Makalah Manajemen Kualitas
Makalah Manajemen Kualitas
Makalah Manajemen Kualitas
MANAJEMEN KUALITAS
Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen operasional
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 6
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul manajemen kualitas. Makalah ini disusun guna
memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah manajemen operasional Lainnya. Dengan
tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Dengan disusunnya
makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak yang
membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
BAHASAN MATERI................................................................................................................6
A. Definisi kualitas..............................................................................................................6
B. Pengaruh kualitas............................................................................................................6
C. Biaya kualitas..................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
Kesimpulan...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Yang perlu diketahui, meski manajemen kualitas menyangkut sekumpulan kegiatan, tetapi
tidak setiap sekumpulan kegiatan dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas. Sekumpulan
kegiatan baru dapat dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang berkaitan dengan manajemen
kualitas bila Manajemen puncak menjadikan kualitas sebagai bagian dari agenda kerja. Kalau
manajemen puncak tidak memasukkan kualitas sebagai bagian dari agenda yang harus
diwujudkan, maka apapun yang dilakukan tidak bisa disebut sebagai manajemen kualitas.
Bagaimanapun, tidak logis bila di satu sisi manajemen puncak menginginkan kinerja yang lebih
baik untuk semua fungsi dan level di bawahnya , sementara di sisi lain mereka tidak
mencantumkan kualitas sebagai sesuatu yang harus dicapai dan dikerjakan. Sekumpulan kegiatan
baru dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas bila manajemen puncak menjadikan kualitas
sebagai sasaran dalam rencana bisnis dan menjabarkannya dalam sasaran dan rencana tahunan
yang tersosialisasi sampai tingkat pengambil tindakan. Dengan demikian program pelatihan,
pengukuran kinerja, evaluasi, dan sistem imbalan diselenggaran dalam rangka membangun sistem
yang mendukung semangat peningkatan kualitas.
Menurut Arnold Palmer Hospital menemukan bahwa kualitas merupakan obat kuat untuk
memperbaiki operasi. Mengelola kualitas membantu mambangun strategi diferensiasi, biaya
rendah, dan respon cepat sukses. Kualitas adalah faktor penentu keberhasilan bagi perusahaan-
perusahaan. Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi
biaya yang kemudian akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat
perusahaan mempercepat respon mereka, merendahkan harga jual, dan meningkatkan reputasi
mereka dengan produk-produk yang berkualitas. Meningkatkan kualitas menurunkan biaya turun
karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan rework, bahan yang terbuang,
dan biaya garansi.
Perusahaan dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif di bandingkan dengan
kualitas yang paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh terhadap organisasi secara
keseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting adalah membangun sebuah organisasi yang
dapat mencapai kualitas dan mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Suatu strategi kualitas
yang berhasil dimulai dengan lingkungan organisasi yang membantu perkembangan kualitas yang
berhasil dan diikuti oleh pemahaman prinsip kualitas; upaya untuk melibatkan para pekerja dalam
aktivitas yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi kualitas
Mendiskusikan manajemen kualitas dalam konteks organisasi, maka manajemen kualitas bisa
dikatakan merupakan sekumpulan kegiatan seperti merencanakan kualitas, mengorganisasi
kualitas, mengkoordinasi kualitas, mengendalikan dan mengevaluasi kualitas yang dilakukan oleh
setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja dalam artian
kualitas kerja dan hasil kerja. Meningkatkan kinerja di sini tidak hanya pada satu kegiatan atau
bagian tertentu saja tetapi pada setiap level operasi atau proses dan dalam setiap area kerja
fungsional dari suatu organisasi. Karena manajemen kualitas menyangkut semua kegiatan dari
semua orang, semua bagian, semua fungsi yang ada dalam organisasi, maka tanggung jawab
terkait manajemen kualitas ada pada semua orang, semua bagian, semua fungsi dari semua level
manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management), dan
implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
Yang perlu diketahui, meski manajemen kualitas menyangkut sekumpulan kegiatan, tetapi
tidak setiap sekumpulan kegiatan dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas. Sekumpulan
kegiatan baru dapat dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang berkaitan dengan manajemen
kualitas bilaManajemen puncak menjadikan kualitas sebagai bagian dari agenda kerja. Kalau
manajemen puncak tidak memasukkan kualitas sebagai bagian dari agenda yang harus
diwujudkan, maka apapun yang dilakukan tidak bisa disebut sebagai manajemen kualitas.
Bagaimanapun, tidak logis bila di satu sisi manajemen puncak menginginkan kinerja yang lebih
baik untuk semua fungsi dan level di bawahnya , sementara di sisi lain mereka tidak
mencantumkan kualitas sebagai sesuatu yang harus dicapai dan dikerjakan. Sekumpulan kegiatan
baru dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas bila manajemen puncak menjadikan kualitas
sebagai sasaran dalam rencana bisnis dan menjabarkannya dalam sasaran dan rencana tahunan
yang tersosialisasi sampai tingkat pengambil tindakan. Dengan demikian program pelatihan,
pengukuran kinerja, evaluasi, dan sistem imbalan diselenggaran dalam rangka membangun sistem
yang mendukung semangat peningkatan kualitas.
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis pengguna
dimana kualitas tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang
pemasaran dan pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan
oleh manajer produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan
membuat produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang
memandang bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.
B. Pengaruh kualitas
Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, dan ada tiga alasan kualitas itu
penting yaitu:
a. Reputasi perusahaan
b. Kehandalan produk
c. Keterlibatan global
a. Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan akan naik ketika Kualitas muncul sebagai persepsi tentang
produk baru perusahaan, kebiasaan pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
b. Kehandalan produk
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang,
memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya: Consumer Product Safety Act.
c. Keterlibatan global
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang
akan bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan
harganya secara global.
C. Biaya kualitas
Adalah biaya akibat melakukan hal yang salah, yaitu harga yang harus dibayar karena
tidak sesuai dengan standar. Ada empat kategori utama yang dikaitkan dengan biaya kualitas,
yaitu
a. Biaya Pencegahan
b. Biaya Penaksiran
c. Kegagalan Internal
d. Biaya Eksternal
a. Biaya Pencegahan
b. Biaya Penaksiran
Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa.
Contoh: biaya pengujian, laboraturium, dan pemeriksa.
c. Kegagalan Internal
Biaya yang diakibatkan oleh produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum
diantarkan ke pelanggan. Contoh: rework, scrap, dan waktu tunggu akibat mesin rusak.
d. Biaya Eksternal
Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat. Contoh: rework,
barang yang dikembalikan, kewajiban, kehilangan kepercayaan, dan biaya pada
masyarakat.
Tiga biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk biaya
eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya produk yang
berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi berpendapat
bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal berupaya agresif di bidang
kualitas.
Bagi seorang manajer operasi, memberikan produk dan jasa yang sehat, aman, dan
berkualitas kepada pelanggan adalah salah satu pekerjaan yang terpenting. Kurangnya proses
desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas rendah tidak hanya
mengakibatkan biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga dapat menimbulkan kecelakaan,
tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan pemerintah.
Jika sebuah perusahaan yakin telah memperkenalkan sebuah produk yang layak
dipertanyakan, maka tindakan tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan etis. Sebuah
perusahaan manufaktur harus menerima tangggung jawab untuk setiap produk berkualitas
rendah atau produk-produk yang terkontaminasi yang mereka pasarkan kepada masyarakat
Ada banyak pihak berkepentingan yang terlibat dalam produksi dan pemasaran
produk-produk berkualitas rendah, termasuk pemegang saham, para pekerja, pelangan,
pemasok, distributor dan kreditor. Dalam hal etika, setiap perusahaan harus mengembangkan
nilai inti yang menjadi panduan sehari-hari untuk semua orang.
Kualitas secara global sangat penting sehingga dunia bersatu menciptakan kualitas,
ISO 9000. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO
9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang
standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International
Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang
bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan
siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000
akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi.
Untuk memiliki sertifikat ISO 9000, suatu organisasi harus melalui proses selama 9
hingga 18 bulan yang mencakup dokumentasi prosedur kualitas, penilaian lapangan, dan
serangkaian audit yang terus berjalan terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya
- Prinsip 2: Kepemimpinan
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila
aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses.
Suatu proses mengubah masukan (input) terukur kedalam keluaran (output) terukur
melalui sejumlah langkah berurutan yang terorganisasi.
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan
informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-
masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen
organisasi sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan
efektivitas implementasi sistem manajemen mutu.
Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi
organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen
manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam
semua aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu
dikatakan berkualitas, yaitu
a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini
mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
d. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
a. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
c. Kepuasan pelanggan terjamin.
a. Pemberdayaan
b. Lebih terlatih dan berkemampuan
c. Lebih dihargai dan diakui
IV. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa
yang akan datang adalah
a. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut
(follower)
b. Membantu terciptanya tim work
c. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
d. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
e. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
Ada tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan, Six
Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep Taguchi, dan
pengetahuan perangkat TQM
a. Perbaikan Berkesinambungan
TQM membutuhkan perbaikan berkesinambungan yang tidak pernah berhenti yang
mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah
setiap aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah
kesempurnaan yang tidak akan pernah dapat diraih, tetapi selalu diupayakan. Walter
Shewhart, pelopor manajemen kualitas, mengembangkan sebuah model lingkaran yang
dikenal sebagai PDCA (plan, do, check, act) yang menurutnya adalah suatu perbaikan
berkesinambungan versinya sendiri.
b. Six Sigma
Six sigma adalah program untuk menghemat waktu, meningkatkan kualitas, dan
menurunkan biaya. Six sigma juga merupakan sebuah sistem yang menyeluruh yaitu
suatu strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total, disiplin karena mengikuti
six sigma improvement model formal, dan sekumpulan perangkat (lembar perangkat,
diagram sebab-akibat, diagram pareto, diagram alir, histogram, dan statistical process
control/SPC) untuk memperoleh dan mempertahankan kesuksesan dalam bisnis.Untuk
melakukan peningkatan terus menerus menuju target Six Sigma dibutuhkan suatu
pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (systematic,
scientific and fact based)dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran
sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (Simon, 2005). Saat ini
terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma, yaitu :
I. DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control)
Metodologi DMAIC digunakan saat sudah terdapat produk atau proses di perusahaan,
namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.
c. Pemberdayaan Pekerja
Pemberdayaan pekerja berarti melibatkan pekerja pada setiap langkah proses
produksi. Secara konsisten, literatur bisnis menyatakan 85% permasalahan kualitas
terletak pada bahan dan proses, bukan pada kinerja pekerja. Oleh karena itu, tugas yamg
diperlukan adalah merancang peralatan dan proses yang dapat memproduksi kualitas
yang diinginkan.
Saat terjadi ketidakcocokan kualitas, kesalahannya jarang terletak pada para pekerja.
Entah produknya dirancang dengan salah atau pekerjanya tidak dilatih dengan benar.
Walaupun pekerja dapat membantu menyelesaikan masalah, jarang terjadi kasus dimana
pekerja yang menyebabkan masalah tersebut. Teknik untuk memberdayakan pekerja
yaitu :
d. Benchmarking
Benchmarking merupakan pemilihan standar kinerja yang mempresentasikan
kinerja terbaik dari suatu proses atau aktivitas. Benchmarking meliputi pemilihan standar
produk, jasa, biaya atau kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik dari proses atau
aktivitas serupa dengan proses atau aktivitas Anda. Langkah menetapkan benchmark
antara lain:
- JIT memangkas biaya kualitas. Hal ini terjadi karena rework, scrap, investasi
persediaan dan biaya akibat barang yang rusak berkaitan langsung dengan persediaan
yang ada. Dengan penerapan JIT berarti hanya terdapat sedikit persediaan, biayanya
juga lebih rendah. Selain itu, persediaan menyembunyikan kualitas yang buruk.
- JIT meningkatkan kualitas. Karena mempersingakat lead time, JIT juga menjaga
bukti kesalahan tetap baru dan membatasi jumlah sumber kesalahan yang potensial.
Oleh karena itu, JIT menciptakan sebuah sistem peringatan akan adanya
permasalahan kualitas, baik dalam perusahaan maupun dengan para penjual.
- Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem JIT yang
lebih baik dan mudah digunakan. Tujuan memiliki persediaan adalah melindungi
kinerja produksi yang buruk yang disebabkan oleh kualitas yang tidak dapat
diandalkan. Jika kualitasnya konsisten, maka JIT membuat perusahaan dapat
mengurangi semua biaya yang terkait pada persediaaan.
f. Konsep Taguchi
Kesimpulan
Dari pembuatan makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan antara lain:
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang
meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. Tujuh konsep
program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan
pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep Taguchi, dan pengetahuan perangkat
TQM
Dan jadi dengan adanya kasus seperti ini Model bisnin Hard rock Café, terrefensi
dengan jelas, tetapi karena berbagai faktor resiko dan diferensiasi dalam praktik bisnis dan
hukum tenaga kerja, dengan Menjaga dan meningkatkan mutu serta kualitas itu adalah hal
yang terpenting bagi perusahaan karena kualitas itu menyangkut selera konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson Int’l
www.google.com/manajemen+kualitas