Evaluasi Teaching Factory Model Cipp: Monica Pratiwi, Ridwan, Waskito

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran

p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

EVALUASI TEACHING FACTORY MODEL CIPP

Monica Pratiwi1, Ridwan2, Waskito3


123
Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Negeri Padang,
Padang, Indonesia
Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini meneliti tentang Pelaksanaan Teaching Factory. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi pelaksanaan Teaching Factory dengan aspek: (l) context, (2)
input, (3) process (4) product, sebab model CIPP dinilai sebagai model yang tepat dan
komprehensif untuk mengevaluasi program. Penelitian evaluasi ini menggunakan
model CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam (2003). Metode yang digunakan
adalah metode kombinasi (Mixed Method). Pengambilan sampel digunakan teknik
Total Sampling. Prosedur penelititan yang dilakukan yaitu dengan menyebarkan
kuesioner kepada 15 fasilitator, sedangkan data kualitatif melalui wawancara dengan
informannya adalah fasilitator. Data kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan
data kualitatif dianalisis yaitu pengumpulan data, reduksi data, mendisplai data, dan
menarik kesimpulan. Penggabungan data kuantitatif dan kualitatif berfungsi untuk
memperkuat, membuktikan, memperluas, dan memperdalam data kuantitatif yang
telah dilakukan pada tahap pertama. Hasil penelitian evaluasi menunjukkan bahwa (1)
pelaksanaan Teaching Factory dari aspek konteks dengan responden fasilitator
sebesar 80,6% masuk kategori sangat baik dan dari aspek siswa sebesar 80% masuk
kategori sangat baik; (2) pelaksanaan Teaching Factory dari aspek input dengan
responden fasilitator sebesar 80,8% masuk kategori sangat baik dan dari aspek siswa
sebesar 75,6% masuk kategori baik; (3) pelaksanaan Teaching Factory dari aspek
proses dengan responden fasilitator sebesar 80,4% masuk kategori baik dan dari
aspek siswa sebesar 72,9% masuk kategori baik; (4) pelaksanaan Teaching Factory
dari aspek produk dengan responden fasilitator sebesar 80% masuk kategori baik dan
dari aspek siswa sebesar 76,1% masuk kategori baik.

Kata kunci: Evaluasi; Teaching Factory; Model Evaluasi CIPP.

ABSTRACT
This research examined the Implementation of Teaching Factory. This study aimed to
evaluate the implementation of Teaching Factory with aspects of: (l) context, (2)
input, (3) process (4) product, because the CIPP model rated as an appropriate and
comprehensive model for evaluating programs. This evaluation research uses the
CIPP model developed by Stufflebeam (2003). The method used a combination
method (Mixed Method). Sampling was used the Total Sampling technique. The
research procedure was carried out by distributing questionnaires to 15 facilitators,
while the qualitative data through interviews with informants was the facilitator.
Quantitative data with descriptive analysis techniques and qualitative data analyzed
were data collection, data reduction, data displaying, and drawing conclusions. The
combination of quantitative and qualitative data served to strengthen, prove, expand,
and deepen quantitative data that has been done in the first stage. The results of the
evaluation research showed that (1) the implementation of Teaching Factory from the
aspect of context with facilitator respondents amounting to 80.6% was in the
excellent category and from the aspect of students by 80% it was in the very good

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Oktober 2019 _________________________________________________________ 414


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

category; (2) the implementation of Teaching Factory from the input aspect with
80.8% of facilitator respondents is in the very good category and from the aspect of
students by 75.6% is in the good category; (3) the implementation of Teaching
Factory from the aspect of the process with 80.4% facilitator respondents included in
the good category and from the aspect of students by 72.9% included in the good
category; (4) the Teaching Factory implementation of the product aspect with
facilitator respondents by 80% included in the good category and from the aspect of
students by 76.1% included in the good category.

Keywords: Evaluation; Teaching Factory; CIPP Evaluation Model.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Intruksi Presiden dan diimplementasikan berdasarkan prosedur


Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 kerja nyata dan standar produk yang
tentang revitalisasi Sekolah Menengah memenuhi persyaratan pasar/konsumen.
Kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas Proses implementasi”program Teaching
dan daya saing Sumber Daya Manusia Factory”adalah”integrasi konsep bisnis dan
Indonesia. Intruksi Presiden kepada Menteri pendidikan profesional sesuai dengan
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu membuat kompetensi”bidangnya. Model pembelajaran
peta jalan pengembangan SMK dan TEFA adalah bagian dari pelaksanaan
menyernpurnakan serta menyelaraskan Kurikukum 2013 yang diharapkan
kurikulum SMK”dengan kompetensi sesuai mendukung terbentuknya tamatan SMK
kebutuhan pengguna lulusan (link and match). sesuai kualifikasi DUDI dan pengguna
Dilanjutkan intruksi Presiden kepada Menteri lainnya. Pelaksanaannya mengacu pada
Perindustrian dan BUMN salah satunya Standar Nasional Pendidikan (SNP), meliputi:
mendorong industri dan BUMN untuk Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar
memberikan dukungan dalam pengembangan Isi (SI), Standar Proses, dan Standar
Teaching Factory dan infrastruktur. Penilaian. Pengayaan atas standar yang
Sedangkan”intruksi Presiden kepada Menteri ditetapkan diperbolehkan bila diperlukan.
Keuangan”adalah menyusun Norma, Standar, Penelitian ini bertujuan untuk
Prosedur, dan Kriteria pengelolaan keuangan mengungkap pelaksanaan Teaching Factory
Teaching Factory di SMK yang efektif, menggunakan model evaluasi, yaitu
efisien, dan akuntabel. mengungkap pelaksanaan program tersebut
Direktorat Pembinaan Sekolah ditinjau dari; (1) Context , meliputi visi dan
Menengah Kejuruan (Direktorat PSMK) misi serta tujuan bidang studi keahlian,
dalam rangka menyiapkan tenaga terampil, kebijakan pemerintah, kebutuhan masyarakat
kompeten, dan siap kerja mengembangkan dan kebutuhan dunia kerja; (2) Input, meliputi
model pembelajaran Teaching Factory dukungan sumber daya manusia seperti guru,
(TEFA). Proses perancangan rancangan dan siswa dan pihak yang ikut andil dalam
penerapan TEFA wajib melibatkan kemitraan pelaksanaan Teaching Factory di sekolah
dunia usaha/dunia industri (DU/DI) sekitar yang sesuai Standar Operasional Sistem
SMK, sehingga lulusannya diharapkan dapat (SOP), serta fasilitas penunjang pelaksanaan
memenuhi syarat dan kriteria kerja yang Teaching Factory; (3) Process, meliputi
dikehendaki oleh DU/DI. pelaksanaan pembelajaran Teaching Factory,
” Program Teaching Factory adalah kemampuan guru dalam memberikan
kombinasi pembelajaran dari Competency bimbingan kepada siswa dalam pelaksanaan
based learnig (CBT) dan Production based program, pelaksanaan Teaching Factory yang
Training (PBT), dalam arti bahwa keahlian terjadwal, ruang pelaksanaan Teaching
atau proses keterampilan (life skill) dirancang Factory; (4) Product, meliputi produk dengan

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Oktober 2019 _________________________________________________________ 415


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

kebutuhan pasar, dan tingkat keterserapan evaluasi adalah suatu proses yang menentukan
produk di pasaran dan performansinya. sampai sejauh mana tujuan suatu program
Menurut Moerwismadhi (2009:2) dapat dicapai dengan menyediakan informasi
mengungkapkan bahwa dalam Teaching untuk membuat keputusan.
Factory, Sekolah”melakukan kegiatan Wakhinuddin (2009:73) menyatakan bahwa
produksi atau layanan yang merupakan bagian model CIPP menyediakan format evaluasi
dari proses belajar”mengajar. komprehensif pada setiap tahap evaluasi,
Dengan”demikian sekolah harus khususnya konteks, input, proses dan tahapan
memiliki”pabrik, bengkel”atau kegiatan produk. Menurut Sukardi (2008:63),
pembelajaran kewirausahaan”lainnya. menunjukkan bahwa penilaian”dengan model
Sudiyanto (2011:5) dalam penelitiannya CIPP ini pada prinsipnya mendukung”proses
menyatakan bahwa, Teaching Factory pengambilan”keputusan dengan menawarkan
merupakan”kegiatan mengajar oleh siswa pilihan dan konsekuensi”alternatif.
yang melakukan kegiatan produktif dalam
bentuk produk atau layanan di METODE PENELITIAN
lingkungan”sekolah.
Menurut”Direktorat Dalam melaksanakan suatu penelitian,
Pembinaan”Sekolah Menengah Kejuruan penulis harus menentukan metode penelitian
(2016:91)”banyak institusi pendidikan yang akan digunakan agar dapat dijadikan
berusaha untuk membawa praktik pendidikan pedoman dalam penelitian. Metode yang
dekat dengan”industri. Sehingga Teaching digunakan adalah Metode Kombinasi (Mixed
Factory telah menjadi suatu pendekatan baru Methods) ,dengan,desain campuran kuantitatif
untuk pendidikan kejuruan dengan tujuan 1) dan kualitatif tidak berimbang (concurrent
memodernisasi proses pengajaran dengan embedded). Sugiyono (2014:537) menyatakan
membawa kepada praktik industri secara bahwa metode kombinasi model campuran
dekat; 2) mengungkit pengetahuan industri kuantitatif dan kualitatif secara tidak
melalui pengetahuan baru; 3) mendukung berimbang (concurrent embedded).
transisi dari manual menuju cara bekerja
otomatis dan mengurangi kesenjangan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wakhinuddin (2009:44) menyatakan evaluasi
adalah Kata evaluasi berasal dari bahasa a. Responden Guru
Inggris yaitu “evaluation” yang berarti 1. Aspek Konteks
penilaian atau penaksiran. Pengertian”istilah Menurut Suharsimi (2014) empat
evaluasi merupakan tindakan terencana untuk pertanyaan dapat diajukan dalam evaluasi
mengetahui”keadaan objek dengan konteks yaitu: a) kebutuhan”apa yang tidak
menggunakan alat, dan”hasilnya disediakan melalui”program; b) Apa tujuan
dibandingkan dengan kriteria”untuk mencapai pengembangan proyek? c)
kesimpulan. Evaluasi”menunjukkan atau tujuan”pembangunan apa yang
mengandaikan: Suatu tindakan atau proses dapat”membantu masyarakat; d) untuk”tujuan
untuk menentukan nilai”sesuatu. Evaluasi apa yang paling mudah”dicapai. Aspek
adalah”proses mendapatkan informasi dan konteks pada pelaksanaan Teaching Factory
komunikasi dari”pembuat keputusan. Menurut dalam penelitian ini terkait dengan unsur-
Suharsimi (2014:1) ”Evaluasi adalah tindakan unsur pelaksanaan Teaching factory yang
untuk mengumpulkan informasi tentang”suatu dibagi menjadi 4 (empat) variabel yaitu: Visi
kasus, dan kemudian menggunakan informasi Misi Program Teaching factory, Relevansi
itu untuk menentukan alternatif yang tepat program Teaching factory, Tujuan program
dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya Teaching factory, manfaat program Teaching
menurut Farida (2008:3) menyatakan bahwa factory.

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 416


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Tabel 1. Aspek Konteks

No Sub Variabel Skor Rata- Skor Max TPR Kategori


Rata Ideal
1 Visi Misi Program Teaching Factory 3,93 5 78,7 Baik
2 Relevansi Program Teaching Factory 4,03 5 80,7 Sangat Baik
3 Tujuan Program Teaching Factory 4,11 5 82,2 Sangat Baik
4 Manfaat Program Teaching Factory 4,03 5 80,7 Sangat Baik
Nilai Rata-rata keseluruhan 4,03 5 80,6 Sangat Baik

Nilai rata-rata aspek konteks diperoleh 2. Aspek Input


skor rata-rata sebesar 4,03 dengan TPR 80,6%
dengan kategori sangat baik. Dengan Menurut Widyoko (2009:182) evaluasi
demikian dapat disimpulkan bahwa aspek masukkan (input) membantu mengatur
konteks pada pelaksanaan Teaching Factory keputusan, menentukan sumber-sumber yang
sudah sesuai dan mempunyai peran positif ada, altematif apa yang diarnbil, apa rencana
terhadap pemerintah, industri dan masyarakat. dan strategi untuk mencapai tujuan,
Berdasarkan reduksi data dan display bagaimana prosedur kerja untuk
data maka data kualitatifnya dapat mencapainya. Komponen evaluasi masukan
disimpulkan bahwa pada pelaksanaan meliputi (1) perencanaan, (2) sarana dan
Teaching Factory di SMK Muhammadiyah 1 peralatan pendukung, (3) dana/anggaran, dan
Padang sudah sesuai dengan kebijakan (4) berbagai prosedur dan aturan yang
pemerintah, dunia usaha dan dunia industri. diperlukan. Analisis data yang dilakukan pada
Pelaksanaan Tefa siswa dapat meningkatkan bagian aspek input pada pelaksanaan
kemampuan peserta didik dan memiliki jiwa Teaching Factory dalam penelitian ini terkait
kewirausahaan yang terampil sehingga siswa dengan unsur-unsur pelaksanaan Teaching
dapat mengetahui secara langsung untuk factory yang dibagi menjadi 4 (empat)
memasuki dunia kerja nyata. variabel yaitu: faktor penunjang, perencanaan
program, SOP dan sarana dan prasarana.

Tabel 2. Aspek Input

No Sub Variabel Skor Rata-Rata Skor Max Ideal TPR Kategori


1 Faktor Penunjang 3,96 5 79,2 Baik
2 Perencanaan Program 4 5 80 Baik
3 SOP 4,07 5 81,3 Sangat Baik
4 Sarana dan Prasarana 4,13 5 82,7 Sangat Baik
Nilai rata-rata keseluruhan 4,04 5 80,8 Sangat Baik

Nilai rata-rata aspek input diperoleh prosedur (SOP) seperti jenis jasa, area tefa
skor rata-rata sebesar 4,04 dengan TPR 80,8% (area kerja, ruang tunggu, gudang, dll),
dengan kategori sangat baik. Dengan keamanan, kompenen utama dan pendukung.
demikian dapat disimpulkan bahwa aspek Fasilitas bengkel Tefa sudah lengkap sesuai
input diantaranya faktor penunjang, dengan fasilitas yang ada di dunia kerja
perencanaan program, SOP, dan sarana seperti alat-alat yang dibutuhkan di bengkel.
prasarana sudah sesuai dengan yang
diharapkan. 3. Aspek Proses
Berdasarkan reduksi data dan display
data maka data kualitatifnya dapat Dalam hal evaluasi proses Farsi, M
disimpulkan bahwa Perencanaan program (2014:399) mengatakan bahwa evaluasi
Tefa sudah sesuai standar operasional proses membahas keputusan pelaksanaan

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 417


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

yang mengontrol dan mengelola program. yang dibagi menjadi 5 (lima) variabel yaitu:
Analisis data yang dilakukan pada bagian manajemen bengkel, kompetensi guru,
aspek proses pada pelaksanaan Teaching jadwal, aktifitas siswa dan aktifitas
Factory dalam penelitian ini terkait dengan pembelajaran
unsur-unsur pelaksanaan Teaching factory

Tabel 3. Aspek Proses

No Sub Variabel Skor Rata-Rata Skor Max Ideal TPR Kategori


1 Manajemen Bengkel 3,97 5 79,3 Baik
2 Kompetensi Guru 4 5 80 Baik
3 Jadwal 3,97 5 79,5 Baik
4 Aktifitas Siswa 4 5 80 Baik
5 Aktifitas Pembelajaran 4,17 5 83,3 Sangat Baik
Nilai rata-rata keseluruhan 4,02 5 80,4 Baik

Nilai rata-rata aspek proses diperoleh


skor rata-rata sebesar 4,02 dengan TPR 80,4% 4. Aspek Produk
dengan kategori baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa aspek proses berjalan Menurut Farsi, M (2014:400)
dengan baik diantaranya seperti manajemen mengungkapkan bahwa evaluasi produk
bengkel, kompetensi guru yang dimiliki, menekankan pada keberlangsungan program
jadwal pelaksanaan, aktifitas siswa dan yang sudah dijalankan setelah program selesai
aktifitas pembelajaran. dilaksanakan atau dengan kata lain ada efek
Berdasarkan reduksi data dan display dan manfaat dari sebuah program sehingga
data maka data kualitatifnya dapat memiliki kesinambungan. Aspek produk pada
disimpulkan bahwa manajemen bengkel, pelaksanaan Teaching Factory dalam
kompetensi guru sudah bagus dan guru juga penelitian ini terkait dengan unsur-unsur
selalu mengawasi siswa pada saat bekerja pelaksanaan Teaching factory yang dibagi
sesuai dengan jadwal praktikum siswa. Pada menjadi 3 (tiga) variabel yaitu: ketercapaian
saat praktikum siswa disiplin, kerjasama dan tujuan, performasi produk dan kesesuaian
kreatifitas sehingga kualitas/mutu dari produk produk.
dengan hasil kerja memenuhi persyaratan
sehingga menjadi kepuasan untuk konsumen
yang datang.

Tabel 4. Aspek Produk

No Sub Variabel Skor Rata-Rata Skor Max Ideal TPR Kategori


1 Ketercapaian Tujuan 4,11 5 82,2 Sangat Baik
2 Performasi Produk 3,8 5 76 Baik
3 Kesesuaian Produk 4,09 5 81,8 Sangat Baik
Nilai rata-rata keseluruhan 4 5 80 Baik

Nilai rata-rata aspek produk diperoleh masyarakat, hasil produk tahan lama dan
skor rata-rata sebesar 4 dengan TPR 80% layak di pasarkan.
dengan kategori baik. Dengan demikian dapat Berdasarkan reduksi data dan display
disimpulkan bahwa aspek produk hasil di data maka data kualitatifnya dapat
SMK Muhammadiyah 1 Padang sesuai disimpulkan bahwa ketercapaian produk
dengan kebutuhan dunia industri dan dipasaran membuat konsumen merasa puas
dan nyaman akan hasil kerja. Produk yang

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 418


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

dihasilkan dan dikeluarkan di bengkel sesuai a. Responden Siswa


dengan dunia industri, pemerintah dan 1. Aspek Konteks
masyarakat. Aspek konteks pada pelaksanaan
Teaching Factory dalam penelitian ini terkait
dengan unsur-unsur pelaksanaan Teaching
factory yang dibagi menjadi 2 (dua) variabel
yaitu: Visi Misi Program Teaching factory
dan tujuan program. Deskripsi data masing-
masing indikator dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel 5. Aspek Konteks

No Sub Variabel Skor Rata-Rata Skor Max Ideal TPR Kategori


1 Visi Misi Program 4,04 5 80,8 Sangat Baik
2 Tujuan Programa 3,96 5 79,1 Baik
Nilai rata-rata keseluruhan 4 5 80 Baik

Nilai rata-rata aspek konteks diperoleh


skor rata-rata sebesar 4 dengan TPR 80% 2. Aspek Input
dengan kategori baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa aspek kontek dalam Analisis data yang dilakukan pada
pelaksanaan Teaching Factory di SMK bagian aspek input pada pelaksanaan
Muhammadiyah 1 Padang berjalan baik Teaching Factory dalam penelitian ini terkait
sesuai yang diharapkan. dengan unsur-unsur pelaksanaan Teaching
Berdasarkan reduksi data dan display factory yang dibagi menjadi 4 (empat)
data maka data kualitatifnya dapat variabel yaitu: kompetensi guru, perencanaan
disimpulkan bahwa siswa memiliki program, sarana dan prasarana dan SOP.
kompetensi dan profesional serta berwawasan Deskripsi data masing-masing indikator dapat
di bidang teknik sepeda motor sehingga dapa dilihat pada tabel berikut ini
melatih keterampilan dan membuat keputusan
tentang karier yang akan dipilihnya.

Tabel 6. Aspek Input

No Sub Variabel Skor Rata-Rata Skor Max Ideal TPR Kategori


1 Kompetensi Guru 3,86 5 77,3 Baik
2 Perencanaan Program 3,57 5 71,4 Baik
3 Sarana dan Prasarana 3,92 5 78,4 Baik
4 SOP 3,77 5 75,5 Baik
Nilai rata-rata keseluruhan 3,78 5 75,6 Baik

Nilai rata-rata aspek input diperoleh disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam
skor rata-rata sebesar 3,78 dengan TPR 75,6% meghadapi permasalahan sudah baik dan
dengan kategori baik. Dengan demikian dapat permasalahan terselesaikan. Perencanaan
disimpulkan bahwa aspek input diantaranya program sesuai dengan Standar Operasional
kompetensi guru, perencanaan program, Prosedur (SOP). Untuk Sarana dan prasarana
sarana prasarana, dan SOP sudah sesuai Tefa TSM di SMK Muhammadiyah 1 Padang
dengan yang diharapkan. sudah lengkap seperti kelengkapan SST
Berdasarkan reduksi data dan display sehingga siswa dapat melatih kompetensinya.
data maka data kualitatifnya dapat

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 419


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

3. Aspek Proses dengan unsur-unsur pelaksanaan Teaching


factory yang dibagi menjadi 3 (tiga) variabel
Analisis data yang dilakukan pada yaitu: aktifitas guru, jadwal dan aktifitas
bagian aspek proses pada pelaksanaan siswa. Deskripsi data masing-masing
Teaching Factory dalam penelitian ini terkait indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7. Aspek Proses

No Sub Variabel Skor Rata-Rata Skor Max Ideal TPR Kategori


1 Aktifitas Guru 3,72 5 74,3 Baik
2 Jadwal 3,52 5 70,3 Baik
3 Aktifitas Siswa 3,69 5 73,9 Baik
Nilai rata-rata keseluruhan 3,64 5 72,9 Baik

Nilai rata-rata aspek proses diperoleh 08.00-17.00 sesuai dengan jadwal praktik
skor rata-rata sebesar 3,64 dengan TPR 72,9% siswa.
dengan kategori baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa aspek proses aspek proses 4. Aspek Produk
berjalan dengan baik diantaranya seperti
aktifitas guru, jadwal pelaksanaan dan Aspek produk pada pelaksanaan
aktifitas siswa. Teaching Factory dalam penelitian ini terkait
Berdasarkan reduksi data dan display dengan unsur-unsur pelaksanaan Teaching
data maka data kualitatifnya dapat factory yang dibagi menjadi 3 (tiga) variabel
disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam yaitu: ketercapaian tujuan, performasi produk
mengelola kegiatan pembelajaran kepada dan performasi soft skills. Deskripsi data
siswa di bengkel Tefa sangat tersampaikan masing-masing indikator dapat dilihat pada
guru selalu membimbing, mengontrol dan tabel berikut ini:
memfasilitasi siswa. Untuk jadwal Tefa, jam

Tabel 8. Aspek Produk

No Sub Variabel Skor Rata-Rata Skor Max Ideal TPR Kategori


1 Ketercapaian Tujuan 3,75 5 75,1 Baik
2 Performasi Produk 3,62 5 72,4 Baik
3 Performasi Soft skills 4,04 5 80,8 Sangat Baik
Nilai rata-rata keseluruhan 3,8 5 76,1 Baik

Nilai rata-rata aspek produk diperoleh konsumen membuat transaksi ini terus
skor rata-rata sebesar 3,8 dengan TPR 76,1% berkelanjutan
dengan kategori baik. Dengan demikian dapat .
disimpulkan bahwa aspek produk yang PENUTUP
dihasilkan Teaching Factory sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Pelaksanaan”Teaching Factory ditinjau
Berdasarkan reduksi data dan display dari aspek konteks dengan responden
data maka data kualitatifnya dapat fasilitator”dengan TPR 80,6% termasuk
disimpulkan bahwa ketercapaian hasil produk kategori sangat baik Sedangkan responden
tefa memberikan kenyamanan dan kepuasan siswa dengan TPR 80% termasuk kategori
kepada masyarakat pada saat bekerja di baik. Pelaksanaan”Teaching Factory ditinjau
bengkel Tefa siswa memiliki kreatifitas dan dari aspek input”dengan
Teamwork sehingga cara kerja yang dilihat responden”fasilitator”dengan TPR 80,8%
termasuk kategori sangat baik Sedangkan

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 420


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

responden siswa dengan TPR 75,6% termasuk PSMK, D. (2016). Grand”Design


kategori baik. Pelaksanaan”Teaching Factory Pengembangan Factory dan
ditinjau dari aspek proses dengan responden Technopark”di SMK.
fasilitator dengan TPR 80,4% termasuk Jakarta:”Direktorat Pembinaan Sekolah
kategori baik Sedangkan responden siswa Menengah”Kejuruan.
dengan TPR 72,9% termasuk kategori baik.
Pelaksanaan”Teaching Factory ditinjau dari Sudiyanto, G.S., Yoga, S., Ibnu. (2011).
aspek produk dengan responden fasilitator Teaching Factory di SMK ST. Mikael
dengan TPR 80% termasuk kategori baik Surakarta. Fakultas Teknik Universitas
Sedangkan responden siswa dengan TPR Negeri Jogyakarta.
76,1% termasuk kategori baik.
Pihak sekolah sebaiknya berkomitmen Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
dan konsisten dalam menjalin hubungan yang Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi
berkesinambungan dengan instansi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.
pemerintah terkait untuk lebih memperhatikan
pencapaian soft skills siswa pada Suharsimi. (2014). Evaluasi Program
pelaksanaan”Teaching Factory”yang sesuai Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
dengan kebutuhan dan tuntutan”masyarakat,
dunia industri dan juga visi misi sekolah. Sukardi. (2008). Evaluasi Pendiidkan Prinsip
Pengelola perlu mengupayakan faktor & Operasionalnya. Jakarta Timur: Bumi
penunjang lainya dengan menjalin kerjasama Aksara.
investasi keuangan untuk bengkel Teaching
Factory dengan skala yang lebih besar. Pihak Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi
pengelola sebaiknya lebih meningkatkan Program dan Instrumen Evaluasi.
kualitas dan kuantitas pada performansi Jakarta: Rineka Cipta.
produk yang dihasilkan dari pekerjaan
Teaching Factory. Pihak sekolah sebaiknya Wakhinuddin. (2009). Evaluasi Program.
memberikan materi berupa soft skills untuk Padang: UNP Press.
siswa sebelum melaksanakan keigatan
Teaching Factory, agar siswa lebih percaya Widoyoko, S. Eko Putro. (2014). Teknik
diri dan mempunyai kreatifitas yang tinggi Penyusunan Instrumen Penelitian.
dalam menjalankanya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar..

DAFTAR PUSTAKA

Farsi, M. (2014). Stufflebeam’s CIPP model


& program theory: a systematic review.
International Journal of Language
Learning and Applied Linguistics
World.

Moerwismadhi. (2009). Teaching”factory


suatu pendekatan dalam pendidikan
vokasi yang memberikan pengalaman
ke arah”pengembangan
technopreneurship. Makalah:
disampaikan pada seminar nasional
technopreneurship learning for teaching
factory tanggal 15 Agustus 2009 di
Malang Jawa Timur.

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 421

Anda mungkin juga menyukai