Jhohana
Jhohana
Jhohana
SKRIPSI
Oleh:
Pembimbing Utama
Eti Poncorini Pamungkasari, dr., M.Pd
NIP.19750311 200212 2 002 ...........................................
Pembimbing Pendamping
Sumardiyono, SKM, M.Kes.
NIP.19650706 1988303 1 002 ...........................................
Penguji
Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok
NIP. 19481105 198111 1 001 ...........................................
Lusi Ismayenti, S.T, M.Kes Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok
NIP. 19720322 200812 2 001 NIP. 19481105 198111 1 001
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
From the test kendall's tau-b correlation was obtained koefisiien .742 with
asymp sig value of 0.00 is smaller than 0.01 which means there is a relationship
between fatigue with work stress.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, atas
“Hubungan Antara Kelelahan Kerja dengan Stres Kerja Pada Perawat di Rumah
Sakit Islam Surakarta” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk mencapi
kerjasama dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ (K), selaku Rektor Universitas
Negeri Sebelas Maret, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Arman Subiyanto, dr., M.S, selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok, selaku Ketua Program Diploma 4
4. Ibu Eti Poncorini Pamungkasari, dr., M.Pd selaku dosen Pembimbing Utama
yang telah memberi motivasi, petunjuk, saran dan bimbingan, sehingga dapat
penelitian ini.
6. Direksi Rumah Islam YARSIS Surakarta yang telah member izin, bantuan dan
Negeri Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan dorongan
9. Bapak, Ibu dan saudaraku tercinta yang memberikan bantuan material dan
ini.
Semoga amal baik dari semua pihak, mendapatkan imbalan yang berlipat ganda
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................ 3
D. Manfaat .............................................................................. 3
E. Hipotesis ............................................................................. 22
A. Jenis Penelitian.................................................................... 23
C. Subyek Penelitian................................................................ 23
2. Sampel Penelitian............................................................ 23
BAB V. PEMBAHASAN
1. Usia .................................................................................. 42
2. Masa Kerja....................................................................... 42
A. Kesimpulan .......................................................................... 49
B. Saran ..................................................................................... 49
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja, bahwa upaya kesehatan kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja,
terhadap stress (Schultz dan Schultz, 1994) hasil penelitian selye (1996)
tinggi terpapar oleh stres adalah karena perawat memiliki tugas dan tanggung
jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia. Selain itu ia juga
pekerjaan dan spesialisasi, budaya kompetitif di rumah sakit, jadwal kerja yang
ketat dan harus siap kerja setiap saat, serta tekanan–tekanan dari teman sejawat.
stres, karena masalah stres tidak dapat dilepaskan dari dunia kerja. Dengan
kemungkinan seorang perawat mengalami stres kerja, setiap jenis pekerjaan tidak
terlepas dari tekanan-tekanan baik dari dalam maupun dari luar yang dapat
menimbulkan stres bagi para pekerjanya. Dalam proses bekerja hasil atau
perawat sakit fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal.
Menurut hasil survei dari PPNI ( Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun
mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban
manajemen sumber daya manusia di Rumah Sakit. Stress kerja adalah suatu
tekanan yang tidak dapat ditoleransi oleh individu baik yang bersumber dari
dirinya sendiri mapun dari luar dirinya. Penyebab stres bersumber dari biologis,
psikologik, sosial, dan spritual. Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaan, yang disebabkan oleh stresor yang datang
dari lingkungan kerja seperti faktor lingkungan, organisasi dan individu. Tinggi
rendahnya tingkat stres kerja tergantung dari manajemen stres yang dilakukan
Oleh karena itu kelelahan kerja dalam penelitian ini dihubungkan dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Surakarta.
D. MANFAAT
1. Manfaat teoritik
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelelahan Kerja
1. Kelelahan Kerja
setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif. Lelah
c. Kelelahan syaraf
subyektif. Lelah adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan
kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi
kelelahan kerja dan penurunan kesiagaan keadaan pada saraf sentral sistimik
kompleks yang disebabkan oleh faktor biologi pada proses kerja dan
(Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang
diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive). Selain itu
suatu faktor dari kelelahan (Suma’mur PK, 1999). Menurut Tarwaka, dkk
Kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan
yang dapat berakibat pada peningkatan kesalahan kerja dan kecelakaan kerja.
otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Hasil percobaan yang
sama dengan proses yang terjadi pada percobaan diatas. Irama kontraksi otot
akan terjadi setelah melalui suatu periode aktivitas secara terus menerus.
fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot secara fisiologis, dan
Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan
terjadi pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30-40% dari
adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas
terebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,
1) Kelelahan akut, yaitu disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh
seperti sakit kepala, perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak
dengan:
kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan.
a. Keadaan monoton
berpendapat agak lain, bahwa kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat
pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu prosentase
tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan
oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan
Menurut Gilmer (1966) dan Cameron (1973), ada beberapa gejala akibat
f. Gejala umum (sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung,
6. Mekanisme Kelelahan
kesadaran yaitu korteks serebri, yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik
sebagainya.
Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil
aktivitas lebih kuat seseorang dalam keadaaan segar untuk bekerja. Konsep ini
oleh karena terjadi peristiwa yang tidak diduga sebelumnya atau terjadi
tegangan emosi. Dalam keadaan ini, sistem penggerak tiba-tiba terangsang dan
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat,
terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi
tetapi kadang-kadang salah satu dari padanya lebih dominan sesuai dengan
kedua sistem tersebut harus berada pada kondisi yang memberikan stabilitasi
1. Definisi Stres
Stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh
tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial. Stres juga didefinisikan
sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat
ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas
Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya
bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu
terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi
atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Dengan kata
lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh
Penilaian kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan stres. Dimana stres
diubah bentuk menjadi suatu cara pandang yang positif terhadap diri dalam
a. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,
Menurut Ubaidilah (2007) stres kerja dapat dipahami sebagai suatu keadaan
dimana seseorang menghadapi tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum
interaksi antara kondisi kerja dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fungsi
fisik maupun fungsi psikis yang normal. Definisi tersebut menunjukkan bahwa
stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diimbangi oleh
kemampuan karyawan.
Schult dan Schult (Bachroni & Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stress
lingkungan kerja.
Dari beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja
tuntutaan fisik atau lingkungan dan situasi sosial yang mengganggu pelaksanaan
tugas, yang muncul dari interaksi antara individu dengan pekerjaanya, dan dapat
merubah fungsi fisik serta psikis yang normal, sehingga dinilai membahayakan,
Jakarta, menemukan bahwa penyebab stres kerja terdiri atas 4 (empat) hal utama,
yakni:
b. Pekerjaannya
c. Job requirement seperti status pekerjaan dan karir yang tidak jelas
d. Hubungan interpersonal
keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan
komunitas/tempat tinggal.
organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam
organisasi.
intergrup.
peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian tipe A, kontrol personal,
a. Group stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun
b. Individual stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri
terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu terganggunya kesehatan
pengambilan keputusan. Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999)
mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari
a. Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
b. Gejala fisiologis
penyakit kardiovaskular.
6) Gangguan pernapasan.
9) Gangguan tidur.
10) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena
kanker.
c. Gejala perilaku
mengarah ke obesitas.
6) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan
kelompok yaitu: keadaan monoton, beban dan lamanya pekerjaan baik fisik
penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi. Selain itu kelelahan juga dipengaruhi
oleh kapasitas kerja yang meliputi: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
kesadaran yaitu korteks serebri, yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik
terdapat dalam formasio retikularis yang dapat merangsang peralatan dalam tubuh
kerja diantara dua sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih
kuat, seseorang dalam keadaan lelah. Sebaliknya manakala sistem aktivitas lebih
seseorang dalam keadaan lelah, tiba-tiba kelelahan hilang oleh karena terjadi
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya atau terjadi tegangan emosi. Dalam
keadaan ini, sistem penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat mengatasi system
karena hambatan dari sistem penghambat, walaupun beban kerja tidak begitu
berat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat,
terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi
kadang-kadang salah satu dari padanya lebih dominan sesuai dengan keperluan.
tenaga kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut
harus berada pada kondisi yang memberikan stabilitasi kepada tubuh (Suma’mur,
2009).
tingkat absentisme akan meningkat terutama mangkir kerja pada waktu jangka
sakit. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik
terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab
ataupun akibat (Suma’mur, 2009). Jadi ada saling keterkaitan antara kelelahan
yaitu faktor fisik meliputi: jumlah pasien, jenis penyakit, dan juga faktor mental
b. Usia 1. Monotoni
c. Pendidikan pekerjaan
Pusat Kesadaran (corteks cerebri) 2. lamanya kerja
d. Keterampilan
fisik dan mental
e. Masa/Lama 3. Rasa khawatir,
Kerja Konflik dan
Tanggungjawab
Inhibisi aktivasi
4. Lingkungan
kerja
5. Status gizi
: = diteliti
E. Hipotesis
Ada hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat di Rumah
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Subyek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat rawat inap
2. Sampel Penelitian
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah perawat rawat inap
Hal ini dimaksud karena pada umur tersebut tenaga kerja memiliki kekuatan
otot yang optimal dan tenaga kerja berada dalam usia produktif.
b. Merupakan perawat pelaksana rawat inap bukan perawat VVIP, Super VIP,
President Suite, rawat jalan, IRD, ICU dan IBS juga bukan kepala perawat
d. Masa kerja lebih dari 1 tahun maksimal 10 tahun dan lama kerja 7 jam sehari.
Murti: 2006) adalah 30 perawat, yaitu dari bangsal kelas 2 (Al-Kautsar, Al- Fajr),
Al-Maun, Al-Insyiroh.
kelelahan kerja.
2. Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah stres kerja.
E. Definisi Operasional
1. Kelelahan Kerja
selama bekerja.
b. Satuan: milidetik
yaitu:
2. Stres Kerja
a. Alat ukur: kuesioner HRSA (terjemahan dari kuesioner Hamilton Rating Scale
Anxiety).
kategori yaitu:
F. Desain Penelitian
Populasi
Purposive sampling
Subjek
aSebelum Kerja
Setelah Kerja
Kelelahan kerja Kelelahan kerja
Stres kerja (+) Stres kerja (-) Stres kerja (-) Stres kerja (+)
Kendall’s Tau
Keterangan: untuk kelelahan kerja hanya hasil pengukuran setelah bekerja yang
b. Reaction Timer merek Lakasidaya type L-77 (alat ukur kelelahan kerja,
kerja.
2. Cara Pengukuran
Cahaya
adalah:
(lampu).
7) Setelah diberi rangsang subjek menekan tombol maka pada layar kecil
10) Catat keseluruhan hasil pada formulir. Setelah selesai pemeriksaan alat
dimatikan dengan menekan tombol “on atau off” pada off dan lepaskan alat dari
sumber tenaga.
Teknik pengumpulan data dan pengolahan data dalam penelitian ini dapat
1. Observasi
sosial dan gejala–gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat (Soekidjo
Notoatmojo, 2002: 93). Pada penelitian ini peneliti melihat dan mengamati sikap
dan tingkah laku yang digunkan sebagai data stress kerja pada item nomer 14.
2. Pengukuran
seberapa besar tingkat kelelahan dan stres sehingga dapat diketahui seberapa
3. Dokumentasi
diadakan studi pendahuluan untuk menghimpun informasi dan teori sebagai dasar
ini adalah seluruh perawat rawat inap, sedangkan sampel yang diambil adalah
perawat rawat inap al-kautsar, al-fajr, al-insyiroh dan al-maun yang telah
digunakan alat pengukur kelelahan (reaction timer), pengumpul data stres kerja
dengan menggunakan alat ukur kuesioner HRS-A untuk mengukur tingkat stres
kerja.
yang sulit dimengerti atau kekurangan dari materi kuesioner itu sendiri.
merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul
tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data. Yang
dimaksud metode analisis data adalah cara mengolah data yang telah terkumpul
pengolahan data.
1. Editing
untuk mengoreksi data bila terjadi kesalahan atau kekurangan data dapat diteliti.
2. Koding
3. Entry
versi 12.0.
4. Tabulasi
sebagai berikut:
a. Uji Univariat
pengukuran kelelahan kerja, juga hasil angket/kuesioner stres kerja yang disajikan
b. Uji Bivariat
variabel terikat dapat dilakukan dengan uji kendall’s tau-b, karena merupakan uji
untuk data ordinal. Taraf signifikan yang digunakan adalah 95% dengan nilai
sebagai berikut:
2) Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
3) Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono, 2001).
yaitu:
HASIL PENELITIAN
Surakarta, yang diketuai oleh Dr. H.M.Djufrie As., SKM. Akta notaris
Surakarta yang ingin beribadah dan beramal nyata melalui pendirian Rumah sakit
kabupaten Sukoharjo, atas nama Yayasan pada tanggal 21 februari 1972 dan
mulai mempersiapkan Master plan rumah sakit yang berhasil disusun pada tahun
1976, kemudian pada tanggal 23 Juni 1976, disepakati naskah kerjasama antara
Yarsis dengan sejumlah jamaah haji Surakarta yang dipimpin oleh (almarhum)
H.M.Anwari dalam upaya pembangunan sebuah rumah sakit islam. Setelah itu
ditindaklanjuti dengan pembentukan tim dana yang diketahui oleh Ny. Hj. Jatimah
dana untuk membuat jembatan, menggurug tanga dan pembangunan awal gedung
H.M Ismail, selanjutnya Rumah Sakit Islam Surakarta dibuka untuk melakukan
yang cukup pesat, serta hasil penilaian DEPKES terhadap kualitas pelayanan
untuk tingkat rumah sakit swasta, maka pada tahun 1993 Rumah Sakit Surakarta
Disamping itu juga sukses melakukan operasi cangkok kornea mata sampai dua
kali dengan biaya gratis bekerja sama dengan Bank Mata Cabang Sukoharjo.
tangggal 21 Maret 1997 diresmikan Graha rawat Jalan Rumah Sakit Islam
Surakarta berlantai dua. Kemudian Rumah Sakit Islam Surakarta yang berdiri di
atas lahan seluas 2.2 Ha ini, dilengkapi sebuah bangunan masjid yang megah,
yaitu Masjid Baiturahman yang di bangun dengan dana sebesar 1.3 milyar dan
diresmikan pada tanggal 25 maret 2000. Masjid ini merupakan masjid termegah
sepanjang jalan menuju kota Surakarta dari arah barat serta menjadi ciri tersendiri
bagi rumah sakit yang membawa bendera islam ini. Pada bulan September tahun
2000 dimulai pembangunan gedung sayap barat dua lantai dan diresmikan pada
bulan Agustus 2001. Lantai II (dua) gedung sayap barat digunakan untuk instalasi
bedah sentral dan ruang ICU. Sedang lantai I digunakan untuk IRD, laboratorium
disambung dengan gedung kebidanan seluas 1.900 m² (2 lantai), sedang lantai atas
untuk ruang perawatan kelas tiga. Setelah gedung kebidanan berfungsi, kemudian
selama tahun 2005 dialakukan renovasi 6 (enam) gedung-gedung lama yang
umum, 4 dokter gigi, 334 karyawan medis dan nonmedis. Dengan dukungan itu
diharapkan, terpenuhi pelayanan yang terbaik bagi Rumah Sakit Islam Surakarta
Kartasura, Surakarta ini adalah rumah sakit non profit yang didirikan tahun 1983
rumah sakit yang bernafaskan Islam. Rumah sakit yang diharapkan memenuhi
kebutuhan umat akan layanan kesehatan yang profesional, paripurna dan Islami
dimana dalam perkembangannya rumah sakit ini tetap mengedepankan misi
angkatan tahun 1970 yang diketuai oleh dr. H. Djufrie, AS. SKM dengan akta
III / 1994, dan saat ini Rumah Sakit Islam Surakarta telah terakreditasi “ Penuh
Tingkat Lanjut.”
a. Falsafah
“ Rumah Sakit Islam Surakarta adalah perwujudan dari iman dan amal saleh
b. Visi”
c. Misi”
(Telemedicine for the Mobile Society) network. Dari sekitar 40 rumah sakit besar
di Indonesia yang telah dilakukan uji penilaian oleh TEMOS, hanya RSI Yarsis
Network ini menempatkan RSIS sebagai anggota dalam jaringan TEMOS pada
B. Hasil Penelitian
a. Umur Responden
2. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan pada tenaga kerja perawat rawat inap pada
ruang Al-maun, kelas 2 (al-fajr dan al-kautsar), dan al-insyiroh dengan subjek
adalah kelelahan kerja sebagai variabel bebas dan stres kerja sebagai variabel
tentang kelelahan kerja dan stres kerja yang dialami oleh tenaga kerja perawat
rawat inap pada ruang Al-maun, kelas 2 (al-fajr dan al-kautsar), dan al-
standar deviasi.
Tabel 4. Deskripsi stastistik mean, median, modus, standar deviasi
Jumlah Kriteria
Kriteria
Responden Mean Std. Deviasi Median Modus
Kelelahan Kerja 30 1,27 0,450 1 1
Stres Kerja 30 1,17 0,379 1 1
Sumber : uji statistik dengan spss.
sebagai berikut:
Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Kategori Kecepatan Waktu Reaksi
Rangsang Cahaya Sebelum Bekerja
Kategori
Interval waktu reaksi (ml/dtk) Frekuensi Prosentase
kelelahan
150 – 240 Normal 13 43,33%
>240 – 410 Ringan 17 56,67%
410 – 580 Sedang 0 0%
> 580 Berat 0 0%
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari sampel penelitian yang
kelelahan ringan, dan tidak ada responden (0%) berada dalam kategori
c. Stres Kerja
kategori gejala stres kerja tingkat ringan, 5 orang (16,67%) berada dalam
kategori gejala stres kerja tingkat sedang, dan tidak ada responden (0%)
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kelelahan kerja dengan stres
kerja, dilakukan dengan uji statistik dengan kendall’s tau_b, sebagai berikut:
Kelelahan Stres
Kerja Kerja
Kendall’s tau_b Kelelahan Kerja Correlation Coefficient 1.000 .742**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
distribusi.
1. Usia
pada usia produktif dengan umur termuda 22 tahun dan umur tertua adalah 38
tahun. Secara fisiologis umur sangat mempengaruhi kerja otot fisik, semakin
tua usia seseorang lebih cepat mengalami kelelahan atau gangguan kesehatan
(Suma’mur, 2009:331).
2. Masa Kerja
kerja lebih dari 1 tahun, mengalami kelelahan kerja tingkat sedang. Masa
kepuasan kerja yang terus meningkat sampai lama kerja 5 tahun dan
tahan tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup menyelesaikan
pengukuran kelelahan setelah kerja memiliki nilai rata–rata lebih besar dari
pada rata–rata kelelahan sebelum kerja. Hal ini disebabkan karena tenaga
(56,67%) berada dalam kategori kelelahan ringan, dan tidak ada responden
(0%) berada dalam kategori kelelahan sedang dan berat. Sedangkan untuk
berada dalam kategori kelelahan sedang, dan tidak ada responden (0%)
dan secara fundamental dikontrol oleh sistim aktivasi dan sistim ihibisi
biologi pada proses kerja dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
(Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain
kapasitas kerja. Terdapat empat jenis istirahat, yaitu istirahat secara spontan,
istirahat curian, istirahat oleh karena adanya pertalian dengan proses kerja,
dan istirahat yang ditetapkan. Istirahat secara spontan adalah istirahat
pendek segera setelah pembebanan. Istirahat curian terjadi jika beban kerja
tak dapat diimbangi oleh kemampan kerja. Istirahat oleh karena proses kerja
suatu faktor dari kelelahan (Suma’mur PK, 1989). Menurut Tarwaka, dkk
kerja.
mengalami kelelahan tingkat sedang , hal ini disebabkan oleh beban kerja
yang cukup berat, yaitu mengahdapi berbagai macam keluhan pasien, jenis
penyakit yang beraneka ragam, serta tanggung jawab pekerjaan yang berat.
Terutama tanggung jawab terhadap pihak keluarag pasien, sekaligus dengan
pihak atasan.
sejumlah 5 orang dengan prosentase 16,67%, dan untuk stres kerja tingkat
antara kondisi kerja dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik
stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diimbangi oleh
kemampuan karyawan.
Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang
Dari beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja
berupa tuntutaan fisik atau lingkungan dan situasi sosial yang mengganggu
pekerjaanya, dan dapat merubah fungsi fisik serta psikis yang normal,
merupakan stresor yang cukup tinggi, karena perawat setiap hari akan
tinggi dari pekerjaan. Sehingga kemungkinan besar akan terjadi stres kerja
B. Analisis Bivariat
signifikan antara kelelahan kerja dengan stress kerja kerja pada perawat
korelasi antara kelelahan kerja dengan stres kerja adalah 0,742. Harga
Hasil uji Kendall’s Tau-b data kelelahan kerja dengan stress kerja
kerja pada perawat khususnya bagian rawat inap Rumah Sakit Islam
Surakarta. Harga koefisien korelasi (τ) yang bertanda positif tersebut
mengalami kelelahan kerja semakin berat pula tingkat stres kerja yang
dialami perawat.
nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis
A. Kesimpulan
1. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan bahwa
ada hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja yaitu dengan nilai
2. Jumlah perawat rawat inap yang mengalami kelelahan kerja setelah bekerja,
3. Jumlah Perawat rawat inap yang mengalami stres kerja, dengan jumlah skor
B. Saran
sesuai bagi perawat, terutama bila melakukan pekerjaan dalam keadaan duduk
AM Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: Badan
penerbit UNDIP
Arthur Gyton dan John E. Hall. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (alih
Bahasa: Irawati Setiawan. Jakarta: ECG.
Atik Muftia. 2005. Hubungan antara Faktor Fisik dengan Kelelahan Kerja di PT.
Sinar Sosro Ungaran Semarang, Skripsi. Semarang: UNDIP.
Eko Nurmianto. 2003. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
Widya
Harrington J.M dan Gill F.S. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, hal: 8-9.
Murti B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Titik Haryanti. 2008. Hubungan antara Beban Kerja dengan Tingkat Stres Kerja
di Rumah Sakit Islam Surakarta, Skripsi. Surakarta: UMS.
Wijono S. 2006. Pengaruh Kepribadian Type A dan Peran Terhadap Stres Kerja
Manajer. Insan. Vol. 8. No. 3: 1-8
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Sampel pengukuran Kelelahan Kerja dan Stres Kerja di
Rumah Sakit Islam Surakarta
Masa
Usia Jenis Tingkat
No Nama Ruang Kerja
(tahun) Kelamin Pendidikan
(tahun)
1 H Al-kautsar 34 4 ♀ D3
2 V Al-kautsar 25 5 ♀ D3
3 A Al-kautsar 25 1 ♀ D3
4 Ad Al-kautsar 24 1 ♂ D3
5 S Al-kautsar 23 1 ♀ D3
6 H Al-kautsar 25 2 ♀ D3
7 R Al-kautsar 22 1 ♀ D3
8 T Al-kautsar 26 4 ♀ D3
9 R Al-kautsar 23 1 ♀ D3
10 B Al-Fajr 25 3 ♀ D3
11 D Al-Fajr 24 1 ♂ D3
12 M Al-Fajr 30 1 ♀ D3
13 T Al-Fajr 24 1 ♀ D3
14 N Al-Fajr 30 2 ♀ D3
15 Ra Al-Fajr 32 9 ♀ D3
16 D Al-Maun 22 1 ♀ D3
17 H Al-Maun 23 1 ♀ D3
18 F Al-Maun 24 2 ♀ D3
19 A Al-Maun 25 2 ♀ D3
20 D Al-Maun 27 6 ♀ D3
21 N Al-Maun 30 9 ♀ D3
22 E Al-insyiroh 28 1 ♀ D3
23 S Al-insyiroh 24 2 ♀ D3
24 T Al-insyiroh 24 1 ♀ D3
25 A Al-insyiroh 25 2 ♀ D3
26 H Al-insyiroh 25 2 ♂ D3
27 A Al-insyiroh 24 1 ♂ D3
28 I Al-insyiroh 23 1 ♂ D3
29 E Al-insyiroh 28 2 ♀ D3
30 S Al-insyiroh 24 2 ♀ D3
Lampiran 2. Kisi-kisi Stres Kerja.
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Suasana cemas
a. kekhawatiran ?
b. cemas ?
2 Ketegangan
a. terkejut ?
b. terharu dan menangis ?
c. kegelisahan?
d. gemetar/tremor?
3 Ketakutan
a. takut kegelapan?
b. takut menjumpai orang asing?
c. takut sendirian?
d. takut menjumpai hewan tertentur?
4 Insomnia
a. sulit tidur?
b. mimpi buruk bila tidur?
5 Intelektual
a. Sulit ber konsentrasi ?
b. Mudah lupa/sulit mengingat ?
6 Mood/minat yang tertekan
a. Tidak dapat tekun ?
b. Kurang nyaman ?
c. Insomnia ?
7 Keluhan somatik – otot
a. Nyeri/kaku otot?
b. Nyeri pada gigi?
8 Keluhan somatik - indra
a. Ada suara berdengung sekitar telinga
dan kepala?
b. Pandangan/penglihatan kabur?
9 Gejala kardiovaskular
a. Denyut jantung tiba-tiba berdenyut
kencang?
b. Berdebar-debar?
c. Nyeri bagian dada?
d. Perasaan pingsan mendadak?
10 Gejala pernafasan
a. ada tekanan/sesak di bagian dada?
b. tersedak?
c. Nafas tersengal-sengal?
11 Gejala gastrointestinal
a. Disfagis (sulit menelan makanan)?
b. Perasaan mual atau muntah?
c. Sembelit?
d. Penurunan berat badan/penambahan
berat badan?
12 Gejala Genitourinary
a. Buang air kecil tidak tuntas ?
b. Dismenore (♀) atau disfungsi seksual
(♂)
13 Gejala otonomik
a. Mulut terasa kering ?
b. Tegang otot pada kepala ?
c. wajah pucat?
d. Banyak mengeluarkan keringat?
14 Pengamatan berdasar perilaku
a. Kegelisahan?
b. Anggota badan saudara
gemetar/tremor?
c. Bersendawa?
d. Mengeluarrkan banyak keringat?
e. Menguap, mengantuk?
TOTAL SCORE
Lampiran 4. Surat Pengajuan Kuesioner H-RSA untuk pengukuran Stres Kerja
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i perawat
Di Rumah Sakit Islam YARSIS Surakarta
Dengan hormat,
Ditengah kesibukan Bapak/Ibu/Sdr/i perawat pada saat bertugas,
perkenankan saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i perawat untuk
meluangkan sedikit waktu guna mengisi angket yuang saya sertakan berikut ini.
Angket ini bertujuan untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu jawaban
yang Bapak/Ibu/Sdr/i perawat berikan sangat besar manfaatnya bagi
pengembangan ilmu. Angket ini tidak ada hubungannya dengan status dan
kedudukan Bapak/Ibu/Sdr/i saudara dalam Rumah Sakit maka jawaban yang
benar adalah jawaban yang benar-benar menggambarkan keadaan Bapak/Ibu/Sdr/i
Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasam dan bantuan yang telah
Bapak/Saudara berikan. Besar harapan saya untuk menerima kembali angket ini
dalam waktu singkat.
Surakarta, Mei 2010
Hormat Saya
Jhohana Kurnia W
Lampiran 5. Hasil Uji Kendall’s Tau-b
Kelelahan Stres
Kerja Kerja
Kendall’s tau_b Kelelahan Kerja Correlation
1.000 .742**
Coefficient
. .000
Sig. (2-tailed)
30 30
N
3 14.15 Al-fajr Pi 238,0 238,0 225,3 275,8 275,8 250,5 288,3 263,2 250,6 250,6 275,8 250,6 250,5 350,5 250,3 238,7 258,0 238,2 150,5 138,0
4 14.15 Al-fajr Pi 250,4 200,4 187,9 187,9 200,4 387,9 390,7 375,9 483,4 389,4 395,8 488,4 387,4 487,9 360,9 212,4 200,3 249,9 200,2 174,9
5 14.15 Al-fajr Pa 315,8 225,2 168,7 178,8 274,9 335,8 251,3 375,7 217,5 325,2 275,5 305,8 299,9 275,8 275,7 250,7 150,3 175,3 217,5 200,9
6 14.15 Al-fajr Pi 315,8 212,8 175,2 167,8 174,9 375,8 368,9 389,4 475,8 475,9 385,9 450,8 386,9 467,8 375,9 263,4 275,5 200,5 200,4 199,9
7 14.15 Al-fajr Pi 200,5 178,9 163,2 121,8 175,8 289,8 380,8 467,8 496,7 375,8 380,9 472,8 372,9 499,9 386,9 213,2 262,8 275,4 213,3 225,7
8 14.15 Al-fajr Pi 237,7 388,1 225,0 187,4 199,9 287,5 300,8 289,4 237,4 287,4 374,9 312,4 312,4 237,4 374,8 212,3 274,8 225,0 425,1 200,3
9 14.15 Al-fajr Pi 188,9 212,8 199,9 137,4 264,7 275,4 212,8 375,4 312,9 300,9 262,4 250,3 250,5 313,8 275,8 212,8 213,2 225,7 184,9 213,3
10 14.15 Al-kaut Pi 388,5 213,7 215,4 198,7 199,9 200,0 187,5 275,3 263,8 178,5 168,3 350,3 430,5 254,7 275,8 165,3 143,7 154,8 171,2 162,4
11 14.15 Al-kaut pi 300,8 300,4 262,8 237,8 287,9 475,9 480,5 442,8 378,6 367,7 489,8 334,8 349,8 425,3 428,4 262,8 325,3 312,8 237,8 488,0
12 14.15 Al-kaut Pi 315,8 213,4 187,6 167,8 150,3 315,8 262,3 331,8 400, 450,5 375,9 312,5 467,8 499,9 312,5 150,8 250,5 213,8 187,8 200,5
13 14.15 Al-kaut Pi 133,8 154,6 168,7 178,9 173,8 369,8 385,8 390,8 475,9 467,6 385,8 450,8 487,9 348,9 345,7 163,2 175,8 199,9 199,9 185,0
14 14.15 Al-kaut Pi 200,4 349,9 162,6 175,4 150,4 162,9 175,3 375,7 163,0 363,2 250,5 263,2 263,2 376,2 200,5 200,9 175,5 337,9 188,3 163,2
15 14.15 Al-kaut Pi 212,8 237,8 162,4 174,9 325,1 287,4 199,9 275,0 262,4 362,4 262,4 325,4 249,9 249,9 274,9 300,0 162,4 248,8 175,1 225,0
16 14.15 Al-kaut Pi 200,4 488,1 225,2 262,9 263,8 663,7 368,4 362,9 380,4 390,9 375,7 398,6 473,3 375,8 425,7 312,8 213,8 262,8 275,4 263,2
17 14.15 Al-mau Pa 222,5 212,5 200,3 189,7 251,3 225,3 205,4 279,8 212,5 325,3 300,8 225,8 278,6 200,0 215,7 212,8 200,3 211,3 198,5 168,5
18 14.15 Al-mau Pi 212,5 330,2 197,3 188,5 200,5 214,5 215,6 275,6 200,6 215,2 197,8 290,5 200,0 275,2 275,6 176,1 175,1 225,0 174,6 190,8
19 14.15 Al-mau Pi 225,2 274,9 225,3 250,7 375,5 250,5 225,3 250,7 212,8 200,4 362,4 363,4 300,4 250,4 312,8 250,3 187,5 237,4 240,3 237,7
20 14.15 Al-mau pi 187,4 150,3 213,5 188,7 199,9 150,5 263,2 215,8 200,9 200,8 287,6 213,4 375,8 37,8 262,4 175,1 215,8 199,9 200,4 163,2
21 14.15 Al-mau Pi 170,2 168,8 177,6 235,6 125,5 270,5 200,4 212,3 200,7 190,5 363,4 362,4 312,8 312,8 350,3 250,4 224,3 237,4 225,3 200,3
22 14.15 Al-mau Pi 300,8 150,4 388,0 237,7 124,8 252,6 204,4 337,4 225,3 287,9 250,2 262,9 438,0 275,0 200,4 175,4 163,0 175,3 200,5 175,1
23 14.15 utama pi 438,0 249,9 187,5 150,2 262,4 3123,4 462,4 387,4 499,9 487,4 312,4 387,4 462,4 462,4 375,2 124,9 888,5 217,2 287,8 237,7
24 14.15 utama Pa 200,8 162,9 187,5 244,9 180,3 350,4 187,8 287,4 299,9 225,4 200,2 162,6 267,4 487,8 287,4 287,5 275,1 150,2 137,4 150,2
25 14.15 Utama Pi 163,2 188,5 167,5 165,0 200,2 212,4 236,4 237,4 255,4 225,2 200,5 154,9 287,9 460,2 350,2 200,2 175,1 163,0 156,6 173,0
26 14.15 Utama Pi 170,5 187,4 200,5 177,4 152,6 312,2 300,8 205,4 338,0 275,8 225,2 262,9 300,4 212,8 262,8 225,7 280,5 225,5 271,5 220,5
27 14.15 Utama Pa 188,3 187,4 212,4 262,4 212,5 375,2 275,4 237,8 213,2 213,3 225,8 312,7 300,4 325,4 213,2 225,8 188,1 275,4 212,4 225,7
28 14.15 Utama Pi 238,2 187,7 212,8 225,2 200,5 200,5 224,9 337,3 487,8 312,8 227,8 225,2 300,2 250,0 212,7 225,3 212,8 250,0 212,8 238,0
29 14.15 Utama Pi 241,3 175,8 225,1 214,6 245,3 278,6 305,2 288,3 275,3 289,2 215,5 300,1 200,5 197,9 225,3 198,7 185,8 200,5 196,4 250,2
30 14.15 utama pa 225,3 156,4 211,4 200,5 275,3 275,1 287,4 178,9 322,1 198,7 200,4 215,2 312,2 198,9 211,5 125,6 157,6 198,5 212,4 248,6