Makalah Dasar Kependidikan (Kelompok 4) Pfc2023

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR KEPENDIDIKAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. ANGGUN CAHAYA INTANA (23030184041)


2. DITA MEI LIA (23030184048)
3. SHERLYNGGAR ANUGRAH (23030184063)
4. ADE SURYA ANGGARA PUTRA (23030184064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023

KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan atas limpahan
Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN” ini dengan lancer dan
tepat waktu.

Adapun tujuan kami dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Dasar Kependidikan. Makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Standar Nasional Pendidikan pada Dasar
kependidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Utama Alan Deta. M.Pd,M.Si
dan Ibu Dra. Suliyanah. M.Si selaku Dosen pada mata kuliah Dasar
Kependidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat serta dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 16 September 2023

(Kelompok 4)

DAFTAR ISI

HALAMAN
UTAMA………………………………………………………………………….i
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….i
i

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………………
……….1

A. Latar
Belakang………………………………………………………………...............
1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………..2
C. Tujuan…………………………………………………………………………
……….2

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………………………………
……...3

A. Pengertian Standar Nasional


Pendidikan……………………………………………...3
B. Definisi Ruang Lingkup Standar Nasional
Pendidikan………………………………..3
C. Prinsip Penyusunan dan Pengembangan Standar Nasional
Pendidikan………………4

BAB III

PENUTUP……………………………………………………………………………
………..

Kesimpulan……………………………………………………………………
………..
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………..
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sektor penting dan utama dalam Pembangunan bangsa.
Negara bertanggung jawab penuh atas pendidikan dalam mencetak generasi
penerus bangsa. Berbagai kebijakan dan program pendidikan selalu digulirkan dan
diupayakan untuk terus membangun dan memperbaiki bidang pendidikan. Tugas
pendidikan tidak hanya pada pencapaian kuantitas pendidikan, pemerataan
pendidikan, atau pemenuhan hak memperoleh pendidikan saja, leboh dari itu
kualitas penyelenggaraannya harus tetap diperhatikan. Saat ini pendidikan di
Indonesia masih belum bisa bersanding dengan negara maju lainnya.
Standar Pendidikan di Indonesia diselenggarakan oleh satuan pendidikan
dengan mengacu delapan Standar Pendidikan Nasional(SPN). Kedelapan standar
harus dicapai dlam penyelenggaraan pendidikan pada setiap satuan pendidikan.
Akan tetapi, dalam pelaksanaannya ternyata banyak permasalahan yang dihadapi.
Terutama pada komponen standar kompetensi lulusan yang masih belum sesuai
dengan kebutuhan masyrakat, dunia usaha dan dunia industri. Standar kedua yang
masih banyak ditemukan masalah adalah standar sarana dan prasarana di mana
tidak sedikit juga ditemukan bangunan sekolah yang sudah tidak layak serta
kurangnya prasarana yang memadai. Rendahnya mutu guru serta tidak sesuainya
kualifikasi pendidikan dan pendidik serta tenaga kependidikan menjadi masalah
yang perlu dituntaskan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari Standar Nasional Pendidikan?
2. Bagaimana definisi dan keterkaitan ruang lingkup Standar Nasional
Pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja hambatan yang terjadi terkait Standar Nasional Pendidikan?
C. Tujuan
1. Menganalisis definisi dari Standar Nasional Pendidikan.
2. Menganalisis definisi dan keterkaitan ruang lingkup Standar Nasional
Pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui hambatan terkait Standar Nasional Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Standar Nasional Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara kesatuan republik Indonesia
yang tercantum dalam Undang-Undang No.20/2003 Bab 1 pasal 1 ayat (17).
SNP ditetapkan pemerintah dan harus dipenuhi oleh satuan pendidikan serta
semua pemangku kepentingan dalam mengelola dan menyelenggarakan
pendidikan. Terdapat alasan mengapa standar nasional pendidikan diperlukan
di Indonesia yaitu pertama, Indonesia sebagai negara berkembang di mana
komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengeluarkan dana
pendidikan masih sangat minim. Kedua, sebagai negara kesatuan diperlukan
suatu penilaian dari sistem kinerja Sisdiknas. Ketiga, Indonesia sebagai
anggota masyarakat global berada dalam pergaulan bersama negara lainnya
agar dapat dilihat kebutuhan akan sumber daya manusia yang dapat bersaing
dengan negara lain sehingga kualitas pendidikan menjadi indikator mutlak
yang harus dipenuhi. Keempat, fungsi SNP untuk melakukan pengukuran
kualitas pendidikan, dengan adanya standar yang bukan merupakan ukuran
yang statis akan tetapi akan terus meningkat. Kelima, fungsi standar adalah
untuk pemetaan masalah pendidikan. Keenam, fungsi SNP dalam rangka
menyusun strategi dan rencana pengembangan setelah diperoleh data dari
evaluasi belajar (Tilaar, 2012: 106-109).
Pentingnya standar untuk menjadikan acuan dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional menjadi suatu hal yang harus dipenuhi. SNP berfungsi
sebagai dasar dalam perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan
dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu, SNP juga
bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dengan adanya
SNP, satuan pendidikan dapat menjadikan SNP sebagai tolok ukur
penyelenggaraan pendidikan, SNP juga dijadikan landasan untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia terutama di satuan pendidikan
menjadi lebih mudah diukur serta dinilai mutunya. Pencapaian standar dapat
menjadi alat ukur untuk menentukan Langkah perbaikan serta kebijakan yang
akan dilakukan
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
SNP disusun oleh Badan Standard Nasional Pendidikan (BSNP) yang
merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah sesuai dengan amanat UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 35
ayat (3) yang berisikan tentang pengembangan SNP serta pemantauan dan
pelaporan pencapaian secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. BSNP
merupakan lembaga independen dan professional yang mengemban misi
untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi
pelaksanaan standar nasional pendidikan. Tugas dan kewenangan BSNP
adalah membantu Menteri Pendidikan Nasional dan memiliki kewenangan
untuk mengembangkan SNP, menyelenggarakan Ujian Nasional (UN),
memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam
penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan,merumuskan kriteria kelulusan
pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta menilai
kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran. Standar
yang dikembangkan oleh BSNP berlaku efektif dan mengikat semua satuan
pendidikan secara nasional.
SNP yang disusun harus disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global.
Gambar 1. Hubungan Antarstandar dalam SNP
Sumber: Direktorat Jenderal Pendididikan Dasar dan Menengah (2016)
B. Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan
1. STANDAR ISI
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran. Standar Isi
mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan.
2. STANDAR PROSES
Pasal 19 ayat (1): Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik Untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam
proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi
lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar
kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
 Kompetensi pedagogic
 Kompetensi kepribadian
 Kompetensi professional
 Kompetensi sosial.

Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,


SMA/MA, SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan
Paket A, Paket B dan Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan
pelatihan.
Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas
satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan
tenaga kebersihan.

5. Standar Sarana dan Prasarana


Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
6. STANDAR PENGELOLAAN
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional
agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Standar pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar
pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah
Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah.
7. Standar Pembiayaan Pendidikan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Pembiayaan pendidikan terdiri atas :
 biaya investasi
 biaya operasi
 biaya personal
Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya


pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas


meliputi:

 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan


yang melekat pada gaji
 Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai
 Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
8. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
Standar penilaian adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas:
 Penilaian hasil belajar oleh pendidik
 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
 Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:
 Penilaian hasil belajar oleh pendidik
 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana
dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
posisi standar nasional pendidikan dalam implementasi kuriklum tingkat
satuan pendidikan jika dilihat secara garis besar yang terjadi di daerah kita sangatlah
tidak memuaskan, pasalnya praktek lapangan pendidikan yang terjadi sama sekali
tidak mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya permasalahan yang terjadi, salah satunya,
ketetapan bsnp tentang standar sarana dan prasarana, pengelolaan serta pembiayaan
yang mengharuskan pengeluaran biaya yang relatif besar, namun kenyataan sangat lah
bertolak belakang dengan apa yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai