Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
KEWARGANEGARAAN
Tentang
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Dosen Pengampu:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah pribadi ini
dengan judul “Dinamika Historis, dan Urgensi Wawasan Nusantara Sebagai Konsepsi
Dan Pandangan Kolektif Kebangsaan Indonesia Dalam Konteks Pergaulan Dunia”
Pemakalah menyadari ada banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab
itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk terciptanya makalah
yang lebih baik kedepannya, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah datang
dari Allah SWT. Pemakalah juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca terutama bagi pemakalah sendiri.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 22
B. Saran ................................................................................................. 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari wawasan nusantara sama dengan tujuan nasional yang dapat
dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial Tujuan ke dalam adalah mewujudkan
kesatuan segenap aspek kehidupan sosial, dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa
Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan
kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan
budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan urgensi wawasan nusantara?
2. Apa alasan perlunya wawasan nusantara?
3. Bagaimana sejarah sumber historis, sosiologis, dan politis tentang
wawasan nusantara?
4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan
wawasan nusantara?
5. Bagaimana mendeskripsikan esensi dan urgensi wawasan nusantara?
6. Apa contoh praktek kewarganegaraan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi wawasan nusantara
2. Untuk mengetahui alasan perlunya wawasan nusantara
3. Untuk mengetahui sejarah sumber historis, sosiologis, dan politis
tentang wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui bagaimana membangun argumen tentang dinamika
dan tantangan wawasan nusantara
5. Untuk mengetahui bagaimana mendeskripsikan esensi dan urgensi
wawasan nusantara
6. Untuk mengetahui contoh praktek kewarganegaraan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dimaksud di sini adalah tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945
alinea ke-2 dan ke-4, yaitu:
4
terdiri dari dua kata, yaitu Nusa, yang berarti "pulau atau kepulauan
bersatu dan di antara yang berarti "tempat antara dua elemen, yaitu dua
benua dan dua samudera. Oleh karena itu, makna kata nusantara
adalah kesatuan pulau-pulau, yang terletak di dua benua, yaitu Asia
dan Australia, dan di dua lautan, yaitu India dan Samudra Pasifik
a. Aspek Sejarah
5
Dilihat dari tinjauan historis, perkembangan kebangsaan Indonesia
dapat dikategorikan dalam kurun waktu sebagai berikut:
1) Zaman Perintis 1908, ditandai dengan munculnya pergerakan
nasional Budi Utomo.
2) Zaman Penegas 1928, ditandai dengan ikrar Sumpah Pemuda.
3) Zaman Pendobrak, ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan
NKRI 17 Agustus 1945.
b. Aspek Geografis
Kondisi geografis negara Indonesia, yaitu:
1) Indonesia merupakan negara maritim karena 2/3
wilayahnya lautan dan 1/3nya adalah wilayah daratan.
2) Indonesia berbentuk negara kepulauan dapat disebut
Nusan- tara (nusa di antara air) yang berdasarkan konsep
negara ke- pulauan (archipelago state concept) dengan
jumlah pulau ku- rang lebih 17.508 pulau.
3) Luas wilayah negara Indonesia 5.192 juta km² dengan
perinci- an luas daratan 2.027 juta km² dan luas lautan
3.166 juta km³. Utara-Selatan 1.888 km dan jarak dari arah
4) Jarak dari arah Timur-Barat 5.110 km.
5) Negara Indonesia terletak di antara dua benua dan dua sa-
mudra.
6) Terletak di bawah orbit Geostatioriory Satellite Orbit
(GSO).
c. Aspek Geopolitis dan Kepentingan Sosial
Ratzel sebagai ilmu bumi politik. Sebagai ilmu, geopolitik
mem-Geopolitik adalah istilah yang dikemukakan oleh Frederich
pelajari fenomena politik dari aspek geografi. Bahwa pada umum-
nya politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi geografi
antara negara yang bersangkutan. Geopolitik memaparkan dasar
6
pertimbangan dari aspek geografi dalam menentukan kebijakan
nasional untuk mewujudkan suatu tujuan. Prinsip-prinsip geopo-
litik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan
wawasan nasional bangsa itu. Di Negara Republik Indonesia,
orang pertama yang mengaitkan hal geopolitik dengan bangsa
Indonesia adalah Ir. Soekarno dalam pidatonya di hadapan sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945. 1
Wawasan nusantara ialah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu
bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah
lingkungannya. 2
7
b. Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah
mencakup kesatuan politik, sosial, dan ekonomi, sosial dan politik, dan
kesatuan kesatuan pertahanan dan keamanan.
c. Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah
pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh
wilayah dan segenap kekuatan negara.
d. Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah
pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara
tetangga 4
4
Ibid, h. 218
5
Ibid
8
25 A UUD NRI 1945, yang menyatakan “Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah-wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
oleh undang-undang.
