Fiqh Ibadah 7 Silvi Jellianti 2014030035

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FIQH IBADAH

Tentang
SHOLAT WAJIB JAMAK DAN QASAR

Disusun oleh
Silvi Jellianti (2014030035)

Dosen Pengampu : Drs. Ilman Nasution, MA

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (B)


FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Fiqh Ibadah. Makalah ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh dari
beberapa buku pedoman mengenai Fiqh Ibadah. Dengan harapan supaya setelah
membaca makalah ini pembaca nantinya dapat memahami tentang shalat jamak dan
qashar yang dibahas dalam makalah yang saya buat.
Keberhasilan saya dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan, untuk itu, demi tercapainya kesempurnaan pada makalah yang
InsyaAllah akan saya buat selanjutnya saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca.
Akhir kata semoga makalah yang saya buat ini dapat memberikan manfaat
kepada para mahasiswa khusunya dan bagi masyarakat pada umumnya.

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam agama Islam terdapat rukun iman dan rukun Islam, dimana
keduanya mempunyai hubungan satu sama lain dalam menjalankan ibadah.
Rukun Islam ada, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Gerbang
pertama menjadi orang Islam yaitu dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat, dimana kalimat tersebut merupakan janji bahwa orang tersebut telah
masuk Islam, percaya akan Allah dan Rosul. Selanjutnya shalat, shalat
merupakan rukun Islam yang kedua, shalat merupakan ibadah yang wajib
dilaksanakan bagi umat Islam.

Secara bahasa, shalat berari do’a, sedangkan secara istilah shalat


merupakan ibadah wajib yang diawali dari takbiratul ihram dan diakhiri
salam. Shalat juga berarti komunikasi antara seorang hamba denga
penciptanya. Shalat dibagi menjadi dua macam, yaitu shalat wajib dan shalat
sunnah. Shalat wajib terdapat llima waktu, dimana ketika salah satunya
ditinggalkan akan mendapat dosa. Shalat wajib paling utama untuk
dikerjakan, apalagi tepat waktu, dimanapun, apapun, dan kapanpun kita
berada, shalat wajib haruslah segera dilaksanakan. Lalu bagaimana ketika kita
sedang bepergian jauh?atau bagamana kita ingin melaksanakan shalat dzuhur
ketika di jalan, namun di sampai di tempat sudah memasuki waktu ashar?
pertanyaan-pertanyaan teersebut akan dibahas dimakalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian shalat jamak, dalil, syarat, serta macam-
macamnya?
2. Bagaimana pengertian shalat qashar, dalil, syarat, serta macam-
macamnya?
3. Bagaimana cara pelaksanaan dan prakteknya?

3
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian, dalil, syarat, serta macam-macam shalat jamak.
2. Mengetahui pengertian, dalil, syarat, serta macam-macam shalat qashar.
3. Mengetahui cara pelaksanaan dan prakteknya.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN, DALIL, SYARAT, DAN MACAM-MACAM
SHALAT JAMAK

Menjamak shalat adalah mengumpulkan dua shalat fardu


dalam satu waktu . shalat yang dapat dijamak adalah shalat dzuhur,
ashar, maghrib, dan isya’, sedangkan shalat subuh tidak dapat dijamak.
Misalnya saja ketika kita sedang dalam perjalanan dari Solo ke
Jakarta, dari Solo kita berangkat ba’da subuh, sampai di Jakarta sudah
masuk shalat isya’, antara shalat maghrib dan isya’ dapat dijamak,
yaitu dalam waktu shalat isya’.1

DALIL SHALAT JAMAK

Hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, ia berkata:


‫س‬ َّ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم إِذَا ْارتَ َح َل َق ْب َل أَ ْن تَ ِزي َغ‬
ُ ‫الش ْم‬
ِ ُ ‫َكا َن رس‬
َ ‫ول اهلل‬ َُ
‫س‬ َّ ‫ت‬ ْ َ‫ص ِر ثُ َّم َن َز َل فَ َج َم َع َب ْيَن ُه َما فَِإ ْن َزاغ‬ ِ ‫أَخَّر الظُّ ْهر إِلَى وق‬
ُ ‫الش ْم‬ ْ ‫ْت ال َْع‬ َ َ َ
ِ ِ
َ ‫صلَّى الظُّ ْه َر ثُ َّم َرك‬
‫ب‬ َ ‫ َق ْب َل أَ ْن َي ْرتَح َل‬.
Artinya: “Bahwa Rasulullah Saw. jika berangkat dalam bepergiannya
sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan shalat Dzuhur ke
waktu shalat Ashar; kemudian beliau turun dari kendaraan kemudian
beliau menjamak dua shalat tersebut. Apabila sudah tergelincir
matahari sebelum beliau berangkat, beliau shalat dzuhur terlebih 
dahulu kemudian naik kendaraan. [Muttafaq ‘Alaih]
Dari Muaz bin Jabal ra. : 
‫أن النبي صلى اهلل عليه وسلم كان في غزوة تبوك إذا ارتحل بعد المغرب عجل‬
 ‫المغرب‬ ‫العشاء فصالها مع‬

1
Ahmad Sultoni, Panduan Shalat Lengkap dan Praktis Wajib dan Sunah, (Yogyakarta: Solusi
Distribusi), 2017, hlm. 125.

5
Artinya: "Bahawa Nabi SAW  ketika peperangan Tabuk, apabila
bergerak selepas Maghrib disegerakan solat Isyak, maka dilakukan
solat Isyak dengan Maghrib" [Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan
Tirmudzi].

SYARAT DIPERBOLEHKANNYA SHALAT JAMAK

Shalat jamak dapat dilaksanakan tidak hanya kita dalam


perjalanan jauh, dalam keadaan tertentu kita juga dapat melaksanakan
shalat jamak, ada beberapa syarat seseorang dapat menjamak
shalatnya.

1. Dalam perjalanan

Perjalanan yang diperbolehkan melakukan shalat jamak harus


memenuhi syarat-syarat dibawah ini:

 Jaraknya minimal 89 km atau tepatnya 88,704 km


 Niat melakukan perjalanan.
 Keluar dari kota tempat tinggalnya.
 Perjalanan yang dilakukan bukan dalam rangka
maksiat.2
2. Dalam keadaan sakit

Orang yang sedang sakit boleh menjamak shalat, ada beberapa


ulama yang berpendapat demikian, seperti Imam Ahmad bin Hanbal,
Imam Malik, dan sebagian pengikut Asy-Syafi’iyyah.

3. Haji

2
Ahmad Sultoni, Panduan Shalat Lengkap…hlm. 126.

6
Mereka yang sedang melakukan haji disyariatkan untuk
menjamak dan mengqashar shalat dzuhur dengan shalat ashar ketika
berada di Arafah dan Muzdalifah, dengan dalil berikut :

Dari Abi Ayyub al-Anshari r.a. bahwa Rasulullah SAW


menjamak maghrib dengan isya’ di Muzdalifah pada haji
wada’.” ( HR. Bukhari ).
4. Hujan

Hujan merupakan salah satu sebab diperbolehkannya


menjamak shalat. Akan tetapi, shalat yang boleh dijamak hanya shalat
maghrib dan isya’ saja dan itu dilaksanakan pada waktu isya’, untuk
shalat dzuhur dan ashar tidak diperbolehkan, hal ini berlandaskan pada
sebuah dalil.

“Sesungguhnya merupakan sunnah bila hari hujan untuk


menjamak antara shalat maghrib dengan isya.” (HR. Ats-
ram).

MACAM_MACAM SHALAT JAMAK

Berdasarkan pelaksanaannya, shalat jamak dibagi menjadi dua,


yaitu shalat jamak taqdim dan shalat jamak ta’khir.

1. Jamak taqdim adalah penggabungan dua shalat fardhu dalam


satu waktu dan dikerjakan pada waktu shalat yang pertama,
misalnya menjamak shalat dzuhur dan ashar, dikerjakan pada
waktu dzuhur. Syarat sahnya melakukan jamak taqdim ada
empat macam, yaitu:
a. Niat menjamak shalat sejak shalat yang pertama.3

Ketika kita akan menjamak shalat, niatkan bahwa akan


menjamak dua shalat fardu tersebut pada waktu shalat yang

3
Abdul Mukti, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Bandung), 1987, hlm. 48-49.

7
pertama, misalnya menjamak shalat dzuhur dan ashar, niatkan
pada waktu dzuhur.

b. Tertib
Tertib disini berarti urut, dimana dalam menjamak
shalatnya harus sesuai urutan waktu shalat, menjamak shalat
dzuhur dan ashar, kita melaksanakan shalat dzuhur dulu baru
setelahnya shalat ashar. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku
dalam jamak ta’khir, karena dilaksanakan di waktu shalat yang
kedua, misalnya kita menjamak shalat dzuhur dan ashar, kita
boleh melakukan shalat ashar terlebih dahulu baru shalat
dzuhur.
c. Al-Muwashalat
Al-muwashalat merupakan jeda waktu mengerjakan
dua shalat yang akan dijamak tidak boleh lama. Jeda waktu
yang diperbolehkan hanya sekedar lama waktu orang yang
melakukan shalat dua rakaat.
d. Masih dalam perjalanan4
Syarat sahnya jamak taqdim yang terakhir adalah masih
dalam perjalanan. Batas minimalnya adalah hingga
takbiratulihram pada shalat yang kedua.

2. Jamak ta’khir adalah penggabungan dua shalat fardhu dalam


satu waktu, dan dikerjakan pada waktu shalat yang kedua,
jamak ta’khir terbagi menjadi dua, yaitu menjamak shalat
dzuhur dengan ashar dan dikerjakan pada waktu ashar, serta
menjamak shalat maghrib dengan isya’ dan dikerjakan pada
waktu isya’. Syarat sahnya jamak ta’khir sama dengan
melaksanakan jamak taqdim, hanya berbeda pada waktu

4
Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos), 1995, hlm. 126.

8
pelaksanaannya, serta pelaksanannya boleh tidak berurutan,
akan tetapi lebih utama mengerjakannya secara berurutan.
B. PENGERTIAN, DALIL, SYARAT, DAN MACAM-MACAM
SHALAT QASHAR
Qashar merupakan salah satu keringanan yang diberikan Allah
kepada umat Islam ketika sedang melakukan perjalanan ( safar ).
Dalam sebuah hadits, qashar shalat adalah sedekah yang Allah
SWT berikan kepada umat Islam.
Umar r.a. berkata, “( Qashar ) adalah sedekah yang Allah
berikan padamu, maka terimalah sedekah-Nya.” ( HR. Ahmad dan
Al-Baihaqi ).
Qashar berarti meringkas, yang semula empat rakaat menjadi
dua rakaat. Shalat yang bisa diqashar adalah shalat dzuhur, ashar,
dan isya’, sedangkan shalat subuh dan maghrib tidak dapat
diqashar. Ada beberapa ulama yang memiliki perbedaan pendapat
dalam hal hukum mengqashar shalat, ada yang berpendapat bahwa
mengqashar shalat itu wajib bagi yang sedang melakukan
perjalanan (safar), sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa
mengqashar shalat itu sunnah, dan sebagian yang lain berpendapat
bahwa itu pilihan, ingin mengqashar atau tidak.5

DALIL SHALAT QASHAR

       


       
       


5
Ahmad Sultoni, Panduan Shalat Lengkap dan Praktis Wajib dan Sunah, (Yogyakarta: Solusi
Distribusi), 2017, hlm. 122

9
Artinya :”Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah
Mengapa kamu men-qashar[343] sembahyang(mu), jika kamu takut
diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah
musuh yang nyata bagimu.”(An-Nisa’/4: 101)
Menurut pendapat Jumhur arti qashar di sini ialah: sembahyang
yang empat rakaat dijadikan dua rakaat. Mengqashar di sini ada
kalanya dengan mengurangi jumlah rakaat dari 4 menjadi 2, yaitu di
waktu bepergian dalam keadaan aman dan ada kalanya dengan
meringankan rukun-rukun dari yang 2 rakaat itu, yaitu di waktu dalam
perjalanan dalam keadaan khauf. dan ada kalanya lagi meringankan
rukun-rukun yang 4 rakaat dalam keadaan khauf di waktu hadhar.
Ayat ini mengkaitkan mengqashar shalat itu dengan keadaan takut
terhadap gangguan orang kafir.Akan tetapi, Rasulullah SAW
menjelaskan bahwa ketentuan itu berlaku secara umum walaupun
tidak dalam keadaan takut.Beliau menyebut qashar sebagai sadaqah
dari Allah SWT. Mengenai hal ini, Ya’al ibn Ummay berkata kepada
Umar ra., Allah mengatakan,”(qashar shalat itu hanya) jika kamu
takut. Bukanlah sekarang orang-orang sudah aman?”Umar ra.,
menjawab,”Seperti kamu, saya juga pernah merasa heran mengenai
hal ini. Lalu saya tanyakan kepada Rasulullah SAW dan beliau
bersabda : “(Shalat qashar) itu adalah sadaqah yang diberikan Allah
kepada kamu, maka terimalah sadaqah Allah itu.” (HR. Muslim)

SYARAT DIPERBOLEHKANNYA SHALAT QASHAR

Satu-satunya syarat khusus seseorang dapat melakukan qashar


shalat adalah ketika orang itu sedang melakukan perjalanan. Akan
tetapi, ada syarat-syrat lain seseorang dapat melaksankan qashar
shalat, yaitu :

10
1. Kriteria jarak safar
Perjalanan yang ditempuh minimal jaraknya 89 km atau
lebih tepatnya 88,704 km, walaupun jarak tersebut dapat
ditempuh hanya satu jam menggunakan pesawat terbang,
keadaan tersebut tetap bisa melakukan qashar shalat, yang
dijadikan dasar bukan hari ataupun waktu, akan tetapi jarak
tempuhnya.
2. Safar yang dilakukan adalah safar yang diperbolehkan oleh
syariat
Perjalanan yang dilakukan adalah perjalanan yang
diperbolehkan oleh syariat, artinya perjalanan yang dilakukan
bukan untuk maksiat.
3. Tujuan safar harus pasti
Perjalanan yang dilakukan harus pasti tujuannya, jika
perjalanan tidak tentu arahnya, maka belum memenuhi syarat
dan tidak diperbolehkan mengqashar shalat.
C. TATA CARA SHALAT JAMAK DAN QASHAR
1. TATA CARA SHALAT JAMAK
a) Tata cara shalat jamak taqdim :
1) Melakukan niat jamak taqdim pada waktu mengerjakan
shalat yang pertama.
2) Dilanjutkan dengan mengerjakan shalat yang kedua
dengan niat yang seperti biasa dan tidak perlu berniat
jamak taqdim lagi.
b) Tata cara shalat jamak ta’khir :
1) Melakukan niat jamak ta’khir pada waktu mengerjakan
shalat yang pertama.
2) Dilanjutkan mengerjakan shalat yang kedua dengan niat
seperti biasa dan tidak perlu berniat jamak ta’khir lagi.

11
2. TATA CARA SHALAT QASHAR

Tata cara shalat qashar tidak jauh berbeda dengan shalat


jamak, hanya jumlah rakaatnya saja yang membedakan, yaitu
pada shalat qashar rakaat shalat di ringkas. Tata cara shalat
qashar sebagai berikut :

a) Niat shalat qashar ketika takbiratul ihram


b) Mengerjakan shalat yang empat rakaat dilaksanakan dua
rakaat kemudian salam

Setelah menetapkan diri akan melakukan perjalanan


dengan ketentuan yang sudah terpenuhi diatas, maka kita
diperbolehkan mengqashar shalat. Akan tetapi, dimulainya
mengqashar shalat setelah kita keluar dari kota atau wilayah
tempat tinggal. Qashar shalat tidak boleh lagi dilakukan apabila :

a) Niat tinggal di tempat tujuan lebih dari 4 hari secara


sempurna selain pulang dan pergi. Apabila berniat tinggal
di tempat yang telah dituju kurang dari 4 hari atau tidak
berniat untuk tinggal, maka diperbolehkan mengqashar
shalat.
b) Ketika sudah kembali ke kota tempat tinggal, maka sudah
tidak diperbolehkan mengqashar shalat.
3. TATA CARA SHALAT JAMAK DAN QASHAR
a) Niat melaksanakan shalat jamak dan qashar sekaligus
ketika takbiratul ihram.
b) Misalnya mengerjakan shalat jamak qashar dzuhur dan
ashar pada waktu ashar masing-masing dua rakaat.6

6
https//:bkmqubasukaramai.wordpress.com diakses Selasa, 13 Desember 2017, pukul 06.17 WIB.

12
D. PRAKTEK SHALAT JAMAK, QASHAR, DAN JAMAK
QASHAR
1. Praktek Shalat dengan Jamak Taqdim
a. Niat menjamak shalat yang pertama, misal shalat dzuhur,
dengan jamak taqdim
b. Takbiratul ihram
c. Shalat dzuhur 4 rakaat
d. Salam. Setelah salam langsung berdiri, tidak boleh
diselingi dzikir, berbicara atau kegiatan lainnya.
e. Berdiri dengan niat shalat yang kedua, yaitu shalat ashar
f. Takbiratul ihram
g. Shalat ashar 4 rakaat
h. Salam
2. Praktek Shalat dengan Jamak Ta’khir
a. Niat menjamak shalat yang pertama, misal shalat maghrib,
dengan jamak ta’khir
b. Takbiratul ihram
c. Shalat maghrib 3 rakaat seperti biasa
d. Salam. Setelah salam yang pertama langsung berdiri, tidak
boleh diselingi dzikir, do’a ataupun kegiatan lain
e. Berdiri dan niat shalat yang kedua, yaitu shalat isya’
f. Takbiratul ihram
g. Shalat isya’ 4 rakaat
h. Salam
3. Praktek Shalat Qashar
a. Niat shalat dengan cara di qashar
b. Takbiratul ihram
c. Shalat 2 rakaat seperti biasa, tanpa qunut dan tanpa tahiyat
awal
d. Salam

13
4. Praktek Shalat Jamak Qashar
a. Niat menjamak qashar, misal menjamak qashar shalat
dzuhur dan ashar dengan jamak taqdim.
b. Takbiratul ihram
c. Shalat dzuhur 2 rakaat ( karena di qashar )
d. Salam. Setelah salam langsung berdiri tidak boleh diselingi
do’a, dzikir, atau kegiatan lainnya
e. Berdiri dan niat shalat yang kedua, yaitu shalat ashar
f. Takbiratul ihram
g. Shalat ashar 2 rakaat( karena di qashar )
h. Salam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas tentang bagaimana


pengertian shalat jamak dan shalat qashar,macam-macamnya,
dalil, syarat, serta bagimana tata cara dan prateknya, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa Allah SWT tidak pernah
membebani umatnya dengan sesuatu yang berat. Ibadah wajib
pun masih diberi keringanan agar tetap bisa mengerjakan
ibadah dengan mudah dan benar.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan pula, jamak berarti


menyatukan dua shalat fardu menjadi satu waktu, dimana
shalat jamak dibagi menjadi dua, jamak taqdim yang
pelaksanaannya dilakukan pada waktu shalat yang pertama,

14
jamak ta’khir yang pelaksanaannya pada waktu shalat yang
kedua dan boleh tidak berurutan. Kemudian shalat qashar,
yaitu meringkas jumlah rakaatnya, dimana shalat yang dapat
diqashar hanya shalat dzuhur, ashar, dan isya’. Shalat jamak
dan qashar juga dapat dilakukan ketika kita dalam perjalanan,
sakit berat, dan hal lain yang dapat masuk syarat melakukan
shalat jamak qashar.

DAFTAR PUSTAKA

https//:bkmqubasukaramai.wordpress.com

https://motivasinet.files.wordpress.com

Mukti Abdul. 1987. Fiqh Islam. Bandung Sinar Baru


Bandung.

Nasution Lahmudi. 1995. Fiqh 1. Jakarta. Logos.

Sultoni Ahmad. Panduan Shalat Lengkap dan Praktis


Wajib dan Sunah. Yogyakarta. Solusi Distribusi.

15
16

Anda mungkin juga menyukai