BAB 1 METLIT (Khairunnisa Radhwa)
BAB 1 METLIT (Khairunnisa Radhwa)
BAB 1 METLIT (Khairunnisa Radhwa)
(Penelitian Kuantitatif korelasional pada siswa kelas 4, Semester ganjil, Tahun pelajaran
2023/2024 SDIT Darul Hikmah Jakarta Timur)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
Di susun oleh :
Nama : Khairunnisa Radhwa
Npm : (20218600027)
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di kelas pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi tujuan belajar
dengan menciptakan situasi agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang memadai.
Demi mewujudkan kondisi tersebut tentunya peran guru dalam mengelola lingkungan kelas
sangat penting sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif. Lingkungan kelas dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan belajar dan interaksi belajar. Lingkungan belajar
merupakan suasana belajar yang dijalani siswa, sedangkan interaksi belajar adalah hubungan
yang terbentuk antara guru dan siswa. Keterkaitan antara dua hal tersebut perlu menjadi
perhatian guru agar keberhsilan belajar siswa dapat tercapai.
Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang
paling memengaruhi secara bersamaan untuk mencapai tujuan pendidikan. interaksi belajar
ini bukan hanya sekedar kata-kata namun juga berisi pesan untuk menjalin hubungan edukatif
yang akan menuntun kepada perubahan tingkah laku siswa menuju kedewasaan. Proses
interaksi belajar antara guru dan siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor guru
sendiri, siswa, fasilitas pendukung, ataupun situasi proses interaksi pembelajaran tersebut
Interaksi dan komunikasi guru dengan siswa selama pembelajaran paling sering terjadi dan
bersifat intensif. Baik buruknya interaksi dan komunikasi tersebut akan memengaruhi
berbagai hal, terutama nilai-nilai kepribadian yang akan berdampak pada kualitas sekolah.
1
Ibid., h. 4
Dalam interaksi edukatif, hubungan guru-siswa lebih baik dilandasi dengan sentuhan-
sentuhan psikologis dengan seorang guru memiliki pemahaman terhadap siswa. Hal tersebut
akan membangun perkembangan pribadi siswa sehingga dapat meningkatkan rasa percaya
diri2. Dengan demikian, interaksi dan komunikasi interpersonal yang telah terjalin akan
membuat kegiatan belajar mengajar berlangsung efisien.
Menurut Weber dalam Parhusip, dkk menyatakan bahwa guru berperan mengelola
kelas dengan mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan sehat untuk
menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang positif. Hubungan interpersonal yang baik
antara guru dan siswa merupakan salah satu syarat agar proses belajar mengajar menjadi
efektif. Guru yang mampu mengendalikan suasana pembelajaran yang menyenangkan tentu
akan membuat kondisi belajar menjadi optimal. Kemampuan seorang guru dalam
membangun hubungan interpersonal yang baik sangat dipengaruhi oleh perilaku interpersonal
guru itu sendiri. Perilaku interpersonal setiap guru pastinya berbeda-beda selama proses
belajar mengajar. Hubungan interpersonal guru-siswa dapat diukur dengan menggunakan
Questionnaire on Teacher Interaction (QTI) yang disusun oleh Wubbels, dkk berdasarkan
Model for Interpersonal Teacher Behaviour. MITB terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi
pengaruh (Influence) yang memiliki sumbu Dominance-Submission dan dimensi kedekatan
(Proximity) dengan sumbu Cooperation-Opposition. Kedua dimensi tersebut selanjutnya
diwakili menjadi tipe perilaku interpersonal guru, yaitu Leadership (DC), Helpful/Friendly
2
Muhammad Syukur Salman, Menjadi Guru yang Dicintai Siswa (Yogyakarta: Deepublish, 2018),
Cet. 1, h. 69.
(CD), Understanding (CS), Student Freedom (SC), Uncertain (SO), Disatissfied (OS),
Admonishing (OD), dan Strict (DO).3
Instrumen QTI telah tervalidasi dan digunakan di berbagai negara, jenjang pendidikan,
serta berbagai bidang pembelajaran. Salah satu bidang yang sering dilakukan penelitian
dengan menggunakan QTI adalah bidang ilmu matematika. 4
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang dari hasil penelitian pendahuluan dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Lingkungan belajar yang tidak efektif dan kondusif berdampak negatif terhadap proses
belajar siswa.
2. Interaksi interpersonal guru-siswa merupakan salah satu faktor penting dalam proses
pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.
4. Penting bagi guru memiliki keterampilan interpersonal yang baik agar tujuan pembelajaran
terlaksana sehingga keberhasilan belajar siswa tercapai
C. Pembatasan Masalah
Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah dalam penelitian hubungan interaksi
interpersonal guru-siswa dengan hasil belajar matematika, maka perlu dibuat pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Interaksi interpersonal guru-siswa diukur menggunakan Questionnaire on Teacher
Interaction (QTI) berdasarkan persepsi siswa dalam pembelajaran Matematika.
3
Siswanto, Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), h. 94.
4
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 48.
2. Penelitian ini menggunakan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Matematika
semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 untuk melihat hasil belajar Matematika siswa.
2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SD di SDIT Darul Hikmah kota Jakarta
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana hubungan interaksi interpersonal guru-siswa terhadap hasil belajar
Matematika di SDIT Darul Hikmah kota Jakarta?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis
hubungan interaksi interpersonal guru-siswa terhadap hasil belajar Matematika di SDIT Darul
Hikmah kota Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
2. Bagi guru, berguna untuk refleksi diri guru terhadap kinerja pengajaran yang
3. Bagi siswa, penelitian ini dapat menjadi salah satu pendorong bagi siswa agar
di masa depan.