Jomsti, 6 Sandra Devi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Journal of Music Science, Technology,

and Industry
Volume 5, Number 1, 2022
e-ISSN. 2622-8211
https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/jomsti/

Musik dan Gerak: Pendidikan Seni bagi Anak Usia Dini


1
Putu Sandra Devindriati Kusuma, 2Ni Made Dian Widiastuti, 3Ni Wayan Iriani
1,2,3
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan,
Institut Seni Indonesia Denpasar
Email: [email protected] , [email protected] , [email protected]

Article Info ABSTRACT


____________ ______________________________________________________
Article History:
Purpose: This study aims to look at the position of art education
Received: for early childhood. Art education for children this age is not only
December 2021 limited to singing or composing existing songs and changing the
Accepted: lyrics. Research Methods: This article is the result of a
March 2022 literature study which is strengthened by interviews with one of
Published: the educators who is also an early childhood education activist.
April 2022 The data presented in the form of descriptive text, so the nature
of this research is descriptive analysis. Results and
______________ Discussion: The results of the study show that art is one aspect
Keywords: of development for early childhood is included in ministerial
art education, regulations and curriculum. The things that include in the art
music and development program are the embodiment of an atmosphere for
movement, early the development of exploration, expression, and appreciation of
childhood art in the context of play for early childhood. With the art aspect
that has been regulated by the Indonesian government, from an
early age children can practice their balance through art
because art can inspire feelings and thoughts to be human.
Implication: In this case, educators must be sensitive because
art is to train sensitivity, such as observing children's responses
when they hear music and then moving, observing children's
body shapes when moving, and creating fun music and
movement activities for early childhood to fill their development
at in the golden age.
.
© 2022 Institut Seni Indonesia Denpasar

PENDAHULUAN
Pendidikan seni tanpa disadari telah hadir dalam kehidupan manusia, bahkan
sebelum terlahir ke dunia. Manusia mengenal seni dengan mendengar detak jantung
85
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

dan merasakan gerakan sang ibu. Seiring dengan tumbuh kembangnya,


ketidaksadaran manusia lebih banyak menuntun untuk tidak memperhatikan hal-hal
alami tersebut. Disinilah perlu banyak kajian mengenai pentingnya pendidikan seni.
Mempelajari seni adalah untuk mengenal dan membentuk diri sebagai manusia yang
seimbang.
Masa usia dini adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
penting bagi manusia. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa yang disebut dengan anak usia dini adalah anak usia
0 sampai 6 tahun. Masa anak usia dini dikenal dengan istilah “The Golden Age” atau
masa keemasan. Di masa ini anak memiliki potensi kepekaan yang tinggi sehingga
dapat menerima berbagai rangsangan dari luar dirinya. Anak-anak dapat dengan
muda menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa inilah anak-anak
membutuhkan perhatian ekstra karena mereka dapat dengan cepat merespon
stimulus-strimulus tersebut.
Uce (2015: 80) menyatakan bahwa the golden age adalah masa dimana segala
kelebihan atau keistimewaan pada masa ini tidak akan terulang untuk kedua kalinya.
Oleh karena hal itulah, the golden age sering disebut sebagai penentu kehidupan
selanjutnya. Apabila di masa ini anak lepas dari pengawasan orang tua atau para
pendidik, maka akan merugikan anak tersebut dalam proses tumbuh kembang
selanjutnya sebagai manusia.
Dalam pendidikan anak usia dini, pilihan yang banyak dilakukan oleh pendidik
untuk mengajarkan seni adalah melalui lagu. Lagu yang berisi syair dapat dinyanyikan
oleh anak dan anak dapat langsung merespon dengan gerakan. Namun lagu hanyalah
salah satu jenis karya dari musik. Begitupun gerak, tidak hanya terbatas gerak
merespon sebuah lagu yang bersyair, tetapi respon gerak juga bergerak alami ketika
anak mendengarkan bunyi, suara, atau musik tanpa syair.

METODE PENELITIAN
Artikel ini merupakan sebuah hasil studi pustaka (literature study) yang diperkuat
dengan wawancara. Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji
kurikulum pendidikan anak usia dini, buku-buku mengenai musik bagi anak-anak,
jurnal pendidikan anak usia dini terkait musik dan gerak. Wawancara dilakukan untuk
melihat bagaimana implementasi teori serta kurikulum mengenai musik dan gerak

86
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

dapat dilaksanakan oleh pendidik pada jenjang pendidikan anak usia dini. Data yang
disajikan berupa teks deskriptif, sehingga sifat penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Data yang diperoleh diurai secara teratur, kemudian diberikan pemahaman serta
penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pendidikan seni hadir sejak usia dini untuk membentuk kepribadian anak dan
membantu proses tumbuh kembangnya. Mengekspresikan diri adalah elemen penting
dari menjadi manusia. Pendidikan seni sejak usia dini dapat menjadi tempat dimana
anak-anak dengan bebas mengeksplorasi dan menunjukkan emosi yang timbul dari
diri mereka. Seni menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan menurut
Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Pada
pasal 10 disebutkan bahwa aspek seni meliputi kemampuan mengeksplorasi dan
mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam
bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi
karya seni, gerak dan tari, serta drama.
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang tertuang pada
Permendikbud 146 tahun 2014 juga telah merumuskan adanya struktur kurikulum
PAUD yang memuat program-program pengembangan. Program-program tersebut
meliputi program pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional, dan seni. Hal-hal yang mencakup pada program pengembangan
seni adalah perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan
apresiasi seni dalam konteks bermain.

Lingkup Perkembangan Seni dan Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam pendidikan seni, keberhasilan pembelajaran bukanlah menjadikan anak
sukses menjadi penyanyi, pemusik, ataupun penari. Keberhasilan pendidikan seni
bagi anak adalah anak dapat menjadi pribadi yang lebih peka baik terhadap dirinya
maupun lingkungannya. Ada perlunya untuk memahami setiap tahap perkembangan
tersebut.
Melalui seni, anak mulai dapat mengenal atau tertarik pada bunyi,
menggerakkan tubuh ketika mendengarkan musik, paham adanya perbedaan suara,

87
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

bertepuk tangan dan bergerak teratur mengikuti irama, mencoba membuat gerakan
yang menimbulkan bunyi, dapat bernyanyi dengan teratur sehingga dapat melafalkan
kata dengan jelas, bahkan dapat membuat gambar dari coret-coretan yang tak teratur
lalu perlahan menjadi mulai teratur dengan mengontrol gerakan tangannya.
Hal-hal tersebut telah dirumuskan pada Permendikbud No. 137 tahun 2014
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Tingkat pencapaian perkembangan anak
terhadap bidang seni telah dicantumkan berdasarkan klasifikasi usia. Pada penelitian
ini, berdasarkan sumber tersebut peneliti telah merumuskan hal-hal penting dalam
aspek perkembangan seni yang perlu diperhatikan dan diamati oleh pendidik serta
orang tua terhadap perkembangan anak. Kajian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Seni dan Perkembangan Anak
(Disadur dari Permendikbud No. 137 tahun 2014)
Kelompok Usia Lingkup Perkembangan Hal penting dalam aspek
Seni Perkembangan Seni
Mampu membedakan Anak menunjukkan respon saat ada
antara bunyi dan suara bunyi atau suara musik dengan
perilaku seperti menoleh,
menggerakkan tubuh ketika
mendengar bunyi dan suara,
bertepuk tangan walau belum teratur
Tertarik dengan suara Anak memunculkan ketertarikan
atau musik dengan mencari tahu sumber dan
3 – 12 bulan
mengamati darimana suara atau
bunyi berasal, menjatuhkan benda di
sekitarnya untuk didengar suaranya
Tertarik dengan berbagai Anak tertarik ketika diperlihatkan
macam karya seni gambar atau benda yang ditunjukkan
ke wajahnya dan berusaha meraih
benda-benda yang diletakkan di
sekitarnya
12 – 24 bulan Mampu membedakan Anak merespon berbagai macam
antara bunyi dan suara suara orang terdekat, bunyi musik,
atau lagu dengan menggoyangkan
badannya
Tertarik dengan musik, Anak menirukan bunyi, suara atau
lagu, atau nada bicara musik dengan irama yang teratur,
tertentu bertepuk tangan dan bergerak
dengan mulai teratur mengikuti irama
Tertarik dengan karya Anak mulai mencoret-coret, bertepuk
seni dan mencoba tangan dengan pola sederhana
membuat suatu gerakan
yang menimbulkan bunyi

88
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

2 – 4 tahun Mampu membedakan Anak memperhatikan dan mengenali


antara bunyi dan suara suara yang bernyanyi atau berbicara
dan minta diperdengarkan musik
favoritnya secara berulang
Tertarik dengan kegiatan Anak bernyanyi mengikuti irama dan
musik, gerakan orang, menggerakkan tubuhnya sesuai
hewan maupun irama
tumbuhan
Tertarik dengan kegiatan Anak menggambar benda-benda
atau karya seni dengan bentuk yang spesifik dan
dapat membedakan bentuk benda-
benda di sekitarnya
4 – 6 tahun Anak mampu menikmati Anak senang mendengarkan musik
berbagai alunan lagu favoritnya disertai dengan gerakan
atau suara tubuh, bernyanyi ketika mengerjakan
sesuatu, memainkan alat musik
Tertarik dengan kegiatan Anak dapat menggunakan berbagai
seni macam benda untuk menirukan suatu
irama musik atau membuatnya
sendiri, serta dapat mengekspresikan
gerakan dengan irama yang
bervariasi

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada setiap rentang usia,
lingkup perkembangan seninya tidak banyak perbedaan, namun terdapat hal-hal
penting dalam aspek perkembangan seni yang secara alami timbul dari perilaku anak-
anak. Guru dan orang tua sebagai pendidik, harus memiliki banyak waktu untuk
mengamati dan mengenali perilaku anak usia dini. Khususnya melalui seni, sehingga
musik dan gerak yang diberikan kepada anak usia dini sesuai bersamaan dengan
perkembangan fisik dan psikisnya.

Musik: Bunyi, Irama, dan Bahasa


Bunyi dapat didengar oleh manusia karena adanya getaran yang ditangkap oleh
telinga manusia. Irawati (2012: 157) menyatakan bahwa gelombang suara (akustik)
merupakan getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah bertekanan tinggi
karena kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang seling dengan
daerah bertekanan rendah akibat penjarangan (rarefaction) molekul tersebut. Telinga
manusia memberikan respon terhadap hal tersebut. Suara yang didengar telinga
manusia mengalami perubahan dari sinyal akustik yang bersifat mekanik menjadi
sinyal listrik yang diteruskan saraf pendengaran ke otak.

89
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

emosi respon tubuh

Gambar 1. Model Emosi


(Sumber: Djohan, 2009)

Gambar di atas merupakan salah satu model emosi yang menurut Djohan
(2009: 94) emosi terjadi ketika seseorang merasakan sebuah stimulus dan emosi
tersebut akan menyebabkan timbulnya berbagai respon tubuh. Alunan musik yang
merdu, percakapan manusia, suara yang berasal dari alam, tidak limbung saat berdiri
dari posisi jongkok, atau saat membungkukkan tubuh untuk mengambil barang dari
lantai, membutuhkan anugerah sistem pendengaran yang baik. Telinga adalah bagian
tubuh utama bagi anak usia dini untuk diasah kepekaannya. Stimulus dari luar yang
didengar dari luar akan masuk melalui telinga, oleh karena itu berikanlah anak-anak
lingkungan bunyi yang baik.
Bunyi adalah energi yang muncul berupa getaran di udara yang berasal dari
berbagai benda atau hal yang memiliki getaran frekuensi. Bunyi dapat berasal dari
berbagai hal dan hampir semua makhluk hidup dapat menghasilkan bunyi.
Lingkungan bunyi yang baik dapat diciptakan mulai dari guru dan orang tua sebagai
pendidik anak karena ketika manusia berbicara, pita suara akan bergetar dan
menghasilkan suara. Saat suara tersebut mengandung irama, intonasi, dan variasi-
variasi nada dengan kata lain adalah suara dengan kelembutan kasih sayang,
vibrasinya akan diterima oleh telinga anak. Campbell (2001: 81) juga menyatakan
bahwa bayi telah terkesan oleh kandungan tersebut dalam suara orang-orang di
sekelilingnya.
Kronobiologi yang mempelajari irama tubuh menyatakan bahwa irama adalah
bagian penting bagi manusia. Manusia sebagai makhluk hidup akan beradaptasi pada
ritme kehidupan lingkungannya. Aspek ritmis inilah yang menyebabkan manusia
musikal. Manusia adalah makhluk ritmis, karena dalam kesehariannya sudah
mempraktekkan beberapa aspek ritmis melalui kemampuan bicara atau komunikasi
yang esensinya sama dengan musik. Menurut Bunda Anna Anggraeni sebagai
pendidik pada jenjang pendidikan anak usia dini, seni yang dapat diberikan kepada
anak usia dini bukan identik dengan menyanyi, tetapi bagaimana keberpihakan
pendidik kepada anak untuk mengamati respon anak ketika mendengar bunyi atau
90
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

suara. Pendidik harus dapat melihat kebutuhan anak dan akan sangat bagus jika
munculnya dari anak. Kosakata, bahasa, dan pengetahuan dapat masuk dalam karya
musik, sehingga terbukti dapat meningkatkan perbedaharaan bahasa dan sains bagi
anak usia dini.
Pendidik dapat menciptakan musik dengan kata-kata yang disenandungkan.
Contohnya ketika anak sedang bermain dan diminta untuk membereskan mainan,
pendidik jangan langsung menegur dengan keras tetapi dengan kelembutan dan
perlahan. Pendidik meminta membereskan mainan tidak dengan kalimat langsung
tetapi sambil bernyanyi. Ketika anak terlihat lambat membereskannya, pendidik dapat
menambah tempo nyanyian menjadi cepat. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk
kreativitas dalam pendidikan seni yang sangat efektif bagi perkembangan anak,
terbukti anak merespon dengan bergerak lebih cepat untuk membereskan mainan
ketika mendengarnya.

Gerak: Kemampuan Motorik Anak Usia Dini


Menurut Gardner kecerdasan gerak tubuh adalah manifestasi dari kemampuan
menggunakan seluruh tubuh atau sebagian anggota tubuh (Wira, 2006: 32). Salah
satu usaha untuk mencapai keadaan tersebut di antaranya adalah dengan
memberikan kesempatan pada anak untuk memenuhi kebutuhan geraknya. Upaya
dalam pemenuhan kebutuhan gerak pada anak dapat dilakukan dengan bermain yang
merupakan aktivitas utama dari anak usia dini. Adanya aktivitas bermain yang
mendominasi tentu akan mempengaruhi kemampuan motorik anak dan
perkembangan keterampilan geraknya.
Gerak adalah unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Semakin anak
senang bermain, maka seluruh anggota tubuh akan terus terlatih untuk bergerak dan
otomatis akan ada peningkatan kemampuan motoriknya. Motorik adalah seluruh
gerakan yang dapat dilakukan anggota tubuh. Dengan kemampuan motorik anak yang
baik akan cenderung memiliki kemampuan sosial yang baik pula, dimana anak akan
mampu bergerak bermain mengimbangi teman-temannya. Gerakan-gerakan yang
dihasilkan adalah gerakan sederhana, didapatkan dari kemampuannya dalam meniru
sesuatu yang dilihat selama bermain, seperti melompat, berlari, menjinjit, dll. Hal ini
juga diperkuat dengan pernyataan dari Kamtini dan Tanjung dalam (Wulandari,
2017:152) bahwa anak usia dini memiliki karakteristik gerak fisik yang (1) sederhana,

91
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

(2) bermakna dan bertema, (3) menirukan gerakan orang sehari-hari dan juga
binatang.
Motorik pada anak terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus
yang masing-masing memiliki bentuk perkembangan gerak yang berbeda. Pada
perkembangan motorik kasar, anak dapat melakukan gerakan, seperti berlari,
menendang dan naik turun tangga dengan melibatkan otot-otot besar didalamnya.
Dalam implementasinya anak akan membutuhkan tenaga yang lebih besar pada
motorik kasar dibandingkan motorik halus. Motorik halus hanya melibatkan otot-otot
kecil dan bagian tubuh tertentu saja, tetapi sangat membutuhkan kecermatan. Berikut
adalah tabel perkembangan gerak motorik anak usia dini.

Motorik kasar Motorik halus


Melompat dengan satu kaki Mencuci tangan
Menendang bola Menggunting kertas
Melompat sejauh 1 meter dari posisi Menggenggam garpu/ sendok
awal
Berdiri dengan kedua tumit kaki dalam Menggambar lingkaran dengan bentuk
posisi rapat dan tangan berada di yang belum sempurna
samping

Tabel 2. Perkembangan gerak motorik anak usia 3-4 tahun


(Sumber: Sujiono, dkk, 2014)

Menurut pernyataan dari Bunda Anna sebagai pendidik di pendidikan usia dini,
untuk gerak sebaiknya anak diberikan kebebasan terlebih dahulu, biarkan anak untuk
merespon secara bebas untuk mengekspresikan dirinya walau belum teratur
geraknya. Setelah membiarkan anak berekspresi melalui gerak, pendidik perlahan
memberikan pemahaman dan pengertian dengan menggali pertanyaan: “Apa yang
anak-anak rasakan dengan bergerak seperti itu? Lalu selanjutnya apa yang harus kita
lakukan ya?”. Dengan menggali pertanyaan seperti itu, barulah pendidik dapat
memberikan arahan agar gerak anak terarah. Gerak terarah tersebut bukan berarti
anak harus mengikuti instruksi pendidik seperti gerak ke kiri, anak harus ikut gerak ke
kiri, gerak ke kanan, anak harus ikut ke kanan. Hal yang perlu dilakukan oleh pendidik
adalah mengarahkan gerak berdasarkan kumpulan pengamatan respon gerak yang
dilakukan oleh anak usia dini ketika mendengar bunyi, suara, atau musik.

Aktivitas Musik dan Gerak bagi Anak Usia Dini


92
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

Anak-anak usia dini perlu dilatih kemampuannya untuk mendengarkan, kepekaannya


terhadap irama, dan menyelaraskan gerak dengan bunyi. Disinilah diperlukan adanya
peran dari pendidik untuk membangunkan telinga dan respon tubuh anak-anak.
Pengalaman anak dalam mendengar bunyi, bergerak, memainkan alat musik,
menciptakan musik dan gerak yang diubahnya sendiri adalah salah satu manfaat
keberadaan seni bagi anak usia dini untuk belajar kata-kata, memasukkan kata-kata
yang ke dalam perbendaharaan katanya, dan meningkatkan pengetahuannya.
Menciptakan aktivitas musik dan gerak dibuat berdasarkan dari apa yang
disenangi anak, menciptakan gerak dan bunyi-bunyian dari apa yang membuat anak
tertarik, seperti anak sering tertarik kepada suara pesawat. Saat ini kegiatan belajar
anak sudah masuk ke kurikulum merdeka belajar, dimana tidak lagi pendidik yang
menjadi orientasinya, tetapi siswa sebagai pusat belajarnya. Dengan terus
menciptakan aktivitas musik dan gerak bersama anak, guru juga orang tua akan
membantu untuk merangsang kemampuan-kemampuan pendengaran, bicara,
bahasa, berpikir, dan membacanya.
Aktivitas bermain alat musik dengan menggunakan benda-benda di sekitar
anak dan memukulnya untuk mengeluarkan bunyi, adalah salah satu cara melatih
kepekaan ritmis anak agar dapat bergerak sesuai irama. Hal tersebut juga
mengajarkan pada anak bagaimana cara mengekspresikan emosi dan gagasan
secara fisik. Hal tersebut berdampak pula pada gerak. Ketika anak menari dan
mengerakkan tubuhnya mengikuti musik, anak usia dini sedang memperluas
kesadaran dengan lingkungan sekitarnya, membuka matanya, serta belajar memilah-
milah mana posisi dan sikap tubuhnya untuk mengekspresikan diri dari musik yang ia
dengar.
Dalam mengajak anak untuk beraktivitas seni seperti gerak, guru tidak lagi
merangkai gerak berdasarkan keinginannya, tetapi lebih kepada bagaimana pola
gerak anak ketika diberikan rangsangan berupa musik. Melalui pola-pola yang
terbentuk secara alami pada anak, guru dapat menyusun koreografi yang nantinya
diuji coba kepada anak-anak. Gerak-gerak yang pada umumnya dapat diberikan
bernuansa gerak sederhana, ceria, banyak pengulangan, dan geraknya imitatif
sehingga sesuai dengan karakteristik perkembangan motorik anak.

SIMPULAN

93
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

Pendidikan seni telah menjadi salah satu aspek perkembangan yang perlu
diperhatikan oleh pendidik baik guru maupun orang tua bagi anak usia dini.
Pendidikan seni haruslah membawa kegembiraan untuk anak usia dini, karena di usia
ini aktivitasnya adalah bermain. Melalui aktivitas musik dan gerak yang
menyenangkan, disitulah pendidikan seni mampu hadir menjadi bagian dalam
perjalanan tumbuh kembang seorang anak menjadi manusia. Dalam membuat
aktivitas musik, gerak, dan kata-kata kepada anak usia dini harus melihat dari anak
dengan mengamati respon dan tingkah lakunya, bukan dari sudut pandang pendidik.
Dengan demikian seni hadir untuk mewadahi kreativitas alami dari seorang anak yang
merupakan responnya terhadap segala hal yang dilihat, diamati, didengar, dirasakan
dari lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Don. (2000), The Mozart Effect for Children Awakening Your Child’s Mind,
Health, and Creativity with Music atau Efek Mozart Bagi Anak-Anak
Meningkatkan Daya Pikir, Kesehatan, dan Kreativitas Anak Melalui Musik,
terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. (2001), PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Djohan. (2009). Psikologi Musik, Best Publisher, Yogyakarta.

Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini, Jakarta.

Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini, Jakarta.

Irawati, Lili. (2012). Fisika Medik Proses Pendengaran. Majalah Kedokteran Andalas,
36(2), 155-162. Diunduh dari https://doi.org/10.22338/mka.v36.i2.p155-
162.2012

Satya, Wira Indra. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani Dan Kecerdasan Melalui
Bermain. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan.

Sujiono, B., Sumantri, M. S., & Chandrawati, T. (2014). Hakikat Perkembangan


Motorik Anak. Modul Metod. Pengemb. Fis, 1-21.

Uce, Loeziana. (2015). The Golden Age: Masa Efektif Merancang Kualitas Anak.
Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 1(2), 77-92. Diunduh dari https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/1322

94
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211

Wulandari, Retno Tri. (2017). Pembelajaran Olah Gerak dan Tari Sebagai Sarana
Ekspresi dan Apresiasi Seni Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan, 1-18.
Diunduh dari: http://paud.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2017/08/PEMBELAJARAN-OLAH-GERAK-DAN-TARI-
UNTUK-ANAK-USIA-DINI.pdf

DAFTAR NARASUMBER
Anggraeni, Anna (66 th.), pemilik Bunda Asuh Nanda Bandung dan Pengurus Pusat
Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini, wawancara tanggal 4 Maret melalui
online meeting.

95

Anda mungkin juga menyukai