Nely Rhamdayanti
Nely Rhamdayanti
Nely Rhamdayanti
USULAN PENELITIAN
Oleh :
Nely Rhamdayanti
1177060055
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020 M/ 1442 H
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing II
Ir. Adjat Sudrajat, M.P Ir. Ahmad Taopik, M.P
Mengesahkan,
Ketua Jurusan
Agroteknologi
Bismillahirrahmanirrahim
Alam, yang telah melimpahkan rahmat dan irodat-Nya. Shalawat beserta salam
keluarga nya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya. Alhamulillah atas segala
dan melibatkan diri dalam proses penyusunan proposal ini hingga selesai. Semoga
kebaikan semuanya menjadi amal ibadah dan mendapatkan pahala kebaikan yang
melimpah dari Alloh SWT. Aamiin. Proposan ini tidak akan tersusun tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Orang tua serta keluarga penulis atas do’a dan motivasi yang selalu
diberikan demi terselesaikannya usulan penelitian ini.
2. Ibu Dr. Liberty Chaidir, SP., M.Si. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Bapak Ir. H. Adjat Sudrajat, MP. selaku dosen pembimbing I.
4. Bapak Ir. Ahmad Taopik, M.P selaku dosen pembimbing II.
5. Teman-teman seperjuangan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
6. Serta pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan usulan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan
usulan penelitian ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.6 Hipotesis......................................................................................................7
2.1 Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. New grand rapid)..........8
2.2 Morfologi Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. New grand
rapid)....................................................................................................................9
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. New
grand rapid).......................................................................................................11
3.5.7 Penanaman...............................................................................................27
3.5.8 Pemeliharaan...........................................................................................28
3.5.9 Pemberian Perlakuan Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan
Investasi Hama Ulat Daun (Plutella xylostella)..............................................28
3.5.10 Panen....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Padahal terdapat pestisida nabati yang terbuat dari bahan alami yang mana
harganya pun lebih murah dari pada pestisida kimia. Bahan alami yang tersedia di
Produksi pertanian dan sayuran dalam negeri di masa pandemi ini masih
sayuran daun seperti selada, bayam dan kangkung bahkan bisa di ekspor karena
pasokannya melimpah. Bahkan dalam hal ini pemerintah ikut turun tangan untuk
`Abasa 24-32 :
1
Artinya : Maka hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya (24).
Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)(25). Kemudian Kami
belah bumi dengan sebaik-baiknya (26). Lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian
(27). Dan anggur dan sayur-sayuran (28). Dan zaitun dan pohon kurma (29). Dan
masyarakat. Selain mengandung sumber vitamin dan mineral, sayuran ini juga
sering digunakan sebagai pelengkap menu makanan. Dilihat dari aspek ekonomis
dan bisnis, usaha budidaya tanaman selada layak dilakukan karena permintaan
konsumen yang tinggi dan peluang pasar internasional yang cukup besar. Hal ini
3
artinya budidaya tanaman selada memiliki nilai komersial dan prospek yang baik
Tanaman selada memiliki masa panen pendek dan pasar yang terbuka luas
sebagai daya tarik utama, Harga jual sayuran selada relative stabil, mudah
gizi masyarakat. Maka dari itu perlu dilakukan perbaikan teknologi budidaya
selada yang berorientasi ke budidaya bebas bahan kimia (Duaja et al., 2012).
hama yang sering menyerang tanaman selada. Hama ini menyerang tanaman
selada pada saat tanaman berumur 2-6 minggu. Tanda adanya serangaan ulat daun
ini yaitu terdapat warna putih transparan pada bagian daun. Kerusakan beratnya
dapat menimbulkan kerusakan daun yang hanya menyisakan tulang daunnya saja
(Siahaya, 2014). Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi
Petani di Indonesia saat ini masih banyak yang mengandalkan bahan kimia
Bahan alami yang tersedia di alam dapat digunakan sebagai bahan pengendali
untuk menemukan insektisida alami yang terbuat dari tanaman. Tanaman tertentu
tertentu yang dapat mengendalikan beberapa jenis hama. Salah satunya adalah
tanaman daun sirih hijau (Piper betle L.). Tanaman ini mengandung senyawa
kimia beracun yang cukup efektif untuk mengendalikan hama. Senyawa yang
terkandung dalam daun sirih seperti minyak atsiri, tannin, alkaloid, fenol, dan
masih banyak lagi berpotensi sebagai racun bagi serangga yang tidak
untuk melakukan pengujian efektivitas pestisida nabati daun sirih hijau (Piper
betle L.) terhadap hama ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman selada
2. Apakah terdapat pengaruh pemberian dosis pestisida nabati daun sirih hijau
daun sirih hijau terhadap hama ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman
selada?
5
daun sirih hijau terhadap hama ulat daun (Plutella xylostella) pada
tanaman selada
2. Dapat mengetahui pengaruh pemberian dosis pestisida nabati daun sirih hijau
daun sirih hijau terhadap hama ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman
selada
compositae dari genus lactuca. Sayuran ini merupakan salah satu sayuran yang
Tetapi dalam budidayanya tidak sedikit kendala yang ditemukan, seperti adanya
serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini tentunya dapat menurunkan kualitas
6
hasil tanaman selada sehingga akan menurunkan harga jual. Penggunaan bahan
kimia pada tanaman sayuran juga dapat mengurangi minat konsumen karena
sampai 30-35% dan sekitar 10-20% pada pasca panen jika tidak diberi pestisida.
yang mana pada akhirnya akan meninggalakan residu dan merusak lingkungan.
sumber daya alam, timbulnya berbagai pencemaran seperti pencemaran air, tanah,
udara bahkan tanaman iti sendiri. Bahaya keracunan jika dikonsumsi, munculnya
hama baru dan kebal serta matinya musuh alami seperti beberapai jenis serangga.
Sebagai pengganti pestisida kimia dengan segala dampak buruk nya, maka
selektif, mudah terurai dan aman, residunya relative singkat serta ketersediaan
aktifnya. Senyawa ini berfungsi sebagai pengendali hama, baik dengan cara
7
Pestisida nabati daun sirih hijau dapat menurunkan jumlah serangan hama
Plutella xylostela. Hal ini erbukti pada penelitian Ismi Nurhidayah (2017) yang
telah dilakukan dimana berbagai jumlah dosis pestisida nabati daun sirih hijau di
ujikan pada hama Plutella xylostella dan terdapat dosis pestisida nabati yang
daun sirih hijau mampu menyebabkan terjadinya pemendekan siklus hidup hama
tanaman yang berbeda. Hal ini karena umur tanaman berpengaruh terhadap
serangan hama dan penyakit. Dibuktikan pada penelitian Triwidodo dkk (2020)
bahwa umur tanaman berpengaruh terhadap populasi dan tingkat serangan hama
dan penyakit. Perkambangan hama dan penyakit yang menyerang suatu tanaman
1.6 Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. New grand rapid)
2014). Tanaman selada memiliki nilai ekonomis tinggi di pasaran. Selain karena
minat konsumen yang tinggi, juga karena tanaman ini termasuk sayuran eksklusif
(Amirudin, 2015). Awal berakhirnya musim hujan merupakan waktu yang cocok
untuk menanam tanaman selada. Karena tanaman selada termasuk tanaman yang
tidak tahan dengan musim hujan. Adapun pada musim kemarau, tanaman selada
harus diberikn penyiraman yang cukup teratur. Terlalu panas pun tidak baik bagi
lingkungan yang tidak terlalu panas atau pun terlalu basah (Zulkarnaini, 2013).
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliiphyta
Class : Magnoliopsida
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Lactuca
9
10
2.2 Morfologi Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. New grand
rapid)
1) Akar
20-50 cm. Perakarannya dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, mudah
2) Batang
pendek hingga hampir tidak terlihat pada tanaman selada yang membentuk
krop. Batanng tanaman selada terletak pada bagian dasar yang berada di
dalam tanah. Sedangkan selada jenis lain yang tidak memiliki krop,
batangnya lebih panjang dan terlihat. Batang tanaman selada bersifat tegap,
kokoh dan kuat dengan diameter antara 5,6-7 cm untuk selada batang, serta
3) Daun
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam
bulat atau lonjong. Ukurannya lebar dan berwarna hijau tua, hijau terang, da
nada yang berwarna hijau sedikit gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak
11
membentuk krop bentuk daunnya bulat panjang, berukuran besar dan bagian
tepi daunnya bergerigi atau keriting. Warna daunnya ada yang hijau tua,
hijau terang, dan merah. Daun pada tanaman selada memiliki tangkai daun
yang lebar dan tulang-tulang daun menyirip. Tangkai daunnya bersifat kuat
dan halus. Daun selada bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta
memiliki rasa agak manis. Umumnya daun selada memiliki panjang daun
4) Bunga
bahkan lebih. Bunga selada tumbuh dalam satu rangkaian secara lengkap.
Tanaman selada sendiri dapat tumbuh dan berkembang secara cepat bahkan
berbuah jika ditanamn pada daerah dengan iklim sedang atau subtropics.
5) Biji
berisi biji-biji yang berukuran sangat kecil. Biji pada tanaman selada
merupakan biji berkeping dua, berbentuk lonjong pipih, agak keras, berbulu
dan berwarna cokelat tua. Ukurannya bijinya sangat kecil yakni panjang
sekitar 4 mm dan lebar sekitar 1 mm. Biji selada termasuk biji tertutup,
perkembangbiakan.
12
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. New
grand rapid)
1) Tanah
a. Sifat Fisik
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman selada adalah tanah yang
berdebu. Tetapi hal tersebut tidak membatasi jenis tanah lain berarti tidak
baik, seperti tanah lempung berdebu dan tanah lempung berpasir juga dapat
Jenis tanah yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman selada adalah
b. Sifat Kimia
(Mg) dan Besi (Fe) sehingga dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
c. Sifat Biologi
Tanah yang baik untuk budidaya tanaman selada adalah tanah yang
2) Iklim
a. Suhu
rendah. Namun optimalnya tanaman selada lebih baik pada dataran tinggi.
2003). Namun tanaman selada juga dapat tumbuh baik pada kedaan suhu
atas permukaan laut. Selada krop biasanya membentuk krop jika ditanam di
dataran tinggi, tapi ada beberapa selada krop yang membentuk krop di
b. Kelembapan
udara yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman rentan terserang hama
rendah.
c. Curah hujan
optimal.
d. Cahaya
unsur hara yang optimal perlu adanya pencahayaan selama 8-12 jam/hari
(Cahyono, 2005).
e. Penyinaran
penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan dengan hujan, tanaman
selada juga tidak tahan terhadap sunar matahari yang terlalu panas.
Tanaman ini memiliki daun tunggal dengan bentuk bulat panjang. Pangkal
daunnya berbentuk seperti jantung dengan ujung meruncing dan tepi daun rata.
Panjang sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm. Tangkai daun dari tanaman sirih hijau
ini memiliki permukaan yang halus, tulang daun menyirip dan berwarna hijau.
sirih hijau memiliki bunga majemuk berbentuk bulir dengan pelindung berukuran
15
sekitar 1 mm, kepala putik tiga sampai lima berwarna putih. Buat berbentuk bulat
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Hijau
minyak atsiri. Analisis fitokimia daun sirih hijau menunjukan adanya senyawa
alkaloid, tannin, karbohidrat, asam amino, dan steroid. Komponen utama pada
daun sirih hijau yaitu minyak atsiri yang mengandung dua senyawa fenol yaitu
chavibetol dan chavicol (Dwivedi, 2014). Menurut Scott et al. dalam Yanuar 2013
dalam berbagai tumbuhan sirih terdapat senyawa aktif piperimida. Senyawa ini
berperan sebagai racun saraf dan dapat mengakibatkan knockdown serta kematian
senyawa racun bagi tubuh serangga. Senyawa tanin yang di produksi oleh
jaringan bagian luar. Senyawa tannin juga bekerja sebagai zat astringent yang
dapat menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa.
Kandungan minyak atsiri pada daun sirih segar sepertiga bagiannya terdiri
dari fenol dan alkaloid. Kedua senyawa tersebut memiliki kemampuan untuk
membunuh bakteri, sebagai antioksidan, fungisida serta anti jamur. Minyak atsiri
pada tanaman daun sirih memiliki efek insektisida terhadap lebih dari 30 jenis
BAB III
METODOLOGI
pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2021. Daerah ini berada pada
ketinggian 200 – 300 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih tanaman selada
keriting (Lactuca sativa var. New grand rapid), ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle), tanah, deterjen cair atau sabun colek dan air, pupuk kandang, larutan zat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain polybag ukuran 40 ×
50 cm, nampan atau wadah persemaian, cetok atau sejenis alat untuk
mencampurkan tanah atau pupuk, alat siram, alat tumbuk atau blender, saringan
dan sprayer.
17
18
faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu dosis pemberian pestisida nabati daun
sirih hijau (d) empat taraf perlakuan dan waktu pengaplikasian (w) tiga taraf
Pada percobaan ini rancangan perlakuan terdiri dari dua faktor. Faktor
pertama adalah dosis pestisida nabati daun sirih hijau dan faktor kedua adalah
waktu pengaplikasian pestisida nabati. Faktor pertama yaitu dosis pestisida nabati
Faktor kedua yaitu waktu pengaplikasian terdiri dari tiga taraf, yaitu :
Waktu Pengaplikasian
Dosis
w1 w2 w3
yang terdiri dari pengamatan penunjang dan pengamatan utama yang dilakukan
selama 8 minggu. Respon yang dinilai dan diukur dari setiap unit percobaan dari
secara statistik.
1. Pengamatan Suhu
termometer dan diamati sebanayak tiga kali yakni pada pagi pukul 08.00 WIB,
siang pukul 12.30 WIB, dan sore pukul 17.00 WIB. Pengamatan suhu dilakukan
20
untuk mengetahui suhu ang di butuhkan tanaman selada dengan suhu dilapangan.
2. Pengamatan Kelembapan
menggunakan hygrometer dan diamati sebanyak tiga kali yakni pada pagi pukul
08.00 WIB, siang pukul 12.30 WIB, dan sore pukul 17.00 WIB. Pengamatan
dilakukan setiap hari selama penelitian berlangsung. Suhu dan kelembapan juga
Pengamatan dilakukan jika ada hama ataupun penyakit lain yang menyerang
4. Uji Histologi
jaringan sel hama dan mengetahui struktur jaringan sel secara detail menggunakan
dilakukan dengan proses fiksatif yang akan menjaga preparat agar tidak rusak
parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Didiamkan selama 12-16 jam hingga
Mortalitas hama ulat daun (Plutella xylostella) adalah banyaknya hama ulat
daun yang mati setelah aplikasi pestisida nabati yang dibandingkan dengan jumlah
a
M = ˣ 100 %
b
Keterangan :
M = Mortalitas Hama
pada organ tanaman bagian daun. Pengamatan dilakukan pada tujuh hari setelah
aplikasi pestisida nabati daun sirih hijau dan dihitung persentase tingkat kerusakan
I= ( ab ) x 100 %
22
Keterangan :
I = Intensitas kerusakan
a = Banyaknya tanaman atau bagian tanaman yang terserang hama dari sampel
yang diamati
Jumlah daun dihitung dari banyaknnya daun yang tumbuh pada tanaman
selada. Perhitungan jumlah daun dimulai sejak fase vegetatif tanaman berumur 7,
menimbang seluruh bagian tanaman yang telah di jemur dibawah sinar matahari
terhadap tanaman selada secara utuh. Tanaman selada yang sudah mongering,
23
kemudian dipisahkan antara bagian pupus (dari pangkal batang keatas) dengan
bagian akar. Setelah itu bagian pupus ditimbang sehingga dihasilkan bobot kering
pupus, dan penimbangan bagian akar sehingga didapatkan borot kering akar.
Selanjutnya, untuk mengetahui nilai Nisbah Pupus Akar (NPA) maka dihitung
sidik ragam (ANOVA). Apabila F hitung < F table berarti tidak terdapat pengaruh
antara dosis pestisida nabati dan waktu pengaplikasian terhadap mortalitas hama
ulat daun dan produktivitas tanaman selada. Jika F hitung >F table berarti terdapat
mortalitas hama ulat daun dan produktivitas tanaman selada. Metode linear yang
digunakan dalam raacangan acak kelompok (RAK) menurut Gaperz (1991) adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
taraf ke-i dari dosis pestisida nabati dan taraf ke-j pada watu pengaplikasian
ulangan ke-k
24
(αβ)ij = Pengaruh interaksi ke-I dari dosis pestisida nabati dan ke-j dari waktu
pengaplikasian
∑ijk = Pengaruh galat penelitian, pengaruh dosis pestisida nabati taraf ke-I dan
Data hasil penelitin pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan
Sumber F Tabel
DB JK KT F Hit
Keragaman 0,05
Ulangan
(r-1) = 2 JKU KTU KTU/KTG 3,44
(Kelompok)
Waktu
(w-1) = 2 JK(w) KT(w) KT(b)/KTG 3,44
Aplikasi (w)
(d-1)(w-1)
Interaksi (dw) JK(dw) KT(dw) KT(dw)/KTG
=6
25
(dw-1)(r-
Galat JKG KTG
1) = 22
Keterangan :
SK : Sumber Keragaman
DB : Derajat Bebas
r : Ulangan
t : Perlakuan
Apabila hasil analisis ragam terdapat perbedaan pada setiap perlakuan maka
Sx=
√ KTG
r
Sx=
√ KTG
rb
Sx=
√ KTG
ra
Keterangan :
a : Taraf nyata 5%
p : Banayaknya perlakuan
r : Ulangan
b : Waktu pengaplikasian
Hipotesis :
Jika F 0,05 < F Hitung < F 0,01 maka perlakuan berpengaruh nyata
Tanaman sirih hijau yang dijadikan pestisida nabati adalah bagian daunnya.
Daun yang diambil yaitu daun sirih hijau yang masih muda karena mengandung
minyak atsiri lebih banyak dibandingkan daun sirih tua. Berdasarkan metode pada
penelitian Mujib dkk (2014), digunakan 100 gram/liter air sebagai starter. Bagian
daun sirih hijau dicuci dan ditimbang sebanyak 100 gram. Selanjutnya
blender. Setelah halus, ekstrak didiamkan selama 24 jam pada tempat yang teduh.
Setelah 24 jam, ekstrak daun sirih hijau disaring menggunakan saringan atau kain
halus. Ekstrak daun sirih hijau pun siap digunakan sebagai pestisida nabati. Dosis
cara mencari telur ulat daun (Plutella xylostella) untuk kemudian dipelihara
hingga menetas. Setelah menetas, larva ulat Plutela akan diberi pakan berupa
28
tanaman selada. Larva tersebut akan berkembang dari instar satu hingga instar
empat. Larva ulat terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, loncah dan bila tersentuh
larva akan menjatuhkan diri. Setelah keluar, larva instar pertama akan menggerek
masuk ke dalam daging daun. Larva instar berikutnya baru keluar dari daun dan
tumbuh hingga instar empat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva dari
instar 1-4 selama 3,7 hari; 2,7 hari; 2,6 hari; dan 2,10 hari.
Pembuatan larutan uji dilakukan untuk uji pendahuluan dan uji utama. Pada uji
daun selada direndam dalam larutan uji dan dikeringkan selama 5 menit. Daun
selada yang direndam dalam larutan uji kemudian dijadikan pakan untuk hama
ulat daun (Plutella xylostella). Pada uji utama larutan uji langsung dimasukan
selama 7 hari pengamatan untuk disesuaikan dengan siklus hidup ulat daun
Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung.
29
pembibitan dilakukan selama dua minggu atau setelah bibit tanaman berukuran 2-
Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah dan pupuk
dalam polybag diusahakan tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir dan akar
tanaman tidak kesulitan bernafas, tetapi juga tidak terlalu renggang agar ada
3.5.7 Penanaman
Bibit tanaman selada yang telah berumur 25 hingga 30 hari serta sudah
memiliki minimal 4-5 helai daun sudah dapat dipindahkan ke media tanam.
3.5.8 Pemeliharaan
kemudian di ulang sesuai kebutuhan. Jika ada tanaman yang mati, maka segera
3.5.9 Pemberian Perlakuan Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan
yang telah berumur 20 hari setelah tanam. Sebelum diinvestasikan, hama ulat
daun (Plutella xylostella) tidak diberi pakan selama 2 jam. Hal ini dilakukan
agar hama ulat daun (Plutella xylostella) dapat diisolasi. Pengamatan mulai
3.5.10 Panen
dengan cara mencabut tanaman dari mulai bagian akarnya. Apabila tanaman
selada tidak akan dipasarkan maka panen bias dilakukan dengan hanya memetik
daunnya saja, sehingga tanaman bias bertahan lama dan dapat dipanen berulang-
ulang.
31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
34
35
35
36
MENTERI PERTANIAN
ttd
ANTON APRIYANTONO
37
A B B C D
B E C E B
E A E A C
C D A D E
D C D B A
Keterangan :
A = Kontrol tanpa investasi Plutella xylostella
B = Limbah media jamur merang cair 20 ml (dengan sistem dikocor) + investasi
Plutella xylostella
C = Limbah media jamur merang padat 20 gr + investasi Plutella xylostella
D = Limbah media jamur merang cair 20 ml + padat 20 gr + investasi Plutella
xylostella
E = Limbah media jamur merang cair 20 ml + padat 20 gr + investasi Plutella
xylostella
37
38
38
39