Laporan TS 03

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SENSOR


(TKF 3514)

MODUL TS 03
SENSOR FORCE SENSING RESISTOR (FSR)






Kelas/Kelompok: Selasa/2

Yosef Ganang Jati Nugroho (12/333421/TK/39783)



Tgl Praktikum: 30 September 2014

Asisten: Dedy Rachida (NIM: 11/315886/TK/38070)


LAB SSTK

JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
1. Tujuan Praktikum
Mempelajari dan menganalis prinsip kerja sensor gaya.

2. Bahan Praktikum
a. Sensor yang digunakan: FSR406 buatan Interlink Electronics.
b. Catu Daya Vcc (5V)
c. Multimeter
d. Project Board
e. Jepit Buaya
f. Kabel Jumper
g. Resistor dengan nilai RM = 10k, 30k, 47k, dan 100k
h. Op-Amp
i. 10 buah Koin 500 rupiah (kuningan)

3. Rangkaian Alat Ukur

Gambar Force Cencing Resistor



Gambar Op-Amp dan Rangkaian Sensor


4. Data Pengukuran
Tabel keterangan berat koin

Jumlah Koin
Berat (g)
Rp. 100,00
1,15
Rp. 200,00
1,5
Rp. 500,00
2
Rp. 500,00 (tembaga)
3,45
Rp. 1000,00
2,9

Pada praktikum ini, koin yang digunakan adalah koin 500 rupiah
tembaga dengan berat 3,45 g.
a. RM = 10k
No. Berat (g) Ouput (V)
1 3,45 0
2 6,9 0
3 10,35 0
4 13,8 0
5 17,25 0,30
6 20,7 0,47
7 24,15 0,70
8 27,6 0,85
9 31,05 1,10
10 34,5 1,23

b. RM = 30k
No. Berat (g) Ouput (V)
1 3,45 0
2 6,9 0
3 10,35 0
4 13,8 0,93
5 17,25 1,62
6 20,7 2,18
7 24,15 2,38
8 27,6 2,55
9 31,05 2,62
10 34,5 2,71

c. RM = 47k
No. Berat (g) Ouput (V)
1 3,45 0
2 6,9 0
3 10,35 0,61
4 13,8 1,40
5 17,25 1,77
6 20,7 1,93
7 24,15 2,32
8 27,6 2,56
9 31,05 2,83
10 34,5 2,89

d. RM = 100k
No. Berat (g) Ouput (V)
1 3,45 0
2 6,9 0
3 10,35 1,02
4 13,8 1,94
5 17,25 2,30
6 20,7 2,65
7 24,15 3,03
8 27,6 3,35
9 31,05 3,40
10 34,5 3,50

5. Analisis Data dan Pembahasan
a. Sensor
i. Sensor yang digunakan
Dalam praktikum ini digunakan sensor Force Sensing Resistor (FSR).
FSR adalah nilai resistansinya berubah untuk setiap gaya yang diterima
pada bidang sensor.
ii. Stimulus
Stimulus pada sensor FSR ini adalah gaya berat yang diberikan oleh
koin.
iii. Respon
Respon dari sensor FSR berupa perubahan resistansi yang
mengakibatkan perubahan tegangan pada output. Semakin besar gaya
berat yang diberikan semakin kecil resistansi yang dihasilkan sehingga
tegangan keluaran akan meningkat.
iv. Karakteristik sensor
Dari data sheet didapatkan karakteristik sensor sebagai berikut :
a. Gaya aktuasi adalah 0.1 N yang berarti gaya minimum yang dibutuhkan
untuk mendapatkan respons dari sensor adalah 0.1 N.

Grafik 1. Hubungan Force(g) terhadap Resistansi (k)

b. Rentang rensor adalah 0.1-100 N. Dalam rentang ini sensor masih dapat
memberikan respons terhadap stimulus yang diberikan.
c. Resolusi sensor ini bersifat continues. Artinya sensor ini dapat
memberikan perubahan nilai resistansi secara kontinyu yaitu ketika
stimulus berubah maka respons akan langsung dapat diamati.
d. Efek histeresis pada sensor ini adalah 10 %. Jadi perbedaan antara
kurva pembebanan dan kurva pelepasan beban adalah 10%.
e. Device Rise Time atau sering disebut dengan TR didefinisikan dengan
waktu yang diperlukan oleh sistem untuk memberikan respon dari
10% sampai 90% nilai akhirnya. Rise time pada sensor ini adalah
kurang dari 3 microsecond.
f. Rentang temperatur dimana sensor ini masih dapat bekerja dengan baik
adalah antara -30 70
o
C.
g. Number of actuations pada sensor ini mencapai 10 juta kali. Artinya
sensor ini dapat dugunakan untuk pemberian stimulus sebanyak 10 juta
kali.
b. Analisis Data
i. Percobaan 1
Dari data yang didapatkan pada percobaan pertama yaitu pada
pengukuran dengan Rm = 10 K , output dapat diperoleh ketika 5 buah koin
dengan berat 17,25 g diletakan diatas sensor dimana output yang diperoleh
sebesar 0,3 V. Nilai tegangan output tersebut kurang sesuai dengan grafik
yang terdapat pada datasheet dimana tegangan terkecil yang dapat dukur
adalah 0.9 V. Perbedaan ini dapat disebabkan karena kondisi sensor
ataupun kondisi lingkungan dimana sensor tidak diketahui telah berapa kali
digunakan dan kondisi lingkungan yang terdapat banyak aktivitas yang
menyebabkan getaran. Namun untuk pengukuran maksimal pada berat 34,5
g, didapati nilai tegangan yang hampir sama dengan grafik pada data sheet,
yaitu berkisar pada 1,23 V.
Pada percobaan yang pertama ini didapati hubungan stimulus dan
output yang sesuai dengan teori yaitu ketika gaya berat yang diterima besar,
maka nilai resistansi turun, sehingga membuat nilai Vout naik. Dari data
dapat dilihat bahwa hasil pengukuran cenderung linier dan hal tersebut
sesuai dengan datasheet dimana ketika digunakan R yang kecil maka hasil
pengukuran cenderung linier.
ii. Pecobaan 2
Dari data yang didapatkan pada percobaan pertama yaitu pada
pengukuran dengan Rm = 30 K , output dapat diperoleh ketika 4 buah koin
dengan berat 13,8 g diletakan diatas sensor dimana output yang diperoleh
sebesar 0,93 V. Nilai tegangan tersebut tidak sesuai dengan grafik yang
ditunjukkan pada datasheet dimana tegangan terkecil yang dapat dideteksi
adalah sekitar 2,25 V. Namun untuk pengukuran maksimal pada berat 34,5
g, didapati nilai tegangan yang hampir sama dengan grafik pada data sheet,
yaitu berkisar pada 2,71 V. Pada percobaan dua ini kenaikan tegangan
keluaran tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan percobaan satu dan
hal ini sesuai dengan datasheet yang ada.
iii. Percobaan 3
Dari data yang didapatkan pada percobaan pertama yaitu pada
pengukuran dengan Rm = 47 K , output dapat diperoleh ketika 3 buah koin
dengan berat 10,35 g diletakan diatas sensor dimana output yang diperoleh
sebesar 0.61 V. Nilai tegangan tersebut tidak sesuai dengan grafik yang
ditunjukkan pada datasheet dimana tegangan terkecil yang dapat dideteksi
adalah 2,5 V. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh error pada sensor
maupun alat ukur. Untuk pengukuran maksimal pada berat 34,5 g, didapati
nilai tegangan yang berbeda dengan nilai tegangan yang ditunjukkan grafik
pada data sheet. Pada percobaan didapatkan nilai tegangan sebesar 2,89
V, sedangkan pada data sheet didapati tegangan seharusnya sebesar 3,25
V.
iv. Percobaan 4
Dari data yang didapatkan pada percobaan pertama yaitu pada
pengukuran dengan Rm = 100 K , output dapat diperoleh ketika 3 buah
koin dengan berat 10,35 g diletakan diatas sensor dimana output yang
diperoleh sebesar 1,02 V. Nilai tegangan tersebut tidak sesuai dengan grafik
yang ditunjukkan pada datasheet dimana tegangan terkecil yang dapat
dideteksi adalah 3,5 V. Namun untuk pengukuran maksimal pada berat 34,5
g, didapati nilai tegangan yang hampir sama dengan grafik pada data sheet,
yaitu berkisar pada 3,6 V.











v. Grafik
Grafik hubungan antara output tegangan dan berat yang diberikan
untuk setiap nilai Rm adalah sebagai berikut :

Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar berat yang
diberikan pada sensor, maka semakin besar pula nilai tegangan output yang
terukur. Grafik juga menunjukkan bahwa semakin besar Rm maka semakin
besar pula voultase output yang terukur. Grafik diatas menunjukan
persamaan dengan grafik dari datasheet, perbedaan yang terjadi tidak
signifikan dan terjadi pada pengukuran untuk benda yang ringan.

Untuk setiap pengukuran menggunakan nilai Rm yang lebih tinggi,
memiliki Vout yang selalu lebih tinggi dari hasil pengukuran dengan nilai Rm
yang lebih rendah. Namun dari data percobaan yang dilakukan, dengan
0
2
4
6
8
10
12
3,45 6,9 10,35 13,8 17,25 20,7 24,15 27,6 31,05 34,5
Output (V)
Berat (g)
Percobaan 4
Percobaan 3
Percobaan 2
Percobaan 1
berat yang sama, ketika menggunakan Rm = 47k didapati bahwa ada nilai
Vout yang kurang dari nilai Vout pada saat menggunakan Rm = 30k.
Ketidaksesuaian tersebut terdapat pada pengukuran berat 20,7 g; 24,15 g;
dan 27,6 g. Selanjutnya, untuk hasil pengukuran dengan Rm yang lain
sudah cukup sesuai dengan grafik pada data sheet.

6. Kesimpulan
a. Prinsip kerja dari sensor FSR adalah dengan memberikan perubahan resistansi
ketika diberikan perubahan gaya dipermukaannua. Perubahan resistansi ini
digunakan untuk mendapatkan nilaii tegangan keluaran dengan menggunakan
prinsip pembagi tegangan.
b. Semakin besar nilai stimulus yang berupa gaya berat maka semakin kecil
resistansi (R
fsr
) yang dihasilkan sehingga membuat nilai Vout membesar. Hasil
data yang didapatkan pada praktikum ini telah sesuai dengan teori
c. Terdapat gaya minimum sebagai stimulus untuk mendapatkan respons dari
FSR. Semakin kecil nilai Rm maka semakin besar gaya minimum yang
didapatkan dan juga sebaliknya.
d. Perbedaan nilai Rm berpengaruh terhadap perubahan tegangan keluaran,
dimana nilai Rm maka data yang didapatkan akan cenderung memiliki selisih
yang besar dan juga terjadi sebaliknya.
www.interlinkelectronics.com
FSR 406 Data Sheet
Figure 1 - Typical Force Curve
Industry Segments
Game controllers
Musical instruments
Medical device controls
Remote controls
Navigation Electronics
Industrial HMI
Automotive Panels
Consumer Electronics
Interlink Electronics - Sensor Technologies
FSR 400 Series Square Force Sensing Resistor
Description
Interlink Electronics FSR
TM
400
series is part of the single zone
Force Sensing Resistor
TM
family.
Force Sensing Resistors, or FSRs,
are robust polymer thick flm (PTF)
devices that exhibit a decrease in
resistance with increase in force
applied to the surface of the sensor.
This force sensitivity is optimized
for use in human touch control of
electronic devices such as automotive
electronics, medical systems, and in
industrial and robotics applications.
The standard 406 sensor is a square
sensor 43.69mm in size. Custom
sensors can be manufactured in sizes
ranging from 5mm to over 600mm.

Figure 2 - Typical Schematic
Features and Benefits
Actuation Force as low as 0.1N
and sensitivity range to 10N.
Easily customizable to a wide
range of sizes
Highly Repeatable Force Reading;
As low as 2% of initial reading
with repeatable actuation system
Cost effective
Ultra thin; 0.45mm
Robust; up to 10M actuations
Simple and easy to integrate
www.interlinkelectronics.com
Device Characteristics
Feature Condition Value* Notes

Actuation Force 0.1 Newtons
Force Sensitivity Range 0.1 - 10.0
2
Newtons
Force Repeatability
3
(Single part) 2%
Force Resolution
3
continuous
Force Repeatability
3
(Part to Part) 6%
Non-Actuated Resistance 10M W
Size 43.69 x 43.69mm
Thickness Range 0.2 - 1.25 mm
Stand-Off Resistance >10M ohms Unloaded, unbent
Switch Travel (Typical) 0.05 mm Depends on design
Hysteresis
3
+10% (R
F+
- R
F-
)/R
F+.
Device Rise Time <3 microseconds measured w/steel ball
Long Term Drift <5% per log
10
(time) 35 days test, 1kg load
Temp Operating Range (Recommended) -30 - +70 C
Number of Actuations (Life time) 10 Million tested Without failure
* Specications are derived from measurements taken at 1000 grams, and are given as one standard
deviation / mean, unless otherwise noted.
1. Max Actuation force can be modied in custom sensors.
2. Force Range can be increased in custom sensors. Interlink Electronics have designed and
manufactured sensors with operating force larger than 50Kg.
3. Force sensitivity dependent on mechanics, and resolution depends on measurement electronics.
Applications
Detect & qualify press
Sense whether a touch is
accidental or intended by
reading force
Use force for UI feedback
Detect more or less user
force to make a more intuitive
interface
Enhance tool safety
Differentiate a grip from a touch
as a safety lock
Find centroid of force
Use multiple sensors to
determine centroid of force
Detect presence, position, or
motion
Of a person or patient in a bed,
chair, or medical device
Detect liquid blockage
Detect tube or pump occlusion
or blockage by measuring back
pressure
Detect tube positioning
Many other force
measurement applications
FSR 406
P/N: 30-73258
www.interlinkelectronics.com
Application Information
FSRs are two-wire devices with a resistance that depends on applied force.
For specifc application needs please contact Interlink Electronics support team.
An integration guide is also available.
For a simple force-to-voltage conversion, the FSR device is tied to a measuring
resistor in a voltage divider confguration (see Figure 3). The output is described
by the equation:
( )
FSR M
M
OUT
R R
V R
V
+
+
=
In the shown confguration, the output voltage increases with increasing force.
If R
FSR
and R
M
are swapped, the output swing will decrease with increasing force.
The measuring resistor, R
M
, is chosen to maximize the desired force sensitivity
range and to limit current. Depending on the impedance requirements of the
measuring circuit, the voltage divider could be followed by an op-amp.
A family of force vs. V
OUT
curves is shown on the graph below for a standard FSR
in a voltage divider confguration with various R
M
resistors. A (V+) of +5V was
used for these examples.
Figure 3
Contact Us
United States
Corporate Offces
Interlink Electronics, Inc.
546 Flynn Road
Camarillo, CA 93012, USA
Phone: +1-805-484-8855
Fax: +1-805-484-9457
Web: www.
interlinkelectronics.com
Sales and support:
[email protected]
Japan
Japan Sales Offce
Phone: +81-45-263-6500
Fax: +81-45-263-6501
Web: www.interlinkelec.co.jp
Korea
Korea Sales Offce
Phone: +82 10 8776 1972

FSR 406
P/N: 30-73258
Mechanical Data
Part No. 406
Active Area: 38.1mm x 38.1mm
Nominal thickness: 0.54 mm
FSR 406
P/N: 30-73258
Interlink Electronics - Sensor Technologies P/N: 94-00009 Rev. A
www.interlinkelectronics.com

Anda mungkin juga menyukai