Proposal Konsep PKL Revisi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KONSEP PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

SISTEM INTERNAL
SMK AL ANWAR SARANG
TAHUN AJARAN 2024/2025

2024/2025

Disusun Oleh :
Mas’ad
(WAKA HUMAS)

YAYASAN AL L ANWAR IV SARANG


Dk. Gondanrojo, Ds. Kalipang, Kec. Sarang Kab. Rembang
Provinsi Jawa Tengah (59274)
PROPOSAL KERJA PRAKTEK (PKL) TAHUN 2024/2025
SMK AL ANWAR SARANG

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan Kejuruan dan Latihan (PKL) adalah komponen vital dalam kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), memberikan siswa pengalaman langsung dalam
dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian mereka. Namun, PKL yang dilakukan di
industri sering kali menimbulkan beberapa kendala yang sulit diatasi, seperti masalah
dalam pengawasan siswa, keamanan, dan keterbatasan akses terhadap pengalaman
praktis yang sesuai dengan kurikulum. Oleh karena itu, melaksanakan PKL secara
internal di sekolah menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan ini.

Beberapa kendala dalam PKL di Industri:

1. Kesulitan dalam Pengawasan Siswa: Di lingkungan industri, sulit untuk


memberikan pengawasan yang efektif terhadap siswa karena mereka tersebar
di lokasi kerja yang berbeda-beda. Hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi
kurang terpantau dan berpotensi terpapar pada situasi yang tidak aman atau
tidak sesuai dengan standar sekolah.
2. Keterbatasan Akses terhadap Pengalaman Praktis: Beberapa industri
mungkin tidak dapat menyediakan pengalaman praktis yang sesuai dengan
kurikulum SMK. Misalnya, dalam jurusan Teknik Komputer dan Jaringan
(TJKT), mungkin sulit untuk memberikan akses penuh terhadap perangkat
keras dan perangkat lunak terbaru yang diperlukan untuk pembelajaran efektif.
3. Keterbatasan Ruang Lingkup dan Keterampilan: Tidak semua industri
dapat menyediakan variasi pengalaman yang dibutuhkan oleh siswa dari
berbagai jurusan, seperti Desain Komunikasi Visual (DKV), Busana, dan
Kuliner. Hal ini dapat membatasi kemampuan siswa untuk memperluas
wawasan dan keterampilan mereka di luar lingkungan kerja yang terbatas.

Melakukan PKL secara internal di sekolah menawarkan sejumlah solusi untuk


mengatasi tantangan yang dihadapi dalam PKL di industri:

1. Pengawasan yang Lebih Efektif: Dengan melakukan PKL di lingkungan


sekolah, pengawasan siswa dapat ditingkatkan secara signifikan. Guru dan staf
sekolah memiliki akses yang lebih mudah untuk memantau dan memberikan
bimbingan langsung kepada siswa, menjaga keamanan mereka, dan
memastikan kepatuhan terhadap aturan dan regulasi sekolah.
2. Akses Terhadap Sarana dan Prasarana yang Memadai: Sekolah dapat
menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing jurusan. Misalnya, bagi jurusan TJKT, sekolah dapat
memastikan ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak terbaru untuk
mendukung pembelajaran praktis siswa.
3. Variasi Pengalaman yang Lebih Luas: Dengan mengadakan PKL internal,
sekolah memiliki fleksibilitas untuk merancang pengalaman praktis yang
beragam sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Hal ini
memungkinkan siswa dari berbagai jurusan untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih menyeluruh tentang bidang studi mereka.

Dengan mengadopsi pendekatan PKL internal di sekolah, SMK dapat mengatasi


sejumlah kendala yang mungkin timbul dalam pelaksanaan PKL di industri. Ini akan
memastikan bahwa siswa memperoleh pengalaman praktis yang berkualitas, sesuai
dengan tujuan pendidikan kejuruan mereka, sambil meminimalkan risiko dan
tantangan yang terkait dengan PKL di industri.

1.2 TUJUAN PKL

1. Memberikan Pengalaman Praktis yang Relevan: Tujuan utama dari pelaksanaan


PKL secara internal di sekolah adalah untuk memberikan siswa pengalaman praktis
yang sesuai dengan bidang keahlian mereka. Melalui pengalaman ini, siswa akan
dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari di
kelas ke dalam situasi kerja nyata.
2. Meningkatkan Keterampilan dan Kompetensi: PKL internal bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis siswa sesuai dengan kebutuhan
industri. Siswa akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
praktis seperti pemrograman komputer, desain grafis, keahlian busana, dan
keterampilan kuliner.
3. Memfasilitasi Integrasi Kurikulum: Melalui PKL internal, tujuannya adalah untuk
memfasilitasi integrasi antara kurikulum akademik dan pengalaman praktis. Siswa
akan dapat melihat bagaimana konsep-konsep yang dipelajari di kelas diterapkan
dalam konteks dunia kerja, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang
materi pelajaran.
4. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: Pelaksanaan PKL internal di sekolah
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyediakan akses
terhadap fasilitas dan peralatan yang memadai. Hal ini akan memungkinkan siswa
untuk belajar dalam lingkungan yang lebih terkontrol dan mendapatkan bimbingan
langsung dari guru.
5. Memperluas Wawasan Karier: PKL internal juga bertujuan untuk memperluas
wawasan karier siswa dengan memberikan akses kepada mereka untuk mengenal
berbagai macam pekerjaan dan profesi dalam bidang keahlian mereka. Hal ini
dapat membantu siswa dalam merencanakan karier mereka di masa depan.
6. Membangun Kemitraan dengan Industri: Melalui PKL internal, sekolah dapat
membangun kemitraan yang erat dengan perusahaan dan industri terkait. Hal ini
dapat membuka peluang kerja bagi siswa setelah lulus serta memastikan bahwa
kurikulum sekolah selalu relevan dengan kebutuhan industri.
7. Mengoptimalkan Pengawasan dan Keamanan: Salah satu tujuan penting dari PKL
internal adalah untuk mengoptimalkan pengawasan dan keamanan siswa. Dengan
melakukan PKL di lingkungan sekolah, guru dan staf sekolah dapat memantau
siswa dengan lebih efektif dan memastikan bahwa mereka berada dalam
lingkungan yang aman selama proses belajar-mengajar.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, pelaksanaan PKL internal di sekolah diharapkan


dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan akademik dan karier siswa
dalam berbagai bidang kejuruan.
II. RINCIAN PROGRAM

2.1 DURASI PKL

Program Kerja Praktek direncanakan untuk berlangsung selama periode sekitar


tiga bulan, dimulai sejak awal tahun ajaran 2024/2025, khususnya pada bulan Agustus,
September, dan Oktober. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan ini, siswa akan
diberikan kesempatan untuk terlibat dalam pengalaman kerja praktis yang relevan
dengan bidang studi mereka. Dengan demikian, diharapkan bahwa selama periode ini,
mereka dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan, memperluas
pengetahuan mereka, dan mengeksplorasi dunia kerja secara lebih mendalam.

Detail waktu dan rencana terlampir

2.2 LOKASI PELAKSANAAN PKL

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan secara internal di


sekolah mengusung pendekatan holistik untuk memperkaya pengalaman belajar siswa
dalam berbagai jurusan, seperti Teknik Komputer dan Jaringan (TJKT), Desain
Komunikasi Visual (DKV), Kuliner, dan Busana. Pendekatan ini mencakup beberapa
strategi yang dirancang untuk memperluas wawasan siswa dan meningkatkan
keterampilan praktis mereka. Pertama, melalui sistem pembuatan Project, siswa akan
terlibat dalam proyek-proyek praktis yang relevan dengan kurikulum mereka. Proyek
ini tidak hanya memperkuat pemahaman konsep, tetapi juga melatih siswa dalam
menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata. Kedua, melalui Teaching
Factory, siswa akan mendapatkan pengalaman langsung dalam menjalankan operasi
yang mirip dengan lingkungan kerja sebenarnya, mempersiapkan mereka untuk
memasuki dunia industri dengan keterampilan yang solid.
Ketiga, kehadiran guru tamu menjadi elemen penting dalam melengkapi
pengalaman belajar siswa. Guru tamu yang merupakan praktisi industri membawa
pengalaman dan wawasan langsung ke dalam kelas, memberikan siswa pandangan
yang lebih mendalam tentang aplikasi praktis dari materi yang dipelajari. Keempat,
kunjungan industri menjadi bagian integral dari PKL internal ini, memungkinkan
siswa untuk melihat langsung proses kerja dan lingkungan industri di lapangan.
Kunjungan ini tidak hanya menginspirasi siswa tetapi juga memberikan wawasan
tentang tren dan perkembangan terbaru dalam industri terkait.
Kelima, penambahan materi praktik dan teori secara terintegrasi dalam kurikulum
masing-masing jurusan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang bidang studi mereka. Ini melibatkan
penerapan teori dalam konteks praktis, memperkuat koneksi antara konsep yang
dipelajari di kelas dengan aplikasinya dalam kehidupan nyata. Dengan demikian,
melalui pendekatan yang terintegrasi ini, PKL internal di sekolah tidak hanya
mempersiapkan siswa untuk masuk ke dunia kerja dengan keterampilan yang
diperlukan, tetapi juga menginspirasi mereka untuk mengeksplorasi potensi karier
dalam bidang kejuruan yang mereka minati.

2.3 SISTEM PKL


Di SMK Al Anwar, sistem PKL telah diatur sedemikian rupa dengan pembagian
yang sesuai untuk setiap jurusan. Langkah ini dimaksudkan agar pelaksanaan PKL
dapat dilakukan secara efektif dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bidang
studi.

1. Teknik Komputer dan Jaringan (TJKT): PKL akan diselenggarakan


melalui pembuatan proyek, penambahan materi teori dan praktik di lingkungan
sekolah, serta kunjungan ke tempat industri yang relevan.
2. Desain Komunikasi Visual (DKV): Program PKL untuk jurusan DKV juga
akan mengadopsi pendekatan serupa, dengan fokus pada pembuatan proyek,
penguatan teori dan praktik di sekolah, serta kunjungan ke industri terkait.
3. Busana: PKL untuk jurusan Busana akan mencakup berbagai kegiatan seperti
pembuatan proyek, peningkatan materi teori dan praktik di sekolah, kunjungan
ke dunia industri yang relevan, dan juga pengundangan guru tamu untuk
memberikan wawasan tambahan.
4. Kuliner: PKL di bidang Kuliner akan melibatkan pembuatan proyek,
peningkatan materi teori dan praktik di sekolah, kunjungan ke industri yang
sesuai, produksi makanan secara praktis, serta undangan guru tamu untuk
berbagi pengetahuan.

Dengan pengaturan yang terperinci ini, diharapkan setiap jurusan dapat


melaksanakan PKL dengan efektif dan mengoptimalkan pengalaman siswa dalam
mempersiapkan diri untuk dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih.

2.4 PELAKSANAAN PKL


1. Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT)
a. Pembuatan Proyek
Dalam pelaksanaan projek TJKT melibatkan Kajur, Guru Produktif dan
Profesional beberapa projek yang bisa ditawarkan adalah sebagai berikut :
• Proyek: Membangun Jaringan Lokal (Local Area Network)
• Proyek: Instalasi dan Konfigurasi Server
• Proyek: Pembuatan Aplikasi Mobile Sederhana
• Proyek: Pemulihan Bencana dan Backup Data
• Proyek: Membuat Kabel Jaringan Ethernet
• Proyek: Instalasi Sistem Operasi (Operating System) pada Komputer
• Proyek: Konfigurasi Jaringan WiFi (Wireless Fidelity)
• Proyek: Pembuatan Blog atau Situs Web Sederhana
• Proyek: Pemecahan Masalah Jaringan
b. Penambahan Materi Teori Dan Praktik Di Lingkungan Sekolah
Konsep ini dilaksanakan dengan memberikan materi dan praktek secara
intensif selama minimal 1 bulan dengan bimbingan dari Guru Kajur, Guru
Produktif dan Tutor, yang sebelumnya telah dilatih secara intensif di lembaga
NEUVERSITY Jogjakarta. Bebrapa guru tersebut adalah :
1. Sahat Berutu, S.Kom
2. Sururi Majdi
3. Nur Rofiq
4. Sabeq Fatih Al Birr

Mereka akan melaksanakan Pelatihan bersama NEUVERSITY selama


kurang lebih 1 bulan, dan akan memberikan materi secara praktis terhadap
kurang lebih 50 siswa-siswi SMK Al Anwar selama PKL Tahun Pelajaran
2024/2025.

c. Serta Kunjungan Ke Tempat Industri Yang Relevan


Konsep ini dilaksanakan dengan melihat secara langsung proses produksi
dan proses pelaksanaan pekerjaan terkait Jaringan di Industri. Tujuan yang
diharapkan adalah dengan pelaksaan itu bisa mendapatkan sertifikat PKL
selama minimal 3 bulan pelaksanaan PKL sehingga mungkin dibutuhkan 3 kali
kunjungan untuk memenuhi target tersebut. Bebrapa Industri dan lembaga
yang bisa dijadikan Referensi palaksanaan Kunjungan Industri adalah sebagai
berikut :
• Telkom Indonesia
• Seventech Media Semarang
• Monster Laptop Rembang
• Dinkominfo Rembang

2. Desain Komunikasi Visual (DKV)


a. Pembuatan Proyek
Dalam menjalankan proyek Desain Komunikasi Visual (DKV), berbagai
pihak terlibat termasuk Kepala Jurusan (Kajur), guru produktif, dan
profesional industri. Beberapa proyek yang dapat diselenggarakan meliputi
beragam inisiatif yang ditujukan untuk meningkatkan kreativitas dan
keterampilan siswa dalam bidang desain grafis dan komunikasi visual.
• Proyek: Pembuatan Poster Promosi
• Proyek: Desain Logo
• Proyek: Desain Kemasan Produk
• Proyek: Desain Majalah atau Buku
• Proyek: Desain Banner atau Spanduk
• Proyek: Desain Stiker atau Label
• Proyek: Desain Kaos
• Proyek: Desain Kartu Nama
• Proyek: Desain Web atau Aplikasi Mobile
• Proyek: Desain Presentasi
b. Penguatan Teori Dan Praktik Di Sekolah
Sebuah inovasi yang telah diterapkan adalah dengan menyelenggarakan
program intensif selama minimal satu bulan, yang mencakup materi teori dan
praktik, dibimbing oleh Guru Kajur, Guru Produktif, dan Tutor. Para
pendamping ini telah menjalani pelatihan intensif di NEUVERSITY
Jogjakarta sebelumnya, selama kurang lebih satu bulan, mereka akan
menjalani pelatihan bersama NEUVERSITY, dan kemudian akan memberikan
materi praktis kepada Jurusan DKV.
Tujuan dari konsep ini adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang
lebih mendalam dan praktis kepada siswa-siswi SMK Al Anwar, serta
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pendampingan yang intensif dan
berorientasi pada praktik yang relevan dengan dunia industri. Diharapkan
bahwa melalui bimbingan langsung dari para Guru Kajur, Guru Produktif, dan
Tutor yang telah terlatih dengan baik, siswa-siswi dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran dan mengembangkan
keterampilan praktis yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja.
c. Kunjungan Ke Industri Terkait.
Pelaksanaan konsep ini berfokus pada observasi langsung terhadap proses
produksi dan pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan jaringan di industri.
Tujuannya adalah untuk memperoleh sertifikat PKL dengan minimal 3 bulan
pelaksanaan PKL. Untuk mencapai target tersebut, mungkin diperlukan hingga
3 kali kunjungan. Beberapa industri dan lembaga yang dapat dijadikan
referensi untuk pelaksanaan kunjungan industri antara lain:
• Studio Desain
• Ruemah Foto Kragan
• Selecta Grafika.
• Victory Grafika
d. Pembuatan Tefa Untuk Percetakan Dan Desain Grafis
Praktik Kerja Lapangan (PKL) internal dengan konsep ini akan
memberikan kesempatan bagi siswa jurusan Desain Komunikasi Visual
(DKV) untuk memahami secara mendalam proses pembuatan tefa serta
pengelolaan toko percetakan dan jasa desain grafis. Langkah-langkah yang
terlibat dalam pembuatan tefa dan membuka toko percetakan dan jasa desain
grafis meliputi:
1. Penelitian dan Konsep Awal: Langkah pertama adalah melakukan
penelitian pasar dan identifikasi target audiens. Siswa akan belajar
bagaimana menganalisis kebutuhan pelanggan potensial serta tren
desain grafis yang sedang berlangsung. Setelah itu, mereka akan
mengembangkan konsep desain untuk tefa yang sesuai dengan
preferensi pelanggan dan kebutuhan pasar.
2. Desain dan Produksi Tefa: Setelah konsep disetujui, siswa akan
menggunakan perangkat lunak desain grafis seperti Adobe Illustrator
atau CorelDRAW untuk merancang tefa dengan detail yang tepat.
Mereka akan belajar tentang teknik-teknik desain yang efektif,
pemilihan warna, dan pengaturan ukuran yang sesuai. Selanjutnya,
siswa akan terlibat dalam proses produksi tefa, mulai dari persiapan file
desain hingga cetak dan finishing menggunakan peralatan percetakan
yang ada di sekolah.
3. Manajemen Bisnis: Selain itu, siswa akan diperkenalkan pada aspek-
aspek manajemen bisnis yang terkait dengan mengelola toko
percetakan dan jasa desain grafis. Mereka akan belajar tentang
manajemen inventaris, harga produk dan layanan, pemasaran, serta
layanan pelanggan. Siswa akan diajak untuk membuat rencana bisnis
sederhana yang mencakup strategi pemasaran dan proyeksi
keuntungan.
4. Peluncuran dan Pengelolaan Toko: Setelah tefa diproduksi, siswa
akan belajar tentang proses peluncuran produk dan layanan. Mereka
akan memahami pentingnya promosi yang efektif, baik melalui media
sosial, pemasaran langsung, maupun kerjasama dengan pihak lain.
Setelah toko percetakan dan jasa desain grafis diluncurkan, siswa akan
terlibat dalam pengelolaan sehari-hari, seperti menerima pesanan,
memproses desain, mengatur jadwal cetak, dan mengelola hubungan
dengan pelanggan.
Melalui pengalaman ini, siswa tidak hanya akan memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang industri percetakan dan desain grafis, tetapi juga akan
mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang diperlukan untuk
membuka dan mengelola bisnis mereka sendiri di masa depan.

3. Busana
a. Pembuatan Proyek
Pada proyek ini siswa bersama guru pembimbing bisa memilih tugas dan
projek yang akan dikerjakan selama satu bulan penuh hal ini dilaksanakan
untuk membentuk karakter siswa sesuai dengan budaya di industri, dalam
pelaksanaannya ruang kelas dan praktek dibuat sedetail mungkin sebagaimana
di industri. Sehingga budayanya akan sama dengan budaya di tempat Industri,
beberapa project yanng bisa dipilih adalah sebagai berikut :
• Proyek: Pembuatan Seragam Sekolah
• Proyek: Pembuatan Tas Sekolah
• Proyek: Pembuatan Baju Tidur
• Proyek: Pembuatan Masker Kain
• Proyek: Pembuatan Aksesori Rambut
• Proyek: Pembuatan Gantungan Kunci
• Proyek: Pembuatan Dompet
• Proyek: Pembuatan Bando
• Proyek: Pembuatan Sarung Bantal
• Proyek: Pembuatan Pouch
b. Peningkatan Materi Teori Dan Praktik Di Sekolah
Pelaksanaan PKL dengan penambahan materi dan praktek, dilaksanakan
dengan menentukan materi yang relevan dan belum diajarkan selama 4
semestrer sebelumnya sehingga penambahan materi bisa menjadi kompetensi
tambahan syang langsung bisa diaplikasikan selama PKL dilaksanakan.
• Teknik Pembuatan Pola Digital: Pengenalan dan praktik
menggunakan perangkat lunak desain terkini untuk membuat pola
pakaian secara digital. Mahasiswa dapat mempelajari teknik-teknik
yang efisien dan presisi dalam pembuatan pola menggunakan software
khusus seperti Adobe Illustrator atau CAD (Computer-Aided Design).
• Trend Forecasting dan Analisis Pasar: Memahami tren mode terkini
dan kemampuan untuk menganalisis pasar fashion secara mendalam.
Mahasiswa akan belajar tentang metodologi prediksi tren,
mengidentifikasi tren yang sedang berkembang, serta memahami
kebutuhan dan preferensi konsumen.
• Sustainable Fashion Practices: Pemahaman tentang praktik-praktik
mode berkelanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan dan
masyarakat. Materi ini mencakup konsep-konsep seperti daur ulang
tekstil, pemilihan bahan ramah lingkungan, dan etika produksi yang
bertanggung jawab.
• Teknik Produksi Massal: Pengenalan terhadap proses produksi
massal dalam industri fashion, termasuk pengendalian kualitas,
manajemen rantai pasok, dan teknologi produksi terkini seperti sistem
CAD/CAM (Computer-Aided Manufacturing).
• Keterampilan Kewirausahaan: Pembelajaran tentang konsep-
konsep dasar kewirausahaan dalam industri fashion, seperti
perencanaan bisnis, pemasaran, dan manajemen merek. Mahasiswa
juga dapat diajak untuk mengembangkan proposal bisnis untuk brand
fashion mereka sendiri.

Materi-materi tambahan ini akan memberikan wawasan yang lebih luas


dan keterampilan tambahan yang relevan bagi mahasiswa jurusan busana
selama PKL mereka. Materi tersebut bisa diajarkan oleh Waka Kurikulum,
Waka Humas, Guru Produktif dan Guru Kewirausahaan sesuai bidangnya
masing-masing.

c. Kunjungan Ke Dunia Industri Yang Relevan


Pelaksanaan konsep ini berfokus pada observasi langsung terhadap proses
produksi dan pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan desain busana dan
produksi busana. Tujuannya selain untuk memperoleh sertifikat PKL juga agar
siswa bisa mengenal dunia industri garment. Beberapa industri dan lembaga
yang dapat dijadikan referensi untuk pelaksanaan kunjungan industri antara
lain:
• AWRE Konveksi
• Gria Busana Al Anwar
• Pusat Konveksi Rembang, Tbk.
d. Pengundangan Guru Tamu
Konsep ini dilaksanakan dengan meminta jasa profesional untuk
memberikan materi kepada siswa, serta memberikan tutorial lengkap dalam
praktik dari materi yang disampaikan. Tujuan dari konsep ini adalah untuk
memberikan wawasan lebih kepada siswa serta menjelaskan tentang budaya
industri yang telah dilaksanakan di tempatnya. Konsep ini dimulai dengan
membuat MoU dengan industri terkait.
e. Pembuatan Butik (Tefa).
Konsep "Pembuatan Butik (Tefa)" adalah sebuah inisiatif yang bertujuan
memberikan pengalaman praktis kepada siswa dalam industri fashion dan
bisnis. Konsep ini dipilih dengan pertimbangan untuk memberikan platform
langsung bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam desain,
produksi, dan manajemen butik. Melalui pengalaman ini, siswa dapat
mempelajari secara mendalam proses mulai dari perencanaan awal, desain,
produksi, hingga pemasaran dan penjualan produk fashion. Butik Tefa menjadi
wadah yang ideal untuk mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari di kelas
ke dalam praktik nyata, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan
dunia kerja di masa depan.
Selain memberikan pengalaman praktis, PKL internal ini juga bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan kreativitas siswa.
Dalam konteks pembuatan butik, siswa akan diajak untuk berpikir secara
inovatif dalam merancang busana, mengelola persediaan, dan memasarkan
produk mereka. Hal ini tidak hanya membantu mereka memahami konsep
dasar bisnis, tetapi juga menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang menjadi
modal berharga di era industri yang kompetitif saat ini.
Dengan langkah-langkah yang terstruktur, seperti perencanaan awal,
desain dan produksi, manajemen inventaris, pemasaran, dan layanan
pelanggan, PKL internal ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar
secara menyeluruh tentang dunia fashion dan bisnis butik. Melalui evaluasi
dan perbaikan yang berkelanjutan, diharapkan siswa dapat mengasah
keterampilan mereka secara bertahap dan siap bersaing di pasar kerja yang
dinamis. PKL internal dengan konsep "Pembuatan Butik (Tefa)" di SMK tidak
hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga menciptakan pondasi yang
kokoh bagi masa depan karier atau bisnis para siswa di bidang fashion.

4. Kuliner
a. Pembuatan Proyek
Dalam program ini, siswa dan guru pembimbing memiliki kebebasan
untuk memilih tugas dan proyek yang akan mereka kerjakan selama satu
bulan penuh. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk karakter siswa
agar sesuai dengan budaya yang ada di dunia kuliner. Selama pelaksanaannya,
ruang kelas dan praktek akan disusun sedemikian rupa agar mencerminkan
lingkungan industri kuliner sebanyak mungkin. Hal ini bertujuan agar budaya
yang ditanamkan sejalan dengan budaya yang ada di industri kuliner.
Beberapa proyek yang dapat dipilih termasuk:
• Proyek: Membuat Kue Bolu
• Proyek: Membuat Pizza
• Proyek: Membuat Soto Ayam
• Proyek: Membuat Smoothie Buah
• Proyek: Membuat Nasi Goreng
• Proyek: Membuat Salad Buah
• Proyek: Membuat Burger
• Proyek: Membuat Pancake
• Proyek: Membuat Sup Tomat
• Proyek: Membuat Es Krim

Semua proyek ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang


mendalam kepada siswa dalam industri kuliner serta membentuk karakter
mereka agar sesuai dengan tuntutan yang ada di dunia kerja kuliner.

b. Kunjungan Ke Industri Yang Sesuai


Konsep ini dilaksanakan dengan melihat secara langsung proses produksi
dan proses pelaksanaan pekerjaan terkait Jaringan di Industri. Tujuan yang
diharapkan adalah dengan pelaksaan itu bisa mendapatkan sertifikat PKL
selama minimal 3 bulan pelaksanaan PKL sehingga mungkin dibutuhkan 3
kali kunjungan untuk memenuhi target tersebut. Bebrapa Industri dan
lembaga yang bisa dijadikan Referensi palaksanaan Kunjungan Industri
adalah sebagai berikut :
• Rumah makan tugu asri
• Rumah makan Wahyu Utomo
• Hotel Pollos
• dll
c. Produksi Makanan Secara Praktis
Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dirancang untuk memberikan
pengalaman praktis kepada siswa jurusan kuliner dalam memproduksi
makanan secara efisien dan praktis, dengan memadukan keahlian kuliner
dengan budaya industri. PKL ini berlangsung di dapur Pondok Pesantren Al
Anwar 4, sebuah konsep yang bukan hanya mengutamakan aspek keagamaan,
tetapi juga menghargai pentingnya keahlian praktis seperti memasak.
Setiap pagi, siswa-siswa ini terlibat dalam persiapan dan pembuatan menu
makanan untuk memenuhi kebutuhan sarapan pagi di pesantren. Dengan
mengedepankan budaya industri, mereka belajar untuk mengelola waktu,
sumber daya, dan tenaga dengan efisien. Mereka juga diajarkan untuk
memprioritaskan kebersihan, kualitas, dan konsistensi dalam setiap hidangan
yang mereka hasilkan.
Siswa-siswa ini tidak hanya belajar tentang teknik memasak, tetapi juga
memahami pentingnya perencanaan menu, pengadaan bahan baku yang tepat,
dan manajemen inventaris. Mereka juga terlibat dalam proses pengolahan
makanan, termasuk pemotongan, penggorengan, dan penyajian, dengan
memperhatikan standar kebersihan dan sanitasi yang ketat.
Selain itu, siswa juga diajarkan untuk berkolaborasi dalam tim,
berkomunikasi dengan baik, dan menghormati peran masing-masing dalam
lingkungan kerja. Mereka belajar bagaimana bekerja dalam situasi yang
mungkin penuh tekanan dan menuntut, tetapi tetap menjaga kualitas hasil
akhir.
Dengan PKL ini, siswa jurusan kuliner tidak hanya mendapatkan
pengalaman praktis yang berharga, tetapi juga mengembangkan keterampilan
yang relevan dan memperluas wawasan mereka tentang budaya industri
dalam dunia kuliner.
d. Membuka Tefa Untuk Kuliner
Teaching factory ini dilaksankan dengan sekolah membantu untuk
membuatkan sebuah tempat tersendiri di Sekolah/pondok pesantren yang bisa
digunakan secara penuh oleh Siswa-siswi dalam mengelola TEFA tersebut,
konsep ini bisa berupa, kantin makan atau restoran sederhana dengan konsep
mewah tapi dengan harga terjangkau dan dengan menggunakan pengelolaan
yang profesional serta menu makanan yang pasti dan terstruktur. Hal ini
sangat mungkin dilaksanakan dalam pelaksanaan PKL di internal sekolah.
III. RINCIAN KEGIATAN

3.1 Persiapan Siswa

Sebelum memulai Program Kerja Lapangan (PKL) Internal di SMK Al Anwar


Sarang, siswa dari berbagai jurusan seperti Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi (TJKT), Desain Komunikasi Visual (DKV), Busana, dan Kuliner perlu
mempersiapkan diri dengan baik. Berikut beberapa langkah persiapan yang perlu
dilakukan:

• Pemahaman Materi: Siswa perlu memahami materi dan keterampilan yang akan
dipraktikkan selama PKL sesuai dengan kurikulum masing-masing jurusan.
• Pelatihan Keterampilan: Melakukan pelatihan tambahan untuk meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan dalam bidang masing-masing. Misalnya, siswa
DKV dapat mengikuti workshop desain grafis, siswa Busana dapat mengikuti
kursus menjahit, dan sebagainya.
• Penyesuaian Diri: Siswa perlu mempersiapkan diri secara mental dan fisik
untuk menghadapi lingkungan kerja yang sesungguhnya. Ini termasuk
membiasakan diri dengan jadwal kerja, etika kerja, dan tata tertib di tempat
PKL.

3.2 Monitoring dan Evaluasi

Agar PKL Internal di SMK Al Anwar Sarang dapat berjalan dengan baik dan
memberikan manfaat maksimal bagi siswa, dibutuhkan proses monitoring dan
evaluasi yang teratur. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

• Pembentukan Tim Monitoring: Menunjuk beberapa guru pembimbing dan


pengawas dari masing-masing jurusan untuk membentuk tim monitoring. Tim
ini bertanggung jawab untuk memantau perkembangan siswa selama PKL.
• Penjadwalan Pertemuan Rutin: Menjadwalkan pertemuan rutin antara siswa
dan guru pembimbing untuk membahas perkembangan, kesulitan yang
dihadapi, dan pencapaian selama PKL.
• Penilaian Berkala: Melakukan penilaian berkala terhadap kinerja siswa
selama PKL untuk mengetahui sejauh mana mereka telah mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
• Pengumpulan Masukan: Mengumpulkan masukan dari siswa, guru
pembimbing, dan pihak terkait lainnya untuk terus memperbaiki dan
meningkatkan kualitas PKL di masa mendatang.
3.3 Penghargaan dan Sertifikasi

Untuk memberikan pengakuan atas prestasi dan hasil yang dicapai oleh siswa
selama PKL Internal di SMK Al Anwar Sarang, perlu diberikan penghargaan dan
sertifikasi. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

• Penghargaan Prestasi: Memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil


mencapai pencapaian tertinggi dalam PKL, seperti siswa dengan kinerja
terbaik, proyek terbaik, atau inovasi terbaik.
• Sertifikat Kelulusan: Memberikan sertifikat kepada siswa yang telah
menyelesaikan PKL dengan baik sebagai bukti kompetensi dan pengalaman
kerja yang dapat mereka lampirkan dalam lamaran pekerjaan di masa depan.
• Pameran Hasil Karya: Mengadakan pameran hasil karya siswa sebagai bentuk
apresiasi terhadap kreativitas dan prestasi yang telah dicapai selama PKL.
• Penyampaian Testimoni: Mengundang perwakilan dari industri atau lembaga
terkait untuk memberikan testimoni atau saran kepada siswa sebagai bentuk
penghargaan atas kerja keras dan dedikasi mereka selama PKL.

Dengan persiapan yang matang, monitoring dan evaluasi yang baik, serta
penghargaan dan sertifikasi yang layak, diharapkan PKL Internal di SMK Al Anwar
Sarang dapat memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan dan persiapan karier
siswa di masa depan.Pemberian sertifikat bagi siswa yang berhasil menyelesaikan PKL
dengan baik.
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari proposal yang disampaikan adalah sebagai berikut:

5. Pelaksanaan Pendidikan Kejuruan dan Latihan (PKL) secara internal di sekolah


menjadi alternatif yang efektif untuk mengatasi kendala yang sering dihadapi
dalam PKL di industri.
6. Beberapa kendala dalam PKL di industri antara lain kesulitan dalam pengawasan
siswa, keterbatasan akses terhadap pengalaman praktis yang sesuai dengan
kurikulum, dan keterbatasan ruang lingkup dan keterampilan.
7. PKL internal di sekolah memberikan solusi dengan meningkatkan pengawasan
siswa, menyediakan akses terhadap sarana dan prasarana yang memadai, serta
memperluas variasi pengalaman praktis sesuai dengan kurikulum.
8. Tujuan PKL internal mencakup memberikan pengalaman praktis yang relevan,
meningkatkan keterampilan dan kompetensi siswa, memfasilitasi integrasi
kurikulum, meningkatkan kualitas pembelajaran, memperluas wawasan karier,
membangun kemitraan dengan industri, dan mengoptimalkan pengawasan dan
keamanan.
9. Program PKL direncanakan berlangsung selama tiga bulan dengan berbagai
kegiatan, termasuk pembuatan proyek, penambahan materi teori dan praktik,
kunjungan ke tempat industri relevan, dan pengundangan guru tamu.
10. Setiap jurusan memiliki sistem PKL yang terstruktur sesuai dengan kebutuhan
masing-masing, dengan melibatkan pembuatan proyek, peningkatan materi teori
dan praktik di sekolah, kunjungan ke industri, dan pengundangan guru tamu.
11. Melalui PKL internal, siswa dari berbagai jurusan seperti Teknik Komputer dan
Jaringan, Desain Komunikasi Visual, Busana, dan Kuliner dapat memperoleh
pengalaman praktis yang mendalam dan relevan dengan bidang keahlian mereka.
12. Pengalaman praktis yang diberikan melalui PKL internal ini diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk masuk ke dunia kerja dengan keterampilan yang
diperlukan dan membangun fondasi yang kokoh bagi karier atau bisnis mereka di
masa depan.
13. Dengan demikian, implementasi PKL internal di sekolah diharapkan dapat
memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan akademik dan karier
siswa dalam berbagai bidang kejuruan.
Lampiran
1. Time Line Program
2. Anggaran Program menyusul
TIME LINE PELAKSANAAN PKL SMK AL ANWAR SARANG
TAHUN AJARAN 2024/2025
SEMESTER GENAP SEMESTER GANJIL
NO KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Merencanakan Program Kerja PKL √ √ √
2 Membuat Program Kerja PKL √ √ √
3 Mengkoordinasikan Dengan K3, Rencana Kerja PKL √ √ √ √
4 Pembuatan Peta DU/DI dan Kepanitiaan PKL √ √ √ √
5 Mencari DUDI PKL √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Rapat Evaluasi dan Persiapan √ √
7 Menyiapkan Persiapan PKL √ √ √ √ √
8 Sosialisasi Psiapan PKL √ √
9 Mengkoordinasikan Guru Tamu √ √ √ √ √
10 Pelaksanaan PKL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Monitoring dan Evaluasi PKL √ √ √
12 Penutupan PKL dan Sertifikasi √
13 GelarKarya dan Presentasi √
14 Laporan dan Pertanggungjawaban √ √ √
15 Penutupan dan Pembubaran Panitia √

Anda mungkin juga menyukai