Jomsti, 6 Sandra Devi
Jomsti, 6 Sandra Devi
Jomsti, 6 Sandra Devi
and Industry
Volume 5, Number 1, 2022
e-ISSN. 2622-8211
https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/jomsti/
PENDAHULUAN
Pendidikan seni tanpa disadari telah hadir dalam kehidupan manusia, bahkan
sebelum terlahir ke dunia. Manusia mengenal seni dengan mendengar detak jantung
85
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
METODE PENELITIAN
Artikel ini merupakan sebuah hasil studi pustaka (literature study) yang diperkuat
dengan wawancara. Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji
kurikulum pendidikan anak usia dini, buku-buku mengenai musik bagi anak-anak,
jurnal pendidikan anak usia dini terkait musik dan gerak. Wawancara dilakukan untuk
melihat bagaimana implementasi teori serta kurikulum mengenai musik dan gerak
86
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
dapat dilaksanakan oleh pendidik pada jenjang pendidikan anak usia dini. Data yang
disajikan berupa teks deskriptif, sehingga sifat penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Data yang diperoleh diurai secara teratur, kemudian diberikan pemahaman serta
penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
87
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
bertepuk tangan dan bergerak teratur mengikuti irama, mencoba membuat gerakan
yang menimbulkan bunyi, dapat bernyanyi dengan teratur sehingga dapat melafalkan
kata dengan jelas, bahkan dapat membuat gambar dari coret-coretan yang tak teratur
lalu perlahan menjadi mulai teratur dengan mengontrol gerakan tangannya.
Hal-hal tersebut telah dirumuskan pada Permendikbud No. 137 tahun 2014
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Tingkat pencapaian perkembangan anak
terhadap bidang seni telah dicantumkan berdasarkan klasifikasi usia. Pada penelitian
ini, berdasarkan sumber tersebut peneliti telah merumuskan hal-hal penting dalam
aspek perkembangan seni yang perlu diperhatikan dan diamati oleh pendidik serta
orang tua terhadap perkembangan anak. Kajian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Seni dan Perkembangan Anak
(Disadur dari Permendikbud No. 137 tahun 2014)
Kelompok Usia Lingkup Perkembangan Hal penting dalam aspek
Seni Perkembangan Seni
Mampu membedakan Anak menunjukkan respon saat ada
antara bunyi dan suara bunyi atau suara musik dengan
perilaku seperti menoleh,
menggerakkan tubuh ketika
mendengar bunyi dan suara,
bertepuk tangan walau belum teratur
Tertarik dengan suara Anak memunculkan ketertarikan
atau musik dengan mencari tahu sumber dan
3 – 12 bulan
mengamati darimana suara atau
bunyi berasal, menjatuhkan benda di
sekitarnya untuk didengar suaranya
Tertarik dengan berbagai Anak tertarik ketika diperlihatkan
macam karya seni gambar atau benda yang ditunjukkan
ke wajahnya dan berusaha meraih
benda-benda yang diletakkan di
sekitarnya
12 – 24 bulan Mampu membedakan Anak merespon berbagai macam
antara bunyi dan suara suara orang terdekat, bunyi musik,
atau lagu dengan menggoyangkan
badannya
Tertarik dengan musik, Anak menirukan bunyi, suara atau
lagu, atau nada bicara musik dengan irama yang teratur,
tertentu bertepuk tangan dan bergerak
dengan mulai teratur mengikuti irama
Tertarik dengan karya Anak mulai mencoret-coret, bertepuk
seni dan mencoba tangan dengan pola sederhana
membuat suatu gerakan
yang menimbulkan bunyi
88
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada setiap rentang usia,
lingkup perkembangan seninya tidak banyak perbedaan, namun terdapat hal-hal
penting dalam aspek perkembangan seni yang secara alami timbul dari perilaku anak-
anak. Guru dan orang tua sebagai pendidik, harus memiliki banyak waktu untuk
mengamati dan mengenali perilaku anak usia dini. Khususnya melalui seni, sehingga
musik dan gerak yang diberikan kepada anak usia dini sesuai bersamaan dengan
perkembangan fisik dan psikisnya.
89
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
Gambar di atas merupakan salah satu model emosi yang menurut Djohan
(2009: 94) emosi terjadi ketika seseorang merasakan sebuah stimulus dan emosi
tersebut akan menyebabkan timbulnya berbagai respon tubuh. Alunan musik yang
merdu, percakapan manusia, suara yang berasal dari alam, tidak limbung saat berdiri
dari posisi jongkok, atau saat membungkukkan tubuh untuk mengambil barang dari
lantai, membutuhkan anugerah sistem pendengaran yang baik. Telinga adalah bagian
tubuh utama bagi anak usia dini untuk diasah kepekaannya. Stimulus dari luar yang
didengar dari luar akan masuk melalui telinga, oleh karena itu berikanlah anak-anak
lingkungan bunyi yang baik.
Bunyi adalah energi yang muncul berupa getaran di udara yang berasal dari
berbagai benda atau hal yang memiliki getaran frekuensi. Bunyi dapat berasal dari
berbagai hal dan hampir semua makhluk hidup dapat menghasilkan bunyi.
Lingkungan bunyi yang baik dapat diciptakan mulai dari guru dan orang tua sebagai
pendidik anak karena ketika manusia berbicara, pita suara akan bergetar dan
menghasilkan suara. Saat suara tersebut mengandung irama, intonasi, dan variasi-
variasi nada dengan kata lain adalah suara dengan kelembutan kasih sayang,
vibrasinya akan diterima oleh telinga anak. Campbell (2001: 81) juga menyatakan
bahwa bayi telah terkesan oleh kandungan tersebut dalam suara orang-orang di
sekelilingnya.
Kronobiologi yang mempelajari irama tubuh menyatakan bahwa irama adalah
bagian penting bagi manusia. Manusia sebagai makhluk hidup akan beradaptasi pada
ritme kehidupan lingkungannya. Aspek ritmis inilah yang menyebabkan manusia
musikal. Manusia adalah makhluk ritmis, karena dalam kesehariannya sudah
mempraktekkan beberapa aspek ritmis melalui kemampuan bicara atau komunikasi
yang esensinya sama dengan musik. Menurut Bunda Anna Anggraeni sebagai
pendidik pada jenjang pendidikan anak usia dini, seni yang dapat diberikan kepada
anak usia dini bukan identik dengan menyanyi, tetapi bagaimana keberpihakan
pendidik kepada anak untuk mengamati respon anak ketika mendengar bunyi atau
90
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
suara. Pendidik harus dapat melihat kebutuhan anak dan akan sangat bagus jika
munculnya dari anak. Kosakata, bahasa, dan pengetahuan dapat masuk dalam karya
musik, sehingga terbukti dapat meningkatkan perbedaharaan bahasa dan sains bagi
anak usia dini.
Pendidik dapat menciptakan musik dengan kata-kata yang disenandungkan.
Contohnya ketika anak sedang bermain dan diminta untuk membereskan mainan,
pendidik jangan langsung menegur dengan keras tetapi dengan kelembutan dan
perlahan. Pendidik meminta membereskan mainan tidak dengan kalimat langsung
tetapi sambil bernyanyi. Ketika anak terlihat lambat membereskannya, pendidik dapat
menambah tempo nyanyian menjadi cepat. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk
kreativitas dalam pendidikan seni yang sangat efektif bagi perkembangan anak,
terbukti anak merespon dengan bergerak lebih cepat untuk membereskan mainan
ketika mendengarnya.
91
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
(2) bermakna dan bertema, (3) menirukan gerakan orang sehari-hari dan juga
binatang.
Motorik pada anak terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus
yang masing-masing memiliki bentuk perkembangan gerak yang berbeda. Pada
perkembangan motorik kasar, anak dapat melakukan gerakan, seperti berlari,
menendang dan naik turun tangga dengan melibatkan otot-otot besar didalamnya.
Dalam implementasinya anak akan membutuhkan tenaga yang lebih besar pada
motorik kasar dibandingkan motorik halus. Motorik halus hanya melibatkan otot-otot
kecil dan bagian tubuh tertentu saja, tetapi sangat membutuhkan kecermatan. Berikut
adalah tabel perkembangan gerak motorik anak usia dini.
Menurut pernyataan dari Bunda Anna sebagai pendidik di pendidikan usia dini,
untuk gerak sebaiknya anak diberikan kebebasan terlebih dahulu, biarkan anak untuk
merespon secara bebas untuk mengekspresikan dirinya walau belum teratur
geraknya. Setelah membiarkan anak berekspresi melalui gerak, pendidik perlahan
memberikan pemahaman dan pengertian dengan menggali pertanyaan: “Apa yang
anak-anak rasakan dengan bergerak seperti itu? Lalu selanjutnya apa yang harus kita
lakukan ya?”. Dengan menggali pertanyaan seperti itu, barulah pendidik dapat
memberikan arahan agar gerak anak terarah. Gerak terarah tersebut bukan berarti
anak harus mengikuti instruksi pendidik seperti gerak ke kiri, anak harus ikut gerak ke
kiri, gerak ke kanan, anak harus ikut ke kanan. Hal yang perlu dilakukan oleh pendidik
adalah mengarahkan gerak berdasarkan kumpulan pengamatan respon gerak yang
dilakukan oleh anak usia dini ketika mendengar bunyi, suara, atau musik.
SIMPULAN
93
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
Pendidikan seni telah menjadi salah satu aspek perkembangan yang perlu
diperhatikan oleh pendidik baik guru maupun orang tua bagi anak usia dini.
Pendidikan seni haruslah membawa kegembiraan untuk anak usia dini, karena di usia
ini aktivitasnya adalah bermain. Melalui aktivitas musik dan gerak yang
menyenangkan, disitulah pendidikan seni mampu hadir menjadi bagian dalam
perjalanan tumbuh kembang seorang anak menjadi manusia. Dalam membuat
aktivitas musik, gerak, dan kata-kata kepada anak usia dini harus melihat dari anak
dengan mengamati respon dan tingkah lakunya, bukan dari sudut pandang pendidik.
Dengan demikian seni hadir untuk mewadahi kreativitas alami dari seorang anak yang
merupakan responnya terhadap segala hal yang dilihat, diamati, didengar, dirasakan
dari lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Don. (2000), The Mozart Effect for Children Awakening Your Child’s Mind,
Health, and Creativity with Music atau Efek Mozart Bagi Anak-Anak
Meningkatkan Daya Pikir, Kesehatan, dan Kreativitas Anak Melalui Musik,
terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. (2001), PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Irawati, Lili. (2012). Fisika Medik Proses Pendengaran. Majalah Kedokteran Andalas,
36(2), 155-162. Diunduh dari https://doi.org/10.22338/mka.v36.i2.p155-
162.2012
Satya, Wira Indra. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani Dan Kecerdasan Melalui
Bermain. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan.
Uce, Loeziana. (2015). The Golden Age: Masa Efektif Merancang Kualitas Anak.
Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 1(2), 77-92. Diunduh dari https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/1322
94
Journal of Music Science, Technology, and Industry [JoMSTI]
Volume 5, Number 1, 2022. E-ISSN: 2622-8211
Wulandari, Retno Tri. (2017). Pembelajaran Olah Gerak dan Tari Sebagai Sarana
Ekspresi dan Apresiasi Seni Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan, 1-18.
Diunduh dari: http://paud.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2017/08/PEMBELAJARAN-OLAH-GERAK-DAN-TARI-
UNTUK-ANAK-USIA-DINI.pdf
DAFTAR NARASUMBER
Anggraeni, Anna (66 th.), pemilik Bunda Asuh Nanda Bandung dan Pengurus Pusat
Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini, wawancara tanggal 4 Maret melalui
online meeting.
95