BAB II Perbaikan
BAB II Perbaikan
BAB II Perbaikan
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
1) Diskusi Kelompok
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yang berupa pertanyaan sehubungan
dengan topik yang dibahas. Sehingga terciptalah diskusi
kelompok.
2) Curah Pendapat (Brain Stroming)
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan
memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan
jawaban/tanggapan. Tanggapan/jawaban tersebut ditampung
dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya
mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa
pun. Setelah semuanya mengemukaan pendapat, baru tiap
anggota boleh berkomentar dan akhirnya terbentuklah diskusi.
3) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2
orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau
masalah. Setelah kurang lebih 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang
yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga
akhimya akan terjadi diskusi dari seluruh anggota kelompok.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
yangkemudian akan diberi suatu permasalahan yang sama
atau tidak dengankelompok lain dan masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya
kesimpulan dari tiap kelompok tersebut didiskusikan kembali
dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan Peran (Role Play)
Beberapa anggota kelompok ditunju sebagai pemegang peran
tertentu. Setelah mendapatkan peran mereka masing-masing,
mereka kemudian memainkan peran tersebut.
12
2.1.2 Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what” pada dasarnya pengetahuan
merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan dari manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuandapat berwujud barang-barang baik lewat indra maupun
lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk
ideal atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo,
2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai pengingat suatu materi yang
dipelajari sebelumnya, Termasuk keadaan pengetahuan tingkatan
13
yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemapuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkas, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penelitian
ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang sudah ada.
h. Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang
bersifat umum.Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
emperis yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan
kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
i. Deduktif
Deduktif adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. di dalam proses berfikir deduktif
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum
pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua
pweristiwa yang terjadi pada setiap yang terjadi pada kelas itu
2. Cara Ilmiah atau Modern
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau metodologi penelitian (Research Metodologi).
Cara ini dikembangkan oleh Frencis Baron yangmengembangkan
metode berfikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a. Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan
b. Gejala sesuatu yaitu yang negatif yaitu gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
17
2.1.3 Sikap
a. Pengertian
Mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan
mewarnai perasaan dan akan ikut menentukan kecendrungan perilaku
individua terhadap manusia lainnya atau sesuatu yang sedang
dihadapi oleh individu, bahkan tarhadap diri individu itu sendiri disebut
fenomena sikap. Fenomena sikap yang timbul tidak saja ditentukan
oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga dengan
kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi
saat sekarang, dan oleh harapan harapan untuk masa yang akan
datang, Sikap manusia, atau untuk singkatnya disebut sikap, telah
didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli (Azwar, 2011).
Thurstone mendefinisikan sikap sebagai derajat efek positif atau
efek negatif terhadap suatu objek psikologi (Azwar, 2011). Sikap atau
Attitude senantiasa diarahkan pada suatu hal, suatu objek. Tidak ada
sikap tanpa adanya objek. Lapierre mendefinisikan sikap sebagai
suatu pola prilaku, tendesi, atau kesiapan antisifasi untuk
menyesuaikan diri
Dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah
respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Definisi Petty
& Cacioppo secara lengkap mengatakan sikap adalah evaluasi umum
yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau
isu-isu (Azwar, 2011). Menurut Azjen, Sikap sebagai predisposisi yang
dipelajari untuk merespon secara konsisten dalam cara tertentu
berkenaan dengan objek tertentu, Sherif mengatakan bahwa sikap
menentukan keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam
hubungan nya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian
tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (Dayakisni, 2008).
Azwar (2011), mengolahkan definisi sikap dalam tiga kerangka
pemikiran: Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli
psikologi seperti louis Trurstone, Rensis Linkert dan Charles Osgood.
Menurut mereka sikap adalah sesuatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
20
b. Komponen sikap
Azwar (2011), menyatakan bahwa sikap memiliki 3 komponen yaitu :
1. Komponen Kognitif
Komponen Kognitif merupakan komponen yang berisi
keprcayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap.
2. Komponen efektif
Komponen efektif merupakan komponen yang menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek.
Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang
dimiliki terhadap sesuatu.
3. Komponen Prilaku
Komponen Prilaku atau komponen konatif dalam struktur
sikap menujukan bagaimana perilaku atau kecendrungan perilaku
21
yang ada didalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya.
c. Karakteristik Sikap
Menurut Brigham (Dayaksini,2008) ada beberapa ciri atau
karakteristik dasar dari sikap, yaitu :
1) Sikap di simpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku.
2) Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori,
dalam hal-hal ini skema yang dimiliki individu menentukan
bagaimana individu mengkategorisasikan objek target dimana sikap
diarahkan.
3) Sikap dipelajari.
4) Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu sikap yang
mengarah pada suatu objek memberikan suatu alasan untuk
berperilaku mengarah pada objek itu dengan suatu cara tertentu.
2. Pengaruh kebudayaan
Burhus Federic Skinner seperti yang di kutip Azwar sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam
membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola
perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah penguat
(Reinforcent) yang kita alami (Azwar, 2011). kebudayaaan
memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu
masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah hidup
individu dalam berbagai masalah.
3. Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, suirat
kabar, majalah, dan lain lain mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan individu. Media massa
memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap hal
tersebut. Jadi cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi
dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah
sikap tertentu.
4. Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga serta lembaga agama
sebagai sesuatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan
sikapdi karenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu. Pemahanan akan lebih baik dan
buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh di
lakukan, di peroleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya. Konsep moral dan ajaran agamanya sangat
menentukan system kepercayaan sehingga tidaklah mengherankan
kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan
dalam menentukan sikap inividu terhadap sesuatu hal. Apabila
terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya
orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi
sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap
memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang di peroleh dari
23
2.1.3 Remaja
1) Pengertian Remaja
Remaja atau “Adolescence” barasal dari bahasa latin.
“Adolescence” yang berarti tumbuh kearah kematangan. kematangan
yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga
sosial dan psikologis. Menurut Depkes RI dan BKKBN batasan remaja
adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin (Widiastuti, 2009).
1. Perkembangan dan ciri-ciri Remaja
Menurut Widiastuti (2009), berdasarkan sifat atau ciri
perkembangannya, masa (Rentang Waktu) remaja terdiri dari 3
tahap, yaitu :
a) Masa remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman
2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan
tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (Abstrak)
b) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
2. Adanya keinginan untuk berkencan.
3. Timbul prasaan cinta yang mendalam.
4. Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang.
5. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
c) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1. Menampakkan pengungkapan diri.
2. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3. Memiliki citra (Gambaran, keadaan, peranan) terhadap
dirinya.
4. Dapat memujudkan persaan cinta.
5. Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak.
4) Perubahan Minat
Banyaknya minat selama periode remaja, namun tidak semua
minat harus dimiliki oleh semua remaja, karena hal ini sangat
tergantung dengan karakteristik dan kebutuhan remaja itu sendiri.
2.1.4 HIV/AIDS
a. Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV Menyerang tubuh
manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan
dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan
infeksi dan kangker menurun drastis (Sunaryati, 2011)
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah
Sekumpulan dan gejala infeksi sindrome yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh. Selain itu AIDS juga dapat emnimbulkan
komplikasi penyakit lainnya, seperti penyakit paru-paru, saluran
pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas (Malignan) dan infeksi
oportunistik lainnya (Sunaryati, 2011).
1. Penyebab AIDS
Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS) disebabkan
oleh Human Immuno deficiency Virus (HIV). HIV adalah virus
sitopatik yang di klasifikasikan dalam family retroviridae, subfamily
lentivirinae, genus lentivirus. HIV termasuk virus Ribonucleic Achid
28
b. Gejala HIV/AIDS
Menurut Sunaryati (2011), gejala-gejala yang akan timbul dan
dapat dikenali dari serangan HIV/AIDS adalah sebagai berikut :
1. Rasa lelah berkepanjangan.
2. Sesak nafas dan batuk berkepanjangan.
3. Penurunan berat badan yang mencolok lebih dari 10% dalam 1
bulan.
4. Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab
yang jelas.
5. Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)
6. Sering demam (Lebih dari 38%C) disertai keringat malam tanpa
sebab yang jelas.
7. Diare lebih 1 bulantanpa sebab yang jelas.
c. Cara Penularan
Menurut Sunaryati (2011), Cara penularan HIV/AIDS pada
seseorang sangat bervariasi. Cara penularan HIV/AIDS adalah
sebagai berikut :
1) Sekitar 74-85% penularan terjadi melalui setelah berhubungan
seksual dengan pasangan yang terkena virus HIV, apalagi tidak
memakai pengaman 5-10% diantaranya melalui hubungan sejenis.
2) Sekitar 5-10% akibat jarum suntik yang tercemar, terutama pada
pemakaian narkotika.
3) Sekitar 3-5% melalui transfusi darah. Ini terjadi apabila terdapat
kemungkinan adanya virus dalam darah yang didonorkan. namun
demikian, apabila alat transfusi yang digunakan steril, kemungkinan
penularan sangat kecil.
4) Sekitar 90% infeksi pada bayi anak terjadi dan ibu yang mengidap
HIV.
30
e. Cara Pencegahan
Menurut Nasronudin (2007), Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pencegahan infeksi HIV diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Pengurangan dampak buruk penggunaan narkotika suntik termasuk
melalui puskesmas atau melalui lembaga permasyarakatan.
2) Menerapkan prinsip ABC, Yaitu Abstinence (tidak melakukan
hubungan seksual), Be Faithful (setia pada pasangan) dan Condom
(Penggunaan kondom jika terpaksa melakukan hubungan dengan
pasangan).
3) Pencegahan penularan infeksi HIV dari Ibu terinfeksi ke bayi.
4) Pemakain tranfusi darah yang aman.
5) Penggunaan peralatan kewaspadaan universal.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pengetahuan:
1. Pendidikan
Pengetahuan 2. Media Masa
3. Sosial Budaya
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap :
1. Pengertian
2. Perkembangan
3. Tugas-tugas
perkembangan remaja
4. Perubahan psikologis
masa remaja
Pendidikan Sikap
5. Masalah kesehatan
Kesehatan
remaja
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan :
1. Proses belajar
2. Faktor pribadi
Keterampilan 3. Faktor situasional
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pengetahuan:
1. Pendidikan
Pengetahuan 2. Media Masa
3. Sosial Budaya
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap :
1. Pengertian
2. Perkembangan
3. Tugas-tugas
Pendidikan Sikap perkembangan remaja
Kesehatan
4. Perubahan psikologis
masa remaja
5. Masalah kesehatan
remaja
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan :
Keterampilan 1. Proses belajar
2. Faktor pribadi
3. Faktor situasional
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak di teliti
2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di Pondok Pesantren
Annajah Martapura tahun 2016.