CBR Friska Siahaan Ilmu Tanah B

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. ILMU TANAH


PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI -
FIS

Skor Nilai :

ILMU TANAH

NAMA MAHASISWA: FRISKA SIAHAAN


NIM : 3203331028
KELAS : B-2020
DOSEN PENGAMPU : Dr Dwi Wahyuni Nurwihastuti, M,Sc. Dan
Dra.Elfayetti, M.Pd
MATA KULIAH : ILMU TANAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, atas berkat dan karunianya
saya bisa menyelesaikan tugas Critical Book Report ini. Dan juga saya tidak lupa
berterimakasih kepada Dosen mata kuliah Ilmu Tanah yang telah memberikan bimbingan
mengenai mata kuliah ini.
Penulis sangat berharap tugas CBR ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari bahwa didalam tulisan ini terdapat banyak
kekurangan-kekurangan dan jauh dari kata sempurna . Untuk itu penulis berharap dapat
kritikan dan saran yang membangun kedepannya.

Tarutung, 30 September 2021

Friska Siahaan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….…….…………………………………………………………………………………….i
DAFTARISI………………………………………….………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR….....…………………………………………………………………..4
B. Tujuan CBR…………………………………..……………………………………………………………….4
C. Manfaat CBR…………….………………….………………………………………………………………...4
BAB II ISI BUKU
A. Identitas Buku………………………………………………………………………………………………5
B. Ringkasan Isi Buku……………………………………………………………………………………….6

BAB III PEMBAHASAN


A. Keunggulan Buku………..…………………………………..………………………………………….12
B. Kelemahan Buku….……………………………………………..……………………………………...12

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………….13
B. Saran……………………………………………………………………………………………………..…13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………14
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Critical book review ini merupakan tugas pemenuhan tugas individu dari dosen
pengampu mata kuliah. Tujuan dari pembuatan critical book review ini untuk mengkaji
buku berdasarkan konsep kurikulum dalam negeri. Critical book review ini bukan hanya
sekedar tulisan dari isi buku tersebut tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi kita
mengenai keunggulan dan kelemahan dari buku yang di kritik.
Seringkali kita bimbang dan bingung dalam memilih buku untuk dibaca, untuk itu
dibuatlah CBR ini agar menjadi referensi pembaca untuk memilih buku untuk dibaca.

B. TUJUAN PENULISAN CBR


Tujuan CBR(Critical Book Review) ini adalah sebagai berikut :
a.Memenuhi dan menyelesaikan tugas individu yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Tanah
b.Meningkatkan pengetahuan dan menguatkan pemahaman tentang Ilmu Tanah
b.Mengkaji buku dan mengkritik buku mengenai Ilmu Tanah

C. MANFAAT PENULISAN CBR


Manfaat dari CBR Ini ialah membantu kita dalam memahami isi materi dalam buku
dengan membuat inti atau ringkasan dari setiap garis besar atau judul buku yang telah di
review kembali oleh mahasiswa. Critical Book Review ini bisa sangat bermanfaat jika kita
dapat memahami dengan pasti apa yang disampaikan dalam penjelasan didalamnya.
BAB II
ISI BUKU

A. IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA BUKU PEMBANDING
• Judul : TANAH • Judul : MENGENAL TANAH
• Penulis : Eka Susi Sulistyowati • Penulis : DESY A.P
• Tahun Terbit : 2015 • Tahun terbit : 2019
• Penerbit : Cempaka Putih PT • Penerbit : Cv Graha Printama
• E-ISBN : 978-623-202-021-4 Selaras
• ISBN : 978-602-448-437-8
B. RINGKASAN BUKU
• BUKU UTAMA
A. Proses Pembentukan Tanah
Proses pembentukan tanah dikenal dengan istilah pedogenensis. Proses ini membentuk
tanah menjadi tubuh alam yang berlapis-lapis.
Bahan induk tanah berasal dari batuan. Batuan mengalami pelapukan menjadi butiran
yang sangat halus. Seiring bertambahnya waktu, butiran tersebut bertambah banyak
sehingga terbentuk menjadi tanah.
Kunci dasar proses pembentukan tanah ialah batuan dari pelapukan. Batuan di
permukaan Bumi terdiri atas bermacam-macam jenis. Setiap batuan terdiri atas mineral dan
unsur yang berbeda-beda. Seiring berjalannya waktu, batuan-batuan tersebut mengalami
pelapukan dengan frekuensi beragam
Pelapukan adalah hancurnya batuan dari ukuran besar menjadi butiran lebih kecil sampai
halus. Pelapukan dapat terjadi karena tekanan dari eksogen, Pelapukan terjadi melalui tiga
cara, yaitu pelapukan fisika (mekanik), kimiawi, dan biolog
Pelapukan Fisika atau Mekanik
Pelapukan fisika adalah pelapukan yang disebabkan oleh faktor alam, seperti suh udara,
curah hujan, dan angin. Pelapukan ini hanya mengubah bentuk dan wujud batuan (biasanya
ukuran. Artinya pelapukan fisika menyebabkan susunan kimia suatu batuan berubah
(berkurang atau bertambah).
Pelapukan Kimia
Pada pelapukan kimia terjadi aksi-kimia dan penguraian batuan ke dalam unsur unsur
penyusunnya. Sejumlah mineral batuan mengalami pelarutan akan terleppas Bersama
dengan sisa penguraian, kemudian membentuk mineral baru
Mineral baru yang muncul selama proses pembentukan tanah disebut dengan mineral
sekunder. Sementara itu, mineral asli yang sudah terkandung dalam mineral batuan disebut
dengan mineral primer. Unsur kimia yang dapat menyebabkan terjadinya pelapukan kimia
antara lain oksigen, karbon dioksida, dan uap air
Pelapukan kimia dapat diamati pada perkaratan besi di tempat yang lembap. Proses
terjadi karena oksigen bersenyawa dengan uap air. Oleh karena itu, besi akan berubah warna
menjadi cokelat kemerahan
Pelapukan Biologi
Pelapukan biologi pada batuan disebabkan oleh tumbuhan merambat atau lumut yang
menempel pada permukaannya, Tumbuhan tersebut menimbulkan lubang-lubang karena
akar-akar yang melekat kuat pada permukaan batuan. lubang-lubang yang ada di batuan
akan bertambah besar dan banyak seiring dengan perjalanan waktu. Akhirnya, batuan
tersebut hancur atau pecah menjadi butiran kecil bahkan halus
Pelapukan biologi juga dapat terjadi karena bakteri dan organisme kecil dalam tanah,
Binatang memicu pelapukan biologi pada batuan, Batuan-batuan yang berada di sekitar
pantai biasanya memiliki lubang: lubang yang dibuat oleh binatang kecil. Seiring berjalannya
waktu, lubang tersebut akan bertambah banyak dan besar hingga mampu menghancurkan
batuan. Batuan hancur menjadi butiran kecil dan halus, kemudian membentuk tanah.
Faktor Pembentuk Tanah
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah dari telah mengajukan konsep
pembentukan tanah. Dalam bukunya yang berjudul Factors of Soil Formation, ia
mengemukakan hubungan matematis antara sifat tanah dan faktor yang memengaruhi
pembentukannya. Pada kenytaannya kelima faktor tersebut saling memengaruhi satu Sama
lain.
Iklim
Unsur iklim paling berpengaruh terhadap pembentukan tanah ialah suhu udara dan curah
hujan. Kedua unsur iklim ini mempercepat proses pelapukan fisika dan kimiawi batuan
sehingga tanah mudah terbentuk
Organisme
Organisme memengaruhi proses pembentukan dan perkembangan tanah dengan
berbagai macam cara. Beberapa organisme yang dapat membantu pembentukan tanah ialah
tumbuhan, hewan, jasad hidup dalam tanah, dan manusia. Kegiatan jasad hidup dalam tanah
mampu menghancurkan dan menguraikan bahan organik
Batuan Induk
Batuan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Batuan tersebut akan hancur, mengalami pelapukan, dan akhirnya menjadi tanah.
Tanah di permukaan Bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama
dengan batuan induknya, misalnya tanah berstruktur pasir berasal dari bahan induk yang.
memiliki kandungan pasir tinggi.
Topografi atau Relief
Topografi atau relief memengaruhi kecepatan aliran permukaan air hujan Di wilayah
bertopografi miring dan berbukit, lapisan tanah lebih tipis karena aliran permukaan
berlangsung cepat. Di wilayah ini proses erosi berlangsung intensif
Di wilayah bertopografi datar atau cekungan, aliran permukaan berjalan sangat lambat
sehingga terjadi pengendapan dan tanah menjadi tebal. Di wilayah ini proses sedimentasi
berlangsung intensif. Di rawa yang relatif tergenang air, pembentukan tanah lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor air.
Waktu
Tanah terus-menerus mengalami pelapukan dan pencucian intensif. Berawal dari tanah
muda, tanah akan berubah menjadi tanah dewasa dan tanah tua. Waktu yang diperlukan
setiap tanah untuk berkembang berbeda-beda. Contoh tanah muda ialah aluvial, regosol, dan
litosol: contoh tanah dewasa lalah andosol, latosol, dan grumusol: sedangkan contoh tanah
tua ialah podsolik dan latosol tua. Tanah tua mengandung sedikit unsur hara dan hanya
menyisakan mineral sulit lapuk, seperti kuarsa.
• BUKU PEMBANDING
A. PENGERTIAN TANAH DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
A. PENGERTIAN TANAH
Pada umumnya kalian berpendapat bahwa tanah adalah sesuatu yang kita pijak. Pada
kesempatan ini kita akan membahas pengertian tanah dengan baik dan benar. Seorang ahli,
Marbut (1940) beranggapan bahwa tanah merupakan suatu sistem lapisan kerak bumi yang
tidak padu dengan ketebalan beragam, berbeda dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga
tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses
kimia, ataupun reaksi-reaksinya.
Lain halnya dengan N.C. Brady, yang berpendapat bahwa tanah itu merupakan suatu
tubuh alam atau gabungan tubuh alam yang merupakan paduan antara gaya pengrusakan
dan pembangunan, yang dalam hal ini pelapukan dan pembusukan bahan-bahan organik.
Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa tanah, yaitu suatu sistem
lapisan kerak bumi yang memiliki berbagai jenis dalam hal warna, bentuk, susunan
pembentuknya sifatnya yang dapat merusak dan dapat membangun dengan cara pelapukan
dan pembusukan.
1. Faktor Pembentuk Tanah
Tanah yang ada tidak jadi dengan sendirinya. Semuanya membutuhkan proses dan faktor-
faktor pembentuknya. Berikut akan kita pelajari faktor-faktor pembentuk tanah, di
antaranya sebagai berikut.
a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pem-bentukan tanah ada 2.
1) Suhu atau temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi,
maka proses pelapukan akan berlangsung cepat se- hingga pembentukan tanah akan cepat
pula.
2) Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan
pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
b. Organisme (vegetasi, kasad renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal sebagai
berikut.
1) Membuat proses pelapukan, baik pelapukan organic maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organic adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia,
misalnya, gula larut oleh air.
2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan
daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting
itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik atau mikroorganisme yang ada di dalam
tanah.
3) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah terjadi di daerah beriklim sedang,
seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat
membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan berwarna merah,
sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak mengandung
bahan organis yang berasal dari akar- akar dan sisa-sisa rumput.
4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-
sifat tanah.

c. Bahan induk
Batuan induk akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan
dan menjadi tanah. Tanah yang ada di permukaan bumi Sebagian selalu memperlihatkan
sifat yang sama dengan bahan induknya. Misalnya, bahan induk berstruktur pasir, maka
akan membentuk tanah dengan kandungan pasir yang tinggi.

d. Topografi/relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi dua hal berikut.
1) Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena
tererosi, sedangkan daerah yang datar maka lapisan tanahnya tebal karena terjadi
sedimentasi.
2) Sistem drainase atau pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi
asam.

e. Waktu
Apabila tanah terus-menerus mengalami pelapukan dan pencucian, maka tanah akan
semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara pun habis karena
mengalami pelapukan sehingga tanah terus berubah. Karena proses pembentukan tanah
yang terus-menerus berjalan, maka induk tanah juga ikut berturut-turut menjadi tanah
muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Agar kalian lebih memahami mengenai proses
pembentukan tanah, sebaiknya kalian menyimak penjelasan berikut.
Tanah muda, ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran
antara organic dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Adapun yang
termasuk tanah muda adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol.
Tanah dewasa, ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah
menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon B. Adapun yang termasuk
tanah dewasa adalah andosol, latosol, dan grumosol.
Tanah tua, proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses
perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horizon A dan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keunggulan Buku
BUKU UTAMA
• Pada buku utama memiliki sub bab yang lengkap berdasarkan materi pada sajian
yang menyeluruh secara mendalam dan mengandung keterangan lebih jelas
mengenai ilmu tanah dan proses pembentukannya.
• Materi sangat terarah dan focus dalam mengakaji setiap bahan bahasan dari judul
utama yaitu “TANAH
• Disertai dengan gambar dan table pendukung, serta sampul yang menarik dan
berwarna.
• Buku ensiklopedia ini disusun dengan menyajikan objek kajian geografi dalam 15
tema.
• Setiap tema penyajiannya sistematis dan disajikan dengan bahasa yang komunikatif,
untuk mempermudah mempelajari dengan menyenangkan.
BUKU PEMBANDING
• Menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami.
• Melalui tata bahasanya, dapat disimpulkan bahwa buku ini cocok untuk semua
kalangan.
• Dalam setiap sub bab memeberikan gambaran secara general atau umum.
• Terdapat animasi gambar yang menarik dan unik.

B. Kelemahan Buku
BUKU UTAMA
• Penyususan kalimat yang sedikit berantakan pada beberapa bagian karena terlalu
dipenuhi oleh gambar.
• Terjadi beberapa penegasan ulang materi yang tidak perlu.

BUKU PEMBANDING
• Terlalu singkat dan general sehingga tidak ada sub bab yang menjelaskan penerapan
sesuai perkembangan ilmu nya.
• Dalam setiap rumus-rumus yang disajikan tidak disertai contoh soal.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kedua buku ini sama-sama membahas mengenai pengetahuan
ilmu Tanah khususnya pada bagian bab proses pembentukan tanah yang menjadi focus
utama dalam penilaian cbr ini.
Tanah merupakan bahan alam yang terbentuk melalui proses pembentukan tanah
(pedogenesis) dalam waktu yang sangat lama. Proses pembentukan tanah tersebut
dikendalikan oleh lima faktor pembenrtukan tanah, yaitu Bahan Induk (parent material),
Iklim (Climate), Organisme (Organism), Topografi (Topograpi), dan Waktu (Time). Dalam
kenyataannya kelima faktor tersebut bersifat saling mempengaruhi satu sama lain atau ada
interdependensi antar faktor, misalnya antara organisme dan iklim.

Saran
Adapun saran penulis dalam Critical Book Report ini, kedua buku ini sangat layak
dijadikan sebagai buku pedoman maupun buku referensi dalam mata kuliah ilmu Tanah
terutama bagi pemula, atau mahasiswa di Indonesia. Saran membangun terutama dari dosen
pengampu dan teman-teman tentunya dibutuhkan penulis untuk menguatkan narasi dalam
tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
(2019) MENGENAL TANAH, Desy A.P; SUKOHARJO. Cv Graha Printama Selaras
(2015) TANAH, Eka Susi Sulistyowati. Cempaka Putih PT

Anda mungkin juga menyukai