PERTEMUAN I BENTUK NEGARA, Ambo Esa
PERTEMUAN I BENTUK NEGARA, Ambo Esa
PERTEMUAN I BENTUK NEGARA, Ambo Esa
AMBO ESA.SH.,MH
BENTUK NEGARA
A. PENGANTAR
peninjauan secara sosiologis dan yuridis. Dari segi sosiologis, yang melihat
mengenai bentuk negara. Akan tetapi dari segi yuridis yang melihat bangunan
pemerintahan.
Kondisi ini mengakibatkan tidak adanya kesepakatan antara para sarjana dalam
Misalnya, beberapa sarjana menyatakan bahwa bentuk negara adalah kerajaan dan
negara kesatuan atau negara federal. Bahkan, ada yang memberi arti sama antara
menemukan relevansinya.
Dalam tulisan ini, bentuk negara diartikan sebagai susunan negara, yang
fokus utama dalam masalah ini adalah bagaimanakah kekuasaan itu dijalankan di
dalam wilayah negara yang bersangkutan. Jadi bentuk negara di sini dibahas
dalam pembahasan bab lain akan menggunakan istilah sistem pemerintahan. Oleh
sebab itu kajian mengenai bentuk negara dibatasi ke pada 2 bentuk negara yang
lazim dikenal dalam literatur yaitu negara kesatuan (unitary state) dan negara serikat
(federal state).
B. Negara Kesatuan
pemerintahan di tingkat lokal. Model ini dianut di Inggris dan Jepang. Kedua, central
representative model. Pada model ini dicirikan adanya dua badan pemerintahan
lokal. Kedua badan itu bersifat pararel dalam menjalankan urusan pemerintahan.
Model ini dijalankan di negara Swedia, Spanyol, dan Denmark. Ketiga, unification
Keempat, mixed model. Model ini dianut di Prancis. Dalam model ini, ada tiga
kategori organ yang melaksanakan wewenang, yaitu: (i) badan yang didirikan oleh
pemerintah lokal; (ii) perwakilan pemerintah pusat, baik dalam distrik maupun
Paling tidak ada lima ciri negara kesatuan. Pertama, hanya ada satu konstitusi
yang berlaku di seluruh negara yang bersangkutan. Kedua, ada satu pemerintahan
di tingkat pusat yang berdaulat. Ketiga, seluruh penduduk hanya mempunyai satu
negeri.
daerah (sebagai bagian atau satuan teritorial negara yang “lebih kecil”) di bidang
otonomi bersifat administrasi negara. Jadi, kekuasaan asli (original power) melekat
kepada negara, yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah pusat. Oleh sebab itu,
penyerahan kekuasaan oleh negara, dalam hal ini pemerintah pusat, untuk menjadi
urusan rumah tangga daerah suatu urusan pemerintahan kepada daerah. Dalam
urusan rumah tangga satuan otonomi, yang akan menentukan juga sifat (luas atau
terbatas) atas suatu otonomi. Memang, dalam konteks negara kesatuan, persoalan
hubungan dengan satuan otonomi “yang lebih rendah” tidak saja mencakup praktik
penentuan urusan otonomi, tetapi juga menyangkut perosalan hubungan keuangan,
pemerintahan di daerah.
Negara kesatuan sering dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu negara kesatuan
dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Ciri
pemerintah daerah untuk ikut terlibat langsungdan mandiri dalam rangka mengelola
diperdebatkan sejak lama dan ditilik dari segi pertumbuhan pemahamannya, telah
mendapatkan perhatian khusus dan telah diartikulasi sebagai konsep yang paling
perluasan kajian, di mana desentralisasi tidak lagi menjadi monopoli fokus ilmu
politik dan administrasi negara saja, tetapi telah menarik perhatian disiplin yang lain.
local government. Dalam perspektif yang lebih luas, Rondinelli dan Cheema
yang disorot dalam aspek teknik, spasial, dan administratif, sebagai elemen utama.
oleh Rondinelli dan Cheema di atas tidak menggambarkan secara penuh persoalan
hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Saya setuju dengan Slater, ketika
mengatakan bahwa aspek penting yang dilupakan oleh definisi kedua pakar tersebut
Lugasnya, definisi itu mengabaikan the territorial dimension of state power, seperti
kekuasaan secara hukum untuk melaksanakan fungsi yang spesifik maupun risudal
functions to staff of a central department who are situated outside the headquarters
pendapat Parson, Syarif Hidayat dan Bhenyamin Hoessen menyatakan bahwa dari
central rulling group with other groups each having authority within a specefic area
the state.
C. Negara Federal
Kata “federal” berasal dari bahasa Latin foedus, yang berarti perjanjian. Kata ini
kerja sama, khususnya dalam rangka pertahanan. Perjanjian itu harus saling
Riker, ikatan federasi pada mulanya digunakan untuk mencapai tujuan militer, yang
bebas dan penggunaan mata uang tunggal. Perjanjian itu yang kemudian dikenal
federal, harus dipenuhi dua syarat. Pertama, adanya perasaan sebangsa di antara
kesatuan- kesatuan politik yang hendak membentuk federasi dan, kedua, adanya
keinginan untuk membentuk ikatan yang terbatas. Jika ikatan itu dilakukan secara
Dalam negara federal, sering dijumpai ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, satu
wilayah negara terbagi atas negara- negara bagian. Kedua, ada kedaulatan ganda,
amat minimal.
berlangsung dalam bentuk kooperatif apabila ditemua lima ciri khas. Pertama,
bergeser dari koordinatif menjadi kooperatif. Hal ini disebabkan oleh minimal tiga
urusan pemerintahan tidak dilaksanakan secara kaku menurut list wewenang dalam
pemerintahan.
Dalam buku teks mengenai federalisme, umum dijumpai pembagian model
negara federal dalam tiga model. Pertama, model Amerika Serikat. Dalam model ini,
dalam ketentuan konstitusi, sedangkan selebihnya yang dikenal sebagai kept power
merupakan wewenang negara bagian. Kedua, model Kanada. Dalam model ini,
model India. Dalam model ini, baik wewenang pemerintah federal maupun
wewenang pemerintah negara bagian diatur secara rinci di dalam konstitusi, diikuti
yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Salah satu variasi dari asymetrci federalism
adalah seperti praktik di Belgia, di mana federasi ditentukan oleh dua hal yaitu
konflik dan penggunaan bahasa. Wilayah Belgia yaitu Flanders, Wallonia, dan
masing merupakan tempat konsentrasi etnis tertentu. Pola semacam ini lahir karena
ada dominasi mayoritas dan perlawanan minoritas. Hal ini dipraktikkan di India,
Afrika Selatan, Spanyol, dan Kanada; seperti juga praktik di bekas Yugoslavia,
TERIMA KASIH