Makalah KDK 2 Kelompok 1
Makalah KDK 2 Kelompok 1
Makalah KDK 2 Kelompok 1
Dosen pengampu:
Ns. Dian Dwiana maydinar S.Kep, M.Kep
1
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusun memohon sumbang saran dan kritik
konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah ilmu
Keperawatan Dasar I untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Judul…………………………………………………………………………………..1
Kata Pengantar…………………………………………………………………….…2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….5
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………...5
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….16
B. Saran………………………………………………………………………16
Daftar Pustaka…………………………………………………………….17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir kritis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model
berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir
kritis,pemecahan masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah,proses pengambilan
keputusan,fungsi berfikir kritis,model penggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip
utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir
kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan
kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif
akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama,
sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional harus
selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan
hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih mampu untuk
membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak
terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis
dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir,
oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir
kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan
alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam
keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin,
4
kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka,
refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?
C. TUJUAN
Untuk lebih memahami makna dan maksud dari berpikir kritis dalam keperawatan,
serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir kritis dalam keperwatan,sehingga kita
mampu menyelesaikan suatu masalah serta dapat mengambil suatu keputusan.
D. MANFAAT
Dengan kita memahami konsep dan tujuan dalam penerapan berpikir kritis
keperawatan, kita dapat berpikir kritis sehingga mampu mengambil suatu keputusan dengan
tepat dan pasti
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan
mengumpulkan data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang
paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena
itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
7
B. Fungsi Dan Manfaat Berfikir Kritis dalam Keperawatan
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
8
D. Karakteristik Berfikir Kritis Dalam Keperawatan
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan konseptualisasi
merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol
dan disimpan di dalam otak.
2. Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta atau fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan
data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap
Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan
menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
5. Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan dapat
dipercaya.
6. Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk mencipta
berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
7. Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesabaran dan kemauan,
kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan
seperti itu.
8. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
9
E. CARA BERFIKIR KRITIS YANG BAIK DALAM KEPERAWATAN
1. Remembering : menggunakan pengalaman masa lalu untuk mendekati pikiran saat ini
2. Repeating : Semakin sering menggunakan cara berpikir kritis dalam menghadapu
setiap persoalan kehidupan sehingga memudahkan mengambil keputusan
3. Reasoning : berpikir kritis yaitu pengambilan keputusan atas dasar pertimbangan yang
akurat serta penentuan pilihan atas alternative yang ditetapkan
4. Reorganizing : Mengorganisasi kembali terhadap apa yang sementara menjadi focus
perhatian untuk mengidentifikasi secara tepat terhadap fenomena yang menjadi
perhatian utama.
5. Relating : menghubungkan dan menemukan relasi diantara fenomena yang dipikirkan.
10
6. Reflecting : menunda dalam pengambilan keputusan dengan tujuan menganalisa
kembali secara hati-hati akan apa yang telah dipertimbangkan
11
H. Penerapan Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Ada 4 hal pokok dalam penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu :
12
3. Pengambilan keputusan
Dalam praktik keperawatan sehari-hari, perawat selalu dihadapkan pada situasi dimana
harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat terjadi dalam interaksi teman sejawat
profesi lain dan terutama dalam penyelesaian masalah manajemen di ruangan.
Perawat dituntut untuk dapat mengumpulkan data dan memvalidasinya dengan hasil
observasi. Perawat harus melaksanakan observasi yang dapat dipercaya dan membedakannya
dari data yang tidak sesuai. Hal ini merupakan keterampilan dasar berfikir kritis. Lebih jauh
perawat diharapakan dapat mengelola dan mengkategorikan data yang sesuai dan diperlukan.
Untuk memiliki keterampilan ini, perawat harus memiliki kemampuan dalam mensintesa dan
menggunakan ilmu-ilmu seperti biomedik, ilmu dasar keperawatan, ilmu perilaku, dan ilmu
sosial.
Tahap ini adalah tahap pengambilan keputusan yang paling kritikal. Dimana perawat
dapat menentukan masalah yang benar-benar dirasakan klien, berikut argumentasinya secara
rasional. Semakin perawat terlatih untuk berfikir kritis, maka ia akan semakin tajam dalam
menentukan masalah atau diagnose keperawatan klien, baik diagnose keperawatan yang
sifatnya possible, resiko, ataupun actual. Berfikir kritis memerlukan konseptualisasi dan
ketrampilan ini sangat penting dalam perumusan diagnose, karena taksonomi diagnose
keperawatan pada dasarnya adalah suatu konsep (NANDA, 1998).
c. Perencanaan keperawatan
13
Kemudian diperlukan pula keterampilan dalam membuat hipotesa bahwa tindakan
keperawatan yang dipilih akan memecahkan masalah klien dan dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan
d. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi nyata yang
dialami klien. Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesa. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan
merupakan suatu tindakan nyata yang dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil
mencapai tujuan atau tidak.
e. Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang telah dilakukan
sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar kien. Pada proses
evaluasi, standar dan prosedur berfikir kritis sangat memegang peranan penting karena pada
fase ini perawat harus dapat mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien
terpenuhi, apakah diperlukan tindakan modifikasi untuk memecahkan masalah klien, atau
bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan diagnose keperawatan yang
telah ditetapkan sebelumnya
14
I. Aspek-Aspek Berpikir Kritis
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat
dilihat dari beberapa aspek:
1. relevance
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun
dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari
informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. justification
memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan
yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai
keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi
15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan proses berfikir dalam menyelesaikan masalah melalui
pertimbangan dengan merumuskan kesimpulan dan berbagai kemungkinan, sehingga
keputusan yang diambil bersifat efektif.
Untuk berpikir kritis dalam keperawatan melalui beberapa model dan penerapan,
seperti penggunaan bahasa keperawatan, penerapan proses keperawatan serta pengkajian,
sehingga berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawat.
B. SARAN
Mahasiswa keperawatan harus belajar berpikir kritis dari saat ini, agar ketika terjun
kemasyarakat mereka mampu mengambil suatu keputusan dan menylesaikan suatu masalah.
Kami mengharapkan agar mahasiswa mengerti tentang berpikir kritis terutama dalam
keperawatan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
16
DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC
Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot..
Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical
Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.ubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking
in Nursing. Philadelphia : Lippincot. Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in
Nursing. Philadelphia : Lippincot.
17
CONTOH KASUS ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN
Disebuah desa terpencil tidak ada tenaga kesehatan yang bertugas didesa tersebut,
walaupun ada didesa sebelahnya,, dan saat anda praktek lapangan didesa tersebut, ada
kejadian yang tidak diduga-duga oleh anda, ada warga yang terkena sebilah parang dibagian
perutnya , hingga merobek sedikit kulitnya, darah terus keluar ,jika tidak dijahit luka tersebut
maka darah akan keluar dan jika tidak diselamatkan pasti warga tersebut akan meninggal
dunia.
Dari kasus diatas apa yang anda lakukan ?
a. selamatkan warga tersebut semampunya ?
b. apa anda bawa warga tersebut ke petugas kesehatan yang ada didesa sebelah ?
jawab:
jika saya mengalami kejadian tersebut saya akan menyelamatkan semampunya , dengan
cara memerhentikan pendarahan semampu saya,,lalu saya bawa ke petugas kesehatan secepat
mungkin.
18