BAB 1 METLIT (Khairunnisa Radhwa)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN INTERAKSI INTERPERSONAL GURU-SISWA

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(Penelitian Kuantitatif korelasional pada siswa kelas 4, Semester ganjil, Tahun pelajaran
2023/2024 SDIT Darul Hikmah Jakarta Timur)

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Niken Vioreza, M.Pd


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Pendidikan

Di susun oleh :
Nama : Khairunnisa Radhwa
Npm : (20218600027)

PROGRAM PENDIDDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA 2024
Bagian Pokok Skripsi terdiri atas beberapa bagian antara lain;
A. BAB I. Pendahuluan, yang berisi:
1) Latar Belakang
2) Identifikasi Masalah
3) Pembatasan Masalah
4) Rumusan Masalah
5) Tujuan Penelitian
6) Manfaat Penelitian
B. BAB II. Kajian Pustaka
1. Landasan Teori
2. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
3. Hipotesis
C. BAB III. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3. Populasi Penelitian
4. Sample dan Teknik Sampling
5. Pengalokasian subjek
6. Definisi Oprasional
7. Alur Penelitian
8. Rencana Pengelolaan dan Analisis Data
D. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
2. Analisis perbedaan Pretest dan Postest
E. BAB V. Simpulan dan Saran
1. kesimpulan
2. saran
F. DAFTAR PUSTAKA
G. LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di kelas pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi tujuan belajar
dengan menciptakan situasi agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang memadai.
Demi mewujudkan kondisi tersebut tentunya peran guru dalam mengelola lingkungan kelas
sangat penting sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif. Lingkungan kelas dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan belajar dan interaksi belajar. Lingkungan belajar
merupakan suasana belajar yang dijalani siswa, sedangkan interaksi belajar adalah hubungan
yang terbentuk antara guru dan siswa. Keterkaitan antara dua hal tersebut perlu menjadi
perhatian guru agar keberhsilan belajar siswa dapat tercapai.

Guru sebagai tenaga pendidik harus mengembangkan lingkungan belajar yang


menarik dan positif. Lingkungan belajar umumnya berkaitan dengan faktor sosial, fisik,
psikologis, atau budaya yang dapat memengaruhi kemampuan belajar siswa. Lingkungan
belajar yang tidak mendukung akan menyulitkan siswa untuk menyerap pengetahuan baru
yang kemudian akan berdampak pada fungsi kognitif.1 Guru yang tidak dapat mewujudkan
suasana kondisi belajar yang kondusif sudah pasti tidak akan mencapai tujuan dan rencana
pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat memicu ketidakpercayaan pada siswa. Oleh karena
itu, guru harus bertanggung jawab penuh pada tugasnya agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara maksimal.

Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang
paling memengaruhi secara bersamaan untuk mencapai tujuan pendidikan. interaksi belajar
ini bukan hanya sekedar kata-kata namun juga berisi pesan untuk menjalin hubungan edukatif
yang akan menuntun kepada perubahan tingkah laku siswa menuju kedewasaan. Proses
interaksi belajar antara guru dan siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor guru
sendiri, siswa, fasilitas pendukung, ataupun situasi proses interaksi pembelajaran tersebut
Interaksi dan komunikasi guru dengan siswa selama pembelajaran paling sering terjadi dan
bersifat intensif. Baik buruknya interaksi dan komunikasi tersebut akan memengaruhi
berbagai hal, terutama nilai-nilai kepribadian yang akan berdampak pada kualitas sekolah.

1
Ibid., h. 4
Dalam interaksi edukatif, hubungan guru-siswa lebih baik dilandasi dengan sentuhan-
sentuhan psikologis dengan seorang guru memiliki pemahaman terhadap siswa. Hal tersebut
akan membangun perkembangan pribadi siswa sehingga dapat meningkatkan rasa percaya
diri2. Dengan demikian, interaksi dan komunikasi interpersonal yang telah terjalin akan
membuat kegiatan belajar mengajar berlangsung efisien.

Interaksi interpersonal merupakan proses komunikasi seseorang dengan orang lain


untuk melakukan pertukaran informasi, perasaan, dan makna lain melalui pesan verbal dan
non verbal. Keterampilan seseorang dalam berkomunikasi tidak hanya dengan perkataan,
tetapi juga dengan cara hal tersebut dikatakan melalui bahasa tubuh, isyarat, nada, dan postur.
Seseorang akan menemukan banyak variasi dan intensitas perilaku orang lain saat interaksi
interpersonal terjadi. Berdasarkan perilaku yang telah dilihat, orang tersebut dapat
menentukan caranya bersikap kepada orang lain, baik itu sikap positif, netral, ataupun negatif.
Maka dari itu, melalui interaksi interpersonal seseorang dapat mengatur, mengontrol, dan
membatasi perilaku terhadap orang lain. Selain itu, interaksi interpersonal juga penting untuk
membangun hubungan interpersonal dengan seseorang.

Menurut Weber dalam Parhusip, dkk menyatakan bahwa guru berperan mengelola
kelas dengan mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan sehat untuk
menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang positif. Hubungan interpersonal yang baik
antara guru dan siswa merupakan salah satu syarat agar proses belajar mengajar menjadi
efektif. Guru yang mampu mengendalikan suasana pembelajaran yang menyenangkan tentu
akan membuat kondisi belajar menjadi optimal. Kemampuan seorang guru dalam
membangun hubungan interpersonal yang baik sangat dipengaruhi oleh perilaku interpersonal
guru itu sendiri. Perilaku interpersonal setiap guru pastinya berbeda-beda selama proses
belajar mengajar. Hubungan interpersonal guru-siswa dapat diukur dengan menggunakan
Questionnaire on Teacher Interaction (QTI) yang disusun oleh Wubbels, dkk berdasarkan
Model for Interpersonal Teacher Behaviour. MITB terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi
pengaruh (Influence) yang memiliki sumbu Dominance-Submission dan dimensi kedekatan
(Proximity) dengan sumbu Cooperation-Opposition. Kedua dimensi tersebut selanjutnya
diwakili menjadi tipe perilaku interpersonal guru, yaitu Leadership (DC), Helpful/Friendly

2
Muhammad Syukur Salman, Menjadi Guru yang Dicintai Siswa (Yogyakarta: Deepublish, 2018),
Cet. 1, h. 69.
(CD), Understanding (CS), Student Freedom (SC), Uncertain (SO), Disatissfied (OS),
Admonishing (OD), dan Strict (DO).3

Instrumen QTI telah tervalidasi dan digunakan di berbagai negara, jenjang pendidikan,
serta berbagai bidang pembelajaran. Salah satu bidang yang sering dilakukan penelitian
dengan menggunakan QTI adalah bidang ilmu matematika. 4

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, penelitian tentang interaksi interpersonal


dalam pembelajaran Matematika dapat menunjukkan hubungan interpersonal yang terjalin
antara guru Matematika dengan siswa di kelas, serta menjelaskan hubungan dan pengaruhnya
terhadap keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
interaksi interpersonal gurusiswa dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika.
Penelitian mengenai topik tersebut, khususnya di SDIT Darul Hikmah juga belum terlalu
banyak dilaporkan.

Maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan interaksi


interpersonal guru-siswa terhadap hasil belajar matematika dii SDIT Darul Hikmah.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang dari hasil penelitian pendahuluan dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Lingkungan belajar yang tidak efektif dan kondusif berdampak negatif terhadap proses
belajar siswa.
2. Interaksi interpersonal guru-siswa merupakan salah satu faktor penting dalam proses
pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.
4. Penting bagi guru memiliki keterampilan interpersonal yang baik agar tujuan pembelajaran
terlaksana sehingga keberhasilan belajar siswa tercapai

C. Pembatasan Masalah
Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah dalam penelitian hubungan interaksi
interpersonal guru-siswa dengan hasil belajar matematika, maka perlu dibuat pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Interaksi interpersonal guru-siswa diukur menggunakan Questionnaire on Teacher
Interaction (QTI) berdasarkan persepsi siswa dalam pembelajaran Matematika.

3
Siswanto, Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), h. 94.
4
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 48.
2. Penelitian ini menggunakan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Matematika
semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 untuk melihat hasil belajar Matematika siswa.
2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SD di SDIT Darul Hikmah kota Jakarta

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana hubungan interaksi interpersonal guru-siswa terhadap hasil belajar
Matematika di SDIT Darul Hikmah kota Jakarta?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis
hubungan interaksi interpersonal guru-siswa terhadap hasil belajar Matematika di SDIT Darul
Hikmah kota Jakarta.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada sekolah untuk melakukan pertimbangan dalam membuat kebijakankebijakan terhadap


pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

2. Bagi guru, berguna untuk refleksi diri guru terhadap kinerja pengajaran yang

dilakukan sehingga guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih

tepat dan efisien untuk siswa.

3. Bagi siswa, penelitian ini dapat menjadi salah satu pendorong bagi siswa agar

lebih termotivasi dan tekun dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat

mencapai hasil belajar yang baik.

4. Bagi peneliti, dapat menjadi gambaran mengenai deskripsi interaksi

interpersonal yang terbentuk antara guru dan siswa sehingga pengalaman

yang didapatkan peneliti bermanfaaat jika melanjutkan profesi sebagai guru

di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai