Makalah Metode Diskusi Untuk Mata Kuliah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Metedologi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Murjaya, S.Pd.I., M.Ag

Disusun Oleh:

Hesti Anggraini : 221421035

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAHMANIYAH SEKAYU

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T atas selesainya makalah ini yang

berjudul:” Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ”. Makalah ini
telah saya susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar proses pembuatan laporan ini

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi siapa saja yang mambacanya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,
saya selaku penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................I

DAFTAR ISI.....................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


B. Rumusan Masakah...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

1. Penegertian Metode Diskusi....................................................................................3


2. Ciri-Ciri Dan Karakteristik Metode Diskusi............................................................4
3. Tujuan Metode Diskusi Dalam Belajar-Mengajar...................................................4
4. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi.....................................................5
5. Jenis-Jenis Metode Diskusi......................................................................................5
6. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Diskusi..........................................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................................9


A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian
tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu
metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor
guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode
mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi
menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang
“kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di
tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak
menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak
terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi
mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan
menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada
metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam
situasi dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa
metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti
metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode campuran.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian diskusi dan metode diskusi?
b. Apa cirri-ciri dan karakteristik metode diskusi?
c. Apat tujuan metode diskusi dalam belajar-mengajar?
d. Apa saja langkah-langkah dalam diskusi?
e. Apa saja jenis-jenis model diskusi?
f. Apa kelebihan dan kekurangan metode diskusi?

C. Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini diharapkan para mahasisiwa mampu memahami dan
menerapkan diskusi dengan baik.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Metode Diskusi


Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang
diskusi:
 Arends (1997)
Diskusi dan diskursus sebagai komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang
lain, saling berbagi gagasan dan pendapat.
 Kamus Bahasa Indonesia
Diskursus dan diskusi hampir identik, yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara
lisan, teratur, dan untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu.
 Suryo Subroto (1997:179)
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam
satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-
sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi
maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin
mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1994)
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan
kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain : 2006). Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran
melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai
(Semiwan, 9990:76).Sedangkan menurut Suryosubroto (1997:179) mengemukakan
metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru
memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu
persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara
bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.
Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang
lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan
masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
2. Ciri-Ciri dan Karakteristik Metode Diskusi
Soetomo (1993: 153) menyebutkan bahwa “metode diskusi merupakan suatu metode
pengajaran yang mana guru memberikan suatu persoalan (masalah) kepada murid,
dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk meme-cahkan masalah
itu dengan teman-temannya”.Dalam kelompok diskusi siswa saling tukar informasi
tentang permasalahan yang sedang dibahas.Perbedaan pendapat sering terjadi.
Semakin banyak yang beda pendapat, maka keadaan diskusi akan semakin hidup.
Slameto (1991: 101) menyebutkan bahwa “diskusi kelompok ialah per-cakapan yang
direncanakan atau dipersiapkan di antara tiga orang siswa atau lebih tentang topik
tertentu dengan seorang pemimpin”.Percakapan diartikan sebagai adanya pendapat
dari masing-masing anggota kelompok dalam ikut memberikan alternatif pemecahan
masalah sesuai dengan pikirannya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa metode diskusi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terdiri dari beberapa orang, bisa lebih dari tiga orang.
b. Ada permasalahan yang sedang dicarikan solusi pemecahannya.
c. Ada yang menjadi pemimpin.
d. Ada proses tukar pendapat atau informasi.
e. Menghasilkan rumusan alternatif pemecahan masalah yang sedang dibahas.
3. Tujuan Metode Diskusi dalam Belajar-Mengajar
a. Menanamkan dan mengembangkan keberanian untuk mengemukakan pendapat
sendiri.
b. Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan pendapat yang mungkin saja
berbeda antara satu dengan yang lain.
c. Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah.
d. Memberikan kehidupan kelas yang lebih mendekati kegiatan hidup yang sebenarnya
4. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi menurut Hasibuan (1985) dan
Sastrawijaya (1988)adalah sebagai berikut:

a. Guru mengemukkan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan


pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
b. Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi memilih pimpinan diskusi
(ketua, sekretaris, pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana,dan
sebagainya dengan bimbingan guru.Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan
siswa yang :
a) Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan
b) "Berwibawa" dan disenangi oleh teman-temannya
c) Lancar berbicara
d) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis
Tugas pimpinan diskusi antara lain :
a) Pengatur dan pengarah diskusi
b) Pengatur "lalu lintas" pembicaraan
c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
c. Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masng, sedangkan guru
berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban,
serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok berpartisipasi
aktif dan diskusi dapat berjalan lancar. Setiap siswa hendaknya, mengetahui
secara persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi.
d. Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi dilaporkan
ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan
ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru menyimpulkan laporan
hasil diskusi dari setiap kelompok.
5. Jenis-Jenis Metode Diskusi
Jenis-jenis diskusi menurut Hasibuan (1985) yaitu :
1) Whole group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi.Whole group yang ideal apabila jumlah
anggota tidak lebih dari 15 orang.
2) Buzz group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5
orang.Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran
dengan mudah.Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran
dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan
pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.Hasil belajar yang diharapkan
ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-
beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang
diperoleh masing-masing.Dengan demikian masing-masing individu dapat saling
memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat
dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.
3) Panel
Suatu kelompok kecil, biasanya3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu,
duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang
moderator.Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga
secara tidak langsung (misalnya panel di televisi).Pada suatu panel yang murni,
audience tidak ikut serta dalam diskusi.
4) Syndicate group
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok klecil terdiri dari 3-6
orang.Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru
menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas:ia menggambarkan aspek-
aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk
mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-
sumber informasi lain.Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca
bahan, berdiskusi, dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat.Tiap
laporan dibawa ke sidang pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.
5) Brain Storming group
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera.Setiap anggota
kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar
anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa
percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang
dianggap benar.
6) Simposium
Beberapa orang membahas tentang berbnagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan
membacakan di muka peserta symposium secara singkat (5-20 menit).Kemudian
diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari
pendengar.Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia
perumus sebagai hasil simposium.
7) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan
subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan
perdebatan normal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat
problematic, bukan yang bersifat aktual.
8) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari
audience. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu
manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari
siswa atau mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau
mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan pertama.
9) Fish bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi
untuk mengambil suatu keputusan.Tempat duduk diatur merupakan setengah
lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta
diskusi.Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah
melihat ikan yang berada dalam sebuahmangkuk(fishbowl). Sedang kelompok
diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran
dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilakan
berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah selesai
berbicara.

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi


a. Kelebihan
a) Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM.
b) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing.
c) Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah.
d) Dengan mengajukan dan mempertahankan dalam diskusi diharapkan para
siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
e) Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa

b. Kekurangan
a) Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya
sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya.
b) Suatu diskusi memerlukan keteramilan-keterampilan tertentu yang belum
pernah dipelajari sebelumnya.
c) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang
“menonjol”.
d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
f) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah
pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.
g) Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan mempengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi
suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara
bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam
diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain,
mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan
masalah yang ditinjau dari berbagai segi.

b. Saran
Dalam proses belajar mengajar disarankan untuk sesering mungkin
menerapkan metode diskusi, dikarenakan dengan metode ini sangat berperan penting
bagi siswa dalam memahami setiap mata pelajaran. Dengan tukar pendapat dalam
diskusi memungkinkan siswa untuk menyampaikan aspirasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bima Aksara. Al-
Darimi, Abi Muhammad Abdillah bin Abdurrahman bin Bahram. t.t. Sunan al-Darimi, Juz 1.
Beirut: Dar al-Fikr. Daradjat, Zakiah, et al., 2001. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Bumi Aksara. cet. Ke- 2. Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta. Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
K., Roestiyah N., 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. ke –4. Shihab,
M. Quraish. 2002. Tafsir alMishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Volume 2.
Jakarta: Lentera Hati.

Anda mungkin juga menyukai