%
Kurang = 43,75% – 18,75% = 25%

Kategori Minat Berwirausaha:


Sangat Baik = 81,25% - 100%
Baik = 62,5% – 80,75%
Cukup = 43,75% – 61,95%
Kurang = 25 % - 42,35%
TABEL MINAT BERWIRAUSAHA PESERTA DIDIK

(Setelah Penerapan Modul)

No Responden Skor % Kategori


1 R-1 98 81,6% Baik
2 R-2 96 80,0% Baik
3 R-3 85,8% Sangat
103
baik
4 R-4 87,5% Sangat
105
Baik
5 R-5 84,1% Sangat
101
Baik
6 R-6 85,0% Sangat
102
Baik
7 R-7 82,5% Sangat
99
Baik
8 R-8 85,8% Sangat
103
Baik
9 R-9 84,1% Sangat
101
Baik
Jumlah Sangat
908 84,0%
Baik
GRAFIK PENINGKATAN MINAT BERWIRAUSAHA
PESERTA DIDIK

80

60

40
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9

R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9


pra angket 55,8 51,6 50 49,1 46,6 45,8 43,3 45,8 47,5
post angket 81,6 80 85,8 87,5 84,1 85 82,5 85,8 84,1
Lampiran 20

KISI-KISI ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


TERHADAP MODUL

No
Indikator Pertanyaan
Soal
(+) Pembelajaran dengan menggunakan
modul membuat saya lebih semangat dalam 4
belajar.
(+) Kegiatan pembelajaran kimia dengan
menggunakan modul yang telah dilaksanakan
5
membantu saya dalam memahami masalah
ketika belajar kimia.
(+) Saya yakin dapat memahami isi modul ini
6
dengan baik
(+) Saya menggunakan pengalaman yang saya
Kemudahan
peroleh untuk mengerjakan soal-soal yang 8
dalam
ada didalam modul.
memahami
(+) Saya selalu memeriksa kembali hasil
2
pekerjaan yang sudah saya lakukan.
(+) Kegiatan siswa dan soal latihan dalam
modul ini membantu saya untuk 7
mengembangkan kemampuan kimia saya.
(+) Saya selalu mencoba menyelesaikan soal-
1
soal dengan cara saya sendiri.
(+) Dengan pembelajaran ini saya merasa
mudah untuk menarik kesimpulan dari suatu 3
penyelesaian soal.
(+) Setelah mempelajari materi larutan asam
Pemahaman basa dan larutan penyangga menggunakan
9
materi omodul ini, saya peraya bahwa saya akan
berhasil dalam tes.
Kesesuaian (+) Setelah mengikuti pembelajaran ini 11
dengan pemahaman materi saya menjadi meningkat.
pendekatan (+) Saya dapat memperoleh pengetahuan
Chemo- baru dengan mengikuti serangkaian kegiatan 12
entrepreneurs dalam modul ini.
hip (+) Tampilan modul kimia bersuplemen
13
Chemo-entrepreneurship ini sangat menarik
(+) Modul kimia bersuplemen Chemo-
entrepreneurship membuat saya lebih 10
bersemangat dalam pembelajaran kimia
(+) Gambar yang ada didalam modul ini
15
sudah sesuai dengan materi yang disajikan.
(+) Saya sangat senang mengisi kegiatan
17
siswa yang ada didalam modul.
Tampilan
(+) Warna yang digunakan dalam modul
Modul 14
sudah pas dan tidak terlalu mencolok.
(+) Gambar yang diterapkan dalam sampul
sudah mencerminkan seluruh aspek materi 16
yang ada didalamnya.
Kesesuaian (+) Penyampaian materi dalam modul kimia
dengan bersuplemen Chemo-entrepreneurship
pendekatan berkaitan dengan bidang wirausaha.
18
Chemo-
entrepreneurs
hip
Kesesuaian (+) Materi yang disajikan dalam modul ini
19
materi mudah saya pahami.
(+) Dalam modul kimia bersuplemen Chemo-
entrepreneurship terdapat berbagai bagian 25
untuk saya menemukan konsep sendiri.
Kesesuaian (+) Penyajian materi dalam modul ini
dengan mendorong saya untuk berdiskusi dengan 23
pendekatan teman yang lain.
Chemo- (+) Modul kimia bersuplemen Chemo-
24
entrepreneurs entrepreneurship ini mendorong saya untuk
hip menuliskan yang sudah saya pahami pada
kolom refleksi.
(+) Modul ini membuat tes evaluasi yang
dapat menguji seberapa jauh pemahaman
21
saya tentang materi larutan asam basa dan
larutan penyangga.
(+) Kalimat dan paragraf yang digunakan
20
dalam modul ini jelas dan mudah dipahami.
(+) Bahasa yang digunakan dalam modul
kimia bersuplemen Chemo-entrepreneurship 22
ini sederhana dan mudah dimengerti
(+) Huruf yang digunakan sederhana dan
30
mudah dibaca
(+) Dalam materi larutan asam basa, penulis
sudah menyampaikan hubungan pembuatan
permen jelly dengan materi asam basa 29
dengan baik dan menggunakan bahasa yang
mudah untuk dimengerti.
(+) Dalam materi larutan penyangga, penulis
sudah menyampaikan hubungan pembuatan
Kesesuaian
permen jelly dengan materi larutan 31
dengan
penyangga dengan baik dan menggunakan
pendekatan
bahasa yang mudah untuk dimengerti.
Chemo-
(+) Pada kolom Mari Berwirausaha
entrepreneurs
membuat saya lebih tertarik dengan bidang
hip 26
wirausaha khususnya dalam bidang ilmu
kimia.
(+) Penulis juga sudah memberikan contoh
bidang usaha dalam bidang ilmu kimia yang
lainnya, sehingga saya lebih memahami 28
bidang usaha yang ada dalam bidang ilmu
kimia.
(+) Pada kolom Apa Renanamu membuat
27
saya lebih berpikir kedepan, dan membuat
saya mulai melirik berwirausaha.
(-) Materi Larutan Asam Basa dan Larutan
35
Penyangga ini sulit saya pahami.
(-) Modul ini membuat saya malas belajar
36
kimia karena banyaknya bacaan.
(-) Modul ini sulit untuk saya gunakan 33
(-) Modul ini membuat saya tambah bingung
karena belajar kimia dan belajar ilmu 37
berwirausaha.
(-) Saya tidak suka dengan wirausaha yang
32
dicontohkan dalam modul ini
(-) Praktikum pembuatan permen jelly susah
34
untuk dilakukan.
Lampiran 21
HASIL ANGKET RESPON SISWA

Skor Tiap Soal


Responden

Kategori
Jumlah

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
R1 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3 2 117 79 CV
%
R2 2 2 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 103 70 CV
%
R3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 1 1 2 4 4 4 117 79 CV
%
R4 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 2 3 3 2 2 3 92 62 KV
%
R5 2 3 4 2 2 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 3 2 4 3 2 3 4 2 1 3 4 4 4 2 3 3 1 4 3 3 3 3 110 74 CV
%
R6 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 1 2 1 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 116 78 CV
%
R7 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 124 84 CV
%
R8 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 1 2 4 4 3 1 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 115 78 CV
%
R9 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 122 79 CV
%
jml 78 CV

1016
28
30
28
26
28
29
27
28
29
32
27
28
27
29
27
28
24
23
22
27
30
29
30
26
26
28
30
28
29
28
28
27
30
27
26
28
29
%

% 73 CV

2.700%
78%
83%
78%
72%
78%
81%
75%
78%
81%
89%
75%
78%
75%
81%
75%
78%
67%
64%
61%
75%
83%
81%
83%
72%
72%
78%
83%
78%
81%
78%
78%
75%
83%
75%
72%
78%
81%
%

ktg Cukup Valid


Keterangan :

CV = Cukup Valid KV = Kurang Valid


ANGKET RESPON SISWA
Kategori Penilaian Terhadap Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Modul

Reson Penilaian Terhadap Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Modul


Jumlah %
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
R-1 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 35 79,5%
R-2 2 2 2 3 3 4 4 3 2 3 2 28 63,63%
R-3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 35 79,5%
R-4 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 21 47,72%
R-5 2 3 4 2 2 3 3 4 4 4 2 31 70,45%
R-6 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 35 79,5%
R-7 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 35 79,5%
R-8 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 3 31 70,45%
R-9 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 34 77,27%
ANGKET RESPON SISWA
Kategori Ketertarikan Terhadap Tampilan Modul

Ketertarikan Terhadap Tampilan Modul


Resonden Jumlah %
1 2 3 4 5 6
R-1 3 1 3 3 4 3 17 70,83%
R-2 2 2 3 2 2 3 14 58,33%
R-3 3 3 3 2 3 3 17 70,83%
R-4 3 3 3 2 2 3 16 66,66%
R-5 2 3 4 4 3 2 18 75%
R-6 4 4 3 3 3 1 18 75%
R-7 4 4 3 4 4 3 22 91,66%
R-8 4 3 3 4 3 3 20 83,33%
R-9 3 4 4 3 4 3 21 87,5%
ANGKET RESPON SISWA

Kategori Kesesuaian Materi

Kesesuaian Materi
Resonden Jumlah %
1 2 3 4 5 6
R-1 3 2 4 4 3 2 18 75%
R-2 3 3 2 2 3 3 16 66,66%
R-3 3 3 2 3 4 3 18 75%
R-4 2 2 3 3 3 2 15 62,5%
R-5 4 3 2 3 4 2 18 75%
R-6 2 1 4 4 3 2 16 66,66%
R-7 3 4 3 4 2 3 19 79,16%
R-8 1 2 4 4 3 1 15 62,5%
R-9 2 2 3 3 4 2 16 66,66%
ANGKET RESPON SISWA

Kategori Aspek Bahasa

Aspek Bahasa
Resonden Jumlah %
1 2 3
R-1 3 3 3 9 75%
R-2 3 3 3 9 75%
R-3 3 3 4 10 83,33%
R-4 3 3 2 8 66,66%
R-5 1 3 4 8 66,66%
R-6 2 3 3 8 66,66%
R-7 4 3 3 10 83,33%
R-8 4 3 2 9 75%
R-9 3 2 4 9 75%
ANGKET RESPON SISWA

Kategori Aspek Chemo-entrepreneurship (CEP) dan Aspek Kewirausahaan

Reson Penilaian Terhadap Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Modul


Jumlah %
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
R-1 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3 2 34 77,27%
R-2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 33 67,5%
R-3 3 3 4 4 3 1 1 2 4 4 4 33 75%
R-4 3 4 4 2 2 2 3 3 2 2 3 30 68,18%
R-5 4 4 2 3 3 1 4 3 3 3 3 33 67,5%
R-6 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 37 84,09%
R-7 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 35 79,54%
R-8 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 36 81,81%
R-9 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 39 88,63%
Lampiran 22

TABEL HASIL ANGKET TANGGAPAN PESERTA DIDIK


TERHADAP MODUL BERSUPLEMEN CEP

No Responden Skor % Kategori


1 R-1 117 79 % Cukup Baik

2 R-2 103 70% Cukup Baik

3 R-3 117 79% Cukup Baik

4 R-4 92 62% Cukup Baik

5 R-5 110 74% Cukup Baik

6 R-6 116 78% Cukup Baik

7 R-7 124 84% Cukup Baik

8 R-8 115 78% Cukup Baik

9 R-9 122 79% Cukup Baik

Jumlah 1016 78% Cukup Baik


Lampiran 23

JAWABAN TES RUMPANG

Modul Bersuplemen Chemo-entrepreneurship (CEP)


pada Materi Larutan Asam Basa dan Larutan
Penyangga

Nama :

Kelas :

Isilah titik-titik dibawah ini sesuai dengan isi Modul


yang telah kalian gunakan !

Wacana 1

Sifat asam dan basa dari suatu larutan dapat


dijelaskan menggunakan beberapa teori, yaitu teori
asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted Lowry,
dan teori asam-basa G.N. Lewis. Ketiga teori ini
mempunyai dasar pemikiran yang berbeda, tetapi saling
melengkapi dan memperkaya. Hal-hal yang tidak bisa
dijelaskan oleh teori Arrhenius dapat dijelaskan dan
dilengkapi oleh teori Bronsted Lowry dan tidak
bertentangan dengan teori Arrhenius. Demikian juga teori
G.N. Lewis dapat melengkapi hal-hal terkait asam-basa
yang tidak dapat dijelaskan oleh teori Bronsted Lowry.
Wacana 2

Jika metabolisme tubuh meningkat (misalnya


akibat olahraga atau ketakutan), maka pada proses
metabolisme tersebut banyak dihasilkan zat-zat yang
bersifat asam masuk kedalam aliran darah, yang bereaksi
dengan HCO3- dalam darah yang menghasilkan H2CO3
dalam darah. Tingginya kadar H2CO3 akan
mengakibatkan turunnya nilai pH dalam darah. Untuk
menjaga agar penurunan nilai pH tidak terlalu besar,
maka H2CO3 akan segera terurai menjadi gas CO2 dan H2O.
Akibat yang terjadi adalah pernapasan berlangsung lebih
cepat agar darah dapat membuang CO2 kedalam paru-
paru dengan cepat. Hal yang sebaliknya akan terjadi bila
pada kondisi tertentu darah banyak mengandung basa
(ion OH-). Adanya basa akan diikat oleh H2CO3 yang
selanjutnya akan berubah menjadi ion HCO3-. Dengan
demikian, diperlukan gas CO2 dari paru-paru yang harus
dimasukan kedalam darah untuk menggantikan H2CO3
tersebut. Hal ini mengakibatkan pernapasan juga terlalu
cepat.
Wacana 3

Permen adalah sejenis gula-gula (confectionary)


yang banyak disukai oleh anak-anak sehingga dewasa.
Permen yang banyak beredar dipasaran sangat beragam
bentuk, jenis, maupun rasanya, antara lain permen karet
(gum), permen lolipop, permen kenyal (jelly), permen
keras (hard candy), permen berbahan coklat (bounty),
caramel, caramen kacang kunyah, nougat, dan permen
jahe. Badan Standarisasi Nasional (2008) mengemukakan
bahwa permen jelly adalah kembang gula bertekstur
lunak, yang di proses dengan penambahan komponeen
hidro koloid seperti agar, gum, pektin, pati, karagenan,
gelatin dan lain-lain yang digunakan untuk memodifikasi
tekstur sehingga menghasilkan produk yang kenyal.
Lampiran 24
Lampiran 25

ANALISIS HASIL UJI KETERBACAAN

No Respond Skor % Skor Penafsiran Keterangan


en
1. R-1 21 95,45% Independen Tidak Revisi
2. R-2 20 90,90% Independen Tidak Revisi
3. R-3 21 95,45% Indipenden Tidak Revisi
4. R-4 19 86,36% Indipenden Tidak Revisi
5. R-5 19 86,36% Indipenden Tidak Revisi
6. R-6 20 90,90% Indipenden Tidak Revisi
7. R-7 18 81,81% Indipenden Tidak Revisi
8. R-8 20 90,90% Indipenden Tidak Revisi
9. R-9 21 95,45% Indipenden Tidak Revisi
Jumlah 179
Skor maksimal 198
% Skor rata-rata 90,40% Independen
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30

Dokumentasi

Kegiatan Diskusi

Kegiatan Presentasi di Depan Kelas


Kegiatan Berdiskusi
Pendampingan Kegiatan Praktikum

Uji Coba Detergen dalam Membersihkan


Praktikum Pembuatan Permen Jelly Daun Pepaya
Pendampingan Kegiatan Praktikum
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1. Nama : Zumrotul Asrifah
2. TTL : Demak, 11 Mei 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. NIM : 1403076019
6. Alamat Rumah : Ds. Kalitengah RT/RW III/I
Kec. Mranggen Kab. Demak
7. No. HP : 089-5411-519-764
8. Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. TK Budi Lestari (Lulus Tahun 2002)
b. SDN Kalitengah 1 (Lulus Tahun 2008)
c. MTs Sholihiyyah (Lulus Tahun 2011)
d. MA Sholihiyyah (Lulus Tahun 2014)
e. UIN Walisongo Semarang
2. Pendidikan Non Formal

Semarang, Januari 2019

Zumrotul Asrifah
1403076019

Anda mungkin juga menyukai