335034575

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 124

SKRIPSI

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA


DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS OESAPA KOTA KUPANG

OLEH:

DALMASIUS RION LEBA

NIM: 01.10.00381

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI

KUPANG

2015

i
SKRIPSI

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA


DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS OESAPA KOTA KUPANG

Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Citra Husada Mandiri Kupang

OLEH:

DALMASIUS RION LEBA

NIM: 01.10.00381

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI

KUPANG

2015

ii
iii
iv
v
“Hidup tidak menghadiahkan barang

sesuatupun kepada manusia tanpa

bekerja keras”

vi
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan yang maha ESA yang memberikan napas


kehidupan dan selalu memberkati serta melindungi
saya.
2. Orang tuaku yang sangat kusayangi, Bapak Yohahes
Leba dan Ibu Carolina Pela Dawa yang telah
membesarkan saya dengan penuh cinta kasih dan
senantiasa memberi doa serta motivasi dalam
menjalani proses hidupku.
3. Saudara/i adik Valen, adik Ningsih, adik Lina, adik
Maria, Roni, yang dengan penuh cinta memberikan
dukungan doa, moril dan materi untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Teman-teman seperjuangan angkatan 3 Jhebo, Ichal,
Bhoga, Mizrael, wawan, Eman, Delfio, Allan, Bonard,
Gonza, Ziko, Rian, Ermin, Jems, Epen, Yesto, Meljdo,
Ikbal, Ade, Ridwan, Engky, Iko, Riko, Novy, Iwan, Itha.
Yang selalu memberikan motivasi serta dukungan doa
5. Almamaterku tercinta STIkes CHM-Kupang.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkat hikmat dan tuntunanNya yang begitu besar kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Dengan
Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa Kota
Kupang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep.) di STIKes Citra Husada Mandiri Kupang.
Penulis menyadari bahwa dalam keberhasilan dan kelancaran
penulisan skripsi ini melibatkan banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Florentianus Tat, S.Kp, M.Kes, selaku pembimbing satu yang selalu

menyediakan waktu, memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Yulia M.K.Letor, S.Kep., Ns, selaku pembimbing dua yang selalu

membimbing dengan sabar dan memberikan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Sabinus Kedang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji yang telah

memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik lagi

4. drg. Jeffrey Jap, M. Kes, selaku ketua STIKes Citra Husada Mandiri

Kupang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan S1

keperawatan.

5. Akto Yudowaluyo, S.Kep., Ns selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

viii
untuk menimba ilmu selama penulis menjalani masa pendidikan S1

Keperawatan di STIKes Citra Husada Mandiri Kupang

6. Semua dosen di program studi S1 Keperawatan yang telah

membimbing dan mendidik penulis selama mengikuti pendidikan di

institusi ini.

7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang yang telah memberikan ijin

dan bantuan dalam memperoleh data untuk menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

8. Kepala Puskesmas Oesapa Kota Kupang yang telah memberikan ijin

dan bantuan dalam memperoleh data untuk menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

9. Bapa Yohanes Leba, Mama Carolina Peladawa, Adik Valen, Adik

Ningsih, Adik Lina, Adik Maria, Roni yang telah mendukung dengan

tulus dan memotivasi penulis baik dalam bentuk doa maupun materi

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Jebo, Bhoga, Ichal, Wawan, Itha Ratuarat, Pak Paskhal, Pak Alex,

Alland, Delfio, Jems¸ Rian, Ermin, Eman, Delfio, Bonard, Gonza,

Ziko, Jems, Epen, Yesto, Meljdo, Ikbal, Ade, Ridwan, Engky, Iko,

Riko, Novy, Iwan. Yang telah mendukung, memotivasi dan

memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua teman-teman Keperawatan Kelas C STIKes CHMK Angkatan

III, yang telah memotivasi dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

ix
12. Semua teman-teman Keperawatan Angkatan III, yang telah

memotivasi dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan membalas budi semua pihak yang telah memberi

kesempatan dan dukungan serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan keperawatan.

Kupang, 13 April 2015

Penulis

x
ABSTRAK

Leba . R. Dalmasius, (2015). Hubungan Antara Pelaksanaan Tugas


Kesehatan Keluarga Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Oesapa Kota Kupang, Florentianus Tat, S.kp.
M.Kes * dan Yulia M.K. Letor, S.Kep., Ns**

Balita merupakan kelompok yang rawan terhadap penyakit ISPA,


disebabkan karena saluran pernapasan yang sempit dan daya tahan
tubuh yang lemah. Oleh sebab itu anak sangat tergantung pada orang
dewasa serta lingkungan yang ada di sekitarnya dalam upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada balita. Namun hingga
kini, banyak keluarga yang belum memahami dengan baik mengenai
tugas kesehatan keluarga, dimana keluarga berperan dalam menjaga
kesehatan setiap anggota keluarganya.
Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Oesapa Kota Kupang. Desain Penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian
Cross-Sectional pada 130 orang responden dengan menggunakan Uji
Statistik Spearman Rho. Dari hasil Uji Statistik Spearman Rho
menunjukkan nilai p= 0,000 <α = 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
adanya hubungan antara pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan
kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas oesapa kota kupang
tahun 2015. Penelitian ini menyarankan agar keluarga lebih peka terhadap
informasi tentang kesehatan khususnya masalah ISPA pada balita, dan
tindakan yang harus dilakukan ketika balita menderita ISPA, sehingga
dengan informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai pegangan
dalam menjaga kesehatan balita

Kata kunci : ISPA, Balita, Tugas Kesehatan Keluarga

xi
ABSTRACT

Leba . R. Dalmasius, (2015). Relationship Between Family Health


Implementation Task With Genesis ISPA In Toddlers In Puskesmas
Oesapa Kupang, Florentianus Tat, S.kp. M.Kes * dan Yulia M.K. Letor,
S.Kep., Ns**

Toddlers are groups that are prone to respiratory disease, caused by


narrow respiratory and immune system weak. Therefore, children are
dependent on adults as well as the environment around them in
preventing disease and improving health to reduce morbidity and mortality
in Toddlers. But until now, many families who do not understand enough
about the family's health task, where the family plays a role in maintaining
the health of every member of the family.
The purpose of this research is to analyze the relationship of family health
task execution with ARI in infants in Puskesmas Oesapa Kupang. The
research design used in this research is quantitative research with cross-
sectional study design on 130 respondents using Spearman's Rho test
statistics. From the results of Test Statistics Spearman Rho showed a p-
value = 0.000 <α = 0.05. These results indicate a correlation between
tasks with events ISPA family health in infants in the region of the city
health center Oesapa Kupang 2015. This study suggests that family is
more sensitive to information about health, especially respiratory problems
in infants, and what actions to take when children suffer ARI, so that the
information obtained can be used as guide in maintaining a healthy
toddler.

Keywords: ISPA, Toddler, Family Health Task

xii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan........................................................................

I
Halaman Sampul Dalam dan Persyaratan Gelar....................................

iii
Halaman Pernyataan...............................................................................

iv
Halaman Persetujuan..............................................................................

iv
Halaman Penetapan Panitia Penguji.......................................................

v
Halam persembahan...............................................................................

vii
Halamaan Kata Pengantar......................................................................
viii
Halaman Daftar Isi...................................................................................

xiii
Halaman Daftar Tabel.............................................................................

xviii
Halaman Daftar Gambar.........................................................................

xix
Halaman Daftar Lampiran.......................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... xx
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
4
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................
5
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................... 5
5
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................

xiii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7
2.1 Konsep Teori .................................................................................... 7
2.1.1 Konsep Dasar Keluarga................................................................. 7
1. Pengertian Keluarga.................................................................. 7
2. Tujuan Dasar Keluarga.............................................................. 8
3. Ciri Keluarga.............................................................................. 9
4. Tipe Keluarga............................................................................. 11
5. Struktur Keluarga....................................................................... 15
6. Peran Keluarga.......................................................................... 20
7. Fungsi Keluarga......................................................................... 21
2.1.2 Konsep Tugas Keluarga Di bidang Kesehatan.............................. 23
1. Mengenal Masalah Kesehatan................................................... 23
2. Memutuskan Tindakan Kesehatan Yang Tepat Bagi 23
Keluarga..................................................................................... 24
3. Merawat Keluarga Yang Mengalami Gangguan 24
Kesehatan.................................................................................. 25
4. Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin
Kesehatan Keluarga.................................................................. 26
5. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Sekitarnya
Bagi Keluarga............................................................................ 27
2.1.3 Konsep Dasar Infeksi Saluran Pernapasan Akut .......................... 27
1. Pengertian ISPA......................................................................... 27
2. Klasifikasi ISPA.......................................................................... 29
3. Etiologi ISPA.............................................................................. 31
4.Frekuensi ISPA........................................................................... 33
5. Manifestasi Klinis....................................................................... 34
6.Perangkat Diagnostik.................................................................. 34
7. Komplikasi.................................................................................. 34
8. Penatalaksanaan....................................................................... 34
9. Peran Keluarga Untuk Mencegah ISPA..................................... 35
2.2 Kerangka Konsep ............................................................................. 37
2.6 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 38

xiv
xv

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................... ……...


3.1 Desain Penelitian .................................................................. ……... 39
3.2 Kerangka Kerja .................................................................... ……... 39
3.3 Identifikasi Variabel ............................................................... ……... 39
3.4 Defenisi Operasional ............................................................ ……... 41
3.5 Populasi, sampel, dan sampling ........................................... …...... 41
3.5.1 Populasi .............................................................................. …….. 43
3.5.2 Sampel .......................................................................................... 43
3.5.3 Teknik Sampling ............................................................................ 44
3.6 Pengumpulan data dan analisa data .................................... …….. 44
3.6.1 Pengumpulan data ........................................................................ 45
3.6.1.1 Proses pengumpulan data ......................................................... 45
3.6.1.2 Instrumen pengumpulan data ..................................................... 45
3.6.1.3 Rencana waktu dan tempat penelitian ....................................... 45
3.6.2 Analisa data ................................................................................... 46
3.7 Etika Penelitian ……………………………………………………….... 46
48
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................ ……...
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... ……... 49
4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian ........................................... ……... 49
4.1.2 Data Umum ........................................................................ ……... 49
4.1.2.1 Data Orang Tua Responden ........................................... ……... 50
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .............. ……... 50
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin . ……... 50
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..... ……... 51
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan……. 51
5) Karakteristik responden berdasarkan hubungan keluarga 52
dengan balita…………………………………………………….
4.1.2.2 Data Balita ...................................................................... ……... 53
1) Karakteristik responden berdasarkan umur balita…………… 53
2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin balita 53
laki-laki dan perempuan…………………………………………
xvi

3) Karakteristik responden berdasarkan Asi Ekslusif balita…… 54


4.1.3 Data Khusus ...................................................................... ……... 54
4.1.3.1 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga 55
dalam mengenal masalah ISPA pada balita di Puskesmas
Oesapa kota kupang………………………………………………
4.1.3.2 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga 55
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan
pada balita yang menderita ISPA di Puskesmas Oesapa kota
kupang………………………………………………………………
4.1.3.3 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga 56
dalam merawat balita yang mengalami masalah ISPA di
Puskesmas Oesapa kota kupang…………………………………
4.1.3.4 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga 57
dalam memodifikasi lingkungan kesehatan sekitar keluarga di
Puskesmas Oesapa kota kupang…………………………………
4.1.3.5 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga 57
dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
di Puskesmas Oesapa kota kupang……………………………...
4.1.3.6 Tugas Kesehatan Keluarga………………………………………... 58
4.1.3.7 Kejadian ISPA………………………………………………………. 59
4.1.3.8 Tabulasi Silang……………………………………………………… 59
4.1.3.9 Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan 60
kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Oesapa Kota Kupang………………………………………………
4.2 Pembahasan…………………………………………………………….. 61
4.2.1 Pemenuhan Tugas Kesehatan Keluarga…………………………… 62
4.2.2 Kejadian ISPA…………………………………………………………. 62
4.2.3 Hubungan Pemenuhan Tugas Kesehatan Keluarga dengan 64
Kejadian ISPA Pada Balita………………………………………………….
65
xvii

BAB 5 KESIMPULAN & SARAN 67


5.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 67
5.2 Saran……………………………………………………………………… 69
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 71
LAMPIRAN……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL

No Judul Hal

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………….. . 41


Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……………. 50
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
laki-laki dan perempuan…………………………………… 51
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…….. 51
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan…. 52
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan hubungan
keluarga dengan balita…………………………………….. 53
Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan umur balita………. 53
Tabel 4.7 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
balita laki-laki dan perempuan…………………………….. 54
Tabel 4.8 Karakteristik responden berdasarkan Asi Ekslusif balita.. 54
Tabel 4.14 Tugas Kesehatan Keluarga……………………………….. 59
Tabel 4.15 Kejadian ISPA………………………………………………. 59
Tabel 4.18 Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Oesapa Kota Kupang……………………….. 61

xviii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

Gambar 2.1 Kerangka konseptual................................................... . 37


Gambar 3.1 Kerangka Kerja (framework) ........................................ 40

xix
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal

Lampiran 1 Surat permohonan ijin pengambilan data pra penelitian…. 72

Lampiran 2 Surat Ijin Pra Penelitian Dari Bankesbangpol…………….. 73

Lampiran 3 Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian……………………. 74

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian Dari Bankesbangpol………………….. 75

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian Dari Dinas Kesehatan…………………76

Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Puskesmas

Oesapa Kota Kupang……………………………….……….. 77

Lampiran 7 Surat permohonan menjadi responden …………………… 78

Lampiran 8 Surat persetujuan menjadi responden…………………….. 79

Lampiran 9 Kuisoiner ……………………………………………………... 80

Lampiran 10 Lembar konsultasi …………………………………………… 84

Lampiran 11 Master tabel……………………………………………………..89

Lampiran 12 Uji Statistik………………………………………………………97

Lampiran 13

Dokumentasi……………………………………………………104

xx
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit

saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat

menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit

tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan

mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor

lingkungan, dan faktor pejamu (WHO, 2007).

Balita merupakan kelompok yang rawan terhadap penyakit

ISPA, disebabkan karena saluran pernapasan yang sempit dan daya

tahan tubuh yang lemah. Oleh sebab itu anak sangat tergantung

pada orang dewasa serta lingkungan yang ada di sekitarnya dalam

upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan

untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada balita.

Namun hingga kini, banyak keluarga yang belum memahami dengan

baik mengenai tugas kesehatan keluarga, dimana keluarga berperan

dalam menjaga kesehatan setiap anggota keluarganya. Kurangnya

pengetahuan terhadap penyebab dan penanganan ISPA merupakan

masalah yang masih ditemukan di masyarakat (Purwanti, 2013)

Keluarga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang baik harus dimulai dari

keluarga. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam

1
2

pencegahan suatu penyakit. Orang tua yang memiliki peran yang

buruk dalam menjaga kesehatan keluarga akan mempengaruhi

angka kesehatan anggota keluarga terutama anggota keluarga yang

masih balita. Keluarga mempunyai lima tugas dalam bidang

kesehatan yaitu: mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya,

mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga, memberikan perawatan kepada anggotanya yang sakit

atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau

usianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang

menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga

dan lembaga kesehatan (Setiadi, 2008). Salah satunya memberikan

perawatan kepada anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu

mudah. Namun fenomena yang sering terjadi keluarga belum

sepenuhnya menjalankan tugas-tugas keluarga tersebut. Hal ini

dapat meningkatkan kejadian balita yang sakit infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA).

Menurut World Health Organization (WHO) (2007) insidens

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang

dengan angka kejadian ISPA pada balita di atas 40 per 1000

kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada 13 juta anak balita

di dunia golongan usia balita. Pada tahun 2000, 1,9 juta (95%) anak–

anak di seluruh dunia meninggal karena ISPA, 70% dari Afrika dan
3

Asia Tenggara. ISPA menempati urutan pertama penyakit yang

diderita pada kelompok bayi dan balita di Indonesia. Prevalensi

ISPA di Indonesia adalah 25,5% dengan morbiditas pneumonia

pada bayi 2,2% dan pada balita 3%, sedangkan mortalitas pada

bayi 23,8% dan balita 15,5% (Depkes, 2007). Berdasarkan laporan

laporan hasil data Riskesdas Provinsi NTT 2013, Angka kejadian

ISPA di NTT dimana mempunyai prevalensi ISPA adalah 41,7%,

(Riskesdas 2013). Berdasarkan hasil survey awal prapenelitian

tanggal 03 oktober 2014, didapatkan data dari Puskesmas Oesapa

Kota Kupang, balita yang menderita ISPA pada bulan September

tahun 2014 berjumlah 194 orang.

Berbagai mikroorganisme (terutama virus) mampu

menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas. Sering kali penyakit

ISPA dimulai dengan batuk pilek biasa, tetapi karena daya tahan

tubuh anak lemah maka penyakit dengan cepat menjalar ke paru-

paru. Jika penyakit ISPA telah menjalar ke paru-paru dan balita tidak

mendapat pengobatan serta perawatan yang tepat, balita dapat

meninggal. Perawatan yang dimaksud adalah perawatan dalam

pengaturan pola makan balita, mengenal gangguan perkembangan

kesehatan balita, mengambil keputusan melakukan tindakan yang

tepat, memberikan perawatan untuk anggota keluarga yang

menderita ISPA dan menciptakan lingkungan yang nyaman sehingga

tidak mengganggu kesehatan, menghindari faktor pencetus seperti

asap dan debu serta membawa anggota keluarga yang menderita


4

ISPA ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan (WHO, 2007).

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga agar

balita tidak terkena penyakit ISPA diantaranya adalah dengan

menjaga kondisi lingkungan yang bersih dan sehat, imunisasi

lengkap dan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dan dilanjutkan

sampai usia anak 2 tahun. Selain itu upaya perawatan di rumah

sangatlah penting dalam upaya penatalaksanaan anak dengan

infeksi saluran pernafasan. Kesembuhan seorang anak dengan

infeksi pernafasan sangat tergantung dari perawatan yang diberikan,

salah satunya adalah perawatan di rumah yang diberikan oleh

keluarga terutama oleh ibu. Selain itu perawatan kesehatan yang

baik oleh keluarga juga dapat mencegah kekambuhan infeksi saluran

pernafasan. Oleh karena itu, orangtua khususnya ibu, atau orang

yang dekat dengan balita, harus melakukan pencegahan untuk

mengurangi resiko terjadinya ISPA pada balita dan memberikan

perawatan di rumah yang baik ketika anaknya mengalami ISPA.

Maka dari itu tugas keluarga sangatlah penting terutama dalam

menjaga kesehatan setiap anggotanya (Setiadi, 2008). Berdasarkan

ulasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan

Pemenuhan Tugas Keluarga Dengan Tingkat Kejadian ISPA Pada

Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa Kupang.


5

1.2. Rumusan masalah

Adakah hubungan antara pelaksanaan tugas kesehatan

keluarga dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Oesapa Kota Kupang?

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengidentfikasi hubungan pemenuhan tugas kesehatan keluarga

dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Oesapa Kota Kupang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga di

Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa Kota Kupang.

2. Mengidentifikasi kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Oesapa Kota Kupang.

3. Menganalisis hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga

dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Oesapa Kota Kupang.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis

Menambah wawasan ilmu keperawatan keluarga terutama

pemenuhan tugas keluarga dalam menurunkan angka kejadian

ISPA pada balita sehingga dapat digunakan sebagai informasi

ilmiah bagi perawat dan mahasiswa.


6

1.4.2 Manfaat secara praktis

1. Bagi perawat.

Sebagai sumber informasi tentang kejadian ISPA sehingga

memotivasi perawat guna meningkatkan pemberian penyuluhan

kesehatan tentang pelaksanaan tugas kesehatan keluarga bagi

masyarakat yang kurang terpapar informasi.

2. Bagi keluarga penderita ISPA

Sebagai sumber informasi tentang akibat dari tidak

terlaksananya tugas keluarga yang dapat meningkatkan angka

kejadian ISPA sehingga keluarga dapat melaksanakan tugas

keluarganya dengan baik.

3. Bagi institusi.

Sebagai sumber informasi tentang pelaksanaan tugas

kesehatan keluarga sehingga meningkatkan peran mahasiswa

dalam melakukan promosi kesehatan bagi masyarakat yang

tidak tersentuh oleh institusi kesehatan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah persekutuan dua orang atau lebih individu

yang terkait oleh darah, perkawinan atau adopsi yang

membentuk satu rumah tangga, saling berhubungan dalam

lingkup peraturan keluarga serta saling menciptakan dan

memelihara budaya (Muhlisin, 2012). Keluarga adalah

kumpulan dua individu atau lebih yang terikat oleh darah,

perkawinan atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah atau jika

terpisah tetap memperhatikan satu sama yang lain

(Muhlishin,2012). Keluarga adalah anggota rumah tangga yang

saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau

perkawinan (WHO, 1969 yang dikutip oleh Dion & Betan,

2013).Adapun yang dimaksudkan dengan keluarga adalah

terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki ikatan atau

persekutuan berupa perkawinan atau persekutuan yang

dibentuk.Terdapat hubungan yang dibentuk melalui adanya

hubungan darah (garis keturunan langsung), adopsi dan

kesepakatan yang dibuat. Tinggal bersama dibawah satu atap

atau antara satu anggota dengan yang lain memiliki tempat

7
8

tinggal yang berbeda karena sesuatu urusan tertentu (misalnya

urusan pekerjaan) akan tetapi untuk sementara waktu, juga

memiliki peran masing-masing dan bertanggung jawab terhadap

tugas yang diberikan. Serta adanya ikatan emosional yang sulit

untuk ditinggalkan oleh setiap anggota keluraga, dan antara

anggota keluargasaling berinteraksi, intelerasi dan

interdependensi (Dion & Betan, 2013).

2. Tujuan Dasar Keluarga

Menurut Andarmoyo, (2012) tujuan dasar pembentukan

keluarga adalah:

a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat

terhadap perkembangan individu

b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan

anggota keluarga dengan kebutuhan dan tuntutan

masyarakat

c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

anggota keluarga dengan menstabilkan kebuutuhan kasih

sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual

d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap

pembentukan identitas individu seorang dan perasaan

harga diri.

Alasan dasar mengapa keluarga menjadi fokus sentral

dalam perawatan adalah:


9

a. Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit,

cidera perpisahan ) yang mempengaruhi satu atau lebih

keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi

anggota keluarga yang lain, dan unit ini secara keseluruhan.

b. Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara keluarga dan

status kesehatan para anggotanya.

c. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada

peningkatan, perawatan diri (self care), pendidikan

kesehatan, dan konseling keluarga, serta upaya-upaya yang

berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola

hidup keluarga dan bahaya dari lingkungan

d. Ada masalah-masalah kesehatan pada salah satu anggota

keluarga dapat menyebabkan ditemukannya faktor-faktor

resiko pada anggota keluarga yang lain

e. Tingkat pemahaman dan fungsinya seorang individu tidak

lepas dari andil sebuah keluarga

f. Keluarga merupakan sistem pendukung yang sangat vital

bagi kebutuhan-kebutuhan individu

3. Ciri Keluarga

Ciri keluarga Indonesia secara menyeluruh menurut Dion &

Betan (2013), adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi

semangat gotong-royong.

b. Dijiwai oleh nilai kebudayaaan ketimuran


10

c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan

dilakukan secara musyawarah.

Adapun ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster

(1995) dalam buku Muhlishin (2012) adalah sebagai berikut:

a. Diikat dalam suatu tali perkawinan

b. Ada hubungan darah

c. Ada ikatan batin ada tanggung jawab masing-masing

anggota

d. Ada pengambilan keputuasan

e. Kerja sama diantara anggota keluarga

f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

Menurut Dion & Betan (2013), ciri kelurga NTT secara umum:

a. Memiliki ikatan emosional yang sangat erat antara anggota

yang satu dengan yang lainnya.

b. Keluarga selalu didasari dengan semangat gotong royong

c. Memiliki adat istiadat yang dianut masing-masing keluarga

sesuai dengan suku.

d. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala keluarga.

e. Sangat menghargai aturan-aturan adat.

f. Memiliki hubungan erat dengan keluarga lainnya.

4. Tipe Keluarga

Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga

berkembang mengikutinya (Muhlisim, 2012).Tipe keluarga


11

dibedakan berdasarkan keluarga tradisional dan non

tradisional.Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga

dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu

mengetahui tipe keluarga.

Menurut Muhlisin (2012) tipe keluarga tradisional, terdiri dari:

a. The nuclear family (keluarga inti)

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan

anak (kandung atau angkat).

b. The extended family (keluarga besar)

Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang

mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman,

bibi atau keluargayang terdiri dari tiga generasi yang hidup

bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family, disertai:

paman, tante, orang tua (kakek, nenek), keponakan.

c. The dyad family (keluarga “Dyad”)

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang

hidup bersama dalam satu rumah.

d. Single-parent (orang tua tunggal)

Yaitu suatu rumah tangga yangterdiri dari satu orang tua

dengan anak (kandung atau angkat).Kondisi ini dapat

disebabkan oleh perceraian atau ditinggal mati.


12

e. The single adult living alone/single adult family

Yaitu suatu rumah tangga yang teridiri dari seorang dewasa

yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan

(perceraian atau ditinggal mati).

f. Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali

dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

g. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau

saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang

dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,

televise, telepon dan lain-lain).

h. Multigeneration family

keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur

yang tinggal bersama dalam satu rumah.

i. Commuter family

kedua orang tua yang bekerja di kota yang berbeda, tetapi

salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua

yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota

keluarga pada saat “weekend”.

j. Keluarga usila

Yaitu suatu rumah tangga yang tediri dari suami-istri yang

berusia lanjut dengan anak yang sudah memisahkan diri.


13

k. “Composit family”

keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup

bersama.

l. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk

mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan

karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.

Tipe keluarga non tradisional terdiri dari:

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan

anak dari hubungan tanpa nikah.

b. Commune family

Beberapa pasangan keluarga yang tidak ada hubungan

saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan

fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak

bersama.

c. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan

tanpa melalui pernikahan.

d. Gay dan lesbian family

Dua individu yang sejenis atau yang mempunyai persamaan

sex hidup bersama dalam satu rumah tangga sebagaimana

“marital pathners”.
14

e. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan

karena beberapa hal tertentu.

f. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah

tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah

satu sama lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexual dan

membesarkan anak.

g. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup

berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-

barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung

jawab membesarkan anaknya.

h. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara didalam waktu sementara, saat orang tua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

i. Home less family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan

mental.
15

j. Gang/together family

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang

muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan

dan kriminal dalam kehidupannya.

5. Sruktur Keluarga

Menurut Dion & Betan (2013) menyatakan struktur keluarga

menujukan bagaimana keluarga tersebut diorganisasikan, cara

unit-unittersebut ditata serta bagaimana komponen tersebut

berhubungan satu sama lain. Selain itu, struktur dapat

menggambarkan bagaimana keluarga tersebut di masyarakat.

a. Ciri-ciri struktur keluarga

Menurut Mubarak dkk (2006) yang dikutip oleh Dion & Betan

(2013), ciri-ciri dari struktur keluarga adalah sebagai berikut:

1) Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, di mana

setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya

masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.

Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan

yag kuat antara anggota sebagai bentuk saling

ketergantungan dalam mencapi tujuan.

2) Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga

memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing,


16

sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa

semena-mena tetapi memiliki ketebatasan yang

dilandaskan pada tanggung jawab masing-masing

anggota keluarga.

3) Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga

menunjukan bahwa masing-masing anggota keluarga

mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas

seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama

dan peran ibu sebagai anggota keluarga yang merawat

anak-anak.

b. Jenis struktur keluarga

Menurut Dion & Betan (2013) struktur keluarga umumnya

yang ada di NTT atau Indonesia adalah sebagai berikut :

1) Berdasarkan jalur hubungan darah

a. Patrilineal

Yang dimaksud dengan struktur patrilinear adalah

keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam

beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun

berdasarkan garis keturunan Ayah.

Contoh :

Beberapa daerah di NTT yang menganut struktur ini

adalah Manggarai, Nagekeo, Ende, dll.


17

b. Matrilineal

Yang dimaksudkan dengan struktur matrilineal adalah

keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu

di susun melalui garis keturunan Ibu.

Contoh :

Beberapa daerah di NTT yang menganut struktur ini

adalah Nagekeo dan Belu bagian selatan.

2) Berdasarkan keberadaan tempat tinggal

a. Matrilokal

Merupakan pasangan suami istri yang mana setelah

menikah dan tinggal bersama keluarga sedarah istri.

b. Patrilokal

Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.

Di beberapa daerah di NTT yang menganut patrilineal hal

ini menjadi kewajiban sebelum memiliki tempat tinggal

sendiri.

3) Berdasarkan pribadi pengambilan keputusan

Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh

suami dan atau istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,

namun selamanya pengambilan keputusan dilaksanakan

bersama-sama.
18

Berikut adalah pembagian struktur berdasarkan siapa yang

mengambil keputusan, adalah sebagai berikut :

a. Patriakal: Dominasi pengambilan keputusan ada pada

pihak suami.

Pengambilan keputusan bagi keluarga menganut struktur

patriakal memang didasarkan pada peran ayah yang

mengetuk palu persetujuan, namun dalam menentukan

keputusan tersebut seharusnya melibatkan ibu sebagai

orang yang mempertimbangkan.

b. Matriakal: Dominasi pengambilan keputusan ada pihak

istri.

Dalam struktur matriakal, peran istri adalah sebagai

pengambulan keputusan.Namun seharusnya perlu

melibatkan suami dalam mempertimbangkan suami

dalam mempertimbangkan keputusan tersebut.

Menurut Galvin dan Brommel (1986) dalam buku Dion &

Betan (2013) komunikasi keluarga sebagai proses

simbolik, transaksional untuk menciptakan dan

mengungkapkan pengertian dalam keluarga. Struktur

komunikasi untuk memudahkan pencapaian fungsinya

yang umum.Komunikasi keluarga yang adekuat

memungkinkan keluarga untuk mensosialisaikan anak-

anak dengan lebih baik sebagai fungsi dasar keluarga.


19

a. Sruktur Peran

Peran adalah serangkain perilaku yang diharapkan dari

seseorang dalam situasi sosial tertentu.Peran keluarga

menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi

dan situasi tertentu.Peran individu dalam keluarga

didasari oleh harapan dan pola perilaku dari berbagai

keluarga, kelompok dan masyarakat.Struktur keluarga

menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga

dalam keluargannya sendiri (informal) dan perannya di

lingkungan masyarakat (formal).

b. Struktur kekuatan

kekuatan adalah kemampuan seseorang iindividu untuk

mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkalaku

seseorang. Struktur kekuatan keluargamenggambarkan

kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku

keluarga yang mendukung kesehatan.

c. Struktur nilai-nilai keluarga

Nilai adalah suatu ide, sifat dan kepercayaan yang

secara sadar maupun tidak sadar mengikuti seluruh

anggota keluarga dalam suatu budaya yang

lazim.Kebudayaan keluarga merupakan suatu sumber

sistem nilai dan norma-norma utama dari sebuah


20

keluarga. Sebaliknya kelompok keluarga merupakan

suatu sumber utama sistem kepercayaan, nilai dan

norma yang menentukan pemahaman individu terhadap

sifat dan makna dari dunia, tempat mereka dalam

kelompok keluarga dan bagaimana mencapai tujuan-

tujuan dan aspirasi-aspirasi mereka.

Nilai-nilai berfungsi sebagai pedomaan umum bagi

perilku dan dalam keluarga, nilai-nilai tersebut

membimbing perkembangan aturan-aturan dan nilai-nilai

dari keluarga, misalnya jika seseorang menilai kesehatan

dan merasakannya dalam suatu keadaan yang

menyenangkan, maka jauh lebih mungkin Ia ikut dalam

upaya perawatan kesehatan dan kebiasaan-kebiasaan

yang sehat.

6. Peran Keluarga

Menurut Nasrul Effendy (1998), yang dikutip oleh Dion &

Betan (2013), menyatakan bahwa berbagai peran formal dalam

kelurga adalah sebagai berikut:

a. Peranan Ayah: Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-

anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung

dan pemberi rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga,

sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungan.


21

b. Peranan Ibu: Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anak

berperan untuk mengurus anak-anaknya, pelindung dan

salah satu angggota kelompok sosial, serta sebagai anggota

masyarakat dan lingkungan disamping dapat berperan pula

sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.

c. Peranan Anak : Melaksanakan peranan psikososial sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial

dan spiritual.

7. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), secaraumum

fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan keluarga.Fungsi afektif berguna

untuk pemenuhan kebutuhan resiko sosial. Komponen yang

perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi

afektif adalah:

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling

menerima, saling mendukung antar anggota keluarga,

mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota

yang lain. Hubungan intim didalam keluarga merupakan

modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain

diluar keluarga/masyarakat.

2) Saling menghargai.
22

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak

pasangan sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan

yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan

belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman 1986).

Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar

bersosialisasi misalnya anak yang baru lahir Dia

akanmenatap ayah, ibu dan orang-orang yang

disekitarnya.Keberhasilan perkembangan individu dan

keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar

anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma,

budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi

keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia.Maka dengan ikatan

suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi

kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk

keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga seperti memenuhi


23

kebutuhanseluruh anggota keluarga seperti memenuhi

kebutuhan makanan, pakaian dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan

praktek asuhan kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya

gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga

yang sakit.Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan

keluarga yang dilaksanakan.

2.1.2 Konsep Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan

Menurut Suprajitno (2004), tugas keluarga dibidang kesehatan

adalah sebagai berikut:

1. Mengenal Masalah Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan

berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan

sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua

perlumengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan

yang dialami anggotakeluarga. Perubahan sekecil apa pun yang

dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya

perubahan keluarga, perlu di catat kapan terjadinya, perubahan

apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya. Untuk

mengetahui kemampuan keluarga dalammengenal masalah


24

kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga

mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian,

tanda dan gejala, faktor penyebab, dan faktor yang

mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah

kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga.

2. Memutuskan Tindakan Kesehatan Yang TepatBagi

Keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang

mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan

tindakan keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat

dikurangi atau bahkan teratasi.Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di

lingkungan tempat tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu di

kaji tentang :

a. Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah

b. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami?
25

d. Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah

kesehatan yang dialami anggota keluarga?

e. Apakah keluarga mempunyai sifat yang tidak mendukung

(negatif) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan

pada anggota keluarga?

f. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk

menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan?

g. Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga

kesehatan?

h. Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang

kesehatan yang tepat?

3. Merawat Keluarga Yang Mengalami Gangguan Kesehatan.

Sering kali keluarga telah mengalami tindakan yang tepat

dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah

diketahui oleh keluarga sendiri.Jika demikian, anggota keluarga

yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh

tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih

parah tidak terjadi.Perawatan dapat dilakukan di institusi

pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan

pertama. Untuk mengetahui kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang :


26

a. Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami

anggota keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi,

kemungkinan setelah tindakan, dan cara perawatannya)

b. Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu

dilakukan keluarga.

c. Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara dan fasilitas

untuk merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan.

d. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki

keluarga (anggota keluarga yang mampu dan bertanggung

jawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik, dukungan

psikologis).

e. Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit atau membutuhkan bantuan kesehatan.

4. Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin

Kesehatan Keluarga.

Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara

dan/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, perlu dikaji :

a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh

keluarga di sekitar lingkungan rumah.

b. Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat

pemeliharaan lingkungan.
27

c. Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap

keluarga terhadap sanitasi lingkungan yang higenis sesuai

syarat kesehatan.

d. Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit

yang dapat dilakukan keluarga.

e. Kebersamaan anggota keluarga untukmeningkatkan dan

memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan

keluarga.

5. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Sekitarnya

Bagi Keluarga.

Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji :

a. Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas

pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau keluarga .

b. Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat

diperoleh dari fasilitas kesehatan

c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas

kesehatan yang melayani.

d. Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang

menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan

yang melayani?

e. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan

bilatidak dapat apa penyebabnya?


28

2.1.3 Konsep Dasar Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

1. Pengertian ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit

saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang

dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar

dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit

yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen

penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. Namun

demikian, di dalam pedoman ini, ISPA didefinisikan sebagai

penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh

agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke

manusia.Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu

beberapa jam sampai beberapa hari.Gejalanya meliputi demam,

batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak

napas, mengi, atau kesulitan bernapas.Contoh patogen yang

menyebabkan ISPA yang dimasukkan dalam pedoman ini

adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus,

paraininfluenzaenza virus, severe acute respiratory

syndromeassociated coronavirus (SARS-CoV), dan virus

Influenza.

Umumnya penyakit infeksi saluran pernapasan ini

disebabkan oleh penyebaran sejenis kuman.Kuman ini mudah

menyebar dan menyerang saluran yang menuju telinga bagian

tengah, sehingga memunculkan penyakit infeksi telinga. Bila


29

misalnya ia menyerang tenggorokan, sampai ke paru-paru,

maka selaput bronchi akan mengalami infeksi. Kemudian

bila ia sampai menyerang jaringan paru-paru, maka terjadi

radang paru (pneumonia) dan mengakibatkan terjadinya

komplikasi. Jika kuman tersebut menyebar dan sampai ke

selaput paru-paru, ia sering disebut dengan pleura, sehingga

mengakibatkan timbulnya penyakit pleuritis. Kuman ini

berkembang pesat dan dalam tempo singkat sudah mendapat

tempat yang lebih enak pada selaput lendir hidung, sehingga

lubang hidung atau tenggorokan dan batang tenggorokan ikut

terkena infeksi dan membengkak.Dengan demikian selaput

lendir menjadi merah, membengkak dan mengeluarkan cairan.

Hal ini merupakan reaksi peradangan dan ada tingkat

selanjutnya ia memperlihatkan gejala-gejala yang cukup

megerikan dan tidak tertahankan. Dengan terjadinya infeksi,

kuman atau virus akan menjalar ke bagian-bagian sekitarnya,

sehingga dalam tempo singkat perlu dilakukan pencegahan. Bila

terlambat melakukan pencegahan, ia akan merembet dan

menimbulkan komplikasi yang lebih meluas. Pada umumnya

infeksi saluran pernapasan akut dibedakan menjadi infeksi

saluran pernapasan atas dan infeksi saluran pernapasan

bawah.
30

2. Klasifikasi Infeksi Saluran Pernafasan Akut

a. Berdasarkan lokasi anatomik

Penyakit ISPA dapat dibagi dua berdasarkan lokasi

anatominya, yaitu: ISPA atas (ISPaA) dan ISPA bawah

(ISPbA). Contoh ISPA atas adalah batuk pilek (Common

cold), Pharingitis, Otitis, Flusalesma, Sinusitis, dan lain-

lain.ISPA bawah diantaranya Bronchiolitis dan Pneumonia

yang sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan

kematian (WHO, 2007).

b. Berdasarkan golongan Umur

Berdasarkan golongan umur, ISPA dapat diklasifikasikan atas

2 bagian, yaitu sebagai berikut:

1) Kelompok umur kurang dari 2 bulan, dibagi atas:

ISPAberat dan bukan ISPA.ISPAberat ditandai dengan

adanya nafas cepat, yaitu pernafasan sebanyak 60 kali

permenit atau lebih, atau adanya tarikan dinding dada

yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam

(severe chest indrawing), sedangkan bukan ISPAbila tidak

ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak

ada nafas cepat (WHO,2007).

2) Kelompok umur 2 bulan sampai kurang 5 tahun dibagi

atas: ISPAberat, ISPAdan bukan ISPA. ISPA berat, bila

disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada

bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas.


31

ISPAdidasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran

bernafas disertai adanya nafas cepat sesuai umur, yaitu

40 kali permenit atau lebih. Bukan ISPA, bila tidak

ditemukan terikan dinding dada bagian bawah dan tidak

ada nafas cepat (WHO, 2007).

3. Etiologi

Menurut R. Harton,dkk(2010), jumlah penderita infeksi

pernapasan akut kebanyakan pada anak.Sistem pernapasan

menjadi terpengaruh oleh bermacam-macam organism

terinfeksi. Banyak infeksi disebabkan oleh virus, terutama

respiratory synctial virus (RSV). Agen lain melakukan serangan

pertama atau kedua melibatkan grup A B-hemolytic

streptococcus, staphylococci, haemophilus influenza, clhamydia

trachomatis, mycoplasma dan pneumococci.

Etiologi dan infeksinya dipengaruhi umur anak, musim,

kondisi tempat tinggal dan masalah kesehatan yang ada.

a. Umur

Bayi umur di bawah 3 bulan mempunyai angka infeksi yang

rendah, karena fungsi pelindung dari antibodi

keibuan.Infeksi meningkat pada umur 3-6 bulan, pada

waktu ini antara hilangnya antibodi keibuan dan produksi

antibodi bayi itu sendiri. Sisa infeksi dari virusberkelanjutan

waktu balita dan prasekolah. Pada waktu anak-anak

berumur 5 tahun, infeksi pernapasan yang disebabkanvirus


32

akanberkurang frekuensinya, tetapi pengaruh infeksi

mycoplasma pneumonia dan grup A B-hemolytic

streptococcus akan meningkat.

b. Ukuran

Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi sistem

pernapasan. Diameter saluran pernapasan terlalu kecil

pada anak-anak akan menjadi sasaran radang selaput

lendir dan peningkatan produksi sekresi. Disamping itu

jarak antara struktur dalam sistem yang pendek pada anak-

anak, walaupun organisme bergerak dengan cepat ke

bawah sistem pernapsan yang mencakup secara

luas.Pembuluh Eustachius relatif pendek dan terbuka pada

anak kecil dan anak muda yang membuat pathogen mudah

untuk masuk ke telinga bagian tengah.

c. Daya tahan

Kemampuan untuk menahan organisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor.Kekurangan sistem kekebalan

pada anak beresiko terinfeksi. Kondisi lain yang

mengurangi daya tahan adalah malnutrisi, anemia,

kelelahan dan tubuh yang menakutkan.

d. Variasi musim

Banyak patogen pada sistem pernapasan yang muncul

dalam wabah selama bulan musim semi dan dingin, tetapi


33

infeksi mycoplasma sering muncul pada musim gugur dan

awal musim semi.

4. Frekuensi ISPA

Frekuensi adalah besarnya masalah kesehatan yang ada

pada pada sekelompok manusia.Penentuan besarnya masalah

dengan tepat dengan dua langkah penting. Pertama,

menentukan masalah kesehatan yang akan diamati dan telah

dipastikan akan diteliti. Kedua, melakukan pengukuran atas

masalah yang ditemukan tersebut.Ada dua ukuran penyakit

yang harus dibedakan, yaitu insidens yang menggambarkan

jumlah kasus baru yang terjadi dalam satu periode tertentu, dan

prevalens yang menggambarkan jumlah kasus yang ada pada

satu saat tertentu.

a. Prevalens: proporsi populasi yang sedang menderita sakit

pada satu saat tertentu.

b. Insidens: ada dua jenis insidens yaitu mengukur risiko untuk

sakit (cumulative incidence) dan mengukur kecepatan untuk

sakit (incidence rate/incidence density) (Rajab, 2008).

Berdasarkan penelitian terdahulu dalam setahun seorang

anak rata-rata bisa mengalami 3 - 6 kali penyakit ISPA.

5. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis infeksi saluran napas atas bergantung

pada tempat infeksi serta mikroorganisme penyebab


34

infeksi.Semua manifestasi klinis terjadi akibat proses

peradangan dan adanya kerusakan langsung akibat

mikroorganisme. Manifestasi klinis antara lain:

a. Batuk

b. Bersin dan kongesti nasal

c. Pengeluaran mucus dan rabas dari hidung serta turun ke

tenggorokan

d. Sakit kepala

e. Demam derajat ringan

f. Malaise (tidak enak badan).

6. Komplikasi

a. Sinusitis dan otitis media akut dapat terjadi.

b. Infeksi saluran napas bawah, termasuk pneumonia dan

bronkitis, dapat menyertai ISPA.

7. Penatalaksanaan

a. Istirahat untuk menurunkan kebutuhan metabolik tubuh.

b. Hidrasi tambahan untuk membantu mengencerkan mukus

yang kental sehingga mudah dikeluarkan dari saluran napas.

Hal ini perlu dilakukan karena mukus yang terakumulasi

merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakkan

mikroorganisme sehingga dapat terjadi infeksi bakteri

sekunder.

c. Dekongestan, antihistamin dan supresan batuk dapat

mengurangi beberapa gejala yang mengganggu.


35

d. Beberapa penelitian menyarankan zinc lozenges atau

meningkatkan konsumsi vitamin c dapat menurunkan tingkat

keparahan atau kemungkinan infeksi beberapa virus

tertentu.

e. Diperlukan antibiotik apabila penyebabnya adalah bakteri

atau sekunder terhadap infeksi virus.

8. Peran Keluarga Untuk Mencegah ISPA

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari

seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi

harapan-harapan.Peran keluarga adalah tingkah spesifik yang

diharapkan oleh seorang dalam konteks keluarga.Jadi peran

keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi

dan situasi tertentu.Peran individu dalam keluarga didasari oleh

harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan

masyarakat.

Peran orang tua dalam pencegahan ISPA pada balita

termasuk dalam peran orang tua dalam perawatan anak. Peran

aktif orang tua dalam pencengahan ISPA sangat diperlukan

karena yang biasa terkena dampak ISPA adalah usia balita dan

anak-anak yang kekebalan tubuhnya masih rentan terkena

infeksi. Sehingga diperlukan peran orang tua dalam menangani

hal ini.Orang tua harus mengerti tentang dampak negatif dari

penyakit ISPA seperti ISPA ringan bisa menjadi ISPA berat yang
36

kronologisnya dapat mengakibatkan kematian, jika tidak segera

ditangani.Pencegahan kejadian ISPA ini tidak terlepas dari

peran orang tua yang harus mengetahui cara-cara pencegahan

ISPA.ISPA dapat dicegah dengan mengetahui penyakit ISPA,

mengatur pola makan balita, menciptakan lingkungan yang

nyaman, dan menghindar faktor pencetus.


37

2.2 Kerangka Konseptual


Tugas keluarga dalam bidang
kesehatan:

1. Mengenal masalah kesehatan.


2. Memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi
keluarga.
3. Merawat keluarga yang
mengalami gangguan
kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan
keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan di
sekitarnya bagi keluarga.

Etiologi ISPA : ISPA Frekuensi


ISPApada balita
a. Umur 3-6 bulan dalam 6 bulan
b. Ukuran terakhir
Anatamoi
pernafasan 1. Prevalens
c. Daya
tahan/system 2. Insidens
kekebalan tubuh
d. Variasi
musim (musim
kemarau dan
musim hujan)

Keterangan:

= Yang diteliti

= Tidak diteliti

= Berpengaruh

= Berhubungan

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Pemenuhan Tugas Keluarga


Dengan Tingkat Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Oesapa Kupang.
38

2.3 Hipotesis Penelitian

H0 : tidak ada hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga

dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Oesapa Kupang

H1 : ada hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan

kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Oesapa

Kupang
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian pada dasarnya merupakan

strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan

pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian serta

sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel

yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam, 2008).

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross

Sectional yaitu rancangan penelitian dengan menggunakan

pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan.

3.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau

alur penelitian. Penulisan kerangka kerja dalam penelitian

keperawatan dapat disajikan dalam bentuk alur penelitian terutama

variabel yang akan digunakan dalam penelitian (Hidayat, 2009).

39
40

Populasi target: Anggota keluarga yang memiliki balita yang sakit ISPA pada
bulan September di Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa Kota Kupang berjumlah
194 orang

Populasi terjangkau:
1. Keluarga yang mempunyai balita sakit ISPA
2. Anggota keluarga yang bersedia menjadi responden
3. Tingkat pendidikan anggota keluarga minimal SD
4. Anggota keluarga yang merawat dan tinggal bersama balita
5. Anggota keluarga yang pernah membawa balita ke Puskesmas
Oesapa

Purposive sampling
Sampel berjumlah
130 orang

Informed Consent

Teknik pengumpulan data: Kuesioner


tugas keluarga dan kejadian ISPA

Editing

Scoring

Tabulating

Uji Statistik
Spearman Rho

Hasil

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka kerja hubungan pemenuhan tugas keluarga dengan tingkat
kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa Kupang
41

3.3 Identifikasi Variabel

3.3.1 Variabel Independen (Bebas)

Suatu stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti untuk

menciptakan suatu dampak pada dependen variabel. Variabel

biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui

pengaruhnya dengan variabel lain (Nursalam, 2013). Variable

independen (bebas) dalam peneiltian ini adalah tugas kesehatan

keluarga.

3.3.2 Variabel Dependen (Tergantung)

Variabel terikat merupakan variabel respon atau output,

sebagai variabel respon, variabel ini akan muncul akibat manipulasi

variabel lain (Nursalam, 2013). Variable dependen (terikat) dalam

penelitian ini adalah frekuensi kejadian ISPA pada balita.

3.4 Definisi Operasional

Adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2009).


42

Tabel 3.1 Defenisi operasional hubungan tugas keleuarga dengan tingkat


kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa
Kupang
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor
Operasional
Independen: Serangkaian 1. Mengenali masalah Kuesioner Ordinal Baik: 75-100%
Tugas peran dari kesehatan anggota Cukup: 50-74%
keluarga pihak keluarga keluarga Kurang: <50%
dalam merawat 2. Memutuskan Dengan interpretasi
anggota tindakan yang tepat :
keluarga yang bagi kesehtan Baik = 3
sakit keluarga Cukup = 2
3. Merawat keluarga Kurang = 1
yang mengalami Rumus :
gangguan kesehatan
4. Memodifikasi
lingkungan keluarga
untuk menjamin n= Total nilai
kesehatan keluarga jawaban responden
5. Memanfaatkan N= Skor tertinggi
fasilitas pelayanan
kesehatan
Dependen: Frekuensi sakit Jumlah kunjungan Kuesioner Ordinal 1. Sering: jika
Kejadian ISPA pada balita ke puskesmas jumlah kunjungan
ISPA pada balita dalam 6 dalam 6 bulan terakhir balita ke
balita bulan terakir puskesmas
dengan diagnosa
ISPA >3 kali
dalam 6 bulan
2. Kadang-kadang:
Jika jumlah
kunjungan balita
ke puskesmas
dengan diagnosa
ISPA 1-2 dalam 6
bulan.
Dengan
interpretasi :
Sering = 2
Kadang-kadang
=1
43

3.5 Populasi, Sampel dan Sampling

3.5.1 Populasi

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi criteria yang

telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Ada 2 macam populasi yaitu:

1. Populasi target

Populasi target adalah populasi yang memenuhi sampling

kriteria dan menjadi sasaran akhir penelitian (Nursalam, 2008).

Populasi target dalam penelitian ini adalah anggota keluarga

yang memiliki balita yang sakit ISPA di Wilayah Kerja

Puskesmas Oesapa Kota Kupang berjumlah 194 orang

Sseptember 2014.

2. Populasi terjangkau

Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria

dalam penelitian dan biasanya dijangkau oleh peneliti dari

kelompoknya (Nursalam, 2008). Populasi terjangkau dalam

penelitian ini yaitu Keluarga yang mempunyai balita sakit ISPA,

anggota keluarga yang bersedia menjadi responden, jenis

pendidikan anggota keluarga minimal SD, anggota keluarga

yang merawat dan tinggal bersama balita, serta anggota

keluarga yang pernah membawa balita ke Puskesmas Oesapa

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2008). Jumlah sampel pada penelitian ini 130 orang.


44

n=N
n=

n = 130 sampel

3.5.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti

(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut

dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2008).

3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada

subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang

diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2013).

3.6.1.1 Proses Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan ijin dari Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Citra Husada Mandiri Kupang, Bakesbangpol Linmas

Kota Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Kepala Puskesmas


45

Oesapa peneliti kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan

data penelitian bekerjasama dengan perawat di Puskesmas

Oesapa. Peneliti melakukan pendekatan dengan keluarga balita

penderita ISPA dan menjelaskan kepada keluarga tentang tujuan

dan manfaat penelitian, lalu memberikan informed consent. Setelah

mendapat persetujuan dari keluarga untuk menjadi responden,

peneliti membagikan lembaran kuesioner untuk diisi, selanjutnya

peneliti mengumpulkan kembali lembar kuesioner dan melakukan

analisa data untuk mendapatkan hasil akhir.

3.6.1.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument adalah alat ukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Pada penelitian ini, instrumen yang

digunakan untuk variable tugas keluarga terdiri dari 25 pernyataan

dan untuk variable kejadian ISPA di dapat dari studi dokumentasi

yaitu dengan melihat jumlah kunjungan balita ke puskesmas dalam

6 bulan terakhir.

3.6.1.3 Waktu dan tempat Penelitian

1. Waktu penilitian

Penilitian dilakukan bulan 16 – 28 Februari tahun 2015

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas

Oesapa Kota Kupang.


46

3.6.2 Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk

tujuan pokok penelitian yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian yang mengungkap fenomena. Data mentah yang

didapat, tidak dapat menggambarkan informasi yang diinginkan

untuk menjawab masalah penelitian (Nursalam, 2008).

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat,

2009). Peneliti memberikan kode sesuai dengan jawaban

responden pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan kode

yang telah ditetapkan sejak semula.

3. Scoring

Menentukan skor/nilai untuk tiap-tiap item pertanyaan, tentukan

nilai terendah dan tertinggi. Skoring yang diberikan untuk

kuesioner tugas keluarga antara lain baik = 2, cukup = 1 dan

kurang = 0 dengan interpretasi baik: 75-100%, cukup: 50-74%,

kurang: <50%. Skoring untuk kuesioner kejadian ISPA dengan

kategori sering jika jumlah kunjungan keluarga ke puskesmas

dengan diagnosa ISPA >3 kali dalam 6 bulan. Kadang-kadang


47

jika jumlah kunjungan keluarga ke puskesmas dengan

diagnosa ISPA 1-2 dalam 6 bulan.

4. Tabulating

Tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk tabel yang

terdiri dari beberapa baris dan beberapa kolom. Tabel dapat

digunakan untuk memaparkan beberapa variabel hasil

observasi, survey atau penelitian sehingga dapat mudah

dibaca dan dimengerti.

5. Uji statistik

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

dengan Uji statistik korelasi Spearman Rho. Korelasi Spearman

rho adalah uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui

hubungan antara dua atau lebih variabel berskala Ordinal.

3.7 Etika Penelitian

3.7.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati mereka.
48

3.7.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.7.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2009).
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dan

pembahasan tentang Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan

Keluarga dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Oesapa Kota Kupang tahun 2015 pada tanggal 16

Februari – 28 Februari. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner

untuk mengidentifikasi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dan

mengidentifikasi frekuensi ISPA pada balita.

4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian


Puskesmas Oesapa kota kupang secara geografis terletak pada

wilayah Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Luas wilayah kerja Puskesmas Oesapa kota kupang yaitu ± 15,31 km 2

atau 8,49%dari luas Kota Kupang (180,2 km2). Adapun batas – batas

wilayah Puskesmas Oesapa kota kupang adalah sebagai berikut:

sebelah utara berbatasan dengan Teluk Kupang dan Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Oebobo, Sebelah Timur berbatasan

dengan Kecamatan Tarus dan Sebelah Barat berbatasan dengan

Kecamatan Kota Lama.

Penelitian dilakukan pada tanggal 16 februari – 28 februari tahun

2015. Respondennya adalah orang tua balita yang dating ke

puskesmas dengan jumlah 130 responden dan alat ukur yang di pakai

adalah kuesioner, dan Penelitian di lakukan di ruangan poli anak.

49
50

Di wilayah kerja Puskesmas Oesapa Kota Kupang terdapat

jumlah tenaga kesehatan baik PNS, PTT, maupun tenaga honor

sebanyak 31 orang, dengan perincian PNS sebanyak 21 orang dan

honor/kontrak/PTT sebanyak 10 orang. Distribusi tenaga kerja per unit

selengkapnya terdiri dari :Dokter umum : 4 orang, Dokter gigi : 2

orang, Perawat : 6 orang, Bidan : 5 orang, Perawat gigi : 2 orang,

Apoteker : 2 orang, Asisten apoteker : 0 orang, SKM : 2 orang, Gizi : 3

orang, Sanitarian : 3 orang, Pranata laboratorium : 3 orang, SLTA : 1

orang.Kegiatan-kegiatan di Puskesmas Oesapa Kota Kupang seperti

imunisasi, kunjungan ibu hamil, pelayanan KB, pertolongan

persalinan, dan pengobatan.

4.1.2 Data Umum

Dibawah ini akan disajikan tabel tentang karakteristikresponden

berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

4.1.2.1 Data Orang Tua Responden

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1.
Distribusi responden berdasarkan umur di Puskesmas
Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015

Umur Frekuensi (orang) Presentase (%)

(17-25 tahun ) 27 20.8%

(26-35 tahun) 80 61.5%


(36-45 tahun) 22 16.9%
(46-55 tahun) 1 0.8%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015
51

Tabel 4.1 menggambarkan distribusi responden berdasarkan

Umur. Dari 130 responden, menunjukan bahwa frekuensi tertinggi

pada golongan umur 26-35 tahun dengan jumlah 80 reponden

(61.5%) dan frekuensi terendah pada golongan umur 46-55 tahun

dengan jumlah 1 responden (0.8%)

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di
Puskesmas Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015

Jenis kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%)


Perempuan 64 49,2%
Laki-laki 66 50,8%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Table 4.2 menggambarkan distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin. Dari 130 responden, menunjukan bahwa frekuensi

tertinggi yaitu jenis kelamin laki-laki berjumlah 66 responden

(50,8%) dan frekuensi terendah yatu jenis kelamin perempuan

berjumlah 64 responden (49,2%).

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas
Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015

Pendidikan Terakhir Frekuensi (orang) Presentase (%)


SD 22 16.9%
SMP 30 23.1%
SMA 44 33.8%
PT 34 26.2%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel 4.3 menggambarkan distribusi responden berdasarkan

pendidikan. Dari 130 responden menunjukkan bahwa frekuensi


52

tertinggi yaitu SMA 44 reponden (33,8%), PT 34 responden

(26,2%), SMP 30 responden (23,1%) dan SD 22 responden

(16,9%).

4) Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

Tabel 4.4
Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan di
Puskesmas Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015
Pekerjaan Frekuensi (orang) Presentase (%)

Wiraswasta 43 33.1%
Ibu rumah tangga 49 37.7%
Ojek 6 4.6%
Petani 3 2.3%
PNS 27 20.8%
Mahasiswa 2 1.5%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel 4.4 menggambarkan distribusi responden berdasarkan

jenis pekerjaan.Dari 130 responden menunjukkan bahwa

frekuensi tertinggi yaitu IRT (ibu rumah tangga) 49 responden

(37,7%) dan frekuensi terendah yaitu mahasiswa 2 responden

(1,5%).

5) Karakteristik responden berdasarkan hubungan keluarga


dengan balita
Tabel 4.5
Distribusi responden berdasarkan hubungan keluarga
dengan balita di Puskesmas Oesapa Kota Kupang pada
tanggal 15 Februari – 28 Februari 2015
Hubungan kelurga dengan balita Frekuensi (orang) Presentase (%)

Ayah 56 43.1%
Ibu 66 50.8%
Paman 8 6.1%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015
53

Tabel 4.5 menggambarkan distribusi responden berdasarkan

hubungan keluarga dengan balita. Dari 130 responden,

menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu ibu 66 responden

(50,8%) dan frekuensi terendah yaitu om 8 responden (6,1%).

4.1.2.2 Data Balita

1) Karakteristik responden berdasarkan umur balita


Tabel 4.6
Distribusi responden berdasarkan umur balita di Puskesmas
Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015
Frekuensi (orang) Presentase (%)
Umur Balita
0-1 tahun 74 56,9%
2-3 tahun 39 30%
4-5 tahun 17 13,1%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel 4.6 menggambarkan distribusi responden berdasarkan

umur balita. Dari 130 responden menunjukkan bahwa frekuensi

tertinggi yaitu umur 0-1 tahun 74 responden (56,9%) dan frekuens

terendah yaitu umur 4-5 tahun 17 responden (13,1).

2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Tabel 4.7
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin balita di
Puskesmas Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015
Jenis Kelamin Balita Frekuensi (orang) Presentase (%)

Laki-laki 71 54,6%
Perempuan 59 45,4%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel 4.7 menggambarkan distribusi responden berdasarkan

jenis kelamin balita. Dari 130 responden menunjukkan bahwa

frekuensi tertinggi yaitu jenis kelamin laki-laki 71 responden


54

(54,6%) dan frekuensi terendah yaitu jenis kelamin perempuan 59

responden (45,4%).

3) Karakteristik responden berdasarkan Asi Ekslusif


Tabel 4.8
Distribusi responden berdasarkan Asi Ekslusif balita di
Puskesmas Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015
Asi Eksklusif Balita Frekuensi (orang) Presentase (%)

Ya 70 53,8%
Tidak 60 46,2%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel 4.8 menggambarkan distribusi responden berdasarkan asi

ekslusif balita. Dari 130 responden menunjukkan bahwa frekuensi

tertinggi yaitu mengatakan ya 70 (53,8%) responden dan tidak 60

responden (46,2%).

4.1.3 Data Khusus

Dibawah ini akan disajikan tabel tentang distribusi responden

berdasarkan tugas kesehatan keluarga dalam mengenal masalah

ISPA, tugas kesehatan keluarga mengambil keputusan dalam

melakukan tindakan perawatan pada balita yang menderita ISPA,

tugas kesehatan keluarga dalam merawat balita yang mengalami

masalah ISPA, tugas kesehatan keluarga dalam memodifikasi

lingkungan kesehatan sekitar keluarga, tugas kesehatan keluarga

dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, tugas keluarga

dalam bidang kesehatan, kejadian ISPA, dan hubungan pemenuhan


55

tugas keluarga dengan tingkat kejadian ISPA pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Oesapa Kupang.

4.1.3.1 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga dalam

mengenal masalah ISPA pada balita di Puskesmas Oesapa kota

kupang.

Tabel 4.9
Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga
dalam mengenal masalah ISPA pada balita
di Puskesmas Oesapa Kota Kupang
pada tanggal 15 Februari – 28 Februari 2015
MENGENAL MASALAH KESEHATAN ANGGOTA KELUARGANYA (BALITA)

KATEGORI FREKUENSI (ORANG) PRESENTASE (%)


BAIK 68 52,3%
CUKUP 34 26,16%
KURANG 28 21,54%
TOTAL 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel diatas menggambarkan bahwa keluarga yang mengenal

masalah kesehatan yaitu 68 responden (52,3%) denagn kategori

baik, 34 responden (26,16%) dengan kategori cukup, dan 28

responden (21,54%) masuk dalam kategori kurang.

Tugas_Keluarga_dalam_Mengenal_masalah_ISPA_pada_balita *
Kejadian_ISPA Crosstabulation
Kejadian ISPA Total
Tugas keluarga Kadang- Sering
dalam mengenal kadang
masalah Kurang
kesehatan 13 15 28
anggota Cukup
28 6 34
keluarganya Baik
63 5 68
Total
104 26 130
56

4.1.3.2 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan pada

balita yang menderita ISPA di Puskesmas Oesapa kota kupang

Tabel 4.10
Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan
pada balita yang menderita ISPA di Puskesmas Oesapa Kota
Kupang pada tanggal 15 Februari – 28 Februari 2015
MEMUTUSKAN TINDAKAN KESEHATAN YANG TEPAT BAGI ANGGOTA KELUARGA

KATEGORI FREKUENSI (ORANG) PRESENTASE (%)


BAIK 66 50,8%
CUKUP 42 32,3%
KURANG 22 16,9%
TOTAL 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel di atas menggambarkan bahwa keluarga yang

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan pada

balita yang menderita ISPA di Puskesmas Oesapa kota kupang

yaitu 66 responden (50,8%) dengan kategori baik, dan 22

responden (16,9%) masuk dalam kategori kurang.

Tugas_Keluarga_dalam_Mengambil_Keputusan * Kejadian_ISPA
Crosstabulation
Tugas keluarga Kejadian ISPA Total
dalam Kadang- Sering
memutuskan kadang
tindakan Kurang
kesehatan yang 10 12 22
tepat bagi anggota Cukup
36 6 42
keluarga Baik
58 8 66
Total
104 26 130
57

4.1.3.3 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga dalam

merawat balita yang mengalami masalah ISPA di Puskesmas

Oesapa kota kupang.

Tabel 4.11
Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga
dalam merawat balita yang mengalami masalah ISPA
di Puskesmas Oesapa Kota Kupang
pada tanggal 15 Februari – 28 Februari 2015
MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN KESEHATAN

KATEGORI FREKUENSI (ORANG) PRESENTASE (%)


BAIK 78 60%
CUKUP 34 26,2%
KURANG 18 13,8%
TOTAL 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel diatas menggambarkan bahwa kemampuan keluarga

merawat balita yang mengalami masalah ISPA di Puskesmas

Oesapa kota kupang yang termasuk dalam kategori kurang yaitu

sebanyak 18 responden (13,8%) dan 78 responden (60%) berada

dalam kategori baik.

Tugas_Keluarga_dalam_Merawat_balita_ISPA * Kejadian_ISPA
Crosstabulation
Tugas keluarga Kejadian ISPA Total
dalam merawat Kadang- Sering
anggota keluarga kadang
yang mengalami Kurang
gangguan 11 7 18
kesehatan Cukup
24 10 34
Baik
70 8 78
Total
104 26 130

4.1.3.4 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan kesehatan sekitar keluarga di Puskesmas

Oesapa kota kupang


58

Tabel 4.12
Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan kesehatan sekitar keluarga
di Puskesmas Oesapa Kota Kupang
pada tanggal 15 Februari – 28 Februari 2015
MEMODIFIKASI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL UNTUK MENJAMIN KESEHATAN
ANGGOTA KELUARGA

KATEGORI FREKUENSI (ORANG) PRESENTASE (%)


BAIK 88 67,7%
CUKUP 23 17,7%
KURANG 19 14,6%
TOTAL 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel diatas menggambarkan bahwa kemampuan keluarga

memodifikasi lingkungan kesehatan sekitar keluarga di

Puskesmas Oesapa kota kupang sebagian besar termasuk dalam

kategori baik yaitu sebesar 88 responden (67,7%).

Tugas_Keluarga_dalam_Memodifikasit_lingkungan_Kesehatan *
Kejadian_ISPA Crosstabulation
Tugas keluarga Kejadian ISPA Total
dalam memodifikasi Kadang- Sering
lingkungan tempat kadang
tinggal untuk Kurang
menjamin kesehatan 6 13 19
anggota keluarga Cukup
18 5 23
Baik
80 8 88
Total
104 26 130
4.1.3.5 Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga dalam

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di

Puskesmas Oesapa kota kupang


59

Tabel 4.13
Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga
dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
di Puskesmas Oesapa Kota Kupang
pada tanggal 15 Februari – 28 Februari 2015
MEMANFAATKAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI SEKITARNYA BAGI KELUARGA

KATEGORI FREKUENSI (ORANG) PRESENTASE (%)


BAIK 79 60,8%
CUKUP 29 22,3%
KURANG 22 16,9%
TOTAL 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa kemampuan keluarga

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di

Puskesmas Oesapa kota kupang yang termasuk dalam kategori

baik yaitu sebesar 79 responden (60,8%), dan sebanyak 29

responden (22,3%) masuk dalam kategori cukup.

Tugas_Keluarga_dalam_Memanfaatkan_Fasilitas_Pelayanan * Kejadian_ISPA
Crosstabulation
Tugas keluarga Kejadian ISPA Total
dalam memanfaatkan Kadang- Sering
fasilitas pelayanan kadang
kesehatan di Kurang
sekitarnya bagi 7 15 22
keluarga Cukup
23 6 29
Baik
74 5 79
Total
104 26 130
60

4.1.3.6 Tugas Kesehatan Keluarga

Tabel 4.14
Distribusi responden berdasarkan tugas kesehatan keluarga
di Puskesmas Oesapa Kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015
Kategori Frekuensi (orang) Presentase (%)
Baik 80 61.5%
Cukup 30 23.1%
Kurang 20 15.4%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel 4.14 di atas menggambarkan bahwa tugas kesehatan

keluarga dari 130 responden dengan kategori baik 80 responden

(61,5%), kategori cukup 30 responden (23,1%) dan kategori

kurang 20 responden (15,4%).

4.1.3.7 Kejadian ISPA

Tabel 4.15
Distribusi responden berdasarkan kejadian ISPA di
Puskesmas Oesapa kota Kupang pada tanggal
15 Februari – 28 Februari 2015
Kategori Frekuensi (orang) Presentase (%)
Sering 26 20%
Kadang-kadang 104 80%
Total 130 100%
Sumber: Data Primer Februari 2015

Tabel 4.15 menggambarkan distribusi responden berdasarkan

kejadan ISPA dari 130 responden menunjukkan kejadian ISPA

dengan kategori sering 26 responden (20%) dan kadang-kadang

104 responden(80%).
61

4.1.3.8 Tabulasi Silang


Tabel 4.16
Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan kejadian
ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa Kota Kupang
pada tanggal 15 Februari – 28 Februari 2015

Tugas_Keluarga * Kejaadian_ISPA Crosstabulation


Kejadian ISPA Total
Kadang- Sering
TugasKesehatan kadang
Keluarga Kurang 2 18 20
Cukup 27 3 30
Baik 75 5 80
Total 104 26 130
Sumber: Data Primer Februari 2015

Dari tabel hasil uji statistik tabulasi silang didapatkan hasil

dai 80 orang yang tugas keluarga baik terdapat 75 orang yang

kadang-kadang kunjungannya, dari 30 orang yang tugas keluarga

cukup terdapat 27 orang yang kadang-kadang kunjungannya dan

dari 20 orang yang tugas keluarga kurang terdapat 2 orang yang

kadang-kadang kunjungannya.
62

4.1.3.9 Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan


kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Oesapa
Kota Kupang

Correlations

tugas_keluarga kejadian_ispa

Spearman's rho tugas_keluarga Correlation Coefficient 1.000 .838**

Sig. (2-tailed) . .000

N 130 130

kejadian_ispa Correlation Coefficient .838** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 130 130

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Sumber: Data Primer Februari 2015
Dari tabel hasil uji statistik Spearman's rho menunjukkan

bahwa tingkat signifikan korelasi atau nilai p < α dengan hasil riil

menunjukkan p = 0,000 sedangkan nilai α = 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemenuhan tugas

kesehatan keluarga dengan kejadan ISPA pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Oesapa Kota Kupang tahun 2015.


63

4.2. Pembahasan

4.2.1 Pemenuhan Tugas Kesehatan Keluarga

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 130 responden keluarga

dengan kategori pemenuhan tugas kesehatan baik 80 responden

(61,5%), kategori pemenuhan tugas kesehatan cukup 30 responden

(23,1%) dan kategoripemenuhan tugas kesehatan kurang 20

responden (15,4%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah Sintia Sari

tahun 2011 tentang hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian

ISPA pada anak balita di Desa Bontongan. Penelitian ini menemukan

bahwa pengetahuan ibu yang termasuk kategori cukup terdapat

sebanyak 34 (46.6%) yang menderita ISPA sedangkan dari 54

responden yang termasuk kategori kurang terdapat 23 (42.6%) yang

menderita ISPA. Hasil analisis uji chisquare diperoleh nilai p = 0.003,

karena nilai p ≥ 0.05 dengan demikian maka H1 diterima atau dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian

ISPA pada anak balita di Desa Bontongan.

Menurut pendapat peneliti pemenuhan tugas kesehatan keluarga

di Puskesmas Oesapa Kota Kupang baik, dimana menurut hasil

penelitian ditemukan dari 80 orang yang tugas keluarga baik terdapat

75 orang yang frekuensi kunjungan ke puskesmas karena anaknya

mengalami ISPA dalam kategori kadang - kadang, dari 30 orang yang

tugas keluarga cukup terdapat 27 orang yang kadang-kadang


64

kunjungannya dan dari 20 orang yang tugas keluarga kurang terdapat

2 orang yang kadang-kadang kunjungannya.

Hal ini didukung oleh factor tingkat pendidikan responden yaitu

SMA (33,8%). Sehingga responden lebih memahami dalam

pemenuhan tugas kesehatan keluarga seperti Mengenali masalah

kesehatan anggota keluarga Memutuskan tindakan yang tepat bagi

kesehtan keluarga. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak kurang memahami dalam

pemenuhan tugas kesehatan keluarga. Peningkatan pengetahuan

tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal,maupun diperoleh melalui

pengalaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar

responden adalah Ibu rumah tangga (37.7%). Profesi sebagai ibu

rumah tangga memungkinkan seseorang lebih paham bagaimana

cara mengurus kebutuhan rumah tangga terlebih terkait masalah

kesehatan yang dialami anggota keluarga.

4.2.2 Kejadian ISPA

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 130 responden

menunjukkan kejadian ISPA dengan kategori sering 26 responden

(20%) dan kadang-kadang 104 responden (80%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahidudin

tahun 2012. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan

fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Perubahan

anatomi saluran pernapasan menyebabkan fungsi paru-paru


65

terganggu. Penelitian mengenai variabel keberadaan anggota

keluarga yang merokok di dalam rumah menunjukkan bahwa anak

balita yang terpapar terdapat sebanyak 42 (53.2%) yang menderita

sedangkan anak balita tidak terpapar terdapat 15 (31.2%) yang

menderita ISPA. Hasil analisis uji chisquare diperoleh nilai p = 0.026,

karena nilai p ≥ 0.05 dengan demikian maka Ho ditolak atau dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan keberadaan anggota keluarga yang

merokok di dalam rumah dengan kejadian ISPA pada anak balita di

Desa Bontongan.

Menurut pendapat peneliti kejadian ISPA di Puskesmas Oesapa

Kota Kupang tidak terlalu sering namun dengan frekuensi kadang-

kadang yang banyak terjadi dengan kategori kadang-kadang

sebanyak 104 responden (80%) dan sering 26 responden (20%).

Frekuensi kadang-kadang tersebut di akibatkan karena beberapa

factor diantaranya di dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang

sering merokok sehingga menyebabkan gangguan kesehatan

terutama keluarga yang memiliki balita. Adapun kemungkinan

penyebab kejadian ISPA adalah pengaruh cuaca. Berdasarkan teori

ISPA disebabkan oleh virus RSV (respiratory syncytial virus),

paraininfluenzaenza virus, severe acute respiratory

syndromeassociated coronavirus (SARS-CoV), dan virus Influenza

yang merupakan jenis virus yang akan meningkat prevalensinya pada

cuaca dingin dan lembab . Keluarga mempunyai peranan yang sangat

penting dalam upaya peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko


66

penykit dalam masyarakat karena keluarga merupakan unit terkecil

dalam masyarakat.

4.2.3 Hubungan Pemenuhan Tugas Kesehatan Keluarga

dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Dari tabel hasil uji statistik Spearman's rho menunjukkan bahwa

tingkat signifikan korelasi atau nilai p < α dengan hasil riil

menunjukkan p = 0,000 sedangkan nilai α = 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa

ada hubungan yang signifikan antara pemenuhan tugas kesehatan

keluarga dengan kejadan ISPA pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Oesapa Kota Kupang tahun 2015.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yohana

Agustina Sitanggang tahun 2013 tentang hubungan penatalaksanaan

tugas kesehatan keluarga dengan kejadian ISPA pada balita di

wilayah kerja puskesmas Martapura menunjukkan bahwa ada

hubungan antara tugas kesehatan keluarga dengan kejadian ISPA

pada balita. Dari hasil uji statistik spearman rho menunjukkan nilai

signifikansi p= 0,01 berarti p ≤ 0,05 yang berarti adanya hubungan

yang bermakna antara tugas kesehatan keluarga dengan kejadian

ISPA pada balita. Hasil secara keseluruhan penatalaksanaan tugas

kesehatan keluarga di dapatkan mayoritas dalam kategori cukup

dimana keluarga masih cukup dalam melaksanakan tugas kesehatan

dalam mengenal penyakit ISPA, dan cukup dalam hal merawat balita

yang mengalami ISPA.


67

Menurut pendapat peneliti ada kesesuaian antara fakta dan teori

dimana pemenuhan tugas kesehatan keluarga sangat berpengaruh

dengan kejadian ISPA. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemenuhan tugas kesehatan keluarga yang baik seperti Mengenali

masalah kesehatan anggota keluarga, Merawat keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan, menunjukkan berkurangnya

kejadian ISPA, dari 80 responden yang tugas keluarga baik terdapat

75 respnden yang kadang-kadang kunjungannya dan sering 5

responden.
BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1 Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga, sebagian besar

responden dalam kategori baik 80 responden (61,5%), kategori

cukup 30 responden (23,1%) dan kategori kurang 20 responden

(15,4%).

5.1.2 Kejadan ISPA, sebagian responden dengan kategori sering 26

responden (20%) dan sebagian responden dalam kategori kadang-

kadang 104 responden (80%).

5.1.3 Ada hubungan antara tugas pelaksanaan kesehatan keluarga

dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Oesapa Kota Kupang dengan nilai signifikan p= 0,000 <α = 0,05.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi dapat digunakn sebagai tambahan

informasi dan pengetahuan tentang pemenuhan tugas kesehatan

keluarga dengan kejadian ISPA pada balita dan sebagai sumber

pustaka bagi mahasiswa dalam memberikan penyuluhan kepada

masyarakat tentang keperawatan komunitas..

5.2.2 Bagi Tempat Penelitian

Perlunya kerjasama dengan orang tua balita agar tetap

memperhatikan status kesehatan pada anak balita sehingga dapat

melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit atau

68
69

komplikasi dari penyakit yang diderita balita serta dapat melakukan

penanganan lebih awal baik di rumah maupun di sarana pelayanan

kesehatan ketika balita mengalami sakit.

5.2.3 Bagi Keluarga

Agar lebih banyak mencari informasi tentang kesehatan

khususnya masalah ISPA pada balita, dan tindakan yang harus

dilakukan ketika balita menderita ISPA, sehingga dengan informasi

yang diperoleh dapat digunakan sebagai pegangan dalam menjaga

kesehatan balita
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo.Sulistyo.(2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi.Edisi 3.Jakarta :


EGC.

Dion, Yohanes & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga


Konsep dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika

Dinas Kesehatan Kota Kupang, 2007.Profil Kesehatan Kota


Kupang.http://kupangkota.bps.go.id/publikasi/2013_kota_kupan
g_dda/.diakses.14/09/2014.pukul21.20AM WITA

Dinas Kesehatan Kota Kupang, 2009.Profil Kesehatan Kota


Kupang.http://www.dinkes-kotakupang.web.id/bank-
data/category/10-profil-kesehatan-kota-kupang-
tahun2012.html.diakses.14/09/2014.pukul21.21AM WITA

Depkes RI,2009. Kategori Usia,Depkes RI, Jakarta.

Gouzali Saydam. (2011). Memahami berbagai penyakit (Penyakit


Pernapasan dan Gangguan Pencernaan). Bandung: Alfabeta.

Harton.R (dkk) 2010.Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta :


Salemba Medika.

Hidayat A, A. (2009). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan


Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak. Wahit Iqbal, dkk. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas


Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Muhlisin.(2012). Konsep Keluarga.Jakarta : Salemba Medika

Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian


Ilmu Keperawatan.Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Ed. 3.


Jakarta: Salemba Medika

Profil Kesehatan Indonesia. (2011).


http://www.depkes.go.id/downloads/Profil2011-v3.pdf diakses
tanggal 30/11/2013 jam 13:40 WITA

Profil Kesehatan Kota Kupang. (2012). http://www.dinkes-


kotakupang.web.id/bank-data/category/6-profil-kesehatan-kota-

70
71

kup ang-tahun-2012.html?download=11:profil-kesehatan-kota-
kupang-t ahun-2012/diakses tanggal 30/11/2013 jam
13:34WITA

Profil Kesehatan Nusa Tenggara Timur. (2011).


http://www.aipd.or.id/wp-content/uploads/2011/11/Profil-NTT-
Bahasa.pdf/diakses tanggal 30/11/2013 jam 13:32 WITA

Purwanti, Anik. (2013). Tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit diare


pada balita di desa Nglebak Tawangmangu
Karanganyar.http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/9/01
-gdl-anikpurw an-403-1-ktianik-3.pdf /diakses tanggal 11/03/2014
jam 15:17:24 WITA

RajabWahyudin.2008. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa


keperawatan.Jakarta: EGC.

Setiadi.(2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiadi.(2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam


Praktik. Jakarta: EGC

WHO. (2007). Pencegahan dan pengendalian infeksisaluran


pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan
pandemi di fasilitas pelayanan .
72

Lampiran 1
73

Lampiran 2
74

Lampiran 3
75

Lampiran 4
76

Lampiran 5
77

Lampiran 6
78

Lampiran 7

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian ini,

16 - 02 -
Responden
-
79

Lampiran 8

16 - 02 -
-
80

Lampiran 9
81
82
83
84

Lampiran 10
85
86
87
88
89
90
Lampiran 11
Tugas Keluarga
No Nama Umur J.k Pend Pekerjaan Hub. Kel dgn balita 1 2 3 4 5 jmlh Skor Interpretasi code
% % % % %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 D.J 40 thn P PT PNS Ibu 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 22 92% Baik 3
2 J.A 20 thn L PT Mahasiswa Ayah 1 1 1 0 0 60 1 0 1 0 1 60 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 20 80% BAIK 3
3 M.D 34 thn L SD Swasta Ayah 1 1 0 0 0 40 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 21 84% Baik 3
4 F.A 39 thn L SMP Swasta Ayah 1 1 1 1 1 100 0 1 0 1 1 60 0 1 1 0 1 60 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
5 F.Y 38 thn L SMP Ojek Ayah 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 22 88% Baik 3
6 R.M 34 thn P SMP IRT Ibu 0 1 1 1 0 60 1 1 1 0 1 80 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
7 T.K 25 thn L PT wiraswasta Ayah 1 0 0 0 0 20 1 0 1 1 0 60 1 1 0 1 1 80 0 0 1 1 0 40 0 1 1 0 0 40 12 48% Kurang 1
8 N.K 33 thn P SMA IRT Ibu 0 1 1 1 1 80 1 0 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 22 88% Baik 3
9 Y.F 22 thn P SMA IRT Ibu 0 1 1 0 1 60 1 1 1 1 0 80 1 1 1 0 1 80 1 0 0 1 1 60 0 1 1 0 1 60 17 68% Cukup 2
10 D.L 43 thn P SMA IRT Ibu 0 0 1 1 1 60 0 0 1 1 1 60 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
11 B.G 46 thn L PT PNS Ayah 0 1 1 0 1 60 1 0 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
12 C.W 29 thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 0 0 1 0 40 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 21 84% Baik 3
13 T.G 38thn L SMA wiraswasta Om 1 0 1 1 1 80 1 0 1 1 1 80 0 1 1 0 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 1 80 20 80% Baik 3
14 B.K 40thn P SMP IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 23 92% Baik 3
15 B.M 29thn L SD Ojek Ayah 1 1 1 1 1 100 1 0 0 1 1 60 0 1 1 0 1 60 1 1 0 1 1 80 0 1 1 1 1 80 19 76% Baik 3
16 A.K 32thn P SD IRT Ibu 0 0 1 1 0 40 0 0 1 1 0 40 1 0 1 1 0 60 1 1 0 1 0 60 0 0 0 1 0 20 11 44% Kurang 1
17 J.N 37thn L PT wiraswasta Ayah 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 21 84% Baik 3
18 T.W 34thn L SMP Tani Ayah 1 0 0 0 0 20 1 0 1 1 0 60 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 17 68% Cukup 2
19 A.W 30thn P SMP IRT Ibu 1 1 1 1 0 80 0 1 1 0 0 40 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
20 J.K 30thn P SMA IRT ibu 1 1 1 0 0 60 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
21 A.F 26thn L PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 1 0 0 1 60 1 1 0 1 1 80 20 80% Baik 3
22 S.E 27thn P SMP IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 0 0 0 0 20 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 0 60 17 68% Cukup 2
23 F.L 30thn L SMA wiraswasta Om 1 1 0 0 0 40 0 1 1 1 1 80 0 0 0 1 0 20 1 1 1 1 1 100 1 0 0 0 0 20 13 52% Cukup 2
24 A.M 28thn L SD Tani Ayah 0 1 0 1 0 40 1 1 0 1 0 60 1 0 0 0 1 40 0 1 0 1 0 40 0 1 1 0 0 40 11 44% Kurang 1
25 C.W 32thn P SMA wiraswasta Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 0 40 0 1 1 1 0 60 0 1 1 1 1 80 19 76% Baik 3
26 D.W 30thn L SD Tani Ayah 1 0 1 1 1 80 0 1 0 1 1 60 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 20 80% Baik 3
27 N.M 29thn P SD IRT Ibu 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 22 88% Baik 3
28 F.W 30thn P SMA wiraswasta Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 0 60 1 1 0 0 1 60 1 0 1 1 0 60 1 0 1 1 0 60 17 68% Cukup 2
29 A.A 24thn L PT Mahasiswa Ayah 0 1 0 1 0 40 0 0 1 0 1 40 0 1 0 0 0 20 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 0 60 12 48% Kurang 1
30 C.P 35thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 0 40 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 22 88% Baik 3
31 G.D 28thn L SD Ojek Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 1 60 22 88% Baik 3
32 K.P 35thn L SMP wiraswasta Om 0 1 1 1 0 60 0 0 0 1 1 40 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
33 N.F 29thn P SD IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 1 80 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 21 84% Baik 3
34 A.M 27thn P SD IRT Ibu 1 1 0 0 1 60 1 0 1 1 0 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
35 Y.M 36thn L SMP wiraswasta Ayah 0 0 0 1 0 20 1 0 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 19 76% Baik 3
36 L.F 25thn L SMA wiraswasta Ayah 0 1 0 1 0 40 1 1 1 1 0 80 0 0 0 1 1 40 0 1 0 0 1 40 0 1 0 1 0 40 12 48% Kurang 1
37 Y.D 24thn L SMA wiraswasta Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 0 1 80 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 21 84% Baik 3
38 L.K 29thn P SMP IRT Ibu 1 1 1 0 1 80 1 0 0 1 1 60 0 0 0 1 1 40 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 0 60 17 68% Cukup 2
39 R.O 37thn L SMP wiraswasta Ayah 0 0 0 1 1 40 0 1 1 0 1 60 1 0 1 1 1 80 0 1 0 0 0 20 1 1 0 1 1 80 14 56% Cukup 2
40 A.L 30thn L SMA PNS Ayah 0 0 1 0 1 40 0 0 1 1 1 60 1 0 1 0 1 60 1 0 1 1 0 60 0 1 0 0 0 20 12 48% Kurang 1
91
41 P.L 25thn L SMA wiraswasta Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 0 0 1 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 20 80% Baik 3
42 A.M 27thn P SD IRT Ibu 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 0 1 1 1 1 80 21 84% Baik 3
43 D.K 34thn L SMP wiraswasta Ayah 1 1 0 0 0 40 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 1 0 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
44 V.K 25thn L PT PNS Om 1 1 1 1 0 80 0 0 1 1 1 60 0 1 1 0 1 60 1 0 1 1 1 80 0 1 1 1 0 60 17 68% Cukup 2
45 U.N 34thn P PT PNS Ibu 1 1 1 1 1 100 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 22 88% Baik 3
46 K.C 24thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 0 60 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 1 80 20 80% BAIK 3
47 J.K 29thn L SMA wiraswasta Ayah 0 0 1 0 1 40 1 1 0 1 0 60 1 0 1 0 0 40 0 1 1 0 1 60 0 0 1 1 0 40 12 48% Kurang 1
48 S.H 32thn L SMP wiraswasta Ayah 1 0 0 1 1 60 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 22 88% BAIK 3
49 K.M 27thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 0 40 0 1 1 1 1 80 1 0 1 1 1 80 0 1 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
50 N.R 37thn P SD IRT Ibu 1 1 1 0 0 60 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 20 80% Baik 3
51 L.H 32thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 0 60 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 21 84% Baik 3
52 K.M 23thn L SMA wiraswasta Ayah 1 1 1 0 1 80 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 0 80 1 0 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 20 80% Baik 3
53 L.F 35thn L PT PNS Ayah 1 1 1 1 0 80 1 1 1 0 1 80 0 1 0 1 1 60 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 20 80% Baik 3
54 K.B 24thn P SMA IRT Ibu 1 1 0 1 0 60 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
55 A.K 29thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 0 60 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 0 1 1 1 80 21 84% Baik 3
56 P.L 22thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 1 80 0 0 1 1 1 60 1 1 1 1 1 100 19 76% Baik 3
57 D.H 36thn L PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 1 60 1 1 1 1 0 80 0 1 1 0 1 60 1 1 0 1 1 80 19 76% Baik 3
58 N.F 28thn P PT PNS Ibu 0 0 1 1 1 60 1 0 1 1 1 80 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 21 84% BAIK 3
59 S.H 24thn P PT IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 0 0 0 1 40 1 1 1 1 0 80 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
60 O.K 37thn L PT PNS Ayah 0 0 1 1 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 20 80% BAIK 3
61 J.B 36thn L SMP wiraswasta Ayah 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 1 80 20 80% BAIK 3
62 K.L 34thn L SMP wiraswasta Ayah 1 1 1 0 0 60 1 1 0 0 0 40 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 19 76% Baik 3
63 O.G 40thn P PT PNS Ibu 1 1 0 0 0 40 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 21 84% Baik 3
64 Y.T 22thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 0 60 1 0 1 0 1 60 19 76% Baik 3
65 O.H 39thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 0 80 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 21 84% Baik 3
66 F.J 23thn L SMA wiraswasta Ibu 0 1 0 1 1 60 0 0 0 1 0 20 1 1 1 0 0 60 0 1 0 1 0 40 1 1 0 1 0 60 12 48% Kurang 1
67 R.D 25thn P SMA IRT Ibu 0 0 1 1 1 60 1 1 0 1 0 60 0 1 1 1 1 80 0 0 0 1 1 40 1 0 1 0 1 60 15 60% Cukup 2
68 E.C 27thn L PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 1 60 0 0 0 1 1 40 1 1 0 1 1 80 0 1 1 1 0 60 17 68% Cukup 2
69 S.Y 37thn P PT PNS Ibu 1 0 0 0 1 40 1 0 0 0 1 40 1 1 1 0 0 60 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 60 10 40% Kurang 1
70 A.L 29thn P PT PNS Ibu 0 1 1 1 1 80 1 0 1 1 1 80 0 0 0 1 1 40 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 19 76% BAIK 3
71 F.Y 31thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 0 80 0 1 1 0 1 60 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 20 80% Baik 3
72 D.P 32thn L SMA wiraswasta Ayah 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 0 80 1 0 1 0 0 40 1 1 1 1 0 80 1 0 1 1 0 60 17 68% Cukup 2
73 Y.G 39thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 1 80 1 0 0 0 1 40 1 1 1 1 1 100 0 0 0 1 1 40 17 68% Cukup 2
74 S.A 23thn L SMA wiraswasta Ayah 0 0 1 0 1 40 0 0 1 0 0 20 1 0 1 0 1 60 1 0 1 1 1 80 0 1 0 0 0 20 11 44% Kurang 1
75 E.N 29thn L SMP wiraswasta Ayah 0 1 1 1 1 80 0 0 1 1 0 40 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
76 Y.I 35thn L SMP wiraswasta Ayah 1 1 1 1 0 80 1 1 0 1 1 80 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 1 0 1 0 1 60 19 76% BAIK 3
77 T.G 37thn L SD wiraswasta Ayah 1 1 1 0 1 80 1 1 0 1 1 80 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 21 84% Baik 3
78 R.N 27thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 1 80 0 1 0 1 1 60 1 1 1 0 1 80 0 1 1 0 0 40 17 68% Cukup 2
79 G.K 24thn L SMP wiraswasta Ayah 0 1 0 0 1 40 0 1 1 0 0 40 1 1 1 0 1 80 0 0 1 0 1 40 1 0 1 0 0 40 12 48% Kurang 1
80 D.K 27thn P SD IRT Ibu 1 1 0 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 0 1 1 80 0 1 0 1 1 60 0 0 1 1 0 40 17 68% Cukup 2
81 P.W 28thn P SD IRT Ibu 0 0 1 1 1 60 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 0 1 0 1 60 1 0 1 1 0 60 17 68% Cukup 2
82 D.T 40thn P PT PNS Ibu 0 0 1 1 1 60 1 0 0 0 1 40 1 0 1 0 1 60 0 1 0 0 0 20 1 0 1 0 0 40 11 44% Kurang 1 92
83 O.A 22thn L SD wiraswasta Ayah 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 21 84% Baik 3
84 F.L 27thn P SMA IRT Ibu 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 1 80 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 0 80 1 0 1 1 1 80 19 76% BAIK 3
85 A.I 24thn P SD IRT Ibu 0 1 0 1 1 60 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
86 R.W 23thn L SMA wiraswasta Ayah 0 0 1 1 0 40 0 0 0 1 1 40 0 1 1 1 0 60 0 0 1 1 0 40 0 0 1 0 0 20 10 40% Kurang 1
87 P.S 33thn L PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 1 80 0 1 1 1 1 80 20 80% Baik 3
88 K.F 28thn P PT PNS Ibu 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 0 80 0 1 1 0 1 60 1 0 1 0 0 40 17 68% Cukup 2
89 S.S 39thn P PT PNS Ibu 0 1 1 1 1 80 1 1 0 1 0 60 1 1 0 1 1 80 0 1 1 1 0 60 1 1 1 1 0 80 18 72% Cukup 2
90 A.S 40thn L SMP wiraswasta Ayah 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 20 0 1 0 1 1 60 1 0 1 1 1 80 1 0 1 1 0 60 11 44% Kurang 1
91 W.M 23thn P SMP IRT Ibu 0 0 0 1 1 40 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 20 80% Baik 3
92 V.D 28thn P SD IRT Ibu 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 0 1 1 0 1 60 1 0 0 1 1 60 0 1 1 1 1 80 19 76% Baik 3
93 D.L 29thn L PT wiraswasta Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 0 0 1 20 1 1 1 1 1 100 0 1 0 1 0 40 18 72% Cukup 2
94 H.P 32thn L SMA wiraswasta Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 0 0 0 1 1 40 1 1 1 0 1 80 0 1 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
95 D.S 30thn L SMP wiraswasta Ayah 1 1 1 0 0 60 0 1 1 1 0 60 0 1 1 1 1 80 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 100 19 76% BAIK 3
96 D.K 27thn L SMA IRT Ibu 0 0 0 1 1 40 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
97 F.R 25thn P PT IRT Ibu 1 1 1 1 0 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 40 0 0 1 0 0 20 0 0 1 1 0 40 9 36% Kurang 1
98 Y.K 29thn P SD IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 23 92% Baik 3
99 E.B 34thn L SMP wiraswasta Ayah 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 0 1 0 1 1 60 0 1 0 1 1 60 1 0 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
100 A.D 28thn P PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 22 88% Baik 3
101 D.C 26thn P SMA wiraswasta Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 1 100 0 1 1 0 1 60 19 76% BAIK 3
102 Y.R 35thn L SMA wiraswasta OM 1 1 0 0 0 40 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 21 84% Baik 3
103 A.T 28thn P PT PNS Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 1 80 1 1 0 1 1 80 21 84% Baik 3
104 F.D 35thn P SMA wiraswasta Ibu 1 1 0 0 1 60 1 0 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
105 L.P 30thn L SMP wiraswasta Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 0 60 0 0 1 1 1 60 1 0 0 1 1 60 1 1 1 1 1 100 19 76% Baik 3
106 K.L 27thn P PT PNS Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 0 1 1 40 1 0 1 1 1 80 21 84% Baik 3
107 F.G 34thn L PT PNS Om 0 1 0 0 1 40 1 1 0 1 0 60 1 0 0 1 0 40 1 0 1 1 0 60 0 1 1 0 0 40 12 48% Kurang 1
108 S.R 29thn P SD IRT Ibu 1 1 0 0 0 40 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 0 1 1 1 1 80 19 76% Baik 3
109 K.T 28thn P SMP IRT Ibu 0 0 1 1 1 60 1 1 0 1 1 80 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 0 80 1 1 0 1 0 60 17 68% Cukup 2
110 B.N 30thn L SMA wiraswasta Om 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 0 60 0 1 0 1 1 60 1 0 1 1 1 80 19 76% BAIK 3
111 H.D 40thn P SD IRT Ibu 1 1 1 0 0 60 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
112 T.R 25thn L SMP Ojek Ayah 0 1 1 1 0 60 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 22 88% Baik 3
113 D.R 29thn L PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 1 0 0 1 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 1 60 21 84% Baik 3
114 L.P 27thn P SD IRT Ibu 1 1 0 1 0 60 1 0 1 1 1 80 0 1 0 1 1 60 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 19 76% BAIK 3
115 S.B 26thn P SMP IRT Ibu 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 1 0 1 1 80 1 0 1 1 1 80 22 88% Baik 3
116 R.T 30thn L SMA wiraswasta Ayah 0 0 1 1 0 40 0 1 1 0 0 40 0 0 1 1 0 40 0 0 1 1 0 40 1 0 1 0 0 40 10 40% Kurang 1
117 D. F 29thn P PT wiraswasta Ibu 1 1 1 0 1 80 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 0 60 1 1 0 1 0 60 17 68% Cukup 2
118 M.M 30 P SMP IRT Ibu 1 0 1 0 1 60 0 0 1 1 0 40 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 0 80 18 72% Cukup 2
119 M.T 27 P SMA IRT Ibu 0 1 0 0 1 40 0 1 0 1 1 60 1 1 1 0 0 60 1 0 0 0 1 40 1 0 1 0 0 40 12 48% Kurang 1
120 R. R 31 L PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 80 0 1 1 1 1 80 19 76% BAIK 3
121 Y. B 27 L SMA wiraswasta Ayah 0 1 0 1 1 60 0 0 1 1 1 60 0 0 1 1 1 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 19 76% BAIK 3
122 M. S 32 P SD IRT Ibu 1 0 0 0 1 40 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 0 1 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
123 J. B 25 L SMA wiraswasta Ayah 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 1 1 0 0 40 1 0 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
124 D. K 35 L SMP Ojek Ayah 0 0 1 1 1 60 0 1 1 0 1 60 0 0 1 1 0 40 0 1 0 1 0 40 1 1 0 0 0 40 12 48% Kurang 1
125 F.N 30 L PT PNS Ayah 1 1 1 1 1 100 1 0 0 1 1 60 0 1 1 1 0 60 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 20 80% Baik 3
126 S. B 25 P PT PNS Ibu 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 0 60 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 0 60 1 1 1 0 1 80 20 80% BAIK 3
127 I. R 20 P SMP IRT Ibu 0 1 0 1 1 60 1 1 1 0 1 80 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 20 80% Baik 3
128 y. L 29 L PT PNS Ayah 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 80 0 1 0 1 0 40 1 0 1 1 0 60 18 72% Cukup 2
129 M. G 27 P SMP IRT Ibu 0 0 1 0 1 40 0 1 0 1 0 40 0 1 0 1 1 60 0 1 0 1 0 40 0 1 0 1 0 40 11 44% Kurang 1
130 G.B 30 L SMA Ojek Ayah 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 1 80 0 1 1 0 0 40 1 0 1 1 0 60 18 72% Cukup 2

Keterangan Jumlah Presentase


Baik 80 61.50%
Cukup 30 23.10%
Kurang 20 15.40%
Jumlah 130 100.00%
Kejadian ISPA Jumlah Kunjungan Dalam 6 Bulan Terakhir Interpretasi
93
No Nama Balita Umur Jenis Kelamin Asi Eksklusif September Oktober November Desember Januari Februari Kadang-kadang Sering Scor
1 A.P 2 thn P Ya 1x 1x 1x 2 2
2 M.A 7 bulan P Ya 1x 1 1
3 I.N 2 thn P Tidak 1x 1x 1x 2 2
4 M.A 7 bulan P Ya 1x 1x 1 1
5 A.Y 1 thn L Tidak 1x 1x 1x 1 1
6 I.M 4 thn L Tidak 1x 1x 1x 2 2
7 A.P 2 thn P Tidak 1x 1x 2x 2 2
8 I.K 1 thn P Tidak 1x 1 1
9 J.B 7 bulan P Ya 1x 1x 1x 1x 1x 2 2
10 K.Y 3 thn L Tidak 1x 1x 1 1
11 I.G 3 thn L Tidak 1x 1x 1 1
12 P.R 4 thn L Tidak 1x 1 1
13 D.M 1 thn P Ya 1x 1x 1x 2 2
14 Y.P 3 thn L Tidak 1x 1 1
15 J.K 1 thn L Ya 1x 1 1
16 S.M 3 thn L Tidak 1x 1 1
17 E.P 8 bulan L Ya 1x 1x 1 1
18 K.M 2 thn L Tidak 1x 1x 1 1
19 S.K 8 bulan P ya 2x 1 1
20 S.H 1 thn P ya 1x 1x 1 1
21 H.F 6 bulan P ya 1x 1x 1 1
22 B.G 3 bulan L ya 1x 1x 1x 2 2
23 S.A 1 thn P ya 1x 1 1
24 K.A 1 thn P ya 1x 2x 1x 2 2
25 C.K 3 thn L Tidak 1x 1 1
26 A.W 11 bulan P Ya 1x 1x 1 1
27 S.P 3 thn L Tidak 1x 1x 1 1
28 D.D 1 thn P ya 1x 1x 1 1
29 I.A 3 thn L Tidak 1x 2x 1x 2 2
30 G.G 6 bulan L Ya 1x 1 1
31 K.D 5 bulan P Ya 1x 1x 1 1
32 D.P 1thn L Ya 1x 1 1
33 O.P 3 thn L Tidak 1x 1 1
34 A.M 5 bulan P Ya 1x 1x 1 1
35 D.L 2 thn L Tidak 1x 1x 1 1
36 E.R 3 bulan L Ya 1x 1x 1x 2 2
37 E.U 2 bulan P Ya 1x 1x 1 1
38 R.B 6 bulan P Ya 1x 1x 1 1
39 E.M 3 bulan L Ya 1x 1x 1 1
40 N.K 3 thn P Tidak 1x 1x 1x 2 2
41 E.K 4 thn P Tidak 1x 1x 1 1
42 M.N 2 bulan L Ya 1x 1x 1 1
43 N.F 2 bulan L Ya 1x 1x 1 1
44 H.G 2thn L Tidak 1x 1x 1 1
45 L.B 2 bulan L Tidak 1x 1x 1 1
46 L.M 3 bulan L Ya 1x 1x 1 1
47 K.G 4 thn L Tidak 1x 1x 1x 2 2
48 S.D 3 thn P Tidak 2x 1 1
49 L.K 2 bulan L Ya 1x 1x 1 1
50 K.C 4 bulan L Ya 1x 1x 1 1
51 L.M 6 bulan P Ya 1x 1x 1 1 94
52 K.J 2 thn P Tidak 1x 1x 1 1
53 L.P 2 bulan P Ya 1x 1 1
54 K.J 3 bulan P Ya 1x 1x 1 1
55 S.D 3 thn L Tidak 2x 1 1
56 K.M 2 bulan L Ya 1x 1 1
57 C.M 5 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
58 R.M 3 thn P Tidak 1x 1x 1 1
59 H.J 2 bulan P Ya 1x 1 1
60 P.O 5 bulan L Ya 1x 1x 1x 2 2
61 R.J 2 thn P Tidak 1x 1x 1 1
62 A.K 8 bulan L Ya 2x 1 1
63 A.W 3 bulan L Ya 1x 1x 1 1
64 I.I 1 thn L Ya 2x 1 1
65 J.R 9 bulan P Ya 2x 1 1
66 R.D 2 tahun P Tidak 1x 2x 1x 2 2
67 R.J 2 bulan P Ya 1x 1 1
68 B.R 4 bulan L Ya 1x 1 1
69 H.D 1 bulan P Ya 1x 2x 1x 2 2
70 D.H 4 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
71 M.W 8 bulan L Ya 1x 1 1
72 K.W 5 bulan L Ya 1x 1x 1 1
73 B.N 3 bulan P Ya 1x 1 1
74 V.B 10 bulan L Ya 1x 1x 2 2
75 V.X 3 tahun P Tidak 1x 1x 1 1
76 Y.K 11 bulan P Tidak 2x 1 1
77 P.N 7 bulan L Ya 1x 1x 1 1
78 W.Z 6 bulan P Ya 1x 1 1
79 Q.K 10 bulan P Tidak 1x 1x 2x 2 2
80 O.Z 2 tahun P Tidak 1x 1x 2x 2 2
81 W.R 11 bulan L Ya 1x 1x 1 1
82 S.T 1 thn L Ya 1x 2x 2x 2 2
83 G.K 3 thn P Tidak 1x 1x 1 1
84 A.B 4 thn L Tidak 1x 1x 1 1
85 D.R 10 bulan L Ya 2x 1 1
86 F.T 8 bulan P Ya 2x 1x 1x 2 2
87 H.W 3 thn P Tidak 1x 1x 1 1
88 S.R 11 bulan L Ya 1x 1 1
89 C.D 4 thn L Tidak 1x 1x 1 1
90 G.L 2 thn P Tidak 1x 2x 1x 2 2
91 A.D 11 bulan P Ya 2x 1 1
92 E. M 4 tahun P Tidak 1x 1x 1 1
93 F. W 3 tahun P Tidak 1x 1 1
94 H. P 2 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
95 Y. L 10 bulan L Ya 1x 1x 1 1
96 M. M 2 tahun P Tidak 1x 1x 1 1
97 M. L 7 bulan P Ya 1x 1x 2x 2 2
98 M. S 4 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
99 M. T 9 bulan P Ya 1x 1x 1 1
100 P. K 4 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
95
101 C. K 6 bulan L Ya 1x 1x 1 1
102 R. G 4 tahun L Tidak 2x 1 1
103 H. N 10 bulan P Ya 1x 1x 1 1
104 R. S 3 tahun L Tidak 2x 1 1
105 O. D 5 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
106 A. L 8 bulan P Ya 1x 1 1
107 A. A 2 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
108 Y. K 4 tahun L Tidak 1x 1 1
109 Y. F 11 bulan P Ya 1x 1 1
110 F. M 3 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
111 C. M 7 bulan L Ya 1x 1x 1 1
112 K. M 5 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
113 M. N 6 bulan P Ya 1x 1 1
114 P. S 4 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
115 Y. L 2 tahun L Tidak 1x 1x 1 1
116 P. L 5 bulan L Ya 1x 1x 2x 2 2
117 H. M 3 tahun P Tidak 1x 1x 1 1
118 B. S 10 bulan P ya 1x 1x 1 1
119 H. W 1 tahun P ya 1x 1x 2x 2 2
120 T. K 5 tahun P Tidak 1x 1x 1 1
121 F. S 9 bulan L ya 1x 1x 1 1
122 H.N 7 bulan P Ya 1x 1x 1 1
123 V.W 2 thn L Tidak 1x 1 1
124 G.K 11 bulan L Ya 1x 1x 2 2
125 K.D 3 thn L Tidak 2x 1 1
126 D.S 8 bulan L Ya 1x 1x 1 1
127 L.S 3 thn P Tidak 1x 1x 2x 1 1
128 B.K 2 thn L Tidak 1x 1 1
129 W.F 10 bulan L Ya 1x 1x 2x 2 2
130 O.P 3 thn L Tidak 2x 1 1

Keterangan Jumlah Persentase


Sering 26 20%
Kadang-kadang 104 80%
Jumlah 130 100%
96

Lampiran 12

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tugas_Keluarga *
130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
Kejaadian_ISPA

Tugas_Keluarga * Kejaadian_ISPA Crosstabulation

Count

Kejaadian_ISPA

Kadang-kadang Sering Total

Tugas_Keluarga Kurang 2 18 20

Cukup 27 3 30

Baik 75 5 80

Total 104 26 130

Symmetric Measures

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.645 .075 -9.540 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.565 .081 -7.741 .000c

N of Valid Cases 130

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

NONPAR CORR
/VARIABLES=tugas_keluarga kejadian_ispa
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.
97

Nonparametric Correlations

[DataSet1] D:\icad\uji.sav

Correlations

tugas_keluarga kejadian_ispa

Spearman's rho tugas_keluarga Correlation Coefficient 1.000 .838**

Sig. (2-tailed) . .000

N 130 130

kejadian_ispa Correlation Coefficient .838** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 130 130

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


98

1. Tuga keluarga dalam mengenali masalah kesehatan anggota


keluarga
1.
Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tugas_Keluarga_dalam_Menge
nal_masalah_ISPA_pada_balita 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
* Kejadian_ISPA

Tugas_Keluarga_dalam_Mengenal_masalah_ISPA_pada_balita * Kejadian_ISPA
Crosstabulation

Count

Kejadian_ISPA

Kadang-kadang Sering Total

Tugas_Keluarga_dalam_Menge Kurang 13 15 28
nal_masalah_ISPA_pada_balita
Cukup 28 6 34

Baik 63 5 68

Total 104 26 130

2. Tuga keluarga dalam Memutuskan tindakan yang tepat bagi


kesehtan keluarga
99

Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tugas_Keluarga_dalam_Menga
mbil_Keputusan * 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
Kejadian_ISPA

Tugas_Keluarga_dalam_Mengambil_Keputusan * Kejadian_ISPA Crosstabulation

Count

Kejadian_ISPA

Kadang-kadang Sering Total

Tugas_Keluarga_dalam_Menga Kurang 10 12 22
mbil_Keputusan
Cukup 36 6 42

Baik 58 8 66

Total 104 26 130


100

3. Tugas keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami


gangguan kesehatan

Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tugas_Keluarga_dalam_Meraw
130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
at_balita_ISPA * Kejadian_ISPA

Tugas_Keluarga_dalam_Merawat_balita_ISPA * Kejadian_ISPA Crosstabulation

Count

Kejadian_ISPA

Kadang-kadang Sering Total

Tugas_Keluarga_dalam_Meraw Kurang 10 7 17
at_balita_ISPA
Cukup 24 11 35

Baik 70 8 78

Total 104 26 130


101

4. Tugas keluarga dalam memodifikasi lingkungan keluarga


untuk menjamin kesehatan keluarga
Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tugas_Keluarga_dalam_Memo
difikasit_lingkungan_Kesehatan 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
* Kejadian_ISPA

Tugas_Keluarga_dalam_Memodifikasit_lingkungan_Kesehatan * Kejadian_ISPA
Crosstabulation

Count

Kejadian_ISPA

Kadang-kadang Sering Total

Tugas_Keluarga_dalam_Memo Kurang 6 13 19
difikasit_lingkungan_Kesehatan
Cukup 18 5 23

Baik 80 8 88

Total 104 26 130


102

5. Tugas keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan


kesehatan
Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tugas_Keluarga_dalam_Mema
nfaatkan_Fasilitas_Pelayanan * 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
Kejadian_ISPA

Tugas_Keluarga_dalam_Memanfaatkan_Fasilitas_Pelayanan * Kejadian_ISPA
Crosstabulation

Count

Kejadian_ISPA

Kadang-kadang Sering Total

Tugas_Keluarga_dalam_Mema Kurang 7 15 22
nfaatkan_Fasilitas_Pelayanan
Cukup 23 6 29

Baik 74 5 79

Total 104 26 130


103

Lampiran 13

Keterangan : Lokasi Penelitian Keterangan: Memberikan informded


Puskesmas Oesapa Kota Kupang Consent Kepada Responden (ibu)

Keterangan : Responden Keluarga (Ibu dan ayah) Sedang Mengisi


Kuesioner

Keterangan : Responden Keluarga (ayah) Sedang Mengisi Kuesioner


104

Keterangan : Responden Keluarga (Ibu) Sedang Mengisi Kuesioner

Anda mungkin juga menyukai