Dokumen tersebut berisi ringkasan mengenai metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian bahasa, termasuk metode simak, metode cakap, teknik dasar dan lanjutannya. Dibahas pula jenis-jenis data dan contoh penerapan metode padan.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
81 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut berisi ringkasan mengenai metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian bahasa, termasuk metode simak, metode cakap, teknik dasar dan lanjutannya. Dibahas pula jenis-jenis data dan contoh penerapan metode padan.
Deskripsi Asli:
seminar nasional bulan bahasa 2023
Judul Asli
2001040026_Della Bany Ruliana_ UTS Penelitian Bahasa
Dokumen tersebut berisi ringkasan mengenai metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian bahasa, termasuk metode simak, metode cakap, teknik dasar dan lanjutannya. Dibahas pula jenis-jenis data dan contoh penerapan metode padan.
Dokumen tersebut berisi ringkasan mengenai metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian bahasa, termasuk metode simak, metode cakap, teknik dasar dan lanjutannya. Dibahas pula jenis-jenis data dan contoh penerapan metode padan.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6
Nama : Della Bany Ruliana
NIM : 2001040026
Kelas : 6A PBSI
Mata Kuliah : Penelitian Bahasa
Jawaban UTS
1. Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif
Berdasarkan pengertian di atas, penelitian dengan pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda dengan pendekatan lainnya. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut, antara lain yaitu : a) Sumber Data Berasal dari Lingkungan Alam : Sumber data yang digunakan dalam penelitian biasanya berasal dari lingkungan alam, yaitu berbagai peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Inilah yang menjadi salah satu ciri-ciri penelitian kualitatif yang terlihat cukup signifikan. Proses penelitian pun akan dilakukan melalui interaksi langsung berupa observasi, pencatatan, dan penggalian sumber-sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang diteliti. b) Deskriptif Analitik : Proses pengumpulan data kualitatif adalah sesuatu yang dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, analisis dan dokumentasi. Jika format ini tidak berupa format numerik, nantinya akan ditempatkan pada situs survey. Analisis data berupa penjelasan situasi yang diteliti sedangkan penyajiannya berupa penjelasan cerita. c) Fokus pada Proses : Bisa dibilang bahwa analisis kualitatif adalah sebuah studi yang menggabungkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan pertanyaan untuk memperjelas proses. Pertanyaan-pertanyaan ini yang nantinya akan memberikan penjelasan lengkap tentang status kegiatan, prosedur, tahapan, alasan, dan interaksi yang terjadi saat proses penelitian berlangsung. d) Bersifat Induktif : SIfat penelitian dengan data kualitatif adalah induktif, artinya metode ini menggunakan data yang terpisah tapi tetap relevan. Kajian biasanya dimulai di lapangan, maksudnya dimulai dengan fakta empiris bahwa peneliti harus melakukan verifikasi langsung di lapangan. Pada tahap ini, peneliti akan lebih mengeksplorasi proses penemuan dengan mencatat, menganalisis, melaporkan, dan menyelesaikan kegiatan penelitian. Temuan- temuan dalam bentuk teori, prinsip dan konsep, dikembangkan lebih lanjut. e) Mengutamakan Makna : Dalam penelitian kualitatif, makna yang ditransmisikan mengacu pada persepsi orang tentang peristiwa yang dipelajari. Contohnya, kajian tentang peran guru dalam keberhasilan siswa di sekolah. Peneliti akan memfokuskan pada pendapat guru tentang siswa sekolah. Peneliti juga harus bisa memperoleh informasi dari mahasiswa sebagai bahan pembanding. Data yang akurat dan informasi partisipan akan dikomunikasikan oleh peneliti, sehingga hasil penelitian dapat diinterpretasikan dengan benar. 2. Parole adalah bahasa tuturan, bahasa sehari-hari. Singkatnya, parole adalah keseluruhan apa saja yang diajarkan orang termasuk kontruksi-kontruksi individu yang muncul dari pilihan penutur, dan pengucapan-pengucapan yang di perlukan untuk menghasilkan kontruksi-kontruksi ini berdasarkan pilihan bebas juga. Parole merupakan manifestasi individu dari bahasa. Bahasa parole misalnya : gue kan ga suka cara kayak gitu, loo emangya soale?, dst. Jadi parole adalah dialek. Parale bukan fakta sosial karena seluruhnya merupakan hasil individu yang sadar, termasuk kata apapun yang diucapkan oleh penutur; ia juga bersifat heterogen dan tidak dapat di teliti. 3. A. Metode Simak Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui proses penyimakan atau pengamatan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti. Metode Simak Dalam metode simak, terdapat teknik-teknik yang dapat digunakan, yaitu dapat dibedakan menjadi dua jenis meliputi teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar adalah teknik yang harus digunakan oleh seorang pengumpul data terlebih dahulu sebelum menggunakan teknik berikutnya, yang kemudian disebut teknik lanjutan. 1) Teknik Dasar Teknik dasar dalam metode simak ini disebut dengan teknik sadap. Diberi nama teknik sadap karena proses penyimakan dalam metode simak ini dilakukan dengan cara penyadapan 2) Teknik Lanjutan Teknik lanjutan ini dapat digunakan berdasarkan teknik dasar yang telah digunakan. Ada tiga jenis teknik yang dapat dilakukan sebagai realisasi teknik lanjutan ini, yaitu: a. Teknik Simak Libat Cakap (SLC) b. Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) c. Teknik rekam d. Teknik catat B. Metode Cakap Dalam penelitian ilmu sosial, metode ini dapat dinyatakan sebagai metode interview atau metode wawancara. Adanya percakapan antara peneliti dengan informan mengandung arti adanya kontak langsung antar mereka, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 1. Teknik dasar Teknik dasar dalam metode cakap ini adalah teknik pancing. Pada dasarnya percakapan dapat dilakukan dengan melakukan pemancingan atau stimulasi terhadap lawan bicara. Seorang peneliti, dengan segala kemampuannya, memancing seseorang agar berbicara dengan Bahasa yang akan diteliti. 2. Teknik lanjutan Metode cakap ini dapat dibagi dua, yaitu teknik cakap semuka (CS) dan teknik cakap tansemuka (CTS). a. Teknik cakap semuka (CS) b. Teknik cakap tansemuka (CTS) Adapun teknik lainnya yaitu teknik rekam dapat dilakukan Bersama dengan teknik cakap semuka (Teknik CS). Disamping itu juga dapat dilakukan teknik Catat, yaitu pencatatan pada kartu data. Teknik cakap tansemuka (Teknik CTS) dapat dilanjutkan pula dengan teknik catat. Teknik alat merupakan teknik lanjutan yang digunakan saat menggunakan metode overasi. Dalam melakukan pengamatan, penelitian memperhatikan kata perkata yang dapat dari hasil ucapan anak usia 1-3 tahun untuk mengumpulkan data. Setelah data terkumpul, data yang berupa pemerolehan bahasa diteliti dengan menggunakan telah fonologi kemudian menggunakan teknik cara untuk menstranskipkan datanya. 4. Data keras (Hard data) adalah jenis data yang diperoleh dari sumber primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari bahasa atau teks yang diteliti. Data ini biasanya diperoleh dari sumber yang sudah ada sebelumnya dan karenanya tidak dapat diubah atau dimanipulasi. Contoh: Prasasti di atas batu, tanah liat, atau benda lain, yang berasal dari zaman kuno. 5. Rumusan berikut ini diperoleh melalui metode padan. Jelaskan metode padan dengan teknik pilih unsur penentu yang mana! A. Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului oleh kesenyapan awal dan diakhiri dengan intonasi akhir serta intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap dan selesai. Termasuk metode padan dengan teknik pilah Daya Pilah sebagai Pembeda Referen untuk membagi satuan lingual , maka perbedaan referen atau sosok teracu yang ditunjuk oleh satuan lingual tersebut harus diketahui lebih dahulu, dan untuk mengetahui perbedaan referen itu maka daya pilah yang bersifat mental dari peneliti harus digunakan. B. Kalimat adalah tuturan yang dituliskan dengan diawali huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik atau tanda tanya atau tanda seru. Termasuk metode padan dengan teknik pilah Daya Pilah sebagai Pembeda Reaksi dan Kadar Keterdengaran. Dalam kaitannya dengan mitra wicara, dapat dibedakan pula adanya reaksi yang bermacam-macam di samping juga dengan kadar keterdengarannya. C. Bahasa dialek Banyumas tidak memiliki bunyi glottal stop. Termasuk metode padan dengan teknik pilah Daya Pilah sebagai Pembeda Organ Wicara Dalam kaitannya dengan pembentukan satuan lingual tertentu, misalnya bunyi, kata, kalimat, dll, akan kelihatan bahwa organ wicara dapat berbeda-beda dalam mengaktifkan bagian-bagiannya. D. Tuturan direktif adalah tuturan yang menghendaki mitra tutur melakukan tindakan. Termasuk metode padan dengan teknik pilah Daya Pilah sebagai Pembeda Reaksi dan Kadar Keterdengaran Dalam kaitannya dengan mitra wicara, dapat dibedakan pula adanya reaksi yang bermacam-macam di samping juga dengan kadar keterdengarannya. 6. Teknik dasar: Teknik BUL Teknik dasar metode agih disebut teknik Bagi Unsur Langsung atau teknik BUL. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Sebagai contoh dapat membagi satuan lingual kalimat data (1) Dia baru datang ke sini tadi pagi, misalnya, menjadi empat unsur atau empat konstituen, yaitu (a) dia, (b) baru datang, (c) ke sini, dan (d) tadi pagi, dan bukannya (i) dia baru, (ii) datang ke, (iii) sini tadi, (iv) pagi; karena intuisinya memang mengenal unsur-unsur atau konstituen yang bersangkutan dan jeda memungkinkan ditempatkan sesudah dan sebelum unsur-unsur itu. 1. Teknik lanjutan: Teknik Lesap Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan (melepaskan, menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik lesap akan didapat: ABC, ABD, ACD, atau BCD. Contohnya pada kalimat (A) Ia (B) duduk (C) di (D) sana jika dilesapkan bisa menjadi: Ia di sana (ACD). 2. Teknik lanjutan: Teknik Ganti Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik ganti akan didapat: ABCS, ABSD, ASCD, atau SBCD (S = subtitutor atau unsur pengganti). Contohnya: Saya belajar di rumah menjadi Kami belajar di rumah. 3. Teknik lanjutan: Teknik Perluas Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu dengan menggunakan “unsur” tertentu. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik perluas akan didapat: ABCDE, atau EABCD (E = ekspansor atau unsur pemerluas). Contohnya: Saya belajar di rumah menjadi Saya belajar di rumah tadi malam. 4. Teknik lanjutan: Teknik Sisip Teknik sisip dilaksanakan dengan menyisipkan “unsur” tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik sisip akan didapat: ABCID, ABICD, atau AIBCD (I= interuptor atau unsur penyisip). Contohnya: Saya belajar di rumah menjadi Saya tidak belajar di rumah. 5. Teknik lanjutan: Teknik Balik Teknik balik tidak mengubah jumlah serta wujud unsur satuan lingual yang ada. Yang berubah hanyalah wujud satuan lingualnya sebagai satu keseluruhan, karena unsur yang ada berpindah tempatnya dalam susunan beruntun. Misalnya, dengan menggunakan teknik balik itu, satuan lingual yang berunsurkan ABCD, antara lain akan menjadi ABDC, ACDB, BACD, BCDA, atau DABC. Contohnya: Saya belajar di rumah menjadi Saya di rumah belajar. 6. Teknik lanjutan: Teknik Ubah Ujud Pengertian Teknik Ubah Ujud Parafrasal Teknik analisis yang berupa pengubahan wujud yang parafasal itu akan menghasilkan tuturan antara berbentuk CBAD atau CBDA dengan B dan A yang berubah wujud, bila tuturan semula berbentuk ABCD atau dari ABCD menjadi ABDC dengan B, C, atau D yang berubah wujud. Pengertian Teknik Ubah Ujud Non-Parafrasal Teknik analisis yang berupa pengubahan wujud yang non-parafrasal itu akan menghasilkan tuturan yang tidak setataran kategorinya dengan tuturan teranalisis yang dikenai teknik itu. Terkait dengan data berkategori kata tertentu, jika diterapkan, teknik itu akan membentuk wujud frasa yang postkategorial atau klausa yang transkategorial. 7. Teknik lanjutan: Teknik Ulang Teknik ulang digunakan dengan mengulang unsur satuan lingual yang bersangkutan. Jadi, ada semacam penambahan seperti halnya dalam pelaksanaan teknik perluas; hanya saja, penambahannya itu identik dengan unsur yang sudah ada. Misalnya, satuan lingual data ABCD dapat dihasilkan bentuk: ABCDD, ABCCD, ABCDABCD, ABCDCD. Contohnya: a) Bapak silakan duduk menjadi Bapak-bapak silakan duduk. (teknik ulang bentuk) b) Kamu cantik menjadi Kamu cantik jelita. (teknik ulang makna)