None 78b427a8
None 78b427a8
None 78b427a8
Muhammad Bestari
Sekolah Tinggi Agama Islam Indonesia(STAIINDO) Jakarta
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk melihat posisi al-Qur’an sebagai wahyu Allah serta
fungsinya dalam kehidupan umat muslim, metode penelitian yang di gunakan
dalam jenis penelitian kualitatif ini adalah penelitian kepustakaan dengan teknik
analisis isi. Hasil atau pembahasan penelitian ini yaitu: secara definitif ulama
berbeda pendapat mengenai definisi Al-quran, ada yang mengatakan Alquran
termasuk isim musytaq dan ada pula yang mengatakan isim ghairu musytaq atau
isim ‘alam. Mereka juga berselisih mengenai jumlah nama-nama Al quran, ada yang
mengatakan 55 nama dan ada pula yang mengatakan 90 nama atau julukan.
Sementara struktur Alquran meliputi juz, surat dan ayat sedangkan tinjauan
khusus Alquran terdiri dari kata, huruf, baris, halaman dan qira’at. Alquran
memuat berbagai hal yang berhubungan dengan kepentingan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial, baik yang berkaitan dengan Tuhannya
maupun dengan sesama manusia. Dengan demikian, Alquran bagi manusia
berfungsi sebagai nasehat (mau’izhah), obat (syifa’), petunjuk (huda), rahmat, dan
pembeda (furqan). Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Para ulama berbeda
pendapat tentang nama-nama Alquran yaitu ada yang Menyebutkan memiliki 55
nama, 90 nama atau julukan, 4 nama dan sisanya Merupakan penyifatan Alquran
bukan nama Alquran. Namun nama-nama Alquran Yang umum diketahui hanya 5
nama yaitu: Al-Qur’ān (bacaan yang dibaca), al-Kitāb (tulisan yang ditulis), al-
Furqān (pembeda), al-Dzikr (perigatan), dan alSyifā’ (obat). Secara umum Al-Quran
memuat berbagai hal yang berhubungan dengan kepentingan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial, baik yang berkaitan dengan Tuhannya
maupun dengan sesama manusia. Namun secara khusus Alquran memuat delapan
perkara, yaitu: Akidah, ibadah, wa’du dan wa’id, mu’amalat, akhlak, hukum, sejarah
atau kisah, pengetahuan dan teknologi. Selain itu Alquran juga memiliki beberapa
fungsi diantaranya adalah sebagai nasehat (mau’izhah), obat (syifa’), petunjuk
(hūdan), rahmat, dan pembeda (furqān).
118
Al-Qur’an Sebagai Wahyu Allah, Muatan Beserta Fungsinya
A. PENDAHULUAN
Alquran merupakan kitab suci terakhir umat Islam sebagai pedoman hidup Dan
penyempurna dari ajaran-ajaran agama sebelumnya. Alquran penuh dengan makna dan
relevan dengan segala zaman. Penunjukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai nabi terakhir dan penutup para nabi dan rasul sangat tepat bilamana
disandingkan dengan Alquran sebagai mu’jizatnya.
Keberadaan Alquran akan terus dikaji dan diteliti dari segala hal, karena Alquran
memuat berbagai petunjuk yang erat kaitannya dengan kehidupan Manusia dan alam,
baik sebagai makhluk individu maupun sosial. Alquran dalam Realisasinya mampu
membentuk karakter dan kesadaran manusia akan Tuhannya Sekaligus sebagai khalifah
di bumi.
Selayaknya setiap manusia berusaha mengenal, memperhatikan dan mempelajari
Alquran secara menyeluruh agar dalam kehidupannya tercipta kebermanfaatan dan
kebaikan bagi sesama. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Muhammad (47):
Artinya: “Tidakkah mereka menghayati Alquran ataukah hati mereka Terkunci?” (QS.
Muhammad:24).
B. METODE PENELITIAN
َي َۚ اِنَّا ر ۤاد ُّْو َهُ اِليْكَِ وجا ِعلُ ْو َهُ ِمن َْ ِت عل ْي َِه فا ْل ِق ْي َِه فِى ا ْلي َِم ولَ تخاف
َْ ِي ولَ تحْزن َِ ض ِع ْي َِه فاِذا خِ ْف َْ واَ َْوحيْناَ ا ِٰلى ا ُ ِمَ ُم ْوسٰ ى ا
ِ ن ا ْر
َا ْل ُم ْرس ِليْن
Artinya: “Dan Aku ilhamkan kepada ibunya Musa, “susuilah dia, dan Apabila engkau
kuatir maka hanyutkanlah ke sungai Nil, dan janganlah takut atau bersedih hati
karena Kami akan mengembalikannya kepadamu dan akan mengutusnya sebagai
seorang nabi”.
Beliau juga mengartikan wahyu sebagai isyarat (Sholeh bin Nashir bin Sulaiman
an-Nāshir, 2004), seperti yang tampak Dalam surah Maryam ayat 11:
ن سبِ ُح ْوا بُ َْكرةَ َّوع ِشيًّا َِ فخرجَ ع ٰلى ق ْو ِمهَ ِمنَ ا ْل ِمحْرا
َْ ب فا ْوحٰ ى اِل ْي ِه َْم ا
Artinya: “Dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, kemudian ia memberi isyarat
kepada mereka supaya bertasbih di waktu pagi dan siang”.
diturunkan kepada Nabi (Hasya, “Al-Qur’an dan Wahyu,” 2016). Ada pula
yang mengatakan wahyu adalah sesuatu yang bersumber dari Allah yang
disampaikan melalui malaikat untuk dikerjakan. Terdapat dalam surat al-
Anfāl ayat 12: (Suryaerna, 2021).
ۤ
َق ْ واَالرعْبَفاض ِْرب ُْواَف ْوق
ِ َالعْنا ُّ بَالَّ َِذيْنَكف ُر
ِ يَقُلُ ْو
ْ ِيَف ْ ِيَربُّكَاِلىَا ْلم ٰل ِٕىكةَِان
ْ يَمعكُ ْمَفثبِتُواَالَّ ِذيْن َٰامنُ ْو ۗاَسا ُ ْل ِق ْ ِاِذَْي ُْوح
ٍَ ۗ واض ِْرب ُْواَ ِم ْن ُه ْمَكُلََّبن
ان
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Malaikat, Sesungguhnya
Aku bersamamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang Yang beriman. Kelak
Aku akan berikan ketakutan kedalam hati orang-orang kafir maka pukullah leher
mereka dan tiap-tiap ujung jarinya”.
3. Pengertian Al qur’an
Didalam beberapa buku atau kitab yang membahas tentang pemaknaan
Alquran terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli ilmu. Namun demikian
secara umum mereka sepakat bahwa Alquran merupakan sebuah kitab suci umat
Islam. Secara etimologi arti Alquran dapat dilihat dari bentuk tulisan dan
bacaannya. Dalam hal ini ada dua pendapat yaitu mengatakan Alquran ditulis dan
dibaca tanpa hamzah menurut asy-Syafi’i, al-Farra’ dan al-Asy’ari. Sedangkan al-
Lihyani dan al-Zajjaj mengatakan Alquran ditulis dan dibaca dengan hamzah
karena mengikuti wazan فعالن. Kalau ada orang yang membacanya dengan hamzah
itu untuk meringankan bacaan (li al-taklif) yaitu mengalihkan harokat fathah pada
huruf sebelumnya.
Para ulama ahli bahasa berbeda pendapat tentang asal usul kata القران. Ada
dua pendapat terkait asal usul kata القرانyaitu ada yang mengatakan القرانadalah
isim ghairu musytaq atau disebut juga isim ‘alam yaitu kata yang berdiri sendiri
Dan tidak diambil dari kata manapun.. Menurut al-Syafi’i, kata Qur’an jika
dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) berarti hal tersebut menunjuk pada
sesuatu yang khusus. Ada juga yang berpendapat القرانadalah isim musytaq yang
dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) yaitu kata yang diambil dari kata lain (tidak
berdiri sendiri). Ada pula yang berpendapat bahwa القرانdiambil dari kata قرائن
jamak dari قرينةyang berarti indikator. Pendapat lainnya mengatakan Alquran
berarti bacaan atau resital. Jadi, Alquran bermakna bacaan lebih tepat kalau
disebut sebagai bacaan dari sesuatu yang diingat baik yang diperoleh secara
Langsung maupun melalui perantara kemudian ditulis dan dibukukan.
Kata Alquran berarti sesuatu yang dibaca ( )المقروءAda pula yang menafsirkan
sebagai bentuk masdar dari kata قرآنا- يقرأ- َ قرأyang berarti menghimpun atau
mengumpulkan (Anshori, 2016). Disebut demikian karena Alquran merupakan
himpunan atau kumpulan dari beberapa ayat dan surah. Alquran sebagai sesuatu
yang dibaca tersirat pengertian bahwa perintah membaca tidak hanya ditujukan
kepada seorang hamba pilihan melainkan juga untuk seluruh umat manusia.
Alquran jika ditafsiran sebagai bacaan maka tidak ada kegiatan lain selain
membaca. Tetapi jika Alquran diartikan sebagai sesuatu yang dibaca otomatis ada
kegiatan lain selain membaca yaitu pengkajian, penelitian, penafsiran dan
pengamalan.
Dari beberapa pengertian diatas terdapat beberapa unsur Alquran
diantaranya: Pertama, Alquran sebagai kalam atau firman Allah. Sebagaimana
Dinyatakan oleh Muhammad Ali as-Shabuni bahwa:
Alquran adalah kalam Allah yang ditulis dalam bentuk mushaf diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril as secara mutawatir lafazh
maupun maknanya yang dimulai dari al-Fatihah dan akhiri dengan an-Nās serta
dinilai ibadah bagi orang yang membacanya. Jadi, Alquran murni firman Allah
yang disusun dalam bentuk bahasa arab yang tinggi nilai sastranya dan dalam
4. Nama-nama Alquran
Diantara keistimewaan Alquran selain dari rangkaian kalimatnya adalah
memiliki beberapa nama yang mudah diingat. As-Sayuti pernah berkata bahwa
sesuatu yang memiliki banyak sebutan mengisyaratkan kemulyaan dari sesuatu
itu. Sebagian ulama berbeda pendapat tentang nama-nama lain daripada Alquran,
diantaranya menurut ‘Uzayyi bin Abdul Mulk atau yang lebih terkenal dengan
sebutan Abu al-Ma’ali Syaydzalah bahwa Alquran yang memiliki 55 macam nama.
Abu Hasan al-Harali mengatakan Alquran memiliki 90 nama atau julukan. Dan Ibn
Jazzi mengetakan Alquran memiliki empat nama sedangkan sisanya yaitu 51
sampai 90 bahkan lebih merupakan penyifatan Alquran bukan nama Al quran.
Adapun nama-nama Alquran yang umum dikenal ada lima yaitu Alqur’an
(bacaan yang dibaca) sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Isra’.(17) ayat 9,
al-Kitab (tulisan yang ditulis) terdapat dalam Surah al-Furqan (25) ayat 1, Al-
Furqan (pembeda) terdapat dalam asy-Syu’ara’ (26) ayat 192-193, Al-Dzikr
(perigatan) terdapat dalam Surah al-Hijr (15) ayat dan Al-Syifa’ (obat), terdapat
dalam Surah ad-Dukhān (44) ayat 1-3.
Seperti yang telah disinggung dimuka bahwa para pemerhati dan peneliti
Alquran menyatakan bahwa Alquran memiliki nama-nama lain selain nama
Alquran itu sendiri, namun sebagian lainnya menyebutkan bahwa nama-nama
tersebut bukan nama lain daripada Alquran melainkan sifat dari Alquran itu
sendiri. Muhammad Amin Suma dalam bukunya yang berjudul Ulumul Qur’an
menyebutkan bahwa Alquran memiliki beberapa nama-nama julukan diantaranya.
Al-Qur’an (bacaan yang dibaca), Kitab (tulisan yang ditulis), Al-Furqan
(pembeda), Al-Dzikr (perigatan), Al-Syifa’ (obat), al-Mushaf (himpunan lembaran),
al-Kalam (firman Allah), al-Nur ( cahaya), al-Huda (Petunjuk), al-Rahman
(rahmat), al-Maw’izhah (petunjuk), al-Karim (yang mulia), al-‘Ali (yang tinggi), al-
Hakim (yang Bijaksana), al-Hikmah (kebijaksanaan), al-Muhaimin (pemberi rasa
aman/yang Dipercaya), al-Mubarak (yang diberkahi), al-Habl (tali/agama
Artinya: “Ia adalah Alquran yang mulia dan tersimpan di Laukh Makhfuzh”.
َۡ ُۡ َ ُ ۡ َ ِّ ٰ ِّ َ َ َّ ِّ ً ُ ُ ٰ ۡ ُ ۡ ۡ َ ۡ ُ ۡٓۡ َّ َ َ َ َ ُ ۡ َ
ِ اس و بين ٍت من اله ٰد ى والفرق
ان ِ شهر رمضان ال ِذى ان ِزل ِفي ِه القران هدى للن
Artinya: “Alquran ini diturunkan pada bulan Ramadhan sebagai petunjuk Bagi
manusia dan pembeda antara yang kebenaran (haq) dan kebatilah (bathil)”.
kalam Allah yang terhimpun dalam suatu surat Alquran (Al-Qaththan, 2018). Ayat
adalah bacaan yang tersusun dari beberapa kalimat sekalipun secara taqriri
(perkiraan) yang memiliki permulaan atau bagian yang masuk dalam surah. Ada pula
yang mengatakan bahwa ayat adalah kumpulan dari kata-kata yang membentuk
sebuah kalimat atau jumlah antara ayat satu dengan lainnya diberikan tanda pemisah
(fawashilul ay) (http://www.nusantaramengaji.com/belajar-struktur-alquran-bagian-
ii, diunduh 21 februari 2021, 2021).
Menurut pendapat lain dinyatakan bahwa ayat memiliki beberapa makna yang
berbeda-beda, yaitu bermakna sebagai tanda terdapat dalam surat al-Hijr 77, an-
Nahl 11 13 65 67 dan 69, al-Baqarah 248, bermakna sebagai m:’jizat terdapat dalam
al-Baqarah 211, bermakna sebagai ibrah atau pelajaran dalam surah Hūd 102 103
dan al-Furqān 37 dan bermakna sesuatu yang menakjubkan, terdapat dalam surah
al-Mu’min 50, bukti atau dalil dalam surah al-Rūm 20 21 22 23 (Zahid, 2012).
Dengan demikian ayat merupakan bagian dari kalam Allah berupa bacaan yang
terdiri dari kalimat atau beberapa kalimat sempurna yang memiliki permulaan dan
penutup dan merupakan bagian dari surah. Para ulama sepakat bahwa jumlah ayat
Alquran tidak kurang dari 6.000 ayat namun mereka berselisih mengenai
kelebihannya. Menurut ulama Madinah berjumlah 6.204, ulama Syam 6.226, ulama
Kufah 6.217, Ibnu Abbas 6.616 dan ada pula yang mengatakan 6.666, madzhab Kūfy
6.236.
hingga kepada Nabi SAW, seperti Qira’at as-Sab’ah (qira’at yang tujuh). Qira’at
seperti ini disepakati oleh para ulama baik ulama ahli Alquran maupun ahli hukum
Islam dan dapat dijadikan sumber atau hujjah bagi penetapan hukum.
Masyhur, yaitu qira’at yang sanadnya sahih. Tingkat periwayatannya tidak
sampai pada mutawatir tetapi qira’at ini sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan
tulisan mushaf utsmani. Menurut al-Zarqani dan Shubhi al-Shalih menyebut qira’at
ini sah bacannya dan wajib meyakininya serta tidak mengingkari sedikitpun
daripadanya.
Ahad, yaitu qiro’at yang sanadnya shahih tetapi menyalahi tulisan mushaf
Utsmani atau kaidah bahasa Arab atau tidak masyhur seperti kemasyhurannya
tersebut. Seperti qira’at dari al-Hakim dari Ashil al-Jahdari dari Bakrah bahwa Nabi
SAW membaca:
َحسان
ٍَ ٍ متكئينَعلىَرفارفَخضرَوَعباقري
ٍ
dan qiro’at:
لقدَجاءكمَرسلَمنَأنفسك َم
Maudu’, yaitu qira’at yang diperoleh dari seseorang tanpa ada dasarnya. Seperti
qira’at yang dihimpun dari Muhammad bin Ja’far al-Khuza’i dinukilkan Kepada Abu
Hanifah:
إنما يخشى هللا من عباده العلما َء
dengan dhommah dilafazh أللهdan fathah pada lafazh علماءMujraj, yaitu qira’at yang
terdapat kata atau kalimat tambahan yang biasanya dijadikan penafsiran bagi ayat
Alquran, seperti:
َو له أخ أو أخت من أ ُ ٍم
terdapat tambahan dari َمن أ ُ ٍم
ليس عكم جناح أن تبتغوا فضَل من ربكم في مواسم الحج
terdapat tambahan kalimat في مواسم الحج
Dari pentingnya akidah dalam Alquran terdapat 136 ayat yang menjelaskan
tentang ‘aqa’id, diantaranya terdapat dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5. Kelima ayat
tersebut mengindikasikan tentang akidah walaupun ayat-ayat termasuk kelompok
ayat-ayat kauniyah, surat dan ayat-ayat Alquran yang diturunkan lebih dahulu
berkenaan dengan persoalan aqidah, keimanan dan akhlak. Apabila aqidahnya benar
maka keimananpun akan benar dan akhlakpun juga benar, ayat-ayat yang
bertemakan sesuatu bidang tertentu senantiasa dikaitkan dengan persoalan ibadah
yang penempatan ayatnya diletakkan sebelum atau sesudah ayat bidang tersebut.
Contoh ayat yang berkaitan dengan aqidah Surat al-Baqarah (2) ayat 163:
َࣖالرحِ ْي َُم
َّ نَُ ٰالر ْحم َ َّ وا ِٰل ُهكُ َْم ا ِٰلهَ َّواحِ دَ لا ِٰلهَ ا
َّ َِل هُو
Artinya: “Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
Ibadah merupakan bentuk pengabdian seorang kepada Tuhannya. Ayat Alquran yang
menjelaskan tentang ibadah berjumlah 140 ayat, seperti dalam surat al-Dzariyat (51)
ayat 56:
ِ ْ وماَخل ْقتُ َا ْل ِج َّنَو
َِ ال ْنسَا َِّلَلِي ْعبُد ُْو
ن
Artinya: “Manusia dan Jin diciptakan hanya untuk beribadah”.
Begitu juga yang terdapat dalam Surat al-Baqarah (2) ayat 21:
َ ن ق ْب ِلكُ َْم لعلَّكُ َْم تتَّقُ ْو
ن َْ يَ خلقكُ َْم والَّ ِذيْنَ ِم
ْ اس ا ْعبُد ُْوا ربَّكُ َُم الَّ ِذ
َُ َّٰيايُّها الن
Artinya: “Hai manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhan yang telah
menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa”.
Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak
Akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya,
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang
Benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?. Pahala dari
Allah itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak mengikuti
Angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan
Diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak
(pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal
saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka Mereka itu
masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (Departemen
Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, 2012).
َ ُ ْ َ َ َ ۗ َ َ ْ َ َ َّ ْ َ َ َ ُ ْٓۡ َ َّ َّ ٰ ٰ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ً َ َ َ ْ ٰ ُ َ ۗ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ۤ ُ َّ َ ْ َ ي
ح افَل ُيؤ ِمن ْون
ش ٍء ي
أولم ير ال ِذين كفروا ان السمو ِت واْلرض كانتا رتقا ففتقنهما وجعلنا ِمن الما ِء كل ي
Artinya: “Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian Kami pisahkan antara
keduanya dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah
mereka tiada juga beriman?”.
Air merupakan unsur pokok bagi kehidupan di bumi. Air dapat menyedot
oksigen dalam temperatur rendah yang menyebabkan air membeku dan air Tersebut
dapat mencair ketika muncul temperatur panas yang cukup sehingga Membantu
kehidupan makhluk lain untuk dapat bertahan hidup.
Fungsi al-Qur’an
Alquran diturunkan semata-mata untuk kepentingan manusia dan
keberlangsungan hidup seluruh makhluk khususnya manusia sebagai pengendalinya.
Sesuai dengan firman Allah SWT yang menyatakan bahwa segala kerusakan di muka
bumi banyak diakibatkan oleh perbuatan-perbuatan manusia yang kurang
bertanggung jawab. Begitu juga sebaliknya manusia bumi bisa makmur dan damai
juga karena perbuatan-perbuatan manusia.
Alquran merupakan solusi terbaik dalam mengatasi persoalan-persoalan
hidup manusia agar tetap seimbang sejalan dengan sunnatullah yang perlu
dilestarikan bahkan dikembangkan. Untuk hal itulah Alquran diturunkan sebagai
pedoman hidup dan kehidupan bukan hanya hubungan antara manusia dengan
Tuhannya melainkan juga dengan seluruh makhluk dan alam. Diantara fungsi
Alquran bagi manusia adalah:
Al-Qur’an sebagai nasehat (mau’izhah).
Ada beberapa pendapat terkait arti dari mau’idzhah diantaranya Ibnu Manzur
mengutip dari Ibnu Sayyidih, mau’izhah adalah peringatan yang tujuannya untuk
melunakkan hati manusia disertai ganjaran dan ancaman. Menurut Al-Isfihani
mengutip pendapatnya al-Khalil, mau’izhah adalah peringatan agar berbuat baik
yang dapat melunakkan hati. Dan ‘Ali bin Muhammad al-Jarjani, mau’izhah adalah
segala sesuatu yang dapat melunakkan hati yang keras, mengalirkan air mata dan
memperbaiki kerusakan (Yusuf, 2014b).
Secara umum, mau’izhah adalah nasehat yang bertujuan untuk merubah sifat
dan sikap manusia menjadi lebih baik dan bermanfaat. Dengan demikian Alquran
dapat disebut sebagai pemberi peringatan yang baik (mau’izhah al-hasanah)
sebagaimana firman Allah dalam surat Yunus (10) ayat 57:
Obat (syifa’), Seperti yang telah disinggung pada ayat diatas bahwasanya selain
sebagai pemberi nasehat Alquran juga menyebut dirinya sebagai obat (syifa’) dan sisi
lain menyebut madu lebah sebagai obat. Obat dalam pengertian khusus berarti
mengobati suatu penyakit dalam, baik bersifat individual maupun sosial. Contoh
“penyakit-penyakit yang bersifat individual seperti strees, kegundahan dan pikiran
kacau. Sedangkan penyakit sosial seperti sikap fanatisme, hedonisme, fitnah,
kecanduan narkoba, korupsi dan krisis moralitas” (Yusuf, 2014a).
Pengobatan cara Alquran lebih diarahkan ada perbaikan hati karena jika hati
manusia itu baik maka baik pulalah sifat dan tingkah lakunya sebaliknya jika hati
manusia itu kotor (buruk) maka buruk pulalah sifat dan sikap manusia. Hati yang
sehat akan membentuk pikiran dan tubuh manusia juga ikut sehat secara otomatis
segala perbuatan yang dihasilkan manusia itu berdampak positif dan bermanfaat
bagi manusia, makhluk lainnya dan juga alam semesta.
Petunjuk (hūdan), Secara bahasa, kata hūdan berasal dari kata hadā-yahdī-
hūdan wa hidāyah yang berarti “memberi petunjuk pada jalan yang benar”. Secara
istilah “hidāyah adalah tanda yang menunjukkan pada hal-hal yang dapat
menyampaikan seseorang kepada yang dituju”. Jadi, Alquran sebagai petunjuk
karena mengajarkan manusia pada jalan yang dapat mengantarkan dirinya pada
tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Rahmat, Muhammad Mahmud Hijazi mendefinisikan “rahmat sebagai
kelembuatan hati yang melahirkan ihsan perbuatan baik (ihsān), ramah dan kasih
sayang”. Dari pengertian ini rahmat mengandung tiga perkara yang saling berkaitan
satu dengan lainnya yaitu perbuatan baik, sifat ramah tamah dan kasih sayang.
Pertama, perbuatan baik. Manusia yang memiliki kecenderungan berbuat baik
bisa dipastikan tidak akan memilah dan memilih lawan bicaranya. Siapapun saja bisa
menjadi kawannya. Sikap yang seperti ini hanya dimiliki oleh manusiamanusia yang
sudah tercerahkan hati dan pikirannya sehingga ia senantiasa berpikir untuk berbuat
baik termasuk kepada musuh sekalipun. Begitu juga sebaliknya orang yang memiliki
kecenderungan berbuat dhalim atau aniaya akan Menarik dirinya untuk berbuat
sesuatu yang dapat merugikan orang lain dan lebih mengedepankan kepentingan
dirinya dairpada kepentingan orang lain.
Kedua, sifat ramah tamah. Sifat ramah tamah ini telah dicontohkan Nabi
Muhammad dan para ulama-ulama. Sikap ramah pada masyarakat dan
lingkungannya menjadikan Islam mudah diterima oleh semua kalangan dan tidak
membeda-bedakan unsur luarnya (dhahiriyah).
Ketiga, kasih sayang. Alquran sebagai sebuah kitab suci yang didalamnya
Banyak mengandung sifat-sifat ketuhanan berarti Alquran merupakan perwujudan
rahmat Allah kepada manusia dan alam semesta. Hilangnya kasih sayang akan
membentuk karakter yang kasar dan bahkan mengesampingkan nilai-nilai
kemanusiaan. Untuk itulah Nabi Muhammad mengajarkan umatnya untuk saling
Menyayangi orang dan saling menghormati.
