Marketing Mix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam
kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia
membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air
maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin
memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya
segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih
Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan
keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price),
pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang
yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki
pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak
konsumen yang dituju.

1.2. Rumusan masalah
1. Apa itu bauran pemasaran ?
2. Apa saja komponen marketing mix ?

1.3. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa itu bauran pemasaran
2. Mengetahui komponen marketing mix




PEMBAHASAN

A. Pengertian Bauran Pemasaran

Philip Kotler dan Geri Amstrong (2001) tentang bauran pemasaranadalah:
saluran pemasaran dapat dipandangan sebagai sistem penyerahan nilai pelanggan
dimana masing-masing anggota saluran menambah nilai bagi pelanggan.
Oleh karena itu mendesain saluran distribusi dengan menemukan nilai apa
yang diinginkan oleh berbagai segmen sasaran dari saluran distribusi.
Salah satu strategi utama dalam menentukan keberhasilan mencapai tujuan
kegiatan pemasaran perusahaan adalah penentuan marketing mixnya. Penentuan
ini secara lansung berhubungan dengan langkah operasi perusahaan didalam
pelaksanaan kegiatan berhubungan dengan langkah operasi. Sehingga
apabila marketing mix yang ditetapkan perusahaan tersebut akan mengalami
kegagalan dalam nencapai tujuan operasinya
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dikemukakan beberapa
pengertianmarketing mix.
Marketing menurut Drs. Siswanti Sutojo (1993 : 13) adalah
Bermacam kebijaksanaan pemasaran yang digunakan untuk mencapai pembeli
sasaran secara ringkas dapat digolongkan menjadi 4 yaitu kebijaksanaan:
1. Produk
2. Harga
3. Distribusi
4. Promosi
B. Komponen Marketing Mix
1. Produk
Produk secara singkat menurut Philip Kotler Dasar-dasar Pemasaran
(1989:89) dapat didefinisikan sebagai berikut:
Produk adalah apa yang diapat ditawarkan daidalam pasar untuk
dipertahankan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memusaskan
keinginan atau kebutuhan termasuk didalam adalah objek fisik, jasa, orang, tempat
organisasi dan gagasan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud produk adalah suatu
yang berwujud maupun sesuatu yang tidak berwujud yang lazim disebut jasa. Dari
definisi diatas terkandung tiga makna yang perlu dibedakan:
1. Produk ini yang merupakan manfaat yang dicari oleh pembeli.
2. Produk formal yaitu obyek fisik yang ditawarkan seperti : kemasan,
merek, mutu
3. Produk yang disempurnakan yaitu mencakup keseluruhan manfaat yang
diberikan oleh produk formal.
Dari ketiga makna produk, menumbulkan gagasan bagi pemasar selalu
mempertimbangkan konsumsi konsumen yaitu bagaimana cara seseorang membeli,
bukan semata-mata dipengaruhi oleh manfaat yang dicai, melainkan dipengaruhi
oleh faktor faktor lain yang menyertai barang yang bersangkutan.
Maka dari itu produk digolongkan menjadi:
1. Penggolongan menurut tujuan pemakainya
a. Barang konsumsi
Barang konsumsi yaitu barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan, jadi
barang ini untuk dikonsumsikan sendiri dan tidak digunakan untuk proses produksi.
Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi:
- Barang konvenien, yaitu barang yang mudah dipakai pembeliannya dapat
disembarang tempat dan pada setiap waktu.
- Barang shopping, adalah barang yang harus dibeli dengan mencari
terlebih dahulu dan didalam pembeliannya harus dipertimbangkan secara matang.
- Barang special adalah barang yang mempynyai ciri khas dan hanya dapat
dibeli ditempat tertentu saja, untuk memperolehnya konsumen harus
mengeluarkan pengorbanan yang sangat besar
b. Barang industry
Adalah yang dibeli untuk menghasilkan barang lain atau untuk
menyelenggarakan suatu usaha.
2. Penggolongan menurut tingkat konsumsi dan konkret tidaknya suatu
barang
a. Barang tahan lama
Adalah barang konkret yang dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu
b. Barang tidak tahan lama
Adalah barang konkret yang habis dikonsumsikan setelah digunakan sekali
atau beberapa kali
c. Jasa
Adalah kegiatan, kegunaan atau kepuasan yang dijual berdasarkan
Berdasarkan uraian diatas maka produk yang dihasilkan home industri
adalah barang konsumsi.
2. Kebijakan Harga
Dalam penetapan harga jual, perusahaan harus memperhatikan berbagai
pihak antara lain para konsumen akhir, para penyalur, saingan, para suplier,
bahan, dana, tenaga kerja dan para manager perusahaan yang bersangkutan.
Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan sangat mempengaruhi
beberapa aspek kegiatan perusahaan, baik menyangkut kegiatan penjualan
maupun aspek keuntungan yang mau dicapai oleh perusahaan.
Dengan demikian semua keputusan yang berkaitan dengan harga hendaknya harus
dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dan mendalam serta memperhatikan
aspek intern dan ekstern perusahaan.
Marius P Angipora (1998 : 186) mendefinisikan kebijakan harga sebagai
berikut:
Tuntutan atau pedoman managerial yang akan diperlukan untuk membuat
keputusan-keputusan dimasa yang akan datang bila mana situasi menuntutnya.
Dengan deikian sebuah kebijakan dapat menjadi suatu tindakan konkrit yang
secara rutin diikuti bila mana sebuah situasi taktis atau strategis tertentu
menuntutnya.\
Apabila produk dipresepsikan berkualitas tinggi dan manfaatnya dianggap
banyak, maka harga akan dinilai murah. Tetapi apabila presepsi konsumen
terhadap kualitas rendah dan manfaatnya dianggap kurang, maka harga umumnya
dianggap mahal, dengan dasar pemikiran yang demikian.
Harga bisa juga didefinisikan suatu takaran perbandingan antara
pengorbanan dan manfaat dalam pikiran (asumsi konsumen). Untuk mencapai
keunggulan dalam harga, menurut Michael Treacy, diperlukan keunggulan
operasional (operational exelence) dengan keunggulan operasional akan
memberikan perpaduan kualitas, harga dan kemudahan dalam membeli (Michael
Treacy & Fred Wiessema, Op Cit 22)
Dengan keunggulan dalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka
perushaan akan dapat menekan biaya produksi. Dengan demikian harga jual dapa
ditekan lebih rendah lagi.
Namun presepsi konsumen tidak secara mutlak mampu membuat konsumen
mengabaikan harga. Sebab konsumen pada umumnya memiliki suatu acuan dalam
menilai harga. Acuan atau dasar yang sering dijadikan konsumen dalam menilai
harga adalah:
a. Harga produk lain.
b. Perubahan waktu pembelian
c. Lingkungan pembelian
Selain hal penetapkan harga diatas , Perusahaan juga dapat menggunakan
cara dengan melakukan pendekatan penetapan harga secara umum yang meliputi
satu atau lebih diantara tiga perangkat perimbangan berikut ini yakni:
1. Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya)
(a) Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana,
dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya produk.
(b) Break Even Analysis and Target Profit Pricing (Analisis peluang pokok dan
penetapan harga laba sasaran).
Suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga apakah
akan break even atau membuat target laba yang akan dicari.
2. Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya
penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
3. Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan)
(a) Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku)
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang
memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga
yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan pesaing utamanya.
(b) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas
biaya atau permintaan perusahaan.
3. Distribusi
Setelah barang selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap berikutnya
dalam proses pemasaran adalah menentukan metode dan rute yang akan dipakai
untuk menyalurkan barang tersebut kepasar. Hal ini menyangkut strategi
penyaluran dan termasuk didalam pemiilihan penyaluran distribusi.
Secara singkat saluran distribusi menurut Drs. Basu Swasta (1990) tersebut dapat
didefinisikan sebagai saluran distribusi untuk suatu barang adalah:
Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari
produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri
Willian J. Stanto (1986 : 81) membagi gambaran umum mengenai saluran
distribusi yang paling banyak digunakan untuk barang hasil produksi buat
konsumen atau pemakai industri antara lain:
a. Distribusi barang-barang konsumen
1. Produsen. .... Konsumen
Merupakan saluran distribusi paling pendek dan sederhana untuk arang
konsumen tanpa campur tangan perantara
2. Produsen ... Pengecer ... Konsumen
Dalam saluran distribusi ini, perusahaan pengecer besar membeli lansung
dari produsen industri
3. Produsen ... Pedagang besar ... Pengecer ... Konsumen
Disebut juga saluran tradisional karna beribu-ribu pengecer kecil dan
produsen industri kecil menganggap saluran ini sebagai saluran paling ekonomis.
4. Produsen ... Agen ... Pengecer ... Konsumen
Dari pada menggunakan pedagang pasar, produsen banyak menggunakan
agen, makelar atau agen perantara lain untuk mencapai pasar eceran, khususnya
perusahaan besar pengecer
5. Produsen ... Agen ... Pedagang besar ... Pengecer ... Konsumen
Untuk dapat mencapai pengeceran kecil, produsen juga menggunakan
perantara yang menghubungi pasar besar yang menjual kepada pengecer kecil.
b. Distribusi barang industry
1. Produsen ... Pemakai Industri
Hubungan lansung ini menyalurkan produksi industri dengan nilai dolar lebih
besar dibandingkan dengan saluran distribusi lain
2. Produsen ... Distributor Industri .. Pemakai
Produsen peralatan assesoris kecil kerap kali memasuki pasaran mereka
3. Produsen ... Agen ... Pemakai
Perusahaan yang hendak memasarkan produk baru atau hendak memasuki
pasaran baru lebih suka menggunakan agen dari pada tenaga penjual
4. Produsen ... Agen .. Distributor Industri .. Pemakai
Cara ini dipakai dalam keadan produsen tidak menjual maupun menjual
lewat agen lansung kepada pemakai industri.
4. Promosi
Luas ruang lingkup kegiatan promosi dipengaruhi oleh macam-macam
kegiatan yang dipergunakan. Dan kegiatan promosi dari perusahaan saingan
merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam
memasarkan produknya.
Promosu menurut Basu Swaswa Dh Op. Cit (273) adalah:
Arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisai kepada tindakan untuk menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Philip Kotler Manajemen Pemasaran Analisis (1983) membagi kegiatan
promosi kedalam beberapa element, antara lain:
a. Periklanan
Yaitu setiap penyajian yang bukan dengan orang pribadi dan promosi, ide-
ide, barang atau jasa dengan pembayaran oleh suatu sponsor tertentu. Adapun
fungsi-fungsi periklanan adalah sebagai berikut:
- Memberikan informasi.
- Membujuk atau mempengaruhi
- Menciptakan kesan (image)
- Memuaskan keinginan
- Periklanan merupakan alat komunikasi
b. Penjualan pribadi (pesonal selling)
Yaitu penyajian yang secara lisan dalam percakapan bersama calon pembeli
dengan tujuan melaksanakan jual beli.
c. Promosi dagang
Yaitu ransangan (stimulation) jangka pendek untuk mendorong jual beli
suatu barang atau jasa.
- Pembelian contoh (product sampling)
- Kupon atau nota
- Hadiah
- Kupon berhadiah
- Undian

d. Publisitas
Yaitu penggairahan bukan bribadi untuk meransang permintaan terhadap
suatu barang atau jasa, atau suatu unit niaga dengan menanam berita dengan sifat
komersil dalam suatu media penerbitan atau untuk memperoleh penyajian baik
dalam siaran radio, TV, atau dipentas tanpa lansung dibayar oleh seorang sponsor.
Sofyan Assauri memandang tentang sifat - sifat yang terdapat pada
publisitas dalam buku Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi (260)
adalah :
1. Tingkat kebenaran atau kepercayaan yang tinggi
Pemberian publisitasyang diberikan pada masyarakat dianggap sebagai suatu
yang benar atau lebih dipercaya daripada bila berita tersebut dikeluarkan
dengan sponsor daripenjualan sebagai bertanya tidak memihak.
2. Mendramatisir
Sepersi advantasi, publisitas juga mempunyai kemampuan untuk
menggambar produk atau jasa perusahaan dalam bentuk cerita yang jelas.
Oleh karena itu perusahaan harus dapat berusaha mempengaruhi para
konsumen untuk dapat menciptakan permintaan atau produknya, yang
merupakan salah satu bauran pemasaran secara keseluruhan dan
dikendalikan dengan baik akan dapat meningkatkan penjualan dan market
share.


KESIMPULAN

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
prinsipnya marketing mix bertujuan untuk mempengaruhi pasar, konsumen, dan
permiintaan dan juga merebut pembeli sasaran dalam suatu persaingan melalui
(empat) variable marketing yang merupakan sistem pemasaran perusahaan yaitu
produk, harga, distribusi, dan promosi.




















DAFTAR PUSTAKA



http://dansite.wordpress.com/2009/04/05/bauran-pemasaran-marketing-mix/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai