Kulit
Kulit
Kulit
Fransisca Nathalia
Status Dermatologikus
A. Distribusi
B. Lokasi
C. Lesi :
1) Jumlah
2) Penyebaran lesi
3) Batas
4) Bentuk dan susunan
5) Ukuran
6) Permukaan
7) Kering dan basah
D. Efloresensi
Distribusi (thd luas kelainan kulit)
• Lokalisata: terbatas pd satu regio/bagian
tubuh atau lokasi tertentu
• Regioner: mengenai regio tertentu atau bbrp
regio tubuh
• Generalisata : menyebar pada sebagian besar
tubuh atau mengenai banyak regio tubuh
• Universalis : mengenai seluruh tubuh atau
hampir slrh tubuh (>90%)
Distribusi (Pola karakteristik khusus)
• Simetris : mengenai kedua sisi tubuh pada
regio yang sama
• Asimetris : tidak mengenai sisi yang sama
• Unilateral : mengenai satu sisi tubuh saja
• Dermatomal : mengenai satu area kulit
tertentu yang dipersarafi oleh serabut saraf
eferen yang berasal dari ganglion posterior
Lokasi
• Lokasi lesi kulit mis: pada kulit kepala, leher ,
dll
Lesi
Kriteria minor:
• xerosis/iktiosis/hiperlinilaris palmaris
• skuama di skalpkronis
• aksentuasi perifolikuler
• fisura di belakang telinga
Dermatitis atopik Dermatitis alergik Dermatitis iritan
Penyebab Belum diketahui. Iritan primer Alergen kontak
Hasil interaksi
kompleks faktor
genetik,imunologik,fa
rmakologik,lingkunga
n
Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang
Penderita Orang yg alergi Semua orang Orang yg alergik
Lesi Kemerahan Eritema sangat jelas, Eritema kurang jelas,
bereksudat, xerosis batas jelas batas kurang jelas
seluruh tubuh
Patch test Hasil reaksi lbh Sesudah ditempel Sesudah ditempel
positif dengan skin seharian, bila seharian, diangkat,
prick test diangkat, reaksi reaksi menetap dan
berhenti meluas
DK : Dermatitis Atopik
PP
• Laboratory testing : jarang, apusan kulit yang terinfeksi bisa
membantu dengan isolasi dari organisme spesifik dan
sensitivitas antibiotik.
• Hitung trombosit : untuk membantu diagnosis
trombositopenia dan menyingkirkan imunodefisiensi
lainnya
• Biopsi histopatologi :
– Untuk menunjukkan dermatitis akut dan kronis tapi tidak
spesifik.
– Akut = spongiosis, eksositosis limfosit T, jumlah sel langerhans
meningkat. Pada dermis ada oedem, bersebukan sel radang
terutama limfosit T, makrofag, sel mast dbn tapi dalam keadaan
degranulasi. Sebagian besar sel T-CD4.
– Kronis = hyperkeratosis dan akantosis. Pada dermis bersebukan
sel radang terutama makrofag dan eosinofil.
• IgE serum biasa meninggi
• Pemeriksaan skin prick
– Untuk menentukan alergen inhalan
– Dilakukan dengan meneteskan ekstrak alergen pada permukaan kulit volar
lengan bawah sisi dalam atau punggung yang sudah ditandai dan digores
dengan jarum yang sebelumnya didesinfeksi kapas alkohol 70%.
– Hasil reaktif ditunjukkan dengan munculnya benjolan merah dengan diameter
tertentu, disertai rasa gatal di area kulit temoat tusukan tadi dalam waktu 15-
20 menit.
• Patch test
– Dilakukan apabila diduga alergi terhadap kontak dengan bahan kimia.
– Dilakukan dengan meletakkan bahan-bahan kimia pada plester, lalu
ditempelka pada kulit punggung.
– Hasil tes baru dapat dibaca setelah 48-72m jam, dan selama tes dianjurkan
agar tiudak melakukan aktivitas berat dan mengeliuarkan keringat, tidak boleh
mandi, posisi tidur telungkup, dan usahakan agar punggung tidak bergesekan
dengan apa pun.
– Hasil reaktif ditunjukkan dengan munculnya bercak kemerahan pada kulit tsb.
Penatalaksanaan
- Mengendalikan penyakit
- Mengurangi gejala
- Mencegah kekambuhan
Pengobatan Sistemik
• Kortikosteroid
Mengendalikan eksaserbasi akut, penggunaan dalam jangka pendek,
dosis rendah, dan tapering off kortikosteroid topikal.
• Antihistamin
Mengurangi rasa gatal yang hebat t.u malam hari yang menggangu
tidur.
Obat sedatif : hidroksisin, difenhidramin
• Antibiotik
Pada D.A, ditemukan koloni S. aureus.
Tidak resisten : eritromisin, asitromisin, klaritromisin.
Resisten : dikloksasilin, oksasilin, sefalosporin gen. I
• Antimetabolik
– Mycophenolate mofetil purin biosintesis inhibitor
imunodepresan pada transplantasi organ, inflamasi pada kulit.
dosis : 2 gram/hari, D.A yang resisten terhadap terapi lain
– Methotrexate inhibitor poten pada sintesis sitokin inflamasi dan
kemotaksis sel
– Azathioprien analog purin D.A
• Probiotik
Probiotik Lactobacillus rhamnosus strain GG pada masa
perinatal Pe insidensi dan FR D.A pada anak-anak
selama 2 tahun kehidupan
• Interferon
IFN-ϒ menekan respon Ig-E, me fs. Dan proliferasi sel
Th2.
• Siklosporin
siklosporin jangka pendek, 5 mg/kgBB P.O.
Siklosporin imunosupresif kuat pada sel T.
E.S : Pe kreatinin dalam serum, pe fs. Ginjal,
hipertensi
Non-farmakologi
Menghilangkan faktor yang memperberat dan memicu “gatal-garuk”, mis.
Pakaian kasar, kontak dengan bahan kimia, sabun , deterjen, pajanan
terhadap panas dan dingin yang ekstrim.
Sabun berdaya larut minimal terhadap lemak, pH netral.
Hindari stres eksaserbasi D.A