None F06bb39e
None F06bb39e
None F06bb39e
ABSTRACT PENDAHULUAN
Study on the rarity status of plant species in Lekawai river - Hutan tropis humida dataran rendah yang ter-
Jengonoi river forest complex, Sintang, West Kalimantan dapat di Asia Tenggara, khususnya di Kalimantan,
aimed of confirming rarity status based on IUCN study for
further conservation. Stratified random sampling was applied. mempunyai kekayaan alam berupa pohon dengan
Fifty five tree species were found. Eleven species were jenis yang bervariasi dari satu tempat ke tempat
vulnerable based on IUCN criteria such as Dipterocarpus lain. Penyebarannya pun sangat luas dan beberapa
elongatus Foxw., Hopea mengarawan Miq., Shorea di antaranya bersifat endemik, yaitu jenis yang
macroptera Dyer., Dryobalanops oblongifolia Dyer., Shorea dapat tumbuh di suatu tempat. Hal ini antara lain
parvifolia Dyer., Agathis borneensis Becc., Eusideroxylon
zwageri, Shorea laevis Ridl., Cratoxylum arborescens BL., disebabkan oleh faktor edafik, klimatik, dan genetik
Alstonia angustifolia Hook.f., and Dacryodes rostrata H.J.L. (Saridan et al. 1997).
However based on the field study their species rarity status Selama 20 tahun terakhir, hutan alam sebagai
were not proven. Only Aquilaria malaccensis Lamk. fell under modal alam natural capital dalam pembangunan
species rarity status and included vulnerable based on IUCN
category. Therefore, this species should be conserved.
telah memberikan sumbangan cukup besar dalam
peningkatan pendapatan negara, devisa, maupun ke-
Key words: Rare trees, IUCN, conservation. sempatan kerja (Kartodiharjo 1999). Namun demi-
kian, seperti diungkapkan oleh World Research
ABSTRAK Institute (1992), saat ini Indonesia telah kehilangan
lebih dari 72% potensi hutan alam, yang berarti ke-
Penelitian status kelangkaan jenis pohon di kelompok hutan hilangan rata-rata 3,4 juta ha setiap tahun. Semen-
Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi, Sintang, Kalimantan Barat, tara itu, data resmi pemerintah menyebutkan, dari
bertujuan untuk mengetahui status jenis pohon berdasarkan
pada IUCN, untuk selanjutnya diambil langkah pelestariannya. luas kawasan hutan 144 juta ha pada tahun 1950-an
Metode yang digunakan, yaitu penarikan contoh bertingkat telah menyusut drastis menjadi 92,4 juta ha pada
dengan peletakan satuan contoh tingkat pertama secara terarah akhir tahun ini. Penyebab utama masalah ini adalah
dan tingkat kedua secara sistematis. Dalam penelitian ditemu- konversi hutan alam menjadi fungsi lain.
kan 55 jenis pohon, 11 di antaranya termasuk kriteria langka
Menurut laporan International Union for
IUCN, yaitu Dipterocarpus elongatus Foxw. (keruing), Hopea
mengarawan Miq. (meranti batu), Shorea macroptera Dyer. Conservation of Nature and Natural Resources
(meranti kuning), Dryobalanops oblongifolia Dyer. (kapur), (IUCN) telah banyak jenis tumbuhan yang sudah
Shorea parvifolia Dyer., Agathis borneensis Becc. (damar), terancam punah sesuai dengan red list summary
Eusideroxylon zwageri (ulin T.et.B.), Shorea laevis Ridl. report dan sebagian terdapat di Indonesia. Berda-
(bangkirai), Cratoxylum arborescens BL. (geronggang),
Alstonia angustifolia Hook.f. (pulai), dan Dacryodes rostrata
sarkan hal itu, dirasa perlu untuk mengetahui keber-
H.J.L. (kemaisan). Pohon jenis Aquilaria malaccensis Lamk. adaan dan jumlah sebenarnya dari spesies-spesies
(gaharu) telah masuk ke dalam status kelangkaan spesies dan yang terancam punah tersebut. Selanjutnya dapat
kategori rawan menurut kriteria IUCN. Untuk itu spesies ini diambil tindakan preventif untuk menjaga kelestari-
perlu dilestarikan. annya.
Kata kunci: Pohon langka, IUCN, pelestarian. Heriyanto dan Garsetiasih (2002) menyatakan
bahwa jenis tumbuhan langka menurut IUCN dalam
kategori kritis (critically endangered) dan genting
Kategori vulnerable/Vu (rawan), yaitu tum- waktu 10 tahun populasi akan berkurang 20%, pada
buhan yang hidup di habitat asli, jika tidak genting area yang disurvei terdapat sekurang-kurangnya
akan menghadapi kepunahan, dan dalam kurun 1000 individual (pohon dewasa) dalam area seluas