Makalah Kelompok 7 Bagian II
Makalah Kelompok 7 Bagian II
Makalah Kelompok 7 Bagian II
Dosen pembimbing :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami, sebagai penulis makalah ini
kesehatan, kelimpahan Rahmat, Taufik, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Bayi baru lahir ” dengan tepat waktu dan sebaik- baiknya guna
memenuhi tugas mata kuliah Konsep kebidanan.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang turut
membantu dan mendukung dalam pengerjaan makalah ini. Terutama kepada Ibu Lusy
Pratiwi, S.Tr.Keb., M.K.M Selaku dosen pembimbing kami di mata kuliah Konsep
kebidanan.
Kami sebagai penulis sekaligus penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Adapun kesalahan yang tertulis adalah semata-mata kesalahan kami
dan kebenaran hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun kepada pembaca untuk menjadi bahan intropeksi diri kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak dan dapat
menjadikan kita sebagai manusia yang berwawasan luas.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………
B. Rumusan masalah……………………………..…………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………................................................................................
B. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
A. Latar belakang.
Bayi baru lahir usia 0-28 hari (neonatus) merupakan generasi penerus yang akan
berperan penting di masa yang akan datang. Bayi yang sehat akan menjadi modal
utama dalam pembentukan generasi yang kuat, berkualitas dan produktif. Untuk itu
asuhan tidak hanya diberikan pada ibu saja , tetapi juga sangat diperlukan asuhan
kepada Bayi Baru Lahir (BBL). Masa bayi baru lahir atau yang disebut neonatus
merupakan masa yang rentan terhadap gangguan kesehatan dan merupakan periode
yang rawan bagi kelangsungan hidup kedepannya. Menurut Rahardjo (2015) bayi
baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusiaa 0-
28 hari yang memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi
(penyesuaian dari kehidupan intrauteri ke kedhidupan ekstrauteri) dan toleransi bagi
bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik. Normalnya neonatus akan melalui
proses adaptasi karena adanya perubahan lingkungan dari intrauterin ke ekstrauterin
seperti adanya penyesuaian terhadap suhu lingkungan, pernafasan dan sistem
hepatika. Namun jika neonatus tidak dapat melakukan adaptasi dengan baik maka
neonatus akan mengalami keadaan patologi seperti hipotermi, gangguan pernafasan
dan ikterus yang merupakan penyebab AKN paling banyak di Indonesia. Komplikasi
neonatus tersebut dapat terjadi karena beberapa 1 2 penyebab, berdasarkan usia
neonatus 0-6 hari penyebabnya adalah gangguan pernafasan (37%), prematuritas
(34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus (6%), post partum (3%), dan kelainan
konginental (1%). Penyebab kematian neonatal 7-28 hari adalah sepsis (20,5%),
kelainan konginental (19%), pneumonia (17%), Respiratory Distress Syndrome/RDS
(14%), prematuritas (14%), ikterus (3%), cedera lahir (3%),tetanus (3%), defisiensi
nutrisi (3%) dan Suddenly Infant Death Syndrome/SIDS (3%). Selain itu juga terdapat
penyebab lain seperti kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, praktek kesehatan
masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan. (RISKESDAS 2007) Hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKN pada tahun 2012 sebesar 19 per
1.000 kelahiran hidup (KH). Target Millenium Development Goals (MDGs)
Indonesia pada tahun 2015 adalah 23 per 1.000 KH (Kemenkes RI, 2015: 106-107).
Pada tahun 2015, pelaksanaan dari MDGs telah berakhir dilanjutkan ke Sustainable
Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030. Target SDGs tahun 2030 yaitu
mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan target AKN sebesar
12 per 1.000 KH dan 25 per 1.000 KH (Kemenkes RI, 2015). Menurut Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Keadaan AKB dan AKN yang di peroleh dari
laporan rutin relative sangat kecil , sehingga data AKB yang diperoleh oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur diharapan mendekati kondisi lapangan.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Jawa Timur tahun 2011-2013,
AKB Provinsi Jawa Timur tahun 2013 sebesar 27,23 per 1000 KH ( Profil kesehatan
Jawa Timur, 2014). 3 Angka Kematian Bayi Tahun 2015 berdasarkan survei Dinas
Kabupaten Malang, yaitu 2,67 per 1000 Kelahiran Hidup, 105 bayi meninggal ( 21
bayi meninggal tiap bulannya) ( Dinkes Kabupaten Malang, 2015). Pada Ibu hamil
dengan risiko tinggi di lawang berpotensi mempengaruhi keadaan janin pasca
persalinan dengan faktor risiko kehamilan meliputi terlalu tua usia hamil >35 tahun,
terlalu muda hamil.
B. Rumusan masalah.
Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal
C. Tujuan.
Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai dengan asuhan
kebidanan sehingga bayi dapat melewati masa transisinya dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN .
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase,
adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan
toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015).Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-41 minggu, dengan
presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat.
(Tando, Naomy Marie, 2016). Menuruto (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan sekitar 2500-3000gram dan panjang
badan sekitar 50-55 cm.
j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan pada laki-
1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap hangat adalah
dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6
jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan hidung (jika
diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit
pertama. Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau handuk yang
kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan
menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu
2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan
amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik. Tindakan ini
dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali
pusat adalah sebagai berikut :
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin
dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin IU intramuscular) Melakukan
penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat)
bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah
ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan
penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat
sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut
dengan menggunakan gunting DTT (steril)
d. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian lingkarkan kembali
benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
e. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%
f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui dini.
5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan sampai 2
tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali
dapat dilakukan setelah mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah
lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi
mencari dan menemukan putting dan mulai menyusui.
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal tersebut berisi
identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir
belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami perdarahan. Untuk mencegah
terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan
vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muscular pada anterolateral
paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi
Hepatitis B
8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada
mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus
diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah terdapat kelainan
yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari
kaki). Diantaranya :
c. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis dan reflex isap
i. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum, penis berlubang pada
ujung, pada wanita vagina berlubang dan apakah labia mayora menutupi labio minora.
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonates sedikitnya
1. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan pemeriksaan
pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar
lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan
pencegahan kehilangan panas bayi.
2. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir,
pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif, personal
hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
3. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setalah lahir,
dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan dan nutrisinya.
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan
ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer yangdibantu oleh
beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan oksigen.
Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru
dan ductus arteriosus tertutup.
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka bayi akan
kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Suhu lingkungan yang
tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury).
4. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna. Bayi
baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil,
kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
5. Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100 mL dalam waktu
2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai
120mg/100mL.
6. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-
2 hari pertama, setelah itu merekamih 5-20 kali dalam 24 jam.
7. Perubahan Hati
Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk pembekuan darah.
Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari
hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
8. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk. Imaturitas jumlah
sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.
B. Saran :
DAFTAR PUSTAKA