Tugas 4 KARIL OKI OCTAVIAN

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN ULAR TANGGA


DI SDN 3 TAJIMALELA

M. Oki Octavian AR1


Yophie Dikaimana2
Mahasiswa Program Study PGSD, Fakultas Keguruan Universitas Terbuka 1
Dosen Karya Ilmiah, Universitas Terbuka2

ABSTRAK

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran ular tangga
guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 3 TAJIMALELA. Adapun jenis
penelitian yang digunkaan yakni penelitian tindak kelas (classroom action research), dengan
menggunakan subjek penelitian siswa kelas III SDN 3 TAJIMALELA pada semester ganjil tahun
2023/2024 yang berjumlah 25 siswa. Data yang dikumpulkan menggunkan teknik observasi,
wawancara,tes dan dokumentasi. Teknik observasi yang dimaksud disini digunakan untuk
mrngetahui aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika, tes ini dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini
digunakan 2 variabel antara lain variabel bebas dan variabel terikat. Untuk variabel bebas pada
penelitian ini adalah media pembelajara ular tangga sedangkan variabel terikat pada penelitian
ini adalah hasil pembelajaran matematika. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunkan media pembelajaran ular tangga dapat meningkatkan
efektivitas pemebelajaran matematika siswa kelas III di SDN 3 TAJIMALELA. Dalam hal ini
hasil pembelajaran matematika siswa dapat dlihat dari nilai rata-rata hasil tes Evaluasi. Hasil
tes evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata presentase nilai pembelajaran.
Sebelum adanya tindakan dengan media ular tangga nila rata-rata 32%, pada siklus I rata-rata
nilai didapat oleh para siswa 60%, pada siklus II rata-rata nilai 88%.

Kaka kunci : Upaya meningkatkan, Media pembelajaran ular tangga, Hasil belajar matematika
PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam pembelajaran siswa
disetiap Negara,termasuk di Indonesia. Matematika sendiri memiliki daya tarik tersendiri bagi
beberapa orang karna ilmu matematika memiliki keunikan yang sangat menarik dalam setiap
teori yang ada. Matematika memiliki banyak manfaat yang dapat diambil untuk kehidupan
sehari-hari sebagai salah satu alat bantu hitung. Namun ada beberapa kasus yang menjadi
pemasalahan dalam pelajaran matematika karna ada sebagian orang yang menganggap
matematika itu ilmu pasti yang sulit, kaku, sehingga dianggap seabagai ilmu yang memusingkan.
Oleh sebab itu tidak sedikit siswa yang cenderung menganggap pembelajaran matematika itu
sulit yang susah untuk dipelajari, namun ada sebagian siswa yang meyukai pelajaran matematika
mereka menggapkan matematika sebaga pelajaran menyenagkan dan asyik. Dengan pemikiran
terharap mamematika yang negatif seperti itu dapat memperlambat pembelajaran matematika
dan dapat berdampak pada kemampuan pemahaman yang berujung pada rendahnya pencapaian
pembelajaran matematika. Di Indonesia sendiri rendahnya pencapaian matematika dapat dilihat
dari hasil ujian nasional ketika (masih diberlakukan), rata-rat hasil ujian mata pelajaran
matematika tergolong rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

Berdasarkan hasil penelitian Seruni, Fauzi, adan Arfatin yang menyatakaan bahwasanya
pembelajaran matematika dengan memakai cara permainan bisa dimanfaatkan oleh guru dalam
melakukan tugasnya guna memberikan materi/ pembelajaran dan membantu membangun sikap
siswa. Agenda ini diharapkan bisa membangkitkan sikap positif kepada siswa dalam
pembelajaran dan bisa merubah pandangan siswa tehadap mata pelajaran matematika. Salah satu
permainan yang mungkin bisa digunakan sebagai media untuk melibatkan siswa secara aktif
kedalam pembelajaran adalah media permainan ular tangga. Permainan ini dipilih karna pada
permainan ini bisa dikaitkan dengan berbga macam-macam materi pembelajaran matematika,
sehingga guru dapat megkreasikan sendiri permainan ini. Guru dibantu untuk bisa meerancang
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mengasyikan bagi siswa. Jika pada permainan ular
tangga biasa hanya menggunakan papan ular tangga, pion, dan dadu, sedangkan pada permainan
ini disiapkan kartu intruksi didalamnya berisi soal-soal yang dijawab dan diikuti oleh siswa.
Kartu ini didalamnya berisi tentang materi pembelajaran yang bisa dimodifikasi pertanyaanya
oleh guru sesuai dengan bahasan yang dikerjakan. Dengan hadirnya inovasi pembelajaran
matematika menggunakan media prmainan ular tangga, bisa merubah matematika sebagai
pelajaran yang menyenagkan dan asyik dipelajari oleh semua siswa.

Guru bisa menggunakan permainan tradisional menjadi media dalam pembelajaran


matematika. Media permainan ini bisa digunakan untuk memperoleh variasi pembelajaran agar
tidak monoton dan membosankan, memvisualisasikan benda-benda matematika yang semula
abstrak menjada konkret, memberikan pengalaman belajar dengan cara masuk kesituasi nyata,
dan membuat pembelajaran lebih efektif dan efesien. Selain menjadi media untuk mempelajari
suatu konsep matematika, permainan tradisional juga bergun auntuk meningkatkan kemampuan
matematika dan mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Guru hendaknya bisa menggunakan
mediapermanan tradisonal menjadi altenatif pembelajaran yang bermakna dan menyengkan.
Tetapi, pemilihan jenis permanan tradisoinal harus diperhatikan dan disesuaikan dengan materi
yang sedang dipelajari. (Himmatul Ulya, et al., 2017)

Permainan ular tangga dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat
digunakan. Ular tangga dapat digunakan guru sebagai alat peraga atau alat pembelajaran yang
dapat dipraktekkan guru untuk menyampaikan materi, permainan ini berupa papan kertas
bergambar kotak-kotak yang terdapat gambar ular dan tangga didalamnya. Guru berperan
penting dalam menyampaikan materi, agar tujuan dari pembelajaran tercapai dan hasil belajar
siswa dapat meningkat.pada peroses pembelajaran media belajar ular tangga sangat penting
perannya guna menarik minat anak untuk mengikuti proses pembelajaran dan dapat
mengakibatkan hasil belajar meningkat. Media pembelajaran ular tangga memiliki kelebihan
yakni dapat mempermudah pemahaman anak terkait materi yang diajarkan oleh guru, sehingga
tujuan dari pembelajaran akan tercapai dan akan berdampak pada hasil belajar anak meningkat.
Matematika tidak terlepas dari kegiatan berhitung, dan salah satu materi yang diajarkan pada
kelas 3 adalah materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siswa kelas 3 masih pada
tahapan operasional kongkrit yang mana siswa masih senang bermain, senang bergerak, bekerja
secara kelompok, serta senang melakukan sesuatu secara langsung. Media pembelajaran
sangatlah diperlukan perannya, guna menguji apakah pembelajaran menggunakan media dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, disini penulis menggunakan media ular tangga sebagai media
pembelajaran.
Segala sesuatu (baik manusia, benda atau lingkungan sekitar) yang bisa digunakan untuk
menggapai atau menyalurkan pesan pada pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa pada saat kegiatan belajar untuk meraih tujuan disebut media
pembelajaran. (Mustari, M, et al., 2014, p.6). Dengan demikian bisa dianggap bahwasannya
media permainan ular tangga yang diterapkan pada pembelajaran bisa memberikan kesan
menyenangkan, tidak membuat bosan, serta menarik bagi siswa. Dapat berdampak terhadap hasil
belajar siswa yang meningkat.

Metode pembelajaran yang kurang baik akan menghasilkan buruknya pencapaian


matematika peserta didik. Usaha untuk mengembangkan strategi dan metode pembelajaran
matematika yang lebih baik, yang dapat meningkatkan pencapaian matematika sudah banyak
dilakukan oleh para ahli terdahulu melalui berbagai kajian dan penelitian. Demikan juga yang
tejadi di lingkungan SDN 3 Tajimalela, kebanyakan dari siswa masih kurang dalam minat belajar
terhadap pelajaran matematika. Berangkat dari latar masalah tersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang upaya meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan media
pembelajaran ular tangga di SDN 3 Tajimalela.

METODE atau KERANGKA BERFIKIR

Penelitian ini menggunakan penelitian tindak kelas (PTK), yaitu bentuk sebuah penelitian
praktis yang dilakukan guru untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan yang muncul
dikelas agar dapat meningkatkan proses dan hasil belajar dikelas. Pengertian tindak kelas adalah
system inquiry yang dilakukan oleh guru, untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai
praktek yang dilakukan. Guna informasi ini untuk meningkatkan persepsi dan mengembangkan
reflective practice yang berdampak positif pada bermacam-macam praktik disekolah, termasuk
juga memperbaiki hasil belajar siswa.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindak kelas dikarenakan penelitian ini


bermaksud melakukan inovasi terhadap kegiatan pembelajaran dikelas, dalam pelaksanaannya
tidak mengganggu tugas pokok guru, penelitian tindak kelas sangat kondusif untuk menjadikan
guru peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran. Menurut teori Kemmis dan Taggart
(susanti, 2018:6) mengenai “Penelitian Tindak Kelas” yang terdiri dari beberapa siklus tindakan
dalam pembelajaran,berdasarkan refleksi hasil dari tindakan siklus sebelumnya. Pada tiap-tiap
siklusnya terdapat empat elemen penting, yakni Perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting)
Pengamatan (Observasi) dan refleksi (reflecting).

Penelitian ini digambarkan pada bagan 1 sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Rafleksi Siklus 2 Pelaksanaan

Observasi

Dst

Proses pembelajaran pada pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk
dapat menambah ilmupengeahuan, keterampilan, dan penerapan konsep diri. Disini guru sebagai
fasilitator akan berhasil jika dalam merancang proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan
langkah-langkah yang sistematis dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan
terhadap tujuan, bahan, atau strategi belajar mengajar melalui proses umpan balik yang diperoleh
dari hasil evaluasi. Strategi serta media mengajar ialah salah satu teknik yang dipakai guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses terjadinya belajar mengajar. Untuk
mencapai proses belajar yang ideal, setidaknya gunakan variasi dalam menggunakan strategi
pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran ular tangga diharpakan dapat
memberikan manfaat pada kegiatan pembelajaran. Pada saat penggunaan media belajar ular
tangga siswa mampu berfikir kreatif dan imajinatif, siswa lebih aktif baik pada kegiatan belajar
kelompok ataupun kegiatan belajar mandiri, keterampilan guru dalam mengajar meningkat, serta
akan mempermudah pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa akan tercapai secara
maksimal. Maka dari itu penggunaan media belajar yang tepat dan efektif diharapkan terjadi
perubahan hasil belajar dari siswa, dalam hal ini peningkatan hasil belajar yang disebabkan
penggunaan media pembelajaran ular tangga. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat

seperti pada bagan 2 sebagai berikut :

Hasil
Kondisi awal Belajar
MTK rendah

Media
Tindakan Pemb. Ular
tangga

Hasil
Kondisi Belajar
Akhir Meningkat

Metode pengumpulan data ialah cara yang ditempuh guna mengumpulkan informasi-
informasi sebagai data. Sedangkan pada penilitian ini cara mengumpulkan data dibutuhkan alat
ukur yang disebut instrument. Menurut suharsimi (2002: 136) instrumen penelitian ialah alat atau
fasilitas yang dipakai oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga dapat
mempurmudah untuk diolah. Adapun instrument penelitiannya berupa angket, tes , observasi,
wawancara, check list. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti memakai metode pengumpulan
data sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data : Obserrvasi, tes, wawancara, dan dokumentasi


2. Instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti, tes, lembar
observasi, pedoman wawancara.

Untuk menguji kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian ini, adapun yang digunakan
pada penelitian ini ialah Validitas uji validitas merupakan alat yang dipakai untuk mengetes
tingkat kevalidan dari instrument yang dipakai. Instrument dikatakan valid apabila rxy table ≤
rxy data. Peneliti menguji validitas dengn program spss 18.0.2. reliabilitas tes ialah tingkat
konsisten yakni sejauh manakah tes bisa dipercaya untuk mendapatkan skor yang relative tidak
berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda. Uji reabilitas penelitian ini ialah
menggunakan SPSS versi 18.0 teknik yang akan digunakan yaitu koefisien alpha.

HASIL dan PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini menggunakan teknik anlisis data secara kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi pada setiap siklusnya. Data kuantitatif dengan
deskriptif prosentase. Hasil peningkatan belajar siswa dapat dilihat dengan cara melihat rata-rata
setiap siklusnya dengan rumus, sebagai berikut : M = ∑ X N. Keterangan M = Nilai rata-rata,
∑ X = Jumlah nilai seluruh siswa, N = Jumlah siswa seluruhnya.

Untuk melihat perbandingan nilai rata-rata setiap siklus dapat dilihat dari persentase
peningkatan hasil belajar matematika. Cara untuk mengetahui perubahan presentase setiap
siklusnya peneliti menggunakan rumus : pe = post rate-base rate base rate x 100 Pe= presentase
perubahan nilai post rate = Nilai rata-rata kelas setelah melaksanakan pembelajaran
menggunakan alat peraga media pembelajaran ular tangga. Base Rate = Nilai rata-rata sebelum
melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga media ular tangga. Guna mengetahui
keberhasilan penelitian tindak kelas ini penulis menetapkan indicator kerja yakni nilai siswa ≥
KKM minimal sebanyak 75% (Sudijono, 2010:103). Erikut adalah data kemajuan hasil belajar
anak pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Tabel 1
Hasil Belajar siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus II
SDN 3 TAJIMALELA
Nama Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II
S01 60 60 80
S02 60 60 80
S03 80 80 100
S04 60 60 80
S05 60 80 70
S06 80 70 100
S07 80 70 80
S08 40 60 70
S09 40 40 80
S10 80 80 80
S11 40 70 70
S12 80 80 100
S13 100 80 100
S14 60 60 70
S15 60 80 80
S16 80 80 80
S17 60 80 80
S18 80 80 80
S19 60 80 80
S20 60 60 80
S21 60 80 80
S22 40 40 60
S23 40 40 60
S24 60 80 80
S25 40 40 60
Sumber: Guru Mapel Matematika kelas III – SD Negeri 3 Tajimalela

Gambar 1
Presentase hasil belajar siswa kelas 3 pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
100
90
80
70
60
Prasiklus
50 Siklus I
40 Siklus II
30
20
10
0
S01 S02 S03 S04 S05 S06 S07 S08 S09 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
Table 2
Perbandingan presentasi hasil belajar siswa kelas 3
Pada prasiklus, siklus I, dan iklus II
Keterangan Nilai Prasiklus Persen Siklus Persent Siklus Persentas
KKM I II

Tuntas ≥ 70 8 32% 15 60% 22 88%


Ntase Ase E
Tidak Tuntas ≤ 70 17 68% 10 I 40% 3s II 12%
Pada table presentasi berikut dapat kita lihat bahwa pada prasiklus presentase hasil
belajar mencapai 32% (tuntas) dan 68% (belum tuntas) dari jumlah siswa 25 anak yang berarti
ada 17 anak yang belum mencapai ketuntasan belajar. Ketika dilakukan perbaikan pembelajaran
matematika kelas III dapat dilihat pada siklus I terlihat terdapat kenaikan presentase hasil belajar
siswa mencapai 60% (tuntas) dan 40% (belum tuntas). Kemudian dilakukan lagi perbaikan pada
siklus II mengalami kenaikan mencapai 88% (tuntas) dan 12% (belum tuntas). Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan rata-rata kelas pada setiap siklusnya, disebabkan adanya
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran matematika.

Penelitian tindak kelas ialah bagaimana sekelompok guru bisa mengorganisasi keadaan
praktek pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dapat mencobakan suatu
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan dapat melihat pengaruhnya dari
upaya yang dilakukan. (Mulyatiningsih, 2012:60). adapun tujuannya adalah apabila dalam
pelaksanaannya ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan
perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai targetnya tercapai. Setiap
siklusnya terdiri dari empat tahapan yakni: Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Adapun jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang harus dihadapi.

Pada penelitian ini peneliti mengagendakan penelitian tindak kelas terdiri dari dua siklus.
Masing –masing siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Secara rinci dapat dijabarkan
sebagai berikut:

Siklus I :

Pada siklus ini pembelajaran matematika dilaksanakan pada tiga pertemuan. Adapun
tahapan nya direncanakan sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum terlebih dahulu guna mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa nantinya dengan menggunakan media
pembelajaran ular tangga
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Mempersiapkan dan menyusun lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran
matematika menggunakan media pembelajaran ular tangga
d. Menyusun pedoman wawancara untuk siswa
e. Membuat soal-soal latihan yang nantinya dikerjakan secara berkelompok oleh siswa,
dan membuat soal individu yang dikerjakan siswa setelah diskusi dan presentasi
selesai
f. Menyusun soal-soal pos tes yang akan diberikan setiap akhir pertemuan tiap siklus
g. Menyiapkan media pembelajaran, disini peneliti menggunakan media pembelajaran
ular tangga
2. Pelaksanaan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang akan
terjadi dilapangan, sedangkan dalam penelitian ini pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Sebelum memulai pelajaran guru mengucapkan salam, memimpin doa,
menanyakan kabar siswa, dan mengabsen kehadiran siswa.
2) Guru menyiapkan kesiapan belajar siswa dan menciptakan suasana belajar yang
kondusif
3) Tahap penyajian materi : guru menanya siswa tentang pembelajaran sebelumnya
4) Guru menyampaikan tentang tujuan pembelajaran hari ini
5) Tahap kegiatan kelompok : guru membagi siswa menjadi 2 kelompok
b. Kegiatan Inti
1) Siswa mendengarkan guru mengenai operasi bilangan hitung penjumlahan dan
penguruangan melalui media pembelajaran ular tangga
2) Siswa berkesempatan untuk menggunakan media pembeljaran ular tangga
3) Kelompok yang sudah dibagi masing-masing memiliki bidak yang berbeda
4) Setiap anggota kelompok masing-masing melempar dadu secara bergantian
5) Siswa yang telah melempar dadu akan mendapatkan soal sesuai dengan kotak ular
tangga yang ditempati oleh dadunya
6) Diskusikan dengan kelompok soal yang diterima
7) Jika jawabannya benar maka akan melanjutkan untuk melempar dadu dan jika
salah maka soal akan dilempar kekelompok lain
8) Jatah melempar dadu berikutnya adalah kelompok yang berhasil menjawab
pertanyaan dengan benar
9) Kegiatan ini dilakukan secara berulang sampai ada kelompok yang sampai
dipuncak ular tangga (finish)
10) Kelompok yang terlebih dulu selesai atau sampai kepuncak adalah yang menjadi
juara
11) Guru memotivasi siswa dengan kata-kata pujian bagi kelompok yang berhasil
menjawab soal dengan baik
12) Guru memberi penghargaan bagi kelompok yang paling antusias
13) Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran
c. Kegiatan Akhir
1) Melaksanakan refleksi terhadap kegiatan hari ini
2) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal apa saja terkait pembelajaran
yang belum jelas
3) Tahap tes individu : guru memberi tes individu kepada tiap peserta didik atau
siswa
4) Kemudian guru menganalisa hasil tes individu siswa
5) Tahap penghitungan perkembangan individu : guru memberikan saran dan tindak
lanjut pertemuan berikutnya
6) Tahap pemberian penghargaan kelompok : guru memberikan reward dan kejutan
untuk pembelajaran berikutnya
3. Pengamatan (Observasi) pengamatan merupakan upaya mengamati bagaimana
pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti dengan dibantu oleh observer yang
menggunakan pedoman observasi. Pengamatan dilaksanakan terhadap siswa, dalam
pelaksanaan tindakan. Sedangkan observasi sendiri dilaksanakan menggunakan lembar
observasi yang sudah dipersiapkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jalannya
pembelajaran dengan menggunakan media ular tangga.
4. Refleksi (reflection) kegiatan yang dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan metode monitoring secara sistematis terhadap kegiatan yang
dilakukan siswa selama waktu proses pembelajaran. Data-data yang didapat selanjutnya
dianalisis oleh peneliti. Analisis ini sendiri bertujuan guna mengetahui hasil pembelajaran
dan kemudian mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin saja timbul
sehingga dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk merumuskan perencanaan pada siklus
berikutnya (siklus II). Setelah selesai pada pelaksanaan pertemuan pertama pada siklus I,
peneliti melanjutkan kepertemuan kedua. Pelaksanaan pertemuan kedua ini merupakan
tindak lanjut dan pemantapan materi pada hasil pembelajaran disiklus I pertemuan
pertama. Kemudaian pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga mengacu dari hasil
pembelajaran pertemuan kedua. Perbedaannya terletak pada kegiatan pembelajaran yang
berbeda dari pertemua kedua, kemudian diadakan langkah-langkah perbaikan dan upaya
lebih terarah agar tujuan dari pembelajaran tercapai.

Siklus II

Seperti dengan halnya pada siklus I, siklus keduapun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan direncanakan dalam tiga kali pertemuan
dengan tahapan-tahapan yang smaa dengan siklus I. Setelah pelaksanaan pertemuan pertama
pada siklus II, penelitipun melanjutkan kepertemuan berikutnya (pertemuan kedua).
Pelaksanaan pertemuan ini merupakan tindak lanjut serta pemantapan materi dari pertemuan
sebelumnya (pertemuan pertama siklus II). Kemudian peneliti melanjutkan penelitian pada
pertemuan ketiga siklus II berdasarkan hasil yang diperoleh dari pertemuan kedua.
Perbedaannya hanya terletak pada kegiatan pembelajarann yang akan dilaksanakan.

Berikut adalah presentase hasil pembelajaran siswa pada setiap siklusnya, bisa dilihat dari
tabel dibawah ini :
Gambar 2
Presentase hasil pembelajaran siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
SDN 3 Tajimalela
100%
90%
80%
70%
60%
50% Tidak Tuntas

40% Tuntas
30%
20%
10%
0%
prasiklus Prasiklus Siklus I siklus I Siklus II Siklus II

Pada table presentasi berikut dapat kita lihat bahwa pada prasiklus presentase hasil
belajar mencapai 32% (tuntas) dan 68% (belum tuntas) dari jumlah siswa 25 anak yang berarti
ada 17 anak yang belum mencapai ketuntasan belajar. Dikarenakan masih banyak anak yang
belum mencapai ketuntasan, peneliti melanjutkan ke siklus II. Pada siklus II dilakukan perbaikan
pembelajaran matematika kelas III dapat dilihat pada siklus I terlihat terdapat kenaikan
presentase hasil belajar siswa mencapai 60% (tuntas) dan 40% (belum tuntas). Kemudian peneliti
melanjutkan lagi perbaikan pada siklus II mengalami kenaikan mencapai 88% (tuntas) dan 12%
(belum tuntas). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata kelas pada setiap siklusnya,
disebabkan adanya peningkatan hasil belajar pada pembelajaran matematika melalui media
pembelajaran ular tangga.

KESIMPULAN dan SARAN

Hasil belajar matematika ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah


menerima pengalaman belajar matematika yang dapat diukur dari kemampuan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pembelajaran menggunakan alat peraga media ular tangga
adalah media pembelajaran dengan permainan yang memakai alat peraga ular tangga atau alat
peraga berupa papan kertas, bergambar motif kotak-kotak, dan didalamnya ada gambar ular dan
tangga. Permainan ini dimainkan oleh minimal 2 pemain atau lebih. Efektivitas media
pembelajaran menggunakan ular tangga sudah tercapai tujuan pembelajaranannya dan ketepatan
dalam mengelola suatu situasi dengan menggunakan media pembelajaran ular tangga.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, dibahas, dianalisis, dan diartikan dari
penelitian tindak kelas selama periode dua siklus diperoleh hasil sebagai berikut : media
pembelajaran ular tangga dinilai efektive untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas III SDN 3 Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Hal tersebut
dibuktikan dengan presentase pada prasiklus 32%, siklus I 60% dan siklus II meningkat menjadi
88%.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis memberikan saran
sebagai berikut :

1. Bagi Guru
Media pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ular tangga dapat digunakan oleh
guru dalam proses belajar mengajar dengan memperhatikan kelemahan dalam pelaksanaan
penelitian ini
2. Bagi Siswa
Siswa diharpkan aktif dalam berpartisipasi pada pembelajaran, khususnya pada saat
pembelajaran dengan munggunakan media pembelajaran ular tangga yang menekankan pada
keaktifan kerja kelompok.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya selalu memberikan dukungan terhadap inovasi pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru
b. Sekolah memberikan fasilitas bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensinya
dalam kegiatan belajar mengajar
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti memberikan fasilitas media yang memadai agar siswa dapat mempergunakan
secara optimal
b. Peneliti juga harus memperhatikan pengondisian kelas agar proses pembelajaran berjalan
secara lancer
Daftar Pustaka

A. Anggito & J. Setiawan, (2018). Metode Penelitian Kualitatif : Teknik pengumpulan data,
CV.Jejak

A.K.Wardani, & K.Wihardit, (2021) Penelitin Tindak Kelas : Hakikat Penelitian Tindak Kelas,
UniversitasTerbuka
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Himmatul Ulya. (2017) Permainan Tradisional sebagai media pembelajaran matematika,
Seminar Nasional Pendidikan, universitas muria kudus
Indah. (2021). Penerapan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar, Salatiga : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Vol. 2– No. 1, page 79 – 87
Nur Afifah , Sri Hartatik. (2019). Pengaruh media permainan ular tangga terhadap motivasi
belajar pada pelajaran matematika kelas ii sd kemala bhayangkari 1 surabaya, Journal of
Mathematics Education, Science and Technology Vol. 4, No. 2, Hal 209-216
Seruni, Fauzi dan Arfatin. (2019).PKM Inovasi Pembelajaran Matematika SD/MI Melalui
Permainan Ular Tangga, Vol 3 No 1, Universitas Indraprasta PGRi Jakarta
Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan,Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama
Susanti, N. (2018). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
IPA Materi Gaya Magnet Melalui Penerapan Metode Demontrasi. Jurnal Pendidikan
Sosial, Sains, Dan Humanior (SG-JPSHH).
Tipani L.Di , Dadang K , Regina L.P. (2017) Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Pada
Pembelajaran Pips Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pembagian
Wilayah Waktu Di Indonesia , Jurnal Pena Ilmiah: Vol 2, No 1
Trygu. (2021). Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan Implikasinyadalam Belajar Matematika,
Guepedia, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai