Proposal Bantuan Dana Teaching Factory
Proposal Bantuan Dana Teaching Factory
Proposal Bantuan Dana Teaching Factory
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PembelajaranTeaching Factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa
yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industridan dilaksanakan dalam
suasana seperti yang terjadi di industri.PelaksanaanTeaching Factory menuntut keterlibatan
mutlak pihak industrisebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di
SMK.PelaksanaanTeaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah,pemerintah
daerah danstakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan,implementasi maupun
evaluasinya.Teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan
yangsesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antarapengetahuan yang
diberikan sekolah dan kebutuhan industri.Teachingfactory merupakan pengembangan dari
unit produksi yakni penerapan sistemindustri mitra di unit produksi yang telah ada di SMK.
Unit produksi adalahpengembangan bidang usaha sekolah selain untuk menambah
penghasilansekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan,peningkatan
SDM, dll juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya.
Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasanhukum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu"Untuk mempersiapkan siswa sekolah menengah
kejuruan menjadi tenagakerja, pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit
produksi yangberoperasi secara profesional."Pembelajaran melalui teaching factory
bertujuan untuk menumbuh-kembangkankarakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab,
jujur, kerjasama,kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta
meningkatkankualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi
(competencybased training) menuju ke pembelajaran yang membekali
kemampuanmemproduksi barang/jasa (production based training).Konsepsi
dasarPelaksanaanTeaching Factory diSMK Negeri 1 SragenTeaching Factory adalah
mengimplementasikan“Factory to
Iklan
Classroom” yang bertujuan untuk melakukan transfer lingkungan produksi diindustri secara nyata ke
dalam ruang praktik. Kehidupan produksi yang nyatasangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kompetensi pengajaran yang berbasisaktivitas nyata dari praktik industri pada setiap
harinya.Selanjutnya pengembangan sistem pembelajaran berbasis Teaching Factory diSMKNegeri 1
Sragen merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah adayaituCompetency Based Educationand
Training (CBET) danProductionBased Education and Training (PBET), dalam pengertiannya bahwa
suatuproses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakanberdasarkan prosedur
dan standar bekerja (Standard Operation Procedure)yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk
yang sesuai dengan tuntutanpasar/konsumen (industri). Adapun langkah-langkah yang akan
dilaksanakan olehSMKNegeri 1 Sragen dalam rangka pengembangan,pertamaadalah Implementasi
PembelajaranCBET diarahkan menjadi PBET, yang kemudian berlanjut ke Teaching
Factory.Pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (lifeskill)dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yangsesungguhnya untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan tuntutanpasar/konsumen. Dengan perkataan lain, untuk mencapai
kompetensi tertinggi,Jobsheet dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar
kerjayang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutanpasar artinya
kualitasnya sudah dipercayai pasar, bukan produk gagal.Perubahan pada kurikulum yang berlaku
perlu dilakukan dalam rangkamemenuhiSKKNIdan penyesuaian terhadap implementasi
pembelajaran yangditerapkan pada Teaching Factory.Proses penerapan program Teaching Factory
adalah dengan memadukankonsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi
keahlianyang relevan, misalnya : pada program keahlian Multimedia melalui kegiatanPengembangan
Unit Usaha yang dikerjakan oleh peserta didik.Keduapenyediaan bahan pembelajaran. Bahan
pembelajaran merupakanfasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran. Bahan
pembelajaran ini bisa berupa bahan bacaan, media, alat peraga, atau alatpendukung lainnya. Untuk
menyukseskan Pengembangan Teaching Factory diSMKNegeri 1 Sragen ini bahan pembelajaran perlu
disiapkan dan diadakansecara lengkap, sehingga proses belajar mengajar tidak terhambat
olehkurangnya bahan pembelajaran. Ketiga penyediaan fasilitas ruang praktik siswayang
peralatannya lengkap, sesuai/sama dengan yang ada di dunia industri,agar tamatan nantinya
memiliki kompetensi yang sama dengan kompetensiyang dibutuhkan oleh Industri.Selanjutnya yang
tak kalah penting, yang sangat menentukan keberhasilanpengembangan teaching factorySMKNegeri
1 Sragen adalah kesiapan sumberdaya manusia (SDM) guru dan tenaga kependidikan, utamanya
adalah guruproduktif program keahlian animasi yang merupakan pelaku utama dari
programpengembangan teaching factory. Oleh karena kami merencanakan kegiatanworkshop
sosialisasi dan desiminasi program teaching factory, workshoppenyusunan rencana pengembangan
teaching factory semua program keahlian,workshop penyusunan perangkat pembelajaran teaching
factory, workshoppenyusunan rancangan pengkondisian fasilitas teaching factory,
pengembanganSDM guru produktif melalui kegiatan magang kerja di industri, serta
pembenahansarana prasarana ruang praktik dan pengembangan akses informasi melaluimedia
online (Website, Blog, Facebook) dan lainnya sebagai sarana promosisekolah dan media untuk
berkomunikasi dengan dunia industriBerdasar kajian dan argumentasi diatas maka Bantuan
PengembanganTeaching Factory dari Pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan
SekolahMenengah Kejuruan sangat dibutuhkan olehSMKNegeri 1 Sragen gunamengeratkan
hubungan kerjasama(partnership) dengan industri dalam polapembelajaran teaching factory yang
sistematis dan terencana melaluisinkronisasi kurikulum pembelajaran sekolah dengan dunia industri.
Termasuk juga sebagai salah satu upaya untuk check and balance terhadap prosespendidikan
padaSMKNegeri 1 Sragen.
Iklan
yang melayani pembuatan Desain Grafis (Graphics Design), Foto(Photography), dan Video
(Videography)., yang meliputi;✓ Info grafis✓ Desain logo✓ Desain merchandise✓ Desain media:
undangan, poster, brosur, kalender, leaflet, banner, dll✓ Desain kaos, wearpack, seragam✓
Photobooth✓ Paket Foto Buku Tahunan Sekolah (BTS)✓ Paket Foto Indoor (pas photo)✓ Paket Foto
Pernikahan mulai✓ Video Shooting Offline (rekaman)✓ Video Shooting Live Streaming✓ Video profile
instansi/ perusahaan✓ Video iklan produk/ layanan masyarakatRencana pelaksanaan pengembangan
teaching factory kompetensi keahlianMultimedia diSMKNegeri 1 Sragen meliputi beberapa tahapan,
yaitu;✓ Pengembangan Unit Usaha Pada Kompetensi Keahlian Multimedia✓ Pengembangan
Teaching Factory pada Kompetensi Keahlian TataBusana✓ Pengembangan Teaching Factory pada
Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga✓ Pengembangan Teaching Factory pada
Kompetensi KeahlianOtomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran✓ Pengembangan Teaching Factory
pada Kompetensi Keahlian TeknikKomputer dan Jaringan2. Kompetensi keahlian Multimedia, yang
menyiapkan lulusan agar memilikikompetensi keahlian sebagai berikut;✓ Desain Grafis (Graphics
Design),✓ Foto (Photography), dan✓ Video (Videography).✓ Pemeliharaan Laboratorium
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
Iklan
baik (produktif dan tahan banting). Peraturan, prosedur, kurikulum, sarana danprasarana untuk
mendukung terlaksananya penerapan program TeachingFactory di SMK harus ditindaklanjuti
secepatnya oleh instansi teknis terkait.Berkaitan dengan pengembangan teaching factory SMK Negeri
1 Sragen,strategi yang akan dilaksanakan oleh Tim Pengembang Teaching Factory yangtelah diangkat
oleh Kepala SMK Negeri 1 Sragen berdasarkan Surat Keputusan(SK) Nomor : 423.5/288, dengan
Susunan Tim Pengembang Teaching Factorysebagai berikut;No Nama Unsur Jabatan Dalam Tim1.
Dra. Budi Isnanik, M.Pd. Kepala Sekolah Penanggung Jawab2. Baskoro Hadi, SE., M.Pd.Ketua
KompetensiKeahlian MultimediaKetua3. Basuki Eryanto, S.Kom. Guru Sekretaris4. Dra. Hartini, MM.
Guru Bendahara5. Wahyudi Wijayanto, ST. Guru Anggota6. Pitoyo Meiono, ST. Guru Anggota7. Indrat
Susilo, S.Kom. Guru Anggota8. Aristona Bayu Pratama,S.Kom.Guru Anggota9. Moh. Faizal, S.Pd. Guru
Anggota10. Aziz Mufa’adi, S.Kom. Guru Anggotasecara garis besar meliputi kegiatanpengembangan
secara non fisik.Untukpenjelasannya kami uraikan sebagai berikut;1. Kegiatan pengembangan
teaching factory non fisik adalah kegiatanpengembangan yang berorientasi pada penyiapan
perangkat pembelajaranyang dibutuhkan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Guru dan
Iklan
Tenaga Kependidikan melalui kegiatan seperti sosialisasi, workshop,magang guru produktif. Secara
rinci kami gambarkan sebagai berikut;No Komponen/Program/Bentuk KegiatanRincianVolume
Satuan1 2 3 41. Sosialisasi dan Desiminasi Program TeachingFactory (1 hari)1 Kegiatan2. Penyusunan
Rencana Pengembangan TeachingFactory untuk semua kompetensi keahlian :2.1. Workshop ke 1,
penyusunan draft rencanapengembangan teaching factory semuakompetensi keahlian (1 hari)2.2.
Workshop ke 2, Finalisasi RencanaPengembangan teaching factory semuakompetensi keahlian (1
hari)11KegiatanKegiatan3. Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeachingFactory :3.1. Workshop ke
1, Penyusunan DraftPerangkat Pembelajaran Teaching Factoryuntuk Kompetensi Keahlian yang
diTeaching Factory kan (3 hari)3.2. Workshop ke 2, Finalisasi PerangkatPembelajaran Teaching
Factory untukKompetensi Keahlian yang di TeachingFactory kan melalui Pendampingan (3
hari)11KegiatanKegiatan4. Penyusunan Rancangan Pengkondisian FasilitasTeaching Factory:4.1.
Workshop ke 1, Penyusunan DraftRancangan Pengkondisian FasilitasTeaching Factory4.2. Workshop
ke 2, Finalisasi RancanganPengkondisian Fasilitas Teaching Factory11KegiatanKegiatan5.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) :3.1. Magang Kerja Industri Guru Produktif
dariKompetensi yang di Teaching Factory kan (2Guru Produktif selama 1 bulan)3.2.
Seminar/Workshop/Lomba Hasil KaryaSiswa SMK21OrangOrang6. Pengkondisian Fasilitas dan Sarana
Prasana dalamPengembangan Teahing Factory :6.1. Pembenahan Tempat Praktek/Bengkel6.2.
Revitalisasi Peralatan6.3. Penataan Lingkungan6.4. Pengembangan
Website1111KegiatanKegiatanKegiatanKegiatan
B. Jadwal Pelaksanaan KegiatanDalam pelaksanaan kegiatan pengembangan teaching factory agar
dapatberjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, maka Tim PengembangTeaching Factory SMK
Negeri 1 Sragen menyusun jadwal pelaksanaan kegiatansebagai berikut
;No.Komponen/Program/Bentuk Kegiatan JmlKegTahun 2021Juli Agustus September Oktober
November1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41.Pengenalan dan Pemahaman KonsepTeaching
Factory 12.Penyusunan Program KerjaPengembanganTeaching Factory 2.1 Pembahasan Program
KerjaPengembangan TeFa (semuakompetensi)12.2 Penyusunan/pembuatanProgram Kerja TeFa
(olehpetugas)23.Penyusunan Perangkat PembelajaranTeFa 3.1 Pendampingan/Workshop13.2
Penyusunan PerangkatPembelajaran34.Penyusunan RancanganPengkondisian Fasilitas
TeachingFactory:24.1. Workshop ke 1, PenyusunanDraft Rancangan PengkondisianFasilitas Teaching
Factory4.2. Workshop ke 2, FinalisasiRancangan PengkondisianFasilitas Teaching Factory5.Magang
Industri 16.Pengkondisian Fasilitas dan SaranaPrasarana 6.1 Pembenahan Bengkel16.2 Revitalisasi
Peralatan16.3 Penataan Lingkungan16.4 Pengembangan WEB Site1
Iklan
Iklan
BAB VPENUTUPSMK Negeri 1 Sragen melalui Proposal Bantuan Pengembangan Teaching Factory
iniadalah salah satu upaya dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM)guru dan siswa
yang memiliki skil/keahlian yang profesional siap bersaing,menyiapkan sarana prasarana praktik yang
representatif sesuai standar yang ada diindustri sehingga siswa mampu menghasilkan produk/karya
yang bernilai ekonomissebagai bekal ketika mereka telah tamat dari sekolah. Selain itu juga
untukmembangun hubungan kemitraan dengan dunia industri yang relevan, agarketerserpan tenaga
kerja tamatan dapat maksimal.Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK pada umumnya masih
kurangmemiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran polaTeaching
Factory yang hakekatnya memboyong sistem dan suasana industri sebagaipendekatan pembelajaran
di SMK diharapkan menjadi transfer teknologi dari industri,yang pada akhirnya kualitas guru akan
meningkat. Pola pembelajaranTeaching Factorydirancang berbasis produksi barang/jasadengan
mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri,akan memberi pengalaman
pembelajaran kompetensi tambahan terutamasoft skillseperti etos kerja disiplin, jujur,
bertanggungjawab, kreatif-inovatif, karakterkewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi secara cerdas
dan sebagainya.Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh melalui pendidikan kejuruan
yangdiselenggarakan secara konvensional, yang pada pembelajarannya hanyadilaksanakan sampai
pada pencapaian kompetensi keahlian sebagaihard skill.Selain itu Hubungan kerjasama antara SMK
dengan industri dalam pola pembelajaranTeaching Factoryakan berdampak positif untuk
meningkatkan kerjasama(partnership)secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisiwin-win
solution.Penerapan pola pembelajaranTeaching Factorymerupakan sinkronisasi duniapendidikan
kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadicheck and balanceterhadap proses pendidikan pada
SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan(link and match)dengan kebutuhan pasar
kerja.Sragen, 11 April 2021Kepala SMK Negeri 1 SragenKabupaten SragenDrs. S A R N O, M.Pd.NIP.
19610613 199033 1 003