Pembeda (furqan)
Menurut arti dari kata furqān adalah pembeda. Yakni pembeda antara perkara
yang benar (haq) dan yang salah (bathil), antara jalan keselamatan dan Jalan
kesengseraan. Manusia telah dibekali akal dan pikiran untuk menjadi alat Menilai
dan memilih diantara keduanya. penciptaan manusia dibandingkan Makhluk-
makhluk lainnya sangat berbeda jauh, baik dari unsur fisik maupun non Psikisnya.
D. KESIMPULAN
Dari sekian banyak pengertian wahyu secara etimologi diantaranya adalah wahyu
adalah tersembunyi dan cepat, bisikan atau bujukan Allah, ilham, insting Binatang,
isyarat yang cepat, bisikan syetan, menyampaikan perintah, al-mūhā Isim maf‟ul dari
kata wahā yang berarti sesuatu yang diwahyukan, tulisan, Sesuatu yang bersumber dari
Allah melalui malaikatnya, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi. Maka penulis
mendefinisikan wahyu sebagai sesuatu Yang datang dari Allah baik langsung maupun
melalui perantara.
Sedangkan wahyu secara terminologis, wahyu dapat diartikan sebagai
pengetahuan ghaib dan rahasia yang berasal dari Allah ke dalam jiwa seseorang secara
cepat, baik secara langsung maupun melalui perantara utusannya yang dipercaya.
Cara penyampaian wahyu dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa perantara
Malaikat seperti melalui mimpi dan memperdengarkan suara dibalik tabir dan Melalui
perantara Malaikat seperti Jibril as dalam bentuk aslinya Kedatangan Jibril seperti
bunyi bel, Jibril as menjelma sebagai manusia laki-laki.
Secara harfiah ada dua pendapat mengenai definisi Alquran yaitu ada yang
berpendapat Alquran termasuk isim musytaq yaitu isim yang diambil dari kata lain
(tidak berdiri sendiri) yang dimakrifatkan dengan alif dan lam (al). Ada pula yang
berpendapat bahwa القرانdiambil dari kata قرائنjamak dari قرينةyang berarti
indikator. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa Alquran termasuk isim
ghairumusytaq atau disebut juga isim ‘alam yaitu kata yang berdiri sendiri dan tidak
Diambil dari kata manapun, sedangkan menurut al-Syafi’i, kata Qur’an jika
Dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) berarti menunjuk pada sesuatu yang Khusus.
Selain itu Alquran mempunyai arti bacaan atau resital, sesuatu yang Dibaca dan
menghimpun atau mengumpulkan. Dengan demikian definisi Alquran adalah kalam
Allah yang diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril as
dengan berangsur-angsur pada malam yang istimewa (Lailatul Qadar) secara
mutawatir.
Para ulama berbeda pendapat tentang nama-nama Alquran yaitu ada yang
Menyebutkan memiliki 55 nama, 90 nama atau julukan, 4 nama dan sisanya Merupakan
penyifatan Alquran bukan nama Alquran. Namun nama-nama Alquran Yang umum
diketahui hanya 5 nama yaitu: Al-Qur’ān (bacaan yang dibaca), al-Kitāb (tulisan yang
ditulis), al-Furqān (pembeda), al-Dzikr (perigatan), dan alSyifā’ (obat).
Nuzūl al-Qurān adalah pemberitahuan Allah kepada manusia melalui Bacaan
dimana pengetahuan tersebut bersifat transenden yang diberikan kepada Manusia
pilihan-Nya. Adapun tahapan turunnya Alquran adalah: pertama Alquran Diturunkan
dari Allah ke Laukh Makhfuzh, selanjutnya ke langit pertama (dunia) Secara
keseluruhan dan disimpan di Bayt al-‘Izzah pada malam Lailatul Qadar dan Dari Bayt al-
‘Izzah ke Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari
atau selama 23 tahun.
Struktur Alquran meliputi tiga hal yaitu juz, surat dan ayat. Juz adalah cara
pembagian Alquran secara keseluruhan dibagi menjadi 30 juz dan setiap juz memiliki
ciri-ciri : Ayat di awal juz diberi garis bawah atau dicetak tebal, tanda tulisan الجزء
terletak diawal juz bagian kiri dan Angka juz diberi ornamen khusus. Surat adalah
kumpulan ayat-ayat yang membentuk satu kesatuan pembahasan dan diberi nama
secara tauqify dan mempunyai tempat bermula dan tempat berhenti. Dari segi panjang
pendeknya, Surat terbagi menjadi empat macam yaitu: Al-Tūl atau al-Thiwāl yaitu surat
yang jumlah ayatnya lebih dari 100 bahkan lebih dari 200-an, al-Mīūn yaitu surah-surah
yang berisi seratus ayat atau lebih, al-Matsānī yaitu surah yang isinya hampir mencapai
seratus ayat, al-Mufashshal yaitu surat - surat yang mendekati al-Matsānī atau disebut
juga surah-surah pendek. Sedangkan penamaan Surat ada dua pendapat yaitu 111 surat
diambil dari nama awal permulaan Surat dan 33 Surat diambil dari pertengahan Surat.
Secara etimologi, ayat adalah tanda, alamat, bukti, dalil, pengajaran, urusan yang
mengherankan, mu’jizat dan sekumpulan manusia. Sedangkan secara terminologi, ayat
merupakan bagian dari kalam Allah berupa bacaan yang terdiri dari kalimat atau
beberapa kalimat sempurna yang memiliki permulaan dan penutup dan merupakan
bagian dari surah.
Tinjauan Khusus mengenai Alquran meliputi kata, huruf, baris, halaman Dan
qira’at. Kata adalah sekumpulan huruf hijaiyah yang membentuk suatu Makna. Jumlah
kata menurut sebagian ulama berjumlah 77.439 kata sedangkan Hurufnya berjumlah
321.180 huruf, ada yang mengatakan 323.015 huruf dan 347.740 huruf. Adapun jumlah
halaman Alquran sebanyak 484 apabila kita Mengacu pada format 18 baris. Halaman
setiap juz ada 16 halaman kecuali juz 1 Yang memiliki 14 halaman dan juz 30 memiliki
21 halaman. Untuk dapat disebut sebagai ayat ada beberapa persyaratan yang harus
terpenuhi yaitu: Ayat harus Kalam Allah, terdiri dari beberapa kalimat sempurna
sekalipun secara taqdirī (perkiraan), memiliki permulaan dan penutup dan merupakan
bagian dari surat. Qira’at adalah metode melafadkan ayat menggunakan salah satu
madzhab baik Cara pengucapan ucapannnya maupun keadaan-keadaan lainnya secara
mutawatir. Qira’at berdasarkan sanadnya ada enam macam, yaitu mutawatir, masyhur,
ahad, Syaz, maudu’ dan mudraj.
Secara umum Alquran memuat berbagai hal yang berhubungan dengan
kepentingan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, baik yang
berkaitan dengan Tuhannya maupun dengan sesama manusia. Namun secara khusus
Alquran memuat delapan perkara, yaitu: Akidah, ibadah, wa’du dan wa’id, mu’amalat,
akhlak, hukum, sejarah atau kisah, pengetahuan dan teknologi. Selain itu Alquran juga
memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai nasehat (mau’izhah), obat (syifa’),
petunjuk (hūdan), rahmat, dan pembeda (furqān).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syadali & Ahmad Rofi’i. (2000). Ulumul Qur’an untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK. Bandung: Pustakan Setia.
Al-Qaththan, Syaikh Manna. (2018). Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Pustaka Al-Kautsar.
Andopa, Alpaqih. (2018). An-Nafs dalam al-quran (Studi Pemikiran M Quraish Shihab
Dalam Tafsir al-Mishbah. IAIN Curup.
Anshori, Ulumul Qur’an. (2016). Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan. In cet. III.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
As-Sudais, Abdurrahman bin Abdul Aziz. (1438). al-Lathāif al-Hasān. al-Madinah al-
Munawwarah: Dār al-Ma‟tsūr.
http://www.nusantaramengaji.com/belajar-struktur-alquran-bagian-ii, diunduh 21
februari 2021. (2021).
Kristinawati. (2017). “Al-Qur’ān dan Hadits Pengertian Wahyu dan Al-Qur’ān”, 15/3.
Nasional, Departemen Pendidikan. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sholeh bin Nashir bin Sulaiman an-Nāshir. (2004). ‘Ulum al-Qur’ān ‘Inda as-Syinqīthī Fī
Tafsīriihī Adlwā’ al-Bayān Fī Īdlāh al-Qur’ān Bi al-Qur’ān. Riyadl: Buhūts Kulliyah at-
Tarbiyah.
SyamsulBlogSpot,DefinisidanPengertianWahyu1/6. (2012).
Zahid, Moh. (2012). Perbedaan Pendapat Para Ulama Tentang Jumlah Ayat Al-Qur’an
Dan Implikasinya Terhadap Penerbitan Mushaf Al-Qur’an Di Indonesia. NUANSA:
Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Dan Keagamaan Islam, 9(1).