Kewarganegaraan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

Tentang

“Dinamika Historis, dan Urgensi Wawasan Nusantara Sebagai Konsep dan


Pandangan Kolektif Kebangsaan Indonesia Dalam Konteks Pergaulan Dunia”

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Nur Salwa Harahap : 2214010094

Tiara Asnanda : 2214010118

Sonya Putri Nelta : 2214010122

Emelia Chandra : 2214010128

Dede Indriani : 2214010130

Dosen Pengampu:

Silvia Anggreni BP,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-C)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS IMAM BONJOL PADANG

TAHUN 2023 M/1445 H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah pribadi ini
dengan judul “Dinamika Historis, dan Urgensi Wawasan Nusantara Sebagai Konsepsi
Dan Pandangan Kolektif Kebangsaan Indonesia Dalam Konteks Pergaulan Dunia”

Tidak lupa pemakalah mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Silvia


Anggreni BP,M.Pd. selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas makalah
Kewarganegaraan.

Pemakalah menyadari ada banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab
itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk terciptanya makalah
yang lebih baik kedepannya, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah datang
dari Allah SWT. Pemakalah juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca terutama bagi pemakalah sendiri.

Padang, 25 Februari 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara .......................................... 3


B. Alasan Perlunya Wawasan Nusantara ............................................... 7
C. Sumber Historis, Sosiologis, dan
Politis tentang Wawasan Nusantara ................................................... 9
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Wawasan Nusantara .......................................................................... 13
E. Mendiskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara ................. 16
F. Contoh Praktek Kewarganegaraan .................................................... 21

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 22

A. Kesimpulan ....................................................................................... 22
B. Saran ................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook) bangsa


Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat Wasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup
bangsa yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya
tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu
menuju tujuannya. Bagi bangsa Indonesia,Wawasan Nusantara telah menjadi cara
pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan
visional Bangsa Indonesia. Konsepsi Wawasan Nusantara, sejak dicetuskan
melalui Deklarasi Djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika
yang terus tumbuh dalam praktek kehidupan bernegara. Alasan mengapa perlunya
Wawasan Nusantara ini dilatarbelakangi oleh latar belakang sejarah, sosiologis
dan politik bangsa Indonesia itu sendiri

Tujuan dari wawasan nusantara sama dengan tujuan nasional yang dapat
dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial Tujuan ke dalam adalah mewujudkan
kesatuan segenap aspek kehidupan sosial, dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa
Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan
kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan
budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan urgensi wawasan nusantara?
2. Apa alasan perlunya wawasan nusantara?
3. Bagaimana sejarah sumber historis, sosiologis, dan politis tentang
wawasan nusantara?
4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan
wawasan nusantara?
5. Bagaimana mendeskripsikan esensi dan urgensi wawasan nusantara?
6. Apa contoh praktek kewarganegaraan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi wawasan nusantara
2. Untuk mengetahui alasan perlunya wawasan nusantara
3. Untuk mengetahui sejarah sumber historis, sosiologis, dan politis
tentang wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui bagaimana membangun argumen tentang dinamika
dan tantangan wawasan nusantara
5. Untuk mengetahui bagaimana mendeskripsikan esensi dan urgensi
wawasan nusantara
6. Untuk mengetahui contoh praktek kewarganegaraan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara


1. Pengertian Wawasan Nusantara
Kata "wawasan" berasal dari bahasa Jawa, yaitu mawas yang
artinya melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan
cara pandang atau cara melihat. Wawasan apabila kita telaah bersama
menunjukkan sifat dari indra penglihatan yang bukan hanya berbentuk
visual, tetapi juga pikiran dan menjadi pemikiran. Artinya tidak hanya
dilihat secara mentah-mentah, tetapi juga ditinjau secara saksama.
Nusantara terbagi menjadi dua kata, yaitu nusa dan antara.
Nusa artinya kepulauan yang terdiri dari lautan dan daratan. "Nusa"
melambangkan Indonesia yang merupakan negara kepu-lauan di mana
terdapat 17.508 pulau. "Antara" maksudnya adalah diapit oleh dua
samudera dan dua benua. Dua samudra tersebut adalah Samudra
Pasifik di arah Timur dan Samudra Hindia di daerah Barat. Dan juga
diapit oleh dua benua, yaitu benua di wilayah Selatan dan benua Asia
di wilayah Utara. Indonesia sendiri masuk di dalam benua Asia
tepatnya Asia Tenggara sehingga bergabung di dalam ASEAN
(Association of South East Asian Nation) yaitu perserikatan
multilateral antarnegara Asia Tenggara. Indonesia terletak di antara 6°
LU-11° LS dan 95° BT-141° BT.
Wawasan Nusantara artinya adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasional
nya, yaitu Pancasila UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya.
Dan yang menjiwai dalam tindak kebijaksanaannya dalam mencapai
tujuan perjuangan nasional. Tujuan perjuangan nasional yang

3
dimaksud di sini adalah tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945
alinea ke-2 dan ke-4, yaitu:

*... mewujudkan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdau-


lat, adil, dan makmur."

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah


negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa;


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia."

Secara etimologis, pengertian Wawasan Nusantara adalah


melihat kesatuan Nusantara antara dua benua, yaitu Asia dan
Australia, dan dua samudera, yaitu Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Istilah “pengetahuan pulau berasal dari kata “wawas” (bahasa
Jawa) yang berarti “pandangan”, tinjauan atau penglihatan indra”.
Kemudian ditambahkan akhiran-an. Arti wawasan adalah cara
pandang, cara tinjau, dan cara melihat. Sedangkan kata Nusantara

4
terdiri dari dua kata, yaitu Nusa, yang berarti "pulau atau kepulauan
bersatu dan di antara yang berarti "tempat antara dua elemen, yaitu dua
benua dan dua samudera. Oleh karena itu, makna kata nusantara
adalah kesatuan pulau-pulau, yang terletak di dua benua, yaitu Asia
dan Australia, dan di dua lautan, yaitu India dan Samudra Pasifik

Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Pengertian


wawasan nusantara menurut definisi Tap MPR tahun 1993 dan 1998
tentang GBHN adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bemegara untuk mencapai
tujuan nasional.

Definisi wawasan nusantara secara singkat adalah cara


pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menghargai
dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional

Pada pengertian modem, kata nusantara dapat diartikan sebagai


kata ganti wilayah Indonesia, yang terdiri dan ribuan pulau dan laut
yang ada di sekelilingnya. Wawasan pun bisa diartikan sebagai cara
pandang bangsa Indonesia tentang din dan lingkungannya merupakan
fenomena (gejala) sosial yang dinamis yang memiliki tiga unsur dasar.

Latar belakang dan faktor-faktor yang memengaruhi konsepsi


Wawasan Nusantara antara lain aspek sejarah, aspek geografis, serta
aspek geopolitis dan kepentingan sosial budaya.

a. Aspek Sejarah

5
Dilihat dari tinjauan historis, perkembangan kebangsaan Indonesia
dapat dikategorikan dalam kurun waktu sebagai berikut:
1) Zaman Perintis 1908, ditandai dengan munculnya pergerakan
nasional Budi Utomo.
2) Zaman Penegas 1928, ditandai dengan ikrar Sumpah Pemuda.
3) Zaman Pendobrak, ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan
NKRI 17 Agustus 1945.
b. Aspek Geografis
Kondisi geografis negara Indonesia, yaitu:
1) Indonesia merupakan negara maritim karena 2/3
wilayahnya lautan dan 1/3nya adalah wilayah daratan.
2) Indonesia berbentuk negara kepulauan dapat disebut
Nusan- tara (nusa di antara air) yang berdasarkan konsep
negara ke- pulauan (archipelago state concept) dengan
jumlah pulau ku- rang lebih 17.508 pulau.
3) Luas wilayah negara Indonesia 5.192 juta km² dengan
perinci- an luas daratan 2.027 juta km² dan luas lautan
3.166 juta km³. Utara-Selatan 1.888 km dan jarak dari arah
4) Jarak dari arah Timur-Barat 5.110 km.
5) Negara Indonesia terletak di antara dua benua dan dua sa-
mudra.
6) Terletak di bawah orbit Geostatioriory Satellite Orbit
(GSO).
c. Aspek Geopolitis dan Kepentingan Sosial
Ratzel sebagai ilmu bumi politik. Sebagai ilmu, geopolitik
mem-Geopolitik adalah istilah yang dikemukakan oleh Frederich
pelajari fenomena politik dari aspek geografi. Bahwa pada umum-
nya politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi geografi
antara negara yang bersangkutan. Geopolitik memaparkan dasar

6
pertimbangan dari aspek geografi dalam menentukan kebijakan
nasional untuk mewujudkan suatu tujuan. Prinsip-prinsip geopo-
litik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan
wawasan nasional bangsa itu. Di Negara Republik Indonesia,
orang pertama yang mengaitkan hal geopolitik dengan bangsa
Indonesia adalah Ir. Soekarno dalam pidatonya di hadapan sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945. 1

B. Alasan Perlunya Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara ialah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu
bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah
lingkungannya. 2

Wawasan nusantara sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia karena


wawasan nusantara dilatarbelakangi oleh sejarah, sosiologi, dan politik bangsa
Indonesia sendiri. Secara umum fungsi dari wawasan nusantara yaitu sebagai
pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, tindakan, keputusan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara
di pusat maupun daerah bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.3

Fungsi wawasan nusantara lainnya, yaitu:

a. Fungsi wawasan nusantara sebagai konsep ketahanan nasional adalah


sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan, keamanan, dan
kewilayahan.
1
Damri dan Fauzi Eka Putra, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, (Jakarta: Kencana, 2022), h. 10
2
Ibid, h. 166
3
Ismail dan Sri Hartati, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, (Jawa Timur: CV. PENERBIT QIARA MEDIA,
2019), h. 217

7
b. Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah
mencakup kesatuan politik, sosial, dan ekonomi, sosial dan politik, dan
kesatuan kesatuan pertahanan dan keamanan.
c. Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah
pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh
wilayah dan segenap kekuatan negara.
d. Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah
pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara
tetangga 4

Tujuan adanya wawasan nusantara sama dengan tujuan nasional yang


ada dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah
menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur
serta martabat manusia diseluruh dunia. 5

Sumber-sumber yang melatarbelakangi berkembangnya wawasan


nusantara, yaitu:

1) Historis wawasan nusantara


Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari perdana
Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaya yang mengeluarkan deklarasi
pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi dikenal sebagai Deklarasi
Djuanda.
Isi pokok deklarasi tersebut adalah bahwa lebar laut territorial
Indonesia 12 Mil yang dihitung dari garis yang menghubungkan pulau
terluar Indonesia. Konsepsi wawasan nusantara semakin kuat setelah
adanya keputusan politik negara yakni dimasukkannya kedalam pasal

4
Ibid, h. 218
5
Ibid

8
25 A UUD NRI 1945, yang menyatakan “Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah-wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
oleh undang-undang.
2) Sosiologi Wawasan Nusantara

Sebagai konsepsi kewilayahan, bangsa Indonesia


mengusahakan dan memandang wilayah sebagai satu kesatuan.
Namun seiring tuntunan dan perkembangan, konsepsi wawasan
nusantara mencakup pandangan akan kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan, yang menyebabkan wawasan
nusantara juga dilatar belakangi oleh kondisi sosiologis masyarakat
Indonesia agar tidak terpecah-pecah karena keberagaman

3) Politis Wawasan Nusantara

Secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana agar


wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan,
dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus. Kepentingan
nasional itulah yang menyebabkan wawasan nusantara itu lahir. 6

C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara


a. Sumber Historis Wawasan Nusantara
Konsep wawasan nusantara pertama kali dikemukakan oleh Perdana
Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, yang membuat pemyataan pada
13 Desember 1957, selanjutnya disebut Deklarasi Djuanda Masukkan
pernyataan tersebut adalah "Bahwa segala perairan di sekitar, di antara
dan yang menghubungkan pulaupulau yang termasuk Negara
Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebamya adalah bagian-

6
Paristiyanti Nurwandi, dkk, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pembelajaran Mahasiswa, 2016), h. 218-224

9
bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan
dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional
yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas
yang damal di perairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin
selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu
kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas landas
lautan teritorial (yang lebarnya 12 mi) diukur dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau pulau Negara
Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan detur selekas
lekasnya dengan Undang-Undang.
isi utama dari pemyataan ini adalah bahwa garis lintang laut pantai
Indonesia dihitung 12 mil dari garis yang menghubungkan pulau-pulau
terluar Indonesia. Dengan garis teritorial baru ini, wilayah Indonesia
menjadi wilayah kesatuan.
Laut di antara pulau-pulau itu bukan lagi dinding pemisah karena
bukan lagi lautan terbuka, melainkan sebuah pulau penghubung.
Sebelum Deklarasi Djuanda dikeluarkan, wilayah Indonesia
didasarkan pada Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonante
tahun 1939 (TZMKO tahun 1939) atau Ordonante tahun 1939, suatu
persetujuan pemerintah Hindia Belanda. Isi peraturan ini pada
dasamya menentukan luasnya lebar laut 3 mil laut dengan
menggambar garis dasar berdasarkan garis pasang surut atau pulau/
darat. Menurut aturan era Hindia Belanda, pulau-pulau di kepulauan
dipisahkan oleh laut di sektamya dan setiap pulau hanya memiliki satu
laut pada jarak 3 mil dari pantai. Laut setelah garis 3 mil adalah laut
yang jemih, yang berarti bahwa kapal-kapal asing dapat berlayar bebas
di laut yang memisahkan pulau-pulau. Karena itu laut memisahkan
pulau-pulau di Indonesia Konvensi Hukum Laut PBB ke-III
(UNCLOS) 1982 akhimya mengakui deklarasi Indonesia sebagal

10
negara kepulauan. Kemudian UU No 17 tahun 1985 diadopsi untuk
meratifikasi UNCLOS tahun 1982 dan untuk memperkuat aturan-
aturan PBB. Pada tanggal 13 Desember dicanangkan sebagai Hari
Nusantara selama masa jabatan Presiden Abdurahman Wahid.
Keputusan Presiden No RI dadopsi pada masa pemerintahan Ibu
Megawati Keppres RI No. 126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara.
Deklarasi Djuanda adalah terobosan penting untuk memperjelas batas-
batas wilayah perairan Indonesia dan untuk menjamin keselamatan
negara.
b. Sumber Sosiologis Wawasan Nusantara
Lahimya konsep wawasan ke nusantara juga terinspirasi oleh
keadaan sosiologis masyarakat Indonesia. Seperti kita ketahui, bangsa
Indonesia sangat beragam dan terfragmentasi sebelum kemerdekaan.
Bahkan di antara orang Indonesia, mudah untuk melawan Belanda
melalui kebijakan Devide-et-Impera. Dalam perang melawan Belanda,
ada orang yang menjadi pengkhianat bagi bangsa.
Berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia,
pemahaman nusantara, yang semula berisi visi "Integritas atau
integritas teritorial", semakin diperluas sebagai vis "persatuan
nasional. Rakyat Indonesia tidak mau lagi dibagi ke banyak negara.
Untuk mencapai persatuan bangsa, semangat nasionalisme harus terus
diperkuat.
Semangat kebangsaan Indonesia sebenarnya diprakarsai oleh
acara Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, yang dikonfirmasi di
Majelis Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan berhasil dicapai dengan
deklarasi kemerdekaan nasional pada 17 Agustus 1945. Maka jauh
sebelum tahun 1957, Deklarasi Djuanda konsep semangat dan
persatuan nasional, telah berkembang di negara ini. Padahal, semangat
kebangsaan ini telah berhasil membentuk bangsa yang mandiri.

11
Di atas, situasi sosiologis masyarakat Indonesia, dan juga
kelanjutan kolonialisme yang memisahkan bangsa, telah
meningkatkan antusiasme dan tekad orang-orang di kepulauan ini
untuk bersatu menjadi satu kebangsaan, satu bangsa, yaitu bangsa
Indonesia. Semangat persatuan pertama kall bersatu dalam perjuangan
untuk pembebasan dari penjajahan dan kemudian bersatu dalam wadah
kebangsaan Indonesia
c. Sumber Politik Wawasan Nusantara
Secara politis, ada juga kepentingan nasional tentang bagaimana
seluruh kawasan dan PBB dapat terus dikembangkan, diestarikan dan
dipertahankan. Kepentingan nasional adalah turunan lanjut dari cita-
cita nasional, tujuan nasional dan visi nasional. Cita-cita nasional
bangsa Indonesia, sebagaimana diatur dalam alinea II pada pembukaan
UUD 1945, adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan
nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi nasional
Indonesia menurut ketetapan MPR NO VIL/MPR/2001 tentang Visi
Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara
Pengetahuan wawasan nusantara yang diperoleh sejak Deklarasi
Djuanda 1957 kemudian menjadi citra politik negara. Kata-kata
wawasan nusantara dimasukkan dalam rancangan Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) berdasarkan Keputusan MPR tahun 1973, 1978,
1983, 1988, 1993 dan 1998. Menurut GBHN, konsep wawasan
nusantara dimasukkan dalam Pasal 25A UUD NRI 1945, yang
dihasilkan dan perubahan keempat pada tahun 2002.

12
Wawasan Nusantara sebenamya adalah pandangan geopolitik
rakyat Indonesia Geopolitik diartikan sebagai mu administrasi negara,
yang dalam setiap kebijakan dikaitkan dengan masalah geografis di
wilayah atau tempat tinggal suatu negara. Geopolitik adalah shu
tentang hubungan antara faktor-faktor geografis, strategis dan politis
suatu negara. Implementasi membutuhkan strategi nasional (Emaya
Suradinata, 2001), Pandangannya tentang wilayah, lokasi, dan
geografi suatu negara akan mempengaruhi politk negara tersebut.7

D. Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara

Melalui wawasan nusantara, wilayah Indonesia telah berkembang pesat


dengan sejumlah flaura, fauna dan penduduk di wilayah tersebut. Gagasan
wawasan nusantara juga mengajak semua warga untuk mempertimbangkan
luasnya wilayah dan keanekaragamannya secara keseluruhan. Kehidupan politik,
ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan bernegara.
Wilayah nusantara yang luas merupakan tantangan bagi rakyat Indonesia, karena
area tersebut menjadi ancaman potensial dan, sebaliknya memiliki potensi untuk
kinerja yang sangat baik dan kemudahan penggunaan.

Wawasan nusantara telah menjadi landasan visional bagi bangsa Indonesia


guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Upaya
memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus menerus
dilakukan, karena visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu
berkembang dan tantangan yang berbeda sesuai dengan perubahan zaman.

7
Ismail dan Sri Hartati, Op. Cit, h. 219

13
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan
wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih
ditekankan pada upaya perlindungan dan pelestarian alam diwilayah tersebut. 8

Ada tiga macam tantangan dalam wawasan nusantara, antara lain:

1. Pemberdayaaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam arti peran dalam bentuk
kegiatan masyarakat dan partisipasi dalam mencapai tujuan nasional
hanya dapat dilakukan oleh negara-negara industry dengan
perencanaan yang luas, sedangkan negara-negara berkembang dengan
perencanaan yang luas karena terbatasnya kualitas staf, sehingga
menjadi landasan yang diperlukan secara operasional oleh GBHN.
Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata menyebabkan
keterbelakangan, yang membahayakan integritas. Penguatan
masyarakat sangat dibutuhkan didaerah tertinggal, untuk memperkuat
masyarakat perlu memberikan prioritas pada pengembangan daerah
yang tertinggal agar masyarakat dapat berperan dan berpartisipasi aktif
dalam pembangunan di semua aspek kehidupan, seperti yang
diterapkan oleh UU RI No. 22 Pemerintahan Daerah diatur pada tahun
1999.
2. Dunia Tanpa Batas
a. Perkembangan IPTEK

Terbatasnya kualitas SDM Indonesia di bidang IPTEK


merupakan tantangan serius bagi serangan global karena kontrol
IPTEK merupakan nilai tambahan untuk bertahan dalam
persaingan global

8
Paristiyanti Nurwandi, dkk, Op. Cit, h. 229

14
b. Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless word” dan “The
End of Nation State” berpendapat bahwa dalam perkembangan
masyarakat global, geografi nasional dan batas-batas politik
masih relatif konstan. Untuk mengatasi kekuatan global suatu
negara, peran pemerintahan pusat dikurangi dan pemerintahan
daerah diperkuat
3. Era Baru Kapitalisme
a. Sloan and Zureker Dalam bukunya “dictionary of economics”
sebuah sistem ekonomi yang disandarkan pada hak
kepemilikan pribadi atas berbagai barang individu untuk
membuat perjanjian dengan pihak lain dan untuk melakukan
kegiatan ekonomi sendiri. Di era baru kapitalisme, sistem
ekonomi harus menghasilkan keuntungan dengan melakukan
kegiatan yang luas yang mencangkup semua aspek kehidupan,
sehingga diperlukan sttrategi baru dalam sistem ekonomi, yaitu
keseimbangan.
b. Lester Thurow Dalam bukunya “The Future of Capitalism”
menekankan, antara lain, bahwa bertahan hidup di era baru
kapitalisme membutuhkan strategi baru yang mencari
keseimbangan antara pemahaman individu dan pemahaman
sosialis.Bersamaan dengan era baru kapitalisme, yang tidak
dapat dilihat secara terpisah dari globalisasi dan negara-negara
industry
4. Kesadaran Warga Negara
1) Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan
kewajiban
2) Kesadaran bela Negara9

9
Ismail dan Sri Hartati,Op. Cit, h. 226-231

15
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara

Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di


dunia Barat (Eropa). Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-
17, yang pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang
melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan
hak milik. John Locke memberikan kontribusi terhadap perkembangan
deomokrasi dan Hak Asasi Manusia. Seiring dengan perkembangan zaman
yang menjadi batu loncatan dalam hal pengembangan,pemantapan,
pendewasaan kajian ilmu tentang sistem demokrasi dan hak asasi manusia
memicu terjadinya peristiwa yang penting sebagai berikut. Wilayah Indonesia
sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:

a. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan


jumlah 17.508 pulau.
b. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas
2.027 juta km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita
terdiri 2/3 lautan perairan
c. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d. Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e. Terletak pada garis katulistiwa
f. Berada pada iklim tropis dengan dua musim.
g. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania
dan sirkumpasifik
h. Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i. Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam

16
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi
kewilayahan berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan
nusantara tidak hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga
persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku,
agama,ras, dan kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga
harus mampu bersatu.

Bangsa Indonesia sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:

1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa


(Data BPS, 2010)
2. Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank
Dunia, 2011)
3. Memiliki keragaman ras.
4. Memiliki keragaman agama.
5. Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari
keragaman suku bangsa.

Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa


Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan
politik, sosialbudaya,ekonomi serta pertahanan dan keamanan. Atau
dengan kata lain perwujudan wawasan nusantara sebagai satu kesatuan
politik, sosialbudaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan.
Pandangan demikian penting sebagai landasan visional bangsa
Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan.

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan


Politik Memiliki makna:
1) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi
dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah,

17
wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta
memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuanbangsa yang bulat dalam arti
yang seluasluasnya.
3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus
merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan
setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai
cita-cita bangsa.
4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta
ideologi bangsa dan negara yang melandasi,
membimbing, dan mengarahkan
5) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
6) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu
kesatuan system hukum dalam arti bahwa hanya ada
satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
7) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan
dengan bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif
serta diabdikan pada kepentingan nasional.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan
politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang

18
sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang
dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Ekonomi Memiliki makna:
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial
maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus
tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan
seimbang di seluruh daerah,tanpa meninggalkan ciri
khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah
Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan danditujukan bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Sosial Budaya memiliki makna:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu,
perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang,
serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuaidengan
tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang

19
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai–nilai
budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai
budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan
Pertahanan dan Keamanan Memiliki makna:
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah
pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh
bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara
dan bangsa

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan


dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa,
yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga
negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta
bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi
setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman.
Berdasar uraian di atas, wawasan nusantara berfungsi sebagai wawasan
pembangunan. Bahwa pembangunan nasional hendaknya mencakup
pembangunan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan secara terpadu, utuh dan menyeluruh.10

F. Praktek Kewarganegaraan
Selasa, 11 Februari 2014 | 12:39 TNI Investigasi Nelayan
Indonesia yang Ditangkap Papua Nugini Jakarta- Panglima Tentara

