Laporan Analisis Pico Jurnal KGD KLP 2

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

LAPORAN ANALISIS JURNAL

ANALISIS SISTEM TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR DI RUMAH SAKIT


MARDI RAHAYU KUDUS

Oleh :

Nadya Putri Galisha (1914401178)

Olifvia Yolanda (1914401179)

Putri Novfianti (1914401181)

Rafid Rahmandhana(191401182)

Dosen Pembimbing :

Ns. Kalpana Kartika , Msi

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2020
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS SISTEM TANGGAP DARURAT BENCANA

BANJIR

DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS

Kevin Reira Christian, Siswi Jayanti, Baju Widjasena

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Diponegoro

Email: [email protected]

Abstract : Flood disaster at the beginning of 2014 yesterday in the Kudus city
also affect the Mardi Rahayu Kudus Hospital. The floods can not be prevented
from coming, so it requires a good emergency response system from Hospital
side. This study aimed to analyze the flood disaster emergency response system
at Mardi Rahayu Kudus Hospital. This research is a descriptive qualitative in-
depth interviews. The informants of this study were 3 people as the main
informants and one person as the informant triangulation. The results showed
Mardi Rahayu Kudus Hospital already have a special policy in the face of floods.
The Hospital also has procedures for evacuation when floods began to inundate
several rooms in the hospital.The hospital has not been providing training and
simulation of flood prevention, especially to any room personnel potentially
affected by the flood disaster. Mardi Rahayu Kudus Hospital need to provide
training and simulation of flood prevention, especially to any room personnel
potentially affected by floods to improve the capability and responsiveness in
conducting flood response, including the evacuation of patients and critical assets
Hospital.

Keywords : Emergency Response, Flood, Hospital

PENDAHULUAN musibah/bencana. Bencana tersebut

Latar Belakang dapat disebabkan oleh alam, seperti:

Dalam kehidupan ini, tidak ada banjir, angin ribut, gempa bumi, dan petir,

makhluk hidup atau organisasi yang dapat maupun yang disebabkan oleh ulah

terhindar Dari kerusakan akibat manusia, seperti: kebakaran, kecelakaan

465
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(di darat, di laut atau di udara), sabotase, huru- kesehatan juga harus bersiap dalam
hara/kerusuhan, dan hal-hal lain yang menghadapi keadaan darurat, salah
merugikan.
satunya akibat bencana banjir. Dalam
Banjir merupakan bencana alam yang menghadapi keadaan darurat bencana
paling dapat diramalkan kedatangannya, karena
banjir tersebut, perlu upaya untuk
berhubungan dengan besarnya curah hujan.
Banjir juga disebabkan oleh pembabatan hutan mengendalikan, meminimalisasi dan bila
yang tidak terkendali, sistem pengaturan atau mungkin meniadakannya, oleh karena itu
tata air yang buruk, dan perubahan fungsi hutan sistem tanggap darurat bencana banjir di
menjadi ladang dan pemukiman. Banjir pada
RS perlu dikelola dengan baik.(6)
umumnya terjadi di dataran rendah di bagian
hilir daerah aliran sungai yang umumnya berupa
delta maupun alluvial. Secara geologis, berupa Penelitian sebelumnya pernah
lembah atau bentuk cekungan bumi lainnya dilakukan pada 7 Rumah Sakit Umum
dengan porositas rendah.(2) Gambaran bencana
Daerah (RSUD) di wilayah Cirebon pada
banjir tersebut menimbulkan situasi yang tidak
normal atau keadaan darurat, yang menuntut tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan
adanya tindakan-tindakan untuk bahwa seluruh RSUD di Wilayah Cirebon
menanggulanginya, agar situasi yang serba tidak
tidak siap menghadapi kegawatdaruratan
menentu menjadi normal Kembali dan kerugian
yang ditimbulkan/diderita dapat ditekan bencana/sehari-hari. Setelah dilakukan
seminimal mungkin.(1) analisa kesenjangan maka yang menjadi

Rumah sakit (RS) adalah institusi alasan ketidaksiapan adalah kurangnya


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dukungan para Direktur RSUD terhadap
pelayanan kesehatan perorangan secara Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Terpadu Bencana/Sehari-hari (SPGDT-
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.(3)
Pelayanan RS merupakan bagian yang tidak B/S) yang disebabkan antara lain adalah
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan kurangnya pemahaman akan SPGDT-B/S,
pada umumnya, yang memerlukan penanganan
kurangnya sosialisasi tentang standar
(4)
dan perhatian yang seksama. Dalam klasifikasi IRD di Indonesia,
pemberian pelayanan kesehatan, RS diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.
Pelayanan tersebut merupakan salah satu unsur
penting dalam organisasi RS sebagai salah satu
alat yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja organisasi.(5) RS sebagai sebuah industri
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

standar kendaraan pelayanan medik dan yangsendiri belum terbentuk sistem tanggap
penting juga adalah keterbatasan RSUD darurat bencana yang baik. Selain itu juga
termasuk Pemerintah Kota dan Kabupaten. masih terdapat beberapa tempat yang
Kedua, kurangnya kepedulian belum terpasang rambu-rambu K3 tentang
tanda jalur evakuasi, khususnya tanda jalur
Kepala IRD selaku manajer penanggulangan evakuasi untuk bencana banjir.
kegawat daruratan terpadu bencana dalam
mengelola sumber daya akibat kurangnya
dukungan manajemen. Ketiga, kurangnya
sosialisasi SPGDT-B/S serta dukungan akan METODE PENELITIAN
kelengkapan sumber daya IRD dari Departemen Jenis penelitian ini adalah penelitian.
Kesehatan Khususnya Direktorat Jenderal kualitatif. Dengan pendekatan
Pelayanan Medik.(7) observasional dan wawancara mendalam.
RS Mardi Rahayu Kudus merupakan
salah satu sarana upaya kesehatan yang Informan utama pada penelitian ini
menyelenggarakan kegiatan pelayanan adalah perwakilan pegawai di setiap
kesehatan dan tempat bagi masyarakat sekitar
bagian di RS yang berpotensi mengalami
untuk mendapatkan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan dengan berbagai banjir, diantaranya adalah kepala instalasi
fasilitas dan peralatan kesehatannya. rawat inap ruang Betani B, kepala sub
Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan di
bagian gudang medis, dan kepala sub
RS Mardi Rahayu Kudus, melalui proses
wawancara dengan kepala bagian umum RS dan bagian security. Informan triangulasi
pengamatan secara langsung, diperoleh adalah kepala bagian umum yang
informasi tentang diantaranya RS Mardi Rahayu merupakan anggota bidang II tim P2K3 RS
berada di daerah dataran rendah di Kabupaten
Kudus, sehingga sering mengalami bencana Mardi Rahayu Kudus yang menangani
banjir. Kasus banjir terakhir yang terjadi pada masalah penanggulangan kebakaran dan
bulan Januari tahun 2014 merupakan kejadian bencana.
banjir terparah yang pernah dialami oleh RS
Mardi Rahayu Kudus sepanjang sejarah. Air
yang masuk setinggi kurang lebih 20 cm dan
menggenangi beberapa ruangan di RS, seperti:
kamar jenazah, ruang rawat inap Betani B, dan
gudang obat. Kejadian banjir tersebut membuat
RS sangat memerlukan suatu sistem tanggap
darurat bencana banjir yang baik guna
mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana
banjir di kemudian hari, akan tetapi pada
kenyataannya di RS Mardi Rahayu Kudus
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HASIL DAN PEMBAHASAN berhubungan dengan penanggulangan


A. Analisis Tim Tanggap Darurat Bencana di bencana, sehingga dapat disimpulkan
RS Mardi Rahayu Kudus bahwa kompetensi yang dimiliki
sudah cukup baik.
Di RS Mardi Rahayu Kudus, tanggap
darurat bencana masih ditangani oleh tim P2K3. Dari uraian di atas dapat
Penanggung jawab ada di bidang II yang disimpulkan bahwa di RS Mardi
mengurusi penanggulangan bencana dan Rahayu Kudus tim tanggap darurat
kebakaran. Tenaga bantuan berasal dari tim bencana masih belum terbentuk dan
security RS. masih mengandalkan koordinasi
antara bidang II P2K3 yang mengurusi
Tugas dari penanggung jawab yang ada penanggulangan bencana dan
di bidang II adalah menyusun kebijakan yang kebakaran dengan tim security RS.
berisikan prosedur penanganan evakuasi, Hal ini jelas tidak sesuai dengan
pembentukan tim tanggap darurat bencana, persyaratan dari FEMA, termasuk juga
penyediaan peta lokasi dan tanda jalur evakuasi, Peraturan dari Menteri Kesehatan
penentuan lokasi evakuasi, sistem komunikasi yang mewajibkan RS untuk
dalam rangka koordinasi antar bagian ketika membentuk organisasi/tim
terjadi bencana, prosedur penghentian operasi kewaspadaan bencana.
saat terjadi bencana, dan metode pelaporan
bencana. Tugas dari tim security RS adalah Terdapat beberapa hal yang dapat
melaksanakan apa yang telah menjadi instruksi menjadi penyebab mengapa di RS
dari penanggung jawab tim yang ada di bidang Mardi Rahayu Kudus belum terbentuk
II, seperti menghentikan semua proses operasi tim tanggap darurat bencana, antara
di bagian RS yang terkena bencana dan lain belum sadarnya
membantu melakukan proses evakuasi, baik
pasien yang ada di ruang rawat inap maupun
barang-barang logistik dan aset-aset penting RS.

Kompetensi yang dimiliki oleh


penanggung jawab dan para petugas di setiap
ruangan masih sebatas penanganan bencana
kebakaran saja, hanya tim security saja yang
cukup lengkap kompetensinya dalam menangani
bencana secara umum. Anggota bidang II P2K3
yang mengurusi penanggulangan bencana dan
kebakaran juga sudah cukup banyak mengikuti
pelatihan yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

diatur dengan baik.


pihak manajemen RS terhadap Prosedur tersebut

pentingnya suatu tim khusus yang


memang hanya mengurusi tentang sudah tercantum di dalam kebijakan
tanggap darurat bencana, pihak RS yang khusus mengatur tentang
manajemen RS masih merasa penanggulangan bencana banjir.
tanggap darurat bencana sudah
cukup diurusi oleh bidang II P2K3
Evakuasi pasien dibawa
yang mengurusi penanggulangan
menggunakan bed pasien ke ruang
bencana dan kebakaran, dan adanya
ODC, sedangkan barang-barang
pemikiran bahwa hanya bencana
hanya dinaikkan saja ke rak-rak yang
kebakaran saja yang memiliki dampak
yang cukup potensial terhadap
lebih tinggi tingkatannya.
kerugian yang dialami oleh RS,
sehingga tidak diperlukan suatu tim
Pengkategorian pasien sudah
tanggap darurat bencana di RS.
digolongkan menjadi pasien dengan
B. Analisis Kemampuan, Ketidakmampuan, ketergantungan penuh (total care),
dan Penyebab Bencana Banjir di RS pasien dengan ketergantungan
Mardi Rahayu Kudus
sebagian (parsial care), dan pasien
mandiri (minimal care).
Analisis kemampuan di RS Mardi
Rahayu Kudus mengenai kebijakan,
Sumber daya manusia di RS,
sudah ada kebijakan yang khusus
sudah diberikan tugas masing-masing
mengatur tentang penanggulangan
sesuai kemampuan yang dimiliki oleh
bencana banjir di RS Mardi Rahayu
masing-masing personil seperti
Kudus. Kebijakan ini telah dibuat pada
petugas di ruang Betani B bertugas
tahun 2009 dan sekarang dalam
proses perbaikan guna menghadapi
menenangkan pasien sambil
akreditasi RS.
menunggu instruksi untuk evakuasi
pasien, jika sudah mendapatkan
Prosedur dalam melakukan
instruksi maka langsung ditugaskan
evakuasi pasien, barang-barang
untuk mengevakuasi pasien ke
logistik, maupun aset-aset berharga
tempat yang lebih aman, untuk
RS saat terjadi bencana banjir sudah
petugas di gudang obat bertugas
untuk menaikkan barang-barang yang ada ke
rak-rak yang lebih tinggi sambil menunggu
instruksi untuk evakuasi, jika sudah
mendapatkan instruksi evakuasi maka
langsung ditugaskan untuk mengevakuasi
barang-barang ke lantai 2. Tugas dari tim
security adalah membendung air
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

akan datang dan adanya


yang mencoba masuk ke RS dengan pemikiran bahwa bencana

karung yang berisi pasir, selain itu banjir tidak memiliki

mereka juga ditugaskan untuk


dampak yang cukup potensial
membantu petugas di setiap ruangan
terhadap kerugian yang dialami oleh
untuk melakukan evakuasi.
RS, sehingga tidak diperlukan suatu
analisis penyebab bencana banjir di
Peralatan maupun fasilitas yang RS.
dimiliki oleh RS Mardi Rahayu Kudus
dalam menghadapi bencana banjir,
seperti karung pasir untuk menghalau C. Analisis Penyusunan Perencanaan
datangnya air, sepatu boot untuk APD Tanggap Darurat Bencana Banjir di
petugas evakuasi, genset dengan RS Mardi Rahayu Kudus
kapasitas 630 kVA dan 500 kVA Di RS Mardi Rahayu Kudus,
sebagai daya cadangan untuk prosedur penanganan evakuasi sudah
operasional RS, tempat tidur pasien, diatur dengan baik, yaitu dengan para
kursi roda, tabung oksigen portable, petugas yang harus stand by di
rak obat dan pallet untuk evakuasi ruangan masing-masing dan
pasien dan barang (obat dan infus). menunggu instruksi selanjutnya dari
Analisis penyebab bencana banjir di tim P2K3 untuk melakukan evakuasi
RS Mardi Rahayu Kudus sendiri dan dibantu dengan pihak security.
masih belum ada. Hal ini jelas tidak Pembentukan tim tanggap darurat
sesuai dengan persyaratan dari bencana memang belum terbentuk,
FEMA mengenai analisis penyebab selama ini masih diurusi oleh bidang II
bencana di sebuah perusahaan. tim P2K3 yang mengurusi
penanggulangan bencana dan
Terdapat beberapa hal yang
kebakaran bekerjasama dengan tim
dapat menjadi penyebab mengapa di
security RS. Hal ini jelas tidak sesuai
RS Mardi Rahayu Kudus belum
dengan persyaratan dari FEMA,
terbentuk analisis penyebab bencana
termasuk juga Peraturan dari Menteri
banjir, antara lain belum adanya
kesadaran dari pihak P2K3 bahwa Kesehatan yang mewajibkan RS

analisis penyebab bencana banjir untuk membentuk organisasi/tim

diperlukan untuk kesiapan RS dalam kewaspadaan bencana.

menghadapi bencana banjir yang


Terdapat beberapa hal yang dapat
menjadi penyebab mengapa di RS Mardi
Rahayu Kudus belum terbentuk tim tanggap
darurat bencana, antara lain belum
sadarnya
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

membuat rambu-
pihak manajemen RS terhadap rambu/tanda khusus jalan

pentingnya suatu tim khusus yang keluar untuk evakuasi

memang hanya mengurusi tentang apabila terjadi bencana,

tanggap darurat bencana, pihak antara lain belum sadarnya

manajemen RS masih merasa pihak manajemen RS

tanggap darurat bencana sudah


cukup diurusi oleh bidang II P2K3 terhadap pentingnya rambu-
yang mengurusi penanggulangan rambu/tanda khusus jalan keluar
bencana dan kebakaran dan adanya untuk evakuasi apabila terjadi
pemikiran bahwa hanya bencana bencana banjir, pihak manajemen RS
kebakaran saja yang memiliki dampak masih merasa instruksi dari P2K3
yang cukup potensial terhadap kepada para petugas evakuasi
kerugian yang dialami oleh RS, maupun para petugas evakuasi
sehingga tidak diperlukan suatu tim kepada para pengunjung RS sudah
tanggap darurat bencana di RS. cukup dalam menginformasikan
petunjuk jalur evakuasi, dan adanya
Penyediaan peta lokasi dan tanda pemikiran dari manajemen RS bahwa
jalur evakuasi memang belum ada
karena selama ini hanya pemberian rambu-rambu/tanda
menggunakan instruksi secara lisan khusus jalan keluar untuk evakuasi
dari pihak P2K3. Hal ini jelas tidak hanya akan mengurangi estetika dari
sesuai dengan persyaratan dari RS.
FEMA, termasuk juga Peraturan dari
Menteri Kesehatan yang mewajibkan Penentuan lokasi evakuasi juga
masih belum ada, selama ini masih
RS untuk membuat rambu-
insidental saja dan tergantung lokasi
rambu/tanda khusus jalan keluar
yang aman dan cukup ruang untuk
untuk evakuasi apabila terjadi
menampung pasien dan barang-
bencana.
barang. Ruangan yang terakhir kali
digunakan oleh pihak RS untuk
Terdapat beberapa hal yang
menampung pasien sementara
dapat menjadi penyebab mengapa di
adalah ruang ODC, sedangkan untuk
RS Mardi Rahayu Kudus belum
barang-barang masih belum memerlukan
ruangan untuk evakuasi. Hal ini jelas tidak
sesuai dengan persyaratan dari FEMA
mengenai penentuan lokasi evakuasi di sebuah
perusahaan.

Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi


penyebab mengapa di RS Mardi Rahayu Kudus
belum membuat penentuan lokasi evakuasi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

RS untuk mencabut semua


apabila terjadi bencana, antara lain steker listrik dari stop kontak
belum sadarnya pihak manajemen RS ketika terjadi
terhadap pentingnya penentuan
bencana, dan security juga
lokasi evakuasi di sebuah perusahaan
dan pihak manajemen RS merasa ditugaskan untuk langsung
penentuan lokasi evakuasi secara mematikan aliran listrik untuk

insidental juga dapat efektif dalam


menghadapi bencana banjir.
sementara sampai keadaan sudah

Sistem komunikasi dalam rangka bisa dikendalikan kembali. Metode

koordinasi antar bagian ketika terjadi pelaporan bencana sudah diatur

bencana sendiri sudah ada, alurnya dengan baik di kebijakan khusus

dimulai dari informan yang bertugas tentang penanggulangan bencana


tersebut.

memantau lokasi memberikan


informasi kepada tim P2K3 yang
kemudian meneruskan kepada D. Analisis Pelaksanaan Perencanaan

security untuk memberikan instruksi Tanggap Darurat Bencana Banjir di

agar dibuat bendungan air di titik-titik RS Mardi Rahayu Kudus

vital masuknya air ke dalam RS Di RS Mardi Rahayu Kudus,

dengan menggunakan karung pasir,


pelatihan dan simulasi

selain itu, P2K3 juga penanggulangan bencana banjir

menginformasikan kepada setiap masih belum pernah diadakan. Hal ini

petugas di ruangan-ruangan yang jelas tidak sesuai dengan persyaratan

berpotensi tergenang air untuk dari FEMA, termasuk juga Peraturan

mengevakuasi pasien dan barang- dari Menteri Kesehatan yang

barang yang ada di ruangan.


mewajibkan RS untuk mengadakan

Prosedur penghentian operasi pelatihan dan uji coba terhadap

saat terjadi bencana telah dilakukan kesiapan petugas tanggap darurat.

edukasi kepada setiap karyawan di


Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi
penyebab mengapa di RS Mardi Rahayu Kudus
belum mengadakan pelatihan dan simulasi
terhadap kesiapan

petugas tanggap darurat dalam menghadapi


bencana banjir, antara lain belum sadarnya
pihak manajemen RS terhadap pentingnya
pelatihan dan simulasi terhadap kesiapan
petugas tanggap darurat dalam menghadapi
bencana banjir, adanya pemikiran bahwa
bencana banjir tidak memiliki dampak yang
cukup potensial terhadap kerugian yang dialami
oleh RS, sehingga tidak
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-


3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

masing-masing sesuai
diperlukan pelatihan dan simulasi kemampuan yang dimiliki oleh
terhadap kesiapan petugas tanggap masing-masing personil.
darurat dalam menghadapi bencana Peralatan maupun fasilitas yang
banjir, dan adanya pemikiran bahwa dimiliki oleh RS Mardi Rahayu
hanya bencana kebakaran saja yang
memiliki dampak yang cukup potensial Kudus guna menunjang proses
terhadap kerugian yang dialami oleh RS, evakuasi pasien menggunakan bed
sehingga selama ini pelatihan dan pasien itu sendiri, sedangkan untuk
simulasi hanya diberikan khusus untuk evakuasi barang-barang logistik
menghadapi bencana kebakaran. maupun aset-aset berharga RS
menggunakan rak dan pallet. Analisis
penyebab bencana banjir di RS Mardi
Rahayu Kudus sendiri masih belum
KESIMPULAN
ada.

1. Di RS Mardi Rahayu Kudus, tim


3. Di RS Mardi Rahayu Kudus,
tanggap darurat bencana masih
penyusunan perencanaan tanggap
ditangani oleh P2K3, dengan
darurat bencana banjir terdiri dari
penanggung jawab ada di bidang II
prosedur penanganan evakuasi yang
yang mengurusi penanggulangan
bencana dan kebakaran. Tenaga sudah diatur dengan baik.
bantuan berasal dari tim security RS. Pembentukan tim tanggap darurat
bencana juga sudah terbentuk.
2. Analisis kemampuan di RS Mardi
Penyediaan peta lokasi dan tanda
Rahayu Kudus mengenai kebijakan,
jalur evakuasi memang belum ada
sudah ada kebijakan yang khusus
mengatur tentang penanggulangan
karena selama ini hanya
bencana banjir di RS Mardi Rahayu
menggunakan instruksi secara lisan
Kudus. Prosedur dalam melakukan
dari pihak P2K3. Penentuan lokasi
evakuasi pasien, barang-barang
evakuasi juga masih belum ada,
logistik, maupun aset-aset berharga
selama ini masih insidental saja dan
RS saat terjadi bencana banjir sudah
tergantung lokasi yang aman dan
diatur dengan baik. Sumber daya
cukup ruang untuk menampung
manusia di RS, sudah diberikan tugas
pasien dan barang-barang. Sistem
komunikasi dalam rangka koordinasi antar
bagian ketika terjadi bencana sendiri sudah
ada. Prosedur penghentian operasi saat
terjadi bencana telah dilakukan edukasi
kepada setiap karyawan di RS untuk
mencabut semua steker listrik dari stop
kontak ketika terjadi bencana,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan security juga ditugaskan untuk

langsung mematikan aliran listrik

untuk sementara sampai keadaan

sudah bisa dikendalikan kembali.

Metode pelaporan bencana sudah

diatur dengan baik di kebijakan

khusus tentang penanggulangan

bencana tersebut.

4. Di RS Mardi Rahayu Kudus, pelaksanaan perencanaan tanggap darurat bencana


banjir seperti

pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana banjir masih belum pernah


diadakan. Selama ini RS hanya mengadakan pelatihan dan simulasi untuk
menanggulangi bencana kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiono, A. M. Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Semarang: Balai Penerbit
Universitas Diponegoro. 2005.
2. Ramli,S.PedomanPraktis
Manajemen Bencana (Disaster Management). Jakarta: PT. Dian Rakyat. 2010.

3. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. Jakarta. 2010.

4. Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Kedua. Jakarta: Binarupa Aksara.


1998.

5. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Pengelolaan


Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi 1. Jakarta. 1997.

6. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan


Kerja (K3) di Rumah Sakit. Jakarta. 2007.

7. Sarim, E. S. Analisis kesiapan menghadapi bencana di instalasi rawat darurat rumah sakit
umum daerah se-wilayah pembangunan
8. Cire
ANALISIS PICO PADA JURNAL

Abstract : Flood disaster at the beginning of 2014 yesterday in the Kudus city also affect the
Mardi Rahayu Kudus Hospital. The floods can not be prevented from coming, so it requires a
good emergency response system from Hospital side. This study aimed to analyze the flood
disaster emergency response system at Mardi Rahayu Kudus Hospital. This research is a
descriptive qualitative in-depth interviews. The informants of this study were 3 people as the
main informants and one person as the informant triangulation. The results showed Mardi
Rahayu Kudus Hospital already have a special policy in the face of floods. The Hospital also
has procedures for evacuation when floods began to inundate several rooms in the
hospital.The hospital has not been providing training and simulation of flood prevention,
especially to any room personnel potentially affected by the flood disaster. Mardi Rahayu
Kudus Hospital need to provide training and simulation of flood prevention, especially to any
room personnel potentially affected by floods to improve the capability and responsiveness in
conducting flood response, including the evacuation of patients and critical assets Hospital.

The purpose : This study aimed to analyze the flood disaster emergency response system at
Mardi Rahayu Kudus Hospital.

The research method: This research is a descriptive qualitative in-depth interviews. The
informants of this study were 3 people as the main informants and one person as the informant
triangulation. The results showed Mardi Rahayu Kudus Hospital already have a special policy
in the face of floods.

The results : The Hospital also has procedures for evacuation when floods began to
inundate several rooms in the hospital.The hospital has not been providing training and
simulation of flood prevention, especially to any room personnel potentially affected by the
flood disaster.

Conclusion: Mardi Rahayu Kudus Hospital need to provide training and simulation of
flood prevention, especially to any room personnel potentially affected by floods to
improve the capability and responsiveness in conducting flood response, including the
evacuation of patients and critical assets Hospital

Keywords: Emergency Response, Flood, Hospital


Analisis PICO

No Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking


.
1. P Ya Analisis sistem tanggap darurat bencana Banjir Di rumah sakit
mardi rahayu kudus

2. I Ya Intervensi yang didapat pada Sampel penelitian ini


menggunakan total populasi yaitu sistem tanggap darurat
bencana banjir di RS Mardi Rahayu Kudus.
keterangan Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Dengan pendekatan observasional dan wawancara mendalam.
Informan utama pada penelitian ini adalah perwakilan
pegawai di setiap bagian di RS yang berpotensi mengalami
banjir, diantaranya adalah kepala instalasi rawat inap ruang
Betani B, kepala sub bagian gudang medis, dan kepala sub
bagian security. Informan triangulasi adalah kepala bagian
umum yang merupakan anggota bidang II tim P2K3 RS
Mardi Rahayu Kudus yang menangani masalah
penanggulangan kebakaran dan bencana.

3. C Ya A. Dari hasil penelitian analisis Tim Tanggap


Darurat Bencana di RS Mardi Rahayu Kudus mendapatkan
kesimpulan bahwa di RS Mardi Rahayu Kudus tim tanggap
darurat bencana masih belum terbentuk dan masih
mengandalkan koordinasi antara bidang II P2K3 yang
mengurusi penanggulangan bencana dan kebakaran dengan
tim security RS.

B. Dari hasil penelitian analisis Kemampuan,


Ketidakmampuan, dan Penyebab Bencana Banjir di
RS Mardi Rahayu Kudus mendapatkan kesimpulan
Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi penyebab mengapa
di RS Mardi Rahayu Kudus belum terbentuk analisis
penyebab bencana banjir, antara lain belum adanya kesadaran
dari pihak P2K3 bahwa analisis penyebab bencana banjir
diperlukan untuk kesiapan RS dalam menghadapi bencana
banjir yang akan datang dan adanya pemikiran bahwa
bencana banjir tidak memiliki dampak yang cukup potensial
terhadap kerugian yang dialami oleh RS, sehingga tidak
diperlukan suatu analisis penyebab bencana banjir di RS.

C. Dari hasil penelitian analisis Penyusunan Perencanaan


Tanggap Darurat Bencana Banjir di RS Mardi Rahayu
Kudus
mendapatkan kesimpulan Prosedur penghentian operasi saat
terjadi bencana telah dilakukan edukasi kepada setiap
karyawan di RS untuk mencabut semua steker listrik dari stop
kontak ketika terjadi bencana,dan security juga ditugaskan
untuk langsung mematikan aliran listrik untuk sementara
sampai keadaan sudah bisa dikendalikan kembali. Metode
pelaporan bencana sudah diatur dengan baik di kebijakan
khusus tentang penanggulangan bencana.

D. Dari hasil penelitian analisis Pelaksanaan Perencanaan


Tanggap Darurat Bencana Banjir di RS Mardi Rahayu
Kudus
mendapatkan kesimpulan Terdapat beberapa hal yang dapat
menjadi penyebab mengapa di RS Mardi Rahayu Kudus
belum mengadakan pelatihan dan simulasi terhadap kesiapan
petugas tanggap darurat dalam menghadapi bencana banjir,
antara lain belum sadarnya pihak manajemen RS terhadap
pentingnya pelatihan dan simulasi terhadap kesiapan petugas
tanggap darurat dalam menghadapi bencana banjir, adanya
pemikiran bahwa bencana banjir tidak memiliki dampak yang
cukup potensial terhadap kerugian yang dialami oleh RS.
4. O Ya Jadi hasinya di RS Mardi Rahayu Kudus, penyusunan
perencanaan tanggap darurat bencana banjir terdiri dari
prosedur penanganan evakuasi yang sudah diatur dengan
baik. Pembentukan tim tanggap darurat bencana juga sudah
terbentuk. Penyediaan peta lokasi dan tanda jalur evakuasi
memang belum ada karena selama ini hanya menggunakan
instruksi secara lisan dari pihak P2K3. Penentuan lokasi
evakuasi juga masih belum ada, selama ini masih insidental
saja dan tergantung lokasi yang aman dan cukup ruang untuk
menampung pasien dan barang-barang. Sistem komunikasi
dalam rangka koordinasi antar bagian ketika terjadi bencana
sendiri sudah ada. Prosedur penghentian operasi saat terjadi
bencana telah dilakukan edukasi kepada setiap karyawan di
RS untuk mencabut semua steker listrik dari stop kontak
ketika terjadi bencana,

Kesimpulan

Hasil penelitian ini mendapatkan gambaran di RS Mardi Rahayu Kudus, tim tanggap
darurat bencana masih ditangani oleh P2K3, dengan penanggung jawab ada di bidang II yang
mengurusi penanggulangan bencana dan kebakaran. Tenaga bantuan berasal dari tim security
RS. Analisis kemampuan di RS Mardi Rahayu Kudus mengenai kebijakan, sudah ada kebijakan
yang khusus mengatur tentang penanggulangan bencana banjir di RS Mardi Rahayu Kudus. Di
RS Mardi Rahayu Kudus, penyusunan perencanaan tanggap darurat bencana banjir terdiri dari
prosedur penanganan evakuasi yang sudah diatur dengan baik. Pembentukan tim tanggap darurat
bencana juga sudah terbentuk. Penyediaan peta lokasi dan tanda jalur evakuasi memang belum
ada karena selama ini hanya menggunakan instruksi secara lisan dari pihak P2K3.

You might also like