Fiqih Ibadah - Kel.6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

SHOLAT JAMA’ DAN SHOLAT QASHAR

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah yang diampu oleh
Dosen Moch. Cholid Wardi, M.H.I.

Di Susun Oleh:

Kelompok 6

Allifna Miabila (23383052015)


Anna Unzila (23383052018)
Annisa Salsabila (23383052019)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta
pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad saw yang senantiasa kita nanti-nantikan syafa’atnya di
dunia dan di akhirat.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah,
dengan adanya makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat dan edukasi
kepada kita semua. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Fiqih Ibadah yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menyusun makalah ini.
Namun tidak dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengucapkan mohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekurangan di
dalamnya dan kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca sehingga di kemudian hari kami dapat memperbaikinya menjadi lebih
baik lagi.

Pamekasan, 22 Mei 2024

Penyusun
(Kelompok 6)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Makalah ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2


A. Pengertian sholat jama’ dan sholat qashar ........................................ 2
B. Syarat-syarat sholat jama’ dan sholat qashar .................................... 4
C. Konsep rukhshah dalam fiqih ........................................................... 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 7


A. Kesimpulan ....................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sholat adalah kewajiban dalam islam yang paling utama dan menjadi pilar
agama yang paling agung, agama tidak akan tertegak tanpanya. Sholat merupakan
rutinitas ibadah yang tetap saja dilakukan dalam kondisi apapun, apakah itu dalam
kondisi sehat ataupun sakit, ketika menetap disuatu tempat maupun ketika
diperjalanan. Dalam kondisi tertentu sholat tidak dapat didirikan secara normal
karena ada halangan yang menyebabkan ianya tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana kondisi normal. Orang yang sakit sehingga tidak mampu berdiri,
maka sholat dalam kondisi duduk adalah sebuah rukhsah,1 begitu juga dengan
mereka yang dalam kondisi safar, terdapat ketentuan untuk memendekkan,
menghimpun (jama’).

Menjama’ dan mengqashar shalat termasuk rukhsah (kelonggaran atau


keringanan) yang diberikan allah swt kepada hambanya karena adanya kondisi
yang menyulitkan bila sholat dilakukan dalam keadaan biasa, rukhsah ini
merupakan shodaqoh dari allah swt yang dianjurkan untuk diterima dengan
ketawadhu’an, namun jika ada musafir yang tidak mengqashar shalatnya maka
shalatnya tetap sah hanya saja kurang sesuai dengan sunnah karena Nabi saw
senantiasa menjama’ dan mengqashar shalatnya saat melakukan safar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari sholat jama’ dan sholat qashar ?


2. Apa saja syarat sholat jamak’ dan sholat qashar ?
3. Bagaimana konsep rukhsah dam fiqih?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian shlat jama’ dan sholat qashar
2. Untuk mengetahui syarat sholat jama’ dan sholat qashar
3. Untuk mengetahui konsep rukhsah dalam fiqih
BAB II
1
Hafidz Abdurrahman, Ushul fiqh, (Bogor: Al-Azhar press, 2012)hlm. 74

1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat jamak dan sholat qashar
1. Sholat Jama’

Dalam agama Islam, khususnya hukum Islam ( fiqh ) juga dikenal adanya
istilah shalat jama’. Shalat jama’ merupakan salah satu bentuk rukhsah
(keringanan) yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada hambaNya
dikarenakan adanya sebab-sebab tertentu yang menjadi seseorang tidak dapat
melaksanakan shalat sebagaimana mestinya, yang telah diatur mengenai waktu
pelaksanaannya.

Shalat jama’ terdiri dari dua kata yaitu kata “shalat“ dan kata “jama’“ ,kata ini
berasal dari bahasa arab yaitu “jama’“. Secara etimologi kata jama’ berarti “
mengumpulkan atau menghimpun“.2 Dengan kata lain bahwa shalat jama’
merupakan penggabungan atau pengumpulan dua shalat fardhu untuk dikerjakan
dalam satu waktu.

Adapun definisi shalat jama’ menurut istilah yaitu seseorang yang shalat
mengumpulkan antara shalat Zhuhur dan Ashar secara jama’ taqdim pada waktu
shalat Zhuhur dengan mengerjakan shalat Ashar bersama shalat Zhuhur sebelum
waktu Ashar tiba, atau mengumpulkan antara shalat Zhuhur dan Ashar secara
jama’ ta’khir dengan mengakhirkan shalat Zhuhur sehingga keluar waktunya, dan
mengerjakannya bersama-sama dengan shalat Ashar (pada waktu shalat Ashar).
Begitu pula shalat Maghrib dan shalat Isya’ keduanya boleh dijama’, baik jama’
taqdim maupun jama’ ta’khir.3

Dengan demikian bahwa yang dimaksud shalat jama’ adalah mengumpulkan


atau menyatukan dua sholat yang dilakukan pada salah satu waktu dari kedua
sholat yang dikerjakan tersebut. sholat yang boleh dijamak ialah sholat zuhur
dengan sholat ashar serta sholat maghrib dengan shalat isya’ sedang shalat shubuh

2
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab- Indonesia Terlengkap, (Surabaya :
Pustaka Progresif, 1984), hlm. 208
3

2
tidak boleh dikerjakan secara jama’. Melaksanakan shalat dengan cara jama’ itu
terbagi kedalam dua cara, yaitu:4

a. Jama’ taqdim yaitu mengumpulkan dua sholat yang dikerjakan pada


waktu sholat yang pertama, misalnya mengumpulkan shalat zuhur
dengan ashar yang dikerjakan pada waktu shalat zuhur atau
mengumpulkan sholat maghrib dengan isya’yang dilakukan pada
waktu sholat maghrib.
b. Jama’ ta’khir yaitu mengumpulkan dua sholat yang dikerjakan pada
waktu sholat yang kedua, misalnya mengumpulkan sholat zuhur
dengan ashar yang dikerjakan pada waktu sholat ashar. Atau
mengumpulkan sholat maghrib dengan isya’ yang dilakukan pada
waktu sholat isya’.
2. Sholat qashar

Qashar secara bahasa pendek atau ringkas. Sholat qashar dalam istilah
hukum islam adalah meringkas shalat atau mengurangi jumlah raka’at sholat dari
empat raka’at menjadi dua raka’at. sholat qashar hanya bisa dilakukan sholat yang
empat rakaat yaitu zhuhur, ashar dan isya’.

Maksud adanya perintah untuk memperbolehkan shalat qoshor yakni agar


mempermudah umat muslim ketika bepergian untu meringkas shalat, dengan
syarat perjalannnnya harus dengan tujuan yang baik, da nada shalat yang tidak
bisa di qashar yakni shalat subuh, karena shalat subuh jumlah rakaatnya sudah
sedikit maka tidak perlu untuk di ringkas lagi

Seorang musafir bisa mulai mengqashar sholatnya sejak dia meninggalkan


tempat tinggalnya(kotanya), dia bisa terus mengqashar sholatnya sampai ia
piulang ke tempat tinggalnya, kecuali jika ia berniat untuk tinggal selama empat
hari atau lebih disuatu daerah yang disinggahinya, maka ia tidak boleh
mengqashar sholatnya dan harus mengerjakan sholatnya secara sempurna. Karena
dengan niat untuk tinggal seperti itu, pikirannya akan menjadi tenang dan akalnya
pun tenteram, sehingga tidak ada lagi alasan diperbolehkannya mengqashar sholat.

4
Saiful Hadi El-Sutha Buku panduan sholat lengkap, (Jakarta: WahyuMedia, 2012), hlm.64

3
Dalam hal sunnahnya untuk melakukan qashar, tidak ada perbedaan antara
musafir yang naik kendaraan dengan musafir yang mengendarai unta, mobil
ataupun pesawat terbang.5

B. Syarat-syarat sholat jama’ dan sholat qashar


1. Syarat-syarat sholat Jama’ Taqdim
a. Jarak perjalanan minimal 2 marhalah.
b. Dalam perjalanan yang diperbolehkan (bukan perjalanan haram).
c. Tertib (memulai dengan sholat pertama terlebih dahulu) niat
melakukan sholat dengan jama’ taqdim diawal sholat yang pertama.
Contoh: niat sholat dhuhur dengan jamak taqdim:
‫اصلى فرضى الظهر اربع ركعات مجموعا با العصر جمع تقديم هلل تعا لى‬
d. Waktu sholat yang pertama masih cukup untuk melaksanakan dua
sholat yang di jama’.
e. Melakukan sholat yang pertama dan sholat yang kedua secara
berkesenambungan menurut pandangan umum atau tidak melebihi
kadar sholat dua rakaat dengan cepat.
f. Ada dugaan sahnya sholat yaang pertama.
g. Masih dalam perjalanan hingga taqbiratul ihrom sholat yang kedua,
walaupun perjalanannnya tiba tiba terhenti ditengah tengah
sholatnya yang kedua.
h. Meyakini telah diperbolehkan jama’ sekiranya telah terpenuhi
seluruh syarat-syaratnya. 6
2. Syarat-syarat sholat jamak ta’khir7
a. Niat mengakhirkan pada waktu shalat yang pertama selama
waktunya masih mencukupi untuk shalat secara sempurna atau di
qashar. Apabila ia tidak berniat mengakhiran atau meniatkannya,
sedangkan sisa waktu tidak mencukupi untuk meunaikan shalat
maka ia melakukan kemaksiatan, dan shalatnya menjadi shalat
qadha, jika ia tidak mendapati satu rakaat dalam waktunya dan jika

5
Ibid, hlm 66
6
Zain bin ibrohim bin zain bin semith, taqriratus sadidah fil masailil mufidah (Surabaya:darul
‘ulum al- islamiyyah),hlm 319.
7
As-Sayis Ali, Syaihul Mahmud, Fiqih Tujuh Madzhab, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm 100

4
mendapati satu rakaat dalam waktunya maka shalat yang dilakukan
merupakan shalat ada‟ tetapi hukumnya haram
b. Safar masih berlangsung sampai dua shalat selesai dengan
sempurna apabila musafir menjadi muqimin (orang yang
bermukim) sebelum itu, maka shalat yang diniatkan untuk
diakhirkan menjadi shalat qadha.
3. Syarat-syarat sholat qashar
Solat qashar sah dilaksanakan apabila memenuhi syarat berikut:8
a. Perjalanan yang dilakukan itu bukan perjalanan maksiat
(terlarang).
b. Perjalanan itu berjarak jauh, kurang lebih jaraknya empat barid,
yang setara dengan 80,640 km.
c. Sholat yang diqashar itu ialah sholat adaan (tunai), bukan sholat
qadla. Adapun sholat yang ketinggalan di waktu dalam perjalanan,
boleh diqashar kalau di qadla dalam perjalanan; tetapi yang
ketinggalan sewaktu mukim tidak boleh di qadla dengan qashar
sewaktu dalam perjalanan.
d. Berniat qashar ketika takbiratul ihram

C. Konsep rukhsah dalam fiqih


Pada dasarnya, rukhs}ah adalah sebuah kodifikasi hukum yang diberikan
syari’at bagi mukallaf yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan taklif yang
dibebankan kepadanya. Dengan kata lain, rukhsah adalah sebuah formulasi hukum
yang telah berubah dari bentuk asalnya, karena mempertimbangkan obyek hukum,
situasi, kondisi, dan tempat tertentu.
Rukhsah dalam istilah merupakan satu dari sekian banyak bentuk
kemurahan Allah swt kepada manusia. Rukhsah dalam fiqih mengenai shalat
jama' dan sholat qashar adalah konsep keringanan yang diberikan oleh Islam
dalam beberapa situasi, seperti perjalanan (safar), hujan, dan sakit. Keringanan ini
berupa kemudahan dalam melaksanakan shalat, seperti mengumpulkan dua shalat

8
Ulfa Wulan Agustina, pendidikan agama islam dan budi pekerti, (Jombang: Universitas Wahab
Hasbullah, 2021),hlm 41-42

5
dalam waktu yang sama (jamak) atau mengurangi jumlah rakaat shalat dari empat
menjadi dua (qashar).
Rukhsah yang dimaksudkan disini adalah perubahan sesuatu dari yang
berat pada yang ringan atau yang lebih mudah, karena adanya satu sebab terhadap
hukum ashal.9

Sebagai contoh firman allah dalam QS. An-Nisaa’:101

‫َو ِٕاَذ ا َضَر ْبُتْم ِفى اَأْلْر ِض َفَلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َأْن َتْقُصُرْو ا ِم َن الَّص اَل ِة‬

“dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu
mengqashar shalat kamu”

Ayat tersebut memberi rukhsah (keringanan) pada orang yang sedang


dalam perjalanan untuk mengqashar shalat, yakni shalat yang empat raka’at
menjadi boleh dilakukan dua raka’at saja.

BAB III
PENUTUP

9
Basiq Djalil, Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta:PT Kharisma Putra Utama, 2014), hlm 47

6
A. Kesimpulan
Sholat jama’ dan qashar adalah keringanan (rukhsah) yang diberikan allah
kepada hambanya yang harus diterima oleh umat muslim sebagai shodaqoh dari
allah SWT. Dalam kondisi normal, shalat harus dilaksanakan secara terpisah-pisah
antara dhuhur dan ashar, dan antara maghrib dan isya', maka keringanan menjama'
diberikan karena adanya sebab tertentu.
Melaksanakan 2 shalat dalam 1 waktu disebut dengan shalat jama’, dengan
catatan harus meemenuhi syarat-syarat yang telah di jelaskan di atas. Di
perbolehkan menjama’ shalat karena 3 sebab, pertama karena musafir, kedua
karena sakit, dan ketiga karena hujan.
Mengqashar shalat artinya meringkas shalat yang 4 rakaat menjadi 2
rakaat, diperbolehkan mengqashar shalat dengan sebab musafir, tidak boleh
dengan sebab yang lain dan harus memenuhi syarat-syarat yang telah dijelaskan di
atas.

B. Saran
Semoga teman-teman yang membaca makalah kami ini agar tidak
meninggalkan shalat dalam keadaan apapun baik itu karena sakit ataupun dalam
sedang perjalanan jauh maupun dekat. Karena yang kita ketahui secara bersama
sholat merupakan kewajiban kita bagi seorang muslim oleh karena itu kami disini
menjelaskan sholat jama’ dan qashar agar kiranya kita semua tidak ada lagi alasan
untuk meninggalkan sholat karena sedang dalam perjalanan jauh ataupun
dikarenakan sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Hafidz, 2012, Ushul fiqh, Bogor: Al-Azhar press

7
Ali As-sayis, Mahmud Syalthut, 2007, Fiqih tujuh madzhab, Bandung: Pustaka
setia
Agustina, Ulfa Wulan, 2021, pendidikan agama islam dan budi pekerti, Jombang:
Universitas Wahab Hasbullah
Djalil Basiq, 2014, Ilmu Ushul Fiqih, Jakarta:PT Kharisma Putra Utama
El-Sutha Saiful Hadi, 2012, Buku panduan sholat lengkap, Jakarta: WahyuMedia
Munawwir Ahmad Warson, 1984, Kamus Al-Munawwir Arab- Indonesia
Terlengkap, (Surabaya : Pustaka Progresif
Zain bin ibrohim bin zain bin semith, taqriratus sadidah fil masailil mufidah ,
Surabaya:darul ‘ulum al- islamiyyah

Anda mungkin juga menyukai