Metode Tafsir
Metode Tafsir
Metode Tafsir
PENDAHULUAN
Objek utama yang dibahas dalam Ushul Fiqh adalah al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah. Untuk memahami teks-teks dua sumber yang berbahasa Arab tersebut, para
ulama telah menyusun semacam “semantik” yang akan digunakan dalam praktik
penalaran fikih.
Bahasa Arab menyampaikan suatu pesan dengan berbagai cara dan dalam berbagai
tingkat kejelasannya. Untuk itu, para ahli telah membuat beberapa kategori lafal atau
redaksi, diantaranya yang sangat penting adalah mengenai Amr, Nahyi, Takhyir, ‘Am
dan Khas, Mutlaq dan Muqayyad, Mantuq dan Mafhum, dari segi Wadih dan Gair
Wadih, dan lain sebagainya.
Dan in sya Allah dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang amr dan nahi
dalam ilmu ushul fikih
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Amr
A.Pengertian Amr
Al-amr ialah ucapan atau tuntutan yang secara subtansial agar mematuhi perintah
dengan mewujudkan apa yang menjadi tuntutannya dalam perbuatan.
Al-amr itu ialah tuntutan untuk berbuat dan menunaikannya terhadap yang lain.
Amr menurut bahasa adalah perintah, suruhan, tuntutan. Sedangkan amr menurut
istilah ialah:
“Suatu tuntutan untuk mengerjakan (atau berbuat sesuatu) dari yang lebih tinggi
kedudukannya kepada yang lebih rendah kedudukannya.”
3
“Suatu lafadz yang dipergunakan oleh orang yang lebih tinggi derajatnya untuk
meminta bawahannya mengerjakan sesuatu pekerjaan yang tidak boleh ditolak.”
سا فَ ُكلُوهُ َه ِنيئاا َم ِريئاا َ صدُقَا ِت ِه َّن نِحْ لَةا فَإ ِ ْن ِطبْنَ لَ ُك ْم َع ْن
ش ْيء ِم ْنهُ نَ ْف ا َ سا َء ِ َوآتُوا
َ الن
2. Kata perintah yang menggunakan fi’il mudhari’ (bentuk sedang atau akan
terjadi) yang didahului oleh lam al-amr
ِ َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمة يَدْعُونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر
وف َو َي ْن َه ْونَ َع ِن ْال ُم ْنك َِر َوأُولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُحون
4
َّ ض َّل ِإذَا ا ْهتَدَ ْيت ُ ْم ِإلَى
ّللاِ َم ْر ِجعُ ُك ْم َج ِمي اعا فَيُن َِبئ ُ ُك ْم ِب َما ُك ْنت ُ ْم َ َُيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َعلَ ْي ُك ْم أ َ ْنف
َ س ُك ْم َل َيض ُُّر ُك ْم َم ْن
َتَ ْع َملُون
“Hai orang yang beriman, Jagalah dirimu sendiri. Orang yang sesat tidaklah
merugikan kamu jika kamu sudah mendapat petunjuk. Kepada Allah kamu
semua akan kembali. Kemudian diberitahukan kepadamu mengenai apa yang
sudah kamu lakukan.”
ين َوقُولُوا َ ساناا َوذِي ْالقُ ْربَى َو ْاليَت َا َمى َو ْال َم
ِ سا ِك َ ّْللاَ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِح َّ َوإِذْ أَ َخذْنَا ِميثَاقَ َبنِي إِس َْرائِي َل َل تَ ْعبُدُونَ إِ َّل
َيل ِم ْن ُك ْم َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْع ِرضُون
الزكَاة َ ث ُ َّم ت ََولَّ ْيت ُ ْم إِ َّل قَ ِل ا َّ اس ُح ْسناا َوأَقِي ُموا ال
َّ ص َلة َ َوآتُوا ِ َِّللن
“Dan ingatlah ketika Kami menerima ikrar dari Bani Israil; tidak akan
menyembah selain Allah, berbuat baik kepada orang tua dan kerabat, kepada
anak yatim dan orang miskin dan berbudi bahasa kepada semua orang;
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Tetapi, kemudian kamu berbalik, kecuali
sebagian kecil di antara kamu (masih juga) menentang.”
1. Sunat ()للندب
“Maka hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka (budak) jika kamu
mengetahui ada kebaikan pada mereka.” (Q.S. an-Nur: 33)
5
3. Amr bermakna do’a, ketika disampaikan pihak yang lebih rendah kepada
yang lebih tinggi kedudukannya.
سنَةا
َ سنَةا َوفِي ْاْل ِخ َرةِ َح
َ َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح...
“Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat..” (Q.S. al-
Baqarah: 201)
4. Ancaman ()للتهديد
5. Memuliakan ()للكرام
“Masuklah ke dalamnya (surga) dengan sejahtera lagi aman.” (Q.S. al-Hijr: 46)
f. Melemahkan ()للتعجيز
“Buatlah satu surat saja semisal dengan al-Qur’an itu.” (Q.S. al-Baqarah: 24)
6. Kebolehan ()للباحه
D. Kaidah-kaidah Amar
1. Kaidah pertama:
6
“Amr pada dasarnya menunjukkan arti wajib, kecuali adanya qarinah-qarinah
tersebut yang memalingkan arti wajib tersebut.”
Contoh:
2. Kaidah kedua:
Contoh:
3. Kaidah ketiga:
Contoh:
4. Kaidah keempat:
7
“Suatu suruhan atau perintah itu tidak menghendaki kesegeraan dikerjakannya.”
Contoh:
5. Kaidah kelima:
Contoh:
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (Q.S. al-Baqarah:
196)
6. Kaidah keenam:
Contoh:
8
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dipanggil untuk menunaikan shalat
pada hari Jum’at maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli...” (Q.S. al-Jumu’ah:9)
”Apabila shalat sudah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah...” (Q.S. al-Jumu’ah:10)
2.2 Nahi
A. Pengertian Nahi
“Nahi adalah tuntutan meninggalkan sesuatu yang datangnya dari orang yang
lebih tinggi tingkatannya kepada orang yang lebih rendah tingkatannya”.Khalid
Abdurrahman mengartikan bentuk nahi sebagai perkataan atau ucapan yang
menunjukkan permintaaan berhenti dari suatu perbuatan, dari orang yang lebih
tinggi kepada yang lebih rendah. An-nahy meenurut Sayyid Ahmad al-Hasyimi,
merupakan tuntutan untuk mencegah berbuat sesuatu yang datang dari atas.
Kata-kata yang menunjukan kepada larangan itu ada kalanya dalam bentuk:
9
b. Lafadz-lafadz yang memberi pengertian haram, perintah meninggalkan
sesuatu perbuatan, seperti:
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Q.S. al-Baqarah: 275)
C. Kaidah-Kaidah Nahi
a. Kaidah pertama:
Contoh:
ِ ] َو َل ت َ ْق َربُوا
{32 :الزنى} [اإلسراء
10
“Dan janganlah kamu mendekati zina.” (Q.S. al-Isra’: 32)
”Wahai Tuhan kami janganlah Engkau menyiksa kami, jika kami lupa (Q.S.Al-
Baqarah:286)
٨٨- لَ ت َ ُمد ََّّن َع ْينَيْكَ ِإلَى َما َمت َّ ْعنَا ِب ِه
٧- يَا أَيُّ َها الَّذِينَ َكفَ ُروا َل تَ ْعتَذ ُِروا ْال َي ْو َم
b. Kaidah kedua:
11
كل امر ليس عليه امرنا فهو رد
Contoh:
c. Kaidah ketiga:
Contoh:
d. Kaidah keempat:
Contoh:
ِ ] َو َل ت َ ْق َربُوا
{32 :الزنى} [اإلسراء
Apabila ada larangan yang tidak dihubungkan dengan sesuatu seperti waktu atau
sebab-sebab lainnya, maka larangan tersebut menghendaki meninggalkan yang
12
dilarang itu selamanya. Namun bila larangan itu dihubungkan dengan waktu,
maka perintah larangan itu berlaku bila ada sebab, Seperti: Q.S.An-Nisa’:43
٤٣- َارى
َ سكُ صلَة َ َوأَنت ُ ْم
َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ لَ تَ ْق َربُواْ ال
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
Alhamdulilah makalah ini telah selesai kami buat, kami sadar bahwa didalam
penyusanan makalah ini masih banyak kesalahan , maka dari itu kami meminta kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat menyempurnakan
makalah kami berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bin sholeh Muhammad Al Utsaimin. Terj Shilah Abu, Shilah Ummu. 2007.
Prinsip Ilmu Ushul Fikih.
http://irginurfadil.blogspot.com/2017/10/ushul-fiqh-pengertian-amar-dan-
nahi.html?m=1
14
15