Proposal Penelitian Andika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PENELITIAN

RESPONS TANAMAN SAWI PUTIH (Brassica pekinensis) TERHADAP


KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR
BERBASIS LIMBAH PASAR

Oleh:

ANDIKA
NIM. D1B120028

JURUSAN/PROG STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
RESPONS TANAMAN SAWI PUTIH (Brassica pekinensis) TERHADAP
KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR
BERBASIS LIMBAH PASAR

Proposal
Diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada jurusan/prog studi Agroteknologi

Oleh:
ANDIKA
NIM. D1B120028

JURUSAN/PROG STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Respons Tanaman Sawi Putih (Brassica


pekinensis) terhadap Komposisi Media
Tanam dan Pupuk Organik Cair Berbasis
Limbah Pasar

Nama : Andika

NIM : D1B120028

Jurusan/Prog Studi : Agroteknologi

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nini Mila Rahni, S.P., M.P. Dr. Ir. Tresjia Corina Rakian, M.P.
NIP. 19761027 200604 2 001 NIP. 19631112 198902 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Prog Studi


Agroteknologi

Dr. Nini Mila Rahni, S.P., M.P.


NIP. 19761027 200604 2 001

Tanggal Disetujui:

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

proposal penelitian dengan judul “Respons Tanaman Sawi Putih (Brassica

pekinensis) terhadap Komposisi Media Tanam dan Pupuk Organik Cair Berbasis

Limbah Pasar”. Penulisan proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat

dan tahapan dalam menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) di Jurusan

Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar, terutama kedua

orang tua yang tiada henti mendoakan kebaikan dan memberikan dukungan moril

maupun materil kepada Penulis. Tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih

atas dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan dari segenap teman-teman

sekalian yang secara langsung membantu dalam proses penyelesaian proposal

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran serta masukan dari para

pembaca sekalian demi penyusunan proposal penelitian dengan tema serupa yang

lebih baik lagi.

Kendari, November 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul..................................................................................... i
Halaman Judul......................................................................................... ii
Halaman Pengesahan.............................................................................. iii
Kata Pengantar........................................................................................ iv
Daftar Isi................................................................................................... v
Daftar Gambar........................................................................................ vi
Daftar Lampiran...................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan.................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Deskripsi Teori............................................................................... 6
2.1.1. Botani Tanaman Sawi Putih................................................... 6
2.1.2. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Putih..................................... 7
2.1.3. Pupuk Kandang Ayam sebagai Campuran Media.................. 8
2.1.4. POC Limbah Air Kelapa dan Sayuran sawi........................... 10
2.2. Kerangka Pikir............................................................................... 12
2.3. Hipotesis Penelitian....................................................................... 13

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 15
3.2. Bahan dan Alat............................................................................... 15
3.3. Prosedur Penelitian........................................................................ 15
3.3.1. Pembuatan Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Sawi........ 15
3.3.2. Persemaian............................................................................. 16
3.3.3. Persiapan Lahan..................................................................... 17
3.3.4. Penyiapan Media Tanam........................................................ 17
3.3.5. Penanaman............................................................................. 17
3.3.6. Pengaplikasian Pupuk............................................................ 18
3.3.7. Pemeliharaan Tanaman.......................................................... 18
3.3.8. Panen...................................................................................... 18
3.4. Rancangan Penelitian..................................................................... 19
3.5. Variabel Pengamatan..................................................................... 19
3.6. Analisis Data.................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 21
LAMPIRAN............................................................................................. 25

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagan Alur Kerangka Pikir Penelitian....................................... 13

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Denah Penelitian...................................................................... 25

vii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sawi putih (Brassica pekinensis) merupakan tanaman hortikultura yang

termasuk kedalam famili Brassicaceae. Kandungan gizi pada tanaman ini berupa

protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi (fe), vitamin A, vitamin B dan

vitamin C (Marian dan Tuhuteru, 2019). Rasanya yang manis, renyah dan enak

membuat permintaan konsumen akan jenis sayur ini sangat besar. Tanaman sawi

putih di berbagai Negara baik dikawasan Asia maupun Eropa menjadi mata

dagang ekspor yang cukup tinggi. Pasarnya yang cukup luas, sawi menjadi jenis

sayuran yang banyak disukai masyarakat sehingga komoditas ini memiliki

peluang bisnis yang baik (Munthe et al., 2018).

Produksi sawi di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara pada tahun

2020 mencapai 929 ton, tahun 2021 mencapai 1.191 ton dan tahun 2022 mencapai

1.452 ton (BPS, 2022). Hal ini menunjukan adanya peningkatan produksi tanaman

sawi dari tiga tahun terakhir. Namun, peningkatan produksi tanaman tersebut

masih tergolong rendah dibandingkan dengan Jawa Barat yang mencapai 173. 537

ton di tahun 2022 dan masih belum dapat memenuhi jumlah permintaan pasar.

Pasarnya yang cukup luas mulai dari dalam Negri hingga ke luar Negri membuat

permintaan terhadap tanaman sawi semakin meningkat (Fakdalillah et al., 2016).

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan teknik atau metode

budidaya yang baik sehingga kualitas dan kuantitas komoditas meningkat.

Komposisi media tanam yang baik dan penggunaan pupuk menjadi beberapa

solusi dalam meningkatkan produksi suatu komoditas.


2

Media tanam berfungsi sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman

sehingga berbagai media tanam yang digunakan dapat mempengaruhi peningkatan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Campuran beberapa bahan untuk

media tanam harus menghasilkan struktur sesuai karena setiap jenis media tanam

memiliki pengaruh yang berbeda bagi tanaman. Beberapa bahan media tanam

yang dapat digunakan yaitu tanah top soil, arang sekam dan pupuk kandang.

Tanah top soil merupakan salah satu tanah yang mengandung nutrisi yang

dibutuhkan tanaman. Top soil itu sendiri adalah tanah yang berada di permukaan

yang memiliki kandungan nutrisi atau unsur hara yang tinggi karena tanah ini

telah tercampur oleh hasil pelapukan dan hasil metabolisme berbagai organisme.

Kandungan yang terdapat pada tanah ini juga terdiri dari potasium, fosfor dan

besi. Namun, letak geografis suatu wilayah dapat mempengaruhi kandungan

nutrisi yang ada pada tanah top soil (Rizki dan Novi, 2017).

Media tanam harus dapat mengikat air dan unsur hara bagi tanaman serta

kelembaban dan aerasi dalam media tanam harus tetap terjaga. Salah satu media

tanam yang baik dalam meningkatkan kualitas tanah dan menyuburkan tanaman

adalah arang sekam. Arang sekam sendiri memiliki kemampuan menahan air dan

porositas yang baik, dengan sifatnya tersebut maka dapat memperbaiki struktur

tanah sehingga aerasi dan draenase menjadi lebih baik serta memiliki pH antara 8

̶ 9 yang dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah yang asam (Hartati et al.,

2021).

Pemberian pupuk kandang juga menjadi sumber beberapa unsur hara

seperti nitrogen, fosfor, kalium dan lainnya. Nitrogen menjadi salah satu unsur
3

hara utama dalam tanaman sawi dan hara tersebut bisa didapatkan pada pupuk

kandang. Nitrogen yang ada pada pupuk kandang diubah menjadi bentuk nitrat

tersedia. Nitrat tersebut mudah larut dan akan bergerak ke daerah perakaran

tanaman sehingga dapat diserap secara langsung (Hamzah, 2014). Pupuk kandang

yang dapat digunakan yaitu berasal dari kotoran ayam yang memiliki kandungan

unsur hara N 1%, P 0,80%, K 0,40% dan kadar air 55%. Kotoran ayam dapat

memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman dan dapat memperbaiki sifat

fisik, kimia dan biologi tanah (Walida et al., 2020).

Penambahan pupuk organik cair yang berasal dari limbah air kelapa dan

sayuran sawi juga dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. Air kelapa

mengandung zat pengatur tumbuh berupa sitokinin, auksin dan giberelin. Zat

pengatur tumbuh tersebut berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Hidayanti et al., 2022). Selain itu sekitar 20% bagian

tanaman sawi tidak dimanfaatkan sehingga limbah tersebut dapat dimanfaatkan

menjadi pupuk organik cair karena memiliki kandungan komposisi nutrient

berupa kalori, protein, serat, Ca dan Fa yang dibutuhkan tanaman (Rahmah et al.,

2014).

Penggunaan komposisi media tanam dan pemberian pupuk organik cair

pada tanaman sawi putih harus benar dan tepat untuk mencegah terjadinya

kekurangan unsur hara yang dapat menimbulkan penurunan produksi tanaman

sawi putih. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan komposisi media tanam dan

pupuk organik cair yang tepat pada budidaya tanaman sawi putih. berdasarkan

permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan


4

judul “Respons tanaman sawi putih (Brassica pekinensis) terhadap komposisi

media tanam dan POC berbasis limbah pasar”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan berbagai komposisi media tanam dan pupuk organik cair

limbah pasar memberikan interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

sawi putih?

2. Apakah secara mandiri penggunaan berbagai komposisi media tanam dan

pupuk organik cair limbah pasar memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman sawi putih?

3. Perlakuan manakah yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik?

1.3. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara penggunaan berbagai komposisi

media tanam dan pupuk organik cair limbah pasar terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman sawi putih.

2. Untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam dan pupuk

organik cair limbah pasar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih.

3. Untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan pertumbuhan dan hasil

terbaik.
5

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Menjadi bahan informasi bagi petani terkait pengaruh komposisi media tanam

dan POC organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih.

2. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang sejalan dengan

penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teori

2.1.1. Botani Tanaman Sawi Putih

Sawi putih (Brassica pekinensia) biasa disebut sebagai petsai, Napa

cabbage atau Chinese white cabbag. Kandungan air pada sawi putih cukup tinggi

yaitu 92,8% sehingga tanaman ini mudah busuk dan rusak, namun secara kimiawi

mengandung protein, vitamin dan mineral yang relative tinggi (Masyitho et al.,

2022). Klasifikasi sawi putih adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh ̶ tumbuhan)


Division : Spermatophyta (Tanaman Berbiji)
Class : Angiospermae (Biji Tertutup)
Order : Brassicales (kubis)
Family : Brassicaeae
Genus : Brassica
Species : Brassica pekinensia L.
Sawi putih merupakan jenis sayuran yang tergolong sebagai tanaman

semusim (berumur pendek). Ukuran tinggi tanaman sekitar 26 ̶ 33 cm atau lebih

tergantung varietasnya. Tanaman ini memiliki akar serabut dengan kedalaman

sekitar 5 cm, memiliki batang sejati pendek dan bersayap terletap di bagian dasar

yang berada dalam tanah dengan panjang batang 1,5 cm dan diameternya 3,5 cm

(Suriyo et al, 2023). Tanaman sawi putih berbentuk kumpulan-kumpulan daun

yang membentuk seperti kepala. Pelepah-pelepah daun tersusun saling

membungkus dengan pelepah daun yang lebih muda. Daun sawi juga memiliki

tulang yang menyirip dan bercabang (Fuad, 2010).


7

Struktur bunga pada tanaman sawi putih tersusun dalam tangkai bunga

yang tumbuh tinggi dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri dari empat

helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah,

empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Fuad, 2010).

Buah tanaman sawi merupakan tipe buah polong yang bentuknya memanjang dan

berongga. Tiap buah terdapat 2 ̶ 8 butir biji yang bentuknya bulat kecil berwarna

coklat atau coklat kehitaman, permukaannya licin mengkilap dan agak keras

(Fitaningrum, 2011).

2.1.2. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Putih

Tanaman sawi putih membutuhkan tanah yang subur, gembur, berhumus

dan memiliki drainase yang baik. Tingkat keasaman (pH) tanah yang dibutuhkan

tanaman sawi agar tumbuh dengan baik yaitu pada pH 6 ̶ 7. Ketika tanah memiliki

keasaman (pH < 6) dianjurkan untuk melakukan pengapuran yang bertujuan untuk

menurunkan keasaman atau menaikkan pH tanah. Sebaliknya, pada tanah dengan

pH > 7 dapat menggunakan pupuk organik untuk menurunkan pH tanah

(Zulkarnain, 2013). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

hasil tanaman sawi putih adalah jarak tanam. Adanya persaingan unsur hara dan

cahaya matahari untuk kebutuhan fotosintesis maka perlu untuk menentukan jarak

tanam. Jarak tanam yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman

sawi putih umumnya berjarak 10 cm x 20 cm (Valdhini dan Aini, 2017).

Sawi merupakan tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah ataupun di

pegunungan karena dapat tumbuh diiklim panas dan dingin. Pada ketinggian 5

meter sampai 1.200 meter diatas permukaan laut sangat ideal untuk
8

dibudidayakan. Suhu yang dibutuhkan untuk membudidaya tanaman tersebut

berkisar antara 19 ̶ 21oC, kelembaban antara 80 ̶ 90% dan curah hujan antara 1.000

̶ 1.500 milimeter per tahun (Laia et al., 2023). Tanaman sawi putih membutuhkan

intensitas cahaya matahari yang tinggi dengan panjang penyinaran cahaya

matahari (fotoperiodisitas) selama 12 sampai 16 jam setiap hari untuk

pertumbuhan dan perkembangan akar, batang dan daun. ketika tanaman

mendapatkan cahaya matahari yang cukup maka daun akan berwarna hijau

menunjukan terjadinya proses fotosintesis sehingga menghasilkan klorofil

(Lathifah dan Jazilah, 2018).

2.1.3. Pupuk Kandang Ayam sebagai Campuran Media Tanam

Pupuk adalah sumber unsur hara utama yang nantinya akan menentukan

tingkat pertumbuhan dan hasil tanaman. Setiap unsur hara memiliki peranan

masing-masing dan dapat menunjukan gejala tertentu apabila ketersediaannya

kurang pada tanaman. Pemupukan adalah salah satu solusi dalam meningkatkan

hasil pertanian. Pemberian bahan organik maupun anorganik untuk menyediakan

unsur hara pada tanah sehingga kebutuhan unsur hara pada tanaman dapat tersedia

(Mansyur et al., 2021)

Berdasarkan kegunaannnya pupuk terbagi menjadi dua yaitu pupuk

organik dan anorganik, masing-masing pupuk tersebut memiliki kelemahan dan

kelebihan tersendiri. Pupuk organik memiliki kelebihan yaitu dapat memperbaiki

sifat fisika dan kimia tanah. akan tetapi, penggunaan pupuk tersebut memerlukan

jumlah yang banyak dibandingkan pupuk anorganik. Sedangkan, pupuk anorganik

memiliki kelebihan yaitu mudah terurai sehingga langsung dapat diserap oleh
9

tanaman. Akan tetapi, pupuk anorganik juga memiliki kelemahan yaitu harganya

yang cukup mahal, penggunaan yang berlebihan membuat pencemaran

lingkungan dan tidak dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah (Purnomo et

al., 2013).

Pupuk organik memiliki sifat baik terhadap kualitas tanah, dalam proses

mineralisasi akan melepas unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K,

Ca, Mg, S serta unsur hara mikro lainnnya (Kurniadie et al., 2021). Pupuk organik

dapat dibedakan menjadi pupuk organik padat dan cair. Pupuk organik padat

dapat menggemburkan tanah sehingga struktur tanah menjadi lebih baik. Pupuk

ini berasal dari bahan alami yang telah mengalami proses dekomposisi atau

fermentasi. Salah satu contoh pupuk organik padat adalah pupuk kandang ayam.

