Ani Seleky-2-1
Ani Seleky-2-1
Ani Seleky-2-1
PROPOSAL
Oleh
ANINDRA SELEKY
202048066
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam mengatasi hal tersebut guru dapat mengembangkan pengetahuan
yang dimiliki kepada siswanya melalui penerapan pembelajaran di kelas dengan
menerapkan model-model pembelajaran, serta mengunakan alat peraga yang
sesuai dengan pokok bahasan atau tingkat kongnitif siswa. Karena penerapan
model pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi minat dan motivasi siswa
untuk semakin giat dalam belajar Randi eka putra, (2020).
2
Oleh sebab itu, guru harus menemukan cara bagaimana siswa itu dapat
bertanya, berani menjawab, serta berinteraksi dalam proses pembelajaran, karena
kemampuan bertanya dan menjawab mempengaruhi siswa dalam berpikir kreatif,
kritis, dan inovatif. Guru dapat mengetahui siswa tersebut itu paham atau tidak
ketika siswa dapat berkomunikasi serta dapat mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru.
Berdsarkan masalah yang ada pada latar belakang masalah, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
3
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
melalui penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran
matematika kelas IV SD Swasta 08 Fena Fafan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini. Antara lain
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pemikiran tentang
penyusunan teori atau konsep-konsep dalam proses pembelajaran
matematika dengan mengunakan model kooperatif tipe NHT pada
kemampuan berpikir kreatif siswa materi satuan berat.
2. Mnfaat Praktis
a. Bagi guru
4
Penelitian ini diharapkan untuk dapat memudahkan guru dalam
memaparkan materi yang akan disaampaikan, serta mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran.
b. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan untuk siswa dapat memahami materi satuan
berat yang disampaikan
c. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan untuk meningkatan mutuh di sekolah,
meningkatkan variasi model pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
d. Bagi peneliti
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
1. Siswa di bentuk dalam kelompok yang beranggotakan empat sampai enam
orang siswa.
2. Setiap siswa yang suda berada dalam kelompok di beri nomor.
3. Masing-masing kelompok yang suda di bentik mendapatkan tugas atau
pertanyaan dari guru.
4. Setiap kelompok yang suda di beri tugas atau pertanyaan oleh guru, maka
anggota yang berada dalam kelompok tersebut bisa saling berdiskusi untuk
menemukan jawaban yang paling tepat dan memastikan semua anggota
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
5. Setelah berdiskusi dan mendapatkan jawaban yang menurut setiap
kelompok benar, guru memangil salah satu nomor secara acak dan siswa
dengan nomor yang di panggil dapat mempresentasikan jawaban dari
kelompok.
Adapun sintaks dari metode Numbered Head Together (NHT)
adalah sebagai berikut :
7
hasil kerjanaya.
Sumber : gracia 2021
1. ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nikai jelek kepada
anggotanya
2. tidak semua anggota kelompok di pangil oleh guru.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran NHT memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya yaitu siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sedangkan kelemahannya yaitu tidak
semua siswa mendapatkan kesempatan di pangil nomornya oleh guru karena itu
guru harus memperhatikan waktu pembelajaran supaya semua siswa mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan idenya di depan kelas.
8
2.2 kemampuan berpikir kreatif
1. pengertian kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk menghasilkan
ide atau gagasan baru dalam menghasilkan suatu cara menyelesaikan masalah,
bahka mengusulkan cara baru sebagai solusi alternatif dalam bentuk ide, konsep,
dan pengetahuan. Jadi dalam suatu permasalahan seorang yang kreatif mempunyai
banyak ide, cara baru dan solusi alternatif untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan, (Kurnia Eka Lestari 2018).
Menurut Andiyana (2018), mendefenisiskan bahwa berpikir kreatif ialah
kemampuan berpikir yang bertujuan untuk menemukan gagasan baru yang
berbeda, tidak universal, sehingga mendapatkan hasil yang tepat dan
pasti.perkembangan dunia yang moderen seperti sekarang, terutama kemampuan
berpikir matematisnya, hal ini dikarenakan ilmu yang termasuk dalam segala
aspek bidang kehidupan dan bidang pendidikan adalah matematika. Kemampuan
berpikir kreatif matematisdan berpikir kreatif sangat di perlukan juga dalam
bidang-bidang lainnya.
Berpikir kreatif dapat di defenisikan sebagai proses dalam menghasilkan
sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali kalimat
elemen tersebut. Pemikiran kreatif masing-masing orang akan berbeda dan terkait
dengan cara mereka berpikir dalam melakukan perbuatan tterhadap permasalahan,
Ridwan Abdulla (2018).
Berdasarkan beberapa pengertian yang di paparkan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan dalam
menyusun informasi yang di peroleh dalam menghasilkan ide atau gagasan dalam
menyelesaikan masalah bahkan menemukan sulusi alternatif dan cara baru dengan
tepat dalam bentuk ide, konsep, dan pengetahuan.
9
antar individu. Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemapuan
berpikir kreatif menurut Nashori (2017), sebagai berikut:
a. jenis kelamain. Anak laki-laki menunjukan kreatifitas yang lebih besar
daripada anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-
kanak. Untuk sebagian besar hal ini di sebabkan oleh perbedaan
perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.
b. Status sosial. Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
cenderung lebih kreatif dari pada anak yang berasal dari sosial
ekonomi kelompok yang lebih rendah.
c. Urutan kelahiran. Anak dari berbagai ururtan kelahiran menunjukan
tingkat kreatifitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan
lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah, lahir
belakangan dan anak tunggal mungkin memiliki kreatifitas yang tinggi
dari anak pertama.
d. Ukuran keluaraga. Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain
sama, cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar.
Dalam keluarga besar, cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi
sosial kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan
menghalangi perkembangan kreatifitas.
e. Lingkungan kota dengan lingkungan pedesaan. Anak dari lingkungan
kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.
f. Intelegensi. Setiap anak yang lebih pandai menunjukan kreatifitas yang
lebih besar daripada anak yang kuruang pandai. Mereka mempunyai
lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan
mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
3. Komponen-komponen kemampuan berpikir kreatif
menurut Dede (2018), terdapat empat komponen berpikir kreatif sebagai
berikut :
1. Fluency, yaitu mencetuskan banyak ide, banyak penjelesaian masalah,
banyak pertanyaan dengan lancar, dan selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban.
10
2. Flexibility, yaitu dengan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan
yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda, dan mencari banyak alternatif atau arahan yang berbeda-
beda.
3. Originality, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lasim untuk mengungkapkan diri dan mampu
membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lasim dari bagian-bagian atau
unsur-unsur.
4. Elaboration, yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu
gagasan atau produk menambah atau memperinci ditil-ditil dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Berdasarkan pada komponen yang di kemukan di atas penulis
menyimpulakan bahwa kompone-komponen kemampuan berpikir kreatif antara
lain : kefasihan (fluency), fleksibilitas (flekxibility), orinalitas (originality), dan
elaborasi (elaboration).
11
1. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
2. Memikirkan cara yang tak lazim dan membuat kombinasi yang tak lazim
dari bagian-bagiannya.
Materi satuan berat adalah standar atau dasar ukuran yang digunakan
untuk menyatakan berat dari suatu benda, satyuan berat adalah salah satu materi
matematika yang didasarkan pada kurikulum 13 (K13) yang diajarkan pada
tingkat tingkat sekolah dasar (SD) kelas III semester I (ganjil) dengan kompetensi
dasar, indicator, dan materi pembelajaran.
Kompetensi Inti
12
Tabel I.I Ruang Lingkup Materi Satuan Berat
13
3.5. Penelitian Yang Relevan
14
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat penelitian
Penelitian ini di lakukan di Swasta 08 Fena Fafan.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan setelah seminar proposal.
3.3 Populasi dan Sampel
1. populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di Fena Fafan tahun
ajaran 2024/2025.
15
2.Sampel penelitian
Sampel yang diteliti adalah siswa kelas IV yang berjumlah 21 siswa yang
terdiri dari 11 laki-laki dan 10 perempuan.
16
angket (kuesioner), tes, skla bertingkat ataupun dokumenstasi. Adapun Teknik
pengumpulan data yang terdapat dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.
1. Observasi
Pada penelitian ini, objek yang diamati yaitu semua aktivitas guru
dan siswa dalam menerapkan Pendidikan matematika realistik Indonesia
selama proses pembelajaran dengan mengunakan lembar observasi guru
dan lembar observasi siswa.
2. Tes
Tes ini digunakan dalam mengukur kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal yang melibatkan materi bangun datar. dalam
melakukan wawancara penulis telah menyiapkan instrument peneliti
berupa pertanyaan tertulis yang bertujuan agar wawancara berjalan lancar.
3. 6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi yang di butuhkan peneliti.
a. Angket dan Tes
Untuk mengukur tipe kepribadian subjek penelitian, maka disusun item-item
pernyataan yang didasarkan pada tipe kepribadian Sensing dan INFJ (Inytroverted,
Intuitive, Feeling, Judging) pada alat ukur untuk mengukur tipe kepribadian dari berpikir
kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan kisi-kisi
soal tes. Kepribadian Sensing dan INFJ (Introverted, Intuitive, Feeling, Judging) ini
terdiri dari 4 pertanyaan yang menentukan proses berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika.
b. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara disusun oleh peneliti untuk mengetahui lebih dalam
tentang proses berpikir kreatif siswa dalam metode pembelajaran numbered head
together (NHT) Peneliti mewawancara siswa berdasarkan hasil pekerjaan siswa
kemampuan berpikir kreatif metode numbered head together (NHT).
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendukung data-data dari tes dan wawancara yang
telah didapat saat proses penelitian berlangsung.
17
3.7. Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono (2018), adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan menurut Moleong (2017), analisis data
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data.
Ketepatan dan keakuratan data yang terkumpul sangat diperlukan, namun tidak
dapat pula dipungkiri bahwa sumber informasi yang berbeda akan memberikan informasi
yang berbeda pula. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian
dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran sendiri. Selain menganalisis data, peneliti juga
perlu mendalami kepustakaan guna mengonfirmasikan teori.
dilakukan secara terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali.
Teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian menggunakan model Miles and
Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2018), analisis data
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Miles dan Huberman menawarkan pola umum
analisis dengan mengikuti model interaktif sebagai berikut :
Gambar 2. Komponen Dalam Analisis Data
1. Reduksi Data.
18
Menurut Sugiyono (2018), Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topik penelitian,
mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam mereduksi data
akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai dan telah ditentukan sebelumnya. Reduksi
data juga merupakan suatu proses berfikir kritis yang memerlukan kecerdasan dan
kedalaman wawasan yang tinggi.
2. Penyajian Data (Data Display).
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik,
flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data dapat
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Selain
itu dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya namun yang sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, dan
tersusun sehingga akan semakin mudah dipahami (Sugiyono, 2018).
3. Penarikan Kesimpulan.
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018), kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
19
penelitian sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang didapatkan. Selain
itu peneliti juga melakukan pengecekan derajat kepercayaan melalui teknik triangulasi dengan
metode, yaitu melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang
berbeda yakni tes, wawancara, dan dokumentasi sehingga derajat kepercayaan data dapat valid.
20