Proposal Penelitian Andika
Proposal Penelitian Andika
Proposal Penelitian Andika
Oleh:
ANDIKA
NIM. D1B120028
Proposal
Diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada jurusan/prog studi Agroteknologi
Oleh:
ANDIKA
NIM. D1B120028
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Andika
NIM : D1B120028
Menyetujui;
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Nini Mila Rahni, S.P., M.P. Dr. Ir. Tresjia Corina Rakian, M.P.
NIP. 19761027 200604 2 001 NIP. 19631112 198902 2 001
Mengetahui,
Tanggal Disetujui:
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
pekinensis) terhadap Komposisi Media Tanam dan Pupuk Organik Cair Berbasis
Limbah Pasar”. Penulisan proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat
orang tua yang tiada henti mendoakan kebaikan dan memberikan dukungan moril
maupun materil kepada Penulis. Tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih
atas dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan dari segenap teman-teman
penelitian ini.
kekurangan. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca sekalian demi penyusunan proposal penelitian dengan tema serupa yang
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul..................................................................................... i
Halaman Judul......................................................................................... ii
Halaman Pengesahan.............................................................................. iii
Kata Pengantar........................................................................................ iv
Daftar Isi................................................................................................... v
Daftar Gambar........................................................................................ vi
Daftar Lampiran...................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan.................................................................... 4
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Denah Penelitian...................................................................... 25
vii
I. PENDAHULUAN
termasuk kedalam famili Brassicaceae. Kandungan gizi pada tanaman ini berupa
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi (fe), vitamin A, vitamin B dan
vitamin C (Marian dan Tuhuteru, 2019). Rasanya yang manis, renyah dan enak
membuat permintaan konsumen akan jenis sayur ini sangat besar. Tanaman sawi
putih di berbagai Negara baik dikawasan Asia maupun Eropa menjadi mata
dagang ekspor yang cukup tinggi. Pasarnya yang cukup luas, sawi menjadi jenis
2020 mencapai 929 ton, tahun 2021 mencapai 1.191 ton dan tahun 2022 mencapai
1.452 ton (BPS, 2022). Hal ini menunjukan adanya peningkatan produksi tanaman
sawi dari tiga tahun terakhir. Namun, peningkatan produksi tanaman tersebut
masih tergolong rendah dibandingkan dengan Jawa Barat yang mencapai 173. 537
ton di tahun 2022 dan masih belum dapat memenuhi jumlah permintaan pasar.
Pasarnya yang cukup luas mulai dari dalam Negri hingga ke luar Negri membuat
Komposisi media tanam yang baik dan penggunaan pupuk menjadi beberapa
media tanam harus menghasilkan struktur sesuai karena setiap jenis media tanam
memiliki pengaruh yang berbeda bagi tanaman. Beberapa bahan media tanam
yang dapat digunakan yaitu tanah top soil, arang sekam dan pupuk kandang.
Tanah top soil merupakan salah satu tanah yang mengandung nutrisi yang
dibutuhkan tanaman. Top soil itu sendiri adalah tanah yang berada di permukaan
yang memiliki kandungan nutrisi atau unsur hara yang tinggi karena tanah ini
telah tercampur oleh hasil pelapukan dan hasil metabolisme berbagai organisme.
Kandungan yang terdapat pada tanah ini juga terdiri dari potasium, fosfor dan
nutrisi yang ada pada tanah top soil (Rizki dan Novi, 2017).
Media tanam harus dapat mengikat air dan unsur hara bagi tanaman serta
kelembaban dan aerasi dalam media tanam harus tetap terjaga. Salah satu media
tanam yang baik dalam meningkatkan kualitas tanah dan menyuburkan tanaman
adalah arang sekam. Arang sekam sendiri memiliki kemampuan menahan air dan
porositas yang baik, dengan sifatnya tersebut maka dapat memperbaiki struktur
tanah sehingga aerasi dan draenase menjadi lebih baik serta memiliki pH antara 8
̶ 9 yang dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah yang asam (Hartati et al.,
2021).
seperti nitrogen, fosfor, kalium dan lainnya. Nitrogen menjadi salah satu unsur
3
hara utama dalam tanaman sawi dan hara tersebut bisa didapatkan pada pupuk
kandang. Nitrogen yang ada pada pupuk kandang diubah menjadi bentuk nitrat
tersedia. Nitrat tersebut mudah larut dan akan bergerak ke daerah perakaran
tanaman sehingga dapat diserap secara langsung (Hamzah, 2014). Pupuk kandang
yang dapat digunakan yaitu berasal dari kotoran ayam yang memiliki kandungan
unsur hara N 1%, P 0,80%, K 0,40% dan kadar air 55%. Kotoran ayam dapat
Penambahan pupuk organik cair yang berasal dari limbah air kelapa dan
sayuran sawi juga dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. Air kelapa
mengandung zat pengatur tumbuh berupa sitokinin, auksin dan giberelin. Zat
perkembangan tanaman (Hidayanti et al., 2022). Selain itu sekitar 20% bagian
berupa kalori, protein, serat, Ca dan Fa yang dibutuhkan tanaman (Rahmah et al.,
2014).
pada tanaman sawi putih harus benar dan tepat untuk mencegah terjadinya
sawi putih. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan komposisi media tanam dan
pupuk organik cair yang tepat pada budidaya tanaman sawi putih. berdasarkan
1. Apakah penggunaan berbagai komposisi media tanam dan pupuk organik cair
sawi putih?
media tanam dan pupuk organik cair limbah pasar terhadap pertumbuhan dan
organik cair limbah pasar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih.
terbaik.
5
1. Menjadi bahan informasi bagi petani terkait pengaruh komposisi media tanam
dan POC organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih.
penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
cabbage atau Chinese white cabbag. Kandungan air pada sawi putih cukup tinggi
yaitu 92,8% sehingga tanaman ini mudah busuk dan rusak, namun secara kimiawi
mengandung protein, vitamin dan mineral yang relative tinggi (Masyitho et al.,
sekitar 5 cm, memiliki batang sejati pendek dan bersayap terletap di bagian dasar
yang berada dalam tanah dengan panjang batang 1,5 cm dan diameternya 3,5 cm
membungkus dengan pelepah daun yang lebih muda. Daun sawi juga memiliki
Struktur bunga pada tanaman sawi putih tersusun dalam tangkai bunga
yang tumbuh tinggi dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri dari empat
helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah,
empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Fuad, 2010).
Buah tanaman sawi merupakan tipe buah polong yang bentuknya memanjang dan
berongga. Tiap buah terdapat 2 ̶ 8 butir biji yang bentuknya bulat kecil berwarna
coklat atau coklat kehitaman, permukaannya licin mengkilap dan agak keras
(Fitaningrum, 2011).
dan memiliki drainase yang baik. Tingkat keasaman (pH) tanah yang dibutuhkan
tanaman sawi agar tumbuh dengan baik yaitu pada pH 6 ̶ 7. Ketika tanah memiliki
keasaman (pH < 6) dianjurkan untuk melakukan pengapuran yang bertujuan untuk
(Zulkarnain, 2013). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil tanaman sawi putih adalah jarak tanam. Adanya persaingan unsur hara dan
cahaya matahari untuk kebutuhan fotosintesis maka perlu untuk menentukan jarak
tanam. Jarak tanam yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman
pegunungan karena dapat tumbuh diiklim panas dan dingin. Pada ketinggian 5
meter sampai 1.200 meter diatas permukaan laut sangat ideal untuk
8
berkisar antara 19 ̶ 21oC, kelembaban antara 80 ̶ 90% dan curah hujan antara 1.000
̶ 1.500 milimeter per tahun (Laia et al., 2023). Tanaman sawi putih membutuhkan
mendapatkan cahaya matahari yang cukup maka daun akan berwarna hijau
Pupuk adalah sumber unsur hara utama yang nantinya akan menentukan
tingkat pertumbuhan dan hasil tanaman. Setiap unsur hara memiliki peranan
kurang pada tanaman. Pemupukan adalah salah satu solusi dalam meningkatkan
unsur hara pada tanah sehingga kebutuhan unsur hara pada tanaman dapat tersedia
sifat fisika dan kimia tanah. akan tetapi, penggunaan pupuk tersebut memerlukan
memiliki kelebihan yaitu mudah terurai sehingga langsung dapat diserap oleh
9
tanaman. Akan tetapi, pupuk anorganik juga memiliki kelemahan yaitu harganya
lingkungan dan tidak dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah (Purnomo et
al., 2013).
Pupuk organik memiliki sifat baik terhadap kualitas tanah, dalam proses
Ca, Mg, S serta unsur hara mikro lainnnya (Kurniadie et al., 2021). Pupuk organik
dapat dibedakan menjadi pupuk organik padat dan cair. Pupuk organik padat
dapat menggemburkan tanah sehingga struktur tanah menjadi lebih baik. Pupuk
ini berasal dari bahan alami yang telah mengalami proses dekomposisi atau
fermentasi. Salah satu contoh pupuk organik padat adalah pupuk kandang ayam.
Pupuk kandang ayam mempunyai beberapa sifat alami yang lebih baik dari pupuk
lainnya (Saepuloh et al., 2020). Pupuk kandang ayam mengandung unsur makro
(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron,
kobalt dan molibdenum) dalam jumlah yang sedikit (Nurrudin et al., 2020).
Kandungan nitrogen pada pupuk kandang ayam sebesar 1%, phosphor 0,8% dan
Pupuk organik cair merupakan ekstrak bahan organik yang sudah melalui
proses pelarutan. Pupuk organik cair dapat diaplikasikan melalui daun atau dapat
10
ada juga yang langsung digunakan pada tanah sehingga dapat diserap oleh akar
Air kelapa merupakan bagian dari tanaman kelapa yang memiliki manfaat
bagi kesehatan dengan salah satu zat gizi dalam air kelapa yang mempunyai kadar
tinggi adalah kalium yaitu 3.120 mg L -1 (Mulyadi et al., 2013). Pengolahan buah
kelapa menjadi kelapa gongseng, bagian yang digunakan hanya buahnya saja
sedangkan airnya belum dimanfaatkan sepenuhnya. Hal ini membuat limbah air
kelapa yang terbuang percuma dan menimbulkan bau bahkan dapat mencemari
lingkungan terlihat kumuh dan kotor (Jasmi et al., 2021). Air kelapa dapat
hormon yang dapat membantu pertumbuhan vegetatif tanaman yang dimana dapat
terutama dalam pertumbuhan tunas pucuk (Ariyanti et al., 2018). Pupuk organik
cair air kelapa mengandung hormon auksin dan sitokinin serta memiliki nutrisi
yang komplek yang dibutuhkan tanaman (Sukarini et al., 2023). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain
kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan
protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium
(Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S).
Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin
seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin
Pupuk organik dapat diperoleh dari sisa tumbuhan salah satunya yaitu
bagian daun. limbah sayuran banyak digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk
baik itu pupuk bokasi ataupun pupuk cair (Anggini et al., 2019). Pupuk organik
cair yang berasal dari limbah sayuran seperti sawi, kubis, kangkung dan lainnya,
dapat dijadikan sebagai pupuk hayati dan pestisida organik (Indrajaya dan
suhartini, 2018). Limbah sayur sawi sangat cocok dijadikan POC karena memiliki
kandungan air yang tinggi, karbohidrat, protein dan lemak. Ditambah lagi limbah
dengan mencampurkan 500 g daun kelor yang sudah dihaluskan, 3 L air kelapa,
500 g gula merah dan 20 mL Em4 kemudian diaduk sampai tercampur. Setelah 2
minggu pupuk tersebut disaring dan hasilnya disimpan ke dalam botol plastik
sebagai larutan stok (Rahman, 2020). Pemberian pupuk organik cair dari
campuran 1 kg sawi putih, 1 kg tanah subur, 100 g terasi, 200 g gula merah, 200
daerah lain di Indonesia. Rendahnya produksi tanaman sawi putih salah satunya
disebabkan oleh kurangnya kesuburan tanah dan sistem budidaya yang kurang
optimal seperti penggunaan media tanam yang kurang tepat. Pemberian pupuk
yang kurang tepat dalam jumlah takaran dan pengaplikasiannya serta penggunaan
media tanam yang kurang baik akan berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi
dilakukan. Hal tersebut dapat meninggalkan residu kimia yang dapat mengganggu
kesehatan tanah sehingga berakibat buruk pada produktivitas tanah dan hasil
budidaya.
baik. Penggunaan komposisi media tanam berupa tanah top soil, arang sekam dan
pupuk kandang ayam diupayakan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Tanah top soil memiliki kandungan unsur hara yang berasal dari hasil
kemampuan menahan air dan porositas yang baik sehingga dapat memperbaiki
struktur media tanam dan pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara
nitrogen yang cukup tinggi sangat cocok untuk tanaman sawi putih. Sedangkan
pemberian pupuk organik cair yang berasal dari limbah air kelapa dan sayuran
sawi akan menambahkan nutrisi atau unsur hara pada tanah sehingga ketersediaan
unsur hara makro berupa N, P, K maupun unsur hara mikro yang terkandung pada
pupuk kandang ayam dan pupuk organik cair tersebut dapat meningkatkan
13
pertumbuhan dan produksi tanaman sawi putih. Bagan alur dapat dilihat pada
tanam dan pupuk organik cair limbah pasar terhadap pertumbuhan dan hasil
2. Berbagai komposisi media tanam dan atau pupuk organik cair limbah pasar
putih.
Halu Oleo. Waktu pelaksanaan penelitian dari Bulan Januari sampai dengan
Februari 2024.
Alat yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu pacul, karung plastik,
parang, ember ukuran 3 L, gembor, botol plastik, polibag ukuran 6,5 cm x 5 cm,
polibag ukuran 30 cm x 30 cm, gelas ukur, mistar, kamera dan alat tulis menulis.
Bahan yang akan digunakan yaitu benih sawi putih hibrida Eikun, pupuk kandang
ayam, limbah air kelapa dan sayuran sawi, gula merah, Em4, sekam bakar, tanah
dan label.
Pembuatan POC berbahan dasar sayuran sawi putih dilakukan dengan cara
setelah itu dimasukkan ke dalam ember dan ditambahkan air kelapa sebanyak 3 L,
gula merah sebanyak 500 g dan Em4 sebanyak 20 mL kemudian diaduk sampai
tercampur rata lalu ditutup. Setiap harinya penutup dibuka selama 5 menit untuk
mengurangi gas dalam ember. Setelah 2 minggu pupuk tersebut disaring dan
2. Persemaian
Persemaian akan diawali dengan membuat media semai yang berasal dari
campuran tanah top soil, pupuk kandang ayam dan arang sekam dengan
polibag yang berukuran 6,5 cm x 5 cm. Media persemaian diletakkan dengan rapi
merendam benih pada air hangat selama 4 jam. Benih yang tenggelam setelah
proses perendaman dipilih sebagai benih yang akan digunakan dan benih tersebut
ditiriskan di atas permukaan tisu. Selanjutnya benih disemaikan pada media yang
telah dipersiapkan dan sudah disirami air terlebih dahulu sehingga media dalam
kondisi basah dan lembab. Setiap media pembibitan ditanami dua benih sawi
putih.
dibuka agar benih yang tumbuh tidak bengkok. Selama masa pembibitan
3. Persiapan Lahan
gulma secara mekanik atau membabat menggunakan parang dan sabit kemudian
untuk menjaga tanaman agar terhindar dari serangan hama, penyakit dan
mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dan sinar matahari yang mungkin
terjadi.
Media tanam yang akan digunakan pada penelitian budidaya sawi putih
dalam polibag ini terdiri dari tanah top soil, arang sekam dan pupuk kandang
ayam. Tanah yang akan digunakan merupakan tanah yang berada dipermukaan
hingga kedalaman 20 cm. Akar-akar tanaman maupun daun yang tercampur oleh
tanah dipisahkan. Sekam yang digunakan sebagai media tanam adalah sekam
bakar yang sudah melalui proses pembakaran. Pupuk kandang ayam sebelum
digunakan terlebih dahulu diayak sehingga bentuk dari pupuk tersebut menjadi
5. Penanaman
Penanaman akan dilakukan setelah polibag diisi media tanam yang telah di
umur bibit kurang lebih 3 minggu dan mencapai ukuran sekitar 5 ̶ 10 cm dan
memiliki setidaknya satu set daun sungguhan maka tanaman sudah dapat
pada sore hari bertujuan agar bibit sawi putih yang ditanam tidak terpapar sinar
jarak tanam antara polibag yaitu 15 cm, antar perlakuan 30 cm dan antar ulangan
berjarak 50 cm.
6. Pengaplikasian Pupuk
dasar pada media tanam. Pemberian pupuk kandang ayam dilakukan 2 minggu
sebelum tanam sesuai dengan perlakuan media tanam yang telah ditentukan.
Pupuk organik cair akan diberikan setelah tanaman berumur 1 minggu setelah
tanam (MST). Pemberian POC dilakukan pada pagi hari dengan cara
menyiramkan larutan POC murni tanpa campuran air ke media tanam sesuai
dengan perlakuan.
7. Pemeliharaan Tanaman
terluar rusak atau terdapat tanda-tanda daun layu karena serangan penyakit.
8. Panen
Panen akan dilakukan pada saat tanaman sawi putih berumur 40 hari sejak
dua faktor yang terdiri dari komposisi media tanam dan pupuk organik cair yang
Faktor pertama adalah perbandingan komposisi media tanam (K) yang terdiri dari
K0 = Tanah (Kontrol)
Faktor kedua adalah pupuk organik (P) terdiri dari tiga taraf yaitu:
tanaman. jarak tanam antara polibag yaitu 15 cm, antar perlakuan 30 cm dan antar
ulangan 50 cm.
1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai ke ujung daun
2. Jumlah daun (helai), dihitung semua daun yang terbentuk sempurna pada
3. Luas daun (cm2), dihitung dengan mengukur panjang dan lebar daun pada
LD = p x l x k
Keterangan:
P = Panjang
l = Lebar
k = Konstanta daun (0,75) (Susilo, 2015).
4. Berat segar tanaman (g), ditimbang pada saat panen dengan menimbang
5. Bobot kering tanaman (g), ditimbang semua bagian tanaman yang meliputi
akar, batang dan daun. Penimbangan dilakukan pada akhir penelitian setelah
6. Nisbah pupus akar, ditimbang masing-masing bagian atas dan akar tanaman
NPA = Wa
Wb
Keterangan:
Wa = Bobot kering bagian atas tanaman
Wb = Bobot kering bagian akar tanaman
ragam berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK). Jika F hitung lebih besar dari
21
Ftabel, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf
kepercayaan 95%.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, I., Izatti, M. dan S.W.A. Suedy. 2014. Pengaruh Pemberian Kombinasi
Pupuk Organik Padat dan Organik Cair terhadap Porositas Tanah dan
Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amarantus tricolor L.). Jurnal Biologi.
3(2): 1 ̶ 10.
Anggini, D., Hartono, R. dan O. Anwarudin. 2019. Perilaku Petani dalam
Pemanfaatan Limbah Sayuran sebagai Pupuk Bokashi pada Tanaman
Sawi Putih. Jurnal Triton. 10(1): 99 ̶ 115.
Ariyanti, M., Suherman, C., Maxiselly, Y. dan S. Rosniawaty. 2018. Pertumbuhan
Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) dengan Pemberian Air
Kelapa. Jurnal Hutan Pulau-pulau Kecil. 2(2): 201 ̶ 212.
Fakdalillah., Basir, M. dan I. Wahyudi. 2016. The Effect of Cow Manure on
Phospphate Uptake of Cabbage (Brassica pekinensis) in Entisols
Sidera. Journal Agrotekbis. 4(5): 491 ̶ 499.
Fitaningrum, D. 2011. Budidaya Tanaman Sawi Putih (Brassica pekinensia L.) di
KPPP Soropadan Temanggung. Laporan Tugas Akhir Program Studi
Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Fuad, A. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Laporan Tugas
Akhir Program Studi D-III Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur
Pertamanan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Gunawan, R., Kusmiadi, R. dan E. Prasetiyono. 2015. Studi Pemanfaatan Sampah
Organik Sayuran Sawi (Brassica juncea L.) dan Limbah Rajungan
(Portunus pelagicus) untuk Pembuatan Kompos Organik Cair. Jurnal
Pertanian dan Lingkungan. 8(1): 37 ̶ 47.
Hamzah, S. 2014. Pupuk Organik Cair dan Pupuk Kandang Ayam Berpengaruh
kepada Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L. ). Jurnal
Agrium. 18(3): 228 ̶ 234.
Hartati., Azmin, N., Emi, C., Bakhtiar., Nasir, M., Fahruddin. dan Andang. 2021.
Pengaruh Penambahan Arang Sekam terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kangkung Darat (Ipomoea reptans). Jurnal Pendidikan Biologi. 10(1):
1 ̶ 7.
Hidayanti, E., Emilda. dan T. Supriyatin. 2022. Respons Pertumbuhan Tanaman
Kacang Hijau (Vigna radiata) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair
Limbah Air Kelapa dan Keong Mas. Jurnal EDUBIOLOGI. 2(1): 14 ̶
25.
23
Indrajaya, A.R. dan S. Suhartini. 2018. Uji Kualitas dan POC dari MOL Limbah
Sayuran terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Sawi. Journal of
Biological Studies. 7(8): 579 ̶ 589.
Jasmi, J., Dewi, H.A., Susila, P., Gunawan, A. dan R. Rosmeri. 2021. Teknik dan
Aplikasi Olahan Limbah Air Kelapa Menjadi Pupuk Organik Cair Guna
Meningkatkan Produksi Tanaman. Jurnal Pengabdian Agro and Marine
Industry. 1(2): 1 ̶ 6.
Karim, H.A., Fitritanti, F. dan Y. Yakub. 2020. Peningkatan Produktifitas
Tanaman Sawi Melalui Penambahan Pupuk Kandang Ayam dan NPK
16. 16. 16. Jurnal Ahli Muda Indonesia. 1(1): 65 ̶ 72.
Kurniadie, D., Umiyati, U. dan D.A. Ardhianty. 2021. Efikasi Campuran
Tienkarbazon Metil dan Tembotrion sebagai Herbisida Purna Tumbuh
terhadap Gulma Berdaun Lebar dan Sempit Pada Budidaya Tanaman
Jagung. Jurnal Kultivasi. 20 (3): 202 ̶ 212.
Laia, B., Ndruru, H. dan T. Nainggolan. 2023. Pengaruh Jenis Dosis Pupuk
Kandang terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Putih (Brassica junce
L.). Jurnal Agrotekda. 7(1): 1 ̶ 12.
Lathifah, A. dan S. Jazilah. 2018. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Macam Pupuk
Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Putih
(Brassica pekinensia L.). Jurnal Ilmiah Pertanian. 14(1): 1 ̶ 8.
Mansyur, N.I., Pudjiwati, E.H. dan A. Murtilaksono. 2021. Pupuk dan
Pemupukan. Syiah Kuala Universitas Press. Banda Aceh.
Marian, E. dan S. Tuhuteru. 2019. Utilization of Tofu Liquid Waste as Liquid
Organic Fertilizer on the Growth and Yield of White Mustard Plants
(Brasica pekinensis). Agritrop. 17(2): 135 ̶ 145.
Masyitho, P.D., Pratiwi, S.H. dan R.T. Purnamasari. 2022. Pengaruh Intensitas
Radiasi Matahari dan Pemberian Pupuk Nitrogen terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi Putih (Brassica pekinensia L. Var. Belona
F1). Jurnal Teknologi Tanaman Terapan. 1(1): 38 ̶ 47.
Mulyadi, Y., Sudarno, S. dan E. Sutrisno. 2013. Studi Penambahan Air Kelapa
pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Cair Ikan terhadap
Kandungan Hara Makro C, N, P, dan K. Jurnal Teknik Lingkungan.
2(4): 1 ̶ 14.
Munthe, K., Pane, E. dan L. Ellen. 2018. Cultivation of Cultivated Plants
(Brassica juncea L.) On Different Verticultural Cropping Media.
Journal of Agrotechnology and Agricultural Sciences. 2(2): 138 ̶ 151.
Nurrudin, A., Haryono, G. dan Y.E. Susilowati. 2020. Pengaruh Dosis Pupuk N
dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Hasil Tanaman Kubis (Brassica
24
Valdhini, I.Y. dan N. Aini. 2017. Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Putih (Brassica chinensis L.)
secara Hidroponik. Jurnal Ilmu Pertanian. 2(1): 39 ̶ 46.
Walida, H., Harahap, D.E. dan M. Zuhirsyan. 2020. Pemberian Pupuk Kotoran
Ayam dalam Upaya Rehabilitasi Tanah Ultisol Desa Janji yang
Terdegradasi. Jurnal Agrica Ekstensia. 14(1): 75 ̶ 80.
Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. PT Bumi Aksara. Jakarta.
LAMPIRAN
I II III
50 cm 15 c m
U
P1K0 P2K2 P0K1
30 cm B T
P0K3 P0K1 P2K3
Keterangan:
K0 : Tanah Top soil Jarak polibag antar perlakuan: 30 cm
K1 : Tanah Top soil : arang sekam (2:1) Jarak antar kelompok: 50 cm
K2 : Tanah Top soil : pupuk kandang ayam Jarak polibag dalam satu perlakuan: 15 cm
(2:1) Jumlah ulangan: 3
K3 : Tanah Top soil : arang sekam : pupuk Jumlah perlakuan: 36
kandang ayam (2:1:1) Jumlah tanaman per perlakuan: 4
P0 : Tanpa perlakuan Jumlah tanaman keseluruhan: 144
P1 : POC 30 mL / Tanaman Jumlah sampel keseluruhan: 108
P2 : POC 50 mL / Tanaman