Fiqih Ibadah - Kel.6
Fiqih Ibadah - Kel.6
Fiqih Ibadah - Kel.6
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah yang diampu oleh
Dosen Moch. Cholid Wardi, M.H.I.
Di Susun Oleh:
Kelompok 6
Penyusun
(Kelompok 6)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sholat adalah kewajiban dalam islam yang paling utama dan menjadi pilar
agama yang paling agung, agama tidak akan tertegak tanpanya. Sholat merupakan
rutinitas ibadah yang tetap saja dilakukan dalam kondisi apapun, apakah itu dalam
kondisi sehat ataupun sakit, ketika menetap disuatu tempat maupun ketika
diperjalanan. Dalam kondisi tertentu sholat tidak dapat didirikan secara normal
karena ada halangan yang menyebabkan ianya tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana kondisi normal. Orang yang sakit sehingga tidak mampu berdiri,
maka sholat dalam kondisi duduk adalah sebuah rukhsah,1 begitu juga dengan
mereka yang dalam kondisi safar, terdapat ketentuan untuk memendekkan,
menghimpun (jama’).
B. Rumusan Masalah
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat jamak dan sholat qashar
1. Sholat Jama’
Dalam agama Islam, khususnya hukum Islam ( fiqh ) juga dikenal adanya
istilah shalat jama’. Shalat jama’ merupakan salah satu bentuk rukhsah
(keringanan) yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada hambaNya
dikarenakan adanya sebab-sebab tertentu yang menjadi seseorang tidak dapat
melaksanakan shalat sebagaimana mestinya, yang telah diatur mengenai waktu
pelaksanaannya.
Shalat jama’ terdiri dari dua kata yaitu kata “shalat“ dan kata “jama’“ ,kata ini
berasal dari bahasa arab yaitu “jama’“. Secara etimologi kata jama’ berarti “
mengumpulkan atau menghimpun“.2 Dengan kata lain bahwa shalat jama’
merupakan penggabungan atau pengumpulan dua shalat fardhu untuk dikerjakan
dalam satu waktu.
Adapun definisi shalat jama’ menurut istilah yaitu seseorang yang shalat
mengumpulkan antara shalat Zhuhur dan Ashar secara jama’ taqdim pada waktu
shalat Zhuhur dengan mengerjakan shalat Ashar bersama shalat Zhuhur sebelum
waktu Ashar tiba, atau mengumpulkan antara shalat Zhuhur dan Ashar secara
jama’ ta’khir dengan mengakhirkan shalat Zhuhur sehingga keluar waktunya, dan
mengerjakannya bersama-sama dengan shalat Ashar (pada waktu shalat Ashar).
Begitu pula shalat Maghrib dan shalat Isya’ keduanya boleh dijama’, baik jama’
taqdim maupun jama’ ta’khir.3
2
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab- Indonesia Terlengkap, (Surabaya :
Pustaka Progresif, 1984), hlm. 208
3
2
tidak boleh dikerjakan secara jama’. Melaksanakan shalat dengan cara jama’ itu
terbagi kedalam dua cara, yaitu:4
Qashar secara bahasa pendek atau ringkas. Sholat qashar dalam istilah
hukum islam adalah meringkas shalat atau mengurangi jumlah raka’at sholat dari
empat raka’at menjadi dua raka’at. sholat qashar hanya bisa dilakukan sholat yang
empat rakaat yaitu zhuhur, ashar dan isya’.
4
Saiful Hadi El-Sutha Buku panduan sholat lengkap, (Jakarta: WahyuMedia, 2012), hlm.64
3
Dalam hal sunnahnya untuk melakukan qashar, tidak ada perbedaan antara
musafir yang naik kendaraan dengan musafir yang mengendarai unta, mobil
ataupun pesawat terbang.5
5
Ibid, hlm 66
6
Zain bin ibrohim bin zain bin semith, taqriratus sadidah fil masailil mufidah (Surabaya:darul
‘ulum al- islamiyyah),hlm 319.
7
As-Sayis Ali, Syaihul Mahmud, Fiqih Tujuh Madzhab, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm 100
4
mendapati satu rakaat dalam waktunya maka shalat yang dilakukan
merupakan shalat ada‟ tetapi hukumnya haram
b. Safar masih berlangsung sampai dua shalat selesai dengan
sempurna apabila musafir menjadi muqimin (orang yang
bermukim) sebelum itu, maka shalat yang diniatkan untuk
diakhirkan menjadi shalat qadha.
3. Syarat-syarat sholat qashar
Solat qashar sah dilaksanakan apabila memenuhi syarat berikut:8
a. Perjalanan yang dilakukan itu bukan perjalanan maksiat
(terlarang).
b. Perjalanan itu berjarak jauh, kurang lebih jaraknya empat barid,
yang setara dengan 80,640 km.
c. Sholat yang diqashar itu ialah sholat adaan (tunai), bukan sholat
qadla. Adapun sholat yang ketinggalan di waktu dalam perjalanan,
boleh diqashar kalau di qadla dalam perjalanan; tetapi yang
ketinggalan sewaktu mukim tidak boleh di qadla dengan qashar
sewaktu dalam perjalanan.
d. Berniat qashar ketika takbiratul ihram
8
Ulfa Wulan Agustina, pendidikan agama islam dan budi pekerti, (Jombang: Universitas Wahab
Hasbullah, 2021),hlm 41-42
5
dalam waktu yang sama (jamak) atau mengurangi jumlah rakaat shalat dari empat
menjadi dua (qashar).
Rukhsah yang dimaksudkan disini adalah perubahan sesuatu dari yang
berat pada yang ringan atau yang lebih mudah, karena adanya satu sebab terhadap
hukum ashal.9
َو ِٕاَذ ا َضَر ْبُتْم ِفى اَأْلْر ِض َفَلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َأْن َتْقُصُرْو ا ِم َن الَّص اَل ِة
“dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu
mengqashar shalat kamu”
BAB III
PENUTUP
9
Basiq Djalil, Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta:PT Kharisma Putra Utama, 2014), hlm 47
6
A. Kesimpulan
Sholat jama’ dan qashar adalah keringanan (rukhsah) yang diberikan allah
kepada hambanya yang harus diterima oleh umat muslim sebagai shodaqoh dari
allah SWT. Dalam kondisi normal, shalat harus dilaksanakan secara terpisah-pisah
antara dhuhur dan ashar, dan antara maghrib dan isya', maka keringanan menjama'
diberikan karena adanya sebab tertentu.
Melaksanakan 2 shalat dalam 1 waktu disebut dengan shalat jama’, dengan
catatan harus meemenuhi syarat-syarat yang telah di jelaskan di atas. Di
perbolehkan menjama’ shalat karena 3 sebab, pertama karena musafir, kedua
karena sakit, dan ketiga karena hujan.
Mengqashar shalat artinya meringkas shalat yang 4 rakaat menjadi 2
rakaat, diperbolehkan mengqashar shalat dengan sebab musafir, tidak boleh
dengan sebab yang lain dan harus memenuhi syarat-syarat yang telah dijelaskan di
atas.
B. Saran
Semoga teman-teman yang membaca makalah kami ini agar tidak
meninggalkan shalat dalam keadaan apapun baik itu karena sakit ataupun dalam
sedang perjalanan jauh maupun dekat. Karena yang kita ketahui secara bersama
sholat merupakan kewajiban kita bagi seorang muslim oleh karena itu kami disini
menjelaskan sholat jama’ dan qashar agar kiranya kita semua tidak ada lagi alasan
untuk meninggalkan sholat karena sedang dalam perjalanan jauh ataupun
dikarenakan sakit.
DAFTAR PUSTAKA
7
Ali As-sayis, Mahmud Syalthut, 2007, Fiqih tujuh madzhab, Bandung: Pustaka
setia
Agustina, Ulfa Wulan, 2021, pendidikan agama islam dan budi pekerti, Jombang:
Universitas Wahab Hasbullah
Djalil Basiq, 2014, Ilmu Ushul Fiqih, Jakarta:PT Kharisma Putra Utama
El-Sutha Saiful Hadi, 2012, Buku panduan sholat lengkap, Jakarta: WahyuMedia
Munawwir Ahmad Warson, 1984, Kamus Al-Munawwir Arab- Indonesia
Terlengkap, (Surabaya : Pustaka Progresif
Zain bin ibrohim bin zain bin semith, taqriratus sadidah fil masailil mufidah ,
Surabaya:darul ‘ulum al- islamiyyah