2) Sosiologi Wawasan Nusantara
6
Paristiyanti Nurwandi, dkk, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pembelajaran Mahasiswa, 2016), h. 218-224
9
bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan
dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional
yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas
yang damal di perairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin
selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu
kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas landas
lautan teritorial (yang lebarnya 12 mi) diukur dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau pulau Negara
Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan detur selekas
lekasnya dengan Undang-Undang.
isi utama dari pemyataan ini adalah bahwa garis lintang laut pantai
Indonesia dihitung 12 mil dari garis yang menghubungkan pulau-pulau
terluar Indonesia. Dengan garis teritorial baru ini, wilayah Indonesia
menjadi wilayah kesatuan.
Laut di antara pulau-pulau itu bukan lagi dinding pemisah karena
bukan lagi lautan terbuka, melainkan sebuah pulau penghubung.
Sebelum Deklarasi Djuanda dikeluarkan, wilayah Indonesia
didasarkan pada Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonante
tahun 1939 (TZMKO tahun 1939) atau Ordonante tahun 1939, suatu
persetujuan pemerintah Hindia Belanda. Isi peraturan ini pada
dasamya menentukan luasnya lebar laut 3 mil laut dengan
menggambar garis dasar berdasarkan garis pasang surut atau pulau/
darat. Menurut aturan era Hindia Belanda, pulau-pulau di kepulauan
dipisahkan oleh laut di sektamya dan setiap pulau hanya memiliki satu
laut pada jarak 3 mil dari pantai. Laut setelah garis 3 mil adalah laut
yang jemih, yang berarti bahwa kapal-kapal asing dapat berlayar bebas
di laut yang memisahkan pulau-pulau. Karena itu laut memisahkan
pulau-pulau di Indonesia Konvensi Hukum Laut PBB ke-III
(UNCLOS) 1982 akhimya mengakui deklarasi Indonesia sebagal
10
negara kepulauan. Kemudian UU No 17 tahun 1985 diadopsi untuk
meratifikasi UNCLOS tahun 1982 dan untuk memperkuat aturan-
aturan PBB. Pada tanggal 13 Desember dicanangkan sebagai Hari
Nusantara selama masa jabatan Presiden Abdurahman Wahid.
Keputusan Presiden No RI dadopsi pada masa pemerintahan Ibu
Megawati Keppres RI No. 126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara.
Deklarasi Djuanda adalah terobosan penting untuk memperjelas batas-
batas wilayah perairan Indonesia dan untuk menjamin keselamatan
negara.
b. Sumber Sosiologis Wawasan Nusantara
Lahimya konsep wawasan ke nusantara juga terinspirasi oleh
keadaan sosiologis masyarakat Indonesia. Seperti kita ketahui, bangsa
Indonesia sangat beragam dan terfragmentasi sebelum kemerdekaan.
Bahkan di antara orang Indonesia, mudah untuk melawan Belanda
melalui kebijakan Devide-et-Impera. Dalam perang melawan Belanda,
ada orang yang menjadi pengkhianat bagi bangsa.
Berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia,
pemahaman nusantara, yang semula berisi visi "Integritas atau
integritas teritorial", semakin diperluas sebagai vis "persatuan
nasional. Rakyat Indonesia tidak mau lagi dibagi ke banyak negara.
Untuk mencapai persatuan bangsa, semangat nasionalisme harus terus
diperkuat.
Semangat kebangsaan Indonesia sebenarnya diprakarsai oleh
acara Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, yang dikonfirmasi di
Majelis Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan berhasil dicapai dengan
deklarasi kemerdekaan nasional pada 17 Agustus 1945. Maka jauh
sebelum tahun 1957, Deklarasi Djuanda konsep semangat dan
persatuan nasional, telah berkembang di negara ini. Padahal, semangat
kebangsaan ini telah berhasil membentuk bangsa yang mandiri.
11
Di atas, situasi sosiologis masyarakat Indonesia, dan juga
kelanjutan kolonialisme yang memisahkan bangsa, telah
meningkatkan antusiasme dan tekad orang-orang di kepulauan ini
untuk bersatu menjadi satu kebangsaan, satu bangsa, yaitu bangsa
Indonesia. Semangat persatuan pertama kall bersatu dalam perjuangan
untuk pembebasan dari penjajahan dan kemudian bersatu dalam wadah
kebangsaan Indonesia
c. Sumber Politik Wawasan Nusantara
Secara politis, ada juga kepentingan nasional tentang bagaimana
seluruh kawasan dan PBB dapat terus dikembangkan, diestarikan dan
dipertahankan. Kepentingan nasional adalah turunan lanjut dari cita-
cita nasional, tujuan nasional dan visi nasional. Cita-cita nasional
bangsa Indonesia, sebagaimana diatur dalam alinea II pada pembukaan
UUD 1945, adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan
nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi nasional
Indonesia menurut ketetapan MPR NO VIL/MPR/2001 tentang Visi
Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara
Pengetahuan wawasan nusantara yang diperoleh sejak Deklarasi
Djuanda 1957 kemudian menjadi citra politik negara. Kata-kata
wawasan nusantara dimasukkan dalam rancangan Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) berdasarkan Keputusan MPR tahun 1973, 1978,
1983, 1988, 1993 dan 1998. Menurut GBHN, konsep wawasan
nusantara dimasukkan dalam Pasal 25A UUD NRI 1945, yang
dihasilkan dan perubahan keempat pada tahun 2002.
12
Wawasan Nusantara sebenamya adalah pandangan geopolitik
rakyat Indonesia Geopolitik diartikan sebagai mu administrasi negara,
yang dalam setiap kebijakan dikaitkan dengan masalah geografis di
wilayah atau tempat tinggal suatu negara. Geopolitik adalah shu
tentang hubungan antara faktor-faktor geografis, strategis dan politis
suatu negara. Implementasi membutuhkan strategi nasional (Emaya
Suradinata, 2001), Pandangannya tentang wilayah, lokasi, dan
geografi suatu negara akan mempengaruhi politk negara tersebut.7
7
Ismail dan Sri Hartati, Op. Cit, h. 219
13
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan
wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih
ditekankan pada upaya perlindungan dan pelestarian alam diwilayah tersebut. 8
1. Pemberdayaaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam arti peran dalam bentuk
kegiatan masyarakat dan partisipasi dalam mencapai tujuan nasional
hanya dapat dilakukan oleh negara-negara industry dengan
perencanaan yang luas, sedangkan negara-negara berkembang dengan
perencanaan yang luas karena terbatasnya kualitas staf, sehingga
menjadi landasan yang diperlukan secara operasional oleh GBHN.
Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata menyebabkan
keterbelakangan, yang membahayakan integritas. Penguatan
masyarakat sangat dibutuhkan didaerah tertinggal, untuk memperkuat
masyarakat perlu memberikan prioritas pada pengembangan daerah
yang tertinggal agar masyarakat dapat berperan dan berpartisipasi aktif
dalam pembangunan di semua aspek kehidupan, seperti yang
diterapkan oleh UU RI No. 22 Pemerintahan Daerah diatur pada tahun
1999.
2. Dunia Tanpa Batas
a. Perkembangan IPTEK
8
Paristiyanti Nurwandi, dkk, Op. Cit, h. 229
14
b. Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless word” dan “The
End of Nation State” berpendapat bahwa dalam perkembangan
masyarakat global, geografi nasional dan batas-batas politik
masih relatif konstan. Untuk mengatasi kekuatan global suatu
negara, peran pemerintahan pusat dikurangi dan pemerintahan
daerah diperkuat
3. Era Baru Kapitalisme
a. Sloan and Zureker Dalam bukunya “dictionary of economics”
sebuah sistem ekonomi yang disandarkan pada hak
kepemilikan pribadi atas berbagai barang individu untuk
membuat perjanjian dengan pihak lain dan untuk melakukan
kegiatan ekonomi sendiri. Di era baru kapitalisme, sistem
ekonomi harus menghasilkan keuntungan dengan melakukan
kegiatan yang luas yang mencangkup semua aspek kehidupan,
sehingga diperlukan sttrategi baru dalam sistem ekonomi, yaitu
keseimbangan.
b. Lester Thurow Dalam bukunya “The Future of Capitalism”
menekankan, antara lain, bahwa bertahan hidup di era baru
kapitalisme membutuhkan strategi baru yang mencari
keseimbangan antara pemahaman individu dan pemahaman
sosialis.Bersamaan dengan era baru kapitalisme, yang tidak
dapat dilihat secara terpisah dari globalisasi dan negara-negara
industry
4. Kesadaran Warga Negara
1) Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan
kewajiban
2) Kesadaran bela Negara9
9
Ismail dan Sri Hartati,Op. Cit, h. 226-231
15
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara
16
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi
kewilayahan berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan
nusantara tidak hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga
persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku,
agama,ras, dan kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga
harus mampu bersatu.
17
wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta
memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuanbangsa yang bulat dalam arti
yang seluasluasnya.
3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus
merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan
setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai
cita-cita bangsa.
4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta
ideologi bangsa dan negara yang melandasi,
membimbing, dan mengarahkan
5) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
6) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu
kesatuan system hukum dalam arti bahwa hanya ada
satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
7) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan
dengan bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif
serta diabdikan pada kepentingan nasional.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan
politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
18
sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang
dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Ekonomi Memiliki makna:
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial
maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus
tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan
seimbang di seluruh daerah,tanpa meninggalkan ciri
khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah
Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan danditujukan bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Sosial Budaya memiliki makna:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu,
perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang,
serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuaidengan
tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
19
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai–nilai
budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai
budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan
Pertahanan dan Keamanan Memiliki makna:
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah
pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh
bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara
dan bangsa
F. Praktek Kewarganegaraan
Selasa, 11 Februari 2014 | 12:39 TNI Investigasi Nelayan
Indonesia yang Ditangkap Papua Nugini Jakarta- Panglima Tentara
10
Niko Tesni Saputra dan Alfian Eka Pradana, DINAMIKA HISTORIS DAN PENTINGNYA WAWASAN
NUSANTARA, (Yogyakarta: Poltekes Kemenkes, 2022), h. 9
20
Nasional Indonesia (TNI) Moeldoko mengatakan pihaknya saat ini
sedang melakukan investigasi terhadap tertangkapnya nelayan Merauke
di Papua Nugini. Setelah mengetahui duduk perkaranya, pemerintah kata
Moeldoko, bisa mengajak Papua Nugini duduk bersama dan
menyelesaikan masalah tersebut.
"Kita akan komunikasikan, kita harus tahu persis titik kejadiannya
bagaimana, apakah di perbatasan, atau di wilayah mereka, lalu kenapa
harus pakai kekerasan seperti itu. Itu harus didalami," demikian kata
Moeldoko saat ditemui di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Selasa (11/2).
Hal itu disampaikan Moeldoko menyusul adanya warga Merauke yang
ditengarai nelayan memasuki perairan Papua Nugini. Belakangan
diketahui mereka diproses marinir setempat dan ditengarai mendapatkan
tindakan kekerasan dan hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
"Pasti akan tanya, ini area politik atau pertahanan. Kalau area
pertahanan, domain saya. Kalau berpolitik, nanti menlu (menteri luar
negeri) yang protes," kata dia lagi ketika ditanya rencana pengecekan ke
Papua. Moeldoko menambahkan, wilayah Nusantara memang sangat luas
sehingga kekuatan TNI kadang kala tidak selalu siap sedia mengecek
bagian perairan. Kata dia, wajar jika terjadi kebobolan. Namun demikian,
Moeldoko optimistis pengawasan perairan bisa makin ketat dengan
adanya kapal selam yang rencananya dibeli dari Korea Selatan dan
Inggris. "Nanti kekuatan bertambah," tambahnya.
Penulis: Ezra Natalyn/YS
Sumber : http://www.beritasatu.com/nasional/165635-tni-investigasi-
nelayanindonesia-yang-ditangkap-papua-nugini.html11
11
Paristiyanti Nurwandi, dkk, Op. Cit, h. 236
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Wawasan Nusantara artinya adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasional nya, yaitu
Pancasila UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya. Dan yang
menjiwai dalam tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
perjuangan nasional.
b. Alasan perlunya wawasan nusantara diantaranya ialah wawasan
nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup kesatuan
politik, sosial, dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan kesatuan
pertahanan dan keamanan
c. Sumber historis lahirnya konsepsi wawasan nusantara yaitu Perdana
Menteri Ir.H.Djuanda Kartawidjaja pada tanggal 13 Desember 1957
mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi
Djuanda. Sumber Sosiologis berdasar kepada kondisi social budaya
masyarakat Indonesia. Sumber politik juga berkepentingan nasional
tentang bagaimana seluruh kawasan dan PBB dapat terus
dikembangkan, diestarikan dan dipertahankan.
d. Dinamika yang berkembang itu misalnya jika pada masa lalu penguasa
wilayah dilakukan dengan pendidikan militer maka sekarang lebih di
tekan pada upaya perlindungan dan pelestarian alam di wilayah
tersebut
e. Esensi dan urgensi wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan
wilayah dan persatuan bangsa, mencakup didalamnya pandangan akan
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan
keamanan.
22
f. TNI Investigasi Nelayan Indonesia yang Ditangkap Papua Nugini
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dalam kategori sempurna, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan.
Maka dari itu pemakalah mengharapkan pembaca dapat menyampaikan kritik
dan sarannya terhadap hasil penulisan makalah ini dan semoga bisa
bermanfaat atas materi yang telah dijabarkan dalam makalah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Niko Tesni dan Alfian Eka Pradana. 2022. DINAMIKA HISTORIS DAN
PENTINGNYA WAWASAN NUSANTARA.Poltekes Kemenkes. Yogyakarta
24