Pupuk kandang ayam mempunyai beberapa sifat alami yang lebih baik dari pupuk

kandang lainnya (Karim et al., 2020).

Berdasarkan pertumbuhan dan hasil tanaman, pupuk kandang ayam

memiliki nilai terbaik karena mengandung nitrogen dibanding pupuk kandang

lainnya (Saepuloh et al., 2020). Pupuk kandang ayam mengandung unsur makro

(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron,

kobalt dan molibdenum) dalam jumlah yang sedikit (Nurrudin et al., 2020).

Kandungan nitrogen pada pupuk kandang ayam sebesar 1%, phosphor 0,8% dan

kalium 0,4% (Prasetyo, 2014).

2.1.4. POC Limbah Air Kelapa dan Sayuran Sawi

Pupuk organik cair merupakan ekstrak bahan organik yang sudah melalui

proses pelarutan. Pupuk organik cair dapat diaplikasikan melalui daun atau dapat
10

disebut dengan foliar, yang pemberiannnya langsung ke daun tanaman. Namun,

ada juga yang langsung digunakan pada tanah sehingga dapat diserap oleh akar

tanaman (Anastasia et al., 2014).

Air kelapa merupakan bagian dari tanaman kelapa yang memiliki manfaat

bagi kesehatan dengan salah satu zat gizi dalam air kelapa yang mempunyai kadar

tinggi adalah kalium yaitu 3.120 mg L -1 (Mulyadi et al., 2013). Pengolahan buah

kelapa menjadi kelapa gongseng, bagian yang digunakan hanya buahnya saja

sedangkan airnya belum dimanfaatkan sepenuhnya. Hal ini membuat limbah air

kelapa yang terbuang percuma dan menimbulkan bau bahkan dapat mencemari

lingkungan terlihat kumuh dan kotor (Jasmi et al., 2021). Air kelapa dapat

dijadikan sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) karena memiliki kandungan

hormon yang dapat membantu pertumbuhan vegetatif tanaman yang dimana dapat

memicu terjadinya pembelahan sel, perpanjangan sel dan diferensiasi jaringan

terutama dalam pertumbuhan tunas pucuk (Ariyanti et al., 2018). Pupuk organik

cair air kelapa mengandung hormon auksin dan sitokinin serta memiliki nutrisi

yang komplek yang dibutuhkan tanaman (Sukarini et al., 2023). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain

kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan

protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium

(Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S).

Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin

seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin

dan thiamin (Suryati et al., 2019).


11

Pupuk organik dapat diperoleh dari sisa tumbuhan salah satunya yaitu

bagian daun. limbah sayuran banyak digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk

baik itu pupuk bokasi ataupun pupuk cair (Anggini et al., 2019). Pupuk organik

cair yang berasal dari limbah sayuran seperti sawi, kubis, kangkung dan lainnya,

banyak mengandung mikroorganisme lokal (MOL) yang ramah lingkungan dan

dapat dijadikan sebagai pupuk hayati dan pestisida organik (Indrajaya dan

suhartini, 2018). Limbah sayur sawi sangat cocok dijadikan POC karena memiliki

kandungan air yang tinggi, karbohidrat, protein dan lemak. Ditambah lagi limbah

tersebut mengandung serat, fosfor, besi, kalium, kalsium, vitamin A, vitamin C,

dan vitamin K yang dapat membantu partumbuhan dan perkembangan tanaman

(Gunawan et al., 2015).

Pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar daun kelor dilakukan

dengan mencampurkan 500 g daun kelor yang sudah dihaluskan, 3 L air kelapa,

500 g gula merah dan 20 mL Em4 kemudian diaduk sampai tercampur. Setelah 2

minggu pupuk tersebut disaring dan hasilnya disimpan ke dalam botol plastik

sebagai larutan stok (Rahman, 2020). Pemberian pupuk organik cair dari

campuran 1 kg sawi putih, 1 kg tanah subur, 100 g terasi, 200 g gula merah, 200

mL Em4 dan 4 L air kemudian difermentasi selama 12 hari menunjukan adanya

peningkatan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung manis

(Rahmah et al., 2014).

2.2. Kerangka Pikir

Produksi tanaman sawi putih di Sulawesi Tenggara tiap tahun sudah

mengalami peningkatan namun produksinya masih cukup rendah dibandingkan


12

daerah lain di Indonesia. Rendahnya produksi tanaman sawi putih salah satunya

disebabkan oleh kurangnya kesuburan tanah dan sistem budidaya yang kurang

optimal seperti penggunaan media tanam yang kurang tepat. Pemberian pupuk

yang kurang tepat dalam jumlah takaran dan pengaplikasiannya serta penggunaan

media tanam yang kurang baik akan berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi

tanaman. Penggunaan pupuk anorganik dalam budidaya tanaman sering

dilakukan. Hal tersebut dapat meninggalkan residu kimia yang dapat mengganggu

kesehatan tanah sehingga berakibat buruk pada produktivitas tanah dan hasil

budidaya.

Solusi dalam mengatasi hal tersebut yaitu dilakukan pemberian pupuk

organik yang dikombinasikan dengan penggunaan komposisi media tanam yang

baik. Penggunaan komposisi media tanam berupa tanah top soil, arang sekam dan

pupuk kandang ayam diupayakan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi

tanah. Tanah top soil memiliki kandungan unsur hara yang berasal dari hasil

pelapukan dan hasil metabolisme berbagai organisme, arang sekam memiliki

kemampuan menahan air dan porositas yang baik sehingga dapat memperbaiki

struktur media tanam dan pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara

nitrogen yang cukup tinggi sangat cocok untuk tanaman sawi putih. Sedangkan

pemberian pupuk organik cair yang berasal dari limbah air kelapa dan sayuran

sawi akan menambahkan nutrisi atau unsur hara pada tanah sehingga ketersediaan

unsur hara makro berupa N, P, K maupun unsur hara mikro yang terkandung pada

pupuk kandang ayam dan pupuk organik cair tersebut dapat meningkatkan
13

pertumbuhan dan produksi tanaman sawi putih. Bagan alur dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Produksi Tanaman Sawi Putih


Rendah

Kondisi Tanah Kurang Subur

Pemberian Pupuk Organik Cair Penggunaan Komposisi Media


Limbahs Air Kelapa dan Sayuran Tanam dari Tanah Top Soil,
Sawi Arang Sekam dan Pupuk
Kandang Ayam

Memperbaiki Sifat Fisik, Kimia dan


Biologi Tanah

Petumbuhan dan Produksi Tanaman


Sawi Putih Meningkat

Gambar 2.1. Bagan Alur Kerangka Pikir Penelitian


14

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada latar belakang, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan berbagai komposisi media

tanam dan pupuk organik cair limbah pasar terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman sawi putih.

2. Berbagai komposisi media tanam dan atau pupuk organik cair limbah pasar

secara mandiri berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi

putih.

3. Minimal terdapat satu kombinasi perlakuan yang berpengaruh baik terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih.


III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium lapangan kebun

percobaan II dan Laboratorium Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Halu Oleo. Waktu pelaksanaan penelitian dari Bulan Januari sampai dengan

Februari 2024.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu pacul, karung plastik,

parang, ember ukuran 3 L, gembor, botol plastik, polibag ukuran 6,5 cm x 5 cm,

polibag ukuran 30 cm x 30 cm, gelas ukur, mistar, kamera dan alat tulis menulis.

Bahan yang akan digunakan yaitu benih sawi putih hibrida Eikun, pupuk kandang

ayam, limbah air kelapa dan sayuran sawi, gula merah, Em4, sekam bakar, tanah

dan label.

3.3. Prosedur penelitian

1. Pembuatan Pupuk Organik Cair limbah sayuran sawi putih

Pembuatan POC berbahan dasar sayuran sawi putih dilakukan dengan cara

meyiapkan limbah sayuran sawi putih sebanyak 500 g kemudian dihaluskan,

setelah itu dimasukkan ke dalam ember dan ditambahkan air kelapa sebanyak 3 L,

gula merah sebanyak 500 g dan Em4 sebanyak 20 mL kemudian diaduk sampai

tercampur rata lalu ditutup. Setiap harinya penutup dibuka selama 5 menit untuk

mengurangi gas dalam ember. Setelah 2 minggu pupuk tersebut disaring dan

hasilnya disimpan ke dalam botol plastik sebagai larutan stok.


16

2. Persemaian

Persemaian akan diawali dengan membuat media semai yang berasal dari

campuran tanah top soil, pupuk kandang ayam dan arang sekam dengan

perbandingan 2:1:1, yang diayak menggunakan waring sehingga membentuk

butiran halus. Campuran media tersebut, selanjutnya dimasukkan ke dalam

polibag yang berukuran 6,5 cm x 5 cm. Media persemaian diletakkan dengan rapi

pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

Benih tanaman sawi sebelum disemai terlebih disortir dengan cara

merendam benih pada air hangat selama 4 jam. Benih yang tenggelam setelah

proses perendaman dipilih sebagai benih yang akan digunakan dan benih tersebut

ditiriskan di atas permukaan tisu. Selanjutnya benih disemaikan pada media yang

telah dipersiapkan dan sudah disirami air terlebih dahulu sehingga media dalam

kondisi basah dan lembab. Setiap media pembibitan ditanami dua benih sawi

putih.

Mempertahankan kelembaban media dilakukan dengan menutup

persemaian menggunakan karung plastik. Setelah 3 ̶ 4 hari, penutup persemaian

dibuka agar benih yang tumbuh tidak bengkok. Selama masa pembibitan

dilakukan penyiraman 2 kali sehari namun disesuaikan dengan kelembaban tanah.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan penyemprotan pestisida kulit bawang

dengan konsentrasi 100 mL dilarutkan ke 1 L air dengan aplikasi 2 minggu sekali

selama proses pembibitan.


17

3. Persiapan Lahan

Penyiapan lahan akan dilakukan dengan membersihkan area lahan dari

gulma secara mekanik atau membabat menggunakan parang dan sabit kemudian

meratakan lahan menggunakan pacul. Pembersihan lahan penelitian bertujuan

untuk menjaga tanaman agar terhindar dari serangan hama, penyakit dan

mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dan sinar matahari yang mungkin

terjadi.

4. Penyiapan Media Tanam

Media tanam yang akan digunakan pada penelitian budidaya sawi putih

dalam polibag ini terdiri dari tanah top soil, arang sekam dan pupuk kandang

ayam. Tanah yang akan digunakan merupakan tanah yang berada dipermukaan

hingga kedalaman 20 cm. Akar-akar tanaman maupun daun yang tercampur oleh

tanah dipisahkan. Sekam yang digunakan sebagai media tanam adalah sekam

bakar yang sudah melalui proses pembakaran. Pupuk kandang ayam sebelum

digunakan terlebih dahulu diayak sehingga bentuk dari pupuk tersebut menjadi

halus. Komposisi media tanam disesuaikan dengan perlakuan yang akan

digunakan dan setiap polibag di isi media tanam hingga penuh.

5. Penanaman

Penanaman akan dilakukan setelah polibag diisi media tanam yang telah di

diamkan selama 14 hari untuk menyesuaikan adaptasi pada tanaman. Setelah

umur bibit kurang lebih 3 minggu dan mencapai ukuran sekitar 5 ̶ 10 cm dan

memiliki setidaknya satu set daun sungguhan maka tanaman sudah dapat

dipindahkan ke polibag penanaman (Fitaningrum, 2011). Pindah tanam dilakukan


18

pada sore hari bertujuan agar bibit sawi putih yang ditanam tidak terpapar sinar

matahari berlebihan sehingga tanaman dapat beradaptasi terhadap lingkungan.

Polibag yang akan digunakan dalam penelitian ini berukuran 30 cm x 30 cm dan

jarak tanam antara polibag yaitu 15 cm, antar perlakuan 30 cm dan antar ulangan

berjarak 50 cm.

6. Pengaplikasian Pupuk

Pemberian pupuk kandang ayam akan dilakukan di awal sebagai pupuk

dasar pada media tanam. Pemberian pupuk kandang ayam dilakukan 2 minggu

sebelum tanam sesuai dengan perlakuan media tanam yang telah ditentukan.

Pupuk organik cair akan diberikan setelah tanaman berumur 1 minggu setelah

tanam (MST). Pemberian POC dilakukan pada pagi hari dengan cara

menyiramkan larutan POC murni tanpa campuran air ke media tanam sesuai

dengan perlakuan.

7. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman sawi putih meliputi penyiraman, penyiangan

gulma, pemangkasan dan pengendalian hama penyakit tanaman. Penyiraman

dilakukan 1 ̶ 2 kali dalam sehari dengan menggunakan gembor yang disesuaikan

dengan kondisi cuaca dilapangan. Pemangkasan daun dilakukan ketika daun

terluar rusak atau terdapat tanda-tanda daun layu karena serangan penyakit.

8. Panen

Panen akan dilakukan pada saat tanaman sawi putih berumur 40 hari sejak

bibit pindah tanam ke polibag penelitian. Pemanenan dilakukan dengan cara

mencabut seluruh bagian tanaman sawi putih.


19

3.4. Rancangan Percobaan

Penelitian ini akan dilaksanakan menggunakan rancangan faktorial yaitu

dua faktor yang terdiri dari komposisi media tanam dan pupuk organik cair yang

disusun berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK).

Faktor pertama adalah perbandingan komposisi media tanam (K) yang terdiri dari

empat taraf yaitu:

K0 = Tanah (Kontrol)

K1 = Tanah : Arang sekam (2:1)

K2 = Tanah : Pupuk kandang ayam (2:1)

K3 = Tanah : Arang sekam : Pupuk kandang ayam (2:1:1)

Faktor kedua adalah pupuk organik (P) terdiri dari tiga taraf yaitu:

P0 = Tanpa pemberian pupuk organik cair (Kontrol),

P1 = Pemberian pupuk organik cair (30 mL )

P2 = pemberian pupuk organik cair (50 mL).

Perlakuan yang diperoleh menjadi 12 kombinasi dan masing-masing

diulangi sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 unit percobaan. Setiap unit

percobaan terdiri atas 4 tanaman sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 144

tanaman. jarak tanam antara polibag yaitu 15 cm, antar perlakuan 30 cm dan antar

ulangan 50 cm.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian meliputi:

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai ke ujung daun

terpanjang, pada umur 10, 20 dan 30 HST.


20

2. Jumlah daun (helai), dihitung semua daun yang terbentuk sempurna pada

umur 10, 20 dan 30 HST.

3. Luas daun (cm2), dihitung dengan mengukur panjang dan lebar daun pada

umur 30 HST, menggunakan rumus:

LD = p x l x k

Keterangan:
P = Panjang
l = Lebar
k = Konstanta daun (0,75) (Susilo, 2015).

4. Berat segar tanaman (g), ditimbang pada saat panen dengan menimbang

semua bagian tanaman yang meliputi akar, batang dan daun.

5. Bobot kering tanaman (g), ditimbang semua bagian tanaman yang meliputi

akar, batang dan daun. Penimbangan dilakukan pada akhir penelitian setelah

dioven selama 2 x 24 jam dengan suhu 80 oC.

6. Nisbah pupus akar, ditimbang masing-masing bagian atas dan akar tanaman

yang telah dioven. Dihitung menggunakan rumus:

NPA = Wa
Wb

Keterangan:
Wa = Bobot kering bagian atas tanaman
Wb = Bobot kering bagian akar tanaman

3.6. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan metode sidik

ragam berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK). Jika F hitung lebih besar dari
21

Ftabel, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf

kepercayaan 95%.
DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, I., Izatti, M. dan S.W.A. Suedy. 2014. Pengaruh Pemberian Kombinasi
Pupuk Organik Padat dan Organik Cair terhadap Porositas Tanah dan
Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amarantus tricolor L.). Jurnal Biologi.
3(2): 1 ̶ 10.
Anggini, D., Hartono, R. dan O. Anwarudin. 2019. Perilaku Petani dalam
Pemanfaatan Limbah Sayuran sebagai Pupuk Bokashi pada Tanaman
Sawi Putih. Jurnal Triton. 10(1): 99 ̶ 115.
Ariyanti, M., Suherman, C., Maxiselly, Y. dan S. Rosniawaty. 2018. Pertumbuhan
Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) dengan Pemberian Air
Kelapa. Jurnal Hutan Pulau-pulau Kecil. 2(2): 201 ̶ 212.
Fakdalillah., Basir, M. dan I. Wahyudi. 2016. The Effect of Cow Manure on
Phospphate Uptake of Cabbage (Brassica pekinensis) in Entisols
Sidera. Journal Agrotekbis. 4(5): 491 ̶ 499.
Fitaningrum, D. 2011. Budidaya Tanaman Sawi Putih (Brassica pekinensia L.) di
KPPP Soropadan Temanggung. Laporan Tugas Akhir Program Studi
Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Fuad, A. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Laporan Tugas
Akhir Program Studi D-III Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur
Pertamanan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Gunawan, R., Kusmiadi, R. dan E. Prasetiyono. 2015. Studi Pemanfaatan Sampah
Organik Sayuran Sawi (Brassica juncea L.) dan Limbah Rajungan
(Portunus pelagicus) untuk Pembuatan Kompos Organik Cair. Jurnal
Pertanian dan Lingkungan. 8(1): 37 ̶ 47.
Hamzah, S. 2014. Pupuk Organik Cair dan Pupuk Kandang Ayam Berpengaruh
kepada Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L. ). Jurnal
Agrium. 18(3): 228 ̶ 234.
Hartati., Azmin, N., Emi, C., Bakhtiar., Nasir, M., Fahruddin. dan Andang. 2021.
Pengaruh Penambahan Arang Sekam terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kangkung Darat (Ipomoea reptans). Jurnal Pendidikan Biologi. 10(1):
1 ̶ 7.
Hidayanti, E., Emilda. dan T. Supriyatin. 2022. Respons Pertumbuhan Tanaman
Kacang Hijau (Vigna radiata) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair
Limbah Air Kelapa dan Keong Mas. Jurnal EDUBIOLOGI. 2(1): 14 ̶
25.
23

Indrajaya, A.R. dan S. Suhartini. 2018. Uji Kualitas dan POC dari MOL Limbah
Sayuran terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Sawi. Journal of
Biological Studies. 7(8): 579 ̶ 589.
Jasmi, J., Dewi, H.A., Susila, P., Gunawan, A. dan R. Rosmeri. 2021. Teknik dan
Aplikasi Olahan Limbah Air Kelapa Menjadi Pupuk Organik Cair Guna
Meningkatkan Produksi Tanaman. Jurnal Pengabdian Agro and Marine
Industry. 1(2): 1 ̶ 6.
Karim, H.A., Fitritanti, F. dan Y. Yakub. 2020. Peningkatan Produktifitas
Tanaman Sawi Melalui Penambahan Pupuk Kandang Ayam dan NPK
16. 16. 16. Jurnal Ahli Muda Indonesia. 1(1): 65 ̶ 72.
Kurniadie, D., Umiyati, U. dan D.A. Ardhianty. 2021. Efikasi Campuran
Tienkarbazon Metil dan Tembotrion sebagai Herbisida Purna Tumbuh
terhadap Gulma Berdaun Lebar dan Sempit Pada Budidaya Tanaman
Jagung. Jurnal Kultivasi. 20 (3): 202 ̶ 212.
Laia, B., Ndruru, H. dan T. Nainggolan. 2023. Pengaruh Jenis Dosis Pupuk
Kandang terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Putih (Brassica junce
L.). Jurnal Agrotekda. 7(1): 1 ̶ 12.
Lathifah, A. dan S. Jazilah. 2018. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Macam Pupuk
Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Putih
(Brassica pekinensia L.). Jurnal Ilmiah Pertanian. 14(1): 1 ̶ 8.
Mansyur, N.I., Pudjiwati, E.H. dan A. Murtilaksono. 2021. Pupuk dan
Pemupukan. Syiah Kuala Universitas Press. Banda Aceh.
Marian, E. dan S. Tuhuteru. 2019. Utilization of Tofu Liquid Waste as Liquid
Organic Fertilizer on the Growth and Yield of White Mustard Plants
(Brasica pekinensis). Agritrop. 17(2): 135 ̶ 145.
Masyitho, P.D., Pratiwi, S.H. dan R.T. Purnamasari. 2022. Pengaruh Intensitas
Radiasi Matahari dan Pemberian Pupuk Nitrogen terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi Putih (Brassica pekinensia L. Var. Belona
F1). Jurnal Teknologi Tanaman Terapan. 1(1): 38 ̶ 47.
Mulyadi, Y., Sudarno, S. dan E. Sutrisno. 2013. Studi Penambahan Air Kelapa
pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Cair Ikan terhadap
Kandungan Hara Makro C, N, P, dan K. Jurnal Teknik Lingkungan.
2(4): 1 ̶ 14.
Munthe, K., Pane, E. dan L. Ellen. 2018. Cultivation of Cultivated Plants
(Brassica juncea L.) On Different Verticultural Cropping Media.
Journal of Agrotechnology and Agricultural Sciences. 2(2): 138 ̶ 151.
Nurrudin, A., Haryono, G. dan Y.E. Susilowati. 2020. Pengaruh Dosis Pupuk N
dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Hasil Tanaman Kubis (Brassica
24

oleracea L) Var. Grand 11. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan


Subtropika. 5(1): 1 ̶ 6.
Prasetyo, R. 2014. Pemanfaatan Berbagai Sumber Pupuk Kandang sebagai
Sumber N dalam Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum L.) di
Tanah Berpasir. Jurnal Agro Sains Planta Tropika. 2(2): 125 ̶ 132.
Purnomo, R., Santosos, M. dan S. Heddy. 2013. Pengaruh Berbagai Macam
Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Produksi Tanaman.
1(3): 93 ̶ 100.
Rahman, A. 2020. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair (POC)
Berbahan Dasar Daun Kelor terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Pakchoy pada Berbagai Media Tanam. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo.
Rahmah, A., Izzati, M. dan S. Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var. Saccharata).
Buletin Anatomi dan Fisiologi. 22(1): 65 ̶ 71.
Rizki. dan Novi. 2017. Growth Response of Mangrove Rhizophora Apiculata B1
Seedlings on Media Topsoil. Journal of Biology and Biologist
Education. 3(2): 41 ̶ 54.
Susilo, D.E.H. 2015. Identifikasi Nilai Konstanta Bentuk Daun untuk Pengukuran
Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar pada Tanaman Hortikultura di
Tanah Gambut. Jurnal Anterior. 14(2): 139 ̶ 146.
Saepuloh., Isnaeni, S. dan E. Firmansyah. 2020. Pengaruh Kombinasi Dosis
Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Pagoda (Brassica narinosa L.). AGROSCRIPT.
2(1): 34 ̶ 48.
Sukarini., Masulili, A. dan A. Suyanto. 2023. Use Of Coconut Water Waste As
POC In Kwt Mentari Southeast Pontianak District. Jurnal ABDIMAS.
4(1): 600 ̶ 607.
Suriyo, T., Awami, S.N., Subekti, E. dan D. Hastuti. 2023. Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Sawi Putih (Brassica rapa subsp. Pekinensis)
di P4S Tranggulasi Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. 7(1): 251 ̶ 260.
Suryati., Misriana., Mellyssa, W., Razi, F. dan R. Hayati. 2019. Pemanfaatan
Limbah Air Kelapa sebagai Pupuk Organik Cair. Proceeding Seminar
Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe. 3(1): 58 ̶ 61.
25

Valdhini, I.Y. dan N. Aini. 2017. Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Putih (Brassica chinensis L.)
secara Hidroponik. Jurnal Ilmu Pertanian. 2(1): 39 ̶ 46.
Walida, H., Harahap, D.E. dan M. Zuhirsyan. 2020. Pemberian Pupuk Kotoran
Ayam dalam Upaya Rehabilitasi Tanah Ultisol Desa Janji yang
Terdegradasi. Jurnal Agrica Ekstensia. 14(1): 75 ̶ 80.
Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. PT Bumi Aksara. Jakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Penelitian

I II III
50 cm 15 c m
U
P1K0 P2K2 P0K1
30 cm B T
P0K3 P0K1 P2K3

P2K1 P0K2 P1K0 S

P0K2 P1K3 P2K1


P2K2 P0K0 P0K2

P1K3 P2K1 P2K2

P0K0 P0K3 P1K1


P2K3 P2K0 P0K3

P1K2 P1K2 P2K0


P0K1 P2K3 P1K2
P2K0 P1K2 P0K0

P1K1 P1K1 P1K3

Keterangan:
K0 : Tanah Top soil Jarak polibag antar perlakuan: 30 cm
K1 : Tanah Top soil : arang sekam (2:1) Jarak antar kelompok: 50 cm
K2 : Tanah Top soil : pupuk kandang ayam Jarak polibag dalam satu perlakuan: 15 cm
(2:1) Jumlah ulangan: 3
K3 : Tanah Top soil : arang sekam : pupuk Jumlah perlakuan: 36
kandang ayam (2:1:1) Jumlah tanaman per perlakuan: 4
P0 : Tanpa perlakuan Jumlah tanaman keseluruhan: 144
P1 : POC 30 mL / Tanaman Jumlah sampel keseluruhan: 108
P2 : POC 50 mL / Tanaman

Anda mungkin juga menyukai