Bibit Ayam Broiler Fase Grower

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

1.1.

Bibit Ayam Broiler


Broiler DOC adalah Anak ayam berumur satu hari yg dijual kepada peternak
untuk dibiakan menjadi ayam potong. Broiler dikembang biakan selama 30 – 45 hari
sebelum dipanen pada berat rata-rata 1.39 – 2.45 kg atau setara dengan berat bersih 1.11 –
1.96 kg daging ayam (PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.). Broiler merupakan jenis
ayam ras pedaging unggul yang merupakan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam
yang memiliki produktifitas tinggi. Dengan adanya persilangan tersebut, bisa dikatakan
bahwa broiler merupakan jenis ayam dengan mutu genetik yang tinggi dalam
menghasilkan daging. Hal ini sesuai dengan Nuryati (2019) menyatakan bahwa ayam
broiler merupakan salah satu jenis ayam ras yang khusus menghasilkan daging. Jenis
ayam ras ini mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga dalam waktu 4-5 minggu
sudah dapat dipanen.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh broiler dibandingkan dengan ayam
kampung di antaranya adalah memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi sehingga
sudah dapat dipasarkan/dipanen saat ayam berumur 4-5 minggu. Proporsi daging yang
dihasilkan jauh lebih tinggi dan relatif empuk karena broiler dipotong/dikonsumsi saat
usia masih muda. Dengan perkembangan teknologi bahkan broiler bisa mencapai bobot
antara 1,3 – 1,6kg dalam waktu 35 hari. Pencapaian perkembangan yang maksimal pada
broiler tentunya apabila didukung dengan lingkungan dan pakan yang baik.
1.2. Strain Broiler
Ada beberapa strain broiler yang telah berhasil dikembangkan dan beredar di
Indonesia. Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan
tertentu. Tujuan ini pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi.
Hal ini sesuai dengan Suprijatna, et al. (2005) menyatakan bahwa strain merupakan
sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses
pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu. Broiler sendiri merupakan strain ayam
hibrida modern yang berjenis kelamin jantan dan betina, yang memiliki karateristik
ekonomis, pertumbuhannya cepat dengan konversi pakan irit, dan siap dipanen di usia
muda (Gordon dan Charles, 2002).
Ada beberapa strain broiler yang beredar di Indonesia beserta negara asalnya.

Strain Broiler Negara Asal


Arbor Acress Amerika
Avian Amerika
Acoblack (Aksas) Perancis
Cobb Amerika
Hubbard Amerika
Hybro Belanda
Isa Vedette Perancis
Lohman Meat Jerman
Peterson Amerika
Ross Inggris

1.3. Strain dan Karakteristik Broiler di Indonesia


Strain merupakan hasil persilangan genetik untuk menghasilkan keunggulan-
keunggulan yang diinginkan sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sesuai
dengan tujuan tersebut, maka setiap strain broiler yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
tentu memiliki keunggulan-keunggulan serta kelemahan tersendiri. Hal ini sangat penting
diketahui oleh peternak sehingga pemilihan strain yang akan dipelihara mampu
disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada dan disesuaikan pula dengan tujuan
pemasaran dan keinginan dari konsumen. Pengetahuan ini diperlukan guna memberikan
manfaat ekonomi yang lebih tinggi serta mengurangi kerugian-kerugian yang diakibatkan
adanya ketidak cocokan strain terhadap lingkungan.
Saat ini Strain broiler yang beredar di pasaran di Indonesia sekitar 30 jenis, antara
lain: CP 707, Lohman (MB 202), Cobb 500, Hubbard, Ross, Hybro, Super 77, Tegel 70,
ISA Kim Cross, Hyline, Vdett, Missouri, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor
acres, Tatum, Indian river, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Marshall ‘m’,
Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex dan Bromo.
Dari ke 30 strain tersebut, ada beberapa strain yang popular di Indonesia, di
antaranya adalah:
1.3.1. Strain CP 707
CP 707 merupakan strain ayam ras yang dihasilkan oleh PT. Charoen Pokphand.
Broiler CP 707 merupakan persilangan galur murni yang unggul dengan tujuan memiliki
FCR yang rendah, pola pertumbuhan cepat dan lebih selektif (daging dada lebih banyak).
Broiler dari strain ini dikembang biakan selama 30 – 45 hari dengan berat rata-rata 1.39 –
2.45 kg sebelum dipanen atau setara dengan berat bersih 1.11 – 1.96 kg daging ayam (PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk). Selain keunggulan-keunggulan tersebut, strain CP
707 memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah peka terhadap perubahan
sehingga strain ini sangat mudah stress, pertumbuhan bulu yang lambat dan memerlukan
formulasi pakan yang sangat baik untuk bisa memaksimalkan keunggulan yang ada.
1.3.2. Strain Lohman (MB 202)
Strain Lohman (MB 202) merupakan salah satu strain ayam broiler yang di
produksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia. Strain Lohman ini memiliki keunggulan
seperti berperforma tinggi dan kualitas FCR yang bagus.
1.3.3. Strain Super Chick
Strain Super Chick atau lebih dikenal oleh peternak sebagai strain SUJ
merupakan strain yang diproduksi oleh PT Super Unggas Jaya. PT. Super Unggas Jaya
merupakan anak perusahaan dari PT. Cheil Jedang (CJ) yang merupakan perusahaan
besar dunia dari Korea Selatan. DOC yang dikeluarkan oleh perusahaan pembibit sudah
memenuhi standar SNI dengan kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak,
paruh normal, tampak tegar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dan cacat
fisik, perut tidak kembung, sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup. Selain itu,
warna bulu seragam sesuai dengan warna spesifikasinya, kondisi bulu kering dan
mengembang. SElain syarat tersebut, syarat lainnya yaitu bobot DOC di penetasan per
ekor minimum 35 gram.
1.3.4. Strain Cobb500
Strain cobb memiliki keunggulan diantaranya adalah memiliki Food Convertion
Ratio (FCR) yang baik, pertumbuhan yang cepat dengan tingkat keseragaman yang
tinggi, memiliki struktur tulang dan otot yang baik serta memiliki kualitas daging yang
baik (Prambudi, 2007). Secara genetik, strain ini dikembangkan untuk memiliki
pembentukan daging dada dan mudah beradaptasi pada lingkungan iklim tropis yang
panas. Ayam strain Cobb 500 memiliki ciri-ciri jengger tunggal, warna bulu putih, dan
kaki besar yang berwarna kuning.
1.3.5. Strain Ross
Strain Ross dikembangkan untuk memiliki FCR yang efesien, pertumbuhan yang
cepat dan daya tahan hidup yang lebih baik. Fokus pengembangan genetik diarahkan
untuk memiliki kaki yang kuat sebagai penopang badan yang besar.
1.3.6. Strain Hybro
Strain ini diproduksi oleh PT. Hybro Indonesia. Strain hybro memiliki fokus
pengembangan untuk ketahanan daya hidup. Performanya untuk daerah tropis cukup baik
dan memiliki ketahanan terhadap penyakit ascites. Fokus pengembangan genetik pada
hasil karkas. Pertumbuhan ayam strain hybro cepat dengan konversi pakan yang baik,
kualitas karkas baik dengan ukuran seragam serta menghasilkan daging dada yang tebal.
Ciri-ciri Ayam dari bangsa ini sebagian besar memiliki bulu berwarna putih.
1.4. Kriteria Bibit
DOC yang dibudidayakan berasal dari pembibitan ayam pedaging sesuai dengan
SNI bibit niaga (final stock) ayam tipe pedaging umur sehari (DOC). Persyaratan mutu
DOC broiler meliputi:
1. Berat DOC per ekor minimal 35 g.
2. Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak tampak segar dan
aktif.
3. Tidak dehidrasi, dubur kering tidak basah, tidak ada kelainan bentuk dan tidak
cacat fisik.
4. Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondisi bulu
kering.
5. Jaminan kematian DOC maksimal 2%.
1.5. Seleksi dan Culling
Seleksi dalam usaha peternakan broiler dapat diartikan memilih ternak broiler
sesuai dengan tingkat pertumbuhannya, lalu dipisahkan satu dengan yang lainya. Tujuan
dari seleksi ini adalah untuk membedakan broiler yang pertumbuhannya baik dan kurang
baik. Jika ditemui broiler dengan pertumbuhan kurang baik, broiler tersebut harus diberi
perlakuan tertentu, misalnya pemberian pakan atau vitamin sehingga laju
pertumbuhannya meningkat. Selain itu, seleksi dilakukan agar keseragaman ayam yang
telah diseleksi akan membatasi persaingan dalam mendapatkan pakan sehingga semua
ayam mendapatkan pakan secara proporsional. Seleksi pada saat melakukan vaksinasi
merupakan waktu yang paling efektif sebab pada saat itu pertumbuhan ayam sudah bisa
diketahui.
Sedangkan culling dapat diartikan “pengafkiran atau pemusnahan” ayam-ayam
yang secara teknis tidak dapat tumbuh dengan baik dan malah menghambur-hamburkan
pakan. Bahkan, jika terus dipelihara, dapat memicu timbulnya penyakit tertentu yang
dapat berakibat fatal. Berikut adalah kriteria ayam yang di-culling.
1. Ciri-ciri fisik meliputi lemah, lesu, dehidrasi, red hock, cacat (paruh/ kaki),
wet vent (kotoran menempel dan tampak basah di sekitar dubur), gasping
(megap-megap), serta tortikolis (kepala berputar).
2. Dari standar berat badannya. Culling dapat dilakukan mulai empat hari (saat
vaksinasi tetes) sampai maksimal 10 hari bila berat badannya sangat ekstrim,
yakni 20—25% di bawah standar.
Daftar Pustaka

Gordon. S. H. dan D. R. Charles. 2002. Niche and organic chicken products: Their
Technology and Scientific Principles. Nottingham University Press. Definitions:
III-X, UK.

Nuryati. T. 2019. ANALISIS PERFORMANS AYAM BROILER PADA KANDANG


TERTUTUP DAN KANDANG TERBUKA. Jurnal Peternakan Nusantara. Vol
5 (2) : 77-86.

Prambudi. 2007. Broiler cobb. http://Articleblogspot.com. Diakses 1 Oktober 2021, 13:13


WIB.

Suprijatna. E., A. Umitati dan R. K. Sudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya : Jakarta.

Umiarti. A. T. 2020. Manajemen Pemeliharaan Broiler. Pustaka Larasan : Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai