None F06bb39e

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Status Kelangkaan Jenis Pohon di Kelompok Hutan

Sungai Lekawai-Sungai Jengonoi, Sintang, Kalimantan Barat

N.M. Heriyanto dan Endro Subiandono


Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor

ABSTRACT PENDAHULUAN
Study on the rarity status of plant species in Lekawai river - Hutan tropis humida dataran rendah yang ter-
Jengonoi river forest complex, Sintang, West Kalimantan dapat di Asia Tenggara, khususnya di Kalimantan,
aimed of confirming rarity status based on IUCN study for
further conservation. Stratified random sampling was applied. mempunyai kekayaan alam berupa pohon dengan
Fifty five tree species were found. Eleven species were jenis yang bervariasi dari satu tempat ke tempat
vulnerable based on IUCN criteria such as Dipterocarpus lain. Penyebarannya pun sangat luas dan beberapa
elongatus Foxw., Hopea mengarawan Miq., Shorea di antaranya bersifat endemik, yaitu jenis yang
macroptera Dyer., Dryobalanops oblongifolia Dyer., Shorea dapat tumbuh di suatu tempat. Hal ini antara lain
parvifolia Dyer., Agathis borneensis Becc., Eusideroxylon
zwageri, Shorea laevis Ridl., Cratoxylum arborescens BL., disebabkan oleh faktor edafik, klimatik, dan genetik
Alstonia angustifolia Hook.f., and Dacryodes rostrata H.J.L. (Saridan et al. 1997).
However based on the field study their species rarity status Selama 20 tahun terakhir, hutan alam sebagai
were not proven. Only Aquilaria malaccensis Lamk. fell under modal alam natural capital dalam pembangunan
species rarity status and included vulnerable based on IUCN
category. Therefore, this species should be conserved.
telah memberikan sumbangan cukup besar dalam
peningkatan pendapatan negara, devisa, maupun ke-
Key words: Rare trees, IUCN, conservation. sempatan kerja (Kartodiharjo 1999). Namun demi-
kian, seperti diungkapkan oleh World Research
ABSTRAK Institute (1992), saat ini Indonesia telah kehilangan
lebih dari 72% potensi hutan alam, yang berarti ke-
Penelitian status kelangkaan jenis pohon di kelompok hutan hilangan rata-rata 3,4 juta ha setiap tahun. Semen-
Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi, Sintang, Kalimantan Barat, tara itu, data resmi pemerintah menyebutkan, dari
bertujuan untuk mengetahui status jenis pohon berdasarkan
pada IUCN, untuk selanjutnya diambil langkah pelestariannya. luas kawasan hutan 144 juta ha pada tahun 1950-an
Metode yang digunakan, yaitu penarikan contoh bertingkat telah menyusut drastis menjadi 92,4 juta ha pada
dengan peletakan satuan contoh tingkat pertama secara terarah akhir tahun ini. Penyebab utama masalah ini adalah
dan tingkat kedua secara sistematis. Dalam penelitian ditemu- konversi hutan alam menjadi fungsi lain.
kan 55 jenis pohon, 11 di antaranya termasuk kriteria langka
Menurut laporan International Union for
IUCN, yaitu Dipterocarpus elongatus Foxw. (keruing), Hopea
mengarawan Miq. (meranti batu), Shorea macroptera Dyer. Conservation of Nature and Natural Resources
(meranti kuning), Dryobalanops oblongifolia Dyer. (kapur), (IUCN) telah banyak jenis tumbuhan yang sudah
Shorea parvifolia Dyer., Agathis borneensis Becc. (damar), terancam punah sesuai dengan red list summary
Eusideroxylon zwageri (ulin T.et.B.), Shorea laevis Ridl. report dan sebagian terdapat di Indonesia. Berda-
(bangkirai), Cratoxylum arborescens BL. (geronggang),
Alstonia angustifolia Hook.f. (pulai), dan Dacryodes rostrata
sarkan hal itu, dirasa perlu untuk mengetahui keber-
H.J.L. (kemaisan). Pohon jenis Aquilaria malaccensis Lamk. adaan dan jumlah sebenarnya dari spesies-spesies
(gaharu) telah masuk ke dalam status kelangkaan spesies dan yang terancam punah tersebut. Selanjutnya dapat
kategori rawan menurut kriteria IUCN. Untuk itu spesies ini diambil tindakan preventif untuk menjaga kelestari-
perlu dilestarikan. annya.
Kata kunci: Pohon langka, IUCN, pelestarian. Heriyanto dan Garsetiasih (2002) menyatakan
bahwa jenis tumbuhan langka menurut IUCN dalam
kategori kritis (critically endangered) dan genting

28 Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003


(endangered) yang dijumpai di hutan lindung Analisis Data
Sungai Wain Balikpapan adalah Shorea smithiana,
S. lamellata, Dipterocarpus cornutus, S. ovalis, S. Data yang diperoleh dianalisis untuk menen-
parvifolia, Cratoxylon melanoxylon, tetapi berda- tukan jenis-jenis yang dominan. Jenis dominan me-
sarkan hasil analisis tidak terbukti kelangkaannya. rupakan jenis yang mempunyai nilai penting ter-
Sedangkan jenis Hopea mengarawan dan Vatica tinggi di dalam tipe vegetasi yang bersangkutan
pauciflora termasuk dalam kategori kritis (critically (Samingan 1979). Jenis dominan tersebut dapat di-
endangered). peroleh dengan menggunakan rumus (Soerianegara
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan Indrawan 1982):
kelangkaan jenis tumbuhan berdasarkan laporan Jumlah individu
IUCN (1994) dan selanjutnya ditetapkan langkah – Kerapatan =
Luas contoh
pelestarian jenis tumbuhan tersebut di kelompok
hutan Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi, Kerapatan dari
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. – Kerapatan Relatif (%) suatu jenis
= x 100
(KR) Kerapatan dari
seluruh jenis
BAHAN DAN METODE
Jumlah bidang dasar suatu jenis
– Dominansi =
Rancangan Penelitian Luas contoh
Penelitian dilakukan menggunakan teknik pe- Dominansi dari
narikan contoh bertingkat dengan peletakan/pemi- – Dominansi Relatif (%) suatu jenis
= x 100
lihan satuan contoh tingkat pertama secara terarah (DR) Dominansi dari
dan satuan contoh tingkat kedua secara sistematis seluruh jenis
(Barnard 1950). Jumlah plot ditemukannya suatu jenis
Satuan contoh berbentuk bujur sangkar de- – Frekuensi =
ngan ukuran 1000 x 1000 m (100 ha). Di dalam plot Jumlah seluruh plot yang dibuat
bujur sangkar dibuat jalur dengan lebar 20 m dan Frekuensi dari
panjang 1000 m sebanyak 10 jalur, penempatan – Frekuensi Relatif (%) suatu jenis
= x 100
jalur-jalur dilakukan secara sistematis dengan jarak (FR) Frekuensi dari
antarjalur 100 m. Satuan contoh seluruhnya ber- seluruh jenis
jumlah tiga unit (300 ha) yang dibuat memotong
Kerapatan relatif + domi-
lereng.
– Indek Nilai Penting = nansi relatif + frekuensi
Untuk mengetahui keadaan hutan dilakukan
(INP) relatif
analisis vegetasi, yaitu dengan cara berikut:
- Pohon, dengan kriteria diameter setinggi dada – Volume Pohon
(1,3 m) ≥20 cm. Bila pohon berbanir, diameter
diukur 20 cm di atas banir, jumlah pohon di- Untuk menghitung volume pohon digunakan
hitung pada seluruh petak ukur. rumus sebagai berikut:
- Tiang, yaitu pohon muda dengan diameter V = 1/4. π.d2.t.f
setinggi dada (1,3 m) antara ≥10-≤20 cm dan
V = volume pohon bebas cabang (m3)
ukuran pada petak 10 x 10 m.
π = konstanta (3,141592654)
- Pancang, yaitu permudaan yang tingginya ≥ 1,5 d = diameter pohon setinggi dada/130 cm atau
m sampai pohon muda dengan diameter ≤10 cm, 20 cm di atas banir (cm2)
ukuran petak 5 x 5 m. t = tinggi pangkal tajuk dikurangi tinggi banir
- Semai, yaitu permudaan mulai dari kecambah (m)
sampai tinggi ≤1,5 m, ukuran petak 2 x 2 m. f = angka bentuk pohon (0,6)

Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003 29


HASIL DAN PEMBAHASAN Iklim
Berdasarkan data stasiun pengamatan iklim
Risalah Lokasi Penelitian
Ambalau (130 m dpl) kelompok hutan Sungai
Letak dan Luas Lekawai - Sungai Jengonoi termasuk ke dalam
wilayah bercurah hujan tipe A (sangat basah),
Lokasi penelitian terletak di kelompok hutan sedangkan menurut Schmidt dan Ferguson (1952)
Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi, sekitar 250 km memiliki nilai Q = 0% (tanpa bulan kering). Curah
dari kota Sintang. Berdasarkan administrasi peme- hujan tahunan rata-rata 3.371 mm atau 210-340 mm
rintahan, area tersebut termasuk ke dalam wilayah perbulan. Jumlah hari hujan rata-rata 16 hari/bulan.
Kecamatan Ambalau dan Kecamatan Serawai, Suhu rata-rata 26oC dengan kelembaban 90%.
Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Barat, se-
dangkan berdasarkan wilayah pengelolaan kehutan- Komposisi dan Dominansi Jenis
an termasuk ke dalam KPH Sintang, BKPH
Serawai. Tingkat Pohon
Secara geografis, kelompok hutan Sungai Hasil inventarisasi dan identifikasi jenis me-
Lekawai - Sungai Jengonoi terletak di antara lalui herbarium diketahui bahwa pada kelompok
00o01’ - 00o33’ Lintang Selatan, 112o33’ - 113o14’ hutan Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi dijumpai
Bujur Timur. Luas area HPH PT. Sari Bumi 55 jenis pohon. Hasil analisis vegetasi disajikan
Kusuma, yaitu 66 ribu ha. pada Tabel 1.
Kelompok hutan Sungai Lekawai - Sungai Jenis tumbuhan yang mendominasi tegakan
Jengonoi (HPH PT. Sari Bumi Kusuma) berdasar- pada kelompok hutan Sungai Lekawai - Sungai
kan fungsi hutan terbagi menjadi dua, yaitu hutan Jengonoi adalah Shorea parvifolia (meranti merah),
produksi terbatas seluas 47,9 ribu ha (72,5%) dan Melanochyla tomentosa (medang), Palaquium obo-
hutan lindung 18,1 ribu ha (27,5%). Area survei vatum (nyatoh), S. macroptera (meranti kuning),
termasuk hutan produksi terbatas. Eusideroxylon zwageri (ulin), S. pinanga (tengka-
wang), Dipterocarpus elongatus (keruing), dan S.
Topografi
laevis (bangkirai).
Kelompok hutan Sungai Lekawai - Sungai
Jengonoi terletak pada ketinggian 150-550 m dari Tingkat Permudaan
permukaan laut (dpl). Topografi beragam, mulai da- Vegetasi permudaan di kelompok hutan
ri datar sampai berbukit dengan kecuraman lereng Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi beragam, hal ini
5-45%. ditunjukkan pada Tabel 2. Di tingkat semai, jenis
tumbuhan yang mendominasi tegakan adalah S.
Geologi dan Tanah
parvifolia (meranti merah), S. macroptera (meranti
Tanah di kelompok hutan Sungai Lekawai - kuning), R. appositifolia (ubah), dan S. laevis
Sungai Jengonoi terbentuk dari jenis batuan yang (bangkirai), ditingkat pancang adalah S. parvifolia
berumur panjang antara quatier sampai oligosen (meranti merah), R. appositifolia (ubah), S. macrop-
akhir. Sebagian besar terbentuk dari formasi tera (meranti kuning), dan K. mandarahan (kum-
Melawi (Teom) yang terdiri atas batu pasir arkosa pang), sedangkan ditingkat tiang, yaitu S. parvifolia
berselingan dengan serpih. Jenis tanah sebagian (meranti merah), M. tomentosa (medang), R.
besar didominasi oleh Podsolik Merah Kuning dan appositifolia (ubah), S. macroptera (meranti
Litosol yang terbentuk di fisiografi hingga perbukit- kuning), dan K. mandarahan (kumpang).
an (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1997).
Kedalaman tanah di daerah dataran pada
umumnya tergolong dalam (>90 cm), sedangkan
didaerah perbukitan bervariasi.

30 Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003


Tabel 1. Hasil analisis vegetasi tingkat pohon pada kelompok hutan Sungai Lekawai dan Sungai Jengonoi,
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
K Kr Fr D Dr INP
Nama Jenis F
(N/ha) (%) (%) (m2/ha) (%) (%)
Jenis langka
Agathis/damar 0,05 0,08 0,007 0,11 0,006 0,06 0,26
Bangkirai 1,88 3,17 0,260 4,46 0,321 3,58 11,21
Geronggang 0,03 0,06 0,007 0,11 0,002 0,02 0,19
Pulai (1) 0,27 0,45 0,050 0,86 0,127 1,42 2,72
Kapur 0,02 0,03 0,003 0,06 0,001 0,01 0,09
Kemaisan 0,03 0,06 0,007 0,11 0,001 0,02 0,19
Keruing 2,07 3,48 0,333 5,72 0,259 2,88 12,08
Meranti Batu 0,27 0,45 0,053 0,92 0,017 0,18 1,55
Meranti Kuning 2,75 4,63 0,343 5,89 0,445 4,96 15,47
Meranti Merah 16,33 27,47 0,847 14,53 3,213 35,79 77,79
Ulin 2,53 4,26 0,310 5,32 0,416 4,63 14,21
Jumlah I 26,23 44,13 2,22 38,10 4,81 53,54 135,77
Jenis tidak langka
Asam 0,02 0,03 0,003 0,06 0,001 0,01 0,09
Bangka 0,10 0,17 0,020 0,34 0,008 0,09 0,61
Belawan 0,05 0,08 0,007 0,11 0,005 0,06 0,26
Benuang 0,12 0,20 0,023 0,40 0,029 0,32 0,92
Bintangur 0,43 0,73 0,070 1,20 0,046 0,52 2,45
Cempaka 0,07 0,11 0,013 0,23 0,012 0,13 0,47
Durian Burung 0,87 1,46 0,133 2,29 0,097 1,08 4,83
Gawang 0,25 0,42 0,040 0,69 0,018 0,20 1,30
Kapuak 0,12 0,20 0,023 0,40 0,006 0,07 0,67
Kapul 0,50 0,84 0,083 1,43 0,056 0,62 2,89
Kelampai 0,35 0,59 0,063 1,09 0,033 0,37 2,04
Kemajau 0,63 1,07 0,107 1,83 0,045 0,50 3,40
Kempas 1,50 2,52 0,217 3,72 0,227 2,53 8,77
Keranji 0,03 0,06 0,007 0,11 0,003 0,04 0,21
Kulim 0,18 0,31 0,033 0,57 0,017 0,19 1,07
Kumpang 0,83 1,40 0,133 2,29 0,084 0,94 4,63
Majau 0,42 0,70 0,077 1,32 0,079 0,88 2,90
Manggis 0,02 0,03 0,003 0,06 0,001 0,01 0,09
Medang 15,37 25,85 0,860 14,76 1,476 16,43 57,04
Melapi 0,88 1,49 0,143 2,46 0,412 4,59 8,54
Menggeris 0,03 0,06 0,007 0,11 0,005 0,05 0,22
Menjalin 0,02 0,03 0,003 0,06 0,002 0,02 0,10
Meranti Putih 1,40 2,35 0,170 2,92 0,222 2,47 7,74
Mersawa 0,15 0,25 0,027 0,46 0,019 0,21 0,92
Nyatoh 3,15 5,30 0,457 7,84 0,368 4,10 17,23
Paru-paru/Sindur 1,15 1,93 0,183 3,15 0,159 1,78 6,86
Pulai (2) 0,02 0,03 0,003 0,06 0,005 0,05 0,14
Pisang-pisang 0,08 0,14 0,017 0,29 0,005 0,06 0,48
Rambutan 0,18 0,31 0,037 0,63 0,011 0,12 1,06
Rengas 0,62 1,04 0,100 1,72 0,049 0,55 3,30
Sawang 0,05 0,08 0,010 0,17 0,002 0,03 0,28
Sengkuang 0,02 0,03 0,003 0,06 0,001 0,01 0,10
Simpur 0,18 0,31 0,037 0,63 0,018 0,20 1,14
Sinto 0,05 0,08 0,010 0,17 0,016 0,18 0,44
Tengkawang 1,95 3,28 0,290 4,98 0,507 5,65 13,91
Ubah 1,43 2,41 0,193 3,32 0,126 1,41 7,14
Jumlah II 33,22 55,87 3,610 61,90 4,170 46,46 164,23
Jumlah I + II 59,45 100,00 5,830 100,00 8,980 100,00 300,00
K = kerapatan, Kr = kerapatan relatif, F = frekuensi, Fr = frekuensi relatif, D = dominasi, Dr = dominasi relatif, INP
= indeks nilai penting.

Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003 31


Melihat dominansi jenis, baik dari segi pohon cm). Secara teoritis, fakta ini dapat dipandang se-
maupun permudaan, pada area ini sebagian besar bagai cerminan dari kondisi tapak (pedroagrokli-
sudah dapat berperan dalam suatu ekosistem. Hal mat) yang secara alami memang tidak mendukung
ini didukung oleh pendapat Sutisna (1981) yang terbentuknya tegakan yang terdiri atas banyak
menyatakan suatu jenis tumbuhan dapat berperan pohon besar. Karena hutan sudah berada pada status
jika INP untuk tingkat semai dan pancang lebih dari klimaks yang stabil, kondisi ini akan tetap demi-
10%, untuk tingkat tiang dan pohon 15%. Dari data kian, kecuali apabila terjadi suatu intervensi ekster-
ini dapat dikemukakan bahwa jenis tumbuhan yang nal seperti penebangan, kebakaran, atau bencana
belum atau kurang berperan di area kelompok hu- alam lainnya.
tan Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi, yaitu pada
tingkat pohon, di antaranya Exrospermum noron- Jenis Tumbuhan Langka yang Ditemukan
hianum (kempas), S. virescens, dan R. appositifolia Dari 55 jenis tumbuhan yang ditemukan di
(ubah). kelompok hutan, Sungai Lekawai - Sungai Jengo-
noi, setelah dipilah-pilah menurut kriteria kelangka-
Struktur Tegakan
an IUCN, ada 12 jenis yang memenuhi kelangkaan
Dalam penelitian ini struktur tegakan digam- (Tabel 3).
barkan sebagai sebaran jumlah pohon tiap hektar Menurut kriteria IUCN yang dimaksud de-
menurut kelas diameter. Struktur tegakan hutan ngan critically endangered/CR (kritis) adalah tum-
alam primer/virgin pada umumnya dicirikan oleh buhan yang hidup di habitat asli, jika mengalami
jumlah pohon yang semakin berkurang dari kelas tekanan yang kuat akan punah dalam waktu dekat
diameter kecil ke kelas diameter besar, sehingga dan bila tidak ditangani secara serius diduga dalam
bentuk kurva sebarannya menyerupai “J” terbalik. waktu kurang dari 10 tahun populasinya akan ber-
Secara umum, struktur tegakan hutan alam virgin di kurang sampai 80%. Ciri berikutnya, yaitu jumlah
area survei menunjukkan karakteristik yang demi- pohon yang disurvei terdapat sekurang-kurangnya
kian. Struktur tegakan hutan di kelompok hutan 50 individu (pohon dewasa) dalam area seluas 10
Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi disajikan pada km2, atau setiap area dengan luas 20 ha terdapat
Gambar 1. sekurang-kurangnya satu individu pohon dewasa.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dikata-
59,45 kan bahwa D. elongates Foxw. (keruing), H.
60
50 mengarawan Miq. (meranti batu), dan S.
40 macroptera Dyer. (meranti kuning) tidak termasuk
30 dalam kelompok critically endangered, karena
20 mempunyai kerapatan rata-rata 2,07 pohon; 0,27
10,95
10 7,35 pohon; dan 2,75 pohon/ha.
0 Untuk kategori endangered/EN (genting),
20 up 50 up 60 up yaitu tumbuhan yang hidup di habitat asli, jika tidak
Gambar 1. Struktur tegakan hutan di kelompok hutan kritis akan menghadapi kepunahan dan dalam kurun
Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi. waktu 10 tahun populasi akan berkurang 50%, pada
area yang disurvei terdapat sekurang-kurangnya
Awalnya sebaran diameter relatif tegak akibat 250 individu (pohon dewasa) dalam area seluas 500
penurunan jumlah pohon sangat drastis dari kelas km2 atau setiap area dengan luas 200 ha terdapat
diameter ≥20 cm ke kelas diameter ≥50 cm, kemu- sekurang-kurangnya satu individu pohon dewasa.
dian menjadi melandai karena mulai dari kelas dia- Dengan demikian, D. oblongifolia Dyer. (kapur)
meter ≥60 cm dan seterusnya pengurangan jumlah dan S. parvifolia Dyer. (meranti merah) tidak
pohon relatif kecil. Ini mengindikasikan bahwa ha- termasuk ke dalam kelompok endangered, karena
nya sebagian saja tumbuhan (diameter ≥20 cm) dalam area yang disurvei kerapatannya rata-rata
yang berkembang ke tingkat pohon (diameter ≥50 0,02 pohon dan 16,33 pohon/ha.

32 Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003


Tabel 2. Indek nilai penting permudaan pada kelompok hutan Sungai Lekawai dan
Sungai Jengonoi, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
INP tingkat permudaan (%)
Jenis tumbuhan
Semai Pancang Tiang
Jenis langka
Bangkirai 15,92 11,06 14,54
Gaharu 0,68 0,47 -
Geronggang 1,58 1,03 0,88
Pulai (1) 0,30 0,23 0,35
Kapur - - 0,38
Kemaisan 0,38 0,70 0,62
Keruing 9,15 7,38 7,85
Meranti Batu 6,30 5,78 6,71
Meranti Kuning 37,17 20,30 26,02
Meranti Merah 50,32 31,77 37,61
Ulin 1,88 2,91 3,58
Jumlah I 123,67 81,66 98,55
Jenis tidak langka
Asam 0,30 - 1,30
Bangka - - 0,38
Belawan - 0,47 0,59
Benuang - 0,33 0,77
Bintangur 2,27 2,77 2,56
Cempaka - - 1,00
Durian Burung - 2,30 3,96
Gawang 0,60 2,44 4,00
Gingseng 1,20 0,23 -
Kapuak - 0,94 1,96
Kapul 0,30 2,64 5,22
Kayu Aye - 0,90 -
Kebal Ayam - 0,70 -
Kelampai 3,55 2,91 5,04
Kemajau 1,20 3,71 11,45
Kempas 0,68 0,47 1,97
Kempeli 0,68 - -
Keranji - - 0,31
Kulim - - 2,28
Kumpang 0,30 12,74 24,91
Lengkeng - 0,70 -
Majau 13,62 6,13 5,26
Manggis 0,38 0,47 0,66
Medang 3,79 19,51 32,24
Melapi 4,44 0,94 4,32
Menggeris 0,30 0,57 0,38
Menjalin - 0,23 0,53
Mentawa - - 0,61
Meranti Putih 1,89 2,08 1,24
Mersawa 0,60 - 1,28
Nyatoh 2,95 6,25 13,68
Paru-paru/Sindur 0,98 1,03 1,55
Pasak Bumi 3,49 2,64 -
Pisang-pisang - 0,94 3,56
Rambutan 2,11 4,84 5,65
Rengas 0,38 2,77 9,74
Sawang - 0,47 1,41
Sengkuang - - 0,38
Simpur 1,66 1,13 4,42
Sinto 0,76 1,50 0,91
Tengkawang 10,50 8,71 11,64
Ubah 17,40 20,58 26,39
Jenis lain - 3,25 7,91
Jumlah II 76,33 118,34 201,45
Jumlah I + II 200,00 200,00 300,00
INP = indeks nilai penting

Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003 33


Tabel 3. Jenis-jenis pohon yang ditemukan di kelompok hutan Sungai Lekawai dan Sungai Jengonoi,
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Jenis Nama Botani Famili Status IUCN
Agathis Agathis borneensis Becc. Arauc. VU
Asam Mangifera foetida Lour Anac.
Bangka Timonius borneensis Val. Rub.
Bangkirai Shorea laevis Ridd. Dipt. LR
Belawan Tristaniopsis witheana Griff. Myrt.
Benuang Duabanga moluccana Bl. Sonn.
Bintangur Calophyllum soulatrri Burm.f. Gutt.
Cempaka Scaphium macropodum J.Beum. Sterc.
Durian Burung Durio griffihtii (Mast.) Bakh. Bomb.
Gaharu Aqualaria malaccensis Lamk Thym. VU
Gawang Ochanostachys amentacea Mast. Olac.
Geronggang Cratoxylum arborescens Bl. Hyper. LR
Gingseng Psychotria celebica Miq. Rub.
Pulai (1) Alstonia angustifolia Hook.f. Apoc. LR
Kampili Lithocarpus wallichianus Lindl. Fag.
Kapuak Arthocarpus elasticus Reinw. Morac.
Kapul Baccaurea bracteata Muell.Arg. Euph.
Kapur Dryobalanops oblongifolia Dyer. Dipt. EN
Kayu Aye Cratoxylum sumatranum Jack. Hyper.
Kebal Ayam Wrightia sp. Apoc.
Kelampai Elateriospermum tapos Bl. Euph.
Kemaisan Dacryodes rostrata H.J.L. Burs. LR
Kemayau Santria nervosa H.J.L. Burs.
Kempas Exrospermum noronhianum Bl. Sapind.
Keranji Nephelium mutabile L. Sapind.
Keruing Dipterocarpus elongatus Foxw Dipt. CR
Kulim Scorodocarpus borneensis Becc. Olac.
Kumpang Knema mandarahan Warb. Myrist.
Lengkang Nephelium cuspidatum Miq. Sapind.
Manggis Garcinia celebica L. Gutt.
Mayau Coccoceras sp. Euph.
Medang Melanochyla tomentosa Hook.f. Anac.
Melapi Shorea virescens Parijs. Dipt.
Manggris Koompassia malaccensis Maing. Caes.
Menjalin Xanthophyllum sp. Polygal.
Mentawa Artocarpus anisophyllus Miq. Morac.
Meranti Batu Hopea mengarawan Miq. Dipt. CR
Meranti Kuning Shorea macroptera Dyer Dipt. CR
Meranti Merah Shorea parvifolia Dyer Dipt. EN
Meranti Putih Shorea virescens Parijs. Dipt.
Mersawa Dipterocarpus crinitus Bl. Dipt.
Nyatoh Palaquium obovatum Engl. Sapot.
Paru-paru/Sindur Sindora leiocarpa De Wit. Caes.
Pasak Bumi Eurycoma longifolia Jack. Sim.
Pisang-pisang Polyalthia rumphii Merr. Annon.
Pulai (2) Alstonia scholaris R.Br. Apoc.
Rambutan Nephelium mutabile L. Sapind.
Rengas Glutta wallichii Hook.f. Anac.
Sawang Coccoceras sp. Euph.
Sengkuang Dracontomelon dao Merr. & Rolfe Anac.
Simpur Dillenia excelsa Gilq. Dill.
Sinto Artocarpus dadah Miq. Morac.
Tengkawang Shorea pinanga Scheff. Dipt.
Ubah Randia appositifolia Kds. Rub.
Ulin Eusideroxylon zwageri T. et B. Laur. VU
VU = vulnerable (rawan), EN = endangered (genting), LR = lower risk (terkikis), CR = gritically
endangered (kritis).

Kategori vulnerable/Vu (rawan), yaitu tum- waktu 10 tahun populasi akan berkurang 20%, pada
buhan yang hidup di habitat asli, jika tidak genting area yang disurvei terdapat sekurang-kurangnya
akan menghadapi kepunahan, dan dalam kurun 1000 individual (pohon dewasa) dalam area seluas

34 Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003


2000 km2 atau setiap area dengan luas 200 ha ter- dengan volume berturut-turut sebesar 22,04 m3/ha;
dapat sekurang-kurangnya satu individu pohon de- 5,87 m3/ha; dan 5,51 m3/ha, sedangkan untuk yang
wasa. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat berdiameter ≥60 cm, adalah S. parvifolia (meranti
dikatakan bahwa Agathis borneensis Becc. (damar), merah), S. virescens (melapi), dan S. pinanga (teng-
dan E. zwageri (ulin) T.et.B tidak termasuk kelom- kawang), berturut-turut sebesar 18,74 m3; 5,43 m3;
pok vulnerable, kerapatannya rata-rata 0,05 pohon dan 5,16 m3/ha.
dan 2,53 pohon/ha. Jenis Aquilaria malaccensis
Lamk. (gaharu) termasuk dalam kategori IUCN, KESIMPULAN DAN SARAN
karena tidak terdapat satu pun pohon dewasa pada
area tersebut, hanya terdapat pada tingkat permu- Di kelompok hutan Sungai Lekawai - Sungai
daan semai rata-rata 0,68 anakan/ha, tingkat permu- Jengonoi dijumpai 55 jenis tumbuhan pohon, jenis
daan pancang 0,47 anakan/ha, dan pada tingkat per- yang termasuk langka menurut IUCN adalah D.
mudaan tiang tidak ditemukan. elongates Foxw. (keruing), H. mengarawan Miq.
Pada kategori Low Risk/Safe/LR (terkikis, (meranti batu), S. macroptera Dyer. (meranti
tidak terancam), telah dievaluasi dan ternyata tidak kuning), D. oblongifolia Dyer. (kapur), S. parvifolia
termasuk ke dalam kategori kelangkaan di atas. Dyer., A. borneensis Becc. (damar), E. zwageri
Berdasarkan pernyataan IUCN maka yang termasuk (ulin T.et.B.), A. malaccensis Lamk. (gaharu), S.
dalam kategori tersebut adalah S. laevis Ridl. laevis Ridl. (bangkirai), C. arborescens BL.
(bangkirai), C. arborescens BL. (geronggang), A. (geronggang), A. angustifolia Hook.f. (pulai (1)),
angustifolia Hook.f. (pulai), D. rostrata H.J.L. dan D. rostrata H.J.L. (kemaisan).
(kemaisan). Setelah diadakan pengolahan dan ana- Jenis tumbuhan yang mendominasi di kelom-
lisis data ternyata jenis tersebut tidak termasuk pok hutan Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi
dalam kategori IUCN, karena kerapatannya dalam adalah S. parvifolia (meranti merah) dengan INP
area yang disurvei rata-rata 1,88 pohon; 0,03 77,79%; M. tomentosa (medang) dengan INP
pohon; 0,27 pohon; dan 0,03 pohon/ha.
57,04%; P. obovatum (nyatoh) dengan INP 17,23%;
S. macroptera (meranti kuning) dengan INP
Potensi Massa Kayu
15,47%; E. zwageri (ulin) dengan INP 14,21%; S.
Untuk mendapatkan massa tegakan telah di- pinanga (tengkawang) dengan INP 13,91%; D.
hitung data dari lapang, masing-masing batang elongatus (keruing) dengan INP 12,08%; dan S.
dihitung massa tegakannya yang dinyatakan dalam laevis (bangkirai) dengan INP 11,21%.
jumlah batang (N/ha) dan volume (m3/ha) rata-rata Jenis tumbuhan langka menurut IUCN dalam
per ha. Potensi massa tegakan untuk masing-masing kategori critically endangered, endangered,
jenis disajikan pada (Tabel 4). vulnerable, dan low risk yang dijumpai di kelom-
Massa tegakan rata-rata di kelompok hutan pok hutan Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi ada
Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi untuk semua je- 12 jenis; menurut hasil analisis tidak terbukti ke-
nis pohon yang berdiameter ≥20 cm adalah 97,05 langkaannya. Jenis A. malaccensis Lamk. (gaharu)
m3/ha, diameter ≥50 cm adalah 56,84 m3/ha dan un- termasuk dalam katagori Vulnerable (rawan).
tuk pohon yang berdiameter ≥60 cm sebesar 47,73 Potensi massa tegakan pohon di kelompok
m3/ha. Jenis tumbuhan yang mendominasi area ter- hutan Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi untuk se-
sebut di antaranya adalah S. parvifolia (meranti mua jenis yang berdiameter ≥20 cm rata-rata 97,05
merah), M. tomentosa (medang), S. pinanga (teng- m3/ha, yang berdiameter ≥50 cm adalah 56,84
kawang), dan S. macroptera (meranti kuning) de- m3/ha, dan untuk pohon yang berdiameter ≥60cm
ngan volume (diameter ≥ 20cm) berturut-turut sebe- rata-rata 47,73 m3/ha.
sar 33,42 m3/ha; 12,73 m3/ha; 6,96 m3/ha; dan 5,80 Berdasarkan pengamatan di lapang maka
m3/ha. Untuk pohon dengan diameter ≥50 cm, jenis perlu dilakukan inventarisasi lanjutan di tempat-
yang dominan adalah S. parvifolia (meranti merah), tempat yang diduga terdapat jenis tumbuhan yang
S. pinanga (tengkawang), dan S. virescens (melapi), terancam kelangkaannya menurut kategori IUCN.

Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003 35


Tabel 4. Potensi tegakan pada kelompok hutan Sungai Lekawai dan Sungai Jengonoi, Kabupaten Sintang,
Kalimantan Barat
Kelas diameter (cm)
Jenis tumbuhan 20 up 50 up 60 up
N V N V N V
Jenis langka
Agathis 0,05 0,04 - - - -
Bangkirai 1,88 4,17 0,55 2,99 0,33 2,37
Geronggang 0,03 0,02 - - - -
Pulai (1) 0,27 1,40 0,13 1,26 0,13 1,26
Kapur 0,02 0,01 - - - -
Kemaisan 0,03 0,01 - - - -
Keruing 2,07 2,92 0,23 1,38 0,17 1,18
Meranti Batu 0,27 0,22 0,02 0,05 - -
Meranti Kuning 2,75 5,80 0,65 4,19 0,42 3,50
Meranti Merah 16,33 33,42 4,15 22,04 2,80 18,74
Ulin 2,53 4,05 0,65 2,49 0,40 1,97
Jumlah I 26,23 52,07 6,38 34,39 4,25 29,02
Jenis tidak langka
Asam 0,02 0,004 - - - -
Bangka 0,10 0,12 - - - -
Belawan 0,05 0,07 - - - -
Benuang 0,12 0,28 0,08 0,25 0,05 0,18
Bintangur 0,43 0,46 0,03 0,14 0,02 0,10
Cempaka 0,07 0,18 0,03 0,14 0,02 0,07
Durian Burung 0,87 0,89 0,03 0,13 0,03 0,13
Gawang 0,25 0,21 - - - -
Kapuak 0,12 0,06 - - - -
Kapul 0,50 0,71 0,07 0,32 0,03 0,23
Kelampai 0,35 0,47 0,02 0,07 - -
Kemajau 0,63 0,56 0,05 0,17 0,02 0,07
Kempas 1,50 2,22 0,22 0,90 0,13 0,74
Keranji 0,03 0,03 - - - -
Kulim 0,18 0,22 0,02 0,05 - -
Kumpang 0,83 1,22 0,05 0,71 0,02 0,62
Majau 0,42 1,18 0,15 0,88 0,08 0,69
Manggis 0,02 0,01 - - - -
Medang 15,37 12,73 0,65 2,28 0,28 1,46
Melapi 0,88 6,12 0,35 5,51 0,32 5,43
Menggeris 0,03 0,07 0,02 0,06 - -
Menjalin 0,02 0,02 - - - -
Meranti Putih 1,40 2,33 0,20 1,30 0,12 1,14
Mersawa 0,15 0,23 0,03 0,16 0,03 0,16
Nyatoh 3,15 3,50 0,40 1,32 0,12 0,65
Paru-paru/Sindur 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15
Pisang-pisang 0,08 0,06 - - - -
Pulai (2) 0,02 0,08 0,02 0,08 0,02 0,08
Rambutan 0,18 0,13 - - - -
Rengas 0,62 0,54 0,03 0,10 - -
Sawang 0,05 0,03 - - - -
Sengkuang 0,02 0,01 - - - -
Simpur 0,18 0,23 0,03 0,12 0,02 0,07
Sinto 0,05 0,25 0,02 0,23 0,02 0,23
Tengkawang 1,95 6,96 0,80 5,87 0,57 5,16
Ubah 1,43 1,68 0,12 0,52 0,07 0,37
Jumlah II 33,22 44,99 4,57 22,45 3,10 18,71
Jumlah I + II 59,45 97,05 10,95 56,84 7,35 47,73

36 Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003


DAFTAR PUSTAKA Saridan, A., P. Sist, dan Abdurahman. 1997. Identifikasi
jenis pohon pada plot permanen, proyek strek di
Barnard, R.C. 1950. Linear regeneration sampling. Mal. Berau, Kalimantan Timur. Dipterocarpa. Badan
For. XIII:129 - 142. Litbang Kehutanan, Balai Penelitian Kehutanan
IUCN/SSC. 1994. IUCN Red list catagories. Fourtieth (BPK) Samarinda, Kalimantan Timur. Indonesia.
Meeting of the IUCN Council. Gland. Switzerland. Vol 1,1.
Heriyanto, N.M. dan R. Garsetiasih. 2002. Studi status ke- Schmidt, F.H. and J.H. Ferguson. 1952. Rainfall types based
langkaan jenis pohon dari famili Dipterocarpaceae di on wet and dry period ratios for Indonesia with
hutan lindung sungai Wain, Kalimantan Timur. Western New Guinea. Verhand. N0 42 Kementerian
Buletin Penelitian Hutan No. 631. Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika.
Kartodiharjo, H. 1999. Masalah kebijakan pengelolaan Jakarta.
hutan alam produksi. Pustaka Latin. Bogor. Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1982. Ekologi hutan
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1997. Peta tanah Indonesia. Departemen Manajemen Hutan, Fakultas
pulau Kalimantan. Bogor. Kehutanan IPB, Bogor.
Samingan, T. 1979. Beberapa catatan tentang vegetasi di World Research Institute. 1992. Global biodiversity
daerah pasang surut Sumatera Selatan. Prosiding. guidelines for action to save. Study and Use Earth
Simposium Nasional III Pengembangan daerah pa- Biotic Wealth Sustainably and Equatably.
sang surut di Indonesia. Ditjen Pengairan. Departe-
men Pekerjaan Umum. Institut Pertanian Bogor.

Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003 37

Anda mungkin juga menyukai