Makalah PKN Kelompok 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL

Dosen Pengampu:
Dr. I Wayan Kertih, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 1 :


Ni Luh Putu Cintya Karmayani (2217041086)
I Kadek Puji Astawa (2214101020)
Ni Made Ayu Ananda Alicia (2217041161)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu, Assalamualaikum wr.wb, salam sejahtera, salam kebajikan, namo
budaya, salam harmoni.
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Identitas
Nasional” ini tepat pada waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. I Wayan Kertih, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Adapun penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang sudah mempercayakan tugas
makalah ini kepada kelompok 1, sehingga sangat membantu penulis untuk memperdalam
pengetahuan tentang materi ini.
Tidak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
kritik serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu pedoman bagi pembaca serta penulis untuk menambah
wawasan mengenai materi Identitas Nasional.

Singaraja, 11 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 1
BAB II Pembahasan .................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian & Karakteristik Identitas Nasional ................................................................... 2
2.2 Faktor-Faktor Pendukung Penegakan Identitas Nasional ................................................... 5
2.3 Bentuk Identitas Nasional ................................................................................................... 7
2.4 Tantangan Terhadap Identitas Nasional .............................................................................. 8
2.5 Pemberdayaan Identitas Nasional ....................................................................................... 8
2.6 Upaya Peningkatan Pelaksanaan Identitas Nasional ........................................................... 9
2.7 Unsur-Unsur Pembentukan Identitas Nasional ................................................................. 12
2.8 Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional Indonesia ..................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti
serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas
Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama. Menjunjung tinggi
dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala kesalahan dan
kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama
di dalam bidang Hukum.
Seharusnya hal–hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham aturan – aturan
yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak perduli seolah –
olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di Negaranya, Dan yang paling
memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa dikatakan mendukung,
Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari
kekeliruan di bidang hukum di dalam Negara tercinta ini.
Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada
kehidupan sehari–hari. Agar masyarakat di negara tercinta ini dapat mengubah dan
memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik lagi dari
sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di Negara
dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
2. Apa saja faktor-faktor yang mendukung penegakan identitas nasional?
3. Bagaimana bentuk indentitas nasional?
4. Apa saja tantangan terhadap identitas nasional?
5. Bagaimana pemberdayaan identitas nasional?
6. Bagaimana upaya peningkatan pelaksanaan identitas nasional?
7. Apa saja unsur-unsur pembentukan identitas nasional?
8. Bagaimana Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar kita lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan identitas nasional
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung penegakan identitas nasional
3. Mengetahui bentuk-bentuk identitas nasional
4. Memahami tantangan terhadap identitas nasional
5. Memahami tentang pemberdayaan yang ada dalam identitas nasional
6. Mengetahui upaya peningkatan pelaksanaan identitas nasional
7. Mengetahui unsur-unsur apa saja yang membentukan identitas nasional
8. Memahami bagaimana Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian & Karakteristik Identitas Nasional

Pengertian identitas merupakan karakter atau ciri khas yang membuat seseorang atau
sekelompok orang dikenal secara berbeda antara satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang
bisa dikenal dari jenis kelamin, suku, agama, nama, alamat dan sebagainya. Tidak hanya
seseorang yang bisa diidentifikasikan melalui ciri khas sehingga ia bisa dikenal, ini berlaku
juga untuk kelompok atau organisasi maupun sebuah bangsa atau pun negara. Bangsa atau
negara yang merdeka dan berdaulat memiliki identitas sebagai jati diri dan juga sebagai sarana
menjaga eksistensi terutama di era globalisasi.

Dalam kamus ilmu politik, istilah bangsa sering disebut dengan “natie” dan “nation”, yang
memiliki arti masyarakat yang memiliki unsur satu kesatuan bahasa, kesatuan daerah, kesatuan
ekonomi, kesatuan hubungan ekonomi, dan kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya
(Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, 2012). Kata nation pertama kali muncul dari bahasa
Perancis Kuno yaitu nacion – yang berarti kelahiran (naissance), "tempat kelahiran" yang
didapat awalnya dari bahasa Latin yaitu natio (nātĭō) yang mempunyai arti literal yaitu
kelahiran. Definisi bangsa menurut beberapa ahli, Ernest Renan menyatakan bahwa bangsa
terbentus atas dasar solidaritas. Otto Bauer menyatakan bahwa bangsa adalah sekelompok
manusia yang memiliki kesamaan karakter yang tumbuh karena persamaan nasib. Friederich
Ratzel menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya Hasrat bersatu karena kesamaan
tempat tinggalnya (Sucipto, 2013). Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki
identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, ideologi, budaya, sejarah, dan tujuan.
Mereka umumnya dianggap memiliki asal usul keturunan yang sama.
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat harus memiliki Identitas Nasional. Proses
pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu perjuangan Panjang di antara
bangsa–bangsa yang bersangkutan. Hal ini disebabkan identitas nasional adalah hasil
kesepakatan masyarakat bangs. Dapat terjadi sekelompok warga bangsa tidak setuju dengan
identitas nasional yang hendak diajukan oleh elompok bangsa lainya. Setiap kelompok bangsa
didalam negara, identitasnya dijadikan atau diangkat sebagai identitas nasional yang tentu saja
belum diterima oleh kelompok bangsa lain. Setelh bangsa Indonesia merdeka, mulai dibentuk
dan disepakatiapa-apa yang dapat menjadi identitas nasional Indonesia.
Secara istilah, identitas nasional terdiri dari dua kata, yaitu ‘identitas’ dan ‘nasional’.
Identitas dapat dimaknai sebagai ciri, tanda, atau jati diri, sedangkan nasional dalam konteks
ini adalah kebangsaan. Identitas nasioanal dapat diartikan sebagai ‘jati diri nasional’ atau
‘kepribadian nasional’ (Chamin,2003) sedangkan (Kaelan,2007) istilah identitas nasional
secara terminologis adalah suatu ciri yang dimilii oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Dalam konteks Indonesia, identitas nasional
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi
kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhineka Tungga Ika sebagai dasar dan

2
arah pengembangananya (Ganeswara, 2007), pendapat tentang identitas nasional dapat
diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional.
Identitas bangsa yang satu dengan yang lainya tentu saja berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Identitas nasional Indonesia
terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah dan penderitaan yang sama.
Pada masa sebelum kemerdekaan, bangsa Indonesia memiliki pengalaman yang sama dalam
mengusir penjajah yang membutuhkan pengorbanan fisik, materi, namun juga kehilangan
sanak sodara yang dicintai. Perjuangan yang sama dalam mengusir penjajah inilah yang
meleburkan perbedaan agama, suku, Bahasa daerah dan sebagainya. Perasaan senasib ini
mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang memiliki banyak perbedaan, tetapi
perbedaan itu tidak dapat menutupi kenyataan bahwa kita memiliki kesamaan sejarah dalam
melawan penjajah. Pegalaman sejarah inilah yang menumbuhkan kesadaran bangsa kemudian
melahirkan identitas nasional. Namus demikian, globalisasi yang ‘menyatukan’ dunia
membawa dampak yang cukup serius, misalnya menurunya semangat kebangsaan dan
kecintaan terhadar tanah air yang ditunjukan oleh gejala kenakalan remaja yang membabi
buta,korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Bahwa perilaku
generasi muda yang lebih mengikuti budaya dari negara lain yang terkadang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila.
Istilah identitas nasioanal (national identity) berasal dari kata identitas dan nasional.
Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda -tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau suatu yang membedakanya dengan yang lain. Sedangkan kata nasional
(national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang
diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, Bahasa maupun non fisik
seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa
melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasioanal) yang
diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-
atribut nasioanal. Identitas nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu bangsa dan
negara, selain itu pembentukan identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah
disepakati bersama, menjujung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada.
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat harus memiliki identitas nasional agar negara
tersebut dapat dikenal oleh bangsa-bangsa lain dan dapat dibedakan dengan bangsa-bangsa
lain. Identitas nasional mampu menjaga estensi dan kelangsungan hidup bangsa.identitas
nasional ini merupakan cerminan atau sebagai penanda dari suatu bangsa yang membedakan
negara satu dengan negara yang lainnya. Identitas nasional ini bertujuan untuk
mempertahankan kesatuan sebuah negara, pembeda dari negara lain, landasan negara, dan alat
pemersatu bangsa. Indonesia kaya akan suku bangsa, agama, ras dan kebudayaan dan kemudian
identitas nasional inilah sebagai alat untuk pemersatu keberagaman tersebut.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber dayanya. Selain pembangunan sumber
daya manusia yang merupakan proses perkembangan bangsa Indonesia, alam Indonesia juga
memiliki potensi yang sangat besar,. Adapun potensi tersebut dogunakan untuk kepentingan
masyarakat itu sendiri. Potensi adalah sebuah keutamaan atau keunggulan yang dimiliki oleh
atau daerah yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dan menjadi bermanfaat.

3
Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hiidup manusia yang tergolong didalamnya tidak hanya komponen
biotik, seperti hewan, tumbuhan,dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotic, seperti
minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, tanah,. Salah satu potensi sumber daya alam
yang ada di Indonesia adalah potensi sumber daya hutan.hutan adalah Kawasan tempat tinggal
hewan serta berbagai tempat tumbuhan seperti pepohonan yang banyak tumbuh. Menurut data
kementrian kehutanan tahun 2011, hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, yaitu
mencapi 99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia. Tempat hutan yang besar di
Indonesia masih terdapat di papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra.
Setiap manusia memiliki identitas yang ditentukan oleh ruang hidupnya yang secara alami
akan berakulturasi dan membentuk ciri khas atau karakter dalam norma kehidupan. Ciri atau
keadaan khusus, dalam antropologi berarti sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi, golongan sendiri, komunitas sendiri, dan Negara sendiri mengartikan
sebuah identitas. Identitas meliputi nilai, norma, dan simbol ekspresi sebagai ikatan social
untuk membangun solidaritas dan kohesivitas sosial yang digunakan untuk menghadapi
kekuatan luar yang menjadi symbol ekspresi yang memberikan pembenaran bagi tindakan pada
masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Jadi nasional berasal dari bangsa sendiri
atau meliputi diri bangsa. Jadi identitas nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk
bangsa yaitu berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah
nusantara, dan ideologi Pancasila.
Jati diri bangsa berarti totalitas penampilan bangsa yang utuh dengan muatan dari
masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Dengan usaha
mengukuhkan jati diri bangsa sangat diperlukan karena jati diri yang diibaratkan sebagai akar
umbi, dan akar tunjang keutuhan hidup berbangsa dan bernegara goyah, akan menggoyahkan
keutuhan bangunan bangsa. Identitas Nasional Indonesia merupakan suatu gabungan dari
beberapa unsur pembentuk identitas bangsa, yaitu:
1. Suku bangsa
Suku Bangsa merupakan suatu golongan sosial yang sifatnya khusus dan askriptif.
Bersifat askriptis artinya merupakan bawaan sejak lahir; sejak lahir seseorang
memilikinya, dan tidak punya kuasa untuk memilih atau mengubahnya. Misalnya
seseorang diklasifikasikan sebagai suku Jawa, sebab merupakan keturunan dari ornga
tua yang berasal dari Jawa Tengah. Atau seseorang diklasifikasikan sebagai sebagai
suku atau orang Sunda, sebab orang tuanya merupakan penduduk asli kota Bandung.
2. Agama
Agama merupakan klasifikasi golongan sosial yang didasarkan pada iman,
kepercayaan, serta cara beribadah seseorang. Secara umum, sejak lahir seseorang telah
berafiliasi pada salah satu agama, yaitu agama yang dianut kedua orang tuanya. Orang
tua memiliki hak prerogatif, untuk memberi arahan dan menentukan agama anaknya.
Namun setelah beranjak dewasa, seseorang memiliki kebebasan dan pandangan sendiri
untuk memilih agama yang dianutnya.

4
3. Bahasa
Bahasa merupakan golongan sosial yang diklasifikasikan berdasarkan aspek simbolik.
Aspek ini dibentuk secara arbiter sebagai sarana interaksi antar pribadi atau kelompok.
Simbol-simbol yang membentuk bahasa dipelajari seseorang sejak lahir. Sejak lahir
seseorang akan mempelajari bahasa yang dikuasai orang tuanya, serta bahasa yang
berlaku dinegaranyai sebagai bahasa induk. Namun seseorang dapat mempelajari dan
menguasai bahasa lain sebagai tambahan.

2.2 Faktor – Faktor Pendukung Penegakan Identitas Nasional

Faktor yang mempengaruhi dan upaya peningkatan identitas nasional perlu ditanamkan
sejak dini yang berawal dari lingkungan keluarga, yaitu setiap anggota keluarga dapat melatih
dirinya memahami hak-hak dan tanggung jawabnya terhadap keluarga, menghormati hak-hak
anggota keluarga lain, dan menjalankan kewajibannya sebelum menuntut haknya. Bhineka
Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular (Kerajaan Majapahit),
pencetus Muhammad Yamin, diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1950. Semboyan tersebut
menggambaran persatuan atau kesatuan bangsa NKRI. Dengan demikian Bhineka Tunggal Ika
mengajari setiap pemeluk agama saling menghormati artinya pendamaian antar suku, ras, dan
budaya. Karena perbedaan yang begitu banyak di Indonesia mengakibatkan konflik tetapi
Identitak Nasional suatu negara, termasuk Indonesia dibentuk oleh beberapa hal berikut ini:

1. Primodialisme merupakan sikap mencintai identitas yang didasarkan pada kesamaan


golongan, etnis, suku, dsb. Atau juga berdasarkan sistem kekerabatan dan kekeluargaan
yang umumnya karena antar anggotanya memiliki hubungan darah.
2. Praktik keagamaan merupakan ritual berdasarkan keyakinan setiap individu, namun
dipraktikan secara kolektif bersama dengan individu – individu lain yang memiliki
keyakinan yang sama. Motivasi seseorang untuk turut berpartisipasi dalam ritual yang
dijalani secara kolektif ini, sangat dipengaruhi oleh tingkat keimanan seseorang
terhadap keyakinan yang dianutnya tersebut.
3. Pemimpin bangsa merupakan pelayan masyarakat, yang mengayomi warga negara
yang dipimpinnya. Biasanya pemimpin bangsa merupakan tokoh karismatik yang
disegani membuat rakyat merasa bangga dan menganggannya sebagai bagian dari diri
mereka.
4. Sejarah bangsa merupakan narasi mengenai masa lalu suatu bangsa. Narasi yang
membentuk memori kolektif bagi masyarakat yang hidup di jaman ini. Salah satu
contoh bagian sejarah misalnya kesamaan asal usul atau nenek moyang suatu bangsa.
Kesamaan ini akan membentuk solidaritas dan identitas yang bersifat kolektif.
5. Solidaritas organik terbentuk atas adanya saling ketergantungan antar anggota suatu
bangsa. Kondisi ini biasanya diakibatkan oleh adanya pembangian kerja. Identitas
nasional yang dibentuk oleh solidaritas organik merupakan identitas modern, identitas
professional, dan identitas urban.

Dengan demikian, Bhinneka Tunggal Ika mengajari setiap pemeluk agama saling
menghormati artinya pendamaian antar suku, ras dan budaya. Jadi Bhinneka Tunggal Ika

5
yang bisa mempersatukan segala perbedaan di negara Indonesia. Karena perbedaan yang
begitu banyak di Indonesia mengakibatkan konflik tetapi untuk Meniadakan konflik yaitu
Bhinneka Tunggal Ika menjadi jawabannya.

Konsep penerapan Bhinneka Tunggal Ika:

1) Konsep sosialis yaitu keadilan menyeluruh


2) Konsep humanitas yaitu konsep kemanusiaan, menjunjung tinggi Harkat martabat dan
hak serta tanggung jawab manusia
3) Konsep Religiusitas yaitu konsep ke-Tuhanan mengakui adanya Tuhan
4) Konsep Nasionalitas yaitu konsep persatuan atas nama Indonesia

Faktor yang mempengaruhi kesadaran meningkatkan penerapan Bhinneka Tunggal Ika


pertama adalah pengetahuan tentang konsep penerapan Bhinneka Tunggal Ika. Konsep
penerapan Bhinneka Tunggal Ika harus disebarkan secara luas dan telah sah. Maka dengan
sendirinya konsep tersebut akan dimaknai itu akan tersebar dan cepat diketahui oleh
masyarakat dan masyarakat akan memiliki kesadaran atau toleransi dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.

Ada banyak faktor-faktor yang membentuk identitas nasional suatu bangsa. Faktor-faktor
tersebut meliputi:
1. Faktor Objektif
Faktor Objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi yang
membentuk Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Indonesia
juga terletak di wilayah Asia Tenggara, hal ini mempengaruhi adanya perkembangan
kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia.
2. Faktor Subjektif
Faktor Subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses terbentuknya
masyarakat Indonesia dan juga identitas bangsa Indonesia.
3. Faktor Primer
Faktor Primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri
merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama.
Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing,
namun hal tersebut bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia.
4. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata
dalam kehidupan negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
suatu bangsa merupakan identitas nasional yang dinamis.
5. Faktor Penarik
Faktor Penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem pendidikan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa nasional
dan kesatuan nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia masih tetap
menggunakan bahasa dari daerahnya masing-masing.
6. Faktor Reaktif
Faktor Reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan. Seperti
yang sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus tahun oleh

6
bangsa asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan
perjuangan, penderitaan dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk
memperjuangkan kemerdekaan.

2.3 Bentuk Identitas Nasional

Pada hakikatnya wujud identitas nasional Indonesia yakni

1. Bahasa Indonesia bermula dari Rumpun bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa
pergaulan, kemudian di kukuhkan sebagai bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928,
selanjutnya disepakati dan disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 sebagai bahasa
nasional, bahasa negara dan sekaligus identitas nasional Indonesia.
2. Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara, falsafah negara, pandangan hidup
dan ideologi bangsa dan negara sekaligus di akui dan di kukuhkan sebagai identitas
nasional.
3. Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman untuk pertama kalinya
dinyanyikan pada 28 Oktober 1928. Selanjutnya ditetapkan sebagai lagu. kebangsaan dan
identitas nasional
4. Garuda Pancasila Burung khas Indonesia yang pada kakinya bertuliskan Bhinneka
Tunggal Ika ditetapkan sebagai lambang negara dan identitas nasional bangsa.
5. Bhinneka tunggal Ika yang berarti berbeda beda tetapi satu jua, menunjukkan
heterogenitas atau kemajemukan bangsa Indonesia, namun berkeinginan untuk bersatu
menjadi satu bangsa yang besar yaitu bangsa Indonesia. Ditetapkan sebagai semboyan
negara sekaligus identitas nasional.
6. Sangsaka merah putih bagi bangsa Indonesia warna “merah” diartikan sebagai berani dan
warna “putih” diartikan suci dan dikibarkan pertama kalinya pada 17 Agustus 1945.
Ditetapkan sebagai bendera negara dan identitas nasional.
7. UUD Negara RI tahun 1945 disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 sebagai hukum
dasar negara RI dan identitas nasional.
8. Bentuk negara kesatuan bentuk negara adalah kesatuan dengan bentuk pemerintahan
adalah republik disepakati sebagai salah satu identitas nasional.
9. Konsepsi wawasan Nusantara MPR RI pada tahun 1973 menetapkan wawasan nusantara
sebagai wawasan persatuan dan kesatuan, wawasan kewilayahan, wawasan ke
tatanegaraan dan identitas nasional.
10. Kebudayaan daerah bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, dan
mendiami pulau pulau serta berbicara dalam beragam bahasa, mempunyai budaya daerah.
Kemudian budaya daerah ini ditetapkan sebagai kebudayaan nasional dan identitas
nasional.
11. Ketahanan nasional MPR RI pada tahun 1973 menetapkan ketahanan nasional sebagai
konsepsi, metode, dan cara dalam pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara sekaligus identitas nasional di dalam menghadapi segala ancaman
gangguan, hambatan, dan tantangan.

7
2.4 Tantangan Terhadap Identitas Nasional

Kini bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan-tantangan yang cenderung


mengantarkan situasi yang bersifat disintegratif dan mengancam eksistensi bangsa dan negara
kesatuan yang berdasar Idiologi Pancasila. Tantangan yang bersumber pada faktor eksternal
maupun internal dengan implikasi yang mengaburkan identitas nasional kita. Tantangan
eksternal bersumber pada berkembang nya proses Globalisasi yang melahirkan neoliberalisme
dan kapitalisme yang mengejawantah dalam adagium one world development, melalui
berbagai kesepakatan yang dituangkan melalui konferensi internasional seperti WTO, APEC,
Dan lain sebagainya dengan implikasinya yaitu tumbuhnya tata sosial baru yang cenderung
“mengaburkan” identitas nasional kita. Fenomena globalisasi yang melahirkan neoliberalisme
dan kapitalisme melahirkan keterkaitan dan juga saling berkepentingan yang menembus batas-
batas geografis suatu negara. Identitas nasional akan digoyang oleh budaya Globalisasi melalui
IPTEK yang dengan teknologi informasi dan komunikasi nya yang super canggih akan
menyentuh semua segi dan seni kehidupan.

Tantangan internal merupakan konsekuensi logis dari runtuhnya kekuasaan Orde Baru
yang secara otoriter selama 32 tahun menegakan persatuan dan kesatuan bangsa melalui
pendekatan keamanan yang memasung hak-hak konstitusional rakyat melalui berbagai
kebijaksanaan yang bertentangan dengan konsitusi itu sendiri. Selain itu maraknya korupsi,
kolusi, dan nepotisme di semua tingkat dan lapisan birokrasi, maka meruntuhkan kekuasaan
otoriter Orde Baru. Dengan runtuhnya kekuasaan orde baru telah mendorong kebebasan
demokrasi, akan tetapi sayangnya kebebasan demokrasi telah mengarah ke tindakan anarkis.
Demokrasi yang kebablasan sebagaimana kita lihat ekses-ekses yang timbul dalam
pelaksanaan pemilihan kepala daerah, otonomi dan desentralisasi pemerintahan daerah
semakin hari semakin mengarah ke ancaman disintegrasi, dan berbagai permasalahan lainnya
telah meracunkan arti identitas nasional kita.

2.5 Pemberdayaan Identitas Nasional

Upaya pemberdayaan identitas nasional perlu ditempuh melalui revitalisasi nilai-nilai


yang terkandung dalam Pancasila, yang mengandung dimensi seperti di bawah ini

• Realitas, dalam arti nilai-nilai yang dikandung Pancasila bersifat objektif yang dapat
tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
• Identitas, dalam arti Idealisme yang di kandung Pancasila bukan sekedar utopis tanpa
makna tapi sebuah kata kerja untuk membangkitkan gairah dan optimisme dalam
menjalani masa depan.
• Fleksibilitas, artinya Pancasila terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi
kebutuhan perkembangan sehingga Pancasila tetap aktual, relevan serta Fungsional
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang berbhinneka tunggal ika.

Dengan demikian identitas nasional dapat dipahami oleh masyarakat sebagai penerus tradisi
dengan nilai-nilai yang diwariskan dan diajarkan oleh para pendiri negara. Namun, perlu di

8
ingat bahwa zaman senantiasa berubah yang tidak saja berbeda, bahkan bertentangan dengan
nilai nilai tradisi yang diwariskan. Untuk itu diperlukan kemampuan berfikir dan bertindak
dengan mengkritisi nilai tradisi menjadi visi ke depan sehingga nilai tradisi bukan hanya
sebagai normatif dan nostalgia tetapi lebih yang lebih penting adalah visi bangsa.

2.6 Upaya Peningkatan Pelaksanaan Identitas Nasional

Upaya untuk mempertahankan identitas nasional dapat dilakukan dengan


mengembangkan nasionalisme, pendidikan, Pelestarian budaya, dan usaha bela negara.
Identitas nasional dianggap penting karena identitas nasional merupakan Jati diri bangsa yang
merdeka, sebagai pembeda antara suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Seperti kata pepatah
“ mempertahankan lebih susah daripada mengejar“ kondisi tersebut juga terjadi dalam upaya
mempertahankan identitas nasional. Proses pembentukan identitas nasional melibatkan dua
aspek, yaitu eksplorasi dan komitmen. Berdasarkan ada atau tidaknya proses eksplorasi dan
komitmen pada individu (Nursid,2008) mengemukakan empat status identitas yaitu
disffusion, foreclosure, maratorium dan achievement. Untuk menumbuhkan pelaksanaan
identitas nasional inilah yang menjadi tantangan dan tanggung jawab semua pihak. Budaya
sadar dan taat peraturan sejatinya haruslah ditanamkan sejak dini. Maka elemen identitas
nasional menjadi ujung tombak dalam menanamkan sikap dan kebiasaan untuk mematuhi
aturan aturan yang ada.

1. Ideologi Pancasila sebagai Identitas Nasional

Pancasila tidak hanya sebagai idiologi atau dasar negara tetapi juga sebagai nilai-nilai
yang dapat dihidupi oleh masyarakat Indonesia. Setiap sila sila yang terkandung dalam
Pancasila, masing masing memiliki makna sendiri dan dapat diterapkan di kehidupan
sehari-hari (Nursid, 2010) Fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, Berbangsa
dan bernegara yaitu dasar negara (dalam kehidupan bernegara) pandangan hidup bangsa,
falsafah hidup, sumber dari segala sumber (sumber dasar hukum di Indonesia) idiologi
bangsa Indonesia (sumber cita cita yang dianggap baik dan benar oleh bangsa Indonesia),
jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa, perjanjian luhur, cita cita dan tujuan bangsa
Indonesia, pandangan bangsa. Nilai dasar Pancasila merupakan hakikat makna atau esensi
yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Nilai dasar ini bersifat universal karena
merupakan sesuatu yang dianggap sebagai ediventh truth atau sebuah kebenaran hakiki
yang disetujui oleh semua orang (Ismaun,2010).

• Nilai instrumental adalah suatu nilai yang dapat diukur dan dapat diubah. Nilai
instrumental ini merupakan jabaran dari nilai dasar dalam bentuk Undang-Undang
dasar 1945 dan menurut UU Nomor 10 tahun 2004, contoh nilai ke-Tuhanan Yang
Maha Esa dijelaskan lebih terperinci dalam pasal 28 E dan pasal 29 UUD NKRI
tahun 1945.
• Nilai praksis adalah perwujudan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai pancasila
salah satunya adalah nilai praksis yang merupakan implementasi Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh, ketika terjadi musibah gempa bumi,

9
banyak relawan membagikan nasi bungkus untuk korban bencana alam tersebut.
Aktivitas tersebut merupakan pelaksanaan nilai praktis Pancasila untuk sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Contoh
semangat bergotong-royong pada masyarakat Indonesia (sila
Persatuan Indonesia).

Sila dalam Pancasila memiliki makna (Bakry, 2010) yaitu:

1. Sila pertama sila Pancasila, ketuhanan yang maha esa mengandung nilai religius. Nilai
ini mengandung makna antara lain: Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci,
seperti maha pengasih, maha kuasa, maha adil, maha bijaksana dan sebagainya;
Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing tanpa ada paksaan
bagi para pemeluk agama dan kepercayaan.
2. Sila kedua dari Pancasila Kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung nilai
kemanusiaan, nilai ini mengandung makna antara lain: Pengakuan terhadap harkat dan
martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya; Manusia sebagai
makhluk beradab/berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan
3. Sila ketiga dari Pancasila Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan bangsa.
Nilai ini mengandung makna antara lain: Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan
unsur-unsur bangsa indonesia seperti suku, agama, bahasa, dan adat istiadat; pengakuan
terhadap persatuan bangsa wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjungnya
(Patriotisme), Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia
4. Sila Keempat dari Pancasila Kerakyatan yang Dupimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung nilai kerakyatan. Nilai ini
mengandung makna antara lain: Negara adalah untuk kepentingan rakyat; Kedaulatan
adalah di tangan rakyat
5. Sila kelima Pancasila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai
Keadilan Sosial. Nilai ini mengandung makna antara lain: Perlakuan yang adil di segala
bidang kehidupan, terutama di bidang politik, ekonomi dan social budaya; Perwujudan
keadilan sosial meliputi seluruh rakyat Indonesia

2. Integrasi Nasional dan Paham Integralistik

Soepomo dalam sidang BPUPKI pada 31 Mei 1945 mengemukakan tentang teori
Integralistik. Secara garis besar, teori integralistik menjelaskan tentang hubungan antara
masyarakat dengan penguasa negara, sehingga membentuk satu kesatuan utuh yang
didukung oleh rasa kekeluargaan serta keadilan. Soepomo mengajukan teori atau konsep
negara integralistik yang didasarkan pada Spinoza, Adam Muller dan Hegel, Integralistik
berati negara tidak untuk menjamin kepentingan individu. Teori integralistik berpusat
bahwa tujuan negara merupakan gabungan dan paham individualisme dan sosialisme.
Indonesia memilih teori integralistik karena sesuai dengan watak bangsa Indonesia yang
bersifat kekeluargaan dan tolong-menolong. Teori ini memiliki 6 point penting, yakni:

10
1. Negara merupakan susunan masyarakat yang bersifat erat serta integral atau
menyeluruh antar semua golongan.
2. Seluruh anggota masyarakat merupakan satu kesatuan utuh yang bersifat organis.
3. Kepentingan yang berkaitan dengan satu kesatuan atau persatuan masyarakat
menjadi hal yang diutamakan
4. Negara tidak memihak golongan tertentu. Negara tidak mengutamakan
kepentingan pribadi diatas kepentingan masyarakat. Negara mengutamakan
keselamatan dan kehidupan bangsa sebagai bentuk satu kesatuan yang harus
diutamakan.
5. Negara dan rakyat saling bersatu membentuk persatuan.
6. Negara mengatasi (memiliki posisi lebih tinggi) dibandingkan dengan seluruh
golongan dalam berbagai bidang.

Paham Integralistik yang terkandung dalam Pancasila meletakkan asas kebersamaan


hidup, mendambakan keselarasan dalam hubungan antara individu maupun masyarakat.
Dalam pengertian ini paham negara integralistik tidak memihak kepada yang kuat, tidak
mengenal dominasi mayoritas dan juga tidak mengenal tirani minoritas.

3. Upaya bela Negara setiap warga negara

Dalam kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, setiap warga


negara menjiwai perilaku mereka dalam upaya bela negara yang berlandaskan UUD 1945 dan
Pancasila dalam menjamin keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Sejarah pada
zaman penjajahan dan peperangan, rakyat indonesia menjalankan kewajiban bela negara
dengan mengangkat senjata. Namun walaupun kita sudah merdeka, kita tetap menjalankan
kewajiban bela negara sesuai dengan profesi masing-masing. Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2023 mengatakan “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara (pasal 9 ayat 1) tiap
warga negara berhak dan wajib: Cinta tanah air, Kesadaran berbangsa; Yakni Pancasila
sebagai Ideologi; Rela berkorban; Memiliki kemampuan awal; Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan; Pelatihan dasar wajib kemiliteran; Pengabdian kepada masyarakat sesuai
profesi; Profesionalisme.

Usaha Pertahanan dan Keamanan yaitu system pertahanan dan keamanan semesta
dimana kekuatan utama adalah anggota TNI/Polri dan kekuatan pendukung yaitu seluruh
rakyat Indonesia. Dengan adanya kesadaran untuk peningkatan pelaksanaan identitas
nasional ini kita akan menyaksikan tidak adanya pelanggaran sehingga kehidupan yang ideal
akan ditemui. Setiap warga negara perlu diajak bersama-sama mengembangkan kesadaran
dan kecerdasan pelaksanaanya sejak dini. Pelaksanaan identitas nasional sejak dini harus
diajarkan kepada anak-anak masa depan bangsa. Agar nantinya tertanam dalam diri mereka
rasa patriotisme dan nasionalisme.

11
2.7 Unsur-Unsur Pembentukan Identitas Nasional

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, kemajemukan merupakan karakteristik


budaya yang dimiliki Indonesia. Kemajemukan budaya tersebut merupakan kekayaan bangsa
yang harus dipertahankan. Kemajemukan disebut juga dengan keberagaman yang memiliki
kata dasar ragam. Kemajemukan Indonesia terlihat dari berbagai macam suku, agama,
budaya, bahasa (Surbakti:1999).

1. Suku Bangsa adalah golongan social yang khusus sejak lahir, yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
dimana sebelum kita terbentuk sebagai bangsa Indonesia terdapat beraneka ragam suku
bangsa yang biasa dinamakan bangsa misalnya bangsa Melayu, bangsa Jawa, bangsa
Batak, dan bangsa Bugis. Masing-masing suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri,
nilai-nilai dan aturan-aturan tertentu dan kepercayaan-kepercayaan serta pengetahuan
tertentu yang diwarisi dari nenek moyang suku bangsa tertentu. Meskipun bangsa
indonesia terdiri dari beberapa etnis/suku bangsa yang berbeda-beda tapi dalam
sejarahnya bangsa Indonesia dapat menyatukan persepsi yang bulat yang dikenal
dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
2. Agama pasal 29 Ayat 2 UUD Tahun 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap penduduk
diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan
menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau
kepercayaannya. Kerukunan hidup yang terjadi diantara pemeluk agama di Indonesia
atas dasar kebersamaan harus selalu dibina dan dikembangkan agar persatuan dan
kesatuan bangsa dicapai. Oleh karena itu, salah satu upaya pemerintah yang serius
untuk menciptakan persatuan dan kesatuan dalam bangsa. Indonesia kaya akan suku
bangsa, agama, ras, dan kebudayaan dan kemudian Identitas Nasional inilah sebagai
alat untuk pemersatu keberagaman tersebut.
3. Upaya untuk mempertahankan identitas nasional dapat dilakukan dengan
mengembangkan nasionalisme, pendidikan, pelestarian budaya, dan usaha bela negara.
Identitas Nasional dianggap penting karena Identitas Nasional merupakan jati diri
bangsa yang merdeka, sebagai pembeda antara suatu bangsa dengan bangsa yang lain.
Seperti kata pepatah “mempertahankan lebih susah dari pada mengejar” kondisi
tersebut juga terjadi dalam upaya mempertahankan identitas nasional. Proses
pembentukan identitas nasional melibatkan dua aspek, yaitu eksplorasi dan komitmen.
4. Unsur-unsur Identitas Nasional yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, bahasa.
Bentuk-bentuk Identitas Nasional Indonesia yaitu Bahasa Indonesia, Sang Merah Putih,
Lagu Indonesia Raya, Burung Garuda, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945,
Kesatuan Republik Indonesia, Wawasan Nusantara, serta Kebudayaan. Potensi Sumber
Daya di Indonesia yaitu sumber daya manusianya serta sumber daya alam antara lain
sumber daya hutan yang luas. Tempat hutan yang luas terdapat di pulau Papua,
Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.
5. Sebagai warga negara Indonesia, dimana Pancasila merupakan Ideologi negaranya,
maka masyarakat Indonesia harus memiliki sifat-sifat berlandaskan Pancasila dan UUD
Tahun 1945.

12
6. Dalam upaya bela negara, masyarakat melakukan berbagai hal dalam bentuk upaya bela
negara. Contohnya seorang pelajar akan belajar keras agar menjadi penerus bangsa
yang berkualitas serta mampu menjadi masyarakat yang bisa mempertahakan
bangsanya.
7. Dalam paham integralistik, warga negara memiliki hak golongan yang sama di hadapan
negara. Masyarakat juga memiliki hubungan yang erat, serta pemerintah tidak bisa
membeda-bedakan hak masyarakat.

2.8 Pancasila Sebagai Kepribadian Dan Identitas Nasional Indonesia

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional dan memiliki
sejarah serta prinsip yang berbeda dengan negara-negara lainnya. Para pendiri negara
menyadari pentingnya dasar filsafat lalu mereka meletakkan dasar filsafat bangsa dan negara
yaitu BPUPKI. Kemudian dari dasar filsafat tersebut muncul suatu prinsip dasar filsafat
negara yaitu pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan
hidup yang bersumber pada kepribadiannya sendiri. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber pada nilai-nilai budaya dan keagamaan
yang dimiliki oleh bangsa indonesia. jadi filsafat tersebut tidak muncul secara tiba-tiba atau
dipaksakan. Pancasila dirumuskan secara formal yuridis dalam pembukaan UUD 1945
sebagai filsafat negara Indonesia yang nilai-nilainya telah ada dalam diri bangsa Indonesia
itu sendiri. Nilai-nilai tersebut diangkat oleh pendiri negara untuk dijadikan dasar negara
Republik Indonesia. Prosesnya dari dilakukannya sidang-sidang BPUPKI, sidang Panitia 9
yang akhirnya disahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat negara
Republik Indonesia.

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya manusia tidak terlepas dari manusia yang satu dengan yang lainya, karna
manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk melakukan
pekerjaanya dan mempunyai sifat yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia juga merupakan
makhluk politik yang memiliki naluri untuk berkuasa. Namun, terkadang manusia juga
memiliki sifat yang tidak mudah puas karna keinginan manusia tidak terbatas, maka dari itu
manusia membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhanya. Berawal dari itulah
kemudian timbul suatu hubungan-hubungan Kerjasama antar manusia yang dari hubungan
tersebut membentuk sebuah masyarakat di dalam suatu negara diana dalam negara itulah
masyarakat ada untuk mempertahankan eksistensinya untuk saling bekerja sama. Di dalam
hidup berbangsa dan bernegara terkadang masyarakat merasa bingung dimana yang lebih
penting antara bangsa dan negara dan terkadang malah menyepelekan keduanya. Negara adalah
organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia, sedangkan bangsa lebih menunjuk pada
persekutuan hidup manusia.
Suatu negara pasti mempunyai identitas nasional sendiri-sendiri yang berbeda antara
negara yang satu dengan negara yang lain karena identitas nasional suatu bangsa menunjukan
kepribadian suatu bangsa tersebut. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh
bangs akita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Jadi untuk dapat
mempertahankan keunikan-keunikan dari bangsa indinesia itu sendiri maka kita harus
menanamkan cinta akan tanah air yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan
terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan serta mengamalkan nilai-nilai yangb sudah tertara
dengan jelas di dalam Pancasila yang dijadikan sebagai falsafat dan dasar hidup bangsa
Indonesia.
Dengan keunikan inilah, Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan
dengan bangsa lain dan itu semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan
dari warga Indonesia itu sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya. Bangsa pada
hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter
yang kuat untuk Bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai
suatu kesatuan nasional.
Hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan
kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam pembukaan UUD 1945 beserta batang tubuh
UUD 1956, system pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, mitos,
ideologi,dan lain sebagainya yang secara normative diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam
tataran nasioanal maupun internasional. Factor-faktor yang mendukung lahirnya identitas
nasional di Indonesia antara lain factor obyektif yang meliputi factor geografis, ekologis, dan
demografis. Kemudian factor subjektif yaitu fktor historis, sosial, politik dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat

14
membedakan negara Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan
disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam
konstitusi Indonesia yaitu Undang-undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C.
Identitas nasional yang menujukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah Bahasa
nasional atau Bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia, bendera negara yaitu Sang Merah
Putih, lagu kebangsaan yaitu Indonesia raya, lambing negara yaitu Pancasila, semboyan negara
yaitu Bhineka Tunggal Ika, dasar falsafat negara yaitu Pancasila, konstitusi (hukum dasar)
negara UUD 1945, konsepsi wawasan nusantara, kebudayaan daerah yang telah diterima
sebagai kebudayaan nasional. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat
internasional dan memiliki sejarah serta prinsip yang berbeda dengan negara-negara lainnya.
3.2 SARAN
Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang diterapkan dalam menghadapi
keragaman dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan multikultural diharapkan segala
konflik dan permasalahan yang terjadi akibat perbedaan etnis, agama, ras dan antar golongan
dapat diminimalisir. Pendidikan multikultural memberikan kontribusi terhadap kesadaran
siswa untuk belajar menghargai dan memahami segala perbedaan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Salah satu faktor untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan kinerja
sekolah perlu dibangun budaya organisasi di sekolah. Perlunya pembahasan mengenai dimensi
sosial dan budaya dalam proses pembelajaran. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan
oleh menteri pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa proses belajar yang mengandalkan
siswa belajar secara individualistis dan bersaing secara kompetitif individualistis harus
ditinggalkan dan diganti dengan cara belajar berkelompok dan bersaing secara kelompok dalam
situasi positif. Dengan cara demikian, perbedaan antar individu dapat dikembangkan sebagai
suatu kekuatan kelompok, dan siswa terbiasa hidup dengan berbagai budaya, sosial,
intelektualitas, ekonomi, dan aspirasi politik.
Terakhir, peran guru juga sangat vital dalam pendidikan multikultural, dimana
kesetaraan sebagai tujuan utama pendidikan multikultural akan muncul apabila guru sudah
mulai memodifikasi perilaku pembelajaran mereka disesuaikan dengan kondisi para siswa
yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda sehingga memberikan harapan bahwa
semua siswa tanpa melihat latar belakang yang dimilikinya akan dapat mencapai hasil
sebagaimana yang telah direncanakan. Pada tahap ini, para guru hendaknya sudah
mengembangkan pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mengarah pada student centered, pembelajaran di kelas yang bertumpu pada diri siswa sebagai
seorang individu.

15
DAFTAR PUSTAKA
DKK, D. B. (n.d.). Pendidikan Kewarganegaraan . Penerbit Widina.

Nafi'ah, S. A. (2020). Memperkuat Identitas Bangsa Melalui Pendidikan Multikultural Konsep Prinsip
Implementasi . GUEPEDIA.

Rahayu, M. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo.

16

Anda mungkin juga menyukai