Protein Energy Deficiency Type Marasmus With Pulmonary TB (Kelompok PKM Bakunase)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Protein Energy Deficiency Type

Marasmus With Pulmonary TB


Puskesmas Bakunase
Gloria Tarigan
Ika Tandirau
Pendahuluan

• Malnutrisi energi protein atau kekurangan energi


protein (KEP) merupakan suatu penyakit gangguan
gizi yang banyak terjadi di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, Afrika, Amerika
Tengah, dan Amerika Selatan. Gangguan gizi ini sering
terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun (balita), ibu
yang sedang mengandung atau menyusui.
• Pada keadaan marasmus yang mencolok ialah
pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai
atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit
dikarenakan protein otot dan lemak digunakan
sebagai sumber energi. KEP dan status gizi yang
buruk dapat menyebabkan penderita rentan terkena
penyakit.
Kasus

Identitas pasien:
Data diri anak:
• Nama: An. X
• Umur: 1 tahun 6 bln
• Jenis Kelamin: Laki-laki
• Bangsa: Indonesia
• Alamat: Lampung
• MRS
Anamnesis

• Keluhan utama: berat badan tidak naik-naik sejak 5 bulan yang lalu
• Riwayat penyakit sekarang: Pasien anak berusia 1 tahun 6 bulan datang dengan
keluhan berat badan tidak naik-naik. Dikatakan oleh sang ayah, bahwa berat
badan pasien hanya naik 3,5 Kg sejak lahir. Nafsu makan pasien juga sangat
buruk. Selain itu, sudah sejak lama pasien mengalami batuk, sejak pasien
berusia 6 bulan. Batuk tidak berdahak dan tidak berdarah. Tidak ada faktor
pemicu batuk, batuk muncul dalam kondisi apa saja. Pasien pernah berobat ke
bidan dan diberikan obat batuk, namun batuk tak kunjung sembuh. Tetapi,
karena batuk tidak terlalu mengganggu, pasien membiarkan batuk tersebut ada.
• Riwayat penyakit dahulu:. Pasien sering mengalami muntah-muntah dan
mencret sejak usia 3 bulan. ketika pasien berusia 1 tahun 1 bulan, berat badan
pasien turun 0,5 kg dari 6,9 Kg menjadi 6,4 Kg. Dalam 8 hari, pasien sembuh.
Namun, sejak setelah diare tersebut, berat badan pasien tidak pernah melebihi
berat tertingginya (6,8 Kg).
• Riwayat pengobatan: -
• Riwayat keluarga: keluarga pasien memiliki keluhan
serupa yaitu kakeknya yang menderita TB, meninggal
1 tahun yang lalu
• Riwayat Pemberian ASI: Pasien tidak pernah mendapat ASI. Pasien
hanya mendapatkan susu formula yang dikombinasikan dengan air
tajin sebagai pengganti susu formula sejak kecil. Saat usia pasien 4-6
bulan, pasien diberikan air tajin sebagai ganti susu formula 3-4 kali per
hari.. Di luar air tajin dan susu formula, dalam sehari pasien biasanya
hanya makan 2 kali, pada siang dan malam hari, jumlah sedikit.
• Riwayat Makan: Sedari kecil, pasien juga diberikan makanan
pendamping seperti bubur atau nasi lembek, dengan lauk tahu,
atau tempe. Pasien sangat jarang diberikan protein hewani
seperti ikan, ayam atau daging, pasien hanya diberikan telur
sesekali. Selain itu, pasien selalu memuntahkan makanan secara
sengaja jika diberikan sayur atau buah.
Pemeriksaan Fisik

• KU: tampak sakit ringan


• Kesadaran: CM, rewel
• TTV
• Nadi: 180x/menit, teratur dan isi cukup
• RR: 24x/menit
• Suhu: 36,3 C
• BB: 6,8 kg
• TB: 72,5 cm
• LK: 44 cm
• LiLA: 11 cm
Status Generalis

• Kulit: pucat (-), sianosis (-), ikterik (-), Turgor : berkurang di area paha dan lengan atas (+),
baggy pants (+)
• Kepala
microcephal (+), old man face (+), tulang pipi menonjol (+)
• Mata
Konjungtiva Anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-), mata cekung (+/+), Pupil Isokor, RCL ; +/+,
RCTL :+/+
• Mulut
mukosa bibir lembab, sianosis (-)
• Hidung
Rinore (-/-), pernapasan cuping hidung (-), Septum deviasi (-/-)
• Telinga
Sekret (-/-), Otorea(-/-)
• Leher
Kaku Kuduk (-), Pembesaran KGB (-)
• Thoraks
1. Inspeksi : tampak iga gambang (+). Pengembangan dada simetris (+), retraksi
subcosta (-)
2. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, Batas Jantung dalam batas normal
3. Palpasi : Ictus Cordis teraba di IC5 linea Midclavi sinistra, Vocal Fremitus Sin=Dext
4. Auskultasi : Cor S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-), Pulmo :Vesikuler (+/+)
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Abdomen
1. Inspeksi : tampak cekung (+), Scar (-)
2. Auskultasi : BU (+) kesan normal,
3. Perkusi : timpani,
4. Palpasi : supel, Hepar dan lien tidak teraba, NT (-)
• Ekstremitas
Akral hangat +/+, udem (-/-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah: tidak ada tanda infeksi


• Pemeriksaan kimia darah: tidak ada gangguan
elektrolit
• Pemeriksaan feses dan urin rutin: tidak ada tanda
positif
• Ro thoraks: TB paru primer
Skor TB
Diagnosis

• gizi buruk
• KEP tipe marasmus
• TBC paru.
Tatalaksana Gizi Buruk

• Untuk pengobatan pada pasien ini dilakukan sesuai pedoman bagan


tatalaksana anak gizi buruk, dimana pada hari 1 dan 2 dilakukan
stabilisasi; dan hari 3 sampai 7 dilakukan transisi.
• Pada hari pertama dan kedua, sesuai dengan 10 langkah tatalaksana,
pasien tidak mengalami hipoglikemia, hipotermia, dan dehidrasi. Tidak
dilakukan perbaikan elektrolit, karena hasil laboratorium
menunjukkan bahwa elektrolit pasien masih dalam batas normal. Juga
tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, namun diberikan antibiotik untuk
pencegahan infeksi, yaitu cotrimoxazole selama 5 hari (per 12 jam).
• Dilakukan juga pemberian kekurangan zat gizi mikro, seperti vitamin A
dan asam folat. Kemudian diberikan makanan untuk stabilisasi, yaitu
F75.
Tatalaksana TB Paru

Tatalaksana TB paru berdasarkan pedoman nasional


tuberkulosis anak (RHZ 2 bulan, RH 4 bulan).
• Rifampicin 1x75 mg
• Isoniazid 1x50 mg
• Pirazinamid 2x75 mg
Edukasi

• keteraturan minum obat TB dan pembentukan pola


makan, terutama kepada ibu pasien. Misalnya
bagaimana cara membuat makanan dengan
kandungan energi dan zat gizi yang cukup dan sesuai
dengan umur anak. Juga diberitahu kepada orang tua
untuk meningkatkan ikatan antara orangtua-anak,
seperti mengajak makan bersama. Pasien juga
disarankan untuk istirahat cukup dan jaga kebersihan,
serta kontrol bila ada keluhan.
PEMBAHASAN

Marasmus adalah suatu kondisi dimana anak mengalami


defisiensi energi dan protein. Ini merupakan salah satu dari
tiga bentuk serius kekurangan energi protein (KEP).
BB/TB
BB/U
PB/U
LK
• BB/U: 6.8 Kg (<-3 Z-score kurva WHO) -> sangat kurus
• PB/U: 72,5 cm (<-3 Z-score) -> sangat pendek
• BB/PB: gizi buruk (<-3 Z-score)
• LILA: 11 CM (-2 SD Z-score)
• LK: 44 cm (<-2SD kurva nellhaus)  microcephal
TEORI KASUS
Anamnesis Gejala Klinis :
- Penurunan BB - Penurunan BB
- Demam - Demam (-)
- Mual muntah - Mual muntah (-)
- Diare - Diare (-)
TEORI KASUS
Gejala Klinis : Gejala Klinis :
- Sangat kurus - Sangat kurus
- Tampak tulang terbungkus kulit - Wajah seperti orang tua
- Wajah seperti orang tua - Kulit keriput
- Mata cekung - Mata cekung
- Cengeng dan rewel - Baggy pants (+)
- Kulit keriput - Rewel
- Baggy pants (+) - Iga gambang
- Jaringan lemak subkutan minimal/tidak - Perut cekung
ada - Sering disertai diare
- Perut cekung
- Iga gambang
- Sering disertai penyakit infeksi dan diare
TEORI KASUS
Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Penunjang :
- Darah tepi lengkap - Darah tepi
- Foto thorax - Foto thorax
- Tes Mantoux
TEORI KASUS
Tata laksana Gizi Buruk : Tata laksanan gizi buruk :
- Mencegah dan mengatasi Hipoglikemia - Pemberian zat gizi mikro, seperti vitamin
- Mencegah dan mengatasi Hipotermi A 200.000 SI dan asam folat 1x5mg pada
- Mencegah dan mengatasi Dehidrasi hari pertama dan 1x1 mg pada hari
- Mencegah dan mengatasi gangguan selanjutnya. Kemudian diberikan
keseimbangan Elektrolit makanan untuk stabilisasi, yaitu F75.
- Mengatasi Infeksi 2 jam pertama susu F75 18.75 cc per 30
- Mengatasi kekurangan zat mikro menit. Dilanjutkan pemberian F75 75 cc
- Mengatasi kekurangan zat makro tiap 2 jam selama 10 jam berikutnya.
- Tumbuh kejar - diberikan antibiotik untuk pencegahan
- Tumbuh kembang infeksi, yaitu cotrimoxazole selama 5 hari
- Mempersiapkan diri untuk tindak (per 12 jam).
lanjut di rumah
TEORI KASUS
Tata laksana TB: Tata TB :
- Rifampicin 1x75 mg Tatalaksana TB paru berdasarkan
- Isoniazid 1x50 mg pedoman nasional tuberkulosis anak (RHZ
- Pirazinamid 2x75 mg 2 bulan, RH 4 bulan).
- Rifampicin 1x75 mg
- Isoniazid 1x50 mg
- Pirazinamid 2x75 mg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai