1619 3366 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No.

1 Maret 2014 ISSN 2337-7771


E-ISSN 2337-7992

jht
Berkala Ilmiah IlmuPengetahuan dan Teknologi Kehutanan

DAFTAR ISI
HASIL AIR PENGGUNAAN LAHAN HUTAN DALAM MENYUMBANG ALIRAN SUNGAI 1-8
Edy Junaidi

KAYU SISA PENJARANGAN DAN TEBANG HABIS HUTAN TANAMAN JATI 9-15
Ahmad Budiaman, Devi Muhtariana, dan Nensi Yunita Irmawati

PERENCANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN MELALUI ANEKA USAHA 16-23


KEHUTANAN (Studi di Dinas Kehutanan Kabupaten Malang)
Hari Wijayanto, Agus Suryono dan Tjahjanulin Domai

KINERJA INDUSTRI KAYU LAPIS DI KALIMANTAN SELATAN MENUJU EKOEFISIENSI 24-34


Darni Subari

KARAKTERISTIK JENIS POHON PADA BERBAGAI TIPE LOKASI HUTAN KOTA DI PEKANBARU 35-39
PROPINSI RIAU
Anna Juliarti

KAJIAN DINAMIKA HARA TANAH PADA EMPAT PERLAKUAN 40-46


Ary Widiyanto

STRUKTUR DAN DIMENSI SERAT PELEPAH KELAPA SAWIT 47-51


Lusita Wardani, Faisal Mahdie, dan Yusuf Sudo Hadi

KAJIAN BENTANG LAHAN EKOLOGI FLORISTIK HUTAN RAWA GAMBUT BERBASIS CITRA 52-59
PENGINDERAAN JAUH DI SUB DAS SEBANGAU
Raden Mas Sukarna

PENGARUH TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT BENIH TERHADAP VIABILITAS BENIH TEMBESU 60-64
(Fagraea fagrans Roxb)
Tati Suharti, Yulianti Bramasto dan Naning Yuniarti

KERUSAKAN TANAH YANG TERJADI AKIBAT SLIP PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN KAYU 65-70
Yuniawati dan Sona Suhartana

UJI VIABILITAS DAN SKARIFIKASI BENIH BEBERAPA POHON ENDEMIK HUTAN RAWA GAMBUT 71-76
KALIMANTAN TENGAH
Siti Maimunah

ANALISA USAHA LEBAH MADU HUTAN DAN KUALITASNYA 77-81


Fatriani, Arfa Agustina Rezekiah, Adistina Fitriani
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para penelaah yang telah berkenan menjadi Mitra Bestari
pada Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1yaitu:

Prof. Dr. Ir. M. Lutfhi Rayes,M.Sc


(Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)

Prof.Dr.Ir. Wahyu Andayani, M.Sc


(Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada)

Prof.Dr.Hj. Nina Mindawati, M.S


(Puslitbang Produktivitas Hutan, Kementerian Kehutanan RI)

Prof. Dr. Ir. Syukur Umar, DESS


(Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)

Prof. Dr. Ir. Baharuddin Mappangaja, M.Sc.


(Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin)

Prof.Dr.Ir.H.M. Ruslan, M.S


(Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat)

Dr.Ir. Satria Astana, M.Sc.


(Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan RI)

Dr. Ir. KusumoNugroho, MS


(Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian)

Dr.Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Agr.


(Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada)

Prof.Dr.Ir. Sipon Muladi


(Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman)

Prof. Dr. Ir, Djamal Sanusi


(Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin)

Dr. Sc. Agr. Yusran, S.P., M.P


(Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)
KATA PENGANTAR

Salam Rimbawan, masing adalah 2328,3-2486,0 ìm; 26,2-27.0 ìm; 598,3-


Jurnal Hutan Tropis Volume 1 Nomor 3 Edisi Novem- 792,51ìm, and 21,65-26,65 ìm.
ber 2013 kali ini menyajikan 12 buah artikel ilmiah hasil Raden Mas Sukarna meneliti klasifikasi struktur hutan
penelitian kehutanan. rawa yang akurat melalui model Forest Canopy Density
Edy Junaidi meneliti peranan hidrologi hutan (hutan Citra Landsat, dan model distribusi floristik hutan pada
alam dan hutan tanaman) terhadap aliran sungai ditinjau satuan bentang lahan berdasarkan integrasi spasial
dari neraca air dengan membandingkan penggunaan antara variasi struktur hutan dan tipe bentuk lahan.
lahan hutan dan penggunaan lahan lain. Tati Suharti, dkk meneliti teknik pengendalian penyakit
Ahmad Budiaman, dkk meneliti besarnya kayu sisa benih terhadap viabilitas benih tembesu (Fagraea fragrans
dari kegiatan tebang habis kelas umur (KU) VII dan Roxb).
penjarangan KU VI Kayu jati (Tectona grandis) yang Yuniawati dan Sona Suhartana meneliti kerusakan
dikelola oleh Perum Perhutani. tanah yang terjadi akibat terjadinya slip pada saat kegiatan
Hari Wijayanto, dkk meneliti pemberdayaan pengangkutan kayu di wilayah Resort Pemangkuan Hutan
masyarakat sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan. (RPH) Ciguha, BKPH Cikawung, KPH Sukabumi Perum
Hasil penelitian ini menunjukkan proses perencanaan Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.
aneka usaha kehutanan sebagai usaha memberdayaan Siti Maimunah meneliti indeks viabilitas benih untuk
masyarakat sekitar hutan masih kurang maksimal. jenis-jenis yang tumbuh di hutan rawa gambut. Hasil
Darni Subari meneliti kinerja industri kayu lapis di penelitian menunjukkan bahwa besarnya indeks viabilitas
Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan
industri kayu lapis umumnva memiliki kesamaan dalam cara skarifikasi benihnya. Tumih dan pulai adalah jenis
proses dan mesin produksinya yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lahan
Anna Juliarti meneliti jenis-jenis pohon yang ditanam gambut terdegradasi.
di lokasi Hutan Kota di Pekanbaru. Hasil penelitian Fatriani, dkk meneliti biaya, pendapatan dan
menunjukkan bahwa ditemukan 7 spesies, 5 famili yang keuntungan usaha lebah madu serta menganalisa
terdapat di median jalan, 12 spesies , 11 famili yang berada kualitas madu yang dihasilkan oleh usaha lebah madu.
di pinggir jalan dan 26 spesies, 17 famili yang terdapat di Lokasi penelitian berada di Desa Telaga Langsat
taman-taman kota Kecamatan Tangkisung Kabupaten Tanah Laut
Ary Widiyanto meneliti dinamika hara pada lahan Semoga hasil penelitian tersebut dapat menjadi
agroforestri sengon-kapulaga dengan pemberian empat pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca untuk
perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan dikembangkan di kemudian hari. Selamat Membaca.
bahwa jenis perlakuan dan kedalaman tanah tidak
berpengaruh secara nyata terhadap kadar C, N dan P Banjarbaru, Maret 2014
tanah, sedangkan waktu pengukuran berkorelasi dengan Redaksi,
kadar C, N dan P tanah.
Lusita Wardani, dkk mengidentifikasi beberapa sifat
anatomi pelepah sawit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tebal serat, diameter serat pelepah sawit serta
diameter metaxylem dan tebal dinding selnya masing-
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1 Maret 2014 ISSN 2337-7771
E-ISSN 2337-7992

ANALISA USAHA LEBAH MADU HUTAN DAN KUALITASNYA


Business Analysis And Quality of Forest Honey Bee

Fatriani, Arfa Agustina Rezekiah, dan Adistina Fitriani


Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani KM 36 Kotak Pos 19, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ABSTRACT. This study aims to analyze the costs, revenues and profits of business and analyze the
quality of the honey bee. The research location in the village of Telaga Langsat District Tangkisung, Tanah
Laut Regency. The cost of the 214 honeybee box of IDR 114,717,000,- per year. Profit of IDR 463.083.000,
per year. The results of laboratory tests, the parameters that meet ISO standards are ash content, levels
of impurities, and the copper content while sugar levels are still far below the standards.
Keywords: business analysis, honeybees, quality
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa biaya, pendapatan dan keuntungan usaha lebah
madu serta menganalisa kualitas madu yang dihasilkan oleh usaha lebah madu. Lokasi penelitian berada
di Desa Telaga Langsat Kecamatan Tangkisung Kabupaten Tanah Laut. Biaya dari usaha lebah madu
terhadap 214 stup atau kotak lebah madu sebesar Rp. 114.717.000,00. Keuntungan yang diperoleh
sebesar Rp. 463.083.000,00 per tahun. Hasil uji laboratorium, parameter yang memenuhi standar SNI
adalah kadar abu, kadar kotoran, dan kadar tembaga sedangkan kadar gula masih jauh di bawah SNI.
Kata Kunci: analisa usaha, lebah madu, kualitas
Penulis untuk korespondensi : [email protected]

PENDAHULUAN millifera dapat menghasilkan madu, bee pollen, royal jelly


dan propolis dalam jumlah yang cukup tinggi setiap
Banyaknya jenis lebah madu yang terdapat di Indo-
tahunnya (Gultom, 2007)
nesia, merupakan suatu keuntungan guna peningkatan
Lebah madu jenis Apis mellifera sering disebut lebah
hasil hutan non kayu. Potensi yang besar ini harus
madu Italia. Lebah madu ini sangat poluler sebagai lebah
didukung oleh pemanfaatan yang optimal dan lestari. Hal
madu ternakan di Eropa, Amerika, dan Australia.
ini juga akan memberi manfaat terhadap peningkatan
Sekarang hampir semua peternakan lebah di seluruh dunia
ekspor madu Indonesia serta peningkatan kesejahteraan
memakai lebah Apis mellifera dikarenkan mampu
dan pendapatan masyarakat.
menghasilkan madu dengan jumlah 200 kg perkoloni
Lebah madu memiliki banyak manfaat, seperti hasil
pertahun (Farida, 2000)
langsung berupa madu, pollen, royal jelly, malam atau
Lebah madu ini lebih mudah diternakan, sifatnya yang
lilin lebah, propolis zat perekat dan sengatan lebah.
jinak dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sehingga
Manfaat tidak langsung dari usaha budidaya lebah madu
lebah jenis ini tidak mudah meninggalkan sarangnya.
diantaranya berupa peningkatan gizi masyarakat,
Peternak akan menggembalakan lebah jenis ini mengikuti
menciptakan lapangan pekerjaan serta membantu
musim bunga sebagai sumber pakannya dan mengha-
penyerbukan tanaman hutan dan tanaman pertanian
silkan madu berdasarkan sumber bunga tersebut.
sehingga kelestarian hutan di Indonesia dapat terjaga serta
Peranan sebagai
produksi pertanian meningkat.
Berkurangnya luas hutan Indonesia berakibat semakin
Jenis lebah madu yang terkenal adalah Apis Dorsata
berkurangnya habitat lebah madu hutan, dengan demikian
menghasilkan madu hutan dan Apis Mellifera
akan semakin terjadi penurunan hasil madu. cara
menghasilkan madu ternak. Lebah madu jenis Apias

77
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

mengatasi kekurangan tersebut adalah dengan mem- serta Menganalisis kualitas madu yang dihasilkan oleh
budidayakan lebah madu. usaha lebah madu
Usaha budidaya lebah madu memerlukan lahan,
modal, tenaga kerja, pengetahuan, keterampilan budidaya BAHAN DAN METODE
lebah dan manajemen yang baik. Selain itu diperlukan Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini
penyerbuk bunga sangat besar, sehingga sangat dian- adalah tally sheet, alat tulis dan alat hitung. Data yang
dalkan petani untuk membantu meningkatkan hasil pro- dibutuhkan dalam penelitian ini adalah proses produksi
duksi pertanian dan perkebunan (Farida, 2000).juga dan tingkat produksi (pengadaan lebah, pengadaan tenaga
pertimbangan ekonomi dalam pengambilan keputusan kerja, pengadaan alat-alat ternak lebah, proses produksi
yang berhubungan dengan biaya yang akan dikeluarkan. lebah madu, jumlah produksi madu, kegiatan penge-
Pertimbangan ekonomi dalam pengambilan kepu- masan atau pengepakan, harga jual madu dan produk
tusan yang berhubungan dengan biaya yang akan sampingan).
dikeluarkan sangatlah diperlukan. Biaya dapat digo- Analisa biaya dan pendapatan berupa (a) biaya
longkan berdasarkan hubungannya dengan proses variabel (biaya perbaikan dan pemeliharaan kotak lebah,
produksi, reaksi biaya terhadap volume produksi, perlengkapan pengemasan). Untuk memperolah biaya
pembebanan biaya dan tujuan lainnya. Biaya yang variabel, dilakukan analisis data secara diskriptif, (b) biaya
berhubungan langsung dengan proses produksi termasuk tetap (gajih pekerja tetap, biaya kantor, biaya pemasaran,
kedalam biaya produksi. Didalam pengusahan lebah madu penyusutan dan modal).
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses Setelah data biaya diperoleh maka dilakukan
produksi, biaya produksi dan produktivitas madu. perhitungan pendapatan dan keuntungan dari usaha lebah
Usaha budidaya lebah madu membutuhkan investasi madu serta analisis Break Even Point dengan mengguna-
dan biaya operasional dalam pelaksanaannya. kan rumus:
Pemahaman pengelolaan budidaya lebah madu sangat a) Total Biaya = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan yang tepat b) Pendapatan = Harga per satuan unit aoutput x
sehubungan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan jumlah output yang dijual
untuk menjalankan sebuah usaha peternakan lebah c) Keuntungan = Total pendapatan – Total biaya
madu. (Gittinger, 1986)
Madu merupakan sumber obat karena di dalamnya d) Analisis break even point menurut Sigit, 1997 :
terkandung berbagai jenis komponen antara lain
karbohidrat, asam amino, mineral, enxim, vitamin dan
air. Selain itu terdapat enzim Diqastase dan enzim
Intertase yang dominan dan berperan dalam proses
permentasi madu juga menghidrolis karbohidrat, protein
dan glikosida (turunan glukosa dan fruktosa) (Halim dan Dan
Suharno, 2001).
BEP dalam unit =
Kualitas madu secara sensoris biasanya ditentukan
oleh warna, aroma (khas madu) dan keadaannya
Keterangan:
(kekentalan dan penampakan). Madu yang berwarna BEP = titik impas (Break Even Point)
terang biasanya berkualitas nomer satu tetapi menurut FC = biaya tetap (Fixed Cost)
beberapa ahli menyatakan bahwa madu berwarna gelap VC = biaya variabel per unit (Variable Cost)
mengandung banyak mineral terutama Fe, Cu dan Mn. P = Harga jual per unit (Price)
Biasanya madu berwarna gelap diperolah dari madu hutan S = Jumlah penjualan (Sales)
yang banyak di hasilkan oleh petani madu dari hutan Uji analisis parameter madu seperti kadar air, kadar
Kalimantan dan Sumatra (Erwan dan Yulianto, 2011) abu, kadar kotoran, pH, gula pereduksi, sukrosa, Cu,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisis Fe, Zn dilakukan di Laboraturium Dasar Unlam dan
biaya, pendapatan dan keuntungan usaha lebah madu Baristand.

78
Fatriani, dkk.,: Analisa Usaha Lebah Madu Hutan dan Kualitasnya (2): 77-81

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Biaya Penyusutan pada Usaha Lebah Madu
Gapoktan Langsat Membangun
Desa Telaga Langsat terletak di Kecamatan Takisung,
Table 2. Depresation of Cost in Honey Bee Business
Kabupaten Tanah Laut, memiliki luas 2559,5 Ha. Desa
Gapoktan Langsat Membangun
Telaga Langsat berjarak 25 Km dari ibukota kabupaten
No Alat Harga Beli n nilai rongsok D (Rp/th)
Tanah Laut. Secara umum sebagian penduduk adalah (Rp) (tahun) (Rp)
1 Sepeda motor 2 buah 15.000.000 2 1.500.000 6.750.000
sebagai petani. 2 Pemeras madu 2 buah 9.000.000 2 900.000 4.050.000
Jumlah 10.800.000
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau Keterangan: D = Depresiasi (Penyusutan)

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya


Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan
terbagi atas dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya
naik dan turun sebanding dengan jumlah hasil produksi
variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang berjalan
atau volume produksi. Biaya variabel dari usaha lebah
sesuai dengan masa pakai alat, apakah mesin dijalankan
madu di Gapoktan Langsat Membangun terdiri atas biaya
atau tidak, dan secara keseluruhan jumlahnya tetap serta
produksi dan biaya kemasan. Untuk lebih jelasnya biaya
perubahan hanya terjadi dalam biaya per unit produksi
variabel dapat dilihat pada Tabel 3.
sesuai dengan perubahan volume produksi.
Usaha lebah madu yang dikelola oleh gabungan
Tabel 3. Perincian Penyusun Komponen Biaya Variabel
kelompok tani Langsat Membangun merupakan usaha
Table 3. Variabel Cost
tani dalam skala kecil sehingga dalam pengembangan
usahanya mereka tidak melakukan peminjaman modal No Jenis Biaya (Rp/Tahun)
1 Proses Produksi
baik di BANK melainkan swadaya masyarakat atau
a. Biaya pemeliharaan
kelompok tani. Komponen biaya tetap yang dikeluarkan kotak lebah 32.100.000,00
oleh kelompok tani dalam usaha tersebut dapat di lihat 2 Kemasan
pada Tabel 1 di bawah ini. a. Botol 15.408.000,00
b. Tutup botol 3.852.000,00
Tabel 1. Komponen Biaya Tetap Usaha Lebah Madu c. Stiker 7.704.000,00
Gapoktan Langsat Membangun d. Dus 642.000,00
e. Corong
Table 1. Fixed Cost of Honey bee Business from 50.000,00
f. Gayung 100.000,00
Gapoktan Langsat Membangun
g. Ember 500.000,00
No Jenis Biaya Jumlah (Rp) h. Upah kemasan 3.852.000,00
Total 64.208.000,00
1 Penyusutan sarana dan prasarana 10.800.000,00
2 Modal (Pembuatan Stup) 30.709.000,00
3 Pemeras madu 2 9.000.000,00 Dari perhitungan biaya tetap dan biaya variabel maka
Total 50.509.000,00 biaya total dari usaha lebah madu adalah Rp.
114.717.000,00.
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Gapoktan Langsat
Harga jual madu hasil usaha Gapoktan Langsat
Membangun pada tahun 2012 hanyalah penyusutan dari membangun Rp. 75.000,-/botol. Untuk setiap kotak lebah
sarana dan prasarana yaitu motor sebanyak 2 buah dan madu atau stup bisa menghasilkan 4 botol untuk setiap
alat pemeras madu sebanyak 2 buah. Sedangkan modal bulannya. Mengingat makanan lebah madu pada peter-
yang dikeluarkan merupakan modal dari pembuatan stup nakan tersebut merupakan makanan alami yang berada
sebanyak 214 buah. di sekitar desa Telaga Langsat dan rtidak mendapatkan
pakan tambahan maka hanya 9 bulan masa produksi
madu.
Produksi madu selama satu tahun adalah 7.704 botol
dari 214 kotak. Dengan perincian per bulan dapat
menghasilkan 4 botol, dalam satu tahun hanya terdapat
9 bulan produksi. Jumlah penjualan madu selama satu
79
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

tahun adalah Rp. 577.800.000,00. Pendapatan dari hasil Pengujian kualitas madu dilaksanakan di laboratorium
usaha lebah madu per bulan adalah Rp. 64.200.000,-, . Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru. Rata-
Keuntungan dari usaha tersebut selama satu tahun adalah rata hasil pengujian madu yang dilaksanakan di Balai
Rp. 463.083.000,00 atau dengan kata lain keuntungan Riset Dan Standarisasi Industri disajikan pada Tabel 4
yang diperoleh untuk setiap kotak lebah madu adalah di bawah ini.
Rp. 2.163.939,25. Jika anggota Gapoktan memiliki mini-
mal 5 kotak lebah madu di muka rumah, maka keun- Tabel 4. Hasil pengujian beberapa parameter madu hutan
tungan yang mereka peroleh untuk setiap tahunnya adalah Table 4. Results of Quality Honey Bee
Rp. 10.819.696,26. Hal ini akan sangat membantu untuk No Parameter Satuan SNI 01-3545-2004 Rata hasil
1 Kadar air, maks % 22 24.33
meningkatkan pendapatan anggota kelompok tani. 2 Kadar abu, maks % 0.5 0.02
3 Kadar kotoran,maks % 0.5 0.02
Break Even Point digunakan untuk menganalisis 4 pH - 4.5
5 Gulapereduksi, min % 65 32.99
tingkat produksi minimal yang harus dicapai oleh suatu 6 Sukrosa, maks % 5 5.64
7 Cu, maks mg/kg 5.0 1.620
usaha. Suatu usaha akan dikatakan dalam keadaan break 8 Fe mg/kg - 14.783
9 Zn mg/kg - 3.349
even bilamana penghasilan yang diterima sama dengan
biaya yang dikeluarkan. Titik break even point dapat Kualitas madu secara umum ditentukan oleh jenis
dihitung melalui perhitungan di bawah ini: lebah, jenis makanan (nectar), tempat tumbuh, cuaca/
a. BEP dalam Penjualan iklim. Faktor-faktor yang menyebabkan madu murni tidak
berkualitas: 1. Tempat lebah tumbuh dan berkembang
BEP = biak. 2 . Tehnik budi daya lebah yang kurang profesional.
3. Panen madu yang belum waktunya, 4. Pengolahan
BEP = pasca panen.5. Kualitas madu juga tergantung jenis bunga
dan tumbuhan yang ada di sekitar sarang lebah penghasil
BEP = Rp. 56.823.510,00 madu.
b. BEP dalam unit
Rata-rata kadar air yang dihasilkan adalah 24.33
%, sedangkan menurut SNI kadar air maks 22 %, jadi
BEP = kadar air yang dihasikan oleh gapoktan tersebut
melebihi standar yang telah ditetapkan, tingginya kadar
BEP = air madu kita, disebabkan oleh tingkat kelembapan
kawasan tropis yang juga sangat tinggi (sekitar 60%
s.d. 80%). Beda dengan kawasan subtropis yang
BEP = 757,65 botol
tingkat kelembapan udaranya sangat rendah (di bawah
Grafik BEP dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah 50%). Berdasarkan hasil uji laboratorium maka
ini: parameter yang memenuhi standar SNI adalahkadar
Biaya dan Pendapatan (Rp) abu, kadar kotoran, dan kadar tembaga, kadar gula
pereduksi masih jauh dari standar SNI, Tingginya kadar
air dari madu tersebut memberikan tanda bahwa madu
dari Gapoktan Langsat Membangun tidak dapat
disimpan lama, karena dapat terjadi fermentasi. oleh
karena itu perlu dilakukan metode untuk mengurangi
kadar airnya. Perlu penelitian tentang kandungan nektar
(bahan makanan lebah), untuk mengetahui kadar
glukosa yang dihasilkan madu.

SIMPULAN

Gambar 1. Grafik BEP pada Usaha Lebah Madu Dari penelitian ini dapat disimpulkan yaitu
Gapoktan Langsat Membangun Biaya dari usaha lebah madu yang dilakukan oleh
Figure 1. BEP Grafic Honey Bee Business in gabungan kelompok tani di Desa Telaga Langsat terhadap
Gapoktan Langsat Membangun 214 stup atau kotak lebah madu sebesar Rp.
114.717.000,00.

80
Fatriani, dkk.,: Analisa Usaha Lebah Madu Hutan dan Kualitasnya (2): 77-81

Pendapatan dari penjualan madu selama satu tahun


sebesar Rp. 577.800.000,00 sehingga keuntungan yang
diperoleh untuk 214 kotak lebah madu adalah Rp.
463.083.000,00 per tahun
Analisa Break Even Point menunjukkan titik Rp.
56.823.510,00 atau pada tingkat produksi sebanyak
757,75 botol madu
Berdasarkan hasil uji laboratorium maka parameter
yang memenuhi standar SNI adalah kadar abu, kadar
kotoran, dan kadar tembaga
Kadar gula pereduksi masih jauh dari standar SNI.

DAFTAR PUSTAKA

Erwan dan Yulianto, H. 2009. Studi Komposisi dan


Karbohidrat dan Aktivitas Enzim Diastase pada
Berbagai Jenis Madu yang Beredar di Pasaran Kota
Mataram. ORYZA. Vol. VIII No.2 Mei 2009. Diakses
pada tanggal 14 September 2013.
Farida, I. 2000. Evaluasi Perkembangan Usaha Lebah
Madu Apis mellifera. Skripsi Fakultas Pertanian
IPB. Diakses pada tanggal 14 September 2013.
Gittinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek
Pertanian Universitas Indonesia. Jakarta.
Sigit, S. 1997. Analisa Break Even, Yayasan Pembina
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

81

Anda mungkin juga menyukai