Lampiran Laporan PPL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 102

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar PPL 1


Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan PPL I
Bahan Ajar

Lampiran 3. Perangkat Pembelajaran

n Tahap 2 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1

Sekolah : SMAN 8 Makassar


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner
Alokasi Waktu : 6 JP (@45 menit)s

A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
 KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar Indikator


3.9 Menganalisis besaran-besaran fisis  Memahami gelombang berjalan dan
gelombang berjalan dan gelombang stasioner
gelombang stasioner pada  Menganalisis besaran-besaran
berbagai kasus nyata gelombang berjalan dan gelombang
stasioner
4.9 Melakukan percobaan gelombang  Melakukan percobaan gelombang
berjalan dan gelombang stasioner, berjalan dan gelombang stasioner
beserta presentasi hasil percobaan menggunakan PhET simulation
dan makna fisisnya  Membuat laporan tertulis hasil
praktikum dan mempresentasikannya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :
 Memahami gelombang berjalan dan gelombang stasioner dari hasil pengamatan
video pembelajaran yang ditayangkan
 Mampu membedakan gelombang berjalan dan gelombang stasioner
 Mampu menganalisis besaran-besaran gelombang berjalan dan gelombang
stasioner
 Melakukan percobaan gelombang berjalan untuk menemukan hubungan cepat
rambat gelombang, panjang gelombang, amplitudo, dan frekuensi.

D. Media/Alat Pembelajaran
 Laptop
 Smartphone
 LCD proyektor
 Video pembelajaran
 PPT
 PhET simulation

E. Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Fisika SMA
 Video Pembelajaran
 Materi ajar dari internet
 LKPD

F. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Problem Basic Learning
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Presentasi

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum 15 menit
kegiatan pembelajaran dimulai
2. Guru mengkondisikan peserta didik dengan
melakukan presensi
3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan
menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi
Pendahuluan
4. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan
pengalaman peserta didik terkait gelombang berjalan
dan gelombang stasioner
5. Guru menampilkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dalam bentuk PPT
6. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilakukan
1. Guru menampilkan video pembelajaran terkait 60 menit
gelombang berjalan dan stasioner
Link Video : https://youtu.be/BSvpBtSMvQM
Orientasi siswa pada Setelah menyimak video, guru mengarahkan peserta
masalah didik untuk bertanya mengenai apa yang ada di
dalam video tersebut.
2. Peserta didik melakukan diskusi kelas mengenai
pertanyaan yang diajukan
Alokasi
Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik tiap
kelompok
Mengorganisasikan
2. Guru menjelaskan cara dalam megerjakan LKPD
siswa belajar
3. Peserta didik berdiskusi Bersama kelompok untuk
menjawab pertanyaan dan dituangkan dalam
lembaran LKPD
1. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk
Membimbing mengumpulkan informasi dan membangun ide
penyelidikan mereka sendiri untuk menjawab pertanyaan di LKPD
individu dan 2. Guru membimbing peserta didik dalam mencari
kelompok informasi melalui buku, internet atau sumber belajar
yang relevan
1. Peserta didik membuat hasil laporan tugas yang
Mengembangkan dan
dituangkan dalam LKPD yang telah disediakan
menyajikan hasil
2. Peserta didik bersama kelompok mempresentasikan
karya
hasil diskusi dan akan ditanggapi oleh kelompok lain
Menganalisa dan Peserta didik dan Guru membahas materi yang telah
mengevaluasi dipelajari dan dipadukan dengan tanya jawab
proses pemecahan
masalah
1. Guru menggunakan metode tanya jawab, siswa 15 menit
bersama guru menyebutkan kembali intisari materi
pembelajaran hari ini.
2. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk
materi pada pertemuan berikutnya.
3. Untuk memberi penguatan materi yang telah
Penutup dipelajari, guru memberikan arahan untuk mencari
referensi terkait materi yang telah dipelajari baik
melalui buku buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
4. Guru menutup pembelajaran dengan mengucupkan
syukur dan berdoa bersama semoga apa yang
dipelajari hari ini dapat dipahami dengan baik.
GELOMBANG BERJALAN
A. Definisi Gelombang Berjalan
Apakah Anda pernah memperhatikan bentuk dari tali setelah digetarkan? Bagaimana polanya?
Bagaimana bentuk persamaan gelombangnya? Bagaimana menghitung kecepatan
gelombangnya? Bagaimana menentukan percepatan gelombangnya? Mau tahu apa
jawabannya? Mari kita pahami materi gelombang berjalan yang sedang Anda pelajari.

Gambar 1, Gelombang Berjalan pada Tali


Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitude dan fasenya sama di setiap titik yang
dilalui gelombang. Suatu gelombang dimana setiap titik yang dilalui oleh gelombang
tersebut bergetar harmonis dengan amplitudo yang sama besar. Amplitudo pada tali yang
digetarkan terus menerus akan selalu tetap, oleh karenanya gelombang yang memiliki
amplitudo yang tetap setiap saat disebut gelombang berjalan.

B. Persamaan simpangan

Seutas tali yang cukup panjang digetarkan sehingga pada tali terbentuk gelombang transversal
berjalan. Gelombang merambat dari titik O sebagai pusat koordinat menuju arah sumbu –x
positif. Mari kita perhatikan gambar berikut:

Gambar 2, Perambatan Gelombang


Jika titik O telah bergetar secara periodik selama t detik, maka simpangan gelombang di titik O
akan memenuhi simpangan getaran harmonis, yaitu

𝑦 = 𝐴 sin 𝜔 𝑡

Dengan:
𝑦 = simpangan gelombang atau simpangan getaran titik yang dilalui (m)
𝐴 = Amplitudo atau simpangan maksimum (m)
𝜔 = kecepatan sudut (rads-1)
𝜔 = 2𝜋𝑓 , dengan 𝑓 adalah frekuensi getar (Hz)
𝑡 = lamanya titik O telah bergetar (s)

1
Oleh karena 𝜔 = 2𝜋𝑓 atau bisa juga ditulis 𝜔 = 2𝜋 , maka persamaan 9 – 1 dapat ditulis
𝑇 menjadi

2𝜋 𝑡
atau 𝑦=𝐴sin t 𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋
𝑇 𝑇
Bagaimana jika Anda menginginkan mencari fase gelombangnya? Dari persamaan di atas
Anda dapat tuliskan sebagai

𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋 𝜑

𝑡
Maka Anda dapat menentukan persamaan fase gelombang yaitu 𝜑 = atau 𝜑 = 𝑓𝑡
𝑇

Bagaimana dengan sudut fase? Anda tinggal mengambil variabel di dalam sinus, yaitu
𝜃=𝜔𝑡

Gelombang merambat dari titik O sepanjang sumbu-x positif. Sebuah titik P bergerak x dari
titik O akan ikut bergetar karena adanya rambatan getaran dari titik O ke titik P.
Gelombang yang terbentuk itu disebut gelombang berjalan. Waktu yang diperlukan
𝑥 oleh
gelombang untuk merambat dari titik O ke titik P adalah 𝑡𝑝 = 𝑣 sekon.

Jika titik O telah bergetar selama t sekon dan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang
𝑥 untuk merambat sampai di titik P
adalah 𝑡𝑝 = 𝑣 , maka titik P baru bergetar selama
𝑥
(𝑡 − 𝑡𝑝) = (𝑡 − 𝑣) sekon. Sehingga Anda dapat menentukan persamaan simpangan gelombang
di titik P menjadi

𝑥
𝑦𝑝 = 𝐴 sin 𝜔 (𝑡 − )
𝑣
Anda dapat membuat persamaan di atas menjadi persamaan yang biasa digunakan
2𝜋 dengan mensubtitusikan nilai = , sehingga
persamaannya dapat Anda tulis menjadi
𝑇
2𝜋 𝑥
𝑦𝑝 = 𝐴 sin (𝑡 − )
𝑇 𝑣

Persamaan di atas dapat Anda ditulis menjadi


2𝜋𝑡 2𝜋𝑥
𝑦𝑝 = 𝐴 sin ( − )
𝑇 𝑇𝑣

Anda sudah tahu bahwa 𝑇𝑣 = 𝜆, maka persamaan di atas Anda dapat tulis juga sebagai
2𝜋𝑡 2𝜋𝑥
𝑦𝑝 = 𝐴 sin( − )
𝑇 𝜆
2𝜋 2𝜋
Mari Anda ganti 𝜔 = disebut kecepatan sudut(rads-1) dan 𝑘 = disebut bilangan
𝑇 𝜆
gelombang (radm-1)

𝑦𝑝 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)

Dapat Anda simpulkan persamaan simpangan gelombang secara lengkap adalah 𝑦𝑝

= ±𝐴 sin(𝜔𝑡 ∓ 𝑘𝑥)
Anda tentu dapat membuat kesimpulan berhubungan dengan tanda di depan amplitudo 𝐴 dan
bilangan gelombang 𝑘, yaitu: +𝐴 berarti simpangan awal gelombang ke atas
– 𝐴 berarti simpangan awal gelombang ke bawah
− 𝑘 berarti gelombang merambat ke kanan
+ 𝑘 berarti gelombang merambat ke kiri
Keterangan:
y = simpangan (m);
A = amplitudo gelombang (m); 𝜔 =
kecepatan sudut gelombang (rads-1); t =
lamanya gelombang beretar (s); T =
periode gelombang (s); k = bilangan
gelombang (radm-1); x = jarak titik ke
sumber getar (m); dan λ = panjang
gelombang (m).

C. Persamaan kecepatan
Seperti Anda ketahui bahwa kecepatan merupakan turunan pertama dari jarak atau
simpangan. Dengan demikian, persamaan kecepatan gelombang berjalan adalah
persamaan yang diturunkan dari persamaan simpangan. Secara matematis, jika Anda
ambil persamaan gelombang yang simpangan awal ke atas dan arah rambatnya ke kanan
maka Anda dapat turunkan persamaan kecepatannya sebagai berikut:

𝑑𝑦
𝑣 = 𝑑𝑡
𝑑(𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥))
𝑣=
𝑑𝑡
𝑣 = 𝐴 cos( 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) . 𝜔

Sehingga Anda dapat tulis

𝑣 = 𝐴𝜔
cos(𝑡𝜔− 𝑘𝑥)

Bagaimana jika Anda ditanya kecepatan maksimum, maka Anda tinggal ambil variabel
sebelum cos yaitu 𝐴𝜔, jadi kecepatan maksimum dapat Anda tuliskan

𝑣𝑚 = 𝐴
Keterangan:
v = kecepatan (m/s); dan y =
simpangan gelombang (m).

D. Persamaan percepatan

Seperti halnya kecepatan, Anda dapat mencari persamaan percepatan merupakan turunan
pertama dari kecepatan atau percepatan merupakan turunan kedua dari simpangan. Secara
matematis, Anda dapat mencari persamaan percepatan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

𝑑2𝑦 𝑑𝑣 𝑎 = 𝑑2𝑡 = 𝑑𝑡

𝑑(𝐴𝜔 cos(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥))


𝑎=
𝑑𝑡

𝑎 = 𝐴𝜔. − sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) . 𝜔

Sehingga akhirnya Anda dapat menulis persamaan gelombang berjalan sebagai berikut:

𝑎 = − 𝐴𝜔2 sin (𝑡− 𝑘𝑥)

Dari persamaan di atas, Anda pasti dapat menentukan percepatan maksimum gelombang
berjalan, yaitu:
𝑎 = 𝐴𝜔2

Keterangan: a = percepatan (ms-2); v =


kecepatan gelombang (ms-1); dan y =
simpangan (m).

E. Sudut Fase, Fase dan Beda fase Gelombang Stasioner

Pada gelombang berjalan Anda juga dapat menentukan sudut fase dan fase gelombang serta
beda fase. Sudut fase adalah sudut yang ditempuh oleh benda yang bergetar. Sudut fase
dinyatakan dalam fungsi sinus dari persamaan umum gelombang. Fase gelombang adalah
besaran yang berkaitan dengan simpangan dan arah gerak gelombang. Beda fase adalah
perbedaan fase gelombang atau tahapan gelombang.

Tiga variabel tersebut dapat Anda turunkan dengan mudah dari persamaan gelombang
berjalan, mari Anda turunkan. Tuliskan persamaan umum gelombang berjalan, misalnya
Anda ambil persamaan simpangan gelombang yang simpangan awalnya ke atas dan arah
rambatnya ke kanan,

𝑦𝑝 = 𝐴 sin(𝑡− 𝑘𝑥)

Maka sudut fase 𝜃𝑝 = 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥, bagaimana dengan fase gelombang? Fase Anda bisa peroleh
dengan membagi sudut fase dengan 2𝜋, maka Anda akan dapatkan

𝜃𝑝 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥 𝑡 𝑥
𝜑= = = −
2𝜋 2𝜋 𝑇 𝜆

Tinggal Anda tentukan beda fase kan? Beda berarti selisih kan? Maka beda fase Anda dapat
artikan selisih fase

Beda fase disimbulkan dengan ∆𝜑 . Jika Anda mau turunkan persamaan beda fase maka Anda
bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:

∆𝜑 = 𝜑2 − 𝜑1

𝑡 𝑥1𝑥2 𝑡
∆𝜑 = ( − ) − ( − )
𝑇 𝜆 𝑇 𝜆

𝑥2 𝑥1
∆𝜑 = − − (− )
𝜆 𝜆

2 1
𝑥 𝑥
∆𝜑 = − +
𝜆 𝜆

𝑥2 − 𝑥1
∆𝜑 = − ( )
𝜆

∆𝑥
∆𝜑 = − ( )
𝜆

Dua buah titik bisa memiliki fase sama dengan syarat sebagai berikut.
θp = 2nπ atau ∆φ = n dengan n = 0,1,2,3,….

GELOMBANG STASIONER

A. Definisi Gelombang Stasioner

Gelombang stasioner adalah jenis gelombang yang mempunyai amplitudo tidak tetap atau
berubah-ubah. Gelombang stasioner adalah hasil perpaduan dua buah gelombang yang
amplitudonya selalu berubah. Artinya, tidak semua titik yang dilalui gelombang ini
memiliki amplitudonya sama. Saat membahas gelombang stasioner, Anda akan bertemu
dengan istilah perut dan simpul. Perut adalah titik amplitudo maksimum, sedangkan
simpul adalah titik amplitudo minimum.

Gelombang stasioner ini dikenal juga dengan nama gelombang berdiri atau gelombang tegak.
Gelombang stasioner ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu: a. Gelombang
stationer yang diakibatkan oleh pemantulan di ujung terikat
b. Gelombang stasioner dengan ujung bebas

B. Gelombang Stasioner Ujung Bebas

Gelombang stasioner ujung bebas tidak mengalami pembalikan fase. Artinya, fase gelombang
datang dan pantulnya sama. Dengan demikian, beda fasenya sama dengan
nol.

𝑃3 𝑃2 𝑃1

Gambar 3, Gelombang Stasioner Ujung Bebas


Bagaimana Anda dapat menuliskan persamaan gelombang stasioner ujung bebas? Anda
bisa memperhatikan gambar gelombang di atas.

𝑦1 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) , karena gelombang datang simpangan awalnya ke atas dan


merambat ke kanan

𝑦2 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝑘𝑥) , karena gelombang pantul simpangan awalnya juga ke atas dan
merambat ke kiri

Anda dapat menjumlahkan kedua gelombang di atas, maka Anda dapat tulis
𝑦𝑝 = 𝑦1 + 𝑦2 𝑦𝑝 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) + 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝑘𝑥) 𝑦𝑝 = 𝐴 (sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) + sin(𝜔𝑡 +
𝑘𝑥)) , ingat sin𝛼 + sin𝛽 = 2 𝑠𝑖𝑛 (𝛼 +

𝛽) cos (𝛼 − 𝛽) 𝑦𝑝 = 𝐴 (2 (sin ((𝑡− 𝑘𝑥) + (𝑡+ 𝑘𝑥))cos ((𝑡−


𝑘𝑥) − ((𝑡+ 𝑘𝑥) ) 𝑦𝑝 = 2𝐴 (sin (𝑡− 𝑘𝑥 + 𝑡+ 𝑘𝑥) cos (𝑡 − 𝑘𝑥
− 𝑡 − 𝑘𝑥) ) 𝑦𝑝 = 2𝐴 sin (2𝑡) cos (−2𝑘𝑥)

Jadi bisa Anda tuliskan,

𝑦𝑝 = 2𝐴 sin (𝜔𝑡 ) cos (−𝑘𝑥), ingat cos (−𝜃) = cos𝜃 , sehingga Anda bisa tulis

𝑦𝑝 = 2𝐴 sin (𝜔𝑡 ) cos (𝑘𝑥), ingat bentuk persamaan dasar gelombang adalah
𝑦 = 𝐴𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡), maka 𝑦𝑝 , dapat Anda tulis dalam bentuk
𝑦𝑝 = 2𝐴 cos (𝑘𝑥) sin(𝑡)

jadi perpaduan antara gelombang datang dan gelombang pantul pada gelombang
stasioner ujung bebas menghasilkan persamaan berikut:

𝑌𝑝 = 2𝐴 cos(𝑘𝑥) sin(𝑡𝜔)
Anda langsung bisa menyimpulkan bahwa amplitudo gelombang stasioner ujung bebas
adalah

𝐴𝑝 = 2𝐴 cos(𝑘𝑥)

Karena nilai sin𝜔𝑡 nilai maksimumnya adalah 1

Keterangan:
Ap = amplitudo gelombang stasioner (m);
Yp = simpangan gelombang stasioner (m); 𝜔
= kecepatan sudut gelombang (rad/s); t =
lamanya gelombang beretar (s); k =
bilangan gelombang; dan x = jarak titik ke
sumber getar (m)
Untuk menentukan letak perut dari ujung bebas, Anda bisa menggunakan persamaan
berikut.

1
𝑃𝑛 = λn
2
Dengan n = 0, 1, 2, 3, ….
Untuk menentukan letak simpul dari ujung bebas, Anda bisa menggunakan persamaan
berikut.

1
𝑆𝑛 = λ ( 2n + 1)
4
Dengan n = 0, 1, 2, 3, ….

C. Gelombang Stasioner Ujung Tetap


Bagaimana Anda bisa menurunkan persamaan gelombang stasioner ujung terikat?
=Berbeda dengan gelombang stasioner ujung bebas, pada ujung tetap terjadi
1 1
pembalikan fase sebesar 𝜑= 2
𝜋 sehingga beda fasenya menjadi ∆𝜑 = 2 𝜋

Gambar 4, Gelombang Stasioner Ujung Tetap

Anda bisa memulai dengan menuliskan persamaan gelombang datang dan gelombang
pantul

𝑦1 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) , karena gelombang datang simpangan awalnya ke atas dan


merambat ke kanan

𝑦2 = −𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝑘𝑥) , karena gelombang pantul simpangan awalnya ke bawah dan


merambat ke kiri
Anda dapat menjumlahkan kedua gelombang di atas, maka Anda dapat tulis
𝑦𝑝 = 𝑦1 + 𝑦2 𝑦𝑝 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) + (−𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝑘𝑥)) 𝑦𝑝 = 𝐴 (sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) − sin(𝜔𝑡
+ 𝑘𝑥)) , ingat sin𝛼 − sin𝛽 = 2 𝑠𝑖𝑛 (𝛼 −

𝛽) cos (𝛼 + 𝛽) 𝑦𝑝 = 𝐴 (2 (sin ((𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) − (𝜔𝑡 + 𝑘𝑥))cos ((𝜔𝑡


− 𝑘𝑥) + ((𝜔𝑡 + 𝑘𝑥) ) 𝑦𝑝 = 2𝐴 (sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥 − 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) cos (𝜔𝑡
− 𝑘𝑥 + 𝜔𝑡 + 𝑘𝑥) ) 𝑦𝑝 = 2𝐴 sin (−2𝑘𝑥 ) cos (2𝜔𝑡)

Jadi bisa Anda tuliskan,

𝑦𝑝 = 2𝐴 sin (−𝑘𝑥 ) cos (𝜔𝑡), ingat sin ( −𝜃) = −sin 𝜃 ,

sehingga Anda bisa tulis

𝑦𝑝 = −2𝐴 sin (𝑘𝑥 ) cos (𝜔𝑡),

ingat tanda – (negatif) di depan A (amplitudo) adalah tanda gelombang tersebut


simpangan awalnya ke bawah, jadi Anda bisa tuliskan hanya dalam bentuk persamaan:

𝑦𝑝 = 2𝐴 sin (𝑘𝑥) cos(𝜔𝑡) ,

jadi perpaduan antara gelombang datang dan gelombang pantul pada gelombang
stasioner ujung tetap menghasilkan persamaan berikut:

𝑌𝑝 = 2𝐴 sin(𝑘𝑥) cos()𝑡

Anda langsung bisa menyimpulkan bahwa amplitudo gelombang stasioner ujung tetap
adalah

𝐴𝑝 = 2𝐴 sin(𝑘𝑥)

Karena nilai cos 𝜔𝑡 nilai maksimumnya adalah 1

Keterangan:
Ap = amplitudo gelombang stasioner (m);
Yp = simpangan gelombang stasioner (m); 𝜔
= kecepatan sudut gelombang (rad/s); t =
lamanya gelombang beretar (s); k =
bilangan gelombang; dan x = jarak titik ke
sumber getar (m).
Untuk menentukan letak perut dari ujung tetap, Anda bisa menggunakan persamaan berikut.

1
𝑃𝑛 = λ ( 2n + 1 )
4

Dengan n = 0, 1, 2, 3, ….

Untuk menentukan letak simpul dari ujung tetap, Anda bisa menggunakan persamaan berikut.

1
𝑆𝑛 = λn
2
Dengan n = 0, 1, 2, 3, ….

Belajar konsep dasar sudah, kira-kira belajar apa lagi ya? Bagaimana jika selanjutnya berlatih
soal? Nah, untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang gelombang berjalan dan stasioner,
simak contoh soal berikut ini.
LKPD FISIKA
LABORATORIUM VIRTUAL PHET
PERCOBAAN GELOMBANG BERJALAN

A. Identitas Peserta Didik

B. Tujuan Percobaan
1. Melakukan percobaan gelombang berjalan
2. Mengetahui hubungan antara amplitudo dengan panjang gelombang
3. Mengetahui hubungan antara frekuensi dengan cepat rambat gelombang
4. Mampu menganalisis besaran-besaran gelombang berjalan

C. Alat dan Bahan


1. Smartphone atau laptop
2. Koneksi internet
3. Aplikasi PhET Simulations

D. Variabel Percobaan

Percobaan 1 Hubungan antara amplitudo dengan panjang gelombang.


Variabel manipulasi :
___________________________________________________
Variabel kontrol :
___________________________________________________
Variabel respon :
___________________________________________________

Percobaan 2 Hubungan antara frekuensi dengan cepat rambat gelombang


Variabel manipulasi :
___________________________________________________
Variabel kontrol :
___________________________________________________
Variabel respon :
___________________________________________________

E. Prosedur Percobaan
(Tahap Persiapan)
1. Buka aplikasi PhET untuk simulai Gelombang pada Tali, atau buka link berikut ini.
https://phet.colorado.edu/sims/html/wave-on-a-string/latest/wave-on-a-
string_all.html?locale=in

2. Klik centang pada Penggaris, kemudian di ujung kanan atas klik pada opsi Tak
Berujung. Maka tampilan PhET akan berubah menjadi seperti gambar berikut ini.

3. Klik opsi Osilasi, kemudian klik tombol Pause lalu klik Ulangi, ubahlah nilai
Amplitudo dan Frekuensi menjadi 0 (nol). Maka tampilan PhET akan menjadi
seperti gambar berikut ini.
4. Persiapan selesai.

Percobaan 1 : Hubungan antara amplitudo dengan panjang gelombang

5. Ubah nilai Amplitudo menjadi 0 (nol) dan nilai Frekuensi menjadi 1,50 Hz seperti
pada gambar berikut ini.

6. Klik tombol Play .

7. Ubah nilai Amplitudo menjadi 0,50 cm seperti pada gambar berikut ini.
8. Klik Pause lalu ukur panjang satu gelombang tali dengan menggunakan
Penggaris Virtual seperti pada gambar berikut ini.

9. Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.

10. Ulangi langkah ke-7 sampai langkah ke-9 dengan nilai Amplitudo 0.60 cm, 0.70 cm,
0.80 cm, 0.90 cm dan 1.00 cm.

Percobaan 2 : Hubungan antara frekuensi dengan cepat rambat gelombang

11. Ubah nilai Frekuensi menjadi 0 (nol) dan nilai Amplitudo menjadi 0,50 cm seperti
pada gambar berikut ini.
12. Klik tombol Play .

13. Ubah nilai Frekuensi menjadi 1.00 cm seperti pada gambar berikut ini.

14. Klik Pause lalu ukur panjang satu gelombang tali dengan menggunakan
Penggaris Virtual seperti pada gambar berikut ini.
15. Catat hasil pengukuran pada Tabel 2.

16. Ulangi langkah ke-7 sampai langkah ke-9 dengan nilai Amplitudo 0.60 cm, 0.70 cm,
0.80 cm, 0.90 cm dan 1.00 cm.

F. Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1 Hubungan antara amplitudo dengan panjang gelombang, jika frekuensi tetap.
Frekuensi (Hz) Amplitudo (cm) Panjang Gelombang (cm)

1.50 0.50

1.50 0.60

1.50 0.70

1.50 0.80

1.50 0.90

Berdasarkan hasil percobaanmu, buatkan analisis data dari tabel diatas !


Tabel 2 Hubungan antara frekuensi dengan cepat rambat gelombang, jika amplitudo
tetap.
Amplitudo Frekuensi Panjang Gelombang Cepat Rambat
(cm) (Hz) (cm) Gelombang (m/s)

0.50 1.00

0.50 1.50

0.50 2.00

0.50 2.50

0.50 3.00

Berdasarkan hasil percobaanmu, buatkan analisis data dari tabel diatas !

G. Jawab Pertanyaan Berikut!


1. Apa yang dimaksud dengan Amplitudo?

2. Apa yang dimaksud dengan Frekuensi?

3. Apa yang dimaksud dengan Panjang Gelombang?

4. Apa yang dimaksud dengan Cepat Rambat Gelombang

5. Bagaimana hubungan antara amplitudo dengan panjang gelombang berdasarkan


hasil percobaan

6. Bagaimana hubungan antara frekuensi dengan cepat rambat gelombang


berdasarkan hasil percobaan
RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 8 Makassar


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Gelombang Bunyi dan Cahaya
Alokasi Waktu : 16 JP × @45 Menit

H. Kompetensi Inti
 KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip  Memahami penggunaan gelombang sonar
gelombang bunyi dan cahaya di laut, bunyi dan permasalahannya,
dalam teknologi karakteristik cahaya, difraksi, dan
interferensi.
 Menjelaskan tentang cepat rambat bunyi,
azas Doppler
 Menjelaskan tentang intensitas bunyi,
difraksi kisi, interferensi
4.10 Melakukan percobaan tentang  Melaksanakan percobaan untuk menyelidiki
gelombang bunyi dan/atau cahaya, fenomena dawai dan pipa organa,
berikut presentasi hasil percobaan menyelidiki pola difraksi, dan interferensi
dan makna fisisnya misalnya  Presentasi hasil diskusi tentang cepat
sonometer, dan kisi difraksi rambat bunyi, azas Doppler, intensitas
bunyi, dawai, pipa organa, difraksi kisi dan
interferensi

J. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami penggunaan gelombang sonar di laut, bunyi dan permasalahannya,
karakteristik cahaya, difraksi, dan interferensi.
 Menjelaskan tentang cepat rambat bunyi, azas Doppler
 Menjelaskan tentang intensitas bunyi, difraksi kisi, interferensi
 Melaksanakan percobaan untuk menyelidiki fenomena dawai dan pipa organa,
menyelidiki pola difraksi, dan interferensi
 Presentasi hasil diskusi tentang cepat rambat bunyi, azas Doppler, intensitas bunyi,
dawai, pipa organa, difraksi kisi dan interferensi

K. Materi Pembelajaran
Gelombang Bunyi:
• Karakteristik gelombang bunyi
• Cepat rambat gelombang bunyi
• Azas Doppler
• Fenomena dawai dan pipa organa
• Intensitas dan taraf intensitas

Gelombang Cahaya:
• Spektrum cahaya
• Difraksi
• Interferensi
• Polarisasi

L. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

M. Media dan Sumber Belajar


 Buku Fisika Siswa Kelas XI
 Buku refensi yang relevan,
 Lingkungan setempat
 Lembar penilaian
 Laptop dan LCD Proyektor
 PhET Simulations
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Platform kuis wordwall

N. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (4 JP)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, 15 Menit
memanjatkan syukur dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
3. Guru memberikan motivasi dan memberitahukan materi
pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Aperpepsi
4. Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
5. Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
6. Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Inti 1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk 150
memusatkan perhatian pada topik materi Karakteristik menit
gelombang bunyi dan Cepat rambat gelombang bunyi
2. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan pada PhET
Simulations dan akan dijawab melalui kegiatan belajar
3. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
4. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan dan saling bertukar informasi dengan
kelompok yang lain mengenai Karakteristik gelombang
bunyi dan Cepat rambat gelombang bunyi.
5. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan
6. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber
7. Peserta didik berdiskusi untuk menyampaikan hasil diskusi
tentang materi Karakteristik gelombang bunyi dan Cepat
rambat gelombang bunyi berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
8. Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Karakteristik
gelombang bunyi dan Cepat rambat gelombang bunyi yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Penutup 1. Membuat point-point penting yang muncul dalam kegiatan 15 Menit
pembelajaran tentang materi Karakteristik gelombang bunyi
dan Cepat rambat gelombang bunyi yang baru dilakukan.
2. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran
Karakteristik gelombang bunyi dan Cepat rambat
gelombang bunyi kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik.
3. Menutup pembelajaran dengan memberikan gambaran
umum kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
4. Melakukan do’a setelah pembelajaran
5. Guru memberikan salam penutup

Pertemuan 2 (4 JP)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, 15 Menit
memanjatkan syukur dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
3. Guru memberikan motivasi dan memberitahukan materi
pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Aperpepsi
4. Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
5. Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
6. Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Inti 1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk 150
memusatkan perhatian pada topik materi Azas Doppler dan menit
Fenomena dawai dan pipa organa
2. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar
3. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
4. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan dan saling bertukar informasi dengan
kelompok yang lain mengenai Azas Doppler dan Fenomena
dawai dan pipa organa
5. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan
6. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber
7. Peserta didik berdiskusi untuk menyampaikan hasil diskusi
tentang materi Azas Doppler dan Fenomena dawai dan pipa
organa berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya
8. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Azas Doppler dan Fenomena dawai dan pipa
organa yang akan selesai dipelajari
9. Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Karakteristik
gelombang bunyi dan Cepat rambat gelombang bunyi yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Penutup 1. Membuat point-point penting yang muncul dalam kegiatan 15 Menit
pembelajaran tentang materi Azas Doppler dan Fenomena
dawai dan pipa organa yang baru dilakukan.
2. Mengagendakan materi atau tugas projek unjuk kerja yang
harus dipelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah
3. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Azas
Doppler dan Fenomena dawai dan pipa organa kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
4. Menutup pembelajaran dengan memberikan gambaran
umum kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
5. Melakukan do’a setelah pembelajaran
6. Guru memberikan salam penutup

Pertemuan 3 (4 JP)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, 15 Menit
memanjatkan syukur dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
3. Guru memberikan motivasi dan memberitahukan materi
pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Aperpepsi
4. Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
5. Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
6. Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Inti 1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk 150
memusatkan perhatian pada topik materi Intensitas dan taraf menit
intensitas serta Spektrum cahaya
2. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan pada PhET
Simulations dan akan dijawab melalui kegiatan belajar
3. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
4. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan dan saling bertukar informasi dengan
kelompok yang lain mengenai Intensitas dan taraf intensitas
serta Spektrum cahaya
5. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan
6. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber
7. Peserta didik berdiskusi untuk menyampaikan hasil diskusi
tentang materi Intensitas dan taraf intensitas serta Spektrum
cahaya berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya
8. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Intensitas dan taraf intensitas serta Spektrum
cahaya yang akan selesai dipelajari
Penutup 1. Membuat point-point penting yang muncul dalam kegiatan 15 Menit
pembelajaran tentang materi Intensitas dan taraf intensitas
serta Spektrum cahaya yang baru dilakukan.
2. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Intensitas
dan taraf intensitas serta Spektrum cahaya kepada kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
3. Menutup pembelajaran dengan memberikan gambaran
umum kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
4. Melakukan do’a setelah pembelajaran
5. Guru memberikan salam penutup

Pertemuan 4 (4 JP)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, 15 Menit
memanjatkan syukur dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
3. Guru memberikan motivasi dan memberitahukan materi
pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat ini yaitu
Difraksi dan Interferensi serta Polarisasi

Aperpepsi
4. Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
5. Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
6. Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Inti 1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk 150
memusatkan perhatian pada topik materi Difraksi dan menit
Interferensi serta Polarisasi
2. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar
3. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
4. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan dan saling bertukar informasi dengan
kelompok yang lain mengenai Difraksi dan Interferensi
serta Polarisasi
5. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan
6. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber
7. Peserta didik berdiskusi untuk menyampaikan hasil diskusi
tentang materi Difraksi dan Interferensi serta Polarisasi
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
8. Peserta didik diberikan ice breaking berupa menjawab soal
soal fisika terkait materi di wordwall
9. Menampilkan soal dan hasil jawaban peserta didik
10. Mengoreksi tugas mandiri peserta didik melalui platform
wordwall
11. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Difraksi dan Interferensi serta Polarisasi
yang akan selesai dipelajari
Penutup 1. Membuat point-point penting yang muncul dalam kegiatan 15 Menit
pembelajaran tentang materi Difraksi dan Interferensi serta
Polarisasi yang baru dilakukan.
2. Memberikan apresiasi untuk materi pelajaran Difraksi dan
Interferensi serta Polarisasi kepada kelompok yang
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik dan kepada
peserta didik dengan nilai ice breaking yang bagus
3. Menutup pembelajaran dengan memberikan gambaran
umum kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
4. Melakukan do’a setelah pembelajaran
5. Guru memberikan salam penutup
ALAT EVALUASI
A. SIKAP (AFEKTIF)
Beri skor (1, 2, 3, 4) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung
Penilaian
No Nama Peserta Didik Bergotong Berkebhinekaan Bertakwa
Royong Global kepada Tuhan
1 Nur Alyah Afdaliya Bages 4 4 4
2
3
4
5
Dst..

Rubrik Penilaian
Aspek 1 2 3 4
Penilaian (0 - 50) (51 - 70) (71 - 80) (81 - 100)
Bergotong Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Royong kurang aktif cukup aktif aktif sangat aktif
melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan
diskusi di kelas, diskusi di kelas, diskusi di kelas, diskusi di kelas,
serta tidak menyumbangkan menyumbangkan menyumbangkan
menyumbangkan ide dan ide dan ide dan
ide dan pemikirannya pemikirannya 1- pemikirannya
pemikirannya serta 2 kali. serta lebih dari 2
serta berkontribusi kali.
berkontribusi dengan
dengan memberikan
memberikan dalam kelompok
dalam kelompok tanpa
tanpa memberikan
memberikan usul/saran.
usul/saran
Berkebhinekaan Siswa tidak aktif Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Global melaksanakan cukup aktif aktif aktif
presentasi di melaksanakan melaksanakan Melaksanakan
kelas, serta tidak presentasi di presentasi di presentasi di
menyumbangkan kelas, kelas, kelas,
ide dan menyumbangkan menyumbangkan menyumbangkan
pemikirannya ide dan ide dan ide dan
serta pemikirannya pemikirannya pemikirannya
berkontribusi serta serta serta
dengan berkontribusi berkontribusi berkontribusi
memberikan dengan dengan dengan
dalam kelompok memberikan memberikan memberikan
tanpa dalam kelompok saran 1 kali saran
memberikan tanpa lebih dari 1 kali.
usul/saran. memberikan
usul/saran
Bertakwa Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Kepada Tuhan tidak aktif cukup aktif aktif aktif
melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan
doa di kelas. doa di kelas. doa di kelas. doa di kelas, dan
Menjadi
pemimpin doa di
kelas.

B. PENGETAHUAN (KOGNITIF)
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Instrumen :
1. Udara pada keadaan normal g=1,4 (gas diatomik), p=1 atm, ρ =1,3 kg/m 3. Tentukanlah
cepat rambat gelombang bunyi di udara.
a. 0,30m/s d. 330 m/s
b. 0,33 m/s e. 3300 m/s
c. 33 m/s

2. Dawai piano yang panjangnya 0,5 m dan massanya 10 -2 kg ditegangkan sebesar 200 N,
maka frekuensi nada dasar piano adalah...
a. 100 Hz c. C. 400 Hz e. 800 Hz
b. 200 Hz d. 600 Hz

3. Sepotong dawai menghasilkan nada dasar f. Bila dipendekkan lagi 8 cm tanpa mengubah
tegangan, dihasilkan frekuensi 1,25 f. Jika dawai dipendekkan 2 cm lagi, maka frekuensi
yang dihasilkan adalah....
a. 2f d. 1,24 f
b. 1,5 f e. f
c. 1,33 f

4. Sebuah pipa organa tertutup mempunyai frekuensi dasar 300 Hz. Pernyatan yang tidak
tepat terkait dengan pipa organa tertutup adalah...
a. Bila tekanan udara semakin besar frekuensi dasarnya bertambah besar
b. Bila suhu udara sekain besar, frekunesi nada dasarnya bertambah besar
c. Frekuensi nada atas kedua terjadi pada frekuensi 900 Hz
d. Pipa organa terbuka dengan frekuensi dasar sama mempunya Panjang
e. Dua kali pipa organa tertutup
f. Jika pipa organa diisi gas, frekuesi dasarnya bertambah besar

5. Pipa organa terbuka A dan tertutup B mempunyai panjang yang sama. Perbandingan
frekuensi nada atas pertama pipa organa A dan B adalah....
a. 1 : 1 c. 2 : 3 e. 4 : 3
b. 2 : 1 d. 3 : 2

6. Pada malam hari kita akan lebih jelas mendengarkan bunyi dari tempat yang relative jauh
daripada siang hari. Hal ini disebabkan pada malam hari . . . .
a. Kerapatan udara lebih rendah daripada siang hari
b. Bunyi lebih sedikit dihamburkan
c. Bunyi tidak mengalami interferensi
d. Pada malam hari lebih tenang
e. Tekanan udara lebih rendah

7. Pada jarak 3 meter dari sumber ledakan terdengar bunyi dengan taraf intensitas 50 dB.
Pada jarak 30 meter dari sumber ledakan bunyi itu terdengar dengan taraf intensitas....dB
a. 5 d. 35
b. 20 e. 45
c. 30

8. Mobil ambulans dan seorang pengamat masing-masing bergerak dengan kecepatan vs dan
vp (dengan vs > vp) seperti terlihat pada gambar di atas. Mobil ambulans membunyikan
sirine berfrekuensi fs dan kecepatan bunyi di udara = v. Jika frekuensi bunyi sirine yang
didengar pengamat = f, maka fp yang memenuhi adalah...

a. ( )
v+vp
f dengan f p <f s
v + vs p
c. ( )
v −v p
v−v s p
f dengan f p > f s

b. ( )
v+vp
f dengan f p >f s
v + vs p
d. ( )
v −v p
v−v s p
f dengan f p < f s

( )
v+ v p
f dengan f p > f s
v −v s p
9. Pada saat cepat rambat bunyi di uadara sebesar 345 m/s, frekuensi dasar pipa organa
tertutup di salah satu ujungnya adalah 220 Hz. Jika nada atas kedua pipa organa tertutup
ini panjang gelombangnya sama dengan nada atas ketiga pipa organa terbuka kedua
ujungnya, maka panjang pipa organa terbuka itu adalah...
a. 37 cm d. 75 cm
b. 43 cm e. 87 cm
c. 63 cm

10. Apabila kita hendak menaikkan tinggi nada dari suatu dawai maka dapat dilakukan
dengan cara ....
a. Panjang dawai diperbesar
b. Panjang dawai diperkecil
c. Penampang dawai diperbesar
d. Tegangan dawai diperkecil
e. Dawai diganti dengan dawai yang lain jenisnya

11. Cahaya datang pada salah satu sisi prisma sama sisi dengan sudut datang 45°. Jika indeks
bias prisma √2, maka sudut deviasinya adalah...
a. 30° c. 58° e. 75°
b. 45° d. 60°

12. Cahaya merupakan gelombang transversal. Hal ini dibuktikan berdasarkan percobaan
yang menunjukkan adanya .…
a. Difraksi d. Refleksi
b. Refraksi e. Interferensi
c. Polarisasi

13. Peristiwa dispersi terjadi saat ...


a. Cahaya polikromatik mengalami pembiasan oleh prisma
b. Cahaya mengalami pemantulan ketika memasuki air
c. Cahaya polikromatik mengalami polarisasi
d. Cahaya polikromatik mengalami pembelokan oleh kisi
e. Cahaya bikromatik mengalami interferensi konstruktif

14. Sebuah celah ganda disinari dengan cahaya yang panjang gelombangnya 640 nm. Sebuah
layar diletakkan 1,5 m dari celah. Jika jarak kedua celah 0,24 mm, jarak kedua pita terang
yang berdekatan adalah ...
a. 4,0 mm d. 9,0 mm
b. 6,0 mm e. 9,6 mm
c. 8,0 mm

15. Cahaya terpolarisasi acak dikenakan pada polarisator bersumbu transmisi vertikal.
Cahaya yang keluar dari polarisator dilewatkan analisator dengan arah sumbu transmisi
60o terhadap sumbu transmisi polarisator. Perbandingan intensitas cahaya yang keluar
dari analisator terhadap intensitas cahaya yang masuk polarisator adalah ...
a. 100 % d. 12,5 %
b. 50 % e. 6,25 %
c. 25 %
16. Pada suatu percobaan interferensi 2 celah yang terpisah sejauh 0,2 mm dengan sebuah
layar ditaruh sejauh 1 m dibelakang celah, frinji terang no. 3 ditemukan terpisah sejauh
7,5 mm dari frinji terang utama(sentral). Panjang gelombang yang digunakan adalah ...
a. 5 x 10-10 cm d. 5 x 10-5 cm
b. 5 x 10-8 cm e. 5 x 10-2 cm
c. 5 x 10-6 cm

17. Produksi pelangi oleh proses yang terjadi antara cahaya matahari dan tetes – tetes air
hujan disebabkan oleh peristiwa – peristiwa berikut ...
a. Pantulan dan pembiasan
b. Pantulan, pembiasan difraksi
c. Difraksi dan pembiasan
d. Pantulan dan interferensi
e. Hanya pantulan

18. Diinginkan untuk mengurangi pantulan dari suatu permukaan kaca (n = 1,6) dengan
menempelkan lapisan transfaran yang tipis terbuat dari MgF 2 (n = 1,38) pada permukaan
kaca itu. Tebal lapisan itu (dalam Å) yang diperlukan agar diperoleh pantulan minimu,
apabila cahaya dengan λ = 500 nm datang secara normal adalah ...
a. 310 d. 2.500
b. 510 e. 10.500
c. 910

19. Seorang siswa melakukan percobaan difraksi menggunakan kisi yang memiliki 300
garis/mm. Pada layar diperoleh pola terang orde pertama berjarak 1,8 mm dari terang
pusat dan layar berjarak 30 mm dari kisi. Pernyataan yang benar berdasarkan data
tersebut adalah...
a. Orde kedua terbentuk pada jarak 9 mm
b. Orde kedua terbentuk pada jarak 18 mm
c. Orde kedua terbentuk pada jarak 36 mm
d. Panjang gelombang yang digunakan 200 nm
e. Panjang gelombang yang digunakan 2000 nm
20. Gambar berikut ini merupakan sketsa lintasan sinar oleh difraksi celah ganda.

Jika A adalah titik terang orde ke-3 dan panjang gelombang cahaya yang digunakan
adalah 500 mm maka jarak A dari terang pusat adalah ...
a. 9,0 cm b. 7,5 cm c. 6,0 cm d. 5,0 cm e. 4,5 cm
Kunci Jawaban :
1. D 11. A
2. A 12. C
3. C 13. A
4. E 14. A
5. E 15. D
6. A 16. D
7. C 17. A
8. E 18. C
9. C 19. D
10. B 20. D

Skor Jawaban :
Benar = 1
Salah = 0

Nilai :
Jumlah Skor
N= × 100
20
C. KETERAMPILAN
Rubrik Penilaian Keterampilan
No Aspek Penilaian Kriteria Skor
1 Sistematika Materi presentasi disajikan secara runtut dan sistematis 4
presentasi Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi kurang 3
sistematis
Materi presentasi disajikan kurang runtut dan tidak 2
sistematis
Materi presentasi disajikan tidak runtut dan tidak 1
sistematis
2 Penggunaan Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami 4
Bahasa Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami 2
Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami 1
3 Ketepatan Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tepat 4
intonasi dan dan artikulasi/lafal yang jelas
kejelasan Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang agak 3
artikulasi tepat dan artikulasi/lafal yang agak jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang 2
kurang tepat dan artikulasi/lafal yang kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tidak 1
tepat dan artikulasi/lafal yangtidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi 4
mempertahankan pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana
dan menanggapi Mampu mempertahankan dan menanggapi 3
pertanyaan dan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
sanggahan Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi 2
pertanyaan atau sanggahan dengan baik
Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi 1
pertanyaan
Nilai :
Jumlah Skor
N= × 100
16

Interpretasi Nilai :
Interval Nilai Indeks
91 - 100 A
86 - 90 A-
81 - 85 B+
76 - 80 B
71 - 75 B-
66 - 70 C+
61 - 65 C
56 - 60 C-
51 - 55 D+
46 - 50 D
41 - 45 D-
0 - 41 E
BAHAN AJAR
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
GELOMBANG BUNYI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan mampu


menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi meliputi cepat rambat bunyi,
bunyi pada dawai, pipa organa, intensitas, dan efek doppler. Anda juga
diharapkan memiliki kemampuan untuk mempresentasikan penerapan gelombang
bunyi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk laporan imiah.

B. Uraian Materi

Pernah merasa bingung kenapa


saat berbicara di alam terbuka, suara
Anda bisa terdengar sampai jauh?
Apalagi kalau Anda berada di atas
gunung, suara lantang dari penduduk
bisa terdengar sampai puncak gunung.
Hal tersebut bisa terjadi karena adanya
karakteristik dari gelombang bunyi.
Penasaran? Ayo, belajar mengenai
konsep gelombang bunyi bersama-
sama.
Gambar 1. Orang berteriak di puncak gunung
Sumber. https://travelingyuk.com/

Gelombang Bunyi adalah gelombang yang merambat melalui


medium tertentu. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik
yang digolongkan sebagai gelombang longitudinal. Gelombang bunyi ini
menghantarkan bunyi ke telinga manusia. Bunyi/ suara dapat terdengar
karena adanya getaran yang menjalar ke telinga pendengar. Lalu
bagaimana cara menentukan cepat rambat bunyi? Simak uraian berikut.
1. Cepat Rambat Bunyi
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat dalam
medium padat, cair, dan gas. Cepat rambat bunyi tergantung pada sifat-sifat
medium rambat, maka bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu
a. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel
medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling
cepat pada zat padat.
b. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat
bunyi merambat.
Cepat rambat bunyi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

V=λ.f
Keterangan :
v : cepat rambat bunyi
λ : panjang gelombang bunyi
f : frekuensi bunyi
Cepat rambat bunyi tergantung pada mediumnya:

a. Cepat rambat bunyi di dalam medium gas


v = cepat rambat bunyi (m/s)
v=
√ γRT
Mr
γ = tetapan Laplace
R = tetapan gas umum (J/mol
K) T = suhu mutlak (K)
Mr = massa molekul relatif (kg/mol)
b. Cepat rambat bunyi di dalam medium zat cair
v = cepat rambat bunyi (m/s)
v=
B
ρ √ B = modulus Bulk (N/m2)
𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3)
c. Cepat rambat bunyi di dalam medium zat padat

v = cepat rambat bunyi (m/s)


v=
E
ρ √ E = modulus Young (N/m2)
𝜌 = massa jenis zat padat (kg/m3)

2. Dawai
Ketika Anda memainkan gitar di bagian
depan (dekat leher gitar), pasti bunyinya nyaring. Itu
artinya, semakin pendek jaraknya, frekuensinya
semakin tinggi (berbanding terbalik). Begitu pula
dengan massa jenis, dan luas permukaan senarnya.
Yang dimaksud dengan luas permukaan senar di sini
penampang dari senar / dawai dan tentu kecil sekali
kan penampangnya?Artinya, semakin kecil luas
permukaannya maka frekuensinya besar. Adapun
variabel yang berbanding lurus terhadap frekuensi Gambar 2. Orang bermain gitar
adalah gaya. Sumber. zonabanten.pikiran-rakyat.com

Coba Anda kamu memetik gitar dengan lebih kencang, pasti suaranya lebih nyaring.
Bandingkan dengan petikan yang lembut dan pelan, pasti bunyi yang keluar akan lebih rendah
Gitar merupakan alat musik yang menggunakan dawai sebagai sumber
bunyinya. Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan jalan
menekan bagian tertentu pada senar itu saat dipetik. Nada yang dihasilkan dengan
pola paling sederhana disebut nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola
gelombang yang terbentuk menghasilkan nada atas ke 1, nada atas ke 2, nada atas
ke 3 dan seterusnya. Baca dengan baik uraian tentang nada-nada pada dawai.
Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Nada Dasar
Nada dasar terjadi apabila sepanjang dawai terbentu ½ gelombang seperti pada gambar

Gambar 3. Nada dasar dawai


Tali dengan panjang L membentuk ½ λ
Sehingga : L = ½ λ maka λ = 2L v
f 0=
Maka frekuensi nada dasar adalah 2L
Nada Atas ke 1

Gambar 4. Nada atas ke 1 dawai


Nada atas ke 1 terjadi apabila sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang.
Tali dengan panjang L membentuk 1 λ .
L = 1 λ maka λ = L
Frekuensi nada atas ke 1 adalah,

𝟐𝒗𝒗
𝒇𝟏 = 𝟐𝑳 = 𝑳

Nada Atas ke 2
Nada atas ke 2 terjadi apabila sepanjang dawai terbentuk 1 ½ gelombang.
Tali dengan panjang L membentuk 1 ½ λ atau 3/2 λ
L = 3/2 λ maka λ = 2/3 L

Gambar 5. Nada atas ke 1 dawai

Frekuensi nada atas ke 2 adalah,


𝟑𝒗
𝒇𝟏 = 𝟐𝑳

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas ke n

Frekuensi-frekuensi dan seterusnya disebut frekuensi alami atau frekuensi


resonansi.

Perbandingan frekuensi-ferkuensi di atas, yaitu


@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 55
Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

𝐟𝟎 ∶ 𝐟𝟏 ∶ 𝐟𝟐 = 𝟏 ∶ 𝟐 : 3

3. Pipa Organa

Adapun sumber bunyi yang menggunakan kolom udara sebagai sumber


getarnya disebut juga pipa organa contohnya pada seruling, terompet, atau piano.
Pipa organa dibagi menjadi pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.

Gambar 6. Seruling dan terompet contoh pipa organa

a. Pipa organa terbuka

Nada dasar

Gambar 7. Nada dasar pipa organa terbuka

Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1/2 gelombang , maka nada


yang dihasilkannya disebut nada dasar

L = ½ λ maka λ = 2L
sehingga persamaan frekuensi nada dasar untuk pipa organa terbuka
𝒗
𝒇𝒐 = 𝟐𝑳

Nada atas ke 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1 gelombang , maka nada yang
dihasilkannya disebut nada atas ke 1

Gambar 8. Nada atas 1 pipaorgana terbuka


Pipa organa dengan panjang L, dimana L = 1 λ maka λ = L
Frekuensi nada atas ke 1 adalah

𝟐𝒗𝒗
𝒇𝟏 = 𝟐𝑳 = 𝑳

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 56


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Nada atas ke 2
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 3/2 gelombang , maka nada yang
dihasilkannya disebut nada atas ke 2.

Gambar 9. Nada atas ke 2 pipa organa terbuka

Pipa organa dengan panjang L, dimana L = 3/2 λ maka λ = 2/3 L


Persamaan nada atas ke 2 yaitu
𝟑𝒗
𝒇𝟏 = 𝟐𝑳

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas
ke n pada pipa organa terbuka dapat ditentukan dengan rumus

Perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa


pipa organa terbuka dengan frekuensi nada dasarnya merupakan bilangan bulat
dengan perbandingan
𝐟𝟎 ∶ 𝐟𝟏 ∶ 𝐟𝟐 = 𝟏 ∶ 𝟐 : 3

b. Pipa organa tertutup


Nada dasar
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1/4 gelombang, maka nada
yang dihasilkannya disebut nada dasar

Gambar 10. Nada dasar pipa organa tertutup

L = ¼ λ maka λ = 4L
Persamaan pipa organa tertutup untuk nada dasar adalah
𝒗
𝒇𝒐 = 𝟒𝑳

Nada atas ke 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 3/4 gelombang , maka nada
yang dihasilkannya disebut nada atas ke 1

Gambar 11. Nada atas ke 1 pipa organa tertutup


L = ¾ λ maka λ = 4/3
Persamaan pipa organa tertutup untuk nada atas ke 1 adalah
𝟑𝒗
𝒇𝒐 = 𝟒𝑳
@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 57
Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas ke
n pada pipa organa tertutup dapat ditentukan dengan rumus :

Perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi


berupa pipa organa tertutup dengan frekuensi nada dasarnya
𝐟𝟎 ∶ 𝐟𝟏 ∶ 𝐟𝟐 = 𝟏 ∶ 𝟑 : 5

4. Intensitas dan Taraf Intensitas


Ketika bel tanda masuk sekolah berdering, pernahkah Anda tidak
mendengarnya dengan jelas? Kira-kira kenapa hal itu bisa terjadi? Anda sudah
pasti bisa menduga bahwa Anda tidak bisa mendengar dengan jelas karena posisi
Anda yang agak jauh dari bel sebagai sumber bunyinya. Sebaliknya jika Anda
berada dekat dengan sumber bunyi, tentu terdengar dengan jelas bahkan kadang
sampai memekakkan telinga. Inilah yang dinamakan dnegan Intensitas Bunyi.
a. Intensitas Bunyi
Intensitas adalah besaran untuk mengukur kenyaringan bunyi. Intensitas bunyi
yaitu energi bunyi yang tiap detik (daya bunyi) yang menembus bidang setiap satuan
luas permukaan secara tegak lurus.
Rumus intensitas bunyi di suatu titik oleh beberapa sumber bunyi

Keterangan :
𝑃
𝑝 I : Intensitas bunyi (W/m2)
𝐼 ==𝐴4𝜋𝑟2 P : Energi tiap waktu atau daya (W)
A : Luas (m2)
Dapat diketahui intensitas gelombang bunyi pada suatu titik berbading terbalik
dengan kuadrat jarkanya dari sumber bunyi, maka perbandingan intensitas bunyi di
dua tempat yang berbeda jaraknya terhadap satu sumber bunyi adalah :

𝑰𝟏 𝟐
𝒓
𝑰𝟐
= 𝟐𝟐
�𝟏

Ternyata kuat bunyi yang terdengar oleh telinga tidak berbanding lurus dengan
besarnya intensitas bunyi. Misalnya, jika intensitas awal 10-5 Wm-2 dan dinaikkan
menjadi 2 x 10-5 Wm-, ternyata telinga kita tidak mendengar bunyi dua kali lebih
kuat, bahkan telinga merasa mendengar bunyi yang hampir sama kuatnya. Oleh
karena jangkauan intesitas bunyi yang dapat didengar manusia sangat besar maka
dibuatlah suatu besaran yang menyatakan intensitas dalam bilangan yang lebih kecil.
Besaran ini dinamakan taraf intensitas bunyi disingkat TI.
b. Taraf Intensitas Bunyi
Yang dimaksud dengan taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan antara
intensitas bunyi dengan intensitas ambang pendengaran.
𝐼 keterangan:
𝑇𝐼 = 10 log TI = taraf intensitas bunyi (dB decibel) I
𝐼𝑜
= intensitas bunyi (watt/m2)

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 58


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Io = intensitas ambang pendengaran


(Io= 10-12 Watt/m2)

Jika terdapat beberapa sumber bunyi yang identik maka taraf intensitasnya
menjadi :

𝑇𝐼𝑛 = 𝑇𝐼1 + 10 log 𝑛 keterangan:


n = jumlah sumber bunyi

5. Efek Dopler
Perhatikan gambar kereta api di atas.
Analogikan kecepatan kereta identik dengan
kecepatan rambat gelombang. Panjang gerbong
kereta api sekitar 12,5 meter. Jika kereta
bergerak dengan kecepatan 72 km/jam = 20 m/s
maka kita dapat identikkan dengan gelombang
sebagai berikut :
λ = 12,5 m
v= 20 m/s
Maka frekuensi gelombang Gambar 12. Analogi kereta sebagai gelombang Sumber
: http://profmikra.org/?p=298)
adalah
f = v . λ = 20 . 12,5 = 1,6
Hz.
Atau periode gelombang adalah
T = 1/f = 0,625 s.
Ini artinya, tiap gerbong akan melewati kita yang sedang berdiri setiap 0,625 detik.

Sekarang, bagaimana jika berjalan ke arah datangnya kereta? Kalau ini


dilakukan maka Anda akan melihat datangnya gerbong lebih cepat. Gerbong
berikutnya akan mencapai kita lebih cepat daripada kalau kita berdiri. Ini berarti
periode tibanya gerbong yang kita ukur lebih kecil atau frekuensi yang kita ukur
lebih besar.
Sebaliknya, pada saat bersamaan kita bergerak searah gerak kereta, maka gerbong
berikutnya akan mencapai kita lebih lambat. Periode tibanya gerbong yang kita
deteksi menjadi lebih panjang. Atau frekuensi yang kita ukur menjadi lebih kecil.
Jadi frekuensi tibanya gerbong yang kita ukur sangat bergantung pada keadaan kita.
Diam, bergerak ke arah datangnya kereta, atau bergerak searah gerak kereta akan
menghasilkan catatan frekuensi yang berbeda. Hal serupa bergantung pada
gelombang. Dan fenomena ini dinamakah efek Doppler
Efek Dopler adalah peristiwa naik atau turunnya frekuensi gelombang bunyi
yang terdengar penerima bunyi ketika sumber bunyi bergerak mendekat atau
menjauh.
Contoh efek Dopler dapat dilihat pada gambar dibawah. Pada saat sumber suara
diam, kedua penerima mendengar besar frekuensi yang sama. Saat sumber suara
bergerak, salah satu penerima mendengar frekuensi yang lebih besar dari
sebelumnya dan penerima lain mendengar frekuensi yang lebih kecil dari
sebelumnya. Persamaan Efek Doppler adalah :

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 59


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

𝑉 ±𝑉𝑝
𝑓𝑝 = .𝑓
𝑉 ± 𝑉𝑠 𝑠

Keterangan :
fp = frekuensi pendengar (Hz)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
v = cepat rambat udara (340 m/s)

Gambar 13. Tanda untuk Efek Doppler

Dalam rumus efek Doppler ada beberapa perjanjian tanda


vs bernilai positif (+) jika sumber bunyi menjauhi pendengar.
vs bernilai negatif (-) jika sumber bunyi mendekati pendengar.
vp bernilai positif (+) jika pendengar mendekati sumber bunyi.
vp bernilai negatif (-) jika pendengar menjauhi sumber bunyi

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 60


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

C. Rangkuman
1. Gelombang Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat melalui medium
tertentu dengan arah sejajr dengan arah rambatannya.
2. Cepat rambat bunyi tergantung pada mediumnya :
medium gas
v = cepat rambat bunyi (m/s)
v=
Mr√
γRT γ = tetapan Laplace
R = tetapan gas umum (J/mol
K) T = suhu mutlak (K)
Mr = massa molekul relatif (kg/mol)
medium zat cair
v = cepat rambat bunyi (m/s)
v=
B
ρ √ B = modulus Bulk (N/m2)
𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3)

medium zat
padat v = cepat rambat bunyi (m/s)
B = modulus Young (N/m2)
v=
√ E
ρ
𝜌 = massa jenis zat padat (kg/m3)

3. Frekuensi nada atas ke n pada dawai dapat ditentukan dengan persamaan :

4. Pada pipa organa terbuka, untuk menentukan frekuensi nada atas ke n dapat
ditentukan dengan persamaan

5. Frekuensi nada atas ke n pada pipa organa tertutup dapat ditentukan dengan
persamaan :

6. Intensitas adalah besaran untuk mengukur kenyaringan bunyi. Intensitas bunyi


yaitu energi bunyi yang tiap detik (daya bunyi) yang menembus bidang setiap
satuan luas permukaan secara tegak lurus.

𝑝 𝑃
𝐼 = 𝐴= 4𝜋𝑟2

7. Taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan antara intensitas bunyi


dengan intensitas ambang pendengaran.
I keterangan:
TI =10 log TI = taraf intensitas bunyi (dB
I0
decibel) I = intensitas bunyi
(watt/m2)
@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 61
Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Io = intensitas ambang
pendengaran (Io= 10-12 Watt/m2)
Jika terdapat beberapa sumber bunyi yang identik maka taraf intensitasnya
menjadi :
𝑇𝐼𝑛 = 𝑇𝐼1 + 10 log 𝑛 keterangan:
n = jumlah sumber bunyi
8. Efek Dopler adalah peristiwa naik atau turunnya frekuensi gelombang bunyi yang
terdengar penerima bunyi ketika sumber bunyi bergerak mendekat atau menjauh.
Keterangan :
𝑓𝑝 = 𝑉 ± .
fp = frekuensi pendengar (Hz)
𝑉𝑉𝑝 ± 𝑠 fs = frekuensi sumber bunyi
𝑓𝑠
𝑉 (Hz) vp = kecepatan pendengar
(m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi
(m/s) v = cepat rambat udara (340
m/s)

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 62


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PEMANTULAN, PEMBIASAN, DAN DISPERSI CAHAYA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah Anda telah mempelajari kegiatan belajar 1, berikutnya pelajarilah kegiatan belajar 2. Diharapkan setelah

B. Uraian Materi
Setiap hari kita merasakan pengaruh Matahari yang menyinari Bumi. Siang
hari tampak terang tidak seperti malam hari, pakaian basah menjadi kering, dan
terasa panas menyengat ketika kita berjalan di siang hari. Hal ini dikarenakan radiasi
cahaya matahari dapat mencapai permukaan bumi. Cahaya merupakan salah satu
bentuk energi yang dapat kita lihat dan kita rasakan pengaruhnya. Cahaya termasuk
gelombang karena memiliki sifat-sifat yang sama dengan gelombang. Termasuk
gelombang apakah cahaya itu? Mengapa demikian?
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik karena bisa merambat tanpa
memerlukan medium perantara. Cahaya juga merupakan gelombang transversal yang
arah rambatannya tegak lurus dengan arah getarnya. Pada kegiatan belajar dua ini,
Anda akan belajar tentang sifat-sifat gelombang cahaya meliputi pemantulan,
pembiasan da, dispersi cahaya. Silahkan Anda pelajari uraian materi tentang sifat-
sifat gelombang cahaya berikut ini.

1. Pemantulan

Pasti Anda pernah bercermin kan? Bayangan


Anda dan bayangan di cermin pasti sama persis,
mulai dari tinggi hingga jaraknya. Bayangan
pada cermin tersebut adalah contoh dari
peristiwa pemantulan cahaya. Apa itu peristiwa
pemantulan cahaya? Simak, penjelasannya
dengan seksama.
Gambar 14. bercermin

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 63


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Pemantulan cahaya adalah pembalikan arah cahaya karena mengenai sebuah


permukaan. Pemantulan cahaya dapat terjadi pada permukaan yang mengkilap, salah
satu contohnya adalah cermin.
Hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan
oleh Snellius (1591 - 1626). Bunyi hukum
pemantulan cahaya sebagai berikut:
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul
terletak pada suatu bidang datar.
b. Besar sudut datang sama dengan besar
sudut pantul.

Jenis- jenis Pemantulan


Pemantulan Teratur
Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan sejajar juga banyak sinar pantul yang
mengenai mata pengamat sehingga benda tampak bersinar terang terjadi pada benda-
benda yang permukaannnya halus (rata) seperti kaca, baja, dan aluminium.
Pemantulan baur (difus)
Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan ke segala arah hanya sedikit sinar pantul yang
mengenai mata pengamat sehingga benda tampak suram terjadi pada benda yang
mempunyai permukaan kasar (tidak rata).

Gambar 16. Pemnatulan Teratur dan pemantulan baur

Mudahnya, perbedaan pemantulan teratur dan pemantulan baur yaitu saat kamu
bercermin di cermin yang bersih itulah yang disebut pemantulan teratur, sedangkan
saat kamu bercermin di cermin yang kotor itulah yang disebut pemantulan baur.

2. Pembiasan

Coba Anda perhatikan, terkadang Anda melihat


genangan air di jalan raya, namun ketika
mendekat, ternyata tidak genangan air apapun.
Itulah yang kita kenal dengan istilah fatamorgana.
Atau ketika kolam renang atau sungai yang airnya
jernih terlihat seperti dangkal. Padahal kolam
renang atau sungai tersebut sebenarnya dalam.
Gambar 17. Fatamorgana

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 64


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan contoh dari pembiasan cahaya. Apa itu


peristiwa pembiasan cahaya?
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat cahaya ketika
berpindah dari satu medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda.
Penyebab terjadinya pembiasan cahaya dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Ketika sinar datang dari medium
yang kurang rapat menuju
medium yang lebih rapat maka
sinar datang akan dibiaskan
mendekati garis normal.
Contohnya ketika sinar datang
melalui medium udara menuju
air.
2. Ketika sinar datang dari medium
Gambar 18. Pembiasan Cahaya
yang lebih rapat menuju medium
yang kurang
rapat maka sinar datang akan dibiaskan menjauhi garis normal. Contohnya ketika
sinar datang melalui medium air menuju udara.

Pembiasan cahaya dijelaskan menggunakan Hukum Snellius

n1 sin 𝜃𝑖 = n2 sin 𝜃𝑟

keterangan :
n1 = indeks bias medium 1
𝜃1 = sudut datang
n1 = indeks bias medium 2
𝜃1 = sudut bias

3. Dispersi
Anda tentu sering sekali melihat pelangi. Warnanya
yang beraneka rupa menjadi salah satu fenomena yang
sangat dinanti ketika hujan usai bahkan biasanya Anda
mungkin bermain dengan benda-benda nbening untuk
membuat warna pelangi. Warna pelangi merupakan
peristiwa penguraian cahaya yang dikenal dengan
istilah dispersi.
Gambar 19. Pelangi (haipedia.com)

Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik


(putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada
prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa
cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-
beda panjang gelombang.
Gejala dispersi cahaya juga bisa diamati dari sebuah prisma. Seberkas
sinar menuju prisma dengan sudut datang i. Sinar tersebut kemudian
meninggalkan prisma dengan sudut keluar r’. Besarnya sudut penyimpangan
antara sinar yang menuju prisma dengan sinar yang meninggalkan prisma
disebut sebagai sudut deviasi. Besar sudut deviasi tergantung pada besar
kecilnya sudut datang. Sudut deviasi terkecil disebut sudut deviasi minimum.
Sudut deviasi minimum terjadi jika:
@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 65
Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Gambar 20. Dispersi pada Prisma


Sudut deviasi terkecil disebut deviasi minimum, terjadi jika i = r’= i’ serta i’ + r = 𝛽.
Besarnya sudut deviasi pada prisma dirumuskan dengan :
𝛿𝑚 = 𝑖′ + 𝑟′ − 𝛽

Keterangan :
δm = sudut deviasi minimum
𝛽’ = sudut pembias prisma

C. Rangkuman
Rangkuman materi kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut.
1. Pemantulan cahaya adalah pembalikan arah cahaya karena mengenai sebuah
permukaan. Terdapat pemantulan teratur dan pemantulan baur.
2. Bunyi hukum pemantulan cahaya sebagai berikut:
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul
terletak pada suatu bidang datar.
b. Besar sudut datang sama dengan besar sudut
pantul.

3. Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat cahaya ketika


berpindah dari satu medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda
4. Pembiasan cahaya dijelaskan menggunakan Hukum Snellius
n1 sin 𝜽𝒊 = n2 sin 𝜽𝒓
5. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi
cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu) pada prisma lewat
pembiasan atau pembelokan.

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 66


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
DIFRAKSI, INTERFERENSI, DAN POLARISASI CAHAYA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah Anda telah mempelajari kegiatan belajar 2, berikutnya pelajarilah kegiatan belajar 3. Diharapkan setelah m

B. Uraian Materi
Anda tentu sering bermain
gelembung sabun, pernahkah Anda
melihat gelembung sabun yang
tampaknya berwarna-warni seperti
pelangi? Warna pada gelembung sabun
bukan disebabkan oleh pembiasan tetapi
terjadi karena interferensi konstruktif
dan destruktif dari sinar yang
dipantulkan oleh suatu
lapisan tipis. Gambar 21. Warna pelangi pada gelembung sabun

Atau mungkin Anda juga sering melihat bangunan rumah atau kantor yang
jendelanya dibuat dengan celah-celah kecil? Atau kenapa Anda sering sekali
memakai kacamata hitam ketika berada di pantai yang panas? Semua penjelasan itu
akan Anda pelajari pada kegiatan belajar 3 ini yang akan membahas tentang sifat
cahaya yang dapat mengalami difraksi, interferensi, dan polarisasi. Simak baik-baik
uraian materi pada kegiatan belajar 3 ini.
1. Difraksi
Pada jarak tertentu mata kita sulit membedakan posisi dua nyala lampu yang
sangat berdekatan. Coba kamu perhatikan mengapa hal ini dapat terjadi? Gejala ini
dikarenakan diameter pupil mata kita sangat sempit. Akibatnya adalah cahaya dua
lampu tersebut ketika sampai ke mata kita mengalami difraksi. Apakah difraksi
cahaya itu?
Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika
cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan
mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita
arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Atau dengan
melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh
Celah Tunggal
Difraksi merupakan fenomena penyebaran gelombang elektromagnetik yang
muncul ketika gelombang tersebut melewati sebuah celah sempit. Penyebaran ini
dapat dijelaskan oleh prinsip Huygens, yang mengatakan bahwa setiap bagian dari
celah dapat dianggap sebagai sumber cahaya yang dapat berinterferensi dengan
cahaya dari bagian celah yang lain.

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 67


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Gambar 22. Difraksi pada celah tunggal

Gambar di atas merupakan proses difraksi cahaya ketika melewati celah


tunggal. Ketika cahaya difraksi bergabung, maka ia akan menghasilkan pola terang
atau gelap yang dihasilkan dari interferensi gelombang. Untuk interaksi minimum
d sin θ = n λ
akan menghasilkan pola gelap dengan formulasi:
Dengan m merupakan urutan pita gelap. Jika sudut θ memiliki nilai yang kecil
maka rumus di atas akan
Keterangan :
menjadi: 𝒅𝒑 d = lebar celah
= 𝒏𝝀 p = jarak antar
𝑳 terang L = jarak
layar
n =terang ke
λ = panjang gelombang
Difraksi pada Kisi
Difraksi cahaya juga terjadi jika cahaya melalui banyak celah sempit
terpisah sejajar satu sama lain dengan jarak konstan. Celah semacam ini
disebut kisi difraksi atau sering disebut dengan kisi.

Gambar 23. Difraksi pada kisi

d = konstanta = 1/N
N = Jumlah celah/kisi

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 68


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

1. Interferensi
Sudah tahukah kalian apakah interferensi itu? Interferensi adalah perpaduan
dua gelombang atau lebih. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih
berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar maka
interferensinya sulit diamati. Beberapa contoh terjadinya interferensi cahaya dapat
kalian perhatikan pada penjelasan berikut.
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang
baru. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini.
a. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang
cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus
memiliki frekuensi yang sama.
c. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama.

Interferensi celah ganda


Pola maksimum atau pola terang terjadi jika beda lintasan optik merupakan
kelipatan setengah bulat panjang gelombang, pada interferensi celah ganda
dirumuskan dalam persamaan :
𝒅 𝒔𝒊𝒏 𝜽 = 𝒏𝝀

Pola minimum atau pola gelap terjadi jika beda lintasan optik merupakan
kelipatan setengah bulat panjang gelombang, pada interferensi celah ganda
dirumuskan dalam persamaan :
𝟏
𝒅 𝒔𝒊𝒏 𝜽 = (𝒏 + )𝝀
𝟐
Interferensi lapisan tipis
Persaman interferensi maksimum

𝟏 Keterangan :
𝟐𝒏𝒕 = (𝒎 +) 𝝀
𝟐 t = tebal lapisan tipis m
Persaman interferensi minimum = orde interferensi n =
indeks bias lapisan
𝟐𝒏𝒕 = 𝒎𝝀 𝜆 = panjang gelombang

2. Polarisasi
Pernahkah Anda menggunakan kacamata hitam?
Dapatkah Anda membedakan intensitas atau
tingkat kecerahan cahaya sebelum dan sesudah
menggunakan kacamata? Ketika menggunakan
kacamata, Anda akan mendapatkan cahaya di
sekeliling Anda menjadi lebih redup. Kenyataan
tersebut terjadi karena cahaya yang mengenai
mata telah terpolarisasi oleh kacamata hitam
Gambar 24. Kacamata hitam ketika
Anda.

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 69


Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Polarisasi adalah peristwa terserapnya sebagian atau seluruh arah getar


gelombang. Berbeda dengan interferensi dan difraksi yang dapat terjadi baik pada
gelombang transversal maupun longitudinal, polarisasi hanya terjadi pada
gelombang transversal.

Polarisasi karena refleksi


Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar
biasnya membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar
dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip
+ r = 90° atau r = 90° – ip . Dengan demikian, berlaku pula

Dengan n2 adalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium
tempat cahaya terbiaskan, sedangkan ip adalah sudut pantul yang merupakan sudut
terpolarisasi.

Gambar 25. Polarisasi karena refleksi

Polarisasi karena absorbsi selektif


Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan
kristal polaroid. Bahan polaroid bersifat
meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu
dan menyerap cahaya dengan arah getar yang
lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang
arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi
polaroid. Pada gambar 27 terdapat dua polaroid
pertama disebut polarisator dan polaroid kedua Gambar 26. Dua buah polaroid
disebut analisator dengan
sumbu transmisi membentuk sudut θ. Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator.
Di sini cahaya dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan listrik E
yang sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya cahaya terpolarisasi menuju analisator. Di
analisator, semua komponen E yang tegak lurus sumbu transmisi analisator diserap,
hanya komponen E yang sejajar sumbu analisator diteruskan. Sehingga kuat medan
listrik yang diteruskan analisator menjadi:
E2 = E cos θ
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator)
memiliki intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:
I1 = ½ I0
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan
intensitas menjadi:
I2 = I1 cos2θ = ½ I0 cos2θ
Modul Fisika Kelas XI KD 3.10

Polarisasi karena hamburan


Warna biru langit merupakan contoh penerapan
hamburan cahaya yang selalu bisa Anda amati setiap
hari. Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium,
partikel- partikel medium akan menyerap dan
memancarkan kembali sebagian cahaya itu.
Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh
partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena
hamburan.Pada peristiwa hamburan, cahaya yang Gambar 27. Warna biru langit
panjang gelombangnya lebih pendek cenderung
mengalami hamburan dengan intensitas yang besar.
Cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah,
maka cahaya itulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai
ke
Mata

C. Rangkuman

Rangkuman materi kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut.


1. Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui
celah yang sangat sempit. Terdiri dari difraksi pada celah tunggal dan difraksi pada kisi.
2. Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru.
Kedua gelombang cahaya harus koheren, artinya cahaya harus memiliki beda fase yang
selalu tetap, harus memiliki frekuensi yang sama. Kedua gelombang cahaya harus
memiliki amplitudo yang hampir sama.
3. Polarisasi adalah peristwa terserapnya sebagian atau seluruh arah getar gelombang.
Polarisasi pada gelombang transversal saja.
4. Polarisasi bisa terjadi karena pemantulan, absorpsi selektif dan karena hamburan.
Warna langit biru merupakan salah satu contoh peristiwa polarisasi karena hamburan

@2023, PPG Prajabatan Tahap 2 38


LKPD
LABORATORIUM VIRTUAL PHET
HUKUM SNELLIUS

H. Identitas Peserta Didik

I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui korelasi antara sudut datang dengan sudut pantul dan sudut bias
2. Mencari nilai indeks bias suatu bahan

J. Alat dan Bahan


4. Laptop/komputer
5. Koneksi internet
6. Aplikasi PhET Simulations

K. Prosedur Percobaan
(Tahap Persiapan)
17. Buka aplikasi PhET untuk simulai Pembiasan Cahaya, atau buka link berikut ini.
https://phet.colorado.edu/en/simulations/bending-light
18. Pilih menu “More Tools”

19. Maka akan terbuka menu seperti gambar di bawah. Perhatikan keterangan pada
menu alat-alat yang ada di lab.
Keterangan:
a. Cahaya yang dipakai (nilai panjang gelombang tertera)
b. Sumber cahaya
c. Alat ukur (busur, luxmeter, speedometer, serta alat ukur waktu gelombang
cahaya)
d. Alat bantu pengukuran (garis normal dan sudut)
e. Garis normal
f. Medium pertama (bagian atas)
g. Medium kedua (bagian bawah)
20. Ubahlah beberapa bagian pada menu seperti berikut:
a. Pada menu d, aktifkan bagian sudut (angles).

b. Pada menu g, ubah jenis medium menjadi Mystery A.

21. Letakkan busur dengan titik (0,0) berada pada perpotongan garis normal dengan
perbatasan medium seperti gambar berikut.
22. Pencet tombol merah pada (b) lalu atur sudut sumber cahaya menjadi 300.

23. Catat nilai indeks bias medium 1 (ni), sudut datang (i), sudut pantul (ip), dan sudut
bias (r).
L. Tabel Hasil Pengamatan
ni = …
i ip r ni sin (i) Sin (r)

M. Jawab Pertanyaan Berikut


7. Bandingkan nilai sudut datang (i) dengan sudut pantul (i p). Bagaimana
hubungannya dengan Hukum Snellius tentang pemantulan cahaya?

8. Buatlah grafik sin (r) pada sumbu x dan ni sin (i) pada sumbu y.
9. Hitunglah nilai gradien (m) kemiringan grafik!

10. Tuliskan persamaan dari grafik yang diperoleh!

11. Tuliskan persamaan Hukum Snellius tentang pembiasan cahaya yang sesuai
dengan gambar grafik percobaan!

12. Berikan kesimpulan dalam percobaan ini.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMAN 8 Makassar


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Alat-Alat Optik
Alokasi Waktu : 12 JP × 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.11 Menganalisis cara kerja alat 3.11.1 Menganalisis cara kerja pembentukan bayangan
optik menggunakan sifat pada mata, kacamata, dan kamera.
pemantulan dan pembiasan 3.11.2 Menganalisis cara kerja pembentukan bayangan
cahaya oleh cermin dan lensa. pada lup dan mikroskop.
4.11 Membuat karya yang 4.11.1 Membuat periskop dan teropong sederhana
menerapkan prinsip secara berkelompok.
pemantulan dan/atau 4.11.2 Membuat video dokumentasi pembuatan
pembiasan pada cermin dan periskop dan teropong sederhana.
lensa. 4.11.3 Mempresentasikan hasil karya periskop dan
teropong sederhana secara berkelompok.

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Menganalisis cara kerja pembentukan bayangan pada mata, kacamata, dan kamera.
Pertemuan ke-2
2. Menganalisis cara kerja pembentukan bayangan pada lup dan mikroskop.
Pertemuan ke-3
3. Membuat periskop sederhana secara berkelompok.
4. Membuat video dokumentasi pembuatan periskop sederhana.
5. Mempresentasikan hasil karya periskop sederhana secara berkelompok.
D. Materi Pembelajaran
1. Mata dan kaca mata
2. Kamera
3. Kaca pembesar (lup)
4. Mikroskop
5. Periskop
6. Teropong

E. Metode Pembelajaran
1. Tanya-jawab
2. Ceramah
3. Demonstrasi
4. Praktikum
5. Diskusi

F. Media dan Sumber Belajar


1. Buku Siswa Fisika Kelas XI
2. Modul Fisika Kelas XI Materi Alat-Alat Optik
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Slide Presentasi
5. Internet dan Youtube
6. LCD proyektor
7. Papan tulis dan spidol
8. Alat peraga (lup, mikroskop)
9. Aplikasi Wordwall

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (4 JP)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan salam pembuka. 15 menit
2. Bersama peserta didik melakukan do’a bersama.
3. Mengondisikan peserta didik agar siap belajar dan mengecek
kehadiran peserta didik.
4. Memotivasi peserta didik dan mengajukan pertanyaan pemantik
terkait materi yang akan dipelajari, yaitu Alat-Alat Optik: Mata,
Kaca Mata, dan Kamera.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan ke-1
Inti 1. Mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi terkait 150
sifat-sifat gelombang cahaya dan penerapannya dalam menit
kehidupan sehari-hari.
2. Meminta peserta didik menyebutkan alat-alat optik yang pernah
digunakan, dilihat, atau yang ada di sekitarnya.
3. Menampilkan gambar terkait bagian-bagian mata dengan
bantuan LCD proyektor.
4. Meminta peserta didik menyebutkan nama beserta fungsi setiap
bagian-bagian mata berdasarkan pengetahuan mereka dari mata
pelajaran Biologi.
5. Menampilkan video pembelajaran terkait proses terbentuknya
bayangan pada mata.
6. Meminta peserta didik menarik kesimpulan dari video
pembelajaran tersebut.
7. Menampilkan gambar-gambar terkait cacat mata dan cara
mengatasinya.
8. Menampilkan video pembelajaran terkait pembentukan
bayangan pada berbagai jenis lensa kaca mata.
9. Membuka sesi tanya-jawab mengenai hal-hal yang belum
dipahami atau ingin diketahui oleh peserta didik terkait materi.
10. Ice breaking
11. Menunjukkan persamaan dan cara menentukan titik fokus dan
kuat lensa pada kaca mata.
12. Menampilkan latihan soal dan meminta peserta didik
mengerjakan secara mandiri.
13. Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mengemukakan
hasil kerjanya, peserta didik dipilih secara acak dengan bantuan
aplikasi Wordwall.
14. Memeriksa dan mengoreksi hasil kerja peserta didik.
15. Mengajak peserta didik memberikan apresiasi kepada temannya
yang telah tampil.
16. Membuka sesi tanya-jawab mengenai hal-hal yang belum
dipahami atau ingin diketahui oleh peserta didik terkait materi.
17. Ice breaking
18. Menampilkan gambar bagian-bagian kamera.
19. Menunjukkan dan menjelaskan bagian-bagian kamera beserta
fungsinya, dan kaitannya dengan bagian-bagian mata.
20. Meminta peserta didik menunjukkan kembali bagian-bagian
kamera beserta fungsinya.
21. Menampilkan video pembelajaran terkait pembentukan
bayangan pada kamera analog dan kamera digital.
22. Membuka sesi tanya-jawab mengenai hal-hal yang belum
dipahami atau ingin diketahui oleh peserta didik terkait materi.
Penutup 1. Bersama peserta didik melakukan refleksi dan menarik 15 menit
kesimpulan dari pembelajaran pertemuan ke-1.
2. Meminta peserta didik untuk melengkapi catatan materi Alat-
Alat Optik: Mata, Kacamata, dan Kamera.
3. Menutup pembelajaran dan memberikan gambaran umum
kegiatan pembelajaran di pertemuan berikutnya.
4. Bersama peserta didik melakukan do’a bersama.
5. Melakukan salam penutup.
Pertemuan ke-2 (4 JP)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan salam pembuka. 15 menit
2. Bersama peserta didik melakukan do’a bersama.
3. Mengondisikan peserta didik agar siap belajar dan mengecek
kehadiran peserta didik.
4. Memotivasi peserta didik dan mengajukan pertanyaan pemantik
terkait materi yang akan dipelajari, yaitu Alat-Alat Optik: Lup
dan Mikroskop.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan ke-2
Inti 1. Menunjukkan kaca pembesar (lup) kepada peserta didik. 140
2. Menampilkan gambar terkait pembentukan bayangan pada lup. menit
3. Mendemonstrasikan penggunakan lup bersama peserta didik.
4. Menunjukkan persamaan dan cara menentukan perbesaran
bayangan pada lup.
5. Menampilkan latihan soal dan meminta peserta didik
mengerjakan secara mandiri.
6. Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mengemukakan
hasil kerjanya, peserta didik dipilih secara acak dengan bantuan
aplikasi Wordwall.
7. Memeriksa dan mengoreksi hasil kerja peserta didik.
8. Mengajak peserta didik memberikan apresiasi kepada temannya
yang telah tampil.
9. Membuka sesi tanya-jawab mengenai hal-hal yang belum
dipahami atau ingin diketahui oleh peserta didik terkait materi.
10. Ice breaking
11. Menunjukkan mikroskop kepada peserta didik.
12. Menunjukkan bagian-bagian mikroskop.
13. Meminta peserta didik untuk menyebutkan fungsi setiap bagian-
bagian mikroskop berdasarkan pengetahuan mereka dari mata
pelajaran Biologi.
14. Menampilkan video pembelajaran terkait pembentukan
bayangan pada mikroskop.
15. Mendemonstrasikan penggunakan mikroskop bersama peserta
didik.
16. Membuka sesi tanya-jawab mengenai hal-hal yang belum
dipahami atau ingin diketahui oleh peserta didik terkait materi.
Penutup 1. Bersama peserta didik melakukan refleksi dan menarik 25 menit
kesimpulan dari pembelajaran pertemuan ke-2.
2. Meminta peserta didik untuk melengkapi catatan materi Alat-
Alat Optik: Lup dan Mikroskop.
3. Meminta perwakilan setiap kelompok Fisika untuk mengambil
tugas kelompok (membuat periskop/teropong) secara acak.
Catatan: Sebelumnya telah dibentuk 6 (enam) kelompok Fisika.
4. Membagikan LKPD kepada setiap kelompok berdasarkan tugas
yang didapat.
5. Menutup pembelajaran dan memberikan gambaran umum
kegiatan pembelajaran di pertemuan berikutnya.
6. Bersama peserta didik melakukan do’a bersama.
7. Melakukan salam penutup.

Pertemuan ke-3 (4 JP)


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan salam pembuka. 15 menit
2. Bersama peserta didik melakukan do’a bersama.
3. Mengondisikan peserta didik agar siap belajar, memastikan
peserta didik telah duduk bersama anggota kelompoknya, dan
membawa LKPD beserta hasil karyanya.
4. Mengecek kehadiran peserta didik.
5. Memotivasi peserta didik dan mengajukan pertanyaan pemantik
terkait materi yang akan dipelajari, yaitu Alat-Alat Optik:
Periskop dan Teropong.
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan ke-3
Inti 1. Menyampaikan aturan presentasi, tanya-jawab, dan diskusi. 150
2. Menentukan urutan tampil menggunakan aplikasi Wordwall. menit
3. Mempersilahkan 3 (tiga) kelompok pertama untuk secara
bergantian mempresentasikan hasil karyanya.
4. Mengajak peserta didik memberikan apresiasi kepada temannya
yang telah tampil.
5. Membuka sesi tanya-jawab dan diskusi.
6. Mempersilahkan 3 (tiga) kelompok selanjutnya untuk secara
bergantian mempresentasikan hasil karyanya.
7. Mengajak peserta didik memberikan apresiasi kepada temannya
yang telah tampil.
8. Membuka sesi tanya-jawab dan diskusi.
9. Mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan LKPD dan
hasil karyanya.
Penutup 1. Bersama peserta didik melakukan refleksi dan menarik 15 menit
kesimpulan dari pembelajaran pertemuan ke-3.
2. Meminta peserta didik untuk melengkapi catatan materi Alat-
Alat Optik: Periskop dan Teropong.
3. Menutup pembelajaran dan memberikan gambaran umum
kegiatan pembelajaran di pertemuan berikutnya.
4. Bersama peserta didik melakukan do’a bersama.
5. Melakukan salam penutup.
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
MATA, KACA MATA, DAN KAMERA

TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran I, peserta didik diharakan mampu menganalisis cara
kerja pembentukan bayangan pada mata, kacamata, dan kamera.

ALAT OPTIK
Alat optik adalah alat-alat yang menggunakan
lensa dan/atau cermin untuk memanfaatkan sifat-
sifat cahaya yaitu dapat dipantulkan dan dapat
dibiaskan, cahaya tersebut digunakan untuk
melihat. Selain dari mata kita, alat-alat optik
digunakan bersamaan dengan mata kita, bisa juga
untuk membantu kita melihat ataupun
membutuhkan mata kita untuk menggunakannya.
Alat optik terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu: Alat
Optik Alamiah dan Alat Optik Buatan. Alat
optik alamiah tentu saja adalah mata kita. Sedangkan, alat optik buatan adalah alat-alat optik yang
dibuat oleh manusia, seperti: kaca mata, kamera, kaca pembesar (lup), mikroskop, proyektor,
periskop, teropong, dan masih banyak lagi.

A. MATA
Mata merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dan merupakan suatu karunia
Allah SWT yang amat luar biasa dengan mata kita bisa melihat. Mata berfungsi dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa mata yang menghasilkan
bayangan objek yang kemudian ditangkap oleh retina mata. Bayangan objek yang ditangkap retina
tersebut kemudian dikirmkan ke otak melalui saraf optik untuk kemudian diolah menjadi gambar yang
mampu kita lihat secara nyata. Mata hampir berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2,5 cm dan
dibungkus cangkang (sclera) berwarna putih yang keras sebagai pelindung. Perhatikan gambar
struktur anatomi mata di atas!

Sumber: www.fisikabc.com
Gambar 1.1 Proses pembentukan bayangan pada mata normal
1. Bagian Dalam Mata
Secara umum, bagian-bagian mata dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: bagian luar mata (kelopak
mata, bulu mata, alis mata dan kelenjar air mata) dan bagian dalam mata. Perhatikan penjelasan
bagian dalam mata beserta fungsinya berikut ini!

Sumber: www.fisikabc.com

Gambar 1.2 Bagian dalam mata manusia

a. Kornea
Kornea adalah bagian paling luar mata berupa selaput bening dan bersifat transparan sehingga
memungkinkan cahaya dapat masuk ke dalam sel-sel penerima cahaya. Fungsi korena adalah
untuk melindungi mata dari benda-benda asing dan melakukan refraksi di lensa mata.
b. Iris
Iris, disebut juga “selaput pelangi”, adalah bagian mata yang berfungsi untuk mengatur besar
kecilnya pupil. Iris juga berfungsi memberi warna pada mata.
c. Pupil
Pupil merupakan bagian mata berupa lubang kecil. Fungsi pupil adalah mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke bola mata. Besar kecilnya pupil diatur oleh iris. Pupil akan mengecil jika cahaya
yang masuk terlalu terang, sementara pupil akan membesar jika cahaya yang datang terlalu
redup.
d. Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata berupa lapisan tipis sel yang ada di bagian
belakang bola mata. Fungsi retina adalah untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa mata
untuk kemudian diubah menjadi sinyal syaraf. Pada retina, terdapat 2 (dua) jenis sel fotoreseptor
yang berfungsi untuk menangkap cahaya, yaitu sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus).
e. Lensa
Fungsi lensa mata adalah untuk membentuk sebuah gambar. Gambar yang dibentuk lensa mata
kemudian diteruskan dan diterima retina. Lensa dapat menipis atau menebal sesuai dengan jarak
mata dengan benda yang dilihatnya. Jika jarak benda terlalu dekat, maka lensa akan menipis,
sementara jika jarak terlalu jauh, maka lensa mata akan menebal.
f. Koroid
Koroid adalah bagian mata berupa dinding mata. Fungsi koroid adalah untuk menyuplai oksigen
dan nutrisi untuk bagian-bagian mata yang lain, khususnya retina. Biasanya koroid memiliki
warna cokelat kehitaman atau hitam, tujuannya agar cahaya tidak dipantulkan kembali.
g. Aqueos Humor
Aqueos humor merupakan cairan yang menyerupai plasma berlendir transparan yang memiliki
konsentrasi protein yang rendah. Fungsi aqueos humor adalah sebagai struktur pendukung lensa.
h. Vitreous Humor
Vitreous humor, disebut juga badan vitreous, adalah gel yang mengisi ruang antara lensa mata
dan retina di dalam bola mata. Vitreous humor berfungsi untuk mengisi ruang antara retina dan
lensa.
i. Saraf Optik
Saraf optik berfungsi untuk meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina menuju
ke otak. Saraf ini penting agar kita dapat menentukan bagaimana bentuk suatu benda yang kita
lihat. Jika syaraf optik ini rusak dapat mengakibatkan kebutaan mata.
j. Bintik Kuning
Bintik kuning adalah salah satu bagian mata yang paling sensitif terhadap cahaya. Jika bayangan
benda jatuh pada bintik kuning, maka benda akan terlihat jelas. Sebaliknya, jika bayangan benda
jatuh sebelum atau sesudah bagian ini, maka benda tersebut akan terlihat kabur atau tidak begitu
jelas.
k. Bintik Buta
Bintik buta (blind spot) adalah bagian mata yang tidak sensitif terhadap cahaya. Jika bayangan
benda jatuh pada bintik buta, maka benda tidak dapat terlihat jelas oleh mata.
l. Otot Mata
Otot mata adalah bagian mata yang berfungsi membantu cara kerjanya lensa mata dalam
membuat lensa mencembung atau memipih, atau yang dikenal sebagai daya akomodasi mata.
Otot mata menyangga lensa mata dan bentuknya mirip kristal
m. Sklera
Sklera merupakan bagian mata yang berupa dinding putih mata dan disebut sebagai selaput putih.
Bagian mata sklera ini memiliki ketebalan rata-rata sekitar 1 mm, dan bisa juga menebal sampai
3 mm disebabkan karena adanya otot irensi. Fungsi sklera adalah untuk melindungi struktur mata
dan membantu mempertahankan bentuk mata.

2. Daya Akomodasi Mata


Daya akomodasi mata adalah kemampuan otot siliar untuk menebalkan atau memipihkan
kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat mata.
Sumber: roboguru.ruangguru.com

Gambar 1.3 Penampang mata saat mata tidak berakomodasi dan mata berakomodasi
Manusia memiliki 2 (dua) batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan), yaitu titik dekat mata
dan titik jauh mata.
a. Titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata yang masih
dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (emetropi) titik dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm
(untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak
baca normal (Sn = 25 cm). Ketika mata melihat pada titik dekat, mata dalam keadaan akomodasi
maksimum.
b. Titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata yang masih dapat
dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah "tak terhingga" (Sr = ~). Ketika
mata melihat titik jauh tak hingga, mata tak berakomodasi.

3. Cacat Mata
Seperti organ lain pada umumnya, kesehatan mata bisa terganggu bahkan hingga menyebabkan
kecacatan. Berikut ini beberapa jenis cacat mata pada manusia.
a. Miopi (rabun jauh)
Miopi adalah gangguan pada penglihatan yang menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat
kabur, tetapi tidak ada masalah melihat objek yang letaknya dekat. Miopi atau rabun jauh dikenal
juga dengan istilah mata minus.
b. Hipermetropi (rabun dekat)
Hipermetropi adalah gangguan penglihatan jarak dekat. Pada penderita hipermetropi, objek yang
jauh terlihat jelas, tetapi objek yang dekat justru terlihat tidak jelas atau buram.
c. Presbiopi (mata tua)
Presbiopi adalah menurunnya kemampuan mata melihat objek yang dekat secara bertahap.
Kondisi ini terjadi secara alami sebagai bagian dari proses penuaan.
d. Astigmatisme (mata silinder)
Astigmatisme adalah gangguan penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa
mata. Kondisi ini menyebabkan pandangan kabur atau menyimpang, baik dalam jarak dekat
maupun jauh.
e. Buta Warna (color blind)
Buta warna adalah kondisi mata yang tidak mampu mata melihat warna secara normal. Penderita
penyakit ini sulit membedakan warna tertentu (buta warna parsial) atau bahkan seluruh warna
(buta warna total).
f. Rabun Senja (nyctalopia)
Rabun senja adalah gangguan mata yang menyebabkan penderitanya sulit melihat pada malam
hari atau saat berada di tempat yang gelap. Rabun senja bukan merupakan suatu penyakit, tetapi
gejala yang disebabkan oleh penyakit tertentu.
g. Katarak
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya,
katarak berkembang perlahan dan lama-kelamaan akan mengganggu penglihatan dan membuat
pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut. Penyakit mata ini merupakan penyebab
kebutaan utama di dunia yang dapat diobati.
h. Mata Juling
Mata juling adalah kondisi ketika posisi kedua mata tidak sejajar dan melihat ke arah yang
berbeda. Meski paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak, kondisi ini bisa dialami oleh siapa
saja dari semua kelompok usia. Mata juling juga dapat terjadi pada satu atau kedua mata.
B. KACA MATA
Kacamata merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu melihat pada orang yang
memiliki cacat mata, baik itu rabun jauh, rabun dekat, ataupun mata silindris. Kacamata terdiri dari
lensa (tergantung jenis cacat matanya), frame atau kerangka yang menyangga lensa. Kacamata
berfungsi dengan cara mengatur bayangan agar jatuh tepat di retina, dengan cara menjauhkan titik
jatuh bayangan pada penderita rabun jauh dan mendekatkan titik jatuh bayangan pada penderita rabun
dekat.

Sumber: academy.snapask.com

Gambar 1.4 Ilustrasi penggunaan lensa pada penderita hipermetropi dan miopi

Jauh dekatnya bayangan terhadap lensa (kacamata) yang digunakan tergantung pada letak
objek, jarak fokus lensa, dan kekuatan atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa dirumuskan dengan:

1
P=
f
dimana:
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)
f = jarak fokus lensa (meter)
Untuk mencari jarak fokus lensa, kita bisa mendapatkannya dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
1 1 1
= +
f s s'
dimana:
s = jarak benda ke lensa (meter)
s’ = jarak bayangan ke lensa (meter)

C. KAMERA
Kamera merupakan alat untuk menghasilkan foto. Ada 2 (dua) jenis kamera yang umum
dikenal, yaitu kamera digital dan kamera analog. Saat ini yang akan dibahas adalah kamera analog.
Kamera analog terdiri atas sebuah lensa cembung, diafragma, dan film. Cara kerja kamera hampir
sama dengan cara kerja mata, yakni cahaya masuk difokuskan oleh lensa dan kemudian ditangkap
oleh retina yang merupakan film pada kamera. Lensa pada kamera dapat diubah-ubah letaknya
sedemikian agar bayangan yang dibentuk lensa selalu terletak tepat pada film. Sifat bayangan yang
dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Rumus untuk mencari titik fokus pada lensa
kamera sama seperti yang kita gunakan pada lensa (kacamata) di atas.

Sumber: www.fisikabc.com

Gambar 1.5 Proses pembentukan bayangan pada kamera

Persamaan bagian-bagian kamera dengan bagian-bagian mata adalah sebagai berikut.


Bagian-Bagian Kamera Bagian-Bagian Mata Fungsi
Lensa kamera Lensa mata Memfokuskan bayangan
Diafragma dan shutter Iris dan upil Mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk
Film kamera Retina Tempat terbentuknya bayangan
Gerakan maju mundurnya Akomodasi mata Memfokuskan bayangan agar
lensa kamera jatuh di film/retina
KEGIATAN PEMBELAJARAN II
LUP DAN MIKROSKOP

TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran II, peserta didik diharakan mampu menganalisis cara
kerja pembentukan bayangan pada lup dan mikroskop.

A. LUP
Lup atau kaca pembesar merupakan alat optic yang hanya terdiri dari satu lensa positif dan
berfungsi untuk memperbesar ukuran bayangan yang terbentuk di retina. Lup sebenarnya merupakan
lensa cembung yang diletakkan antara mata dengan benda yang akan diamti. Terdapat 2 (dua) cara
dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.
Sekarang coba Anda perhatikan gambar berikut ini!

Sumber: fisikahepi.hepidev.com

Gambar 2.1 Pengamatan menggunakan lup untuk mata berakomodasi


Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik dekat
pengamat (s = sn) sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang α. Pada gambar (b), seorang
pengamat menggunakan lup dimana benda diletakkan di antara titik O dan F (ruang I) dan diperoleh
bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s’ = sn).
Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu β, maka mata pengamat berakomodasi
maksimum. Untuk jenis mata normal (emetropi) dan berakomodasi maksimum, bayangan yang
terbentuk berada pada jarak baca normal (s n) yaitu 25 cm. oleh karena itu, perbesaran bayangan pada
lup mata berakomodasi maksimum dapat dituliskan sebagai berikut.

sn sn
M= = +1
s f
dimana:
M = perbesaran bayangan (kali)
f = jarak fokus lup (meter)
sn = jarak baca normal (25 cm)
Menggunakan lup untuk mengamati benda dengan mata berakomodasi maksimum cepat
menimbulkan lelah. Oleh karena itu, pengamatan dengan menggunakan lup sebaiknya dilakukan
dengan mata tak berakomodasi (mata dalam keadaan rileks). Menggunakan lup dengan mata tak
berakomodasi dapat diperoleh bila benda diletakkan pada titik fokus lup (s = f). Perhatikan gambar
berikut ini.

Sumber: www.fisikabc.com
Gambar 2.2 Pengamatan menggunakan lup untuk mata tak berakomodasi

Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan terbentuk di tak terhingga (s’ = ~) dan benda
terletak di titik fokus (s = f) sehingga perbesaran bayangan yang dibentuk lup untuk mata tak
berakomodasi adalah sebagai berikut.
sn
M=
f
dimana:
M = perbesaran bayangan (kali)
f = jarak fokus lup (meter)
sn = jarak baca normal (25 cm)

B. MIKROSKOP
Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat benda-benda kecil dengan perbesaran yang
lebih besar dari perbesaran lup (dapat mencapai lebih dari 100 kali lipat dari besar benda). Mikroskop
terdiri dari 2 lensa, yaitu lensa obyektif (dekat dengan benda yang akan diamati) dan lensa okuler
(dekat dengan mata pengamat). Lensa okuler bertindak sebagai lup. Ada 2 (dua) cara dalam
menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak
berakomodasi. Bayangan akhir yang dihasilkan oleh dua lensa dalam mikroskop bersifat maya,
diperbesar dan terbalik terhadap benda semula.

Sumber: www.fisikabc.com

Gambar 2.3 Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata berakomodasi


Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Agar mata pengamat dalam menggunakan
mikroskop tidak berakomodasi, maka lensa okuler harus diatur/digeser sedemikian rupa supaya
bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif tepat jatuh di titik fokus lensa okuler (f ok). Lukisan
bayangan untuk mata tak berakomodasi dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber: www.fisikabc.com

Gambar 2.4 Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata tidak berakomodasi

Perbesaran lensa objektif selalu sama baik digunakan pada saat pengamatan dengan mata
berakomodasi maksimum maupun mata tidak berakomodasi. Hal ini dikarenakan lensa objektif
digunakan untuk membentuk bayangan objek asli dan tidak berhubungan langsung dengan mata
pengamat.
KEGIATAN PEMBELAJARAN III
PERISKOP DAN TEROPONG

TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran III, peserta didik diharakan mampu menganalisis cara
kerja pembentukan bayangan pada periskop dan teropong.

A. PERISKOP

Sumber: maslatip.com

Gambar 3.1 Periskop pada kapal selam

Periskop adalah alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada
dalam sudut tertentu. Periskop digunakan pada tank dan kapal selam. Para navigator kapal di kapal
selam memanfaatkan periskop untuk mengamati gerak-gerik yang terjadi di permukaan laut. Bentuk
periskop cukup sederhana, yaitu berupa tabung yang dilengkapi dengan cermin/prisma pada ujung-
ujungnya.

Sumber: fisikaoptikyeni.blogspot.com

Gambar 3.2 Periskop sederhana menggunakan cermin, lensa, dan prisma optik

Cara kerja periskop sangat sederhana, yaitu diawali dengan masuknya cahaya pada kotak di
bagian depan dan diterima oleh cermin bagian atas. Cermin tersebut kemudian mengirimkan cahaya
yang diterima ke cermin yang disimpan di bagian bawah. Selanjutnya, cermin di bawah mengirimkan
cahaya menuju mata kita, sehingga kita dapat melihat disekeliling kita di dalam periskop sederhana.
Adapun pada model lain, periskop terdiri atas dua buah lensa cembung sebagai lensa objektif
dan lensa okuler serta dua buah prisma siku-siku sama kaki. Ketika seberkas cahaya mengenai lensa
objektif, cahaya tersebut akan diteruskan menuju prisma siku-siku pertama. Prisma siku-siku pertama
akan memantulkan berkas cahaya tersebut menuju ke prisma siku-siku kedua. Berkas cahaya yang
menembus prisma siku-siku kedua akan diteruskan ke lensa okuler.

B. TEROPONG
Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas. Teropong berfungsi mendekatkan benda ke
mata kita. Ada dua jenis teropong, yaitu:
1. Teropong bias, terdiri dari beberapa lensa untuk membiaskan sinar yang datang dari benda.
Beberapa contoh teropong bias, yaitu teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma,
teropong panggung.
2. Teropong pantul yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa sebagai pemantul dan pembias sinar
datang.

TEROPONG BINTANG

Sumber: ahmaddahlan.net

Gambar 3.3 Teropong bintang


Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-benda langit, seperti bintang, planet dan
asteroid. Teropong bintang menggunakan dua lensa cembung satu sebagai lensa objektif dan yang
lainnya sebagai lensa okler. Jarak fokus lensa objektif lebih panjang daripada jarak fokus lensa
okulernya (fob > fok) dimana kedua titik fokus tersebut saling berimpit. Prinsip kerja teropong bintang
sama dengan prinsip kerja mikroskop pada saat mata tak berakomodasi. Bayangan benda langit yang
sangat jauh (sob = ~) akan berada di titik fokus lensa objektif (s’ ob = fob). Bayangan dari lensa objektif
menjadi benda bagi lensa okuler.
Titik fokus lensa okuler berimpit dengan titik fokus lensa objektif, berarti bayangan dari lensa
objektif tadi berada di titik fokus lensa okuler. Oleh lensa okuler, bayangan dari lensa objektif akan
dibiaskan lagi hingga terbentuk bayangan akhir di tak berhingga. Dengan demikian, mata dapat
mengamatinya tanpa berakomodasi.
Sumber: fisikazone.com

Gambar 3.4 Pembentukan bayangan pada teropong bintang

Perbesaran bayangan pada teropong bintang untuk mata tak berakomodasi dapat ditentukan dengan
rumus:
f ob
M=
f ok

Panjang teropong bintang adalah jarak antara lensa objektif dan okulernya, dengan rumus:

L=f ob + f ok

TEROPONG BUMI
Teropong bumi digunakan untuk melihat benda-benda di permukaan bumi. Teropong bumi
terdiri atas tiga lensa cembung yang masing-masing berperan sebagai lensa objektif, lensa pembalik,
lensa okuler. Lensa pembalik berfungsi membalik bayangan dari lensa objektif agar teramati seperti
keadaan aslinya oleh lensa okuler
Sumber: fisikazone.com

Sumber: fisikazone.com

Gambar 3.5 Pembentukan bayangan pada teropong bumi

Selain keberadaan lensa pembalik, prinsip kerja teropong bumi sama dengan prinsip kerja teropong
bintang. Perbesaran bayangan pada teropong bumi juga dapat ditentukan dengan rumus:

f ob
M=
f ok

Namun, rumus perhitungan panjang teropong bumi berbeda dengan rums perhitungan panjang
teropong bintang. Hal ini karena adanya lensa pembalik. Panjang teropong bmi dapat ditentukan
dengan rumus:

L=f ob + f ok
Dengan fp adalah jarak fokus lensa pembalik.
LKPD 01
MEMBUAT PERISKOP SEDERHANA

A. MEMBUAT PERISKOP SEDERHANA


Topik : Membuat Periskop Sederhana
Tujuan : Menerapkan prinsip kerja alat optik pada periskop
Alat dan bahan:
1. Kardus bekas
2. Cermin datar (2 buah)
3. Lem/selotip
4. Busur derajat
5. Gunting
6. Kertas biasa atau kertas koran maupun kertas pembungkus kado
Langkah kerja:

1. Bagi kardus bekas menjadi 5 bagian. Dua bagian sama besar dengan ukuran masing-masing
30 cm x 6 cm. Dua bagian sama besar dengan ukuran 30 cm x 4 cm dan satu bagian lagi
berukuran 30 cm x 2 cm (untuk menyatukan persegi panjang sebagai badan periskop).
2. Buat 2 lubang berbentuk lingkaran pada bagian depan dan belakang periskop (gambar ke-2).
Lubang bagian atas depan nantinya sebagai lubang yang melihat langsung ke objek yang
akan dilihat sedangkan lubang bagian belakang bawah adalah sebagai tempat untuk kita
mengamati.
3. Buat 4 lubang berbentuk persegi panjang pada samping kanan dan kiri, atas dan bawah.
Lubang ini nantinya berguna untuk menempatkan 2 buah cermin datar. Kemiringan lubang
ini adalah 45°. Agar pas kemiringannya, gunakan busur untuk mengukur derajat
kemiringannya (gambar ke-3).
4. Satukan bagian-bagian periskop menggunakan selotip atau lem sehingga membentuk
bangun persegi panjang dengan ukuran 30 cm x 6 cm x 4 cm (gambar ke-4).
5. Selipkan cermin datar pada celah bersudut dan rekatkan dengan selotip. Salah satu cermin
menghadap ke atas dan yang lainnya menghadap ke bawah. Perhatikan saat memasang
kedua cermin, yakni harus saling berhadapan agar nantinya dapat memantulkan bayangan
objek sesuai dengan konsep cara kerja periskop.

Catatan: Peserta didik boleh membuat perikop sederhana dengan menggunakan alat dan bahan
serta langkah kerja yang berbeda, dengan syarat periskop dapat berfungsi dengan baik.
B. VIDEO DOKUMENTASI
Buat video dokumentasi pembuatan periskop sederhana dengan syarat sebagai berikut.
1. Video dokumentasi maksimal berdurasi 15 menit.
2. Video dokumentasi wajib memuat beberapa bagian, yaitu:
a. Perkenalan anggota kelompok
b. Alat dan bahan
c. Dokumentasi langkah kerja (step by step)
d. Penjelasan mengenai bagian-bagian periskop, fungsi setiap bagian periskop, dan proses
terbentuknya bayangan pada periskop.
e. Uji coba periskop sederhana
3. Video dokumentasi diunggah pada channel Youtube.
4. Link video dokumentasi yang telah diunggah kemudian dikirimkan kepada guru melalui
aplikasi Whatsapp sesuai batas waktu yang telah disepakati.

C. PRESENTASI HASIL KARYA


Hasil karya (periskop sederhana) dipresentasikan secara berkelompok pada pertemuan
selanjutnya dengan aturan sebagai berikut.
1. Setiap kelompok melakukan presentasi secara bergantian sesuai urutan yang telah
disepakati.
2. Durasi presentasi adalah 10 menit untuk setiap kelompok.
3. Setiap anggota kelompok wajib memiliki peran dalam mempresentasikan hasil karyanya.
4. Setelah presentasi, akan dilakukan sesi tanya-jawab baik antara guru dengan peserta didik
maupun antara sesama peserta didik.
5. Setiap anggota kelompok menyiapkan kesimpulan untuk presentasi dan tanya-jawab yang
telah dilakukan.
6. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil karya, presentasi hasil karya, serta keaktifan
dalam sesi tanya-jawab.
LKPD 02
MEMBUAT TEROPONG SEDERHANA

A. MEMBUAT TEROPONG SEDERHANA


Topik : Membuat Teropong Sederhana
Tujuan : Menerapkan prinsip kerja alat optik pada teropong
Alat dan bahan:

Sumber: www.guruamir.com

1. Tiga buah kardus bebentuk pipa/cardboard dengan panjang masing-masing 30 cm dan


ukuran diameter berbeda (6.8 cm, 6.4 cm, dan 6 cm).
2. Lensa Cekung-Cekung (konkaf-konkaf) dengan panjang fokus 4 cm dan diameter 1,8 cm
sebagai lensa okuler.
3. Lensa Cekung-Cembung (konkaf-konveks) dengan panjang fokus 70 cm dan diameter 6,7
cm sebagai lensa objektif.
4. Dudukan lensa
5. Lem

Langkah kerja:
1. Siapkan cardboard kemudian susun seperti pada gambar berikut. Diameter yang berbeda
bertujuan agar cardboard dapat digeser untuk menyesuaikan fokus teropong.

Sumber: www.guruamir.com
2. Tempel lensa okuler pada dudukannya seperti terlihat pada gambar berikut.

Sumber: www.guruamir.com

3. Tempel lensa okuler yang sudah diletakkan pada dudukannya pada ujung teleskop seperti
pada gambar berikut.

Sumber: www.guruamir.com
4. Tempelkan juga lensa objektif pada ujung cardboad yang satunya lagi. pastikan bahwa lensa
objektif berada di bagian luar cardboard.
5. Teleskop sederhana sudah selesai dan siap digunakan.

Catatan: Peserta didik boleh membuat teropong sederhana dengan menggunakan alat dan bahan
serta langkah kerja yang berbeda, dengan syarat teropong dapat berfungsi dengan baik.

B. VIDEO DOKUMENTASI
Buat video dokumentasi pembuatan teropong sederhana dengan syarat sebagai berikut.
1. Video dokumentasi maksimal berdurasi 15 menit.
2. Video dokumentasi wajib memuat beberapa bagian, yaitu:
a. Perkenalan anggota kelompok
b. Alat dan bahan
c. Dokumentasi langkah kerja (step by step)
d. Penjelasan mengenai bagian-bagian teropong, fungsi setiap bagian teropong, dan proses
terbentuknya bayangan pada teropong.
e. Uji coba teropong sederhana
3. Video dokumentasi diunggah pada channel Youtube.
4. Link video dokumentasi yang telah diunggah kemudian dikirimkan kepada guru melalui
aplikasi Whatsapp sesuai batas waktu yang telah disepakati.
C. PRESENTASI HASIL KARYA
Hasil karya (teropong sederhana) dipresentasikan secara berkelompok pada pertemuan
selanjutnya dengan aturan sebagai berikut.
1. Setiap kelompok melakukan presentasi secara bergantian sesuai urutan yang telah
disepakati.
2. Durasi presentasi adalah 10 menit untuk setiap kelompok.
3. Setiap anggota kelompok wajib memiliki peran dalam mempresentasikan hasil karyanya.
4. Setelah presentasi, akan dilakukan sesi tanya-jawab baik antara guru dengan peserta didik
maupun antara sesama peserta didik.
5. Setiap anggota kelompok menyiapkan kesimpulan untuk presentasi dan tanya-jawab yang
telah dilakukan.
6. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil karya, presentasi hasil karya, serta keaktifan
dalam sesi tanya-jawab.

Anda mungkin juga menyukai