10
Niko Tesni Saputra dan Alfian Eka Pradana, DINAMIKA HISTORIS DAN PENTINGNYA WAWASAN
NUSANTARA, (Yogyakarta: Poltekes Kemenkes, 2022), h. 9

20
Nasional Indonesia (TNI) Moeldoko mengatakan pihaknya saat ini
sedang melakukan investigasi terhadap tertangkapnya nelayan Merauke
di Papua Nugini. Setelah mengetahui duduk perkaranya, pemerintah kata
Moeldoko, bisa mengajak Papua Nugini duduk bersama dan
menyelesaikan masalah tersebut.
"Kita akan komunikasikan, kita harus tahu persis titik kejadiannya
bagaimana, apakah di perbatasan, atau di wilayah mereka, lalu kenapa
harus pakai kekerasan seperti itu. Itu harus didalami," demikian kata
Moeldoko saat ditemui di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Selasa (11/2).
Hal itu disampaikan Moeldoko menyusul adanya warga Merauke yang
ditengarai nelayan memasuki perairan Papua Nugini. Belakangan
diketahui mereka diproses marinir setempat dan ditengarai mendapatkan
tindakan kekerasan dan hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
"Pasti akan tanya, ini area politik atau pertahanan. Kalau area
pertahanan, domain saya. Kalau berpolitik, nanti menlu (menteri luar
negeri) yang protes," kata dia lagi ketika ditanya rencana pengecekan ke
Papua. Moeldoko menambahkan, wilayah Nusantara memang sangat luas
sehingga kekuatan TNI kadang kala tidak selalu siap sedia mengecek
bagian perairan. Kata dia, wajar jika terjadi kebobolan. Namun demikian,
Moeldoko optimistis pengawasan perairan bisa makin ketat dengan
adanya kapal selam yang rencananya dibeli dari Korea Selatan dan
Inggris. "Nanti kekuatan bertambah," tambahnya.
Penulis: Ezra Natalyn/YS
Sumber : http://www.beritasatu.com/nasional/165635-tni-investigasi-
nelayanindonesia-yang-ditangkap-papua-nugini.html11

11
Paristiyanti Nurwandi, dkk, Op. Cit, h. 236

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Wawasan Nusantara artinya adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasional nya, yaitu
Pancasila UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya. Dan yang
menjiwai dalam tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
perjuangan nasional.
b. Alasan perlunya wawasan nusantara diantaranya ialah wawasan
nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup kesatuan
politik, sosial, dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan kesatuan
pertahanan dan keamanan
c. Sumber historis lahirnya konsepsi wawasan nusantara yaitu Perdana
Menteri Ir.H.Djuanda Kartawidjaja pada tanggal 13 Desember 1957
mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi
Djuanda. Sumber Sosiologis berdasar kepada kondisi social budaya
masyarakat Indonesia. Sumber politik juga berkepentingan nasional
tentang bagaimana seluruh kawasan dan PBB dapat terus
dikembangkan, diestarikan dan dipertahankan.
d. Dinamika yang berkembang itu misalnya jika pada masa lalu penguasa
wilayah dilakukan dengan pendidikan militer maka sekarang lebih di
tekan pada upaya perlindungan dan pelestarian alam di wilayah
tersebut
e. Esensi dan urgensi wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan
wilayah dan persatuan bangsa, mencakup didalamnya pandangan akan
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan
keamanan.

22
f. TNI Investigasi Nelayan Indonesia yang Ditangkap Papua Nugini
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dalam kategori sempurna, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan.
Maka dari itu pemakalah mengharapkan pembaca dapat menyampaikan kritik
dan sarannya terhadap hasil penulisan makalah ini dan semoga bisa
bermanfaat atas materi yang telah dijabarkan dalam makalah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Damri dan Fauzi Eka Putra. 2022. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.


Kencana. Jakarta

Ismail dan Sri Hartati. 2019. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. CV.


PENERBIT QIARA MEDIA. Jawa Timur

Saputra, Niko Tesni dan Alfian Eka Pradana. 2022. DINAMIKA HISTORIS DAN
PENTINGNYA WAWASAN NUSANTARA.Poltekes Kemenkes. Yogyakarta

Nurwandi, Paristiyant, dkk. 2016. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.


DIREKTORAT JENDRAL PEMBELAJARAN MAHASISWA. Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai