KTI TEFA Ok
KTI TEFA Ok
KTI TEFA Ok
PENDAHULUAN
1
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teaching Factory
1. Pengertian teaching factory
3
menghadirkan dunia industri yang sesungguhnya dalam lingkungan sekolah
untuk menyiapkan lulusan yang siap untuk bekerja.
1) Standar kompetensi
4
keterampilan, karena teaching factory merupakan salah satu
pembelajaran yang bertujuan menciptakan lulusan SMK yang berkualitas
sesuai kebutuhan industri.
2) Siswa
3) Product
5
5) Pengajar
6) Penilaian
6
maupun sumber daya lainnya. Pada intinya fungsi pokok manajemen
meliputi, planning, organizing, actuating, dan controlling. Dalam
pelaksanaannya, manajemen memiliki fungsi-fungsi khusus yang
digunakan sebagai acuan dalam pembentukan manajemen (Mulyono,
2008: 22). Fungsi-fungsi tersebut dijelaskan dalam proses pembentukan
manajemen sebagai berikut:
2) Proses produksi
7
lanjuti. Saat proses produksi, setiap bagian melakukan pengawasan
terhadap pekerjaan agar tidak terjadi kesalahan. Setelah produksi
selesai, produk diperiksa oleh setiap bagian dan masuk dalam tahap
akhir. Produk yang sudah jadi kemudian diperiksa oleh guru dan jika
sudah tidak ada masalah, produksi dianggap selesai (Utami, 2011: 6).
3) Proses pemasaran
Produk yang sudah selesai diperiksa ulang oleh setiap bagian untuk
disesuaikan dengan permintaan dan standar mutu. Bagian pemasaran akan
menjual produk sesuai kesepakatan yang telah disetujui bersama. Produk
yang diproduksi berdasarkan permintaan harus disesuaikan dengan
permintaan konsumen, sedangkan produk bukan permintaan konsumen
dipasarkan secara umum melalui bagian pemasaran. Setiap produk yang
terjual harus dilaporkan ke manajer melalui bagian administrasi (Zaman,
2010: 9).
4) Proses evaluasi
8
Beberapa tahap tersebut, merupakan gambaran secara umum
tentang proses penerapan teaching factory di sekolah. Setiap orang yang
terlibat dalam teaching factory dituntut profesional dan bertanggung jawab
terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Dengan demikian, teaching factory
dapat berjalan baik dari segi pendidikan dan segi usaha (Zaman, 2010: 11).
9
2. Faktor-faktor penting dalam pelaksanaan teaching factory
1) Produk
10
e) Ketahanan (durability), ukuran umur operasi harapan produk dalam
kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk
produk-produk tertentu.
f) Keandalan (reability), adalah ukuran probabilitas bahwa produk
tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu.
g) Kemudahan perbaikan (repairability), adalah ukuran kemudahan
perbaikan produk ketika produk itu tak berfungsi atau gagal.
h) Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada
pembeli.
i) Desain (design), adalah totalitas fitur yang mempengaruhi
tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan
pelanggan.
3) Modal usaha
11
berdasarkan cara memperolehnya, seperti modal sendiri, modal asing
(pinjaman) dan modal patungan.
4) Bahan baku
6) Strategi kerja
12
g) Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang.
Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada
pembacanya yang sekaligus berarti mudah diperbaharui oleh setiap
anggota manajemen puncak dan setiap karyawan organisasi.
7) Pemasaran
8) Penentuan lokasi
13
Bahan Baku; (5) Sarana dan Prasarana; (6) Strategi Kerja; (7) Pemasaran;
dan (8) Penentuan Lokasi.
a. Tujuan umum:
1) Meningkatkan imtaq peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara
yang berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keaneragaman budaya
Indonesia.
4) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian
terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan
melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam
dengan efektif dan efisien.
b. Tujuan khusus :
1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif dan mampu
bekerja mandiri.
14
2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memillih karier, ulet dan gigih
dalam berkompetensi, dapat beradaptasi di lingkungan kerja, dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara
mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan Program Studi Keahlian yang dipilih.
2. Pembentukan Manajemen
15
struktur manajemen. Pelaksanaan teaching factory bertujuan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan agar bermanfaat untuk masyarakat dan
hasilnya dapat memiliki nilai jual. Sasaran pelaksanaannya adalah siswa dan
masyarakat umum. Kerjasama dilakukan dengan PT. Electronics yang
bergerak dalam bidang service, supplier dan distributor elektronika.
16
Tabel 4. Job Description Struktur Manajemen Teaching Factory
17
3. Standar kompetensi
4. Siswa
18
yang berbeda sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu pada setiap
kelasnya. Berikut daftar siswa yang terlibat dalam produksi:
5. Produk
19
Hasil penelitian pelaksanaan teaching factory di Program Studi Keahlian
Teknik Audio Video SMKN 2 Tasikmlaya ditinjau dari Produk Barang/Jasa, di
perlihatkan pada table berikut ini :
20
yang sedang berjalan. Daftar perlengkapan dan peralatan sudah terlampir
dalam laporan.
7. Pengajar
No Nama Jabatan
1 Drs. H. Liliek Julianto Penasehat
2 Drs. Suryana Kusnadi Koordinator
3 Endang Ruhiat, S.Pd Sekretaris
4 H. Isdiyono, S.Pd., MT Pengawas Produksi (QC)
5 Yosep Yana Suryana, S.Pd Operasional Produksi
6 Rudi Rusbianto, ST., MM Pergudangan
7 Drs. H. RE Buang Bendahara
21
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pemilihan
pengajar tidak hanya dipertimbangkan dari faktor akademis saja, tetapi juga
pengalaman industri. Sikap dan pengetahuan yang terbentuk sejak mereka
magang di industri memberikan keuntungan sendiri dalam teaching factory.
Sebab, mereka sudah terbiasa dengan suasana kerja di industri. Mengingat
beberapa pengalaman yang dimiliki pengajar cenderung pada perbaikan
dan produk yang dikembangkan juga merupakan produk baru, maka
pengajar harus menyesuaikan diri terhadap pelaksanaan teaching factory di
sekolah. Untuk pengajar yang belum merasakan keadaan industri, sekolah
mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan kunjungan industri
dimana pengajar dapat mempelajari keadaan dan suasana di industri.
Penataan ruang, penerangan, pakaian, sikap dan peraturan kerja dapat
diamati secara langsung pada saat kunjungan industri.
8. Produksi
22
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa produksi
dilakukan dengan prosedur yang jelas. Mulai dari penerimaan permintaan
produksi sampai dengan distribusi produk dilakukan secara bertahap dan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pihak sekolah Kemudian
mengenai proses perakitan, produk dirakit dengan hati-hati sesuai dengan
petunjuk yang telah tersedia. Petunjuk perakitan produk sudah terlampir
pada laporan penelitian ini tetapi tidak semua produk memiliki petunjuk
perakitan. Sebab, pada dasarnya cara perakitannya hampir sama. Hal
penting lain dalam proses produksi adalah pemeriksaan produk yang
dilakukan secara bertahap. Pemeriksaan ini perlu dilakukan agar kualitas
produk terjamin.
9. Pemasaran
23
sekolah sungguh-sungguh berusaha dalam memberikan informasi bahwa
sekolah melaksanakan teaching factory yang menghasilkan produk
bermanfaat untuk masyarakat. Pelayanan yang baik saat distribusi
ditunjukan oleh sekolah dengan melakukan sosialisasi kepada konsumen
yang belum mengenal produk. Sosialisasi ini bermanfaat bagi konsumen
karena mereka dapat mengetahui cara pemasangan, penggunaan, dan
pemeliharaan dengan benar.
10. Evaluasi
24
D. Faktor Pendukung dan penghambat Pelaksanaan Teaching Factory di
Program Studi Keahlian Teknik Audio Video SMKN 2 Tasikmlaya
1. Faktor Pendukung
a. Kompetensi dasar
Kompetensi yang ada pada teknik audio video memiliki potensi untuk
dibuatkan produk berupa barang, dengan menggabungkan beberapa
kompetensi pada suatu mata pelajaran akan menghasil sebuah produk
barang yang bias dijadikan produk teaching factory.
b. Produk
Produk yang dapat di hasilkan pada teknik audio video bias berupa barang
maupun jasa, sehingga sangat terbuka lebar untuk membuat sebuah produk.
c. Bahan Baku
Bahan baku dari suatu produk teaching factory, relative mudah untuk di
dapatkan, baik secara langsung di took maupun secara online. Selain itu
bahan baku yang dibutuhkan harganya pun relative murah dan terjangkau.
d. Peralatan
Peralatan yang tersedia di bengkel teknik audio video relative lengkap,
sehingga bias mencukupi untuk melakukan proses teaching factory.
e. Jadwal Blok
Seluruh paket keahlian di SMKN2 Tasikmalaya sudah menerapkan jadwal
blok, sehingga waktu yang di alokasikan lebih leluasa.
2. Faktor Penghambat
25
a. Jumlah Pengajar
Jumlah pengajar yang kurang, karena idealnya guru yang harus ada adalah
sebanyak 13 orang guru, namun yang guru yang ada hanya 6 orang guru,
hal ini di karenakan jadwal yang diterapkan adalah jadwal tim teaching
sebagai tuntutan dari pelaksanaan teaching factory.
b. Waktu dan fasilitas riset Produk
Untuk mendapatkan suatu Produk yang berkualiatas diperlukan adanya
penelitian terhadap produk tersebut, dan ini sudah pasti memakan waktu
dan tenaga, namun yang terjadi di lapangan sangat minim, karena guru tidak
sempat melakukan riset produk untuk mendapatkan produk baru dan
berkualitas.
c. Pemasaran
Hambatan dalam hal pemasran terjadi karena sumber daya yang kurang
untuk tenaga pemasaran ini, memang sebaiknya tenaga pemasran ini di
lakukan bukan oleh guru bengkel namun oleh guru lain, dan yang lebih tepat
adalah guru kewirausahaan
d. Penyediaan Bahan baku
Yang menjadi hambatan dari Bahan baku ini adalah waktu penyediaan bahan
baku yang sering kali terlambat, sehingga dapat menghambat terhadap
proses produksi dari teaching factory ini.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang telah dilaksanakan,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan teaching factory di Program Studi Keahlian Teknik Audio Video
SMK N 2 Tasikmalaya sudah terlaksana dengan sistematis. Pelaksanaan
diawali dari pembentukan manajemen, kerjasama dengan industri, dan
struktur manajemen. Standar kompetensi yang digunakan merupakan aplikasi
dari kurikulum sekolah dan mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Siswa yang dilibatkan adalah siswa yang menguasai kompetensi
kejuruan dan memiliki minat atau bakat. Selanjutnya, media untuk
mengembangkan kompetensi siswa dalam teaching factory berupa produk
yang sesuai dengan kompetensi keahlian. Pengajar memiliki kualifikasi
akademis yang baik, pengalaman di industri, dan komitmen. Penggunaan
perlengkapan dan peralatan sudah dapat dimaksimalkan untuk
menjalankankan produksi. Produksi dijalankan setelah sekolah mendapatkan
permintaan produksi dan dilakukan sesuai prosedur kerja yang ditetapkan.
Produk yang sudah selesai, diinformasikan dan dipasarkan langsung ke
konsumen dengan mengadakan sosialisasi mengenai penggunaan,
pemasangan, dan perawatan produk. Evaluasi dalam pelaksanaan teaching
factory dilakukan oleh koordinator dengan memberikan penilaian kerja
perbagian dan keseluruhan berdasarkan tolak ukur keberhasilan yang meliputi
pencapaian target, waktu penyelesaian, dan kepuasan konsumen.
2. Faktor yang menghambat pelaksanaan teaching factory di Program Studi
Keahlian Teknik Audio Video SMK N 2 Tasikmalaya di antaranya adalah :
jumlah tenaga guru, keterbatasan waktu dan fasilitas riset, ketersediaan
bahan baku yang sering lambat, dan tidak adanya tenaga pemasaran produk.
3. Faktor yang mendukung pelaksanaan teaching factory di Program Studi
Keahlian Teknik Audio Video SMK N 2 Tasikmalaya adalah kompetensi yang
27
ada mendukung untuk membuat produk baik barang maupun jasa, bahan
baku yang tersedia dengan harga murah dan terjangkau, fasilitas peralatan
yang memadai, dan adanya jadwal blok yang membuat alokasi waktu lebih
banyak.
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Kualitatif dan R&D.
Bandung:
Alfabeta.
30