Askep-Ca-Paru Kelompok 2
Askep-Ca-Paru Kelompok 2
Askep-Ca-Paru Kelompok 2
paru/ca paru
Mata Kuliah : Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskular, Respirator Dan
Hematologi
Dosen Pembimbing : Ns. Nuri Nazari, M.Kep
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya,amiin.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Ca Paru...................................................................................3
B. Epidemiologi Ca Paru..........................................................................3
C. Etiologi Ca Paru...................................................................................4
D. Manifestasi Klinis Ca Paru..................................................................7
E. Patofisiologi Ca Paru...........................................................................9
F. Pencegahan Ca Paru...........................................................................10
G. Asuhan Keperawatan Ca Paru............................................................12
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................23
B. Saran...................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak
dapat terkontrol pada jaringan paru. Tumor ini timbul pada epitel organ
respirasi (bronkus, bronkiolus, alveolus). Pertumbuhan ini dapat
menyebabkan metastasis pada jaringan yang berdekatan dan infiltrasi ke
luar jaringan paru (Fauci et al., 2008).
Lebih dari 90% tumor paru primer merupakan tumor ganas, dan
sekitar 95% tumor ganas ini merupakan karsinoma bronkogenik. Bila kita
menyebut kanker paru maka yang yang dimaksud adalah karena sebagian
besar tumor ganas primer system pernafasan bagian bawah bersifat epiteal
dan berasal dari mukosa percabangan bronkus.
Meskipun pernah diaggap sebagai suatu keganasan yang jarang
terjadi, insidensi kanker paru di negara indrustri telah menjadi meningkat
sampai tahap epidemik sejak tahun 1930. Sebagia statistic yang
mengejutkan itu disebutkan pada bagian awal bagian ini. Kanker paru
sekarang ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada
laki-laki maupun perempuan. Insidensi tertiggi terjadi pada usia 55-56
tahun. Peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tingginya
kebiasaan merokok kretek yang sebenarnya sebagian besar dapat dihindari.
Maka dari itu kami menyusun makalah ini supaya memahami akan
pentingnya kesehatan dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
setelah mengetahui bahaya penyakit kanker paru, penyebab terjadinya dan
akibat apa yang akan ditimbulkan dari penyakit kanker paru, serta untuk
perawat sendiri dapat mengetahui asuhan keperawatan yang terbaik untuk
memaksimalkan perawatan terhadap pasien kanker paru.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi Ca Paru?
2. Apa epidemiologi Ca Paru?
3. Apa saja etiologi Ca Paru?
4. Apa manifestasi Klinis Ca Paru?
5. Bagaimana patofisiologi Ca Paru?
6. Bagaimana pencegahan Ca Paru?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Ca Paru?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui definisi Ca Paru?
2. Untuk Mengetahui epidemiologi Ca Paru?
3. Untuk Mengetahui etiologi Ca Paru?
4. Untuk Mengetahui manifestasi Klinis Ca Paru?
5. Untuk Mengetahui patofisiologi Ca Paru?
6. Untuk Mengetahui pencegahan Ca Paru?
7. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Ca Paru?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kanker paru adalah neoplasma ganas yang muncul dari epitel
bronkus (Brashers Valentina L., 2008: 113). Kanker paru adalah kanker
pada lapisan epitel saluran napas (karsinoma bronkogenik) (Corwin
ElizabethJ., 2009: 576). Kanker paru (bronchogenic carcinoma) adalah
penyakit yang ditandai dengan tidak terkendalinya pertumbuhan sel dalam
jaringan paru, terutama sel-sel yang melapisi bagian pernapasan (Atiyeh
Hashemi,dkk, 2013: 165).
Kanker Paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di
paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) atau
penyebaran (metastasis) tumor dari organ lain. Definisi khusus untuk
kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari epitel (jaringan
sel) saluran napas atau bronkus. Sedangkan menurut National Cancer
Institute, kanker paru adalah kanker yang terbentuk pada jaringan di paru,
biasanya di lapisan sel-sel saluran udara (Syahruddin, 2006).
B. Epidemiologi
Menurut American Cancer Society, sekitar 1,6 juta kasus baru
terjadi pada tahun 2008, terhitung sekitar 13% dari total diagnosis kanker.
Pada pria, tingkat kanker paru-paru kejadian tertinggi di Amerika Utara,
Eropa, Asia Timur, Argentina, dan Uruguay dan tingkat terendah adalah di
sub-Sahara Afrika. Pada wanita, prevalensi kanker paru tertinggi terdapat
di Amerika Utara, Eropa Utara, Australia, Selandia Baru, dan Cina.
(American Cancer Society, 2011).
Di seluruh dunia, diantara jenis kanker lain, kanker paru
merupakan penyebab utama kematian pada pria dan penyebab kedua
kematian pada wanita, dengan perkiraan 951.000 kematian pada pria dan
427.400 kematian pada wanita pada tahun 2008 (American Cancer
Society, 2011).
Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di Amerika
Serikat tahun 2002 dilaporkan terdapat 169.400 kasus baru (merupakan
13% dari semua 8 kanker baru yang terdiagnosis) dengan 154.900
kematian (merupakan 28% dari seluruh kematian akibat kanker), di Inggris
prevalensi kejadiannya mencapai 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia
menduduki peringkat 4 kanker terbanyak, di RS kanker Dharmais Jakarta
tahun 1998 menduduki peringkat ketiga sesudah kanker payudara dan
leher Rahim. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65%) life time
risk 1:13 dan pada perempuan 1:20 (Sudoyo dkk., 2007).
Di beberapa negara Barat, di mana epidemi tembakau mencapai
puncaknya pada pertengahan abad lalu, seperti Amerika Serikat, Inggris
dan Finlandia, tingkat kanker paru menurun pada pria dan tetap pada
wanita. Sebaliknya, di Cina, Korea, dan beberapa negara di Afrika, tingkat
kanker paru cenderung terus meningkat setidaknya untuk beberapa dekade
berikutnya (American Cancer Society, 2011).
C. Etiologi
E. Patofisiologi
1) Paparan Karsinogen
Tembakau mengandung lebih dari 300 jenis zat berbahaya dan 40
jenis karsinogen kuat. hidrokarbon aromatik dan NNK poli-nitrosamin
diketahui menyebabkan kerusakan DNA dengan membentuk adduct DNA
pada hewan. Benzopiren menginduksi sinyal molekuler seperti AKT, juga
menyebabkan mutasi pada gen p53 dan gen supresor tumor lainnya. Teori
saat ini menunjukkan bahwa serangkaian keracunan seluler mengganggu
reproduksi genetik. Gejalanya berkembang mulai dari pertumbuhan tidak
beraturan yang tidak terkontrol yang berhubungan dengan proses
fisiologis. Sebuah studi oleh Ito dkk menilai pergeseran jenis histologis
kanker paru di Jepang dan Amerika Serikat dalam hubungannya dengan
pergeseran dari rokok kretek dengan rokok filter. Studi menetapkan bahwa
pergeseran jenis rokok hanya untuk mengubah tipe kanker paru yang
paling sering, dari karsinoma sel kecil ke adenokarsinoma.
2) Kerentanan Genetik
Baru-baru ini, teknik molekuler canggih telah mengidentifikasi
amplifikasi onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor pada karsinoma
non sel kecil. Kelainan yang paling penting yang terdeteksi adalah mutasi
yang melibatkan ras keluarga onkogen. ras keluarga onkogen memiliki 3
anggota: ras H, ras-K, dan ras-N. Gen ini mengkode protein pada
permukaan bagian dalam dari membran sel dengan aktivitas GTPase dan
mungkin terlibat dalam transduksi sinyal. Studi yang dilakukan pada tikus
menunjukkan keterlibatan mutasi ras dalam patogenesis molekul
karsinoma non sel kecil. Studi pada manusia menunjukkan bahwa aktivasi
rasial memberikan kontribusi untuk perkembangan tumor pada pasien
dengan kanker paru. Mutasi gen ras terjadi hampir secara eksklusif pada
adenokarsinoma dan ditemukan dalam 30% kasus. Mutasi ini tidak
diidentifikasi dalam adenokarsinoma yang berkembang pada bukan
perokok. mutasi K-ras tampaknya merupakan faktor prognostik
independen.
F. Pencegahan
Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Terdapat
3 Tingkatan pencegahan dalam epideemiologi penyakit kanker paru,
yaitu :
1. Pencegahan Primordial (Pencegahan Tingkat Pertama)
Pencegahan terhadap etiologi (penyebab) penyakit.
Pencegahan primer dilakukan pada orang yang sehat (bebas
kanker).
Langkah nyata yang dapat dilakukan adalah memberikan
informasi kepada masyarakat tentang pencegahan kanker.
Upaya yang dapat dilakukan adalah Upaya Promosi
Kesehatan, upaya untuk memberikan kondisi pada masyarakat
yang memungkinkan penyakit kanker paru tidak dapat berkembang
karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan, gaya
hidup maupun kondisi lain yang merupakan faktor resiko untuk
munculnya penyakit kanker paru. Misalnya : menciptakan
prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok itu
merupakan kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu
bersikap positif untuk tidak merokok. Seseorang perokok yang
telah berhasil berhenti 10 tahun lamanya berarti telah dapat
menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker paru.
Selain itu, senantiasa menjaga daya tahan tubuh melalui
pola hidup sehat (olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas stress
serta pola makan sehat), dan makan suplemen secara teratur.
2. Pencegahan Tingkat Kedua
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan
pada orang yang sudah sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah
perkembangan penyakit lebih lanjut dari penyakit serta membatasi
terjadinya kecacatan. Upaya yang dilakukan adalah
a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
b) Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi, Pembedahan atau
iradiasi.
Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti
penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang
sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi
paru – paru yang tidak terkena kanker.
Radiasi
Radioterapi adalah penggunaan sinar pengion dalam upaya
mengobati penderita kanker. Prinsip radioterapi adalah
mematikan sel kanker dengan memberikan dosis yang tepat
pada volume tumor / target yang dituju dan menjaga agar
efek radiasi pada jaringan sehat disekitarnya tetap
minimum
Kemoterapi
Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker
dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi
merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan
memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh
sel kanker.
3. pencegahan tingkat ketiga
Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka
kesembuhan, angka survival (bertahan hidup), dan kualitas hidup
dalam pengobatan kanker berupa penatalaksanaan terapi
rehabilitatif, paliatif, dan bebas rasa sakit. Misalnya penderita
kanker stadium lanjut membutuhkan terapi paliatif, yaitu terapi
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
penderita kanker, baik dengan radioterapi atau dengan obat-obatan.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin,tempat tinggal (alamat), pekerjaan,
pendidikan dan status ekonomi menengah kebawah dan sanitasi
kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada
pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa sesak nafas,
rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat
tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas sertabatuk
non produktif.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit
yang dirasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas, batuk, nyeri dada,
keringat malam, nafsu makan menurun dan suhu badan meningkat
mendorong penderita untuk mencari pengobatan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Keadaan atau penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang
mungkin sehubungan dengan kanker paru antara lain ISPA, efusipleura
serta tuberkulosis paru yang kembali aktif.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Mencari diantara anggota keluarga pada kanker paru yang menderita
penyakit tersebut sehingga diteruskan penularannyadan riwayat
merokok.
f. Riwayat Psikososial
verbalisasi
5. Mata terbuka Peningkatan sekret di
lebar bronkiolus
6. Ortopnea
Meningkatnya
7. Penurunan
sputum
bunyi napas
8. Perubahan
Batuk
frekuensi napas
9. Perubahan pola
napas Bersihan jalan tidak
10. Sianosis efektif
11. Sputum dalam
jumlah yang
berlebihan
12. Suara napas
tambahan
3. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan : (obstruksi
jalan napas)
a. penyakit ca paru
b. mucus berlebihan
c. sekresi yang tertahan
d. spasme jalan napas
e. adanya jalan napas buatan
f. benda asing dalam jalan napas
g. eksudat dalam alveoli
ditandai dengan :
1. Batuk yang tidak efektif
2. Dispnea
3. Gelisah
4. Kesulitan verbalisasi
5. Mata terbuka lebar
6. Ortopnea
7. Penurunan bunyi napas
8. Perubahan frekuensi napas
9. Perubahan pola napas
10. Sianosis
11. Sputum dalam jumlah yang berlebihan
12. Suara napas tambahan
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NIC & Indikator NOC
Keperawatan
Ketidakefektifan Tujuan : setelah 1. Manajemen jalan nafas
bersihan jalan dilakukan asuhan Aktifitas-aktifitas:
napas keperawatan 1 x 24 a. Posisikan pasien untuk
berhubungan jam masalah memaksimalkan
dengan : Ketidakefektifan ventilasi.
a. Penyakit bersihan jalan napas, b. Buang sekret dengan
ca paru Teratasi memotivasi pasien
b. Mucus Kriteria hasil: untuk melakukan batuk.
berlebihan Status pernapasan : c. Intruksikan bagaimana
c. Sekresi kepatenan jalan agar bisa melakukan
yang napas batuk efektif.
tertahan Indikator S. d. Auskultasi suara nafas,
d. Spasme T catat area yag
jalan napas Frekuensi 5 ventilasinya menurun
e. Adanya napas atau tidak ada dan
jalan napas Irama 5 adanya suara tambahan.
buatan pernapasan e. Kelola pemberian
f. Benda Kedalaman 5 bronkodilator sebagai
asing inspirasi mestinya.
dalam Kemampuan 5 f. Monitor status
jalan napas untuk pernafasan dan
g. Eksudat mengeluarka oksigenasi, sebagai
dalam n sekret mestinya
alveoli Keterangan: 2. peningkatan (manajemen)
h. Hyperplasi 1: deviasi berat dari batuk
a pada kisaran normal
dinding 2: deviasi yang akvitas-aktivitas:
bronkus cukup berat dari a. Dampingi pasien untuk
kisaran normal bisa duduk pada posisi
3: deviasi sedang dengan kepala sedikit
Ditandai dari kisaran normal lurus, bahu relaks dan
dengan: 4: deviasi ringan dari lutut ditekuk /posisi
1. Batuk kisaran normal fleksi.
yang tidak 5: tidak ada deviasi b. Dukung pasien untuk
efektif dari kisaran normal melakukan nafas
2. Dispnea Indikator S.T dalam,tahan selama 2
3. Gelisah Suara 5 detk, bungkukkan ke
4. Kesulitan nafas depan, tahan 2 detik
verbalisasi tambahan dan batukkan 2-3 kali.
5. Mata Batuk 5 c. Minta pasien untuk
terbuka Akumulas 5 menarik nafas dalam
lebar i sputum beberapa kali,keluarkan
6. Ortopnea Keterangan: perlahan dan batukkan
7. Penurunan 1 : sangat berat diakhir
bunyi 2 : berat ekhalasi(penghembusan
napas 3 : cukup ).
8. Perubahan 4 : ringan d. Tekan perut dibawah
frekuensi 5 : tidak ada xifhoid dengan tangan
napas terbuka sembari
9. Perubahan mebantu pasien untuk
pola napas fleksi ke depan selama
10. Sianosis batuk.
11. Sputum e. Minta pasien untuk
dalam batuk dilanjutkan
jumlah dengan beberapa
yang periode nafas dalam.
berlebihan
12. Suara 3. monitor pernafasan
napas aktivitas-aktivitas:
tambahan a. Monitor kecepatan,
irama,kedalaman, dan
kesulitan bernafas.
b. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru.
c. Catat perubahan pada
saturasi O2, volume
tidak akhir CO2, dan
perubahan nilai analisa
gas darah dengan tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker paru (bronchogenic carcinoma) adalah penyakityang
ditandai dengan tidak terkendalinya pertumbuhan sel dalam jaringanparu,
terutama sel-sel yang melapisi bagian pernapasan (Atiyeh Hashemi,dkk,
2013: 165).Menurut American Cancer Society, sekitar 1,6 juta kasus baru
terjadi pada tahun 2008, terhitung sekitar 13% dari total diagnosis
kanker.Penyebab pasti kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau
inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan
faktor penyebab utama di samping adanya faktor lain seperti kekebalan
tubuh, genetik, dan lain-lain (Sudoyo dkk, 2007).Gejala klinis kanker paru
tidak khas tetapi batuk, sesak napas, atau nyeri dada (gejala respirasi) yang
muncul lama atau tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa pada
“kelompok risiko” harus ditindak lanjuti untuk prosedur diagnosis kanker
paru. Patofisiologi yaitu Paparan Karsinogen dan kerentanan genetik.
Pemeriksaan penujang yaitu Pemeriksaan Patologi Anatomik dll.
Penatalaksanaan umum dengan manajemen terapi seperti kemoterapi dll.
Pencegahannya ada pencegahan tingkat pertama, kedua, dan ketiga.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai perawat mengetahui tentang Ca paru
supaya bisa maksimal melayani pasien dan melakukan asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyono. Aru. W. Ddk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4, Jilid 1.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.